Anda di halaman 1dari 18

Balok BE seperti pada gambar, ditahan oleh dua buah baut

pada B dan C. Bila diameter pada kaki ulir baut (d)= 16 mm


dan konstruksi tersebut digunakan untuk mengerek beban
sebesar 10 kN, tentukanlah tegangan dalam baut-baut BD
dan tegangan dukung di titik C.
Diketahui:
Konstruksi dan pembebanan
seperti tergambar.

Ditanya:
σ baut-baut = ….?

Penyelesaian:
Reaksi-reaksi vertikal adalah
RBy dan Rcy .

Reaksi horisontal: RCx .


ΣFx = 0 ; RCx = 0.

ΣMB = 0
10(2,5 + 1) – RCy(1) = 0
RCy = 35 kN

ΣMC = 0
10(2,5) – RBy(1) = 0
RBy = 25 kN

Periksa ΣFy = 0
35 – 25 – 10 = 0
Luas tampang baut 20 mm:
A= π(0,02/2)2 = 0,000314 m2.

Luas tampang pada kaki ulir baut:


Anet= π(0,016/2)2 = 0,000201 m2.

Tegangan tarik normal maksimum


masing-masing kedua baut BD:
R By 25
σ max = =
2A net 2(0,000201)
σ max = 62000 kN/m 2 = 62x106 N/m 2
σ max = 62 MPa
Tegangan tarik dalam tangkai baut
BD:
R By 25
σ= =
2A 2(0,000314)
σ = 39800 kN/m 2 = 39,8x106 N/m 2
σ = 39,8 MPa
Luas persentuhan pada titik C:
A= 0,2 x 0,2 = 0,04 m2.
Tegangan dukung pada titik C:
R Cy 35
σ= = = 875 kN/m 2
A 0,04
σ = 0,875 MPa
Pondasi beton seprti pada gambar, dibebani secara merata
sebesar 20 kN/m2. Gaya gravitasi yang terbentuk oleh beton
25 kN/m3. Periksa tegangan pada ketinggian 1 m di atas dasar
pondasi.
Diketahui:
Konstruksi dan pembebanan
seperti tergambar.

Ditanya:
σ 1m= ….?

Penyelesaian:
Beban atau gaya dari
seluruh landasan:
W= [(0,5+1,5)/2](0,5)(2)(25)
W= 25 kN
Gaya terpakai total:
P= 20(0,5)(0,5)= 5 kN
Dari ΣFy = 0, reaksi pada dasar:
R= W + P = 25 + 5 = 30 kN

Gaya landasan di atas potongan:


W1= (0,5 + 1)(0,5)(1)(25)/2= 9,4 kN
Dari ΣFy = 0, gaya pada potongan:
Fa= P + W1 = 5 + 9,4 = 14,4 kN
Tegangan normal pada atas potongan a-a:
Fa 14,4
σa = = = 28,8 kN/m 2
A (0,5)(1)
Pengecekan juga bisa dilakukan pada
landasan di bawah potongan:
R= W + P = 25 + 5 = 30 kN

Gaya landasan di bawah potongan:


W2= (1 + 1,5)(0,5)(1)(25)/2= 15,6 kN
Dari ΣFy = 0, gaya pada potongan:
Fa= R – W2 = 30 – 15,6 = 14,4 kN
Tegangan normal pada atas potongan a-a:

Fa 14,4
σa = = = 28,8 kN/m 2
A (0,5)(1)
Catatan: Penyelesaian di atas adalah
disederhanakan, sebab bila sudut antara
kedua sisi miring ini besar, maka cara
hitungan di atas tidak cukup teliti.
• Popov, E.P., 1989, Mekanika Teknik (Mechanics of Materials),
Terjemahan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
• Anonim, --, Tegangan dan Regangan, Modul Kuliah Mekanika
Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fak. Teknik, Universitas Brawijaya,
Malang.
• Hadi Saputra, --, Tegangan dan Regangan Geser, Modul Kuliah
Mekanika Kekuatan Bahan.

Anda mungkin juga menyukai