BAMBU
Gambar 1. Bambu
Tanaman bambu yang serbaguna ternyata tidak tumbuh begitu saja. Bambu
juga punya mitos atau legenda sejarah sendiri. Tanaman bambu banyak
ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun,
beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia merupakan daerah
penyebaran bambu terbesar. Sejarah Bambu (Sederhana: 竹書紀年; Pinyin:
Zhúshū Jìnián) adalah suatu kronik tentang Tiongkok kuno yang terdiri dari 13
1. Berakar serabut
2. Berkembang biak dengan tunas/rebung/(ada juga jenis bambu yang bisa
dengan muda dikembangbiakan dengan cara stek batang yaiyu bambu ampel)
3. Memiliki ronggga di batang
4. Memiliki ruas batang
5. Daun bambu betulang daun sejajar
1. Mencegah abrasi dan erosi. Ada beberapa jenis bambu yang hidup di pinggir
sungai dan tempat-tempat tertentu lainnya, guna mencegah abrasi dan erosi.
2. Sumber oksigen. Bambu merupakan tanaman yang hijau dan tumbuh dalam
satu kawasan yang terdiri dari banyak batang-batang pohon menjulang
sehingga memberi kesejukan bila berada di sekitarnya.
3. Pengganti kayu atau besi sebagai penopang bangunan. Batang bambu
memiliki struktur yang cukup kuat sehingga bisa digunakan untuk
menggantikan peran kayu ataupun besi.
4. Dapat dibuat menjadi tangga. Batang bambu yang dapat dipotong-potong
dapat digunakan menjadi tangga, selain kuat, ukuran besarnya batang bambu
juga sudah sesuai untuk menjadi sebuah tangga.
5. Bahan kerajinan. Batang bambu dapat diolah atau dibuat menjadi berbagai
kerajinan, seperti kursi, sebagai kipas, hiasan dinding, bilik, krey, dipan,
pagar, meja, alat musik, wuwu/alat penangkap ikan dll.
6. Rebung bambu dapat dimasak dan menjadi sayur. Rebung bambu dapat diolah
menjadi sayur yang nikmat dengan dicampur rempah rempah tertentu.
7. Dapat menjadi tali. Tali juga bisa diciptakan dari bambu. Terutama pada
bagian batangnya yang bila diiris pada memanjang dapat menjadi tali yang
tidak kalah kuat.
8. Digunakan sebagai tanaman hias. Pada beberapa jens bambu dapat dijadikan
tanaman hias, karena bentuk bambu yang indah menjadi cocok dijadikan
sebagai tanaman hias.
9. Digunakan sebagai obat. Pada bagian bambu tertentu dapat dijadikan sebagai
obat tradisional, seperti daun bambu yang digunakan sebagai obat panas
dalam. Air yang terdapat pada pucuk bambu mampu menjadi obat batuk dan
pilek.
2. Daun
3. Batang
4. Rebung
BUDIDAYA BAMBU
Lahan yang akan ditanami bambu dapat di lahan kering yang tidak pernah
tergenang air atau lahan basah yaitu tanah-tanah yang sering atau sesekali
tergenang air. Jenis-jenis yang harus di lahan kering adalah dari kelompok
Dendrocalamus dan Gigantochloa seprti bambu petung (D. asper), bambu apus
(G. apus), bambu legi (G. atter), dan bambu surat (G. pseudoarundinacae).
Sedangkan jenis-jenis bambu yang dapat ditanam di lahan basah adalah kelompok
Bambusa seperti bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata), bambu ampel
hijau (B. vulgaris v. vitata) dan bambu ori (B.blumeana). Kelompok
Bambusa selain dapat di tanam di lahan basah juga dapat ditanam di lahan kering.
Pemilihan jenis bambu dan lahan yang akan ditanami sangat tergantung dari jenis
produk yang akan dihasilkan karena berkenaan kesesuaian jenis bahan baku
bambu yang dibutuhkan.
Pemotongan Bambu
a. Pilih batang yang memiliki kematangan menengah dan potong dari cabang
utama. Buang bagian atas dengan meninggalkan 2-3 node . Potongan bambu
ini biasanya sekitar 30cm panjang. Atau (untuk memberikan hasil yang lebih
cepat) mencelupkan potongan bambu dalam campuran pengatur hormon
pertumbuhan atau rooting selama 24 jam, dan tutup ujung dipotong atas
dengan lilin untuk mencegah pengeringan.
b. Tanam potongan-potongan bambu tersebut secara vertikal (lebih disukai di
sudut sedikit), baik di polybag dengan menempatkan sedemikian rupa
sehingga rhizomatous satu node berada di bawah permukaan tanah dan
setidaknya satu atau dua buku di atas permukaan.
c. Letakan polybag dibawah naungan paranet (jaring naungan agro memberikan
naungan 75%) dan siram air secukupnya setiap hari.
d. Tumbuhnya tunas pertama dan perakaran mungkin akan muncul 3-5 minggu
setelah tanam. Namun Anda harus menempatkan bibit tanaman bambu
tersebut di polibag selama 6 bulan maksimal 1 tahun sampai sepenuhnya
berakar. Tanaman bambu yang baru tersebut akan siap untuk tanam pada
musim hujan berikutnya.
7. Penanaman bibit dari stek rhizom
Bibit stek rhizom dimasukan dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas
menghadap ke atas kemudian diurug tanah galian, dipadatkan, siram air dan
pasang ajir sebagai tanda.
2.5 Pemeliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati. Kegiatan penyulaman
tidak dapat ditunda-tunda dan lakukan kontrol setiap bulan. Jika penyulaman
dilakukan berlarut-larut maka pertumbuhan bibit sulaman akan terhambat karena
2. Penyiangan
Penyiangan dikerajakan dengan mengkoret rumput sekitar tanaman dan bekas
koretan digunakan menaburkan pupuk. Kegiatan penyiangan dilakukan pada
tanaman bambu berumur 1-2 tahun dengan frekuensi 3 kali setahun. yaitu awal ,
tengah dan akhir musim hujan masing-masing bulan Oktober, Desember dan
Maret.
3. Babat semak
Bambu industri yang ditanam dengan jarak tanam lebar 8x8 meter dan 6x8
meter jika tidak dimanfaatkan maka pada umur 1 – 2 tahun tumbuh
semak/belukar/alang-alang. Oleh karena itu harus dibersihkan. Hasil babat semak
dapat ditumpuk di tempat-tempat tertentu dan setelah menjadi kompos dapat
ditaruh di sekitar tanam sebagai pupuk.
4. Pemangkasan (Prunning)
Untuk mendapatkan tegakan rumpun bambu yang rapi, teratur, mudah
melakukan pemeliharaan dan penebangan maka cabang-cabang perlu dipangkas
sampai setinggi 2 meter. Kegiatan pemangkasan dilakukan di seluruh batang yang
sudah mulai mengeluarkan cabang.
5. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman bambu yang diusahakan secara intensif ditujukan
untuk memelihara kesuburan tanah sehubungan dengan diangkutnya biomas yang
cukup besar (40-60 ton/ha/tahun). Selain itu, pemupukan ditujukan untuk
menstimulir tunas-tunas batang yang terdapat pada rhizom di dalam tanah dan
mempertahankan produktivitas batang/rumpun. Jenis pupuk dapat menggunakan
urea (N) dan TSP dan kompos/pupuk kandang dengan dosis tergantung dari umur
rumpun.
6. Penjarangan (Thinning)
Penjarangan dilakukan dengan cara menghilangkan batang yang tidak
produktif/rusak/tidak dikehendaki. Tujuannya mengatur kerapatan batang dan
memperoleh batang berkualitas. Kegiatan penjarangan bambu pertama kali dapat
dimulai pada umur rumpun 4 (empat) tahun yang ditujukan terhadap batang
pertama (yang sangat kecil) dan batang lain yang rusak atau tumbuh tidak teratur.
7. Mengatur struktur dan komposisi batang dalam rumpun
Pengaturan struktur dan komposisi batang dalam rumpun sangat penting untuk
mengatur kegiatan penebangan dalam rangka mendapatkan batang berkualitas,
seumur dan lestari. Makin basah tipe iklim (A,B) makin banyak kelompok
generasi umur batang yang harus dibuat dan makin kering (C, D) makin sedikit
generasi batang yang harus dibuat.
Bambu industri yang ditanam di daerah basah bertipe iklim A (sangat basah)
yang akan digunakan untuk bambu lamina, playbambu, tusuk gigi, tusuk sate,
sumpit, tangkai dupa dan arang bambu harus diatur dalam satu rumpun ada 5
(lima) generasi umur batang yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun. Demikian juga bambu
yang ditanam di daerah bertpe iklim B (basah) harus diatur dalam satu rumpun
paling tidak ada 4 (empat) struktur generasi umur batang yaitu 1, 2, 3, dan 4
tahun..
8. Pengaturan drainase
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa bambu industri yang tergolong
jenis yang tidak tahan tergenang air sehingga di lapangan perlu dibuatkan
drainase. Oleh karena itu terutama di lahan yang datar, pengaturan drainase harus
direncanakan dengan baik. Sedangkan, untuk jenis-jenis bambu industri yang
tahan tergenang pengaturan drainase juga dilakukan agar mudah melakukan
pemeliharaan dan pemanenan.
2. Produksi
Hasil pengamatan yang dicatat menunjukan penebangan batang-batang makin
besar seiring dengan bertambahnya umur rumpun demikian seterusnya dan
diprediksi akan mencapai produksi batang normal setelah umur 7 (tujuh) tahun.
Salah satu jenis bambu yang sudah banyak dikenal dan sering dimanfaatkan
oleh masyarakat adalah bambu tali atau bambu apus. Bambu ini termasuk dalam
genus Gigantochloa, berikut ini urutan klasifikasi bambu tersebut.
1. Devisi : Spermatophyta
2. Subdivisi : Angiospermae
3. Klas : Monocotiledonae
4. Ordo : Graminales
5. Famili : Gramineae
6. Subfamili : Bambusoideae
7. Genus : Gigantochloa
8. Spesies : Gigantochloa apus (Bl. Ex Schult.) Kurz (Berlin dan Estu, 1995).
Tanaman bambu yang sering kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Padahal
dapat pula bambu tumbuh sebagai batang soliter atau perdu. Tanaman bambu
yang tumbuh subur di Indonesia merupakan tanaman bambu yang simpodial,
yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena
percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul (Agus dkk. 2006).
Batang bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga kurang
menguntungkan dalam proses penebangannya. Arah pertumbuhan biasanya tegak,
kadang-kadang memanjat dan batangnya mengayu. Jika sudah tinggi, batang
bambu ujungnya agak menjuntai dan daun-daunya seakan melambai. Tanaman ini
dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati tanpa berbunga (Berlin dan Estu,
1995).
3.1 Akar Rimpang
Akar rimpangnya yang terdapat dibawah tanah membentuk sistem
percabangan, dimana dari ciri percabangan tersebut nantinya akan dapat
membedakan asal dari kelopok bambu tersebut. Bagian pangkal akar ripangnya
lebih sempit dari pada bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan
Rebung Tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari
permukaan dasar rumpun dan rhizome disebut rebung. Rebung tumbuh dari
kuncup akar rimpang didalam tanah atau dari pangkal buluh yang tua. Rebung
dapat dibedakan untuk membedakan jenis dari bambu karena menunjukkan ciri
khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pepepahnya. Bulu
pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih misalnya
bambu cangkreh (Dinochloa scandens), sementara itu pada bambu betung
(Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat (Widjaja, 2001).
Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap
ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya
terdapat antara sambungan antara pelepah daun daun pelepah buluh. Pelepah
buluh sangat penting fungsinya yaitu buluh ketika masih muda. Ketika buluh
tumbuh dewasa dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh, tetapi
pada jenis lain ada pula yang pelepahnya tetap menempel pada buluh tersebut,
seperti pada jenis bambu talang (Schizostachyum brachycladum) (Widjaja, 2001).
Helai Daun dan Pelepah Daun Helai daun bambu mempunyai tipe pertulangan
yang sejajar seperti rumput, dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang
menonjol. Daunnya biasanya lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti
pada bambu cendani (Bambusa multiplex) dan bambu siam (Thyrsostachys
siamensis). Helai daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang
mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping pelepah daun
dan juga ligula. Kuping pelepah daun umumnya besar tetapi ada juga yang kecil
atau tidak tampak. Pada beberapa jenis bambu, kuping pelepah daunnya
mempunyai bulu kejur panjang, tetapi ada juga yang gundul (Widjaja, 2001).
Budi Daya Tanaman Bambu Penggunaan bambu untuk industri atau kerajinan
dewasa ini semakin meningkat. Dengan demikian kebutuhan akan bambu juga
semakin banyak. Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak hanya dapat sepenuhnya
bergantung pada yang telah ada sekarang. Untuk itu tanaman bambu perlu
dibudidayakan secara intensif, yakni dengan cara mengebunkannya, agar dapat
menjamin ketersediaan bahan baku dan kontinuitas produksi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam membudidayakan bambu adalah syarat-syarat tumbuh,
perbanyakan tanaman, persiapan tanaman, cara penanaman, dan pemilihan
tanaman (Berlin dan Estu, 1995).
3.4 Pembibitan
3.5 Penanaman
Penanaman bambu bisa dilakuan di kebun, tanah yang latar, tepi sungai atau
di pakarangan. Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya dilakukan persiapan
lahan seperti pembersihan areal dari semak belukar, bebatuan dan kotoran lain.
Penanaman bambu sebainya dilakukan pada musim penghujan dan bibit yang
digunakan sebaiknya dalam keadaan segar. Pada saat menanam bibit hendaknya
ditambahkan pupuk buatan yaitu Urea, TSP dan KCl, dengan perbandingan 3 : 2 :
1 sebaiknya 600 Kg/ha. Pupuk diberikan melingkari tanaman karena rumpun akan
tumbuh di sekeliling tanaman induknya. Setelah itu tanah disekitar bibit
dipadatkan dan ditinggikan sekitar 5 – 10 cm (Berlin dan Estu, 1995).
3.6 Pemeliharaan
Pemanfaatan Tanaman Bambu Bambu, merupakan hasil hutan non kayu yang
potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku industri. Di bidang
kehutanan tanaman bambu dapat meningkatkan kualitas hutan yang selama ini
menjadi bahan baku industri perkayuan nasional melalui substitusi atau
keanekaragaman bahan baku, mengingat potensi hutan kayu semakin langka
sedangkan industri sudah telanjur ada dengan kapasitas besar, maka tuntutan
pemenuhan bahan baku industri kehutanan menjadi agenda prioritas penyelamat
aset kehutanan nasional (Otjo dan Atmadja, 2006). Secara tradisional umumnya
bambu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti alat-alat rumah tangga,
kerajinan tangan dan bahan makanan. Sebagai bahan bangunan banyak dipakai
didaerah pedesaan, sedangkan di kota bambu merupakan bahan penting untuk
rumah murah, bangunan sementara dan untuk banguan bertingkat (Widjaja dkk.,
1994).
4. BAMBU LAPIS
Bambu lapis adalah papan/panel buatan yang terdiri dari susunan bilah bambu
sejajar dan melintang atau anyaman bilah bambu sejajar dan melintang atau
anyaman bilah bambu dengan diikat oleh perekat tertentu dan jumlah lapisannya
harus ganjil. Karena bambu secara kimiawi berbeda dengan kayu, maka dapat
6. MELENGKUNGKAN BAMBU
Karena bambu memiliki karakteristik elastisitas yang tinggi maka bambu akan
mudah dilengkungkan. Ada 2 metode yang digunakan untuk melengkungkan
bambu yaitu cold bending dan hot bending.
1. Courtyard Teahouse
Marfuah Wardani. 2009. Budidaya bambu tali (Gigantochloa apus Kurz.) untuk
bangunan yang ramah lingkungan. Prosiding Seminar Nasional, Rekayasa
Bambu sebagai bahan bangunan ramah lingkungan. Kerjasama Jurusan
Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM Yogyakarta dengan
Persatuan Pecinta Bambu Indonesia (PERBINDO). hal. 1001-1008.
Mohammed, Azmy, Hj. 1992. Potensi buluh rebung di Malaysia. FRIM, Kepong,
Sutiyono. 2004. Budiadaya bambu untuk bahan kertas. Prosiding hal. 145-156.
Pertumbuhan enam jenis bambu umur tujuh tahun di Stasiun Penelitian Hutan
Arcamanik, Bandung. Pros. Semnas MAPEKI XIII Denpasar Bali. hal 717-
724.
Sutiyono dan Merryana Kidding Allo. 2009. Prospek budidaya bamboo pariing
(Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) disebagai bahan bangunan di daerah
Sulawesi Selatan. . Prosiding Seminar Nasional, Rekayasa Bambu sebagai
bahan bangunan ramah lingkungan. Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan, Fakultas Teknik UGM Yogyakarta dengan Persatuan Pecinta
Bambu Indonesia (PERBINDO). hal : 43-52.
Nurwati, Nadjib. 2015. Seri Paket Iptek Informasi Sifat Dasar dan Kemungkinan
Penggunaan 10 Jenis Bambu. Bogor: IPB Press.
https://firmansyahbetawi.wordpress.com/2013/03/11/jenis-dan-manfaat-
bambu/,“EMAS HIJAU” ITU BERNAMA BAMBU Oleh :Firmansyah,
S.Hut, Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Pengembangan Penyuluhan
Kehutanan BP2SDMK. Diakses pada tanggal 7 desember 2017
MOH. TRIHARDIANSYAH
F 221 17 058
Bambu Kuning sering kita jumpai di halaman rumah bagian depan maupun
belakang sebagai penghias halaman tersebut sekaligus pagar pelapis setelah pagar
besi, selain membawa kesan alami halaman yang ditanami bambu kuning terasa
segar karena dapat menyaring polusi disekitar halaman tersebut.
Bambu kuning ini banyak sekali peminatnya karena memiliki daya tarik dari
segi warna dan bentuknya yang sangat menarik, maka tanaman yang satu ini
digolong pada jenis tanaman hias juga. Namun dibalik keindahan dan keunikan
itu semua bambu kuning memilki manfaat dan khasiat yang luar biasa besarnya
bagi tubuh manusia.
Pada tekhnik pengobatan Cina, bambu sering sekali untuk mengobati dan
menyembuhkan infeksi. Bambu mengandung sumber potassium yang rendah
kalori serta memiliki rasa manis yang terkenal sebagai sumber protein dan nutrisi
yang baik bagi tubuh.
Tidak hanya itu, khasiat lain yang terkandung dalam bambu kuning adalah
dapat digunakan sebagi bahan baku dalam pembuatan produk kosmetik dan obat-
obatan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari bambu kuning.
Makanan Vegetarian
Selain berfungsi sebagai tanaman hias, banyak masyarakat yang
memanfaatkan tanaman ini sebagai makanan tambahan, semisal rebungnya
sering dijadikan sayuran.
Obat penyakit Lever dan asam urat
Bambu kuning memiliki kandungan zat flavonoid, yang berfungsi sebagai
obat penyakit lever. Menurut sinse Mochamad yusuf, ahli pengobatan Cina di
Sukabumi, jawa barat, daun bambu yang ada di Indonesia dapat digunakan
dan dimanfaatkan sebagai obat untuk meredakan asam urat. Dengan sering
mengkonsumsi daun bambu, maka akadar asam yang terdapat di dalam tubuh
menurun, dikarenakan kandungan zat pada daun bambunya yang kaya flavon.
Selain sebagai salah satu sumber antioksidan, flavon juga berperan dalam
menghambat oksidasi xantin menjadi asam urat.
Pereda batuk
Dalam kitab Ming Yi Bie Lu (catatan dokter Ternama), manfaat dari daun
bambau adalah untuk meluruhkan dahak, meredakan batuk, dan mengatasi
susah napas. Khasiat lain dari bambu adalah menetralkan racun dalam tubuh.
Di Cina, ekstrak dari daun bambu juga dimanfaatkan sebagai obat untuk
melindungi jantung.
Mengatasi keputihan
Air yang dihasilkan dari bambu eul-eulmengandung mineral dan oksigen yang
berkadar tinggi, sehingga sangat membantu bagi kaum wanita dalam
menghilangkan keputihan.
Terutama bagi wanita, rasa nyeri yang ditimbulkan ketika menstruasi atau
haid pastinya akan membuat rasa tidak nyaman, maka dari itu, untuk
Untuk mengatasi luka pada kulit agar bisa segera sembuh dengan mudah
dan cepat, anda bisa menggunakan ramuan dari daun bambu ini. Hal demikian
karena pada daun bambu juga terdapat zat Isoorientin, yang mana cukup
ampuh dalam mempercepat pertumbuhan luka di bagian kulit, serta
membersihkan luka yang penuh dengan bakteri, kuman, bahkan belatung.
Jika anda mengalami masalah pencernaan seperti diare atau sembelit, anda
bisa mengonsumsi ramuan daun bambu untuk mengatsinya. Hal demikian
karena didalam daun bambu memang terdapat senyawa alami yang mampu
mengatur sistem pencernaan, sehingga tubuh anda tetap sehat dan bugar.
Caranya : sama halnya dengan menyeduh the, yakni siapkan daun bambu
secukupnya dan seduhlah dengan menggunakan air panas. Lalu minum ramuan
tersebut secara rutin untuk mengatasi masalah pencernaan pada tubuh anda.
1. Lemang
Lemang merupakan makanan dari beras ketan yang dimasak dalam seruas
bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan
daun bambu berisi tepung beras dicampur santan kelapa ini kemudian
dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang. Lemang
lebih nikmat disantap hangat-hangat.
2. Putu bambu
Putu Bambu adalah jenis makanan Indonesia berupa kue yang berisi gula
jawa dan diberi parutan kelapa. Kue ini dikukus dengan diletakkan di dalam
tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Suara khas uap yang keluar dari alat
suitan ini sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.
3. Nasi jaha
Nasi Jaha adalah kue khas Kota Manado. Nasi Jaha berasal dari kata Nasi
dan Jahe. Nasi Jaha terbuat dari campuran beras ketan kemudian dibumbuhi
dengan jahe lalu diendapkan dengan perasan santan kelapa, dimasukkan
dalam bambu selanjutnya dipanggang diatas bara api.
Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 68
4. Patin bakar bambu
Patin bambu ini adalah sajian unik khas Kalimantan barat. Cita rasanya
mirip bumbu dasar untuk pepes dan aroma bakar tercium dalam setiap suapan.
Daging ikan patinnya tebal dan lembut. Aroma daun pisang pembungkusnya
pun ikut menyumbangkan aroma yang khas.
5. Pa’piong
Bambu juga dapat disulap sebagai sajian kuliner dengan rasa yang
khas. Tapi kalau untuk yang ini, bambu yang digunakan yang masih muda
atau tunas. Kalau saya sih, menyebutnya dengan “Rebung alias tunas