Anda di halaman 1dari 70

BAB I

BAMBU

1.1 Pengertian Bambu


Bambu adalah tanaman jenis rumput dengan rongga dan ruas di batangnya.
Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru.
Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling
cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat
tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah
dan klimatologi tempat ia ditanam.
Bambu diklasifikasikan ke lebih dari 10 genus dan 1450 spesies. Spesies
bambu ditemukan di berbagai lokasi iklim, dari iklim dingin pegunungan hingga
daerah tropis panas. Mereka terdapat di sepanjang Asia Timur dari 50o Lintang
Utara di Sakhalin sampai ke sebelah utara Australia, dan di bagian barat India
hingga ke Himalaya. Mereka juga terdapati di sub-Sahara Afrika, dan di Amerika
dari pertengahan Atlantik Amerika Utara hingga ke selatan ke Argentina dan Cili,
mencapai titik paling selatan Bambu pada 47o Lintang Selatan. Benua Eropa tidak
memiliki spesies bambu asli.
Baru-baru ini telah diupayakan untuk membudidayakan bambu secara
komersial di Danau Besar Afrika di Afrika Tengah bagian timur, terutama di
Rwanda. Selain itu, berbagai perusahaan di Amerika Serikat juga menumbuhkan,
memanen, dan mendistribusikan spesies bambu seperti Phyllostachys edulis.
Terdapat dua bentuk bambu secara umum, yaitu bambu berkayu dari suku
Arundinarieae dan Bambuseae, dan bambu rerumputan dari suku Olyreae.
Analisis molekuler dari pastida menunjukkan bahwa terdapat tiga sampai lima
garis keturunan utama dari bambu. Tidak seperti pohon, batang bambu muncul
dari permukaan dengan diameter penuh dan tumbuh hingga mencapai tinggi
maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4 bulan). Selama
beberapa bulan tersebut, setiap tunas yang muncul akan tumbuh vertikal tanpa
menumbuhkan cabang hingga usia kematangan dicapai. Lalu, cabang tumbuh dari
node dan daun muncul.
Pada tahun berikutnya, dinding batang yang mengandung pulp akan
mengeras. Pada tahun ketiga, batang semakin mengeras. Hingga tahun ke lima,
jamur dapat tumbuh di bagian luar batang dan menembus hingga ke dalam dan
membusukkan batang. Hingga tahun ke delapan (tergantung pada spesies),
pertumbuhan jamur akan menyebabkan batang bambu membusuk dna runtuh. Hal
ini menunjukkan bahwa bambu paling tepat dipanen ketika berusia antara tiga
hingga tujuh tahun. Bambu tidak akan bertambah tinggi atau membesar batangnya
setelah tahun pertama, dan bambu yang telah runtuh atau dipanen tidak akan
digantikan oleh tunas bambu baru di tempat ia pernah tumbuh.
Banyak spesies bambu tropis akan mati pada temperatur mendekati titik beku,
sementara beberapa bambu di iklim sedang mampu bertahan hingga temperatur
−29 °C (−20 °F). Beberapa bambu yang tahan dingin tersebut mampu bertahan
hingga zona 5-6 dalam kategori USDA Plant Hardiness Zones, meski pada
akhirnya mereka akan meruntuhkan daun-daunnya dan menghentikan
pertumbuhan, namun rizomanya akan selamat dan menumbuhkan tunas bambu
baru di musim semi berikutnya.
1.2 SEJARAH BAMBU

Gambar 1. Bambu
Tanaman bambu yang serbaguna ternyata tidak tumbuh begitu saja. Bambu
juga punya mitos atau legenda sejarah sendiri. Tanaman bambu banyak
ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun,
beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia merupakan daerah
penyebaran bambu terbesar. Sejarah Bambu (Sederhana: 竹書紀年; Pinyin:
Zhúshū Jìnián) adalah suatu kronik tentang Tiongkok kuno yang terdiri dari 13

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 2


bagian. Riwayatnya dimulai pada waktu legenda tertua (Huangdi, 2497 SM-2398
SM) hingga Periode Negara Perang (abad ke-5 SM sampai 221 SM), terutama
sejarah negara Wei. Teks aslinya dikubur bersama raja Wei (meninggal 296 SM)
dan ditemukan kembali pada tahun 281. Karenanya, kronik ini berhasil selamat
dari pembakaran buku besar-besaran oleh Kaisar Qin Shi Huang.
Sejarah Bambu adalah salah satu dari tiga naskah kuno paling penting
mengenai Tiongkok awal, selain Zou Zhuan dan Shiji. Namun, keaslian versi
yang ada saat ini telah dipertanyakan sehingga beberapa sejarawan tidak mau
menerjemahkannya. Bambu merupakan tumbuhan tanaman jenis rumput-
rumputan yang mempunyai batang berongga dan beruas-ruas, serta berakar
serabut. banyak sekali jenisnya dan banyak juga memberikan manfaat pada
manusia. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Akan tetapi, bambu
memiliki ranting-ranting kecil yang tumbuh dari batang bambu.
Batang bambu memiliki ranting bukan dahan. Ranting bentuknya lebih kecil
jika dibandingkan dengan dahan. Ranting tidak mengubah bentuk asli pohon itu.
Artinya dengan tumbuhnya ranting pada pohon itu (bambu) bentuk asli pohon
tidak berubah. Apabila kita perhatikan bentuk pohon bambu, dari bawah sampai
atas tetap lurus, tidak terbagi-bagi oleh ranting. Ranting pohon bambu dari bawah
sampai atas tidak mengubah bentuk pohon. Walaupun banyak ranting, pohon
bambu tidak bercabang dan tidak terbagi menjadi cabang-cabang dengan dahan-
dahan yang besar. Bambu memiliki akar serabut, namun tidak dikelompokkan ke
dalam tumbuhan berkeping satu (monokotil) sebab bambu tidak memiliki biji.
Bambu berkembang biak dengan tunas dan setek batang.
Lopez dan Shanley (2004) menyebutkan bahwa bambu termasuk keluarga
rumput-rumputan dan merupakan tumbuhan paling besar di dunia dalam keluarga
ini. Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan kebanyakan terdapat di Asia.
Tumbuhan yang indah ini, dengan kekuatan dan kelenturannya, memiliki manfaat
yang tidak terbatas. Bambu telah menjadi bagian alami dari kehidupan, mulai dari
lahir hingga mati. Di Tiongkok dan Jepang, pisau bambu digunakan untuk
memotong tali pusar bayi pada saat dilahirkan, dan jenazah orang yang meninggal
diletakkan diatas alas yang terbuat dari bambu. Tumbuhan ini sudah mendarah
daging dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 3


Di daerah hujan tropis, bambu tumbuh dalam kelompok. Ketika terjadi
gangguan hutan alam, misalnya karena logging. Bambu semakin tersebar,
misalnya jenis Phyllostachys ditemukan hampir di seluruh daerah Tiongkok,
Jepang, dan Taiwan. Budidaya bambu dilakukan di Indonesia, India, dan
Bangladesh. Neraca Bambu merupakan tumbuhan tanaman jenis rumput-
rumputan yang mempunyai batang berongga dan beruas-ruas, serta berakar
serabut dan bambu memiliki ranting-ranting kecil yang tumbuh dari batang
bambu. Batang bambu memiliki ranting bukan dahan. Ranting bentuknya lebih
kecil jika dibandingkan dengan dahan. Ranting tidak mengubah bentuk asli pohon
itu. Artinya dengan tumbuhnya ranting pada pohon itu (bambu) bentuk asli pohon
tidak berubah. Bambu pun dikenal pula dengan nama buluh, aur, dan eru.
Dua orang peneleliti botani, Lopez dan Shanley di tahun 2004, menyebutkan
bahwa bambu termasuk keluarga rumput-rumputan dan merupakan tumbuhan
paling besar di dunia dalam keluarga ini. Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan
kebanyakan terdapat di Asia. Tumbuhan yang indah ini, dengan kekuatan dan
kelenturannya, memiliki manfaat yang tidak terbatas. Di Cina dan Jepang, pisau
bambu digunakan untuk memotong tali pusar bayi pada saat dilahirkan, dan
jenazah orang yang meninggal diletakkan diatas alas yang terbuat dari bambu.
Tumbuhan ini sudah mendarah daging dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.
Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di Benua Asia, Afrika, dan
Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di Australia. Benua Asia
merupakan daerah penyebaran bambu terbesar.
Dari sekitar 75 genus terdiri dari 1.500 spesies bambu di seluruh dunia, 10
genus atau 125 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Berdasarkan system
percabangan rimpang, genus tersebut dikelompokkan menjadi dua
bagian.Pertama, genus yang berakar rimpang dan tumbuh secara simpodial,
termasuk didalamnya genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, dan
Schizostachyum. Kedua, genus berakar rimpang dan tumbuh secara monopodial
(horizontal) dan bercabang secara lateral sehingga menghasilkan rumpun tersebar,
diantaranya genus Arundinaria. Sedangkan menurut peneliti asal Indonesia,
Berlian dan Rahayu, Indonesia memiliki lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang
masih tumbuh liar dan masih belum jelas kegunaannya. Beberapa jenis bambu

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 4


tertentu mempunyai manfaat atau nilai ekonomis yang tinggi seperti; Bambu
andong, bambu atter, bambu tali, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani,
bambu cengkoreh, dan lainnya.
Bambu termasuk dalam ordo Poales; family Poaceae; upa family Bambu
oideae; superbangsa bambusodae; bangsa Bambuseae Di dunia ini bambu
merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat . Dalam bahasa
Makassar, bambu disebut Bulo. Leluhur kita sudah sejak lama memanfaatkan
bambu ini sebagai bahan bangunan mereka. Dalam istilah klasik suku makassar,
bahkan bambu sudah lama dikenal. Terbukti dengan prinsip mereka diambil dari
kata bambu yakni Abbulo sibatang (arti harfiahnya: berbatang bambu; dan
maknanya adalah persatuan).
Bambu merupakan sumber bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan
banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis
atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. Orang Indonesia sudah lama
memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian,
kerajinan, alat musik, dan makanan. Namun, bambu belum menjadi prioritas
pengembangan dan masih dilihat sebagai bahan milik kaum miskin yang cepat
rusak. Pemanfaatan bambu harus didukung oleh upaya reboisasi dan pengelolaan
yang ramah lingkungan. Bambu menghasilkan biomassa tujuh kali lipat dibanding
hutan pepohonan. Selain itu rumpun bambu berperan dalam mencegah erosi
karena dapat memperkuat ikatan partikel dan menahan pengikisan tanah.
1.3 Habitat Bambu
Bambu biasanya hidup dalam rumpun dimana sebuah bambu akan
berkembang biak dari biji atau tunas. Tangkai bambu menghasilkan rimpang dan
akar di bawah tanah. Tanah di bawah tumbuhan bambu dapat menjadi penuh
dengan akar dan rimpang dan tidak mungkin untuk menggali tanpa bantuan
gergaji. Bambu dalam klasifikasinya sangat dekat dengan rumput. Bambu
merupakan salah satu tanaman yang paling cepat berkembang di dunia dan dalam
kondisi optimal, ia dapat tumbuh hampir empat kaki dalam satu hari.
Bambu dapat bereproduksi secara seksual dengan cara menghasilkan bunga.
Banyak spesies bambu yang berbunga hanya ketika perubahan lingkungan
mengancam mereka. Seluruh bambu dalam satu rumpun akan berhenti tumbuh

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 5


atau memproduksi daun (semua energi akan di buat menjadi bunga dan
menghasilkan biji). Benih yang matang akan jatuh ke tanah dan berkecambah
dalam waktu tiga sampai lima hari. Jadi, jika bambu mulai berbunga mungkin
sinyal bahwa bambutersebut akan mati. Bambu termasuk dalam keluarga rumput-
rumputan dan ia adalah tumbuhan yang memiliki ukuran paling besar di dalam
keluarga ini. Diketahui ada sekitar 1200 spesies bambu dan kebanyakan terdapat
di Asia.
Selain dengan cara seksual,
bambu lebih sering
berkembangbiak dengan cara
aseksual yaitu dengan
menghasilkan tunas, cara ini juga
sering di sebut dengan
perkembangbiakan dengan cara
vegetatif alami. Bambu dan
Gambar 2. Habitat Bambu rumput mudah memperluas daerah
mereka melalui rimpang. Rimpang tumbuh dari rimpang lainnya dan
menghasilkan tunas yang sampai ke permukaan namun akar tetap di dalam tanah.
Berikutnya, tunas akan menjadi batang baru yang diberi nutrisi oleh sistem akar
yang tumbuh di bawah rimpang. Rimpang pada bambu terjalin dengan rimpang
dari tunas lainnya, mereka semua saling berhubungan dan saling tergantung.
Selain cara-cara di atas bambu juga dapat berkembangbiak saat batang bambu
jatuh ke tanah dan akan muncul tunas baru melalui batangnya.
1.4 Jenis-jenis Bambu
Salah satu jenis pohon yang kegunaannya begitu luar biasa adalah bambu.
Mulai dari tunas, akar hingga daun bisa dimanfaatkan untuk menunjang
kebutuhan manusia. Misalnya tunas bambu yang masih muda dan empuk bisa
dimasak untuk dikonsumsi. Daunnya juga bisa dimanfaatkan untuk pakan hewan.
Begitu juga dengan akarnya bisa digunakan sebagai bahan bara api dengan cara
dikeringkan terlebih dahulu. Di Indonesia ada banyak sekali jenis bambu yang
tersebar di berbagai daerah. Bambu-bambu ini ada yang sengaja di tanam ada juga

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 6


yang dibiarkan tumbuh alami di kebun. Berikut ini adalah jenis-jenis bambu yang
ada:
1. Arundinaria japonica
Arundinaria japonica atau bambu
jepang memliki ciri batangnya yang
berwarna kuning cokelat dan
memiliki daun seperti palm. Tanaman
ini merupakan jenis bambu yang
tumbuh dengan baik di daerah dingin
dan tempat-tempat teduh serta di
bawah sinar matahari penuh.
Gambar 3. Arundinaria japonica
2. Bambusa arundinacea wild (Pring ori)
Bambu jenis memiliki ciri
batangnya yang tidak lurus. Warna
batangnya hijau terang dan akan
berubah kecokelatan saat terjadi
kekeringan. Tunas mudanya
memiliki warna ungu pekat. Di
seluruh batangnya terdapat senjata
berupa gagah dan duri yang melengkung. Gambar 4. Bambusa arundinacea wild
Biasanya kalau dipegang, tangan kita akan mengakibatkan gatal.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 7


3. Bambusa blumeana
Disebut juga dengan bambu duri karena pada
ranting dan batangnya tumbuh duri. Di Jawa
bambu ini dikenal dengan pring gesing dan
haur cucuk untuk orang Sunda. Bambu duri
memiliki penampilan luar berwarna hijau
dimana panjang ruas berkisar 25-35 cm dan
diameter 8-15 cm. Bentuk daunnya seperti
tombak dengan panjang rata-rata 10-20 cm
dan lebar 12-25 mm. Bambu jenis ini tumbuh
di daerah tropis lembab dan kering seperti di
tepi sungai, lereng bukit dan di sepanjang
Gambar 5. Bambusa blumeana sungai air tawar.
4. Bambusa glaucescens

Gambar 6. Bambusa glaucescens


Bambusa glaucescens (Wild) atau Bambusa multiplex adalah jenis bambu
yang berasal dari China (Provinsi Guangdong, Guangxi, Hainan, Hunan, Jiangxi,
Sichuan, Yunann) , Nepal, Bhutan, Assam, Sri Lanka, Taiwan dan Indochina
utara. Jenis ini juga telah dinaturalisasi di beberapa negara seperti India, Hindia
Barat, Florida, Georgia, Alabama, Irak, Madagaskar dan Mauritius.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 8


5. Bambusa maculata
Bambusa maculata atau bambu tutul bisa
tumbuh hingga ketinggian 15 m dengan
diameter batang 4-8 cm. Bambu jenis ini
biasanya dipakai untuk membuat kerajinan
dan perabotan rumah tangga. Habitatnya
berada di lahan kering dan tandus.
6. Bambusa polymorpha
Ciri fisik bambu ini bisa dilihat dari warna
batangnya yang hijau, ditutupi dengan rambut
cokelat keputihan dana akan berubah menjadi
hujau kecokelatan saat terjadi kekeringan.
Bambu ini mempunyai cabang yang dimulai
dari pertengahan batang ke atas. Batangnya Gambar 7. Bambusa maulata
terbungkus dengan selubung berwarna hijau
muda dan menjadi cokelat ketika sudah
dewasa.
7. Bambusa tulda
Bambusa tulda atau bambu kayu India
merupakan jenis bambu yang ditemukan di
India, Indochina, Tibet, dan Yunnan. Di
India, bambu ini dimanfaatkan sebagai
bahan baku industri kertas. Pohon ini dapat
tumbuh sampai ketinggian 15 m dan
diameter 8 cm. Saat muda, warna batang
pohonnya berwarna hijau dan ketika sudah
dewasa berubah menjadi abu-abu.
Gambar 8. Bambusa polymorpha Percabangan bambu ini dimulai dari dasar
hingga ke atas.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 9


8. Bambusa tuldoides (Haur hejo)

Gambar 9. Bambusa tuldoides


Bambusa tuldoides merupakan spesies bambu dari subfamili Bambusoideae.
Jenis ini adalah spesies asli dari Guangdong, China. Dalam beberapa kondisi,
bambu ini mampu tumbuh hingga 18 m tergantung dari tempat dan faktor lain
(kekeringan). Di beberapa negara, jenis ini dibudidayakan sebagai tanaman
bonsai.
9. Bambusa vulgaris (Pring ampel)
Bambu ini memiliki ciri warna
batangnya kuning lemon dengan
garis-garis hijau dan daunnya
berwarna hijau gelap. Bambusa
vulgaris merupakan spesies asli
Indochina dan provinsi Yunnan di
China. Namun kini sudah banyak
dibudidayakan di berbagai
negara, termasuk Indonesia. Gambar 10. Bambusa vulgaris

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 10


10. Dendrocalamus asper (Bambu betung)
Dendrocalamus asper juga
dikenal sebagai bambu
kasar atau bambu raksaksa.
Habitat bambu ini berada
di daerah tropis dan
subtropis tepatnya di Asia
Tenggara.
Bambu ini dimanfaatkan
oleh masyarakat sebagai
Gambar 11. Dendrocalamus asper bahan bangunan dan
tunasnya dikonsumsi sebagai sayuran. Warna batang bambu ini hijau agak keabu-
abuan dan menjadi cokelat kusam ketika kering. Batangnya lurus dengan panjang
tipa ruas sekitar 25-60 cm dan diameter batangnya 3,5-15 cm.
11. Gigantochloa atroviolacea Widjaja (Bambu wulung)
Bambu wulung (Gigantochloa atroviolacea Widjaja) dalam keadaan segar
batangnya berwarna hijau, ketika
mulai mengering warna kehitaman,
dan kadang ungu gelap. Pada area
per 5 m2 dapat ditemukan bambu
wulung sekitar 3–6 rumpun,
masing-masing rumpun terdapat
sekitar 6–26 batang dengan rata-
rata 20 batang. Panjang bambu
sekitar 12-13 meter dengan pada
Gambar 12. Gigantochloa atroviolacea bagian pangkal 8–9 cm dan bagian
Widjaja ujung sekitar 4–5 cm. Ditemukan
sekitar 18–21 ruas, bagian ruas terpendek pada bagian pangkal batang (sekitar
30–45 cm), kemudian lebih panjang pada bagian tengah yaitu mulai ruas ke 8
(sekitar 80 cm), dan makin panjang ke arah ujung (sekitar 90 cm).

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 11


12. Bambusa maculata (Bambu tutul)
Bambu tutul dalam satu rumpun
terdapat sekitar 14 batang. Panjang bambu
lebih dari 13 meter, diameter 8–9 cm,
sekitar 20 ruas.
13. Gigantochloa apus (Schutz)
Bambu apus mempunyai warna batang
hijau saat masih segar dan krem setelah
kering. Masing-masing rumpun terdapat
sekitar 33 sampai 68 batang, per 5 mm
hanya terdapat sekitar 1–2 rumpun bambu,
semua umumnya terdapat di tepian sungai.
Panjang batang sekitar sampai 11–14 meter, Gambar 13. Gigantochloa apus
jumlah ruas sekitar 29 ruas; panjang ruas pada bagian pangkal 26–32 cm, bagian
tengah 48–50 cm, bagian ujung 37–44 cm, diameter batang pada bagian pangkal
dan tengah sekitar 7,5 cm, serta pada bagian ujung 6,1 cm.
14. Gigantochloa robusa (Mayan)
Bambu yang tua berada di bagian tengah
rumpun, bambu mayan jarang yang memiliki
rumpun berdiameter besar, diameter rumpun
berkisar 1,5–3 x 2,5 m. Rumpun bambu mayan
ini tersebar pada sejumlah area yang umumnya
berbukit atau pada pinggiran tebing sungai.
Dari hasil pengamatan untuk per 5 m2, dapat
ditemukan bambu mayan sekitar 1–2 rumpun
dengan masing-masing rumpun terdapat sekitar
19–43 batang, rata-rata 20 batang. Panjang
Gambar 14. Gigantochloa robusa bambu yang dipotong sekitar diameter pada
bagian pangkal 13 cm dan bagian ujung sekitar 4-5 cm. Ditemukan sekitar 33–45
ruas pada panjang bambu sampai dengan 16,8 meter tadi dengan bagian ruas

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 12


terpendek pada bagian pangkal batang (sekitar 30–45 cm), kemudian lebih
panjang pada bagian tengah, yaitu mulai ruas ke 8 (sekitar 60–70 cm), dan
memendek lagi ke arah ujung (sekitar 40 cm). Permukaan batang bambu mayan
berwarna hijau mulus tanpa strip atau garis berwarna putih yang biasanya dimiliki
oleh bambu andong atau kasap. Pada bagian pangkal, batang bambu mempunyai
ketebalan batang rata-rata 16,6 mm bagian tengah 8,8 mm, dan bagian ujung 6,8
mm. Jika akan digunakan sebagai bahan baku bangunan, pada buku bagian
pangkal tampak juluran akar yang banyak perlu dihilangkan terlebih dahulu.
Seludang menempel pada bambu muda sampai dengan bambu berumur sekitar 6
bulan, setelah itu seludang terlepas dari batang bambu.
15. Dendrocalamus asper Backer (Betung)
Pada tiap rumpun bambu betung yang
mempunyai luas sekitar 3,5–5 m2 terdapat
batang bambu sekitar 28–41 batang dengan
panjang batang sekitar 14,5–16,5 meter dan
jumlah ruas sekitar 41–46 buah. Panjang
ruas pada bagian pangkal sekitar 20 cm,
semakin ke arah ujung batang maka
semakin panjang, bahkan bisa mencapai
40–60 cm. Kisaran diameter pada bagian
pangkal 14,5–18,5 cm dengan ketebalan
batang 21–40 mm, sedangkan diameter
pada bagian ujung 5–6 cm dan
Gambar 15. Dendrocalamus asper ketebalannya 7 mm. Permukaan batang bambu
betung berwarna hijau dengan buku di bagian pangkal sering mempunyai akar
pendek yang menggerombol. Bagian batang mempunyai cabang, di bagian
pangkal merupakan cabang primer, lebih besar dari cabang yang lain dan sering
dominan, sedangkan cabang yang bercabang lagi hanya terdapat di buku-buku
bagian atas. Pelepah batang mudah jatuh, panjangnya 20–55 cm, sering kali
batang terlihat seperti tidak mempunyai pelepah.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 13


16. Bambusa vulgaris Scharder ex Wendland (Ampel)

Gambar 16. Bambusa vulgaris Scharder ex Wendland (Ampel)


Luas rumpun bambu ampel berkisar antara 8–12 m3, terdapat sampai 5 rumpun
dengan masing-masing rumpun memiliki jumlah batang bambu berkisar antara
23–60 batang. Panjang bambu ampel sekitar 10,0–12,3 meter dengan diameter
pada bagian pangkal 7–8,4 cm dan bagian ujung sekitar 2,7–4,4 cm, dengan
ketebalan dinding bilah pada bagian pangkal 1,5–2,4 cm, sedangkan di bagian
ujung 0,3–0,7 cm. Ditemukan sekitar 34–42 ruas pada panjang bambu sampai
dengan 12,3 meter tadi, dengan bagian ruas terpendek pada bagian pangkal batang
(sekitar 23 cm), kemudian lebih panjang pada bagian tengah yaitu mulai ruas ke 6
(sekitar 29,5–36 cm), dan memendek lagi ke arah ujung (sampai 18 cm). Kadar
air bambu yang diambil sekitar 120–140%. Permukaan batang bambu berwarna
hijau mulus, tanpa strip atau garis berwarna putih yang biasanya dimiliki oleh
bambu andong atau kasap. Pada buku bagian pangkal tidak tampak juluran akar
yang banyak seperti pada bambu andong. Seludang menempel pada bambu muda
sampai dengan bambu berumur sekitar 6 bulan, setelah itu batang bambu terlepas
dari seludangnya. Seludang ini mempunyai bentuk yang khas.
17. Gigantochloa atter (Hassk)
Luas rumpun bambu ater berkisar antara 2,5 x 2,5 m dari masing rumpun
memiliki jumlah batang bambu berkisar antara 35–45 batang. Panjang bambu
sekitar 9,0–15,0 meter dengan diameter pada bagian pangkal 5,4–8,7 cm dan
bagian ujung sekitar 4,2-6,1 cm, dengan ketebalan dinding bilah pada bagian
pangkal 1,1–1,6 cm, sedangkan di bagian ujung 0,3–0,5

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 14


cm, ditemukan sekitar 18–33 ruas pada
panjang bambu sampai dengan 15 meter
tadi dengan bagian ruas terpendek pada
bagian pangkal batang (sekitar 16–22
cm), kemudian lebih panjang pada
bagian tengah yaitu mulai ruas ke 6
(sekitar 35–46 cm), dan ke arah ujung
sampai 35 cm. Permukaan batang Gambar 17. Gigantochloa atter (Hassk)
bambu berwarna hijau kusam seperti kesat, tidak seperti bambu ampel yang mulus
dan mengkilap, tanpa strip atau garis berwarna putih yang biasanya dimiliki oleh
bambu andong atau kasap. Pada buku bagian pangkal tampak juluran akar yang
banyak seperti pada bambu andong, tetapi hanya pada buku bagian yang
berdekatan dengan tanah.
1.5 Sifat-Sifat Bambu
Bambu mempunyai ruas dan buku. Pada setiap ruas tumbuh cabang-cabang
yang berukuran jauh lebih kecil dibandingkan dengan buluhnya sendiri. Pada
ruas-ruas ini pula tumbuh akar-akar sehingga pada bambu dimungkinkan untuk
memperbanyak tanaman dari potongan-potongan setiap ruasnya, disamping tunas-
tunas rimpangnya. Sifat-sifat bambu juga seperti berikut:

 Titik jenuh serat bambu 20-30%.


Bagian dalam bambu lebih banyak
mengandung lengas (air bebas), dari
pada bagian luar.
 Bagian buku-buku (nodes)
mengandung +10% lebih sedikit kadar
airnya daripa dabagian ruasnya,
 Bambu kurang tahan jika

Gambar 18. Monoloid

dipergunakan sebagai tulangan beton karena daya serapairnya bisa mencapai


300%,

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 15


 Bambu perlu diawetkan agar dapat mencapai mutu dan umur yang
diharapkan,
 Penggunaan pada konstruksi bangunan harus dihindarkan dari hujan dan
panas matahari langsung, agar tidak mudah rapuh dan membusuk.
1.6 Karakteristik Bambu
Bambu merupakan tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas
pada batangnya. Bambu memiliki banyak jenis. Bambu merupakan salah satu
tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-
dependen yang unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24
Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia
ditanam. Jenis-jenis Bambu yang terdapat di Indonesia diperkirakan mencapai
sekitar 159 spesies dari total 1.250 jenis bambu yang terdapat di dunia. Bahkan
sekitar 88 jenis bambu yang ada di Indonesia merupakan tanaman endemik.
Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang sangat menguntungkan untuk
dimanfaatkan karena, batangnya kuat, ulet, lurus, rata, keras, mudah dibelah,
mudah dibentuk dan mudah dikerjakan serta ringan sehingga mudah diangkut.
Selain itu bambu juga relatif murah dibandingkan dengan bahan bangunan lain
seperti kayu.
1.7 Ciri-ciri Bambu

Secara umum semua jenis bambu memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berakar serabut
2. Berkembang biak dengan tunas/rebung/(ada juga jenis bambu yang bisa
dengan muda dikembangbiakan dengan cara stek batang yaiyu bambu ampel)
3. Memiliki ronggga di batang
4. Memiliki ruas batang
5. Daun bambu betulang daun sejajar

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 16


1.8 Keunikan Bambu
1. Bambu merupakan salah satu tanaman penghijauan yang sangat baiksebagai
salah satu penghasil oksigen dan penyerap panas 8x lebih besar daripada
pohon biasa. Terbukti apabila kita menanam bambu khususnya dipinggiran
kota akan sangat efektif mengurangi emisi maupun karbondioksida yang
merupakan polusi terbesar di bumi ini. Bambu bisa menjadi sebagai salah satu
alternatif untuk mengurangi emisi serta mampu memberi kerindangan, selain
itu bambu merupakan salah satu tanaman penghijauan yang sangat cocok
untuk digunakan sebagai tempat teduh.
2. Bambu memiliki daya tahan yang kuat dan dapat tumbuh di segala macam
kondisi iklim dan jenis tanah dimana tanaman lain gagal tumbuh.
3. Bambu merupakan salah satu jenis tanaman perintis sehingga untuk tumbuh
tidak membutuhkan persyaratan tumbuh yang teramat rumit sebagaimana
tanaman lain. Tumbuh mulai dari dataran rendah sampai dataran tinggi sesuai
dengan jenis.
4. Memiliki umur yang panjang dalam siklus hidupnya ± 30 -100 tahun bahkan
lebih, tergantung dari jenisnya. Bambu juga tahan kekeringan dan bisa tumbuh
baik di lahan curam pada ketinggian 0-1.500 m di atas permukaan laut (dpl).
Bambu dapat tumbuh di lahan sangat kering seperti di kepulauan Nusa
Tenggara atau di lahan yang banyak disirami air hujan seperti Parahiyangan
(Salim, 1994).
5. Bambu tumbuh dengan cepat, yaitu sekitar lima tahun sudah dapat dipanen,
sehingga bahan dasar bambu mampu mengimbangi kebutuhan masyarakat
sesuai dengan kecepatan peningkatan populasi penduduk.
6. Bambu dapat dipanen berkali-kali hingga seumur hidup dalam sekali tanam.
7. Bambu dapat memupuk sendiri daunnya.
8. Bambu dapat tumbuh disegala kondisi,disemua wilayah nusantara sesuai
dengan jenis bambunya.
9. Bambu dapat diolah dalam segala jaman dan oleh semua generasi untuk
berbagai kebutuhan dan kreasi.
10. Bambu merupakan tanaman yang kuat dan daya tahannya, Bila dibakar akan
tumbuh lagi. Bambu tidak terkena radiasi, Ketika bom atom meluluh

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 17


lantahkan Jepang , yang kemudian paling dulu bangkit dalam tempo 14 hari
adalah bambu.
11. Dalam satu hari,pertumbuhan rebung menjadi bamboo mencapai ketinggian
120 cm.
12. Bambu mampu menjadi tanaman yang paling baik menghisap air hingga
mencapai 90 persen di banding dengan tanaman yang lain yang memiliki daya
hisap air antara 40 sampai 60 persen.
13. Bambu sebagai tanaman penyimpan air yang terbaik dan sebagai tanaman
penguat tanah yang terbaik.
14. Bambu mampu meredam panas bumi, maka bambu mampu meredam letusan
gunung berapi.
15. Bambu dapat menggantikan fungsi kayu tetapi bambu sulit dan susah barang
penggantinya.
16. Bambu memiliki bumbung antara ruas dan ruas,dan ini mampu menyimpan
dan memproduksi oksigen,dalam satu batang bambu tali, terdapat oksigen
yang cukup untuk satu orang bernafas selama 24 jam.
17. Bambu bisa dibuat apa saja dengan menggunakan peralatan yang
sederhana,pohon bamboo dipotong langsung jadi tiang, bambu tali
dibelah,dihua atau diirat langsung menjadi anyam - anyaman, merakyat dan
kerakyatan.
18. Bambu memiliki daya tarik dan nilai artistik yang unik dan cantik, Bambu
menjadi salah satu obyek lukisan yang popular, Bambu memiliki daya lentur
yang tinggi.
19. Musik yang terbuat dari Bambu mampu memberi terapi kepada ketenangan
(hasil riset dan pengkajian di jepang).
20. Laminating bambu (press bambu) memiliki daya tahan dan kekuatan diatas
pohon jati. 19. Ada sebuah pohon bamboo euleul yang di dalam tiap ruasnya
ada air, dan air itu mampu mengobati macam–macam penyakit.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 18


1.9 Manfaat Bambu
Bambu adalah tanaman yang beruas-ruas dan beranting. Bambu merupakan
tanaman 1001 fungsi, yang sangat bermanfaat untuk kehidupan manusia. Berikut
adalah kegunaan tanaman bambu :

1. Mencegah abrasi dan erosi. Ada beberapa jenis bambu yang hidup di pinggir
sungai dan tempat-tempat tertentu lainnya, guna mencegah abrasi dan erosi.
2. Sumber oksigen. Bambu merupakan tanaman yang hijau dan tumbuh dalam
satu kawasan yang terdiri dari banyak batang-batang pohon menjulang
sehingga memberi kesejukan bila berada di sekitarnya.
3. Pengganti kayu atau besi sebagai penopang bangunan. Batang bambu
memiliki struktur yang cukup kuat sehingga bisa digunakan untuk
menggantikan peran kayu ataupun besi.
4. Dapat dibuat menjadi tangga. Batang bambu yang dapat dipotong-potong
dapat digunakan menjadi tangga, selain kuat, ukuran besarnya batang bambu
juga sudah sesuai untuk menjadi sebuah tangga.
5. Bahan kerajinan. Batang bambu dapat diolah atau dibuat menjadi berbagai
kerajinan, seperti kursi, sebagai kipas, hiasan dinding, bilik, krey, dipan,
pagar, meja, alat musik, wuwu/alat penangkap ikan dll.
6. Rebung bambu dapat dimasak dan menjadi sayur. Rebung bambu dapat diolah
menjadi sayur yang nikmat dengan dicampur rempah rempah tertentu.
7. Dapat menjadi tali. Tali juga bisa diciptakan dari bambu. Terutama pada
bagian batangnya yang bila diiris pada memanjang dapat menjadi tali yang
tidak kalah kuat.
8. Digunakan sebagai tanaman hias. Pada beberapa jens bambu dapat dijadikan
tanaman hias, karena bentuk bambu yang indah menjadi cocok dijadikan
sebagai tanaman hias.
9. Digunakan sebagai obat. Pada bagian bambu tertentu dapat dijadikan sebagai
obat tradisional, seperti daun bambu yang digunakan sebagai obat panas
dalam. Air yang terdapat pada pucuk bambu mampu menjadi obat batuk dan
pilek.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 19


10. Sebagai makanan hewan. Dikarenakan tunas bambu yang empuk, ranting dan
dedaunan dari pohon bambu menjadi sumber makanan panda, tikus memakan
buah bambu, goril, simpanse dan gajah memakan bagian dari batang bambu.
11. Sebagai kuliner. Tunas bambu dalam kondisi terfermentasi adalah bahan
utama dalam berbagai kuliner. Tunas bambu di ptong tipis-tipis dan direbus
bersama santan dan rempah-rempah untuk membuat gulai rebung.
12. Sebagai alat memasak. Bagian dalam batang bambu tua basanya digunakan
sebagai alat memasak sup dan beras yang dipaparkan ke api hingga matang.
Memasak didalam batang bambu dapat menghasilkan rasa yang berbeda.
13. Sebagai bahan membuat alat memasak. Bambu digunakan untuk membuat
sumpit dan alat memasak seperti spatula,. Bambu juga menjadi bahan baku
dari berbagai bahan peralatan rumah tangga, seperti bakul nasi, tampah,
perangkap ikan, dan topi bambu (caping/capil).
14. Sebagai bahan konstruksi rumah. Bambu merupakan bahan untuk konstruksi
yang dapat diperbarui. Digunakan sebagai dinding rumah, atap, tangga dan
lantai rumah. Bahan bambu ini memiliki ketahanan terhadap guncangan
gempa.
15. Sebagai konstruksi jembatan. Batang bambu dengan ukuran cukup besar biasa
digunakan sebagai jembatan darurat di daerah pedesaan.
16. Sebagai alat musik. Dapat dijadikan alat musik tradisional seperti seruling dan
angklung yang berasal dari sunda yang terbuat dari bambu.
17. Sebagai senjata. Pada zaman peperangan bambu digunakan sebagai senjata
untuk berperang yakni bambu runcing. Bambu juga digunakan sebagai alat
bela diri, contoh seperti bela dri silambam pada zaman tamil kuno, dan bela
diri para petarung akan saling beradu tongkat bambu.
18. Arang bambu yang berkhasiat. Arang bambu mampu menyerap bau, dan
memancarkan sinar infra merah. Arang bambu juga bisa dikonsumsi .
dketahui bahwa arang bambu sangat positif bagi kesehatan manusia secara
langsung, terkait jauh sinar infra merah yang dipancarkan dapat membantu
sirkulasi darah, sehingga mengurangi rasa sakit otot, wasir dan luka bakar.

Bagian bambu yang dapat dimanfaatkan:

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 20


1. Akar

Gambar 19. Akar Bambu

Akar pada tumbuhan bambu digunakan sebagai penahan erosi guna


mencegah banjir. Maka tidak heran bila terdapat beberapa jenis bambu yang
hidup dipinggir sungai atau pinggir jurang. dengan keberadaan bambu pada
tempat tersebut juga memiliki peran yang sangat penting untuk mempertahankan
kelestarian tempat-tempat tersebut. Bukan hanya itu akar bambu juga dapat
berperan dalam menangani limbah beracun akibat keracunan merkuri. Bagian
yang terdapat pada tanaman ini juga akan menyaring air yang terkena limbah,
penyaringannya juga biasanya akan melalui serabut-serabut akar bambu tersebut.

Selepas dari penyaringannya melalui serabut-serabut tersebut, maka akar


bambu juga mampu melakukan penampungan mata air sehingga sangat
bermanfaat juga bagi manusia sebagai sumber penyediaan air sumur yang biasa
anda pakai sebagai pembersih badan atau pembasuh wajah.

2. Daun

Gambar 20. Daun Bambu

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 21


Dibalik keindahan daun bambu, daun bambu juga bisa digunakan sebagai
pembungkus makanan kecil seperti ul, dan wajik. Selepas dari itu, daunnya juga
bisa dijadikan pengobatan tradisional yang dimanfaatkan sebagai ramuan untuk
mengobati demam panas yang terjadi pada anak. Dikarenakan daun bambu
mengandung zat yang bersifat mendinginkan, hal semacam inilah yang membuat
panas dalam akan hilang dan mencegah kembali panas dalam.

3. Batang

Gambar 21. Batang Bambu

Pada umumnya batang bambu adalah bagian yang paling banyak


digunakan untuk berbagai macam barang keperluan sehari-hari. Digunakan pada
pembuatan rumah misalnya dinding , atap , lantai, dibuat menjadi tali, jembatan,
alat musk, kerajinan dll.

4. Rebung

Gambar 22. Rebung

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 22


Rebung bambu dapat digunakan sebagai bahan pangan yang tergolong
kedalam jenis sayur. Namun tidak semua jenis bambu dapat dimanfaatkan
rebungnya untuk bahan pangan karena ada yang pahit.

1.10 Kerajinan dari Bambu


Kerajinan dari bambu ada begitu banyak. Hal ini dikarenakan bambu
merupakan bahan material yang sangat mudah diutak-atik karena sifatnya yang
lentur dan kuat. Apabila kamu cukup mahir dalam mengolahnya, berbagai bentuk
kerajinan dapat kamu hasilkan, bahkan hingga menghasilkan uang. Bambu sendiri
merupakan satu dari sekian tanaman yang sangat mudah dijumpai di negeri kita
ini. Ini dikarenakan letak geografis negara kita yang strategis sehingga
pertumbuhan dan persebaran bambu menjadi cepat dan mudah. Iklim di Indonesia
sendiri pun sangat ramah terhadap pertumbuhan tanaman.
Bambu ternyata memiliki banyak sekali manfaat nya bahkan dapat dijadikan
obat tradisional turun temurun, adapun kelebihan dari bambu ini yaitu batang
yang lentur sehingga menyebabkannya tidak mudah patah, dinding kayunya yang
keras serta pemnafaatannya yang berulang juga waktu hidup tumbuhan ini yang
panjang.

1. Lonceng Angin dari Bambu

Gambar 23. Lonceng Angin Bambu

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 23


2. Lampu hias dari Bambu

Gambar 24. Lampu hias Bambu


3. Air Mancur dari Bambu

Gambar 25. Air Mancur Bambu


4. Vas Bunga dari Bambu

Gambar 26. Vas Bunga dari Bambu

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 24


BAB II

BUDIDAYA BAMBU

2.1 Kesesuaian jenis bambu dengan kondisi lahan

Lahan yang akan ditanami bambu dapat di lahan kering yang tidak pernah
tergenang air atau lahan basah yaitu tanah-tanah yang sering atau sesekali
tergenang air. Jenis-jenis yang harus di lahan kering adalah dari kelompok
Dendrocalamus dan Gigantochloa seprti bambu petung (D. asper), bambu apus
(G. apus), bambu legi (G. atter), dan bambu surat (G. pseudoarundinacae).
Sedangkan jenis-jenis bambu yang dapat ditanam di lahan basah adalah kelompok
Bambusa seperti bambu ampel gading (B. vulgaris v. striata), bambu ampel
hijau (B. vulgaris v. vitata) dan bambu ori (B.blumeana). Kelompok
Bambusa selain dapat di tanam di lahan basah juga dapat ditanam di lahan kering.
Pemilihan jenis bambu dan lahan yang akan ditanami sangat tergantung dari jenis
produk yang akan dihasilkan karena berkenaan kesesuaian jenis bahan baku
bambu yang dibutuhkan.

Tabel 1. Kesesuaian jenis bambu dengan kondisi lahan

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 25


2.2 Kesesuaian jenis bambu dengan iklim
Mempertimbangkan iklim dalam memilih jenis bambu yang akan diusahakan
sangat penting. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt dan Ferguson dikenal
iklim dengan tipe-tipe hujan A, B, C, D, E, dan F. Makin basah iklim (A) makain
banyak jenis bambu yang dapat dipilih dan sebaliknya makin kering (F) makin
berkurang jenis bamboo yang dapat dipilih. Iklim yang cocok untuk
mengusahakan bambu adalah tipe iklim hujan A dan B dimana semua jenis
bambu dapat tumbuh.
Sedangkan pada tipe iklim C air sebaiknya ditanam jenis- jenis bambu ampel
kuning (B. vulgaris v. striata), bambu ampel hijau (B. vulgaris v. vitata) dan
bambu ori (B. blumeana).

2.3 Persiapan Penanaman


1. Pembukaan Lahan
Sebelum ditanami maka tanah harus dibersihkan dari semak belukar dan atau
alang-alang harus dibabat jika ada pohon harus ditebang. Tinggi babatan rata
dengan tanah. Hasil babatan dikumpulkan untuk disiapkan sebagai bahan kompos
pupuk hijau dan yang berkayu dibakar. Pembukaan lahan ini dilakukan pada
bulan menjelang musim hujan, yaitu kira-kira bulan Oktober.
2. Jarak tanam
Pengaturan jarak tanam sangat penting untuk mendapatkan produktivitas yang
tinggi dan mudah melakukan pemanenan/penebangan. Jarak tanam bambu yang
dianjurkan untuk industri adalah 8x8 m dan 8x6 meter seperti pada Tabel 6.
Tetapi jika tanahnya miring/berbukit maka maka jarak tanam mengikuti arah
kontur dengan jarak antara kontur dapat dibuat > 2 meter dan jarak tanam di
dalam kontur 8 meter.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 26


Tabel 2. Jarak tanam tanaman bambu industry

Untuk memudahkan pengukuran jarak tanam, gunakan meteran panjang dan


galah dari batang bambu kecil yang mudah dibawa-bawa dengan panjang 8 dan 6
tergantung jenis bambu yang akan ditanam. Setiap titik yang sudah ditentukan,
tancapkan ajir yang kuat agar tidak mudah roboh atau lepas.

3. Menyiapkan dan pasang ajir


Ajir dapat dibuat dari belahan bambu atau bahan lain yang lurus dan kuat,
berukuran panjang > 150 cm dan tebal > 2 cm. Ajir yang terlalu panjang atau
pendek akan mengganggu aktivitas kegiatan. Ikatlah ajir sebelum di bawa ke
lapangan.Pada titik-titik jarak tanam yang sudah ditentukan, ditancapkan ajir yang
kuat agar tidak mudah roboh karena angin atau tertabrak hewan atau orang.
4. Menyiapkan pupuk organik (pupuk kandang / pupuk hijau / kompos)
Pupuk organik sangat membantu pertumbuhan bibit bambu yang dapat berupa
pupuk kandang atau pupuk hijau. Pupuk kandang dapat dari komposan kotoran
ayam (chicken dung), sapi (cow dung), kambing atau kerbau. Sedangkan pupuk
hijau dari komposan semak, alang-alang atau daun-daunan. Setiap lubang tanam
memerlukan 40 liter pupuk kandang atau kira-kira 2 kali kaleng minyak.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 27


5. Lubang tanam
Ukuran lubang tanam sangat penting, makin besar lubang tanam makin
banyak volume media tanam yang akan diisikan. Sementara itu, media tanam
yang akan diisikan telah dikondisikan sebagai media yang lebih gembur dan subur
karena selain tanah juga ada kompos dan pupuk kandang. Kondisi tersebut akan
membantu mempercepat berkembangnya sistem perakaran sehingga tanaman
tumbuh lebih cepat. Sebelum dibuat lubang tanam maka sekeliling ajir (1,5 m)
harus dikoret rumputnya dan setelah bersih ajirnya dicabut dan dibuat lubang
tanam. Galian tanah top soil diletakkan sebelah kanan dan sub soil sebelah kiri.
Biarkan lubang tanam menganga selama 7-10 hari. Setelah itu lubang tanam diisi
hasil babat semak dan koret rumput, tambahkan pupuk kandang, urugkan tanah
bekas galian, padatkan (diinjak) untuk dikomposkan selama 2 bulan. Pasang ajir
kembali sebagai tanda.
2.4 Persiapan bibit
1. Bahan bibit dan perbanyakan
Bambu dapat diperbanyak dengan biji, stek cabang, stek batang dan stek
rhizom (bonggol) dan kultur jaringan. Perbanyakan dengan biji jarang dikerjakan
karena bambu sangat jarang menghasilkan biji. Memilih jenis bahan bibit dalam
perbanyakan bambu industri sangat dipengaruhi oleh jenis bambu yang dikaitkan
dengan morfologi batang. Dari 10 jenis bambu untuk industri, 5 jenis mempunyai
cabang-cabang yang menonjol dan 5 jenis lainnya percabangannya tidak
menonjol. Untuk yang memiliki percabangan menonjol, bahan bibit dapat
menggunakan stek cabang dan stek batang. Sedangkan untuk yang tidak memiliki
cabang-cabang yang menonjol sebaiknya menggunakan stek batang saja. Akhir-
akhir ini telah berhasil dilakukan perbanyakan dengan teknik kultur jaringan
dengan tingkat keberhasilan sudah dipasarkan di tingkat pengguna. Hal ini
merupakan kabar baik karena dapat menekan biaya produksi yang cukup besar
pada tahun pertama. Namun demikian, pemantauan penggunaan bibit bambu hasil
kultur jaringan masih terus dilakukan agar diperoleh hasil yang maksimal. Setelah
melalui proses pembibitan, bibit bambu akan berbetuk bibit dalam polybag yang
diisi media semai campuran tanah dan pupuk kandang. Selain menggunakan
bahan bibit dari stek batang dan stek cabang, penggunaan stek rhizom merupakan

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 28


alternatif terakhir dengan pertimbangan terdapat dalam jumlah melimpah,
harganya murah dan berukuran kecil (diameter ±6 cm).

Gambar 27. Bibit Bambu

Tabel 3. Jenis Bahan Bibit

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 29


2. Penyiapan bibit
Bibit stek batang/cabang yang sudah dipolybag dipilih berumur 4-5 bulan
karena kurang dari 4 bulan bibit mudah mati/tidak tahan di lapangan. Jika
batangnya terlalu tinggi, banyak percabangan, lakukan pangkasan sampai 1 (satu)
meter untuk memudahkan pengangkutan dan menjaga penguapan berlebihan.
Tetapi jika harus ditunda, bibit stek batang/cabang/rhizom disimpan dikumpulkan
di tempat teduh dan disiram tiap hari sampai siap di bawa ke lapangan baik
sebagai bahan sulaman atau akan diperbanyak kembali untuk tahun berikutnya.
3. Mengangkut bibit
Kegiatan angkut bibit meliputi muat dan susun bibit dalam unit angkutan,
kemudian bongkar di lapangan. Muat dan bongkar bibit harus hati-hati agar tidak
rusak/lepas dari polybag. Jika bibit lepas dari polybag secepatnya dikembalikan
ke dalam polybag, disiram dan dijaga jangan sampai akar-akarnya kering.
4. Ecer bibit
Mengecer bibit bambu ditujukan agar tidak ada lubang tanam yang terlewati.
Taruhlah bibit tepat di dekat lubang tanam yang sudah diberi ajir. Hindari
menaruh/mengecer bibit dengan cara dilempar. Setiap lubang tanam di ecer satu
bibit.
5. Penggalian kembali lubang tanam
Setelah dikomposkan selama hampir 2 bulan maka lubang tanam digali
kembali. Caranya ajir dicabut, gali tanahnya, kemudian hasil galian dionggokan di
kanan kiri lubang. Setelah itu ajir dipasang kembali sebagai tanda.

6. Penanaman bibit dari stek batang dan stek cabang


Bibit yang sudah diecer segera ditanam. Polybag dilepas kemudian bibit
dimasukan ke dalam lubang tanam. Tetapi untuk menghindari kerusakan akar-
akar bibit, polybag dapat tidak lepas terutama penanaman bulan Pebruari. Urug
dengan galian kemudian padatkan (diinjak) setelah itu disiram air supaya akar-
akarnya kontak dengan tanah. Jika penanaman terpaksa dilakukan pada musim
kemarau beri mulsa rerumputan agar kelembaban tanahnya tetap terjaga. Pasang
ajir kembali dan sobekan polybag ditaruh di atasnya sebagai tanda. Menanam
bambu dengan cara stek merupakan salah satu metode propagasi bambu yang
paling disukai karena cepat, sederhana, ekonomis, dan tidak memerlukan banyak

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 30


ruang. Jenis bambu berdinding tebal seperti betung memiliki cabang utama
menonjol. Cabang yang sesuai untuk bibit sebaiknya dipotong ketika usia masih
relatif muda (1-2 tahun) untuk menjamin tingkat kelangsungan hidup yang tinggi.

Pemotongan Bambu

a. Pilih batang yang memiliki kematangan menengah dan potong dari cabang
utama. Buang bagian atas dengan meninggalkan 2-3 node . Potongan bambu
ini biasanya sekitar 30cm panjang. Atau (untuk memberikan hasil yang lebih
cepat) mencelupkan potongan bambu dalam campuran pengatur hormon
pertumbuhan atau rooting selama 24 jam, dan tutup ujung dipotong atas
dengan lilin untuk mencegah pengeringan.
b. Tanam potongan-potongan bambu tersebut secara vertikal (lebih disukai di
sudut sedikit), baik di polybag dengan menempatkan sedemikian rupa
sehingga rhizomatous satu node berada di bawah permukaan tanah dan
setidaknya satu atau dua buku di atas permukaan.
c. Letakan polybag dibawah naungan paranet (jaring naungan agro memberikan
naungan 75%) dan siram air secukupnya setiap hari.
d. Tumbuhnya tunas pertama dan perakaran mungkin akan muncul 3-5 minggu
setelah tanam. Namun Anda harus menempatkan bibit tanaman bambu
tersebut di polibag selama 6 bulan maksimal 1 tahun sampai sepenuhnya
berakar. Tanaman bambu yang baru tersebut akan siap untuk tanam pada
musim hujan berikutnya.
7. Penanaman bibit dari stek rhizom
Bibit stek rhizom dimasukan dalam lubang tanam dengan posisi mata tunas
menghadap ke atas kemudian diurug tanah galian, dipadatkan, siram air dan
pasang ajir sebagai tanda.
2.5 Pemeliharaan
1. Penyulaman
Penyulaman dilakukan jika ada tanaman yang mati. Kegiatan penyulaman
tidak dapat ditunda-tunda dan lakukan kontrol setiap bulan. Jika penyulaman
dilakukan berlarut-larut maka pertumbuhan bibit sulaman akan terhambat karena

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 31


akan tertutupi oleh tanaman sekitar. Bibit sulaman dapat berasal dari bibit stek
batang dalam polybag atau stek rhizom yang sudah disemaikan terlebih dahulu.

Gambar 28. Pemeliharaan Bambu

2. Penyiangan
Penyiangan dikerajakan dengan mengkoret rumput sekitar tanaman dan bekas
koretan digunakan menaburkan pupuk. Kegiatan penyiangan dilakukan pada
tanaman bambu berumur 1-2 tahun dengan frekuensi 3 kali setahun. yaitu awal ,
tengah dan akhir musim hujan masing-masing bulan Oktober, Desember dan
Maret.

3. Babat semak
Bambu industri yang ditanam dengan jarak tanam lebar 8x8 meter dan 6x8
meter jika tidak dimanfaatkan maka pada umur 1 – 2 tahun tumbuh
semak/belukar/alang-alang. Oleh karena itu harus dibersihkan. Hasil babat semak
dapat ditumpuk di tempat-tempat tertentu dan setelah menjadi kompos dapat
ditaruh di sekitar tanam sebagai pupuk.
4. Pemangkasan (Prunning)
Untuk mendapatkan tegakan rumpun bambu yang rapi, teratur, mudah
melakukan pemeliharaan dan penebangan maka cabang-cabang perlu dipangkas
sampai setinggi 2 meter. Kegiatan pemangkasan dilakukan di seluruh batang yang
sudah mulai mengeluarkan cabang.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 32


Gambar 29. Pemangkasan

5. Pemupukan
Pemupukan pada tanaman bambu yang diusahakan secara intensif ditujukan
untuk memelihara kesuburan tanah sehubungan dengan diangkutnya biomas yang
cukup besar (40-60 ton/ha/tahun). Selain itu, pemupukan ditujukan untuk
menstimulir tunas-tunas batang yang terdapat pada rhizom di dalam tanah dan
mempertahankan produktivitas batang/rumpun. Jenis pupuk dapat menggunakan
urea (N) dan TSP dan kompos/pupuk kandang dengan dosis tergantung dari umur
rumpun.

Tabel 4. Jenis dan dosis pupuk untuk tanaman bambu

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 33


Pupuk diberikan 1 (satu) kali setahun yakni menjelang musim hujan. Pemberian
pupuk dengan cara ditaburkan pada parit sedalam 10 cm yang dibuat mengelilingi
rumpun. Sedangkan pupuk kandang diberikan dengan cara ditaburkan di tengah
rumpun agar pada musim hujan akan tersebar ke samping.

6. Penjarangan (Thinning)
Penjarangan dilakukan dengan cara menghilangkan batang yang tidak
produktif/rusak/tidak dikehendaki. Tujuannya mengatur kerapatan batang dan
memperoleh batang berkualitas. Kegiatan penjarangan bambu pertama kali dapat
dimulai pada umur rumpun 4 (empat) tahun yang ditujukan terhadap batang
pertama (yang sangat kecil) dan batang lain yang rusak atau tumbuh tidak teratur.
7. Mengatur struktur dan komposisi batang dalam rumpun
Pengaturan struktur dan komposisi batang dalam rumpun sangat penting untuk
mengatur kegiatan penebangan dalam rangka mendapatkan batang berkualitas,
seumur dan lestari. Makin basah tipe iklim (A,B) makin banyak kelompok
generasi umur batang yang harus dibuat dan makin kering (C, D) makin sedikit
generasi batang yang harus dibuat.
Bambu industri yang ditanam di daerah basah bertipe iklim A (sangat basah)
yang akan digunakan untuk bambu lamina, playbambu, tusuk gigi, tusuk sate,
sumpit, tangkai dupa dan arang bambu harus diatur dalam satu rumpun ada 5
(lima) generasi umur batang yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 tahun. Demikian juga bambu
yang ditanam di daerah bertpe iklim B (basah) harus diatur dalam satu rumpun
paling tidak ada 4 (empat) struktur generasi umur batang yaitu 1, 2, 3, dan 4
tahun..

8. Pengaturan drainase
Seperti telah dikemukakan sebelumnya bahwa bambu industri yang tergolong
jenis yang tidak tahan tergenang air sehingga di lapangan perlu dibuatkan
drainase. Oleh karena itu terutama di lahan yang datar, pengaturan drainase harus
direncanakan dengan baik. Sedangkan, untuk jenis-jenis bambu industri yang
tahan tergenang pengaturan drainase juga dilakukan agar mudah melakukan
pemeliharaan dan pemanenan.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 34


2.6 Penebangan
1. Teknik penebangan
Tanaman bambu dipanen pertama kali pada umur 5 tahun yang dilakukan
terhadap batang generasi ketiga. Setelah itu, panen dilakukan setiap tahun
terhadap batang-batang bambu generasi keempat, kelima dan seterusnya.
Penebangan dilakukan pada musim kemarau agar diperoleh kualitas batang yang
baik. Batang ditebang pada bagian pangkal (5 – 10 cm) dengan kapak atau golok
dan setelah itu ditarik untuk dipangkas cabang-cabangnya. Selanjutnya batang
dipotong-potong sekitar 4 (empat) meter dari pangkal untuk memudahkan
pengangkutan. Bersamaan dengan kegiatan penjarangan sebenarnya bambu sudah
dimulai penebangan pertama. Batang-batang yang ditebang adalah batang-batang
generasi pertama dan kedua. Penebangan pertama ini sebenarnya produk dari
kegiatan pemeliharaan sehingga batang-batang yang ditebang tergolong masih
kecil-kecil. Penebangan kedua, ketiga dan seterusnya akan dilakukan setiap tahun
dan batang-batang yang ditebang adalah batang-batang dari generasi ketiga,
keempat dan seterusnya.

Gambar 30. Penebangan Bambu

2. Produksi
Hasil pengamatan yang dicatat menunjukan penebangan batang-batang makin
besar seiring dengan bertambahnya umur rumpun demikian seterusnya dan
diprediksi akan mencapai produksi batang normal setelah umur 7 (tujuh) tahun.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 35


Tabel 5. Prediksi produksi batang/ha/tahun beberapa jenis bambu

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 36


BAB III

KLASIFIKASI TANAMAN BAMBU

Salah satu jenis bambu yang sudah banyak dikenal dan sering dimanfaatkan
oleh masyarakat adalah bambu tali atau bambu apus. Bambu ini termasuk dalam
genus Gigantochloa, berikut ini urutan klasifikasi bambu tersebut.

1. Devisi : Spermatophyta
2. Subdivisi : Angiospermae
3. Klas : Monocotiledonae
4. Ordo : Graminales
5. Famili : Gramineae
6. Subfamili : Bambusoideae
7. Genus : Gigantochloa
8. Spesies : Gigantochloa apus (Bl. Ex Schult.) Kurz (Berlin dan Estu, 1995).
Tanaman bambu yang sering kita kenal umumnya berbentuk rumpun. Padahal
dapat pula bambu tumbuh sebagai batang soliter atau perdu. Tanaman bambu
yang tumbuh subur di Indonesia merupakan tanaman bambu yang simpodial,
yaitu batang-batangnya cenderung mengumpul didalam rumpun karena
percabangan rhizomnya di dalam tanah cenderung mengumpul (Agus dkk. 2006).
Batang bambu yang lebih tua berada di tengah rumpun, sehingga kurang
menguntungkan dalam proses penebangannya. Arah pertumbuhan biasanya tegak,
kadang-kadang memanjat dan batangnya mengayu. Jika sudah tinggi, batang
bambu ujungnya agak menjuntai dan daun-daunya seakan melambai. Tanaman ini
dapat mencapai umur panjang dan biasanya mati tanpa berbunga (Berlin dan Estu,
1995).
3.1 Akar Rimpang
Akar rimpangnya yang terdapat dibawah tanah membentuk sistem
percabangan, dimana dari ciri percabangan tersebut nantinya akan dapat
membedakan asal dari kelopok bambu tersebut. Bagian pangkal akar ripangnya
lebih sempit dari pada bagian ujungnya dan setiap ruas mempunyai kuncup dan

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 37


akar. Kuncup pada akar rimpang ini akan berkembang menjadi rebung yang
kemudian memanjat dan akhirnya menghasilkan buluh (Widjaja, 2001).
3.2 Batang Bambu
Batang-batang bambu muncul dari akar-akar rimpang yang menjalar dibawah
lantai. Batang-batang yang sudah tua keras dan umumnya berongga, berbetuk
silinder memanjang dan terbagi dalam ruas-ruas. Tinggi tanaman bambu sekitar
0,3 m sampai 30 m. Diameter batangnya 0,25-25 cm dan ketebalan dindingnya
sampai 25 mm. Pada bagian tanaman terdapat organ-organ daun yang
menyelimuti batang yang disebut dengan pelepah batang. Biasanya pada batang
yang sudah tua pelepah batangnya mudah gugur. Pada ujung pelepah batang
terdapat perpanjangan tambahan yang berbetuk segi tiga dan disebut subang yang
biasanya gugur lebih dulu (Widjaja, 2001).

Rebung Tunas atau batang-batang bambu muda yang baru muncul dari
permukaan dasar rumpun dan rhizome disebut rebung. Rebung tumbuh dari
kuncup akar rimpang didalam tanah atau dari pangkal buluh yang tua. Rebung
dapat dibedakan untuk membedakan jenis dari bambu karena menunjukkan ciri
khas warna pada ujungnya dan bulu-bulu yang terdapat pada pepepahnya. Bulu
pelepah rebung umumnya hitam, tetapi ada pula yang coklat atau putih misalnya
bambu cangkreh (Dinochloa scandens), sementara itu pada bambu betung
(Dendrocalamus asper) rebungnya tertutup oleh bulu coklat (Widjaja, 2001).

Tipe Pertumbuhan Tanaman bambu menpunyai dua tipe pertumbuhan rumpun,


yaitu simpodial (clump type) dan monopodial (running type). Pada tipe simpodial
tunas baru keluar dari ujung rimpang. Sistem percabangan rhizomnya di dalam
tanah cenderung mengumpul dan tumbuh membentuk rumpun. Bambu tipe
simpodial tersebar di daerah tropik, seperti yang terdapat di Indonesia dan
Malaysia. Pada bambu tipe monopodial tunas bambu keluar dari buku-buku
rimpang dan tidak membentuk rumpun. Batang dalam satu rumpun menyebar
sehingga tampak seperti tegakan pohon yang terpisah-pisah. Jenis bambu ini
biasanya ditemukan di daerah subtropis seperti di Jepang, Cina dan Korea (Berlin
dan Estu, 1995).

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 38


3.2 Pelepah Buluh

Pelepah buluh merupakan hasil modifikasi daun yang menempel pada setiap
ruas, yang terdiri atas daun pelepah buluh, kuping pelepah buluh dan ligulanya
terdapat antara sambungan antara pelepah daun daun pelepah buluh. Pelepah
buluh sangat penting fungsinya yaitu buluh ketika masih muda. Ketika buluh
tumbuh dewasa dan tinggi, pada beberapa jenis bambu pelepahnya luruh, tetapi
pada jenis lain ada pula yang pelepahnya tetap menempel pada buluh tersebut,
seperti pada jenis bambu talang (Schizostachyum brachycladum) (Widjaja, 2001).

Helai Daun dan Pelepah Daun Helai daun bambu mempunyai tipe pertulangan
yang sejajar seperti rumput, dan setiap daun mempunyai tulang daun utama yang
menonjol. Daunnya biasanya lebar, tetapi ada juga yang kecil dan sempit seperti
pada bambu cendani (Bambusa multiplex) dan bambu siam (Thyrsostachys
siamensis). Helai daun dihubungkan dengan pelepah oleh tangkai daun yang
mungkin panjang atau pendek. Pelepah dilengkapi dengan kuping pelepah daun
dan juga ligula. Kuping pelepah daun umumnya besar tetapi ada juga yang kecil
atau tidak tampak. Pada beberapa jenis bambu, kuping pelepah daunnya
mempunyai bulu kejur panjang, tetapi ada juga yang gundul (Widjaja, 2001).

Budi Daya Tanaman Bambu Penggunaan bambu untuk industri atau kerajinan
dewasa ini semakin meningkat. Dengan demikian kebutuhan akan bambu juga
semakin banyak. Pemenuhan kebutuhan tersebut tidak hanya dapat sepenuhnya
bergantung pada yang telah ada sekarang. Untuk itu tanaman bambu perlu
dibudidayakan secara intensif, yakni dengan cara mengebunkannya, agar dapat
menjamin ketersediaan bahan baku dan kontinuitas produksi. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan dalam membudidayakan bambu adalah syarat-syarat tumbuh,
perbanyakan tanaman, persiapan tanaman, cara penanaman, dan pemilihan
tanaman (Berlin dan Estu, 1995).

3.3 Syarat Tumbuh

Pertumbuhan setiap tanaman tidak terlepas dari pengaruh kondisi


lingkungannya. Dengan demikian perlu diperhatikan faktor-faktor yang bekaitan
dengan syarat tumbuh tanaman bambu. Faktor lingkungan terebut meliputi jenis

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 39


iklim dan jenis tanah. Lingkungan yang sesuai dengan tanaman bambu adalah
yang bersuhu sekitar 8,8-36o C. Bambu dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi
masam dengan pH 3,5, dan umumnya menghendaki tanah yang pH nya 5,0
sampai 6,5. Pada tanah yang subur tanaman bambu akan tumbuh dengan baik
karena kebutuhan makanan bagi tanaman tersebut akan (Berlin dan Estu, 1995).

3.4 Pembibitan

Pembibitan dilakukan untuk memperbanyak tanaman. Perbanyakan tanaman


ini dapat dilakukan dengan cara generatif dan vegetatif. Perbanyakan dengan
generatif adalah dengan bijinya. Sedangkan perbanyakan vegetatif antara lain
dengan stek batang, stek cabang atau stek rhizome (akar). Untuk mendapatkan
bibit bambu dalam skala yang besar dan cepat dapat juga dilakukan dengan teknik
kultur jaringan (Berlin dan Estu, 1995).

3.5 Penanaman

Penanaman bambu bisa dilakuan di kebun, tanah yang latar, tepi sungai atau
di pakarangan. Sebelum dilakukan penanaman sebaiknya dilakukan persiapan
lahan seperti pembersihan areal dari semak belukar, bebatuan dan kotoran lain.
Penanaman bambu sebainya dilakukan pada musim penghujan dan bibit yang
digunakan sebaiknya dalam keadaan segar. Pada saat menanam bibit hendaknya
ditambahkan pupuk buatan yaitu Urea, TSP dan KCl, dengan perbandingan 3 : 2 :
1 sebaiknya 600 Kg/ha. Pupuk diberikan melingkari tanaman karena rumpun akan
tumbuh di sekeliling tanaman induknya. Setelah itu tanah disekitar bibit
dipadatkan dan ditinggikan sekitar 5 – 10 cm (Berlin dan Estu, 1995).

3.6 Pemeliharaan

Tanaman bambu yang dibudidayakan perlu juga pemeliharaan. Meskipun


demikian pemeliharaan tanaman bambu tidak perlu intensif, sehingga tidak terlalu
merepotkan pemiliknya. Tindakan pemeliharaan tanaman bambu antara lain
meliputi pemangkasan, penyiangan, pembumbunan dan pemupukan (Berlin dan
Estu, 1995).

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 40


3.7 Potensi

Tanaman bambu di Indonesia ditemukan mulai dari dataran rendah sampai


pegunungan. Pada umumnya ditemukan di tempat-tempat terbuka dan daerahnya
bebas dari genangan air. Tanaman bambu hidup merumpun, mempunyai ruas dan
buku. Pada setiap ruas tumbuh cabang-cabang yang berukuran jauh lebih kecil
dibandingkan dengan buluhnya sendiri. Pada ruas-ruas ini tumbuh akar-akar
sehingga pada bambu dimungkinkan untuk memperbanyak tanaman dari
potongan-potongan ruasnya, disamping tunas-tunas rumpunnya.

Produksi Bambu merupakan tanaman yang memiliki manfaat sangat penting


bagi kehidupan. Semua bagian tanaman mulai dari akar, batang, daun bahkan
rebungnya dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan. Pada
perinsipnya, pengembangan tanaman bambu di negara kita ini sangat prospek,
disamping dapat memenuhi kebutuhan bambu dalam negeri juga dapat memenuhi
kebutuhan luar negeri. Selain memiliki nilai ekonomi yang tinggi tanaman bambu
juga dapat sebagai salah satu kantong penyerap air, akar-akar pada bambu sangat
baik dalam hal menahan dan menjaga ketersediaan air dalam tanah (Soekartawi,
1995).

Pemanfaatan Tanaman Bambu Bambu, merupakan hasil hutan non kayu yang
potensial untuk dikembangkan menjadi sumber bahan baku industri. Di bidang
kehutanan tanaman bambu dapat meningkatkan kualitas hutan yang selama ini
menjadi bahan baku industri perkayuan nasional melalui substitusi atau
keanekaragaman bahan baku, mengingat potensi hutan kayu semakin langka
sedangkan industri sudah telanjur ada dengan kapasitas besar, maka tuntutan
pemenuhan bahan baku industri kehutanan menjadi agenda prioritas penyelamat
aset kehutanan nasional (Otjo dan Atmadja, 2006). Secara tradisional umumnya
bambu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan seperti alat-alat rumah tangga,
kerajinan tangan dan bahan makanan. Sebagai bahan bangunan banyak dipakai
didaerah pedesaan, sedangkan di kota bambu merupakan bahan penting untuk
rumah murah, bangunan sementara dan untuk banguan bertingkat (Widjaja dkk.,
1994).

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 41


BAB IV

PENERAPAN BAMBU TERHADAP KONSTRUKSI

Konstruksi bambu adalah ilmu yangsangat kompleks, Pada tahun 1980-an


konstruksi bambu mengalami perkembangan yang luar biasa, walaupun pada
pembangunan di Indonesia hal itu belum terwujud dan bahkan masih memiliki
kesan sebagai bahan bangunan rakyat miskin. Sehingga sayangnya studi yang
mendetail tentangkekuatan bambu di Indonesia sebagai konstruksi masih langka
dan tidaklengkap.Konstruksi Bambu cukup populer untu k pertimbangan. K arena
Bahan ini adalah murah dan berkelimpahan, orang awam dapat membangun
rumah mereka sendiri dengan perkakas yang sederhana dengan ketrampilan dan
metoda yang diperlukan untuk konstruksi.
Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk perumahan, bangunan dan perencanaan,
mendetil banyak dari metoda-metoda konstruksitradisional ini , mendiskusikan
hasil-hasil dari percobaan-percobaan,dan melaksanakan di dalam banyak negara
untuk mengembangkan teknik-teknik baru dalam membangun dengan bambu.
Pada umumnya, bagian bangunan yang dapat dibuat dari bambu jauh lebih
murah jika dibandingkan dengan bahan bangunan lain untuk kegunaan yang
sama.Bambu terdapat hampir di seluruh Indonesia. Bambu adalah bahan ramuan
yang penting sebagai pengganti kayu biasa bagi penduduk desa. Pendudukdesa
menanamnya di halaman rumah, pada lereng gunung, sepanjang sungaiatau
jurang, dan sebagainya.
Bambu bersifat tahunan, seperti rumput ,tumbuhan berkayu dan pemusatan
mereka yang terbesar danpenggunaannya tersebar luas di perbatasan bagian
tenggara dari asia dan pulau-pulau dari India ke Cina daratan dan dari Jepang ke
Indonesia diantara pulau-pulau. Tumbuhan ini juga ditemukan di Afrika,
Australia,dan di dalam Belahan bumi yang Barat, dari Southern United States ke
Argentina dan Cili.Pertumbuhan dari bambu itu cepat, sekitar 7cm sampai dengan
40 cm per hari di dalam kondisi ideal. Perkebunanbambu besar-besaran telah
dibentuk di Jepang, India, dan negara-negaralain. Pembusukan yang cepat dari
bambu secara tradisional berartistruktur-struktur yang harus dibangun kembali

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 42


setiap dua atau tigatahun. Dengan perlakuan pemeliharaan yang tepat, hidup dari
pelindungbambu dapat diperpanjang 15 tahun atau lebih panjang.
Bambu biasanya kurang tahan lama karena mengandung banyak kanji yang
disukai oleh rayap dan menjadi tempat tumbuh yang baik bagi cendawan
akibatsuhu dan kelembaban tinggi di daerah tropis. Bambu memiliki 50 -
55%lebih banyak selulosa daripada kayu. Tanpa perhatian pada pengawetanmaka
konstruksi bambu tahan lama 2- 3 tahun saja. sedangkan denganpengawetan dan
pemeliharaan yang memadai dapat tahan lama > 15tahun. Bambu harus tua,
berwarna kuning jernih atau hijau tua, dalamhal terakhir berbintik putih pada
pangkalnya, berserat padat denganpermukaan yang mengkilap. Di tempat ruas
tidak boleh ada yang pecah.Mutu bambu diperngaruhi terutama oleh, masa
memotong batang bambu, perawatan bambu pengeringan bambu, dan Pengawetan
bambu.
4.1 BAMBU SEBAGAI ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

Bambu dapat digunakan untuk membuat semua komponen bangunan, baik


struktural maupun non structural. Konstruksi bangunan bambu ini ditandai dengan
pendekatan kerangka struktural mirip dengan yang diterapkan dalam konstruksi
kayu. Dalam hal ini, elemen lantai, dinding dan atap saling dihubungkan dan
saling bergantung satu sama lain untuk stabilitas keseluruhan. Ada kebutuhan
untuk mengontrol deformasi lateral dalam beberapa bentuk tradisional bangunan
pada khususnya. Kecukupan dan kesesuaian bangunan untuk hunian juga akan
tergantung pada detail yang baik, misalnya untuk membantu mencegah masuknya
air dan kelembaban, serangan jamur dan kutu kutu.
1. Bambu sebagai pondasi
Jenis-jenis pondasi dari bambu yang umum digunakan antara lain bambu
kontak tanah secara langsung, bambu di atas pondasi batu atau beton, bambu
dimasukkan ke dalam pondasi beton, dan bambu sebagai tulangan beton. Secara
umum, yang terbaik adalah menjaga bambu agar tidak kontak langsung dengan
tanah, karena bambu yang tidak diobati dapat membusuk sangat cepat jika kontak
dengan tanah.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 43


Gambar 31. Skematik bambu untuk pondasi tidak kontak dengan tanah
2. Bambu sebagai lantai
Lantai bangunan bambu mungkin di
permukaan tanah, dan karena itu hanya
terdiri dari tanah yang dipadatkan, dengan
atau tanpa perkuatan dari anyaman
bambu. Namun, solusi yang dipilih adalah
untuk menaikkan lantai di atas tanah
menciptakan jenis konstruksi panggung.
Hal ini meningkatkan kenyamanan dan
kebersihan dan dapat memberikan tempat
penyimpanan tertutup di bawah lantai. Gambar 32. Bambu sebagai lantai
Ketika 5 lantai ditinggikan, lantai menjadi bagian integral dari kerangka
struktur bangunan. Lantai bambu biasanya terdiri dari balok bambu tetap untuk
strip pondasi atau tumpuan ke pondasi. Balok-balok dipasang di sekeliling
bangunan. Balok dan kolom umumnya berdiameter sekitar 100 mm.
3. Bambu sebagai dinding
Penggunaan yang paling luas dari bambu dalam konstruksi adalah untuk
dinding dan partisi. Elemen utama dari dinding bambu umumnya merupakan
bagian dari kerangka struktural. Dengan demikian bambu harus mampu untuk
menahan beban bangunan baik berat sendiri maupun beban berguna, cuaca, dan
gempa bumi. Sebuah pengisi antara anyaman bambu diperlukan untuk
menyelesaikan dinding. Tujuan dari pengisi adalah untuk melindungi terhadap
hujan, angin dan hewan, untuk memberikan privasi dan memberikan perkuatan

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 44


untuk menjamin stabilitas keseluruhan struktur ketika mengalami gaya horisontal.
Pengisi harus didesain untuk memungkinkan cahaya dan ventilasi.

Gambar 33. Konstruksi dinding dengan jaring-jaring bambu


4. Bambu sebagai atap
Atap bangunan yang diperlukan untuk
memberikan perlindungan terhadap cuaca
ekstrem termasuk hujan, matahari dan
angin, dan untuk memberikan yang jelas,
ruang yang dapat digunakan di bawah
kanopi nya. Di atas semua, itu harus cukup
kuat untuk menahan kekuatan yang cukup
dihasilkan oleh angin dan penutup atap.
Dalam hal ini bambu sangat ideal sebagai
bahan atap - itu kuat, tangguh, dan ringan.
Gambar 34. Denah konstruksi atap Struktur bambu untuk atap dapat terdiri dari
komponen Rangka atap (kuda-kuda), Gording atau purlin, kasau dan reng.

4.2 PENGOLAHAN BENTUK ELEMEN STRUKTURAL


Untuk mencapai bentuk yang disesuaikan dengan kebutuhan, maka ada
beberapa pengolahan bentuk yang dapat digunakan :
1. BALOK TUNGGAL UTUH
Balok tunggal bambu yang paling sederhana memiliki lebar bentang maksimal 4
meter dan sangat terbatas. Akibatnya, sering dipilih konstruksi bambu dengan
banyak tiang sebagai tumpuan penyangga yang berjarak maksimal 3 meter.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 45


2. BILAH BAMBU
Batang bambu yang diolah menjadi bilah dapat digolongkan menurut
diameternya. Bambu dengan diameter yang besar akan membutuhkan peralatan
khusus sedangankan batang yang diameternya kecil dapat dibelah dengan parang
khusus.

Gambar 35. Membelah bambu dengan diameter besar


3. TUTU
Bilah bambu diambil kulitnya, kemudian dibelah arah tangensial sehingga
menjadi bagian-bagian setebal 1-5mm. Untuk pekerjaan halus bilah bambu dapat
dibelah arah radial juga.

Gambar 36. Membelah bilah bambu untuk menghasilkan tutu

4. BAMBU LAPIS
Bambu lapis adalah papan/panel buatan yang terdiri dari susunan bilah bambu
sejajar dan melintang atau anyaman bilah bambu sejajar dan melintang atau
anyaman bilah bambu dengan diikat oleh perekat tertentu dan jumlah lapisannya
harus ganjil. Karena bambu secara kimiawi berbeda dengan kayu, maka dapat

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 46


lebih mudah dilem. Walaupun demikian, kulit luar bambu tidak dapat dilem, dan
bambu lapis dari anyaman membutuhkan banyak perekat.

Gambar 37. Bambu Lapis


5. TALI BAMBU
Sampai dengan umur 18 bulan, batang bambu dapat dikupas karena kulit dan
permukaan dinding ruas dalamnya masih lunak. Strip kulit yang dikupas dapat
digunakan langsung sebagai pengikat. Untuk membuat tali bambu, strip kulit
dijalan dan dililit menjadi tali. Setiap utas tali dirangkaikan dengan strip dinding
ruas dalam (yang agak lunak) dan dengan
strip kulit yang dikupas (yang memiliki
daya tarik lebih tinggi) untuk bagian luar
utas tali tersebut. Tiga utas tali tersebut
dijalin sehingga membentuk tali bambu
berdiametr +/- 50 mm yang dapat
menerima beban > 5 ton.

Gambar 38. Tali bambu

6. MELENGKUNGKAN BAMBU
Karena bambu memiliki karakteristik elastisitas yang tinggi maka bambu akan
mudah dilengkungkan. Ada 2 metode yang digunakan untuk melengkungkan
bambu yaitu cold bending dan hot bending.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 47


a. Cold Bending
Bambu dapat dibuat menjadi bilah yang kemudian disatukan dengan lem atau
ikatan.
b. Hot Bending
Ketika dipanaskan (>150 C), maka bambu akan menjadi lunak dan fleksibel.
Perubahan bentuk bias dilakukan secara pararel, diagonal atau tranversal ke arah
serat. Setelah didinginkan, bambu akan bertahan dengan bentuk barunya.

Gambar 39. Hot Bending Process

4.3 APLIKASI BAMBU UNTUK BERBAGAI JENIS KONSTRUKSI LAIN


a. Jembatan bambu
Sebuah jembatan dapat didefinisikan sebagai struktur tinggi yang
menghubungkan dua tempat agar lalu lintas dapat melewati hambatan yang ada
diantara keduanya (misalnya lembah dan sungai). Berbagai jenis bentangan dan
kapasitas yang hampir tak terbatas. Jembatan bambu umumnya digunakan untuk
konstruksi jembatan dengan bentang terbatas untuk pejalan kaki dan lalu lintas
ringan. Namun konstruksi bambu dengan sambungan yang baik, telah dibangun
dan telah terbukti mampu mendukung beban yang cukup besar.

Gambar 40. Pengujian konstruksi jembatan bambu

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 48


b. Perancah bambu
Perancah bambu secara luas digunakan di seluruh Asia Selatan dan Asia
Tenggara dan juga Selatan Amerika sebagai struktur sementara untuk mendukung
platform yang bekerja di konstruksi bangunan dan pemeliharaan (Jayanetti dkk,
2002). Keuntungan utama dari perancah bambu bila dibandingkan dengan baja
yang ringan dan rendah biaya. Hal ini juga mudah disesuaikan dengan bentuk
bangunan. Namun, masalah seperti kurangnya daya tahan, dan non-standar
sambungan saat ini membatasi penggunaan bambu secara luas.

Gambar 41. Bambu untuk scaffolding.


c. Bambu sebagai tulangan beton
Penggunaan bambu sebagai tulangan beton adalah salah satu topik yang lebih
luas dibahas berkaitan dengan bambu dalam konstruksi. Ada beberapa alasan
bagus mengapa bambu mungkin dianggap sebagai penguat untuk beton yaitu:
biaya rendah dibandingkan dengan baja, mudah di dapat, dan Kekuatannya untuk
rasio berat badan lebih baik dibandingkan dengan baja.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 49


Gambar. 42 Bambu sebagai tulangan pondasi plat.

4.4 BANGUNAN UNIK DARI BAMBU DI DUNIA

1. Courtyard Teahouse

Bangunan bambu ini


memberikan kesan seolah
bambu adalah material yang
tidak kalah bergengsi dengan
material lainnya seperti beton
atau baja. Karya ini
merupakan rumah teh
terapung di Yangzhou, oleh
arsitek HWCD Associates.
Gambar 43. Courtyard Teahouse Permainan garis horizontal dan
vertikal oleh susunan bambu membentuk perspektif yang halusinatif karena
membentuk dinding-dinding yang seakan transparan.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 50


Gambar 44. Dinding transparan

2. Kontum Indochine Café


Bangunan bambu ini didesain oleh Vo
Throng Nghia dari Vietnam, merupakan
bangunan restoran dengan bentuk kolom
bambu yang membentuk payung, makin
besar dari bawah keatas. Bentuk ini
terinspirasi dari bentuk keranjang
memancing tradisional yang digunakan di
Vietnam.
Gambar 45. Kontum Indochine Café

3. Low Cost House


Vo Throng Nghia mendesain rumah
dengan konstruksi besi untuk strukturnya,
serta menggunakan bambu dan polycarbonate
untuk menutupi dinding dan atapnya. Material
tersebut sepertinya berpadu dengan manis
menghasilkan rumah murah untuk kelas
ekonomi bawah di Vietnam, karena kondisi
perumahan di Vietnam yang cukup serius Gambar 46. Low Cost House
untuk dipikirkan. Rumah bambu ini menjadi rumah yang modular, murah dan
mudah untuk dirakit.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 51


4. Salon di Bangkok

Terinspirasi dari bentukan batu didalam gua,


arsitek Nattapon Klinsuwan mendesain
interior dengan bahan bambu yang terlihat
seperti stalagtit dan stalagmit gua. Bambu
yang seakan menjulur kebawah dari langit-
langit juga menjadi partisi untuk ruang-ruang
dalam area salon ini.

Gambar 47. Salon di Bangkok

5. Wind and Water Bar


Bambu dilengkungkan untuk
membentuk struktur yang
menyerupai dome, dengan bambu
yang melengkung didalam untuk
membentuk strukturnya. Arsitek
Vo Throng Nghia mendesain
bangunan kafe dan ruang
pertemuan ini. Vo Throng Nghia
Gambar 48. Wind and Water Bar beranggapan bahwa bambu akan
menjadi material pengganti baja di abad 21 ini.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 52


5. Blooming Bamboo Home

Arsitek dari Vietnam yaitu


studio H&P Architects juga
tidak kalah, mendesain
bangunan rumah yang tahan
banjir hingga 3 meter. Bilah
bambu digunakan untuk semua
bagian bangunan mulai dari
struktur, atap, dinding hingga
lantainya. Dimaksudkan sebagai
Gambar 49. Blooming Bamboo Home bangunan untuk kondisi bencana,
bangunan ini diharapkan dapat berkontribusi menjadi rumah pengungsi saat
dibutuhkan.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 53


DAFTAR PUSTAKA

Alrasjid, H. 1983. Pengaruh pemupukan nitrogen, phosphor, kalium terhadap


pertumbuhan dan kualitas pulp bambu duri (Bambusa bambus) di kleompok
hutan Turaya (Borissallo), Sulawesi Selatan. Kerjasama Balai Penelitian
Hutan Bogor – PT Pupuk Sriwidjaja

Astuti, I, P. and IBK Arinasa. 2002. Traditional bambu charcoal in Bali,


Indonesia.

Japan Bambu Society. Bambu Journal. (19) : 53-59.

Mashudi, A. 1994. Pengembangan tanaman bambu dan pemanfaatan lahan


sepanjang aliran sungai perkebunan PT GGPC, Terbanggi Besar, Lampung
Tengah. Makalah dalam sarasehan Strategi Penelitian Bambu Indonesia,
Yayasan Bambu Lingkungan Lestari. 47– 53.

Marfuah Wardani. 2009. Budidaya bambu tali (Gigantochloa apus Kurz.) untuk
bangunan yang ramah lingkungan. Prosiding Seminar Nasional, Rekayasa
Bambu sebagai bahan bangunan ramah lingkungan. Kerjasama Jurusan
Teknik Sipil dan Lingkungan, Fakultas Teknik UGM Yogyakarta dengan
Persatuan Pecinta Bambu Indonesia (PERBINDO). hal. 1001-1008.

Mohammed, Azmy, Hj. 1992. Potensi buluh rebung di Malaysia. FRIM, Kepong,

Sutiyono. 2004. Budiadaya bambu untuk bahan kertas. Prosiding hal. 145-156.

Sutiyono. 2005. Menanam bambu untuk bahan bangunan. Prosiding Seminar


Nasional Perkembangan Perbambuan di Indonesia. Pusat Studi Ilmu teknik,
UGM, Yogyakarta. hal. II.53-II.62

Budidaya bambu untuk barang kerajinan. Proseding Gelar Teknologi


Pemanfaatan Iptek Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Pusat Litbang Hutan
dan Konservasi Alam Bogor. hal. 167-178. Proseding Gelar Teknologi
Pemanfaatan Iptek Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Pusat Litbang Hutan
dan Konservasi Alam Bogor. hal. 167-178.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 54


Penggunaan efektif batang enam jenis bambu sebagai bahan baku bambu lamina.
Pros. Semnas MAPEKI XIII Denpasar Bali. hal 555-560.

Pertumbuhan enam jenis bambu umur tujuh tahun di Stasiun Penelitian Hutan
Arcamanik, Bandung. Pros. Semnas MAPEKI XIII Denpasar Bali. hal 717-
724.

Aspek-aspek silvikultur dan budidaya bambu peting (Gigantochloa levis Blanco.).


Pros.Semnas. Kontribusi Litbang dalam Peningkatan Produktivitas dan
Kelsetarian Hutan. Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan. Hal
255-260.

Karakteristik batang enam jenis bambu industri. Pros.Semnas.

Kontribusi Litbang dalam Peningkatan Produktivitas dan Kelsetarian Hutan.

Pusat Litbang Peningkatan Produktivitas Hutan. Hal 249-254.

Sutiyono dan Marfu’ah Wardani. 2008. Budidaya bambu surat (Gigantochloa


pseudoarundinacae (Steudel Widjaja)). Proseding Gelar Teknologi
Pemanfaatan Iptek Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Pusat Litbang Hutan
dan Konservasi Alam Bogor. hal. 167-178. Proseding Gelar Teknologi
Pemanfaatan Iptek Untuk Kesejahteraan Masyarakat. Pusat Litbang Hutan
dan Konservasi Alam Bogor. hal.189-204.

Sutiyono dan Merryana Kidding Allo. 2009. Prospek budidaya bamboo pariing
(Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz) disebagai bahan bangunan di daerah
Sulawesi Selatan. . Prosiding Seminar Nasional, Rekayasa Bambu sebagai
bahan bangunan ramah lingkungan. Kerjasama Jurusan Teknik Sipil dan
Lingkungan, Fakultas Teknik UGM Yogyakarta dengan Persatuan Pecinta
Bambu Indonesia (PERBINDO). hal : 43-52.

Sutiyono dan Marfu’ah Wardani. 2009. Budidaya bambu petung


(Dendrocalamus asper Back.) Pros. Semnas MAPEKI XII Bandung. hal
1002-1013.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 55


Sutiyono, Asmanah Widiarti dan Mawazin. 2010. Aspek aspek silvikultur dan
budidaya jenis-jenis bambu penghasil rebung. Pros. Semnas Biologi.
Fakultas Biologi UGM Yogyakarta. Hal. 424-433.

Nurwati, Nadjib. 2015. Seri Paket Iptek Informasi Sifat Dasar dan Kemungkinan
Penggunaan 10 Jenis Bambu. Bogor: IPB Press.

https://firmansyahbetawi.wordpress.com/2013/03/11/jenis-dan-manfaat-
bambu/,“EMAS HIJAU” ITU BERNAMA BAMBU Oleh :Firmansyah,
S.Hut, Penyuluh Kehutanan Ahli Pusat Pengembangan Penyuluhan
Kehutanan BP2SDMK. Diakses pada tanggal 7 desember 2017

Tinjauan Pustaka Morfologi Tanaman Bambu Universitas Sumatra Utara


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25039/Chapter%20II
.pdf?sequence=4&isAllowed=y. Diakses pada tanggal 7 desember 2017

http://pinter-sains.blogspot.com/2010/10/pengawetan-bambu.html. diakses pada


tanggal 7 desember 2017

http://www.sahabatbambu.com/_. Diakses pada tanggal 7 desember 2017

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 56


LAMPIRAN TUGAS

PENGERTIAN DAN SEJARAH BAMBU


EKY ASTRIANI
F 221 17 057
MOH. AKBAR SULAEMAN
F 221 17 074
Pengertian bambu
Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia,
dilaporkan dapat tumbuh 100 cm (39 in) dalam 24 jam. Namun laju pertumbuhan
ini amat ditentukan dari kondisi tanah lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju
pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3–10 cm (1,2–3,9 in) per hari.
Bambu pernah tumbuh secara besar-besaran pada periode Cretaceous, di wilayah
yang kini disebut dengan Asia. Beberapa dari spesies bambu terbesar dapat
tumbuh hingga melebihi 30 m (98 ft) tingginya, dan bisa mencapai diameter
batang 15–20 cm (5,9–7,9 in). Namun spesies tertentu hanya bisa tumbuh hingga
ketinggian beberapa inci saja.
Bambu termasuk dalam keluarga rumput-rumputan, yang dapat menjadi
penjelasan mengapa bambu memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini
berarti bahwa ketika bambu dipanen, bambu akan tumbuh kembali dengan cepat
tanpa mengganggu ekosistem. Tidak seperti pohon, batang bambu muncul dari
permukaan dengan diameter penuh dan tumbuh hingga mencapai tinggi
maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4 bulan). Selama
beberapa bulan tersebut, setiap tunas yang muncul akan tumbuh vertikal tanpa
menumbuhkan cabang hingga usia kematangan dicapai. Lalu, cabang tumbuh dari
node dan daun muncul. Pada tahun berikutnya, dinding batang yang mengandung
pulp akan mengeras. Pada tahun ketiga, batang semakin mengeras. Hingga tahun
ke lima, jamur dapat tumbuh di bagian luar batang dan menembus hingga ke
dalam dan membusukkan batang. Hingga tahun ke delapan (tergantung pada
spesies), pertumbuhan jamur akan menyebabkan batang bambu membusuk dna
runtuh. Hal ini menunjukkan bahwa bambu paling tepat dipanen ketika berusia

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 57


antara tiga hingga tujuh tahun. Bambu tidak akan bertambah tinggi atau
membesar batangnya setelah tahun pertama, dan bambu yang telah runtuh atau
dipanen tidak akan digantikan oleh tunas bambu baru di tempat ia pernah tumbuh.
Banyak spesies bambu tropis akan mati pada temperatur mendekati titik beku,
sementara beberapa bambu di iklim sedang mampu bertahan hingga temperatur
−29 °C (−20 °F). Beberapa bambu yang tahan dingin tersebut mampu bertahan
hingga zona 5-6 dalam kategori USDA Plant Hardiness Zones, meski pada
akhirnya mereka akan meruntuhkan daun-daunnya dan menghentikan
pertumbuhan, namun rizomanya akan selamat dan menumbuhkan tunas bambu
baru di musim semi berikutnya.
Asal usul (sejarah) tanaman bambu
Neraca.Bambu merupakan tumbuhan tanaman jenis rumput-rumputan yang
mempunyai batang berongga dan beruas-ruas, serta berakar serabut dan bambu
memiliki ranting-ranting kecil yang tumbuh dari batang bambu. Batang bambu
memiliki ranting bukan dahan. Ranting bentuknya lebih kecil jika dibandingkan
dengan dahan. Ranting tidak mengubah bentuk asli pohon itu. Artinya dengan
tumbuhnya ranting pada pohon itu (bambu) bentuk asli pohon tidak berubah.
Bambu pun dikenal pula dengan nama buluh, aur, dan eru.
Dua orang peneleliti botani, Lopez dan Shanley di tahun 2004, menyebutkan
bahwa bambu termasuk keluarga rumput-rumputan dan merupakan tumbuhan
paling besar di dunia dalam keluarga ini. Ada lebih dari 1200 spesies bambu dan
kebanyakan terdapat di Asia. Tumbuhan yang indah ini, dengan kekuatan dan
kelenturannya, memiliki manfaat yang tidak terbatas.
Di Cina dan Jepang, pisau bambu digunakan untuk memotong tali pusar bayi
pada saat dilahirkan, dan jenazah orang yang meninggal diletakkan diatas alas
yang terbuat dari bambu. Tumbuhan ini sudah mendarah daging dalam kehidupan
masyarakat sehari-hari. Tanaman bambu banyak ditemukan di daerah tropik di
Benua Asia, Afrika, dan Amerika. Namun, beberapa spesies ditemukan pula di
Australia. Benua Asia merupakan daerah penyebaran bambu terbesar.
Dari sekitar 75 genus terdiri dari 1.500 spesies bambu di seluruh dunia, 10
genus atau 125 jenis diantaranya terdapat di Indonesia. Berdasarkan system
percabangan rimpang, genus tersebut dikelompokkan menjadi dua
Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 58
bagian.Pertama, genus yang berakar rimpang dan tumbuh secara simpodial,
termasuk didalamnya genus Bambusa, Dendrocalamus, Gigantochloa, dan
Schizostachyum.
Kedua, genus berakar rimpang dan tumbuh secara monopodial (horizontal)
dan bercabang secara lateral sehingga menghasilkan rumpun tersebar, diantaranya
genus Arundinaria. Sedangkan menurut peneliti asal Indonesia, Berlian dan
Rahayu, Indonesia memiliki lebih kurang 125 jenis bambu. Ada yang masih
tumbuh liar dan masih belum jelas kegunaannya. Beberapa jenis bambu tertentu
mempunyai manfaat atau nilai ekonomis yang tinggi seperti; Bambu andong,
bambu atter, bambu tali, bambu talang, bambu tutul, bambu cendani, bambu
cengkoreh, dan lainnya.
Bambu termasuk dalam ordo Poales; family Poaceae; upa family
Bambusoideae; superbangsa bambusodae; bangsa Bambuseae Di dunia ini bambu
merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat .
Dalam bahasa Makassar, bambu disebut Bulo. Leluhur kita sudah sejak lama
memanfaatkan bambu ini sebagai bahan bangunan mereka. Dalam istilah klasik
suku makassar, bahkan bambu sudah lama dikenal. Terbukti dengan prinsip
mereka diambil dari kata bambu yakni Abbulo sibatang (arti harpiahnya:
berbatang bambu; dan maknanya adalah persatuan).
Bambu merupakan sumber bahan bangunan yang dapat diperbaharui dan
banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu di dunia, 140 jenis
atau 11% nya adalah spesies asli Indonesia. Orang Indonesia sudah lama
memanfaatkan bambu untuk bangunan rumah, perabotan, alat pertanian,
kerajinan, alat musik, dan makanan. Namun, bambu belum menjadi prioritas
pengembangan dan masih dilihat sebagai bahan milik kaum miskin yang cepat
rusak.
Pemanfaatan bambu harus didukung oleh upaya reboisasi dan pengelolaan
yang ramah lingkungan. Bambu menghasilkan biomassa tujuh kali lipat
dibanding hutan pepohonan. Selain itu rumpun bambu berperan dalam mencegah
erosi karena dapat memperkuat ikatan partikel dan menahan pengikisan tanah.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 59


MANFAAT BAMBU KUNING DALAM DUNIA MEDIS

MOH. TRIHARDIANSYAH

F 221 17 058

Bambu Kuning sering kita jumpai di halaman rumah bagian depan maupun
belakang sebagai penghias halaman tersebut sekaligus pagar pelapis setelah pagar
besi, selain membawa kesan alami halaman yang ditanami bambu kuning terasa
segar karena dapat menyaring polusi disekitar halaman tersebut.

Bambu kuning ini banyak sekali peminatnya karena memiliki daya tarik dari
segi warna dan bentuknya yang sangat menarik, maka tanaman yang satu ini
digolong pada jenis tanaman hias juga. Namun dibalik keindahan dan keunikan
itu semua bambu kuning memilki manfaat dan khasiat yang luar biasa besarnya
bagi tubuh manusia.

Pada tekhnik pengobatan Cina, bambu sering sekali untuk mengobati dan
menyembuhkan infeksi. Bambu mengandung sumber potassium yang rendah
kalori serta memiliki rasa manis yang terkenal sebagai sumber protein dan nutrisi
yang baik bagi tubuh.

Di Ayurveda, yaitu sebuah system pengobatan tradisional di India, konkresi


silicious dapat ditemukan pada batang bambu yang disebut blanslochan. Pada
system pengobatan Indo Persia, blanslochan terkenal sebagai tabashir atau

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 60


tashwir. Dikatakan bahwa konkresi ini dapat menjdi obat penguat pada penyakit
pernapasan.

Tidak hanya itu, khasiat lain yang terkandung dalam bambu kuning adalah
dapat digunakan sebagi bahan baku dalam pembuatan produk kosmetik dan obat-
obatan. Berikut ini adalah beberapa manfaat dari bambu kuning.

Manfaat dan Khasiat Bambu Kuning :

 Makanan Vegetarian
Selain berfungsi sebagai tanaman hias, banyak masyarakat yang
memanfaatkan tanaman ini sebagai makanan tambahan, semisal rebungnya
sering dijadikan sayuran.
 Obat penyakit Lever dan asam urat
Bambu kuning memiliki kandungan zat flavonoid, yang berfungsi sebagai
obat penyakit lever. Menurut sinse Mochamad yusuf, ahli pengobatan Cina di
Sukabumi, jawa barat, daun bambu yang ada di Indonesia dapat digunakan
dan dimanfaatkan sebagai obat untuk meredakan asam urat. Dengan sering
mengkonsumsi daun bambu, maka akadar asam yang terdapat di dalam tubuh
menurun, dikarenakan kandungan zat pada daun bambunya yang kaya flavon.
Selain sebagai salah satu sumber antioksidan, flavon juga berperan dalam
menghambat oksidasi xantin menjadi asam urat.
 Pereda batuk

Dalam kitab Ming Yi Bie Lu (catatan dokter Ternama), manfaat dari daun
bambau adalah untuk meluruhkan dahak, meredakan batuk, dan mengatasi
susah napas. Khasiat lain dari bambu adalah menetralkan racun dalam tubuh.
Di Cina, ekstrak dari daun bambu juga dimanfaatkan sebagai obat untuk
melindungi jantung.

 Mengatasi keputihan

Air yang dihasilkan dari bambu eul-eulmengandung mineral dan oksigen yang
berkadar tinggi, sehingga sangat membantu bagi kaum wanita dalam
menghilangkan keputihan.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 61


 Penghilang lemak dan kolesterol

Tanaman bambu banyak mengandung air mineral sehingga dapat digunakan


untuk pengobatan alternative guna menghilangkan lemak dan kolesterol
dalam tubuh.

Kandungan serta Manfaat Kesehatan Daun Bambu

Manfaat daun bambu kuning ternyata sudah di kenal di berbagai daerah di


seluruh dunia. Di Cina, daun bambu sudah sangatlah umum digunakan sebagai
obat herbal yang berguna untuk menyembuhkan beragam masalah kesehatan.
Beragam riset menemukan, daun bambu adalah sumber flavonoid yang sangatlah
baik. Kandungan itu berfungsi sebagai antioksidan yang dapat membantu tubuh
untuk melawan serta mencegah beragam penyakit. Untuk lebih lengkapnya,
berikut jenis-jenis manfaat dari daun bambu :

 Mengobati Sakit Demam


Daun bambu ataupun tangkainya dapat digunakan sebagai obat demam yang
amat manjur. Di Cina, hal ini telah di kenal sejak jaman dahulu kala. Cara
untuk memanfaatkan bagian bambu yang satu ini yaitu dengan
mengumpulkannya terlebih dulu. Lalu, daun bambu yang telah disatuka harus
melalui proses pengeringan. Setelah itu, daun bambu yang telah kering
ditumbuk serta seduh dengan menggunakan air hangat. Minumkan pada
penderita demam.
 Mencegah Penyakit Kanker
Daun bambu di kenal tinggi akan antioksidan yang dapat menjauhkan tubuh
dari serangan radikal bebas. Hingga, daun bambu dapat dijadikan sebagai
tanaman herbal untuk pencegahan penyakit seperti penyakit menakutkan
yakni kanker atau penyakit jantung.
 Mengobati Luka pada Kulit
Luka pada kulit seperti luka disebabkan tergores ataupun luka yang lain pada
kulit dapat menyebabkan bekas luka yang sangatlah mengganggu. Selain itu,
keadaan luka juga dapat menjadi lebih parah jika dibiarkan serta dimasuki
oleh beragam bakteri yang melekat serta masuk ke dalam tubuh melalui luka
Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 62
itu. Kandungan anti bakteri didalam daun bambu dapat bermanfaat sebagai
obat luka pada kulit karena dapat membunuh bakteri -bakteri pada luka itu.
 Mengobati Infeksi
Anti bakteri ataupun anti inflamasi yang ada didalam daun bambu, dapat
menjadi sumber penyembuhan yang baik untuk mengobati infeksi dan
pendarahan yang menyertainya.
 Menyembuhkan Sakit Diare
Di negara seperti India, daun bambu banyak digunakan sebagai obat untuk
mengatasi beragam masalah dalam sistem pencernaan. Daun bambu memang
di kenal mengandung kandungan yang cukup baik untuk mengatasi sakit
seperti diare dan membantu memperlancar sistem pencernaan. Daun bambu
juga mempunyai efek mendinginkan bila anda mengalami perut yang terasa
panas serta perih seperti setelah mengkonsumsi makanan pedas.
 Membantu Membunuh Cacing-Cacing dalam Perut
Cacing didalam perut dapat mengganggu sistem pencernaan. Pada anak-anak,
kondisi perut yang cacingan dapat mengganggu proses pertumbuhan karena
banyak gizi dari makanan yang malah diserap oleh si cacing. Gunakan daun
bambu untuk membantu membunuh cacing – cacing perut itu terutama cacing
pita.
 Mengatasi Tekanan Darah Tinggi
Didalam daun bambu, terdapat banyak jenis mineral yang sangatlah
diperlukan oleh tubuh. Salah satunya yakni potassium yang bisa berfungsi
sebagai penurun tekanan darah tinggi serta menormalkannya kembali. Selain
itu, potassium dapat juga berguna untuk menjaga kesehatan tubuh kita secara
menyeluruh.
 Sebagai obat Mimisan
Kandungan didalam daun serta tangkai bambu dapat menjadi obat yang
mujarab untuk menyembuhkan pendarahan pada hidung atau yang biasa
disebut mimisan. Pemakaian bambu untuk obat mimisan ini umumnya
semakin banyak dipakai pada anak – anak.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 63


 Membantu Mengobati Radang Paru-Paru
Daun bambu memang mempunyai rasa yang sedikit pahit. Tetapi, jangan
salah, meskipun rasanya pahit daun bambu dapat menjadi obat alternative
untuk mengatasi peradangan pada paru-paru. Caranya yaitu dengan terlebih
dulu mengeringkannya, lalu diseduh atau di rebus dengan air.
 Mengobati Batuk Berdahak
Bagian-bagian bambu memang memiliki khasiat dan manfaatnya tersendiri.
Untuk daunnya, kandungan di dalamnya dapat mengatasi produksi lendir atau
dahak yang berlebihan. Produksi lendir ini umumnya disebabkan oleh ada
masalah pada paru -paru. Keadaan seperti itu dapat menyebabkan gejala
seperti batuk. Bila dilewatkan, kondisi gangguan pada produksi lendir dapat
mempengaruhi serta mengganggu fungsi dari otak.
 Menyembuhkan Epilepsi
Kandungan didalam daun bambu dapat juga bermanfaat untuk
menyembuhkan penyakit epilepsi. Cara penggunaannya juga sama dengan
penggunaan daun bambu untuk obat dahak yakni dengan cara
mengeringkannya terlebih dulu.
 Mengobati Penyakit Tuberkolosis
Orang-orang Tibet sering menggunakan daun bambu sebagai ramuan yang
dinamakan Ayurvedic untk menyembuhkan penyakit tuberkolosis. Ini karena
didalam daun bambu mengandung sebuah zat yang dinamakan tabasheer dan
salah satu jenis mineral yaitu silica yang dapat berfungsi untuk mengatasi
penyakit tuberkolosis ini.
 Menyembuhkan Sakit Tenggorokan
Kandungan seperti anti inflamasi serta anti bakteri didalam daun bambu dapat
digunakan untuk mengatasi sakit pada tenggorokan. Dapat pula digunakan
untuk mengobati batuk biasa serta sinusitis.

Efek Samping Daun Bambu :


Untuk penggunaan sebagai obat atau untuk tujuan konsumsi yang lain, ada
banyak hal yang perlu anda cermati seperti lapisan atau bulu-bulu halus pada
daun bambu segar yang dapat menyebabkan gatal-gatal. Walau efek samping

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 64


lainnya dari daun bambu ini belum banyak di ketahui, namun mungkin bisa
berefek tak baik untuk beberapa kelompok dibawah ini, yakni :
-Wanita hamil
-Ibu menyusui, dan
-Penderita masalah tiroid
-Beberapa orang dapat mengalami alergi pada daun bambu kuning

8 MANFAAT DAUN BAMBU BAGI KESEHATAN


TUBUH

1. Sebagai detoksifikasi alami

Pada daun bambu terdapat kandungan zat anti-inflamasiyang bisa anda


gunakan untuk membantu proses detoksifikasi secara alami. Yang mana
ketika ramuan daun bambu dikonsumsi, maka racun didalam tubuh akan
dikeluarkan melalui keringat dan saluran sekresi. Selain itu, daun bambu juga
berguna untuk membantu organ hati dalam mengeluarkan racun berbahaya.

Caranya : sediakan daun bambu secukupnya, kemudian seduh dngan


menggunakan air panas layaknya anda membuat the. Selanjutnya minumlah
seduhan the daun bambu ini secar rutin dan teratur untuk membantu tubuh
dalam proses detoksifikasi alami.

2. Sebagai penurun tekanan darah tinggi

Kandungan potassium yang terdapat dalam kandungan daun bambu,


memang merupakan jenis mineralyang berguna untuk membantu menurunkan
tekanan darah tinggi. Sehingga sebagai langkah penanggulangan hipertensi
secara alami, anda bisa memanfaatkan daun bambu sebagai bahan dasarnya.
Dengan begitu, tekanan darah tinggi yang bisa berdampak buruk bagi
kesehatan tubuh ini bisa teratasi dengan efektif. Hal demikian karena, ramuan
daun bambu ini nantinya akan berdungsi untuk mengatur sistem pembuluh
darah ke jantung, dan menjaga kesehatan pembuluh darah itu sendiri.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 65


Caranya : ambil beberapa helai daun bambu, kemudian rebus dengan
menggunakan air dua gelas. Selanjutnya tunggu hingga air bersisa menjadi
satu gelas, lalu minumlah secara rutin 2 kali sehari untuk menurunkan tekanan
darah tinggi.

3. Mengobati cacing usus

Tentu keberadaan penyakit cacing usus ini akan bisa mengakibatkan


timbulnya gangguan pada tubuh. Namun, dengan menggunakan ramuan
alamu dari daun bambu, maka timbulnya cacing usus sudah bisa disembuhkan
secara efektif. Sehingga tidak ada salahnya bila anda mencoba ramuan ini
untuk menyembuhkan terjadinya penyaki cacing usus tersebut.

Caranya : ambil daun bambu secukupnya saja, kemudian seduh dengan


menggunakan air panas untuk dijadikan the daun bambu. Setelah itu,
minumlah ramuan ini 2 kali dalam dua hari. Dengan begitu, cacing usus yang
menimbulkan banyak peyakit bisa disembuhkan secara aman dan alami.

4. Menyembuhkan infeksi pada saluran kemih

Biasanya masalah infeksi pada saluran kemih ini disebabkan oleh


timbulnya infeksi virus, kuman, kekurangan konsumsi air, dan lainnya.
Sehingga hal demikian member rasa nyeri dan atau sensasi panas ketika
sedang buang air kecil. Untuk mengatasinya anda bisa menggunakan daun
bambu sebagai obat alaminya.

Caranya : sediakan terlebuh dahulu 20 lembar daun bambu, kemudian


rebuslah dengan menggunakan 3 gelas air. Lalu biarkan air mendidik hingga
tersisa 1 gelas. Setelah itu anda bisa meminum ramuan ini untuk mengobati
rasa nyeri akibat infeksi saluran kemih.

5. Meringankan nyeri haid

Terutama bagi wanita, rasa nyeri yang ditimbulkan ketika menstruasi atau
haid pastinya akan membuat rasa tidak nyaman, maka dari itu, untuk

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 66


meringankan rasa nyeri haid ini, anda bisa menggunakan ramuan daun bambu
sebagai bahan dasarnya.

Caranya : ambil sekitar 5 helai daun bambu, kemudian rebus dengan


menggunakan 2 gelas air. Lalu biarkan air tersebut mendidih hingga tersisa
satu gelas. Selanjutnya, minumlah ramuan tersebut 2 kali sehari untuk
menghilangkan rasa nyeri ketika haid.

6. Mengobati luka pada kulit

Untuk mengatasi luka pada kulit agar bisa segera sembuh dengan mudah
dan cepat, anda bisa menggunakan ramuan dari daun bambu ini. Hal demikian
karena pada daun bambu juga terdapat zat Isoorientin, yang mana cukup
ampuh dalam mempercepat pertumbuhan luka di bagian kulit, serta
membersihkan luka yang penuh dengan bakteri, kuman, bahkan belatung.

Caranya : sediakan beberapa helai daun bambu segar, kemudian


tumbuklah hingga halus. Selanjutnya, tempelkan atau oleskan daun bambu
yang sudah dihaluskan tadi ke bagian area kulit yang terdapat luka.
Berdasarkan hasil penelitian yang ada, menunjukan bahwa dengan
menggunakan daun bambu ini, maka kulit yang terluka bisa kembali pulih /
membaikdalam kurun waktu 29 jam.

7. Mengatasi masalah pencernaan

Jika anda mengalami masalah pencernaan seperti diare atau sembelit, anda
bisa mengonsumsi ramuan daun bambu untuk mengatsinya. Hal demikian
karena didalam daun bambu memang terdapat senyawa alami yang mampu
mengatur sistem pencernaan, sehingga tubuh anda tetap sehat dan bugar.

Caranya : sama halnya dengan menyeduh the, yakni siapkan daun bambu
secukupnya dan seduhlah dengan menggunakan air panas. Lalu minum ramuan
tersebut secara rutin untuk mengatasi masalah pencernaan pada tubuh anda.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 67


8. Menyembuhkan asam urat

Asam urat juga bisa disembuhkan dengan memanfaatkan ramuan yang


terbuat dari bambu. Dimana kadar asam uratalam darah yang tinggi ini
memang kerap menimpa banyak orang. Hal demikian akan menimbulkan rasa
nyeri di bagian persendian seperti lutut, pergelangan tanga, jari kaki, dan
bagian persendian lainnya. Untuk mengatasi asam urat, maka anda dapat
menggunakan daun bambu yang masih segar.

Caranya : iapan daun bambu muda secukupnya saja, kemudian bersihkan


getahnya dan hilangkan bulu-bulu dengan menggosoknya. Setelah itu,
rebuslah daun vambu tersebut dengan menggunakan 3 gelas air dan biarkan
mendidih hingga tersisa 2 gelas. Selanjutya, saring dan minumlah ramuan
tersebut diwaktu pagi dan sore hingga asam urat bisa sembuh secara alami

KEGUNAAN BAMBU DALAM DUNIA KULINER

1. Lemang
Lemang merupakan makanan dari beras ketan yang dimasak dalam seruas
bambu, setelah sebelumnya digulung dengan selembar daun pisang. Gulungan
daun bambu berisi tepung beras dicampur santan kelapa ini kemudian
dimasukkan ke dalam seruas bambu lalu dibakar sampai matang. Lemang
lebih nikmat disantap hangat-hangat.
2. Putu bambu
Putu Bambu adalah jenis makanan Indonesia berupa kue yang berisi gula
jawa dan diberi parutan kelapa. Kue ini dikukus dengan diletakkan di dalam
tabung bambu yang sedikit dipadatkan. Suara khas uap yang keluar dari alat
suitan ini sekaligus menjadi alat promosi bagi pedagang yang berjualan.
3. Nasi jaha
Nasi Jaha adalah kue khas Kota Manado. Nasi Jaha berasal dari kata Nasi
dan Jahe. Nasi Jaha terbuat dari campuran beras ketan kemudian dibumbuhi
dengan jahe lalu diendapkan dengan perasan santan kelapa, dimasukkan
dalam bambu selanjutnya dipanggang diatas bara api.
Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 68
4. Patin bakar bambu
Patin bambu ini adalah sajian unik khas Kalimantan barat. Cita rasanya
mirip bumbu dasar untuk pepes dan aroma bakar tercium dalam setiap suapan.
Daging ikan patinnya tebal dan lembut. Aroma daun pisang pembungkusnya
pun ikut menyumbangkan aroma yang khas.
5. Pa’piong

Pa’piong merupakan makanan khas Toraja. Papiong berupa lauk pauk


untuk pelengkap makan dengan nasi. Pa’piong dimasak dengan sayuran
didalam bambu, dan dimasak dengan cara dibakar
Saatnya Emak googling resep untuk membuat aneka hidangan nikmat
tersebut. Pastikan menu-menu enak tersebut menjadi makanan kesukaan bagi
keluarga tercinta.
Dalam dunia pengobatan, Tanaman beruas ini sering digunakan untuk
menyembuhkan infeksi,terutama di Cina. Selain mengobati Infeksi, bambu
Juga dikenal dapat menjadi obat penguat pada sistem pernafasan.

Bambu juga dapat disulap sebagai sajian kuliner dengan rasa yang
khas. Tapi kalau untuk yang ini, bambu yang digunakan yang masih muda
atau tunas. Kalau saya sih, menyebutnya dengan “Rebung alias tunas

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 69


muda”. Rasa manisnya terkenal sebagai sumber protein dan nutrisi yang
baik, karena bambu mengandung sumber pottasium yang rendah kalori.

Ilmu Bahan Bangunan | Bambu 70

Anda mungkin juga menyukai