Anda di halaman 1dari 7

PENILAIAN KINERJA

Rangkuman
Dibuat untuk Memenuhi Tugas Evaluasi Pembelajaran Fisika

Oleh
Izzatut Taqiyyah
NIM 11160163000048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439 H / 2018 M
A. Kajian Teori
Penilaian kinerja siswa merupakan salah satu alternatif penilaian yang
difokuskan pada dua aktivitas pokok, yaitu: 1) observasi proses saat
berlangsungnya unjuk keterampilan dan 2) evaluasi hasil cipta atau produk.
(Depdikbud, 1993). Penilaian kinerja adalah tinjauan formal dan evaluasi
kinerja individu atau tugas tim. (Mondey dkk, 2005) Penilaian kinerja
mengevaluasi kinerja relatif siswa saat ini dan/atau di masa lalu terhadap
standar prestasinya.(Dessler, 2003) Performance assessment adalah penilaian
berdasarkan hasil pengamatan penilai terhadap aktivitas siswa sebagaimana
yang terjadi. Penilaian dilakukan terhadap unjuk kerja, tingkah laku, atau
interaksi siswa. Performance assessment digunakan untuk menilai kemampuan
siswa melalui penugasan. Penugasan tersebut dirancang khusus untuk
menghasilkan respon (lisan atau tulis), menghasilkan karya (produk), atau
menunjukkan penerapan pengetahuan. Tugas yang diberikan kepada siswa
harus sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai dan bermakna bagi siswa
(Setyono,2005:3). Sedangkan menurut Majid (2006:88) performance
assessment merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi di
mana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan
mengaplikasikan pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam
berbagai macam konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa performance
assessment adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk
mendemostrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam berbagai
macam konteks sesuai dengan kriteria-kriteria yang diinginkan.
Penilaian kinerja dilakukan dengan mengamati saat siswa melakukan
aktivitas di kelas atau menciptakan suatu hasil karya sesuai dengan tujuan
pembelajarannya. Kecakapan yang ditampilkan siswa adalah variabel yang
dinilai. Penilaian terhadap kecakapan siswa didasarkan pada perbandingan
antara kinerja siswa dengan target yang telah ditetapkan. Proses penilaiannya
dilakukan mulai persiapan, melaksanakan tugas sampai dengan hasil akhir
yang dicapainya (Depdikbud, 1993: 8). Sejalan dengan pendapat tersebut,
Popham (1994:139) mengemukakan bahwa: "Performance as-sessment is
approach to measuring a student's status based on the way that the student
completes a specified task". Stiggins (1991: 85) mengemukakan bahwa dalam
penilaian kinerja siswa, guru menghendaki respon yang "authentic" atau yang
asli berupa aktivitas yang dapat diamati.Tugas yang diberikan bisa dalam
bentuk lisan atau tertulis, yang jenis tugasnya disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran. Penilaian terhadap kinerja siswa setidaknya memiliki tiga sifat,
yaitu: kriteria ganda (multiple criteria), standar kualitas yang telah dispesifikasi
(perspectified quality standards) dan penaksiran penilaian (judgmental
appraisal).
Dalam menetapkan kriteria kinerja, Mondy & Noe(2005) membagi
menjadi beberapa kritera,yaitu :

 Ciri-ciri. Ciri-ciri siswa tertentu seperti sikap, penampilan, dan inisiatif


merupakan dasar untuk evaluasi.
 Perilaku. Ketika hasil dari tugas individu sulit untuk ditentukan, organisasi
dapat mengevaluasi perilaku seseorang yang terkait dengan tugas atau
kompetensi.
 Kompetensi. Kompetensi terdiri dari pengetahuan, keterampilan, sifat dan
perilaku, dan berhubungan dengan keterampilan interpersonal atau
berorientasi bisnis.
 Pencapaian tujuan. Jika organisasi mempertimbangkan hasil akhir
pencapaian tujuan sebagai suatu hal yang berarti, hasil pencapaian tujuan
akan menjadi faktor yang tepat untuk dievaluasi untuk dibandingkan
dengan standar.
 Peningkatan potensi. Ketika organisasi mengevaluasi kinerja siswa, kriteria
difokuskan pada masa lalu, masa sekarang, dibandingkan dengan standar.
Menurut Stiggins (1994:160), salah satu karakteristik penilaian kinerja siswa
adalah dapat digunakan untuk melihat kemampuan siswa selama proses
pembelajaran tanpa harus menunggu sampai proses berakhir. Karakteristik
penilaian kinerja menurut Norman (dalam Siti Mahmudah, 2000:18) adalah
 Tugas-tugas yang diberikan lebih realistis atau nyata
 Tugas-tugas yang diberikan lebih kompleks sehingga mendorong siswa
untuk berpikir dan ada kemungkinan mempunyai solusi yang banyak
 Waktu yang diberikan untuk asesmen lebih banyak;
 Dalam penilaiannya lebih banyak menggunakan pertimbangan.
Dalam penilaian terhadap kinerja siswa, target pencapaian hasil belajar
yang dapat diraih meliputi aspek-aspek berikut ini:

 Knowledge;
 Reasoning; aplikasi pengetahuan dalam berbagai konteks pemecahan
masalah;
 Skill; kecakapan dalam berbagai jenis keterampilan komunikasi, visual,
karya seni, dan lain-lain;
 Product; dan
 Affect; berhubungan dengan perasaan, sikap, nilai, minat,
motivasi.(Stiggins, 1994: 171)

Selanjutnya dikemukakan bahwa diantara kelima target tersebut, penilaian


kinerja siswa sangat efektif untuk menilai pencapaian target dari reasoning, skill
dan karya cipta. Untuk dapat melakukan penilaian terhadap keterampilan (skill)
dan karya cipta siswa diperlukan alat ukur terhadap kinerja siswa yang disebut
dengan tes kinerja. Menurut Yacobs (1992:137), bahwa tes ini menyediakan
cara mengukur skill dan kemampuan yang tidak dapat diukur dengan tes
tertulis.

Tes kinerja merupakan tes yang penugasannya disampaikan dalam


bentuk lisan atau tertulis dan proses penilaiannya dilakukan sejak siswa
melakukan persiapan, me-laksanakan tugas sampai dengan hasil akhir.
Sebagai alat penunjang dalam melaksanakan tes perbuatan digunakan lembar
ob-servasi atau sebuah format pengamatan kinerja atau penampilan siswa.
Dalam lembar pengamatan tertera aspek-aspek yang diamati sesuai dengan
target pembelajarannya. Berdasarkan deskriptor-deskriptor yang nampak
selama proses pengamatan, ditentukanlah skor kinerja siswa dengan berpe-
doman pada kriteria penilaian yang telah ditetapkan sebelumnya.

Langkah-langkah yang harus diperhatikan dalam mengembangkan


metode ini adalah: kejelasan karakter penampilan yang akan dinilai,
pengembangan tugas atau latihan (sifat, materi, jumlah), dan prosedur pen-
skoran meliputi teknik, pencatatan hasil, identifikasi dan keterampilan penilaian.
Sebagai contoh, aspek-aspek kinerja siswa apa saja yang akan dinilai?
Sifatnya individual atau kelompok? Prosedur penyekorannya meng-gunakan
skala, rubrik atau catatan harian? Bagaimana kriteria penilaian dari masing-
masing aspek kinerja siswa? Selain itu sangat dibutuhkan pelibatan siswa
secara penuh mulai dari perencanaan, pengembangan dan penggunaannya.
Standar untuk tugas-tugas sebelumnya harus ditetapkan secara jelas termasuk
juga identifikasi prestasi yang harus didemonstrasikan, kondisi demonstrasi
dan standar kualitas yang ditetapkan. Demikian pula kriteria penilaian dari tiap-
tiap kinerja siswa yang akan diamati harus sudah di-mengerti dan disepakati
bersama siswa. Melalui cara tersebut, penilaian ter-hadap kinerja siswa dapat
dirasakan lebih terbuka dan adil bagi semua siswa, karena siswa mempunyai
acuan yang jelas dalam mengerjakan tugas dari guru.
Penyelenggaraan penilaian jenis apa pun menuntut adanya kegiatan
siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas secara jelas. Menurut Marc Tucker
(dalam Marzano, 1993:15), guru tidak dapat menilai kinerja siswa tanpa
memberikan tugas-tugas kepada siswa; begitu juga guru tidak dapat menilai
tingkat prestasi siswa tanpa adanya bukti otentik adanya tugas-tugas yang
dikerjakan siswa secara nyata. Dengan demikian apabila ases-men kinerja
diterapkan guru, maka dengan sendirinya siswa terberi kesem-patan untuk
mengungkapkan pengetahuan sebelumnya, menunjukkan pen-guasaan
terhadap pengetahuan dan keterampilan baru dalam memecahkan persoalan
yang dihadapinya. Tugas-tugas kinerja dalam pengajaran Sains hendaknya
dipilih atau diciptakan secara menarik dan disesuaikan dengan tujuan
pembelajaran dan tingkat perkembangan siswa. Hal demikian diduga dapat
meningkatkan motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran yang memiliki kadar on-task, hands-on, dan minds-on yang relatif
tinggi.
B. Contoh Instrumen Penilaian Kinerja dalam Pembelajaran
C. Daftar Pustaka

Airasian,Peter.W. 1991. Classroom Assessment. USA: McGraw-Hill.

Hutabarat, O. R. 2004. Model-model Penilaian Berbasis Kompetensi PAK.


Bandung: Bina Media Informasi.

http://nurlailafadjarwati.blogspot.co.id/2011/01/penilaian-kinerja.html .
Penilaian Kinerja. Kamis-15 Maret 2018. 3:39

https://www.kajianpustaka.com/2012/11/penilaian-kinerja-performance-
assessment.html . Penilaian Kinerja (Performance assessment). Kamis-15
Maret 2018. 4:43

Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Yogyakarta: Depdiknas.

Mahmudah, S.2000. Penerapan Penilaian Kinerja Siswa (performance


Assessment) pada Pembelajaran Sub Konsep Jaringan Hewan. Bandung:UPI

Majid, A. 2006. Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar


Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Popham, W. 1995. Classroom Assessment. Boston: Allyn and Bacon.

Setyono, Budi.2005. Penilaian Otentik dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi


(dalam jurnal pengembangan pendidikan). Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan Pendidikan (LP3) Universitas Jember.

Stiggin, R.J.1994. Student-Centered Classroom Assessment. New York: Mac


Millan College Publishing Company.

Zainul, Asmawi. 2001. Alternative Assessment. Jakarta: Universitas Terbuka.

Anda mungkin juga menyukai