Anda di halaman 1dari 28

DPLH - PUSKESMAS 1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 IDENTITAS PEMRAKARSA

1. Nama Perusahaan/Badan Usaha :UPT Puskesmas pasar simpang


kecamatan kota agung timur.
2. Alamat Kantor : Jl.chekana NO 249 Pekon kagungan
3. Nomor Telp. : 0821 7586 2015
4. Nama Penanggung Jawab : dr.THERESIA HUTABARAT
5. Jabatan Penanggung Jawab : KA. UPT Puskesmas Pasar Simpang
6. Nama Fasyankes : UPT puskesmas pasar simpang
7. Instansi yang membina : - Dinas Lingkungan Hidup
- Dinas Kesehatan
8. Alamat Usaha : Jl.Cekhana No.249 Pekon kagungan
9. Titik Koordinat : 104018’-105012’ Bujur Timur dan
5005’-5056’ Lintang Selatan.
10. Mulai Beroperasi : 2007
11. Luas lahan puskesmas : 17 m2 x 19 m2
12. Luas Bangunan Puskesmas : 16 m2 x 18 m2

ATAR BELAKANG

Kesehatan merupakan salah satu unsur terpenting dalam kehidupan dan


juga merupakan tujuan Pembangunan Nasional khususnya sub sektor
kesehatan adalah meningkatkan taraf hidup dan kesehatan masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diupayakan berbagai langkah antara
lain dengan tersedianya pusat pelayanan kesehatan masyarakat di berbagai
daerah yang dianggap layak dan terjangkau oleh masyarakat luas.Kabupaten
Tanggamus merupakan salah satu Daerah Otonom Baru di Propinsi Lampung
sehingga sangat memerlukan sarana dan prasarana yang memadai guna
mendukung kegiatan pembangunan di daerah ini antara lain di bidang
kesehatan. Keberadaan UPT Puskesmas Rawat jalan pasar simpang
membantu pelayanan kesehatan di kabupaten tanggamus
KegiatanUPT Puskesmas Rawat jalan pasar simpang menimbulkan
dampak terhadap lingkungan, dampak tersebut bisa dampak positif maupun
dampak negatif. Terutama dari aspek lingkungan yang berdampak pada
DPLH - PUSKESMAS 2

kehidupan masyarakat disekitar UPT Puskesmas tersebut sehingga upaya


antisipasi terhadap dampak negatif yang mungkin timbul,
Pihak Puskesmas berusaha mengadakan pengelolaan, pemantauan dan
pengawasan yang melibatkan masyarakat serta bekerjasama dengan instansi
terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup dan Pemerintah
Daerah Kabupaten Tanggamus . Hal ini dilakukan dengan kajian berupa
Dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL). Dengan ini diharapkan keberadaan UPT Puskesmas Pasar
simpangRawat jalanditengah masyarakat Kabupaten Tanggamus dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan kesehatan khususnya di
Kecamatan kota agung timur dan ramah lingkungan.

1.2 TUJUAN
Tujuan dari Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)adalah :
a) Meminimalkan atau menanggulangi dampak negatif yang timbul, selama
berlangsungnya proses kegiatan Puskesmas pasar simpangRawat jalan
sebagai unit pelayanan kesehatan masyarakat.
b) Meningkatkan atau mengembangkan dampak positif sehingga dampak
tersebut dapat memberikan manfaat yang lebih besar, baik kepada
masyarakat maupun instansi terkait.

1.3 KEGUNAAN
Kegunaan dari Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)adalah :
a) Bagi semua pihak yang berkepentingan , Dokumen Pengelolaan
Lingkungan Hidup (DPLH) dapat digunakan untuk melihat apakah pihak
Klinik sudah melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup atau belum,
sesuai yang ditetapkan dalam dokumen ini.
b) Bagi instansipembina (Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup),
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)digunakan sabagai
pedoman untuk pemantauan lingkungan sesuai dengan fungsi dan
tugasnya masing-masing.

1.4 LANDASAN HUKUM


Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup UPT Puskesmas
Rawat jalan pasar simpang di Kabupaten Tanggamus mengacu pada
perundang-undangan sebagai berikut :
a. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hygiene;
b. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Pokok-Pokok Kesehatan;
DPLH - PUSKESMAS 3

c. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah;


d. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan;
e. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999 tentang Pengelolaan
LimbahBerbahaya dan Beracun Jo Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun
1999 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999
tentang Pengelolaan Limbah Berbahaya dan Beracun;.
g. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Air dan Pengendalian Pencemaran Air.;
h. Peraturan PemerintahNomor 41 Tahun 2001 tentang Pengendalian
Pencemaran Udara ;
i. Peraturan PemerintahNomor 74 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3);
j. PeraturanMenteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2012 tentang Pedoman penyusunan dokumen lingkungan hidup;
k. PeraturanMenteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05
Tahun 2012 tentang Jenis usaha/kegiatan yang wajib dilengkapi dengan
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup;
l. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.102/MENLHK/SETJEN/KUM.1/12/2016 tentang Pedoman
Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup bagi Usaha dan/atau Kegiatan
yang telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki
Dokumen Lingkungan Hidup;
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014
Tentang Klinik
n. KeputusanMenteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/MENKES/SK/X/IX/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit;
o. Peraturan Mentri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.56 Tahun
2015 Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun Fasilitas Pelayanan Kesehatan;
p. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor Kep-
48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan.;
q. Peraturan Gubernur Lampung Nomor 07 Tahun 2010 tentang Baku Mutu
Limbah Cair di Provinsi Lampung;
DPLH - PUSKESMAS 4

BAB II
URAIAN KOMPONEN LINGKUNGAN

Dalam Informasi Lingkungan Hidup disajikan Rona Lingkungan Hidup


awal yaitu dimana keadaan Lingkungan tersebut sebelum adanya
kegiatan pembangunan UPT Puskesmas pasar simpangRawat jalan
Uraian komponen lingkungan Hidup saat ini yang disajikan terdiri
komponen sebagai berikut :

2.1 KOMPONEN FISIK KIMIA

1. Iklim

Daerah Kabupaten Tanggamus pada umumnya beriklim tropis seperti


daerah di Indonesia lainnya.
2. Kualitas Tanah
Jenis tanah dilokasi adalah tanah merah. Kondisi geologis ini
menyebabkan tingkat kedapan air sedang sehingga penyerapan air ke
dalam tanah baik.
3. Kualitas Air
Kualitas air di lokasi cukup memadai sebagian sumber air PDAM.
4. Kualitas Udara dan Kebisingan
Pencemaran udara oleh debu dan kebisingan disekitar lokasi
kegiatan disebabkan oleh lalu lintas kendaraan bermotor. Sedangkan
bau busuk yang ditimbulkan berasal dari proses pembusukan limbah
padat/ cair.

2.2 KOMPONEN BIOLOGI

2. Flora
Jenis Flora yang terdapat disekitar bangunanUPT Puskesmas pasar
simpang bunga bunga,pohon ketapang.
DPLH - PUSKESMAS 5

3. Fauna

Fauna yang dapat ditemui disekitar lokasi antara lain ayam, burung,
belalang, kupu-kupu, kucing, anjing, kambing .
4. KOMPONEN SOSIAL EKONOMI BUDAYA

5. Kependudukan

Tingkat hunian sekitar UPT Puskesmas Pasar simpang agak


padat,karena disamping kanan rumah penduduk disebelah kiri
mesjid,dibelakang puskesmas tanah wakab/kuburan
Tabel.
Jumlah Penduduk Di Kecamatan kota agung timur

No JENIS KELAMIN %
1 Laki-laki 51.36%
2 Perempuan 48.64%

6. Mata Pencaharian

Mata Pencaharian penduduk Kecamatan kota agun timur sebagian


besar petani sawah dan petani kebun:

Tabel.
Jenis Pekerjaan/Mata Pencarian Penduduk di Kecamatan kota agung
timur
No Jenis Pekerjaan %
1 Petani 78.10%
2 PNS/POLRI 1.71%
3 Pedagang 8.00%
4 Nelayan 11.2
5 Industri & kerajinan 0.83%
DPLH - PUSKESMAS 6

a. Kondisi Kesehatan Masyarakat


Adapun kondisi Kesehatan Masyarakat saat ini dapat tergambar dari
jumlah sarana Kesehatan dan 10 Besar Penyakit yang ada di masyarakat
sekitar Puskesmas sebagai Wilayah Kerja.

Tabel 2..
Jumlah Dan Jenis Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Rawat jalan pasar simpang
Tahun 2017

FASILITAS
NO JUMLAH Ket
KESEHATAN

1. Puskesmas 1

2. Pustu 1

3. Poskesdes 0

4. Posyandu 26

Tabel 2….
10 Besar Urutan Penyakit
Puskesmas Rawat jalan pusksmas pasar simpang

NO JENIS PENYAKIT JUMLAH %

1. Influenza 5861 32,2


2. Dermatitis kontai 2351 12,9

3. Infeksi akut
1202 6,61
pernafasan atas
4. cepalgia 1143 6,29
5. fibris 1357 7,46
6. gastritis 1092 6,01
7. diare 613 3,37
8. hipertensi 1665 9,16
9. pulpitis 446 2,45
10. stomatitisi 305 1,67
DPLH - PUSKESMAS 7

BAB III
USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN

3.1 DESKRIPSI KEGIATAN

UPT Puskesmas Rawat jalan pasar simpang merupakan fasilitas kesehatan


yang memberikan pelayanan kesehatan perorangan yang menyediakan
pelayanan medis dasar di Kecamatan kota agung timur Kabupaten
Tanggamus, dengan rata-rata kunjungan 480 pasien/bulan . Tenaga
kesehatan yang dimiliki Puskesmas pasar simpang yaitu dokter, perawat,
bidan, perawat gigi,analis,akademi gizi telah berpengalaman dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Selain memberikan manfaat yang cukup
signifikan bagi masyarakat, setiap usaha pasti menimbulkan dampak negatif
termasuk Puskesmas Rawat jalan. Dampak negatif antara lain adalah adanya
timbulan limbah cair, limbah padat, dan limbah B3 yang perlu dilakukan
pengelolaan dan pemantauan sehingga tidak mencemari lingkungan.

3.2 URAIAN KOMPONEN KEGIATAN YANG TELAH BERJALAN


b. Jenis Pemanfaatan Bagunan/Ruang
Jenis pemanfaatan bangunan/ruang pada Puskesmas Rawat jalan di lihat
pada table 3.1. berikut :

Tabel 3.1
Jenis Pemanfaatan Bangunan Ruang pada
UPT Puskesmas Rawat jalan pasar simpang
NO JENIS BANGUNAN JUMLAH RUANG
1. Ruang pendaftaran 1
2. Ruang BP 1
3. Ruang Tindakan 1
4. Ruang KUPT 1
5. Ruang KIA 1
6. Ruang gigi 1
7. Ruang Program 1
8. Ruang Farmasi,gudang obat 1
8. Ruang laboratorium 1
10. Ruang sterilisasi 1
11. Ruang Tunggu 1
12. Toilet 2
DPLH - PUSKESMAS 8

c. Kapasitas Pelayanan

Kapasitas dan jenis pelayanan medis perbulan pada UPT Puskesmas


Rawat jalan pasar simpang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2
Kapasitas dan jenis Kegiatan Pelayanan Medik pada
UPT Puskesmas Rawat jalan pasar simpang
NO JENIS PELAYANAN KAPASITAS

1. Rawat jalan 1

2. Ruang Tindakan 1

3. Kesehatan ibu dan anak 1

4. Ruang Gigi 1

5. Farmasi 1

6. Laboratorium 1

d. Tahapan kegiatan

Tahapan dalam kegiatan diuraikan sebagai berikut :


1. Penyediaan air bersih/sumber air bersih pengadaan dari PDAM.
2. Kegiatan Laboratorium
Pengujian pada laboratorium berupa sampel darah,urine. Jenis
peralatan medic yang digunakan di laboratorium dapat dilihat pada
table 3.3.
3. Kegiatan instalasi farmasi
Kegiatan instalasi farmasi berupa penyediaan obat-obatan untuk
menunjang penyembuhan pasien.

4. Kegiatan Rawat jalan


Kegiatan Rawat jalan merupakan kegiatan memberikan pelayanan
sesuai kebutuhan pasien agar perlayanan berjalan dengan baik.
5. Ruang Kesehatan Ibu dan Anak
Untuk melayani balita sakit,pemeriksaan ibu hamil,pelayanan KB.
6. Operasional SPAL
Limbah cair di tampung dalam Septiktank jadi satu dengan septiktank
tinja.
DPLH - PUSKESMAS 9

7. Penyimpanan Sementara Limbah B3


Limbah B3 berupa limbah medis seperti jarum suntik, kapas
terinfeksi, atau darah pasien yang bersifat infeksius disimpan
semantara didalam ruang penyimpanan sementara. Untuk Sementara
Limbah B3 ini belum diangkut dikarenakan belum adanya MOU
Pengangkutan Limbah B3 dengan pihak ketiga.
DPLH - PUSKESMAS 10

BAB IV
UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

4.1 SUMBER, JENIS DAN BESARAN DAMPAK LINGKUNGAN

1. Kegiatan Laboratorium
a. Dampak penurunan kualitas air pada saluran drainase akibat
limbah cair berupa sisa sampel, bekas cucian,sisa
reagensia/bahan kimia diperkirakan sebesar 10 Liter/hari.
b. Dampak penyebaran penyakit akibat sisa sample,air bekas
cucian yang terkontaminasi penyakit menular diperkirakan
dapaat terjadi.
2. Kegiatan Instalasi Farmasi

3. Kegiatan Pelayanan Medik/Poliklinik


a. Dampak penurunan kualitas air akibat limbah cair berupa air
bekas pencucian tangan diperkirakan sebesar 10 Liter/hari.
b. Dampak penyebaran penyakit menular dapat terjadi akibat
limbah padat berupa spuit bekas injeksi yang terkontaminasi .
4. Kegiatan Rawat jalan
a. Dampak limbah cair dan tinja yang menjadi satu didalam
septiktank akan lebih cepat penuh sehingga akan mempengaruhi
pencemaran tanah.
b. Dampak penurunan estetika gangguan bau akibat limbah padat
domestic 1 kg /hari
c. Dampak penyebaran penyakit akibat limbah padat

5. Pelayanan UGD
a. Dampak penurunan kualitas air akibat limbah cair berupa air
bekas pencucian tangan diperkirakan sebesar 20 Liter/hari.
b. Dampak penyebaran penyakit menular dapat terjadi akibat
limbah padat berupa spuit bekas injeksi yang terkontaminasi
0,2.
DPLH - PUSKESMAS 11

6. Operasional IPAL
Penurunan kualitas air akibat hasil buangan dari kegiatan Klinik
Rawat Inap Anugerah Sehat diperkirakan dapat terjadi.
7. Penyimpanan Sementara Limbah B3
Dampak penyebaran penyakit menular dapat terjadi akibat limbah
padat berupa spuit bekas injeksi yang terkontaminasi, kapas dan
perban bekas darah pasien diperkirakan 1 kg/hari.

Ringkasan dampak lingkungan yang akan terjadi dalam kegiatan Klinik


Rawat Inap Anugerah Sehat dapat di lihat pada table 4.1. sebagai
berikut :
Tabel 4.1.
Matrik Ringkasan Prakiraan Dampak Lingkungan
NO SUMBER DAMPAK JENIS BESARAN KETERA
DAMPAK DAMPAK NGAN
1. - Pengambilan air - Penurunan - Sumur sekitar
bawah tanah kuantitas
air tanah
dangkal/ke
ringnya
sumur
penduduk
2. - Kegiatan - 20 L/hari
Laboratorium - Penurunan
Limbah cair kualitas air
penyebaran
penyakit

3. Kegiatan Apotik - 0,5 L/bulan


Penurunan
Obat
kualitas air
kadaluarsa/offspe
k kemasan
berkas(cair/padat)
4. - Kegiatan
medic/poliklinik Penurunan - 20L/hari
limbah kualitas air 0,2 kg/hari
cair,limbah padat penyebaran
spuit bekas penyakit
5.
- Kegiatan rawat - Penurunan - 5000 L/hari
inap limbah cair, kualitas 5 kg/hari
limbah padat (sisa air,ganggua
makanan,spuit n estetika,
bekas) penyebaran
penyakit
6. - Penurunan
- Kamar bersalin - 20 L/hari
kualitas air
limbah
DPLH - PUSKESMAS 12

cair,limbah padat gangguan 0,5 kg/hari


medis estetika,ba
u,penyebar
an penyakit
7.
- Penurunan
- Dapur limbah kualitas air
- 500L/hari
cair,limbah gangguan 0,5 m3/hari
padat,limbah gas estetika 30 kg/hari
sisa pembakaran ,bau,penye
baran
penyakit,pe
nurunan
kualitas
8. udara
- Penurunan - 1 m3/hari
- Kegiatan Laundry kualitas
limbah cair air,penyeba
9. ran
penyakit - Sumur sekitar
10. - Operasional IPAL - Penurunan
kualitas air - 1kg/hari
- Penyimpanan - penyebaran
Sementara penyakit
Limbah B3 menular

4.2 UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

1. Penurunan kualitas air tanah


Dampak penurunan kualitas air tanah bersumber pada kegiatan
pengambilan air tanah yang berlebihan dari sumur bor
Upaya pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah :
a) Pengambilan air tanah tidak berasal dari akuifer tanah dangkal
yang dimanfaatkan oleh penduduk melalui sumur dangkal/gali
b) Lubang pipa casing hanya dibuat pada kedalaman akuifer tanah
dalam tidak pada kedalamam air tanah dangkal
c) Membatasi pengambilan air tanah sesuai dengan izin
d) Memasang meteran air untuk menjamin debit pengambilan
sesuai dengan izin.
e) Memberikan sebagian air kepada penduduk sekitar pada saat
kekurangan air/kemarau
f) Membuat sumur resapan air hujan di lingkungan klinik
g) Menggunakan air secara efisien dengan mematikan kran saat
tidak dipergunakan, memperbaiki kran air yang bocor.
DPLH - PUSKESMAS 13

Lokasi pengelolaan : Sumur bor, pemukiman sekitar


klinik.
Periode pengelolaan : setiap hari selama operasi
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH

2. Penurunan kualitas air tanah dan air permukaan


Dampak penurunan kualitas air tanah dan air permukaan
bersumber dari limbah cair (limbah lab, apotik, poliklinik, rawat
inap, kamar bersalin, dapur, laundry)
Upaya Pengelolaan Lingkungan yang akan dilakukan adalah :
a. Memisahkan limbah berdasarkan karakteristiknya. Limbah yang
mengandung desinfektan, logam berat dipisahkan dalam wadah
khusus dan tidak dimasukan ke IPAL pengelolaan dilakukan di
sumber limbah.
b. Limbah laboratorium yang bersifat asam/basa dinetralkan
terlebih dahulu
c. Mengolah limbah di dalam IPAL
d. Limbah dari dapur dipisahkan minyak dan lemaknya terlebih
dahulu sebelum disalurkan ke IPAL.
e. Membuat bak IPAL kedap air.
f. Melakukan desinfektan air limbah
g. Membuat septic tank yang terdiri dari 3 ruang,kedap air dan
memperhitungkan jarak dengan sumur minimal 10 M.

Lokasi pengelolaan : Sumber limbah, laboratorium,IPAL,

dapur, septic tank, laundry.


Periode pengelolaan : setiap hari selama operasi
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH
DPLH - PUSKESMAS 14

3. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan


Dampak penurunan kualitas udara bersumber dari kegiatan
sterilisasi menggunakan bahan kimia mudah menguap, sisa
pembakaran di dapur, sampah/sisa makanan.
Upaya Pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah :
a. Sterilisasi diprioritaskan menggunakan steam
b. Melakukan penghijauan sekitar klinik dengan tanaman yang
mampu menyerap polutan.
c. Melengkapi TPS sampah dengan penutup
d. Mencegah timbulnya bau dengan melakukan pengangkutan
limbah padat domestic setiap hari sekali.
e. Melengkapi petugas dengan alat pelindung diri (masker,ear plug)

Lokasi pengelolaan : area sterilisasi,lingkungan sekitar


klinik,TPS sampah.
Periode pengelolaan : setiap hari selama operasi
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH

4. Penyebaran Penyakit
Dampak penyebaran penyakit bersumber dari limbah
laboratorium,kegiatan poliklinik,rawat inap,kamar bersalin,dapur
dan laudry berupa bekas/sisa sampel,jarum suntik bekas, bekas
perban, cairan tubuh, tumpukan sampah dapur, linen
terkontaminasi cairan tubuh.

Upaya pengelolaan lingkungan yang akan dilakukan adalah :


a. Melakukan pemisahan antara limbah medic dan non medic
dalam wadah terpisah sejak dari sumbernya dan membuat TPS
Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) Limbah medic
dipisahkan antara limbah infeksius, limbah farmasi, limbah
nonmedik dalam wadah warna hitam.
b. Wadah limbah harus kuat,ringan, tahan karat, kedap air, bagian
dalam halus/rata, tertutup dan tidak bocor.
c. Menyediakan wadah limbah medic dan non medic pada tiap
ruang penghasilan.
DPLH - PUSKESMAS 15

d. Limbah tajam seperti jarum suntik ditampung dalam wadah


khusus.
e. Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat
pelindung diri (helm, masker, pelindung mata, sepatu boot,
sarung tangan)
Lokasi pengelolaan : Sumber limbah, laboratorium,
kendaraan pengangkutan, area
sterilisasi, laundry.
Periode pengelolaan : setiap hari selama operasi
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH

5. Penurunan Estetika Lingkungan


Dampak penurunan estetika terutama bersumber dari tumpukan
limbah padat domestic yang berserakan.
Pengelolaan dampak penurunan estetika yang akan dilakukan
adalah :
a. Menyediakan bak sampah yang tertutup pada tiap ruangan,
lokasi jarak tertentu.
b. Sampah domestic diangkut tiap hari.
c. Membuat tulisan/stiker untuk membuang sampah pada
tempatnya.
Lokasi pengelolaan : Ruang tunggu, Ruang rawat inap,
TPS,Bak sampah.
Periode pengelolaan : setiap hari selama operasi
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH

4.3 UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN

Pada tahap ini dampak yang akan dipantau terdiri dari penurunan
kuantitas air tanah, penurunan kualitas air tanah dan permukaan,
penurunan kualitas udara, penyebaran penyakit, penurunan estetika.
1. Penurunan kuantitas air tanah
DPLH - PUSKESMAS 16

Dampak penurunan kuantitas air tanah bersumber pada kegiatan


pengambilan air tanah yang berlebihan dari sumur. Upaya
pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah:
a. Memantau penggunaan air tanah
Tolak ukur yang digunakan adalah pengambilan air tanah tidak
melampaui batas yang diizinkan. Lokasi pemantauan : sumur
bor. Periode pemantauan 3 bulan sekali selama operasi, metode
pemantauan dilakukan dengan mencatat penggunaan air pada
meteran air.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi Pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH
b. Memantau penurunan tinggi muka air tanah
Tolak ukur yang digunakan adalah terjadinya penurunan tinggi
muka air tanah dangkal terutama saat musim kemarau.
Pemantauan dilakukan pada sumur dangkal penduduk di sekitar
Klinik. Periode pemantauan 3 bulan sekali selama operasi.
Metode pemantauan yang digunakan adalah observasi
lapangan,dilakukan setiap bulan sekali terutaman saat musim
kemarau.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi Pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH
c. Memantau efisiensi penggunaan air
Tolak ukur yang digunakan adalah adanya kebocoran air dan
pemborosan penggunaan air. Lokasi pemantauan : dilakukan
pada setiap kran air. Periode pemantauan : tiap hari selama
operasi. Metode pemantauan yang digunakan adalah ibservasi
lapangan,dilakukan setiap hari sekali.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi Pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH

2. Penurunan kualitas air tanah dan air permukaan


Dampak penurunan kualitas air tanah dan air permukaan
bersumber dari limbah cair (limbah
laboratorium,apotik,poliklinik,rawat inap,kamar bersalin,area
sterilisasi,dapur,laundry)
DPLH - PUSKESMAS 17

Pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah :


a. Memantau kualitas limbah cair
Tolak ukur yang digunakan adalah suhu, PH, TSS, BOD, COD,
COD, NH3, coliform. Pemantauan dilakukan di outlet IPAL.
Periode pemantauan : 6 bulan sekali selama operasi. Metode
pemantauan yang digunakan adalah sampling dan kemudian
dianalisis di laboratorium. Pemantauan dilakukan setiap satu
bulan sekali.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH
b. Pemantauan kualitas air tanah dangkal
Tolak ukur yang digunakan adalah tidak berbau,tidak berasa,
TDS, Kekeruhan, Warna, Fe, Nitrat, suhu, coliform. Pemantauan
dilakukan di sumur dangkal milik penduduk sekitar. Periode
pemantauan : 3 bulan sekali selama operasi. Metode pemantauan
yang digunakan adalah sampling dan kemudian dianalisis di
laboratorium. Pemantauan dilakukan setiap satu bulan sekali.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH, Dinas Kesehatan
Instansi penerima laporan : DLH, Dinas Kesehatan.

3. Penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan


Dampak penurunan kualitas udara bersumber dari kegiatan
sterilisasi menggunakan bahan kimia mudah menguap,sisa
pembakaran di dapur.

Upaya pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah :


- Memantau kualitas udara ambient dan kebisingan.
Tolak ukur pemantauan kualitas udara ambient dan kebisingan
adalah CO, SO2, HC, TSP, Pb, dan kebisingan 55. Pemantauan
dilakukan di halaman parkir. Metode pemantauan dilakukan
dengan cara sampling udara ambient tiap 6 bulan sekali.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH
Instansi penerima laporan : DLH.
DPLH - PUSKESMAS 18

4. Penyebaran Penyakit
Dampak penyebaran penyakit bersumber dari limbah laboratorium,
kegiatan poliklinik,rawat inap, kamar bersalin, sterilisasi, dapur,
laundry berupa bekas / sisa sampel , jarum suntik bekas, bekas
perban, cairan tubuh, tumpukan sampah dapur, linen
terkontaminasi cairan tubuh.
Upaya pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah :
a. Melakukan pemantauan cara dekontaminasi, desinfeksi dan
sterilisasi.
Tolak ukur yang digunakan
Sterilisasi panas : suhu oven poupinel suhu 160 0C, Sterilisasi
basah dangan autoclave suhu 1210C.
Pemantauan dilakukan di ruang Sterilisasi. Metode pemantauan
menggunakan termameter dan stopwatch,dilakukan setiap ada
proses sterilisasi.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH, Dinas Kesehatan
Instansi penerima laporan : DLH, Dinas Kesehatan.

b. Memantau pemisahan antara limbah medik dan non medik


Tolak ukur yang digunakan adalah adanya pemisahan jenis
limbah medik dan non medik. Pemantauan dilakukan pada
sumber limbah dengan cara Observasi lapangan setiap hari
sekali.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH, Dinas Kesehatan
Instansi penerima laporan : DLH, Dinas Kesehatan.

c. Memantau proses pengangkutan/transportasi limbah medic


Tolak ukur yang digunakan adalah adanya alat angkutan khusus
jadwal waktu pengangkutan paling lama 48 jam (musim hujan)
atau 24 jam (saat musim kemarau). Pemantauan dilakukan pada
sumber limbah dengan cara Observasi lapangan setiap hari
sekali.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH, Dinas Kesehatan
Instansi penerima laporan : DLH, Dinas Kesehatan.
DPLH - PUSKESMAS 19

d. Memantau desinfektan linen


Tolak ukur yang digunakan adalah suhu dan waktu perendaman
linen terkontaminasi infeksius adalah 70 0 C . Pemantauan
dilakukan di laundry, metode pemantauan menggunakan
thermometer dan stopwatch, pemantauan dilakukan saat
perendaman linen.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH, Dinas Kesehatan
Instansi penerima laporan : DLH, Dinas Kesehatan.

5. Penurunan Estetika Lingkungan


Dampak penurunan estetika terutama bersumber dari tumpukan
limbah padat domestic yang berserakan.
Upaya pemantauan lingkungan yang akan dilakukan adalah :
a. Memantau penyimpanan dan pengangkutan sampah domestic.
Tolak ukur yang digunakan adalah sampah dalam wadah tidak
melebihi 2/3 volume wadah, pengangkutan sampah dilakukan
setiap hari. Pemantauan dilakukan pada lokasi bak sampah dan
TPS sampah. Metode pemantauan yang digunakan Observasi
lapangan setiap hari sekali.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH, Dinas Kesehatan
Instansi penerima laporan : DLH, Dinas Kesehatan.

b. Memantau adanya sosialisasi membuang sampah pada


tempatnya
Tolak ukur yang digunakan adalah adanya tulisan/stiker berisi
ajakan untuk membuang sampah pada tempatnya. Pemantauan
dilakukan pada tempat-tempat strategi di lingkungan Klinik.
Metode pemantauan yang digunakan adalah Observasi lapangan
setiap hari sekali.
Instansi pelaksana : Klinik
Instansi pengawas : DLH, Dinas Kesehatan
Instansi penerima laporan : DLH, Dinas Kesehatan.
DPLH - PUSKESMAS 20

MATRIK UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP


KLINIK RAWAT INAP ANUGERAH SEHAT
LOKASI
NO JENIS DAMPAK SUMBER DAMPAK UPAYA PENGELOLAAN INSTANSI
PENGELOLAAN
1Penurunan Pengambilan air tanah a) Pengambilan air tanah tidak berasal dari akuifer tanah Sumur bor Pelaksana:Klinik
kualitas air (sumur bor) dangkal yang dimanfaatkan oleh penduduk melalui sumur Pengawas: DLH
tanah dangkal/gali Sumur bor Penerima
b) Lubang pipa casing hanya dibuat pada kedalaman akuifer laporan: DLH
tanah dalam tidak pada kedalamam air tanah dangkal Sumur bor
c) Membatasi pengambilan air tanah sesuai dengan izin
d) Memasang meteran air untuk menjamin debit pengambilan Sumur bor
sesuai dengan izin. Pemukiman sekitar
e) Memberikan sebagian air kepada penduduk sekitar pada saat klinik
kekurangan air/kemarau
f) Membuat sumur resapan air hujan di lingkungan klinik Sekitar klinik setiap
g) Menggunakan air secara efisien dengan mematikan kran saat lokasi kran
tidak dipergunakan, memperbaiki kran air yang bocor
1.Penurunan limbah cair (limbah a. Memisahkan limbah berdasarkan karakteristiknya. Limbah Sumber limbah Pelaksana:Klinik
kualitas air laboratorium,apotik,p yang mengandung desinfektan, logam berat dipisahkan Pengawas:
tanah dan air oliklinik,rawat dalam wadah khusus dan tidak dimasukan ke IPAL DLH,Dinkes
permukaan inap,kamar pengelolaan dilakukan di sumber limbah. Penerima
DPLH - PUSKESMAS 21

bersalin,area b. Limbah laboratorium yang bersifat asam/basa dinetralkan Laboratorium laporan:


sterilisasi,dapur,laun terlebih dahulu DLH,Dinkes
dry) c. Mengolah limbah di dalam IPAL
d. Limbah dari dapur dipisahkan minyak dan lemaknya IPAL
terlebih dahulu sebelum disalurkan ke IPAL. IPAL
e. Membuat bak IPAL kedap air.
f. Melakukan desinfektan air limbah IPAL
g. Membuat septic tank yang terdiri dari 3 ruang,kedap air dan Dapur,IPAL
memperhitungkan jarak dengan sumur minimal 10 m. IPAL

2.Penurunan sterilisasi a. Sterilisasi diprioritaskan menggunakan steam


kualitas udara menggunakan bahan b. Melakukan penghijauan sekitar klinik dengan tanaman yang Area sterilisasi
dan peningkatan kimia mudah mampu menyerap polutan. Area klinik Pelaksana:Klinik
kebisingan menguap, sisa c. Melengkapi TPS sampah dengan penutup Pengawas:
pembakaran di dapur, d. Mencegah timbulnya bau dengan melakukan pengangkutan Area klinik DLH,Dinkes
sampah/sisa limbah padat domestic setiap hari sekali. Lingkungan sekitar Penerima
makanan. e. Melengkapi petugas dengan alat pelindung diri (masker,ear klinik laporan:
plug) Laboratorium DLH,Dinkes
DPLH - PUSKESMAS 22

3.Penyebaran limbah
Penyakit laboratorium,kegiatan a. Melakukan pemisahan antara limbah medic dan non medic
Limbah poliklinik,rawat dalam wadah terpisah sejak dari sumbernya. Limbah medic Sumber limbah

inap,kamar dipisahkan antara limbah infeksius, limbah farmasi, limbah


bersalin,dapur dan nonmedik dalam wadah warna hitam.
Pelaksana:Klinik
laudry berupa b. Wadah limbah harus kuat,ringan, tahan karat, kedap air,
Pengawas:
bekas/sisa bagian dalam halus/rata, tertutup dan tidak bocor.
DLH,Dinkes
sampel,jarum suntik c. Menyediakan wadah limbah medic dan non medic pada tiap
Penerima
bekas, bekas perban, ruang penghasilan.
laporan:
cairan tubuh, d. Limbah tajam seperti jarum suntik ditampung dalam wadah Sumber limbah DLH,Dinkes
tumpukan sampah khusus.
dapur, linen e. Petugas yang menangani limbah harus menggunakan alat Sumber limbah
terkontaminasi cairan pelindung diri (helm, masker, pelindung mata, sepatu boot, Sumber limbah
tubuh. sarung tangan)

4.Penurunan tumpukan limbah a. Menyediakan bak sampah yang tertutup pada tiap ruangan,
Ruang
Estetika padat domestic yang lokasi jarak tertentu. Pelaksana:Klinik
tunggu,rawat inap
Lingkungan berserakan. b. Sampah domestic diangkut tiap hari. Pengawas: DLH
TPS
c. Membuat tulisan/stiker untuk membuang sampah pada Penerima
Ruang
tempatnya. laporan: DLH
tunggu,rawat inap
DPLH - PUSKESMAS 23

MATRIK PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP


KLINIK ANUGERAH SEHAT

NO SUMBER DAMPAK JENIS DAMPAK TOLAK UKUR LOKASI CARA DAN PERIODE INSTANSI
PEMANTAUAN PEMANTAUAN
1. Pengambilan air tanah oleh sumur Penurunan Pengambilan tanah Sumur bor Mencatat penggunaan air pelaksana : Klinik,
bor kualitas air tanah tidak melampaui pada meteran air dan Instansi pengawas :DLH,
batas yang diijinkan membandingkan dengan Instansi penerima laporan
yang diizinkan dilakukan : DLH.
setiap hari sekali
Adanya penurunan Sumur dangkal Mencatat perubahan pelaksana : Klinik,
tinggi muka air penduduk sekitar tinggi muka air sumur Instansi pengawas :DLH,
sumur penduduk setiap bulan sekali Instansi penerima laporan
: DLH.

Adanya kebocoran air Setiap kran air Observasi pelaksana : Klinik,


dan pemborosan lapangan,dilakukan Instansi pengawas :DLH,
penggunaan air setiap hari sekali Instansi penerima laporan
DPLH - PUSKESMAS 24

: DLH.

2. limbah Penurunan suhu, PH, TSS, BOD, Outlet IPAL sampling dan kemudian pelaksana : Klinik,
laboratorium,apotik,poliklinik,raw kualitas air tanah COD, COD, NH3, dianalisis di Instansi pengawas :DLH,
at inap,kamar bersalin,area dan air coliform laboratorium. Instansi penerima laporan
sterilisasi,dapur,laundry permukaan Pemantauan dilakukan : DLH.
setiap satu bulan sekali
Tidak berbau,tidak Sumur penduduk sampling dan kemudian pelaksana : Klinik,
berasa, TDS, sekitar dan dalam dianalisis di Instansi pengawas :DLH,
Kekeruhan, Warna, klinik laboratorium. Instansi penerima laporan
Fe, Nitrat, suhu, Pemantauan dilakukan : DLH.
coliform setiap satu bulan sekali

Adanya pemisahan Sumber limbah Observasi pelaksana : Klinik,


limbah sesuai lapangan,dilakukan Instansi pengawas :DLH,
karakter setiap hari Instansi penerima laporan
: DLH.
3. kegiatan sterilisasi menggunakan Penurunan udara ambient dan Halaman parkir dan sampling udara pelaksana : Klinik,
DPLH - PUSKESMAS 25

bahan kimia mudah menguap,sisa kualitas udara kebisingan adalah dekat genset 25mbient tiap 6 bulan Instansi pengawas :DLH,
pembakaran di dapur dan peningkatan CO,SO2,HC,TSP,Pb,d sekali Instansi penerima laporan
kebisingan an kebisingan 55 dBA : DLH.

4. limbah laboratorium, kegiatan Penyebaran dekontaminasi,disinfe Dalam ruangan termameter dan pelaksana : Klinik,
poliklinik,rawat inap,kamar Penyakit ksi dan sterilisasi stopwatch,dilakukan Instansi pengawas
bersalin,sterilisasi,dapur,laundry setiap ada proses :DLH,Dinas Kesehatan
berupa bekas/sisa sampel,jarum sterilisasi Instansi penerima laporan
suntik bekas,bekas perban,cairan : DLH,Dinas Kesehatan
tubuh,tumpukan sampah
dapur,linen terkontaminasi cairan
tubuh
Sterilisasi panas : Ruang sterilisasi termameter dan pelaksana : Klinik,
suhu oven poupinel stopwatch,dilakukan Instansi pengawas
suhu 160 0C, setiap ada proses :DLH,Dinas Kesehatan
Sterilisasi basah sterilisasi Instansi penerima laporan
dangan autoclave : DLH,Dinas Kesehatan
suhu 1210C.
DPLH - PUSKESMAS 26

adanya alat angkutan Sumber limbah Observasi pelaksana : Klinik,


khusus jadwal waktu lapangan,dilakukan Instansi pengawas
pengangkutan paling setiap hari :DLH,Dinas Kesehatan
lama 48 jam (musim Instansi penerima laporan
hujan) atau 24 jam : DLH,Dinas Kesehatan

adanya pemisahan Sumber limbah Observasi pelaksana : Klinik,


jenis limbah medic lapangan,dilakukan Instansi pengawas
dan non medic setiap hari :DLH,Dinas Kesehatan
Instansi penerima laporan
: DLH,Dinas Kesehatan

suhu dan waktu Laundry metode pemantauan pelaksana : Klinik,


perendaman linen menggunakan Instansi pengawas
terkontaminasi thermometer dan :DLH,Dinas Kesehatan
infeksius adalah 70 0 stopwatch, pemantauan Instansi penerima laporan
C dilakukan saat : DLH,Dinas Kesehatan
perendaman linen
DPLH - PUSKESMAS 27

Pringsewu,..........................................................2017
CV. ANUGRAH SEHAT,
Direktur,

Dr.....................................
DPLH - PUSKESMAS 28

BAB IV
PELAPORAN

a. Pelaporan

Pelaporan pelaksanaan DPLH akan disampaikan kepada Dinas Lingkungan


Hidup Kabuapten Pringsewu dan Instansi terkait yang dianggap perlu setiap 6
(enam) bulan sekali pada bulan juni dan desember tahun berjalan.
Materi laporan terdiri dari
1. Ringkasan UKL/UPL yang berisi : identitas pemrakarsa, rencana
usaha/kegiatan, dampak yang terjadi,pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
2. Pelaksanaan UKL/UPL
3. Evaluasi pelaksanaan UKL/UPL berisi : evaluasi terhadap dampak yang
terjadi, pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan ligkungan.
4. Lampiran berupa kompilasi data-data laboratorium,foto-foto dan lain-lain.
5. Izin Usaha dan atau Kegiatan Yang dimiliki sebagai berikut:

Tabel 5.1
Jenis Perizinan yang Dimiliki

No Jenis Perizinan Nomor dan tanggal Perizinan


1. Surat Pernyataan Tanggal 8 Agustus 2011
Pengelolaan Lingkungan
Hidup
2. Surat Izin Penyelenggaraan 440/155/D.02/P/VI/2014
Klinik Pratama tanggal 05 Juni 2014
3. SIUP 503/128/LL-03/SIUP/X/2011
tanggal 10 Oktober 2011
4. TDP / HO 503.5.00066
tanggal 10 Oktober 2011
5. Izin Mendirikan Bangunan 640/103/IX/28/TGS/2008
Tanggal 10 Nopember 2008
6. Rekomendasi Izin Lokasi

6. Izin Pengelolaan Lingkungan Hidup yang Harus Dimiliki


Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diperlukan adalah :
1. Izin Pembuangan Air Limbah
2. Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3

Anda mungkin juga menyukai