Anda di halaman 1dari 19

BAB III

LAPORAN DAN PEMBAHASAN HASIL FIELD STUDY

A. Deskripsi Pelaksanaan Field Study

Field study dilakukan tanggal 19 November 2016 pada waktu 11.30 WIB

di ruang W10 Gedung Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Guung

Djati Bandung. Field study dilakukan kepada mahasiswa pendidikan fisika

tahun ketiga semester ganjil yaitu kelas 5A dan 5B yang berjumlah 48

mahasiswa. Alokasi waktu untuk pengisian tes respon terbuka adalah 80 menit

yang terdiri dari delapan soal uraian tentang konsep radiasi benda hitam dan

efek fotolistrik. Berikut ini disajikan tabel pelaksanaan field study kelas 5A dan

5B pendidikan fisika UIN Sunan Guung Djati Bandung.

Tabel 3.1.
Pelaksanaan Field Study di Kelas 5A dan 5B Mahasiswa Pendidikan Fisika

Jumlah
Tanggal
Kelas Mahasiswa Waktu Materi
Pelaksanaan
yang Hadir
5A 27 11.30-12.50 Radiasi benda hitam
19 November 2016
5B 21 80 menit dan efek fotolistrik

Sebelum mahasiswa mengisi tes respon terbuka tentang konsep radiasi

benda hitam dan efek fotolistrik, peneliti memberikan pengarahan dan petunjuk

pengisian soal. Mahasiswa memperhatikan petunjuk dan pengarahan dari

peneliti dan tidak sungkan bertanya apabila tentang maksud soal yang

diberikan. Setelah itu, tes dimulai dengan membagikan soal tes respon terbuka

kepada mahasiswa.

66
67

Gambar 3.1. Pelaksanaan Field Study di Kelas 5A dan 5B


Mahasiswa Pendidikan Fisika

Adapun informasi keterlaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

direct instruction berbasis laboratorium ditinjau dari aktivitas guru dan siswa

selama proses pembelajaran yang diamati oleh observer. Secara lebih rinci

gambaran keterlaksanaan proses pembelajaran untuk setiap pertemuannya

adalah sebagai berikut:

B. Analisis dan Pembahasan


1. Skor pretest, posttest, dan N-Gain
68

Peningkatan keterampilan proses sains siswa materi kesetimbangan

benda tegar terdiri dari tiga indikator yaitu menjelaskan konsep

kesetimbangan partikel dan benda tegar; menentukan letak titik berat suatu

benda; dan menjelaskan jenis-jenis kesetimbangan benda. Adapun distribusi

skor keterampilan proses sains siswa dapat ditunjukan dengan

membandingkan skor rata-rata pretest, posttest, dan N-Gain pada

kesetimbangan benda tegar.

Tabel 3.10. Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain

Pretest Posttest N-Gain


Rata-rata kelas 40 87 0,79
Interpretasi Keterampilan Keterampilan Peningkatan tinggi
proses sains proses sains
kurang sangat baik

Berdasarkan Tabel 3.10 dapat dilihat bahwa rata-rata kelas untuk skor

pretest adalah 40 dengan interpretasi keterampilan proses sains kurang.

Rata-rata posttest setelah diterapkan direct instruction berbasis laboratorium

adalah 87 dengan interpretasi keterampilan proses sains sangat baik. Oleh

karena itu, terdapat peningkatan keterampilan sains siswa setelah diterapkan

direct instruction berbasis laboratorium dengan N-Gain 0,79 dengan

kategori peningkatan tinggi.

Tabel 3.10 dapat diperjelas dengan data jumlah siswa yang memiliki

nilai N-Gain dengan kriteria rendah, sedang dan tinggi seperti berikut.

Tabel 3.11. Jumlah Siswa Setiap Kategori N-Gain

No. Kategori N-Gain Jumlah Siswa


1 Rendah 0
2 Sedang 5
3 Tinggi 20
69

Kesimpulan yang didapat dari data tersebut yaitu pembelajaran

menerapkan direct instruction berbasis laboratorium dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa.

2. Skor pretest, posttest, dan N-Gain untuk setiap sub konsep

Rata-rata skor pretest, posttest, dan N-Gain untuk setiap sub indikator

keterampilan proses sains siswa tertera pada Tabel 3.12 berikut ini:

Tabel 3.12. Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain untuk Setiap Sub Konsep

Rata-rata
No.
No Indikator N-
Soal Pretest Posttest Interpretasi
Gain
Menjelaskan konsep
1,2,3, 44,80 83,20 0,71 Tinggi
1 kesetimbangan partikel dan
4,5
benda tegar
Menentukan letak titik berat 39,33 87,33 0,81 Tinggi
2 6, 7, 8
suatu benda
Menjelaskan jenis-jenis 26,50 94 0,92 Tinggi
3 9, 10
kesetimbangan benda
Rata-rata 36,88 88,18 0,81 Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.12 peningkatan keterampilan proses sains pada

indikator menjelaskan konsep kesetimbangan partikel dan benda tegar,

menentukan letak titik berat suatu benda dan menjelaskan jenis-jenis

kesetimbangan benda termasuk pada kategori tinggi. Pretest-posttest

keterampilan proses sains siswa setiap indikator konsep dapat dilihat pada

gambar berikut.
70

100
94

90 87
83
80

70
Skor setiap sub konsep

60
Indikator 1
50 45 Indikator 2
39
40 Indikator 3

30 27

20

10
0.71 0.81 0.92
0
Pretest Posttest N-Gain

Keterangan:
Indikator 1: menjelaskan konsep kesetimbangan partikel dan benda tegar
Indikator 2: menentukan letak titik berat suatu benda
Indikator 3: menjelaskan jenis-jenis kesetimbangan benda

Gambar 3.16.
Peningkatan Keterampilan Proses Sains Setiap Sub Konsep

Nilai N-Gain untuk peningkatan keterampilan proses sains untuk

indikator menjelaskan konsep kesetimbangan partikel dan benda tegar;

menentukan letak titik berat suatu benda; dan menjelaskan jenis-jenis

kesetimbangan benda termasuk ke dalam kategori tinggi. N-Gain

keterampilan proses sains siswa setiap indikator konsep dapat dilihat pada

gambar berikut.
71

3. Skor pretes, posttest, dan N-gain untuk setiap sub indikator

keterampilan proses sains

Adapun rata-rata skor pretest, posttest, dan N-Gain untuk setiap sub

indikator keterampilan proses sains siswa tertera pada Tabel 3.13 berikut

ini.

Tabel 3.13. Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain


untuk Setiap Sub Indikator Keterampilan Proses Sains

Sub Indikator No. Rata-rata


No
Keterampialn Proses Sains Soal Pretest Posttest N-Gain Interpretasi
Mengumpulkan fakta
tentang fenomena atau
1 1 53 79 0,54 Sedang
peristiwa dengan
menggunakan indera
Mengetahui mengapa dan
bagaimana cara
2 menggunakan alat yang 2 63 97 0,86 Tinggi
digunakan dalam
percobaan
Menyampaikan gagasan
3 atau hasil penemuannya 3 62 95 0,82 Tinggi
kepada orang lain
Menerapkan konsep pada
pengalaman baru untuk
4 4 32 77 0,70 Sedang
menjelaskan apa yang
terjadi
Menganalisis suatu
hubungan dari suatu
5 5 14 68 0,62 Sedang
percobaan yang akan
dilakukan
Mengajukan pertanyaan
6 terhadap sesuatu yang 6 47 82 0,66 Sedang
disajikan
Mengemukakan apa yang
mungkin terjadi pada
7 7 44 89 0,80 Tinggi
keadaan yang belum
diamati
Merencanakan percobaan
8 8 27 91 0,91 Tinggi
untuk memperoleh bukti
Mengelompokkan benda
9 9 33 96 0,93 Tinggi
dengan mencari
72

Sub Indikator No. Rata-rata


No
Keterampialn Proses Sains Soal Pretest Posttest N-Gain Interpretasi
perbedaan
Menarik kesimpulan dari
10 10 20 92 0,92 Tinggi
data suatu pengamatan
Rata-rata 39,50 86,60 0,79 Tinggi

Berdasarkan Tabel 3.13 peningkatan keterampilan proses sains pada

sub indikator mengumpulkan fakta tentang fenomena atau peristiwa dengan

menggunakan indera; menerapkan konsep pada pengalaman baru untuk

menjelaskan apa yang terjadi; menganalisis suatu hubungan dari suatu

percobaan yang akan dilakukan; dan mengajukan pertanyaan terhadap

sesuatu yang disajikan termasuk kategori sedang. Kemudian sub indikator

mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat yang

digunakan dalam percobaan; menyampaikan gagasan atau hasil

penemuannya kepada orang lain; mengemukakan apa yang mungkin terjadi

pada keadaan yang belum diamati; merencanakan percobaan untuk

memperoleh bukti; mengelompokkan benda dengan mencari perbedaan; dan

menarik kesimpulan dari data suatu pengamatan termasuk ke dalam

indikator tinggi. Setiap sub indikator keterampilan proses sains dapat dilihat

pada Gambar 3.17 berikut.


73

100 97 96
95
91 92
89
90
82
79
Persentase peningkatan KPS setiap indikator

80 77

70 68
63 62
60
53
50 47
44 Rata-rata pretest
Rata-rata posttest
40
32 33
30 27
20
20
14

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Indikator

Keterangan:
1. Mengumpulkan fakta tentang fenomena atau peristiwa dengan menggunakan indera
2. Mengetahui mengapa dan bagaimana cara menggunakan alat yang digunakan dalam
percobaan
3. Menyampaikan gagasan atau hasil penemuannya kepada orang lain
4. Menerapkan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang terjadi
5. Menganalisis suatu hubungan dari suatu percobaan yang akan dilakukan
6. Mengajukan pertanyaan terhadap sesuatu yang disajikan
7. Mengemukakan apa yang mungkin terjadi pada keadaan yang belum diamati
8. Merencanakan percobaan untuk memperoleh bukti
9. Mengelompokkan benda dengan mencari perbedaan
10. Menarik kesimpulan dari data suatu pengamatan

Gambar 3.17. Peningkatan Keterampilan Proses Sains Setiap Sub Indikator

Adapun rincian banyaknya siswa yang mengalami peningkatan setiap

kategori peningkatan disajikan pada Tabel 3.14 berikut.


74

Tabel 3.14. Persentase Banyaknya Siswa Setiap Kategori Peningkatan

No. Kategori Banyaknya Siswa Persentase


1 Rendah 0 0
2 Sedang 5 20
3 Tinggi 20 80

Berdasarkan Tabel 3.14 diketahui bahwa adanya peningkatan

keterampilan proses sains siswa pada kategori sedang sebanyak 5 orang

dengan persentase 20% dan untuk kategori tinggi terdapat 20 orang dengan

persentase 80%. Persentase banyaknya siswa setiap kategori peningkatan di

atas dapat diilustrasikan pada Gambar 3.18.

100

90
80
80
Persentase peningkatan (%)

70

60

50

40

30
20
20

10
0
0
Rendah Sedang Tinggi
Kategori peningkatan

Gambar 3.18. Persentase Banyaknya Siswa setiap Kategori Peningkatan


75

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan pembelajaran

menerapkan direct instruction berbasis laboratorium dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa.

4. Uji normalitas pretest dan posttest

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui data yang diperoleh

terdistribusi normal atau tidak. Berdasarkan perhitungan yang terlampir

pada lampiran D, maka hasil rekapitulasi uji normalitas sebaran data

penguasaan konsep pada tahap pretest dan posttest dapat dilihat pada Tabel

3.15 berikut:

Tabel 3.15. Hasil Uji Normalitas Pretest dan Posttest

Hasil uji normalitas


No Data 𝝌𝟐 𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Keterangan
𝝌𝟐 𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Kriteria
1 Pretest 13,70 7,81 Tidak normal Uji Willcoxon
2 Posttest 41,06 7,81 Tidak normal match pair

Berdasarkan Tabel 3.15 hasil analisis uji normalitas menunjukkan data


2 2
pretest dan data posttest tidak berdistribusi normal, karena 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

2
untuk data pretest dan data posttest untuk 𝜒ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 diperoleh hasil 13,70 dan

2
41,06 dengan 𝜒𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 7,81. Oleh karena data pretest dan data posttest

tidak berdistribusi normal maka dilakukan uji Willcoxon match pair untuk

menguji hipotesis.

5. Uji hipotesis

Data berdistribusi tidak normal, maka uji hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji Willcoxon match pairs test dengan taraf kepercayaan 5%.

Hasil analisis uji Willcoxon match pairs test dapat dilihat pada Tabel 3.16.
76

Tabel 3.16. Hasil Uji Hipotesis

Variabel Nilai (skor)


Jumlah siswa (N) 25
𝜇𝑇 150
𝜎𝑇 37,16
Zhitung 4,03
Ztabel 1,69
Α 5% (0,05)
Hasil 𝑍ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑍𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙
Keterangan 𝐻0 ditolak 𝐻𝑎 diterima
Kriteria Terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa

Berdasarkan hasil uji hipotesis (Willcoxon match pairs test) pada

Tabel 3.15 di atas, nilai Zhitung = 4,03. Pada taraf signifikansi 0.05 besarnya

nilai Ztabel = 1,69. Data menunjukan bahwa nilai Zhitung > Ztabel dengan

demikian terdapat peningkatan keterampilan proses sains siswa setelah

penerapan direct instruction berbasis laboratorium sehingga diperoleh

kesimpulan Ho ditolak dan Ha diterima, yang menunjukkan bahwa

penerapan direct instruction berbasis laboratorium dapat meningkatkan

keterampilan proses sains siswa kelas XI IPA 1 SMA Kemala Bhayangakari

pada materi kesetimbangan benda tegar.

C. Tanggapan Siswa terhadap Penerapan Direct Instruction Berbasis

Laboratorium

Angket tanggapan siswa diberikan setelah kegiatan pembelajaran selesai.

Pemberian angket ini digunakan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap

penerapan direct instruction berbasis laboratorium pada materi kesetimbangan

benda tegar di kelas XI. Angket ini terdiri dari 20 pertanyaan. Adapun
77

rekapitulasi hasil analisis angket tanggapan siswa setiap indikator dicantumkan

dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.17. Rekapitulasi Hasil Analisis Angket Tanggapan Siswa terhadap


Penerapan Direct Instruction Berbasis Laboratorium

No.
No Aspek Indikator Persentase Kriteria
Soal
1 Direct Membantu mempermudah Hampir
1 95
instruction pemahaman konsep seluruhnya
berbasis Membantu memahami manfaat Hampir
2 92
laboratorium dalam kehidupan sehari-hari seluruhnya
Meningkatkan keterampilan
mengamati dengan Hampir
3 89
menggunakan sebanyak seluruhnya
mungkin alat indera
Meningkatkan keterampilan
Hampir
menggunakan alat dan bahan 4 96
seluruhnya
pada suatu percobaan
Meningkatkan keterampilan
berkomunikasi dengan
Hampir
mempresentasikan gagasan atau 5 91
seluruhnya
hasil penemuannya kepada
orang lain
Meningkatkan keterampilan
menerapkan konsep pada Hampir
6 97
pengalaman baru untuk seluruhnya
menjelaskan apa yang terjadi
Meningkatkan keterampilan
menganalisis suatu hubungan Hampir
7 88
dari suatu percobaan yang akan seluruhnya
dilakukan
Meningkatkan keterampilan
bertanya dengan mengajukan Hampir
8 98
pertanyaan apa, mengapa dan seluruhnya
bagaimana
Meningkatkan keterampilan
memprediksi hasil percobaan
Hampir
dengan mengemukakan apa 9 85
seluruhnya
yang akan terjadi pada
percobaan yang belum diamati
Meningkatkan keterampilan
Hampir
merencanakan percobaan untuk 10 86
seluruhnya
memperoleh bukti
Meningkatkan keterampilan 11 94 Hampir
78

No.
No Aspek Indikator Persentase Kriteria
Soal
mengelompokkan benda sesuai seluruhnya
jenis berdasarkan perbedaan
yang dimiliki
Meningkatkan keterampilan
menafsirkan data untuk menarik Hampir
12 92
kesimpulan dari data suatu seluruhnya
pengamatan
Dapat digunakan untuk Hampir
13 99
praktikum selanjutnya seluruhnya
Meningkatkan semangat belajar Hampir
14 91
fisika seluruhnya
Membuat pembelajaran Hampir
15 90
menyenangkan dan tidak jenuh. seluruhnya
2 Keseriusan Menyingkirkan survey terhadap
Hampir
mengisi siswa yang tidak membaca 16 99
seluruhnya
angket pernyataan
3 Petunjuk Bahasa yang digunakan sudah
Hampir
praktikum jelas, singkat dan dilengkapi 17 88
seluruhnya
dan lembar gambar
kegiatan Meningkatkan kualitas kerja Hampir
18 96
siswa sama antar anggota kelompok seluruhnya
Membuat percobaan lebih Hampir
19 98
mudah dilaksanakan seluruhnya
Meningkatkan keterampilan Hampir
20 94
proses sains siswa seluruhnya
Hampir
Rata-rata total 92,9
seluruhnya

Berdasarkan hasil observasi tanggapan siswa diperoleh gambaran bahwa

penerapan direct instruction berbasis laboratorium dianggap membantu

mempermudah pemahaman siswa dengan persentase 95%, membantu

memahami manfaat dalam kehidupan sehari-hari dengan persentase 92%,

meningkatkan keterampilan mengamati dengan menggunakan sebanyak

mungkin alat indera dengan persentase 89%, meningkatkan keterampilan

menggunakan alat dan bahan pada suatu percobaan dengan persentase 96%,
79

meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan mempresentasikan gagasan

atau hasil penemuannya kepada orang lain dengan persentase 91%.

Indikator lainnya yaitu meningkatkan keterampilan menerapkan konsep

pada pengalaman baru untuk menjelaskan apa yang terjadi dengan persentase

97%, meningkatkan keterampilan menganalisis suatu hubungan dari suatu

percobaan yang akan dilakukan dengan persentase 88%, meningkatkan

keterampilan bertanya dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa dan

bagaimana dengan persentase 98%, meningkatkan keterampilan memprediksi

hasil percobaan dengan mengemukakan apa yang akan terjadi pada percobaan

yang belum diamati dengan persentase 85%, meningkatkan keterampilan

merencanakan percobaan untuk memperoleh bukti dengan persentase 86%.

Persentase meningkatkan keterampilan mengelompokkan benda sesuai

jenis berdasarkan perbedaan yang dimiliki yaitu 94%, meningkatkan

keterampilan menafsirkan data untuk menarik kesimpulan dari data suatu

pengamatan dengan 92%, dapat digunakan untuk praktikum selanjutnya

dengan 99%, meningkatkan semangat belajar fisika dengan 91%, membuat

pembelajaran menyenangkan dan tidak jenuh dengan 90%.

Peneliti menyingkirkan survey terhadap siswa yang tidak membaca

pernyataan dengan persentase 99%, bahasa yang digunakan sudah jelas,

singkat dan dilengkapi gambar dengan persentase 88%, meningkatkan kualitas

kerja sama antar anggota kelompok dengan persentase 96%, membuat

percobaan lebih mudah dilaksanakan dengan persentase 98%, dan


80

meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan persentase 94%. Berikut

ini diagram hasil tanggapan siswa berdasarkan Tabel 3.16.

95 96 97 98 94 92 99 99 96 98 94
100 92 91 91 90
Persentase indikator angket (%)

89 88 88
90 85 86
80
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Indikator soal angket

Keterangan:
1 = Membantu mempermudah pemahaman konsep
2 = Membantu memahami manfaat dalam kehidupan sehari-hari
3 = Meningkatkan keterampilan mengamati dengan menggunakan sebanyak mungkin alat
indera
4 = Meningkatkan keterampilan menggunakan alat dan bahan pada suatu percobaan
5 = Meningkatkan keterampilan berkomunikasi dengan mempresentasikan gagasan atau hasil
penemuannya kepada orang lain
6 = Meningkatkan keterampilan menerapkan konsep pada pengalaman baru untuk menjelaskan
apa yang terjadi
7 = Meningkatkan keterampilan menganalisis suatu hubungan dari suatu percobaan yang akan
dilakukan
8 = Meningkatkan keterampilan bertanya dengan mengajukan pertanyaan apa, mengapa dan
bagaimana
9 = Meningkatkan keterampilan memprediksi hasil percobaan dengan mengemukakan apa
yang akan terjadi pada percobaan yang belum diamati
10 = Meningkatkan keterampilan merencanakan percobaan untuk memperoleh bukti
11 = Meningkatkan keterampilan mengelompokkan benda sesuai jenis berdasarkan perbedaan
yang dimiliki
12 = Meningkatkan keterampilan menafsirkan data untuk menarik kesimpulan dari data suatu
pengamatan
13 = Dapat digunakan untuk praktikum selanjutnya
14 = Meningkatkan semangat belajar fisika
15 = Membuat pembelajaran menyenangkan dan tidak jenuh
16 = Menyingkirkan survey terhadap siswa yang tidak membaca pernyataan
17 = Bahasa yang digunakan sudah jelas, singkat dan dilengkapi gambar
18 = Meningkatkan kualitas kerja sama antar anggota kelompok
19 = Membuat percobaan lebih mudah dilaksanakan
20 = Meningkatkan keterampilan proses sains siswa

Gambar 3.19. Persentase Hasil Tanggapan Siswa


81

D. Temuan dan Pembahasan

Setelah melakukan penelitian dan menganalisis data, ditemukan beberapa

temuan yang perlu dibahas antara lain:

1. Keterlaksanaan direct instruction berbasis laboratorium

Direct instruction berbasis laboratorium dirancang agar siswa dapat

mendapatkan respon yang cepat dari guru dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan data yang diperoleh, direct instruction berbasis laboratorium

ini dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

Pada pertemuan pertama guru melakukan pendahuluan dan orientasi

dengan sangat baik namun belum maksimal pada tahap presentasi dan

praktikum terstruktur serta dibimbing guru karena siswa belum terbiasa

melakukan kegiatan laboratorium. Selain itu guru belum maksimal dalam

mengelola waktu, sehingga melebihi jam pelajaran yang semestinya

kemudian siswa masih mengalami kesulitan dalam praktikum, karena belum

terbiasa menggunakan alat dan bahan yang digunakan. Namun secara

keseluruhan keterlaksanaan direct instruction berbasis laboratorium

termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase keterlaksanaan

mencapai 97,51%.

Pada pertemuan kedua, aktivitas guru berjalan dengan sangat baik

dengan persentase keterlaksanaan mencapai 99,26%. Namun guru kelelahan

membimbing dan merespon pertanyaan siswa pada pertemuan kedua ini

karena prosedur percobaan yang dilakukan cukup banyak dan rumit

sehingga siswa mengalami kesulitan dalam melaksanakan praktikumnya.


82

Pada pertemuan ketiga pada tahap pendahuluan sampai penutup secara

keseluruhan lebih baik dari pertemuan sebelumnya dengan persentase

100%. Hal ini disebabkan pada pertemuan ketiga ini siswa sudah terbiasa

dengan penerapan direct instruction berbasis laboratorium dan materinya

sangat disukai siswa karena mudah dipahami. Aktivitas guru mengalami

peningkatan dari ketiga pertemuan, hal tersebut merupakan gambaran

perbaikan guru dalam mengelola kegiatan laboratorium dari pertemuan

sebelumnya.

Aktivitas siswa mengalami penurunan dan peningkatan kembali dari

pemaparan di atas. Hal tersebut menandakan bahwa siswa mulai beradaptasi

dan mengalami perkembangan. Secara keseluruhan keterlaksanaan direct

instruction berbasis laboratorium dapat dikatakan sangat baik dengan

persentase rata-rata sebesar 98,92% untuk aktivitas guru dan 92,98% untuk

aktivitas siswa.

Setiap tahapan direct instruction berbasis laboratorium terlaksana

dengan baik berdasarkan data lembar observasi ketiga pertemuan mulai dari

tahap orientasi dengan 92,58%, tahap presentasi dengan 96,29%, tahap

terstruktur dan terbimbing dengan 95,92% serta praktikum mandiri dengan

100%. Persentase tersebut membuktikan bahwa kegiatan laboratorium

berjalan lancar karena terjalin komunikasi dan kerja sama yang baik antara

guru dan siswa maupun kerja sama antara siswa sehingga memudahkan

siswa melaksanakan kegiatan di laboratorium. Secara keseluruhan tahapan

direct instruction berbasis laboratorium terlaksana dengan baik.


83

Kendala yang dialami peneliti dan siswa dalam penerapan direct

instruction berbasis laboratorium terdapat pada tahap praktikum terstruktur

dan terbimbing yang memerlukan waktu yang cukup lama untuk melakukan

kegiatan laboratorium. Kekurangan yang lainnya guru dituntut untuk

memberikan respon balik dengan cepat sehingga apabila banyak siswa yang

mengalami kesulitan akan membuat guru kurang maksimal memberikan

respon karena kewalahan dengan banyaknya jumlah siswa.

Berdasarkan hasil observasi, direct instruction berbasis laboratorium

yang diterapkan memiliki kekurangan dan kelebihannya. Kelebihannya

siswa dengan cepat mendapatkan respon dari guru apabila mengalami

kesulitan dalam melaksanakan kegiatan laboratorium. Sebagaimana dalam

Weil (2011: 430) dinyatakan bahwa direct instruction berbasis laboratorium

memberikan respon balik positif dan meningkatkan serta memelihara

motivasi melalui kegiatan laboratorium. Kelebihan lainnya menurut Gage

dan Bliner (1983: 425) bahwa direct instruction berbasis laboratorium

memberikan respon yang cepat dalam kegiatan laboratorium karena setelah

guru mengajukan pertanyaan dan siswa memberi respon maka guru akan

cepat memberikan respon balik terhadap jawaban yang diberikan siswa atau

ketika siswa bertanya tentang kegiatan laboratorium, guru dengan cepat

memberikan respon terhadap siswa.

2. Peningkatan keterampilan proses sains

Data diperoleh dari hasil penelitian diketahui bahwa penerapan direct

instruction berbasis laboratorium dapat meningkatkan keterampilan proses


84

sains siswa. Peningkatan ini dilihat dari nilai N-Gain hasil pretest dan

posttest siswa. N-Gain rata-rata kelas adalah 0,79 yang termasuk dalam

kategori tinggi. Persentase banyaknya siswa setiap kategori peningkatan dari

25 siswa adalah 0% terkategori rendah, 20% terkategori sedang dan 80%

terkategori tinggi. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan rancangan direct

instruction berbasis laboratorium yang dibentuk untuk meningkatkan dan

memelihara motivasi melalui aktivitas mengandalkan diri sendiri dan

penguatan ingatan terhadap materi-materi yang dipelajari (Joyce, 2011:

430).

3. Tanggapan siswa terhadap penerapan direct instruction berbasis

laboratorium

Berdasarkan hasil observasi tanggapan siswa diperoleh gambaran

bahwa hampir seluruhnya pelaksanaan direct instruction berbasis

laboratorium dianggap dapat membantu mempermudah pemahaman konsep,

membantu memahami manfaat dalam kehidupan sehari-hari, mampu

meningkatkan keterampilan proses sains, dapat digunakan untuk praktikum

selanjutnya, meningkatkan semangat belajar fisika dan dapat membuat

pembelajaran menyenangkan serta tidak jenuh. Hasil tanggapan siswa

tersebut digunakan oleh guru agar dapat mengevaluasi diri terhadap

kemampuan penerapan model pembelajaran sesuai dengan yang

Anda mungkin juga menyukai