Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEGIATAN

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS BALANGNIPA


KABUPATEN SINJAI
PERIODE OKTOBER 2016 – NOVEMBER 2016

UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


KEGIATAN PENJARINGAN BERUPA PEMERIKSAAN STATUS GIZI
PADA SISWA-SISWI SEKOLAH DASAR

A. Latar Belakang
Status gizi adalah status kesehatan yang dihasilkan oleh keseimbangan
antara kebutuhan dan masukan nutrisi atau zat gizi (Beck, 2000). Bila
kebutuhan lebih besar dibanding masukan disebut status gizi kurang, bila
kebutuhan seimbang dengan masukan disebut status gizi seimbang, dan bila
kebutuhan lebih kecil dibanding masukan disebut status gizi lebih.
Gangguan atau penyakit yang disebabkan oleh adanya ketidakseimbangan
antara masukan zat gizi dan kebutuhan tubuh disebut penyakit gangguan
gizi atau nutritional disorders (Pudjiadi, 2003). Namun keadaan gizi
kurang (undernutrition/malnutrition) atau gizi lebih (overnutrition),
keduanya tidak selalu disebabkan oleh oleh masukan makanan yang tidak
cukup atau berlebihan. Keadaan demikian dapat juga terjadi karena kelainan
dalam tubuh sendiri seperti gangguan pencernaaan, absorpsi, utilisasi,
ekskresi, dan sebagainya ( Pudjiadi, 2003).
Permasalahan gizi pada balita merupakan masalah gizi ganda yaitu
masalah gizi kurang dan masalah gizi lebih (Dinas Kesehatan Provinsi Bali,
2008). Masalah gizi kurang sering luput dari penglihatan ataupun
pengamatan biasa serta seringkali tidak cepat dalam penanggulangannya,
hal ini dapat memunculkan masalah besar (BAPPENAS, 2006). Hasil
Riskesdas 2010 menunjukan 40,6% penduduk mengkonsumsi makanan di
bawah kebutuhan minimal (kurang dari 70% dari Angka Kecukupan
Gizi/AKG) yang dianjurkan. Berdasarkan kelompok umur dijumpai 24,4%
pada balita, dan 41,2% pada anak usia sekolah (Riskesdas, 2010).
Penyebab masalah pada status gizi anak juga dipengaruhi oleh beberapa
faktor, antara lain ketersediaan bahan makanan, pola konsumsi dan pola
asuh. Perilaku dan kebiasaan orang tua dalam menyediakan makanan
keluarga di pengaruhi oleh faktor budaya, sehingga akan memengaruhi
sikap suka tidak suka seorang anak terhadap makanan. Pola makan anak
juga dipengaruhi oleh media masa dan lingkungan. Aktivitas yang tinggi
pada anak membutuhkan intake pangan dan gizi yang cukup dan berkualitas
(Sudayasa, 2010). Penilaian status gizi yang berkesinambungan sangat
dibutuhkan untuk mendeteksi kejadian masalah gizi lebih dini dan
mengetahui kecenderungan pertumbuhan fisik penduduk, guna dapat
melakukan tindakan intervensi dan pencegahan masalah gizi terutama pada
balita.

B. Permasalahan Di Masyarakat
Status gizi pada anak saat ini kurang menjadi perhatian, padahal gizi
merupakan elemen penting dalam masa tumbuh kembang anak. Di samping
dampak langsung terhadap kesakitan dan kematian, gizi juga berdampak
terhadap pertumbuhan, perkembangan intelektual dan produktivitas.
Kecerdasan seorang anak tidak hanya ditentukan oleh faktor genetik
dan faktor lingkungan berupa stimulasi, melainkan juga faktor gizi atau
nutrisi. Untuk memperoleh anak yang cerdas dan sehat dibutuhkan asupan
gizi atau nutrisi yang sehat dan seimbang dalam makanan sehari-hari. Dari
penelitian-penelitian sebelumnya, terdapat hubungan antara malnutrisi
dengan tingkat inteligensi dan prestasi akademik yang rendah. Untuk
negara-negara berkembang dimana kejadian malnutrisi sering dijumpai, hal
ini akan berdampak serius terhadap keberhasilan pembangunan nasional.
C. Pemilihan Intervensi
Cara dan strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan
tersebut adalah diadakan kegiatan screening (penjaringan) berupa
pemeriksaan antropometrik untuk mengetahui status gizi pada anak agar
dapat dilakukan deteksi dini terhadap ada tidaknya masalah gizi yang
dialami anak. Upaya deteksi dini ini diharapkan dapat memberi data awal
tentang permasalahan gizi yang dialami anak di SDN No 3 Sinjai Utara
untuk selanjutnya dilakukan intervensi dan penanganan baik pada masalah
gizi kurang maupun gizi lebih.

D. Pelaksanaan
Kegiatan ini dilaksanakan di SDN No 3 Sinjai Utara pada tanggal 20
September 2016. Siswa-siswi Sekolah dasar kelas 1 menjalani pemeriksaan
kesehatan dasar, pemeriksaan berat badan dan tinggi badan yang kemudian
hasilnya dicatat untuk selanjutnya diolah dalam penentuan masalah status
gizi.
Pada kegiatan ini penentuan status gizi anak menggunakan WHO-
NCHS (National Centre for Health Statistic), dimana ukuran antropometri
yang digunakan yaitu berat badan terhadap tinggi badan, kemudian hasilnya
diplot pada kurva standart dengan baku persentil 50% Harvard, dengan
kriteria sebagai berikut :
 Gemuk, jika BB/TB >90%
 Normal, jika BB/TB 81-90%
 Kurus, jika BB/TB 71-80%
 Sangat Kurus, jika BB/TB < 70%

E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Persiapan kegiatan pemeriksaan status gizi dilakukan satu hari
sebelumnya. Telah dilakukan koordinasi dengan tim pelaksana dengan
guru Pendidikan Jasmani dan petugas UKS sekolah.
2. Evaluasi Proses
Pelaksana kegiatan dilakukan satu kali oleh satu tim yang terdiri
atas satu dokter, kader-kader, dan satu pemegang program gizi.
Kegiatan penjaringan dilakukan sesuai dengan jadwal yang telah
ditentukan oleh Puskesmas Binamu Kota.
3. Evaluasi Hasil
a. Telah dilakukan pemeriksaan kesehatan dasar dan pemeriksaan
status gizi di SDN No 3 Sinjai Utara dengan total sebanyak 24
orang, dengan 14 anak laki-laki dan 10 anak perempuan.
b. Dari 24 anak yang menjalani pemeriksaan status gizi didapatkan
20 orang (83%) memiliki gizi normal, dan 4 orang (17%)
memiliki gizi kurang.
c. Dibutuhkan intervensi lebih lanjut terhadap anak yang
mengalami gizi kurang. Penting memberikan pemahaman
terhadap orang tua untuk meningkatkan asupan nutrisi bagi
balita mereka demi tercapainya status gizi normal.
d. Untuk mengatasi gizi kurang diperlukan perubahan sosial baik
gaya hidup, aktivitas fisik, perilaku makan dan penyiapan
lingkungan yang mendukung. Perubahan yang paling efektif
dilakukan adalah sejak usia dini salah satunya pada saat balita,
melalui monitoring dan evaluasi hasil penjaringan status gizi di
posyandu. Makanan dengan kandungan gizi seimbang cukup
energi dan zat gizi sesuai kebutuhan gizi anak sekolah sangat
dianjurkan karena berguna untuk perkembangan fisik dan
kognitif yang optimal. Dukungan media massa dalam hal
informasi asupan gizi seimbang, peran kader untuk
menumbuhkembangkan kesadaran dan kemampuan dalam
memberikan edukasi tentang asupan gizi seimbang, serta
keberpihakan organisasi profesi dan asosiasi/lembaga lainnya
dalam kegiatan terkait dengan asupan gizi seimbang sebagai
wujud nyata dukungan berbagai pihak kepada pemerintah dalam
pencegahan dan penanggulangan gizi kurang.
Sinjai, oktober 2016

Peserta Pendamping

dr. Dicky Rahmat S dr. H. Syamsuddin Arifin, M. Kes


dr. A. Muh. Akram Kastiran
NPI : 138149

Anda mungkin juga menyukai