Sari
Indikator keberhasilan perusahaan pertambangan (Accredited Mining Enterprise)
menyangkut indikator keberhasilan manajemen keuangan dan indikator keberhasilan
manajemen usaha pertambangan.
Indikator manajemen keuangan dapat mencakup perihal (1) sebagai perusahaan yang
berkarakter good governance dan clean management, dengan dukungan sistem
manajemen keuangan yang sistemis/professional, akuntabel , transparan/auditable; (2)
sistem penggalangan dana (debt equity, pengembalian hutang, diversifikasi usaha,
pengembangan jasa; (3) sistem pembukuan keuangan; dan (4) sistem audit.
Indikator keberhasilan manajemen usaha pertambangan dapat meliputi dari kegiatan
hulu (manajemen cadangan), manajemen kegiatan produksi, sampai dengan kegiatan
hilir (manajemen pasar) serta masalah yang berhubungan dengan pengembangan
wilayah dan lingkungan termasuk CSR (corporate social responsibity).
Pada akhirnya indikator keberhasilan dalam usaha pertambangan baik dalam
manajemen keuangan maupun manajemen usaha di tandai oleh kemampuan internal
dalam hal diperoleh least cost dan keuntungan optimal serta kemampuan eksternal
dalam hal manfaat otimal bagi negara di mana perusahaan beroperasi antara lain dalam
bentuk pembayaran pajak secara akuntabel serta manfaat optimal secara regional
termasuk pengembangan masyarakat setempat sebagai corporate social responsibility
atau sebagai the servant of the community..
Sebagai contoh dalam COW maka manfaat finansial skala nasional diperoleh sebesar 55
% dari revenue perusahaan COW dan sebesar 60% dari revenue prusahaan PKP2B bagi
negara Indonesia. Manfaat sosial neto dari beberapa perusahaan COW dan BUMN
diperoleh sebesar antara 1 -23% dari revenue mereka bagi masyarakat setempat sebagai
upaya partisipasi mereka dalam rangka pengembangan wilayah termasuk lingkungan.
Besaran tersebut perlu diupayakan peningkatannya pada masa mendatang.
Kata kunci: indikator keberhasilan perusahaan pertambangan, manajemen keuangan,
manajemen usaha, kegiatan hulu–hilir, pengembangan wilayah dan lingkungan.
Abstract
The acredited mining enterprise may involve the indicators of both successfulness in the
fields of financial management and of mining enterprise management as well.
The indicators of financial management may include several matters ,i.e., (1) as an
anterprise characterized by good governance and clean management, by the support of
systematic/professional, accountable and tranparant/auditable financial management
system; (2) the system of funds raising (debt equity, loan rescheduling, diversification of
enterprising, and services development; (3) the system of book-keeping; and (4) the
system of audit.
The indicators of mining enterpruse management may include the activities from
upstream (resource/reserve management), management of production activities, up to
downstream activities (marketing management) and problems related to regional
development and including CSR (corporate soaial responsibility) or as the servant of
the community
Finally, the indicator of successfulness in the mining enterprise either in the financial
management or in the business management is indicated by internal capability in terms
of the least cost and the optimal profit obtained and by external capability in terms of
optimal benefit for the nation where the enterprise operate, for instance, in the case of
accountable tax paying and optimal benefit for the regional development including
local community development as a corporate social responsibility.
For instance, in term of COW so that the financial benefit at the national scale 55% of
the companies’ revenue and around 60% of the Coal COW revenue are gained by
Indonesia. Net social gains from the COW companies and the State-owned companies
are of about 1 – 23% of their revnues gained by the local community in the form of their
participation in the regional development including the environment ptotection. Those
amounts should be increased and enforced in the future.
Keywords: Successfulness indicator of mining enterprise, finanacial management,
enterprise management, upstream-downstream activities, regional development and
environment protection.
I. Pendahuluan
Indikator keberhasilan perusahaan pertambangan (Acredited Mining Enterprise)
menyangkut indikator keberhasilan manajemen keuangan dan indikator keberhasilan
manajemen usaha pertambangan.
Indikator manajemen keuangan dapat mencakup perihal berikut:
1. Sebagai perusahaan yang berkarakter good governance dan clean management,
dengan dukungan sistem manajemen keuangan yang sistemis/professional,
akuntabel , transparan/auditable.
2. Sistem penggalangan dana.
a. Debt equity.
b. Pengembalian hutang.
c. Diversifikasi usaha.
d. Pengembangan jasa.
3. Sistem pembukuan keuangan.
4. Sistem audit.
Indikator keberhasilan manajemen usaha pertambagan dapat meliputi dari kegiatan hulu
(manajemen cadangan), manajemen kegiatan produksi, sampai dengan kegiatan hilir
(manajemen pasar) serta masalah yang berhubungan dengan lingkungan termasuk CSR
(corporate social responsibity).
A. Faktor Permasalahan
1. Sebagai perusahaan yang berkarakter good governance dan clean management,
dengan dukungan sistem manajemen keuangan yang sistemis/professional,
akuntabel , transparan/auditable.
a. Sistemis.
Sistem keuangan suatu perusahaan perlu mampu menggambarkan suatu interaksi
antara substansi engineering – ekonomi – dan akuntansi. Dari segi substansi
engineering, memang keuangan timbul setelah adanya telaahan engineering apa
yang disebut cash in (revenue) dan cash out (biaya operasional) yang terdiri dari
fixed cost dan variable cost serta biaya commissioning atau biaya operasi awal
sewaktu perusahaan belum menghasilkan revenue atau produksi. Dari segi ekonomi,
memang perusahaan perlu melihat prospek ke depan dalam upaya menghasilkan
keuntungan finansial dalam hal ini harga kapital (ROR) harus jauh lebih besar
daripada biaya kapital, agar usaha dapat berkelanjutan. Dari segi akuntansi, memang
keuangan perusahaan harus mampu menunjukkan balance sheet aktiva dan pasiva
secara rinci dari waktu ke waktu secara jelas. Dari mana uang dihasilkan dan ke
mana uang dikeluarkan.
b. Akuntabel.
Keuangan perusahaan perlu selalu dapat dipertanggung jawabkan oleh manajemen
kepada pemegang saham darri perputaran uang serta keharusan memperoleh
keuntungan untuk keberlanjutan perusahaan secara jangka pendek, menengah dan
panjang.
c. Transparan/auditable.
Last but not least keuangan perusahaan harus transparan bagi stakeholder, selalu
siap diaudit oleh akuntan independen dan oleh sistem pengawasan intern.
2. Sistem penggalangan dana.
a. Debt equity.
Sumber dana perusahaan dapat sepenuhnya dari dalam (equity) ataupun dari luar
(hutang) dan dari dalam ataupun dari luar sama sekali. Suatu kelaziman bahwa
biasanya sumber dana merupakan gabungan sumber dari dalam dan dari luar,
sehubungan dengan mengatasi resiko usaha. Suatu kebiasaan bahwa modal sendiri
perlu di bagi dalam beberapa bidang usaha. Kalau suatu bidang usaha merugi dapat
diimbangi oleh bidang-bidang usaha yang lain yang untung.
b. Pengembalian hutang.
Sharing usaha melalui hutang diperlukan kecermatan dalam sistem dan mekanisme
pengembalian hutang.
c. Diversifikasi usaha.
Diversifikasi usaha dapat secara vertikal dari hulu ke hilir sehubungan peningkatan
nilai tambah suatu komoditi atau secara horizontal atau pengembangan dari
komoditi yang satu ke komoditi yang lain atau multi komoditi. Hal ini perlu
dilakukan untuk menembus pasar atau kompartemen pasar sesuai dengan kebutuhan
pasar atau konsumen.
d. Pengembangan jasa.
Di samping komoditi, suatu usaha dapat juga di bidang jasa. Justru jasa ini
mempunyai lingkup pasar yang lebih luas dari hulu ke hilir.
3. Sistem pembukuan keuangan.
Pembukuan keuangan merupakan catatan sistematis keuangan perusahaan untuk
keperluan manajemen dan untuk keperluan audit.
Laporan keuangan harus disajikan secara wajar dalam hal yang material, posisi
keuangan perusahaan pada akhir tahun, hasil usaha dan serta arus kas untuk tahun
yang berakhir pada akhir tahun yang sedang diuji sesuai dengan prinsipakuntansi
yang berlaku umum.
4. Sistem audit.
Sistem audit dapat dilakukan oleh intern perusahaan dan oleh tim akuntansi
independen.
Yang perlu diaudit adalah: neraca perusahaan pada akhir tahun, laporan rugi laba,
laporan laba ditahan, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-
tanggal akhir tahun tersebut.
Standar auditing ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, sehingga perlu disusun
rencana dan pelaksanaan audit untuk memperoleh keyakinan memadai bahwa
laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Suatu audit meliputi: pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang
mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat
oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara
keseluruhan.
Contoh Laporan tahunan Neraca (Balance sheet) PT International Nickel Indonesia
per 31 Desember 19993 dan 1992.
B. Model Analisis
Analisis finansial/keuangan secara dasar dan pokok adalah dengan formula sebagai
berikut.
Item/Year 0 1 ...... n Total
Cost Savings
Net income (Loss)
(Depreciation)
Pre Tax Income
(Loss)
Tax
Net After Tax
Dprec. add back
Cash income
Capital cost
Working capital
Cash flow
PV factor (%)
Present value
DCFROR
Payout period
Annual benefit
NPV @ (…%)
US$ juta – US$ millions 1994 1995 1996 1997 1998 1999
Neraca – Balance sheet
Jumlah kewajiban – Total liabilities 3,630.4 3,993.9 4,896.3 6,695.7 7,446.3 7,443.6
Jumlah aktiva – Total assets 5,248.4 6,088.0 6,921.6 8,637.8 9,587.2 10,218.1
Ekuitas – Shareholders equity 1,618.0 2,094.0 2,025.3 1,942.1 2,140.9 2,774.5
Rugu/Laba – Profit and loss
Pendapatan penjualan bersih – Net 2,325.5 3,312.5 3,638.8 3,522.2 3,829.
sales revenue
Laba operasi – Operating profit 610.7 1,133.3 981.4 1,197.2 1,204.7
Laba sebelum pajak penghasilan – 505.8 952.1 664.7 827.1 895.5
Profit before income tax
Biaya pajak penghasilan – Income 153.1 303.7 243.5 288.0 209.9
tax expense
Laba bersih – Net profit 352.7 648.4 421.2 539.2 685.6
Arus kas – Cashflow
Arus kas bersih – Net cashflow 51.2 133.5 255.2 2.8 (116.2)
Rasio keuangan – Financial ratios
Pendapatan terhadap jumlah aktiva – 0.62 0.54 0.42 0.37 0.37
Revenue to total assets
Rasio lancar – Current ratio 1.82 1.81 1.46 1.67 1.50
Rasio perputaran dana – Funds 1.44 1.78 1.83 1.73 1.56
turnover ratio
Rasio hutang /ekuitas – Debt/equity 1.68 1.38 2.47 2.38 1.88
ratio
Produksi berdasarkan mineral –
Production by mineral
Bauksit – Bauxite (‘000 wmt) 1,094.3 805.9 808.7 1,055.6 1,116.3
Batubara – Coal (‘000 t) 27,258.8 34,14.9 45,884.1 52,702.6 60,691.6
Tenbaga ( - Copper (M lb) 710.3 978.0 1,166.5 1,732.0 1,690.2
Emas – Gold (‘000 oz) 1,255.9 1,741.1 2,559.4 3,641.1 3,929.0
Pasir besi – Iron sands (‘000 wmt) 334.9 348.4 487.4 560.5 584.4
Bijih nikel – Nickel ore (‘000 wmt) 2,311.5 2,573.4 2,831.4 3,233.4 3,235.3
Nikel – Nickel (M lb) 112.6 123.2 93.1 96.3 120.3
Perak – Silver (‘000 oz) 2,124.4 3,222.1 3,445.3 5,092.2 5,055.5
Timah – Tin (‘000 t) 43.7 44.6 53.0 53.7 47.8
Pengeluaran untuk eksplorasi dan
kelayakan – Exploration and
feasibility expenditure 69.2 89.5 154.9 96.2 75.5
Tenaga kerja – Employment
Jumlah karyawan – Number of 22,058 22,083 33,167 33,772 37,718
employees
Upah kotor (Rp miiar) – Gross 239.60 262.96 471.75 1,060.81 1,101.36
compensation (Rp billion)
Jumlah pendapatan pemerintah (Rp.
miliar) – Total government
revenue (Rp billion) 774.90 1,325.09 1,895.29 7,724.94 6,879.03
Kontribusi pertambangan – mining
contribution
PDB – GDP 1.3% 1.5% 1.8% 3.7% 2.8%
Ekspor - Export n/a 10.9% 11.1% 15.9% 11.2%
Pengeluaran untuk reklamasi,
penutupan tambang dan
pengendalian lingkungan –
expenditure on reclamation, mine
closure and environmental control 10.4 13.5 30.0 99.4 26.4
C. Penjelasan Atas Laporan Keuangan. (Contoh PT INCO Per 31 Desember 1993
dan 1992, Tabel I.3 s.d. I.6).
a. Umum.
- Dasar Akte.
- Dasar Kontrak Karya.
- Kegiatan utama Perusahaan.
b. Akhtisar Kebijakan Akuntansi yang Penting.
1). Penyajian dari Laporan Keuangan.
Disusun berdasarkan prinsip-prinsip Konsep Arus Kas dan Ekivalen Kas.
Ekivalen Kas terdiri dari deposito pada perusahaan afiliasi dan deposito jangka
pendek pada lembaga keuangan
2). Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing.
Kas, piutang dan kewajiban lancar dalam mata uang selain US$ dijabarkan ke
US$ dengan kurs tukar yang berlaku pada akhir tahun.
3). Persediaan.
Persediaan dinyatakan dengan harga yang terendah antara harga perolehan dan
nilai realisasi bersih.
4). Aktiva Tetap.
Aktiva tetap dicatat berdasarkan harga perolehan.
5). Penyusutan dan Deplesi.
Penyusutan atas aktiva tetap dihitung atas dasar unit produksi untuk jangka
waktu maksimum 20 tahun dan ditinjau setiap tahun.
6). Biaya yang Ditangguhkan.
Biaya pemugaran aktiva tetap dalam jumlah yang besar didebitkan ke perkiraan
biaya yang ditangguhkan dan diamortisasikan dengan metode garis lurus
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis dari pemugaran tersebut, yang
lebih pendek dari masa penyusutan aktiva tetap.
7). Pajak Penghasilan yang Ditangguhkan.
Pajak Penghasilan yang Ditangguhkan telah dibukukan untuk mencatat
perbedaan waktu dalam pengakuan penyusutan dan pendapatan/beban lainnya
antara laporan keuangan untuk tujuan akuntansi dan pajak.
8). Laba Bersih per Saham.
Laba bersih per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan ju,lah rata-
rata saham yang ditempatkan dan disetor penuh pada tahun yang bersangkutan.
c. Piutang Lain-lain.
Merupakan tagihan kepada pihak ketiga, klaim asuransi, pinjaman pegawai dan
uang muka perjalanan dinas pegawai.
d. Persediaan.
Terdiri dari komoditi (logam nikel dalam proses dan barang jadi) ditambah supplies.
e. Aktiva Tetap.
Terdiri dari jembatan, bangunan, pabrik dan mesin, perabotan dan peralatan kantor,
pesawat udara, aktiva tetap yang tidak dialokasikan yang dijumlahkan sebagai
Akumulasi Penyusutan selanjutnay ditambah dengan Pengembangan Tambang dan
akumulasi deplesi
f. Pengeluaran untuk Lingkungan.
Operasi perseroan telah dan akan dipengaruhi oleh perubahan dalamperundang-
undangan mengenai lingkungan. Ada tiga laporan lingkungan yaitu SEL (Studi
Evaluasi Lingkungan), RKL (rencana Pengelolaan Lingkungan, dan RPL (Rencana
Pemantauan Lingkungan). Pengeluaran sehubungan dengan program lingkungan
dan reklamasi dibebankan pada perhitungan rugu-laba atau dikapitalisasi sebagai
aktiva tetap dan kemudian disusutkanbergantung pada manfaat ekonomis dari
pengeluaran tersebut pada masa mendatang.
g. Pekerjaan dalam Pelaksanaan.
Meliput pekerjaan yang berlangsung.
h. Aktiva Lainnya.
Meliput pekerjaan eksplorasi dan pembangunan sarana lain-lain.
i. Transaksi dengan Perusahaan Afiliasi.
1). Penjualan.
2). Deposito pada Perusahaan Afiliasi.
3). Hutang kepada Perusahaan afiliasi.
4). Biaya atas Bantuan Manajemen dan Teknis.
j. Kewajiban Lancar Lainnya.
Meliput cadangan untuk gajih, cuti dan dividen.
k. Hutang Jangka Panjang dan Hutang Jangka Panjang Jatuh tempo dalam Satu Tahun.
Hutang dengan jaminan seluruh piutang, peralatan, perssediaan dan seluruh
pendapatan dari kontrak penjualan jangka panjang.
l. Taksiran Hutang untuk Program Pensiun.
m. Modal Saham.
n. Pajak Penghasilan.
Sesuai dengan pajak Perseroan 45%, kemudian disesuaikan dengan pajak terendah
35% serta kredit pajak investasi 8%. dengan menurunkan tarif pajak efektif menjadi
22,5%.
o. Dividen. Dividen sebesar $0,15 per saham.
p. Harga pokok Penjualan.
q. Restrukturisasi Modal.
Memperhitungkan akumulasi kerugian yang lalu yang diperhitungkan dengan
jumlah laba ditahan dan terhitung sisa laba.
Tabel I.3. Neraca Per 31 Desember 1993 dan 1992 PT INCO Indonesia
9 9
Modal Sendiri Shareholders’ Equity
Modal Saham 13 136.413 136.413 Common Stock
Modal Disetor Lainnya 17 277.760 277.760 Additional Paid-in Capital
Laba Ditahan (sejak1983) 17 82.003 83.516 Retained Earnings (Since 1983)
Jumlah Modal Sendiri 496.17 497.68 Total Shareholders’ Equity
6 9
Jumlah Kewajiban dan Modal Sendiri 689.115 720.078 Total Liabilities and
Shareholders’ Equity
(Dalam ribuan US$, kecuali laba per saham) Catatan/Notes 1993 1992 (US$ thousands, except earnings
per share amounts))
Penjualan 154.831 192.212 Sales
Harga pokok Penjualan 130.456 132.715 Cost of Goods Sold
Laba Kotor 24.375 59.497 Gross Profit
Beban Penjualan, Administrasi dan Umum 2.999 4.497 Selling, General and
Administration Expenses
Laba Usha 21.376 55.000 Operating Profit
Pendapatan (Beban) Lain-lain Other Income
Pendapatan Bunga 803 1.351 Interest Income
Beban Bunga (7.066) (9.267) Interest Expenses
Keuntungan (Kerugian) Kurs (105) (143) Currency translation Adjustments
Pendapatan (Beban) Lain-lain, Bersih (934) (337) Other, net
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain (7.302) (8.396) Total Other Income (Expenses)
Laba Sebelum Pajak Penghasilan 14.074 (46.604) Earnings Before Income Tax
Pajak Penghasilan 3.167 (10.486) Income Tax
laba Bersih 10.907 (36.118) Net Earnings
Laba Bersih Per Saham 0,04 (O,15) Net Earnings per Share
Penambahan Kas Sebelum Kegiatan (33.787) 55.382 Cash Surplus Before Financing Activities
Pembiayaan
Kegiatan Pembiayaan Financing Activities
Pembayaran Dividen (12.402) (62.031) Dividends Paid
Pembayaran Hutang Jangka Panjang (25.000) (25.000) Repayments of Long-Term Debt
Kas Dipakai untuk Kegiatan Pembiayaan (37.402) (87.031) Cash Used for Financing Activities
Kas dan Ekivalen Kas Cash and Cash equivalents
Penurunan Tahun Berjalan (3.615) (31.649) Decrease in Current Year
Saldo pada Awal Tahun 22.992 54.641 Balance at Beginning Year
Saldo Pada Akhir Tahun 19.377 22.992 balance at End of Year
D. Biaya produksi dan biaya angkutan batubara.
Pada Tabel I.7 dapat dilihat contoh biata produksi dan biaya angkutan batubara dari
beberapa perusahaan batubara di Indonesia. Biaya penjualan dan biaya aangkutan
berkisar antara 10-53 %, sisanya adalah biaya produksi, tergantung lokasi geografis dari
tambangnya.
Tabel I.7
Biaya Produksi dan Transportasi Batubara
PTBA – PKP2B 1993/1994
No Perusahaan Produksi Stripping Biaya Operasi
(Juta ratio Biaya produksi Niaya Total
ton/th) (Ton/BCM) penjualan dan
Transportasi
lokal
US$/ton % US$/ton % US$/ton
1 PTBA 7.1 1:7 15.9 59.3 10.4 40.7 26.3
2 PT KPC 7.4 1 : 6.3 25.9 89.3 3.1 10.7 29.0
3 PT Adaro 0.9 1 : 1.5 5.6 47.4 6.2 52.6 11.8
4 PT 3.1 1:4 15.4 87.2 7.5 32.8 22.9
Arutmin
5 PT MHU 1.2 1 : 7.5 18.6 68.3 8.6 31.7 27.2
Perolehan
penjualan
Operasi Masukan operasi
- Penyusutan
- Amortisasi
-Deplesi
- Pengurangan
Pendapatan terpajak
Pajak pendapatan
Untung neto
P
(C)
MC
TAC
TVC
Daerah P ideal
Apabila DRC adalah lebih kecil daripada shadow price dari foreign
exchange, NSG adalah lebih besar dari nol (positif), dan apabila DRC adalah
lebih besar dari pada shadow price tersebut, maka NSG adalah negatif ini
merupakan hal yang menarik untuk diadakan observasi dalam hubungan
adanya hambatan-hambatan dari suatu pemisalan bahwa DRC untuk
memproduksi satu unit bersih dari nilai tukar asing dalam skala nyata
(deflated).
NGC merupakan produk dari 2 hal, yaitu proposi dari nilai tukar asing yang
tetap tinggal di dalam negeri dan suatu perbandingan yang menunjukkan
efisiensi dari penggunaan sumber domestik.
Gambar III.5.1
Re - Evaluasi
Gambar II.B.8.1
Kecenderungan Dalam Era Globalisasi
(Orientasi Pada Manusia Seutuhnya dan Masyarakat Seluruhnya)
Manfaat finansial pengusahaan modal asing dibidang pertambangan umum telah dapat
dirasakan baik pada tingkat nasional maupun regional atau lokal, walaupun masih harus
ditingkatkan secara terus-menerus atas dasar rambu-rambu peraturan perundangan yang
berlaku.
Tabel III.1 Manfaat finansial PTFI terhadap pembangunan Indonesia (US$ juta)
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 1992- %
2000
Manfaat
langsung: 107 94 117 297 273 237 150 173 158 1.606
Dividen 14 16 16 19 24 18 4 2 29 142
Royalti 16 9 19 43 29 32 17 22 12 198
Pajak peng- 34 18 10 162 125 120 87 118 72 747
hasilan badan
Pajak-pajak
dan pungutan
lainnya
43 50 72 73 94 67 42 31 46 518
Manfaat tidak
langsung: 476 730 1.272 982 863 973 588 451 485 6.820
Gaji & upah 20 26 38 90 82 98 45 68 45 512
Pembelian 80 204 508 422 261 200 150 139 188 2.152
barang & jasa
dalam negeri
-Pembangun-an 8 15 20 22 23 33 27 29 27 203
daerah &
donasi
-Reinvestasi & 368 486 707 447 498 641 367 215 224 3.952
pengalihan
-
Jumlah
keseluruhan 582 824 1.389 1.279 1.136 1.209 739 624 643 8.426
Manfaat funansial PTFI terhadap pembangunan Irian Jaya 1992-2000 dapat dilihat
pada Tabel III.2.
Tabel III.2 Manfaat finansial PTFI terhadap pembangunan Irian Jaya (US$ juta)
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 1992- %
1999
Manfaat 14 9 18 36 27 28 16 20 167
langsung:
Royalti 12,45 7,54 15,45 34,22 23,43 25,26 13,37 17,48 149,19
Iuran tetap/ 0,07 0,13 0,23 0,21 0,25 0,21 0,31 0,17 1,57
dead rent
-PBB 1,17 1,35 1,71 1,63 2,43 2.07 1,64 1,62 13,62
-Mineral ”C”
dan air 0,10 0,10 0,10 0,10 0,50 0,50 0,40 0,42 2,22
-Pajak kenda-
raan - - 0,28 0,13 0,13 0,14 0,04 0,06 0,76
-Pajak bangsa 0,01 0,10 0,10 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,06
asing
Manfaat tidak 397 528 765 547 500 669 356 264 4.027
langsung:
Gaji & upah 18,26 23,60 35,30 80,25 72,13 89,53 39,64 62,89 421,60
Pembelian 3,59 4,03 3,89 4,24 5,75 11,54 7,54 11,73 52.31
lokal
-Pembangun- 7,60 14,57 19,21 22,04 23,38 32,00 25,45 34,82 179,07
an daerah &
donasi
-Reinvestasi 367,84 485,79 706,56 440,76 398,99 536,01 282,99 154,81 3.373,7
- 5
Jumlah 411 537 783 584 527 697 371 284 4.194
keseluruhan
Sebagai contoh adalah PT Freeport Indonesia (PT Freeport Indonesia, 2000), setelah
dimulainya kontrak baru selama kurun 1992-1999 manfaat finansial perusahaan
tersebut terhadap pembangunan Indonesia adalah sekitar US$ 7,78 miliar, dan
sebesar US$ 4,19 miliar bagi pembangunan Irian Jaya, serta sebesar US$ 160,26 juta
bagi pengembangan wilayah dan masyarakat setempat. Juga diperkirakan manfaat
finansial sebagai national gains bagi Indonesia dari PT Freeport Indonesia adalah
sekitar 55% dari perolehannya.
Data 1992-2000 menunjukkan bahwa partisipasi PT FIC dalam pembangunan
nasional sebesar US$ 8,426 miliar terbagi sebagai manfaat langsung (dividen, royalti,
pajak penghasilan badan, pajak-pajak dan pungutan lain) sebesar US$ 1,606 miliar
dan manfaat tidak langsung (gaji dan upah, pembelian barang dan jasa dalam negeri,
pembangunan daerah dan donasi, serta re-investasi dan pengalihan) sebesar US$6,820
miliar.
Sebagai contoh manfaat finansial sebagai national gains dari PT Newmont Nusa
Tenggara secara berjumlah akan mencapai sekitar 55% dari seluruh perolehan (gross
revenue) selama umur tambang sebesar US$ 15,5 miliar (Tabel III.3).
( Total projected mine life revenues, PT Newmont Nusa Tenggara, 1997) atau
sebesar US$ 8,6 miliar. National gains tersebut sudah termasuk upah gajih
pekerja/pegawai lokal/nasional perusahaan , pengembangan wilayah dan semacamnya
sebagai retained benefit nasional. Dari national gains tersebut 11% jatuh ke tangan
pemerintah.
Value Indonesia
(US$ Billion) Component
%
Total Projected Mine Life Revenues 15.5
Less : Total Capital Expenditures – Construction 1.9 40
- During operations 0.6 40
- Total projected interest payments 0.5
- Total payroll mine life ($23 million/year) 0.5 100
- Total training mine life ($ 8 million/year) 0.2 100
- Total materials expenditure mine life ($ 220 million/year) 4.4 100
- Total off-site treatment charges 3.2 14
- Total taxes/Royalties mine life ($1.8 billion) 1.8 100
- Reclamation expenditures 0.1 100
Net revenue available for dividends (80% Foreign, 20% Indonesian) and 2.3
Miscellaneous expenditures
Kontribusi finansial dapat dibagi menjadi secara langsung dan secara tidak langsung.
- Secara langsung melipu 13 jenis pajak yang dibayar perusahaan sesuai dengan pasal
13 Kontrak Karya.
- Secara tidak langsung:
= Upah dan tunjangan kesejahteraan karyawan nasional.
= Pembelian barang dalam negeri.
= Pembangunan fasilitas infratsruktur.
= Pembangunan/kontribusi wilayah setempat.
= Potensi penanaman modal kembali/ulang.
3. PKP2B.
Manfaat finansial PKP2B terdiri dari pajak langsung, pajak tak langsung, dan
pendapatan negara bukan pajak.
Pajak langsung mencakup PPH pasal-pasal 21, 22, 23, 25, 26, dan 29, PDBR, PBB
(lumpsum).
Pajak tidak langsung meliput PPnBM, PPN dan bea meterai.
Pendapatan negara bukan pajak termasuk dividen, bea cukai, dead rent atau iuran tetap,
royalti, BBN SWP 30 (lumpsum), dan kontribusi pada Pemda.
Dalam hal national gains dari PKP2B sudah barang tentu termasuk upah gajih
pekerja/pegawai lokal/nasional dan program pengembangan wilayah yang dikeluarkan
oleh perusahaan. Namun belum semua perusahaan PKP2B melaksanakan program
pengembangan wilayah dalam arti yang luas.
National gains dari PKP2B berkisar sekitar 69% pada generasi III-PKP2B dan 53% pada
Generasi I-PKP2B atau rata-rata sekitar 60% yang lebih tinggi daripada national gains
pada KK (sebesar 5%) (Soelistijo, U.W., 2008 dan Soelistijo, U.W. , et al, 2003).
IV. Penutup.
1. Pada akhirnya indikator keberhasilan dalam usaha pertambangan baik dalam
manajemen keuangan maupun manajemen usaha di tandai oleh kemampuan internal
dalam hal diperoleh least cost dan keuntungan optimal serta kemampuan eksternal dalam
hal manfaat optimal bagi negara di mana perusahaan beroperasi antara lain dalam bentuk
pembayaran pajak secara akuntabel serta manfaat optimal secara regional termasuk
pengembangan masyarakat setempat sebagai corporate social responsibility.
2. Sebagai contoh dalam COW maka manfaat finansial skala nasional diperoleh sebesar
55 % dari revenue perusahaan COW dan sebesar 60% dari revenue prusahaan PKP2B
bagi negara Indonesia. Manfaat sosial neto dari beberapa perusahaan COW dan BUMN
diperoleh sebesar antara 1 -23% dari revenue mereka bagi masyarakat setempat sebagai
upaya partisipasi mereka dalam rangka pengembangan wilayah termasuk lingkungan.
Besaran tersebut perlu diupayakan peningkatannya pada masa mendatang.
Pustaka
Ife, J, 1995, Community Development: Creating Community Alternatives – Vision,
Analysis and Practice,Longman.
…….,1994, “Konsep model simulasi dalam perhitungan bagi hasil KKS/PKP2B.”
…….,1994, Laporan Tahunan 1993/Annual Report 1993,” P.T. International Nickel
Indonesia.”
Lazard Freres et Cie, Lehan Brothers, Ltd., S.G. Warburg & Co, 1995, “The Republic of
Indonesia: Recent Developments In the Economy.”
McArdle, J, cs, 1993, Resource Manual for Facilitators in Community Development,
Employ Publishing Group.
Naisbitt, J., Aburdene, P.,1990,” Megatrends 2000: Ten New Directions for The 1990’s”
, Avon Books, New York 10016.
Otto, J.M., Byrne, P., Cordes, J., Stermole, J, Stevens,N., 1997,”Global Mining Taxation
Comparative Study,”Institute for Global Resources Policy and Management,
Colorado School of Mines, Golden, Colorado USA 80401.
………., 2004, Pedoman Pengembangan Masyarakat Di Sektor Energi dan Sumber
Daya Mineral, Indonesia Center for Sustainable Development (editor),
Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI, dan, Forum Komunikasi
Pengembangan Masyarakat Di Industri Energi dan Sumber Daya Mineral.
PricewaterhouseCoopers,2000, “Indonesian Mining Industry Survey 2000.”
Soelistijo, UW, 2008, Kondisi Mutakhir Penanaman Modal Asing Bidang Pertambangan
Umum di Indonesia,” Seminar Interen UNISBA, Bandung.
Soelistijo, UW, dkk, 2003, Ekonomi Regional dan Model Penerapannya: Pengembangan
Sumber Daya Mineral dan Energi Dalam Rangka Otonomi Daerah di
Indonesia,Puslitbang tekMIRA, Balitbang ESDM, departemen ESDM.
Lampiran I. Perkembangan Kontrak Karya di Indonesia, 1967-1997
No Substansi penting Gen. I Gen. II Gen.III (1976- Gen.IV(1985- Gen.V (1986- Gen.VI (1996- Gen.VII (1998)
KK (1967-1968) (1968-1976) 1985) 1986) 1996) 1997)
1. Pajak pendapatan perusahaan Tahun1-3:bebas -Tahun 1-10:35% Tahun 1-10:35% Y<Rp 10 juta:5% = IV Y< Rp 25 juta:10% =VI
-Tahun 11 dst:42% Tahun 11dst :45% Y=Rp 10-50 juta:25% Y=Rp25-50 juta:15%
Tahun4-10: 35%
Tahun11dst: Y>Rp 50 juta :35% Y>Rp50 juta:35%
41,75% (perpajakan progresif)
2. Bebas pajak (Tax holiday) 3 tahun Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3. Land rent & royalty Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
4. Levies/pajak impor Tidak ada Tidak ada Hanya dalam 10 tahun Ada (= Gen III) Ada Ada Ada
5. Perusahaan terdaftar di Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada
Indonesia
6. Divestasi Tidak ada Maksimum 45% 5-51% 5-51% Mengacu PP Mengacu PP No Mengacu PP No 20/1994
(Boleh joint venture) No20/1994 20/1994
7. Witholding tax & witholding Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada
profit tax
8. Transfer pricing Tidak ada Tidak ada Ada (PP No 21/1976) Ada Ada Ada Ada
9 Depresiasi/Amortisasi Maksimum 12,5% =Generasi I Maksimum 12,5% Dipercepat:gol.I Dipercepat: gol.I Dipercepat (PP Dipercepat (PP
Tidak ada 50%;gol.II 25%;Gol III 50%;gol.II 25%; No.34/1994) No.34/1994)
amortisasi tahun 10%;gol.IV 5% gol.III 12,5%
ke 1-3
10. Lain-lain/Nilai tambah - +Pembangunan
smelter
- Frontier
development
1.Dasar Hukum -UU No. 11/1967 -UU No. 11/1967 -UU No. 11/1967
2.Status KP -PP No. 32/1969 -PP No. 32/1969 -PP No. 32/1969
3.Manajeman Operasi -PP No. 27/1980 -PP No. 27/1980 -PP No.27/1980
4.Prinsipal -Keppres No. 49/1981 -Keppres No. 21/1993 -Keppres No. 75/1996
5.Bagi Hasil Atas nama PN Tambang Batubara/PTBA. Atas nama PTBA Tidak diberlakukan KP, melainkan menjadi
6.Sarana dan Prasarana Di tangan negara. Di tangan negara satu paket wilayah kontrak.
7.Pajak Perusahaan PN Tambang Batubara/PTBA PTBA Di tangan kontraktor (diawasi pemerintah)
8.Divestasi Natura Natura Pemerintah
9.Indonesianisasi (sekurang-kurangnya 13,5% dari produksi). (sekurang-kurangnya 13,5% dari produksi). Tunai
10.Pungutan Daerah Milik Negara. Milik Kontraktor. (13,5% dari hasil produksi).
11.Initial Cost 10 tahun : 35% Sesuai ketentuan yang berlaku. Milik Kontraktor.
12.Advance Payment Seterusnya : 45 % Tidak diberlakukan karena PMDN Sesuai ketentuan yang berlaku (30% untuk
13.Daerah kontrak Bagi Kontraktor Asing, harus menjual Tidak berlaku karena PMDN laba/penghasilan kena pajak lebih dari 50
14.Pengeluaran minimum sahamnya kepada pihak Indonesia th.kelima Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan juta).
-Penyelidikan umum minimal 15%, th.keenam minimal 8%, dibayarkan langsung oleh Kontraktor kepada Boleh 100 % dimiliki oleh pihak asing
-Eksplorasi th.ketujuh s.d. th. Kesepuluh a minimal 7% Pemda mengacu pada PP No. 20/1995
15. Daerah penambangan sehingga pada th.kesebelas harus sudah Ditetapkan Rp 100 juta sebagai konvensasi Berdasarkan hukum dan perundang-undangan
dijual kepada peserta. data. yang berlaku dari waktu ke waktu.
Bagi PMA dijadwalkan secara bertahap Harus dibayar untuk pelayanan dan Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, dan
tenaga Indonesia harus terserap. pengurusan kepentingan Kontraktor. dibayarkan langsung oleh kontraktor kepada
Selain ditetapkan oleh Pusat Kontraktor harus 100.000 ha Pemda.
membayar juga “lumpsum” sebesar US$ Rp 5.000/ha Tidak dipungut.
100.000 per tahun untuk berbagai pungutan Rp30.000/ha Tidak membayar.
daerah. 25% 100.000 ha
Ditetapkan Rp. 100 juta sebagai konvensional US$ 3,00/ha
data. US$ 10,00/ha
Harus dibayar untuk pelayanan dan 20.000-25.000 ha
pengurusan kepentingan Kontraktor.
Tanpa batas
US$ 1,20/ha
US$ 5,00/ha
25%
8 PMA 78 PMDN
Jumlah kontraktor 18 PMDN
2 PMDN 9 PMA
Luas Wilayah 1.Penyelidikan Umum maksimum 25.000 Ha. 1.Penyelidikan Umum maksimum 1.Penyelidikan Umum maksimum *) ada perluasan
2.Eksplorasi maksimum 10.000 Ha 250.000 Ha 100.000 Ha. **) tidak ada perluasan
3.Eksploitasi maksimum 5.000 Ha 2.Eksplorasi maksimum 50% dari 2.Ekplorasi maksimum 50.000 Ha.
**) luas wilayahsemula 3.Produksi maksimum 20.000 Ha.
(pasal 21(1) PP No. 32/1969) 3.Produksi 25% dari luas *)
4.Wilayah semula (pasal 4 (4) PKP2B)
*)
(pasal 4 (2) KK)
Pemrosesan dan pengesahan Ditandatangani oleh DJPU • DJPU MPE 1.Dalam rangka PMDN
(Kep. MPE No. 678.K/20/MPE/1998 tanggal 1 • Dikonsultasikan keDPR + BKPM • DJPU MPE
Juni 1998) • Dimintakan persetujuan Presiden • Dikonsultasikan keBKPM
• Ditandatangani MPE (atas nama • Ditandatangani MPE (atas nama
Pemerintah) Pemerintah)
1.Dalam rangka PMA
•DJPU MPE
•Dikonsultasikan ke DPR + BKPM
•Dimintakan persetujuan Presiden
•Ditandatangani MPE (atas nama
Pemerintah)
Unit Teknis Pelaksanaan Direktorat Teknik Pertambangan Umum Direktorat Pembinaan Pengusahaan Direktorat Batubara
Pertambangan
No Uraian Kuasa Pertambangan (KP) Kontrak Karya (KK) PKP2B Generasi III Keterangan
Generasi VII
Kegiatan Perusahaan Sebelum Dengan Surat Keterangan Izin Peninjauan Dengan Surat Keterangan Izin Dengan Surat Izin Penyelidikan
Izinnya Disahkan (SKIP) : Peninjauan (SIIP): Pendahuluan (SIPP)
• Jangka waktu 1 bulan • Jangka waktu 1 tahun • Jangka waktu 1 tahun
(SE MPE No. 6126.3081/10/SJH/1985 tanggal • Dikenakan Iuran Tetap • Dikenakan Iuran Tetap
16 Nopember 1985 (Kep.MPE (Kep.MPE No.2202.K/201/MPE/1994
No.2202.K/201/MPE/1994 tanggal 18 Nopember 1994 jo
tanggal jo Kep. DJPU Kep.DJPU No. 75.K/201/DDJP/1995
No.75.K/201/DDJP/1995 tanggal 24 Februari 1995)
tanggal 24 Februari 1995)
Tahapan dan Jangka Waktu 1.Penyelidikan Umum 1 tahun dan dapat 1.PenyelidikanUmum 1 tahun 1.Penyelidikan Umum 1 tahun dan Untuk KK dan PKP2B apabila
Kegiatan diperpanjang 1 tahun (pasal 8 PP No.32/1969) dan dapat diperpanjang 1 tahun dapat diperpanjang 1 tahun (pasal 5 SIPP diperpanjang dan
2.Eksplorasi 3 tahun dan dapat diperpanjang (pasal 5 (1) KK) (1) PKP2B) dilaksanakan selama 2 tahun
2x1 tahun + 3 tahun (pasal9 PP No.32/1969) 2.Eksplorasi 3 tahun dan dapat 2.Eksplorasi 3 tahun dan dapat maka jangka waktu Penyelidikan
3.Eksploitasi 30 tahun dapat diperpanjang 2x10 diperpanjang 2x1 tahun (pasal diperpanjang 2x1 tahun (pasal 6 (4) Umum tidak ada dan langsung ke
tahun (pasal 10 PP No.32/1969) 6 (4) KK) PKP2B) tahap Eksplorasi.
3.Studi kelayakan 1 tahun dan 3.Kajian kelayakan 1 tahun dan dapat
dapat diperpanjang 1 tahun diperpanjang 1 tahun (pasal 8 (2)
(pasal 8 (2) KK) PKP2B)
4.Masa konstruksi 1 tahun 4.Masa konstruksi 1 tahun (pasal 9
(pasal 9 KK) PKP2B)
5.Produksi 30 tahun dapat 5.Produksi 30 tahun dapat
diperpanjang 20 tahun (pasal diperpanjang 20 tahun (pasal 10 (2)
10 (2) KK) PKP2B)
Iuran dan Pajak yang dipungut 1.Iuran Tetap 1.Iuran Tetap 1.Iuran Tetap
2.Royalty 2.Iuran Eksploitasi/Produksi 2.Iuran Eksploitasi/Produksi (royalty)
3.PBB 3.Pajak Penghasilan Badan 3.Pajak Penghasilan Badan
4.Pajak Penghasilan Karyawan 4.Pajak Penghasilan Karyawan
5.Pajak Penghasilan Pasal 5.Pajak Penghasilan Pasal 23/26
23/26 6.PPN
6.PPN 7.Bea Materai atas dokumen
7.Bea Materai atas dokumen 8.Bea Masuk
8.Bea Masuk 9.PBB
9.PBB 10.Bea Balik Nama
10.Bea Balik Nama 11.Pungutan-pungutan lainnya (pasal
11.Pungutan-pungutan lainnya 14 PKP2B)
(pasal 13 KK)
Lampiran IV. Simpulan Tentang Perpajakan
Country Corporate Royalty VA on Typical Typical Dividend Interest Foreign Government Other
Income tax imported import export duty withholding withholding ownership equity significant
equipment duty tax tax restrictions requirement taxes
1.Argentina 33% yes 21%** 14%** none none 13.2% none none yes
2. Bolivia 25%+surtax yes 13%** 5% none 12.5% 12.5% none none yes
3. Brazil 15% yes Max 18% none none none 15% none none yes
4. Canada 31.97% none 7% 0% none 25%/15% 25%/15-5% none none yes
5.Chile 35/42% yes 18%** deferred none 35% 35% none none
6.China 33% yes 13% gold 22% none none 20% none none yes
exempt
7.Ethiopia 35% yes none none none 10% none none none yes
8.Ghana 35% yes none none none none none none yes yes
9.Greenland 35% none none none none 35% none none none none
10.India 35/48% yes none 20%** none 20% 20% none none
11.Indonesia 30% yes 10%** 20%** none 7.5/15% 20% none none yes
12.Ivory Coast 35% yes 10%** 5%** 18%** 12/18%** 18% unknown unknown
13.Kazakstan 30% Yes** 20% Yes none 15% 15% none none yes
14.Mexico 34% none 15% 10%** none 34% 15%** none none
15.Namibia 25% + none none yes none 0% non- none none none none
sliding resident
16.PNG 35% yes none 11%** none 17% none none 30%
17.Peru 30% none 18% 12% none 1% none none yes yes
18.Philippines 35% yes 0%/10% 3%** none 15% 15% none none yes
19.South Africa 35% none 14% 1% none 12.5% none none none yes
20.Sweden 28% yes 0/25% 9% none none none none none none
21.Tanzania 35% yes deferred 5/40% 2% 20% 15% unknown none none
22.USA :Arizona progressive none none varies none 0-15%/30% 0-15%/30% none none yes
Nevada
23.Uzbekistan 16/36% yes yes exempt Gold:20% 10% 20% yes yes yes
24.West 36% yes yes yes yes yes yes none none yes
Australia
*conditions or limitations apply. **cedits,refunds, exmptions and other means to reduce liability may be available.
Lampiran V. Daftar Tarif Royalti Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang Berlaku Pada Departemen Pertambangan dan Energi
Di Bidang pertambangan Umum
No Jenis mineral/Bahan Galian Tingkat Kualitas Tarif (%) Dasar Perhitungan
(Kalori – kkal/kg))
1. Air raksa ... 3,75 Logam
2. Antimonit ... 4,50 Logam
3. Bauksit ... 3,75 Bijih
4. Barit ... 3,25 ...
5. Batuan aspal ... 3,75 ....
6. Batubara (open pit0 <5100 3,00 ...
5100-6000 5,00 ...
>6100 7,00 ...
7. Batubara (underground) <5100 2,00 ...
5100-6000 4,00 ...
>6100 6,00 ...
8. Belerang ... 3,50 Konsentrat
9. Bijih nikel (Garnieritik) ... 5,00 Logam
10. Bijih nikel (Limonitik) ... 4,00 Logam
11. Bismut ... 4,50 Logam
12. Besi magnetik/hematit ... 3,00 Logam
13. Emas ... 3,75 Logam
14. Gambut ... 3,00 ...
15. a. Granit blok ... 4,00 ...
b. Granit bubuk/pecah ... 3,00 ....
16. Ilmenit ... 2,50 Logam
17. Intan ... 6,50 Karat
18. Kobal ... 5,00 Logam
19. Kristal kuarsa ... 3,75 ...
20. Kromit ... 3,50 Konsentrat
21. Mangaan ... 3,25 Bijih
22. Molibdenit ... 4,50 Logam
23. Monasit ... 4,50 Konsentrat
24. Pasir besi ... 3,75 Konsentrat
25. Pasir urug (lepas pantai) ... 3,75 ...
26. Perak ... 3,25 Logam
27. Pirit ... 2,50 Konsentrat
28. Platina ... 3,75 Logam
29. Rutile ... 4,50 Konsentrat
30. Seng ... 3,00 Logam
31. Tembaga ... 4,00 Logam
32. Timah ... 3,00 Logam
33. Timbal ... 3,00 Logam
34. Titan ... 3,50 Logam
35. Vanadium ... 4,50 Logam
36. Wolfram ... 4,50 Logam
37. Xenotim ... 4,50 Konsentrat
38. Yodium ... 3,75 ...
39. Zircon ... 4,50 Konsentrat
Lampiran VI. Perpajakan dan Pungutan Lainnya
PT Freeport Indonesia Co.
No Uraian Generasi I Generasi V
1 Pajak Badan Modifikasi KK 28-12-1974 Maksimum 35%, UU No. 7
1/07/1974 s/d 30/06/1976 sebesar 30% Tahun 1983
1/07/1976 s/d 30/06/1989 sebesar 53%
1/07/1983 s/d sekarang sebesar 42%
2 Pajak penghasilan Implementation Agreement tgl 25-11- PPh 21,
keryawan (PPh 21) 1989 UU No. 7 Tahun 1983
3 Royalty Implementation Agreement tgl 25-11- 1,5% jika harga Cu di bawah
1989 US$ 0,90/lb
-. 1,5 % dari net sales apabila harga Cu 3,5% jika harga Cu di atas US$
berada di bawah US$ 0.90/lb, 2,5% 1,10/lb
dari net sales apabila harga berada di Jika harga antara US$ 0,90 s.
atas harga US$ 0,90/lb sampai batas /d US$ 1,1, rumusnya:
harga US$ 1,25/lb. % = 1,50 + (Harga Cu -90)/10.
-. 3,5% dari net sales apabila harga Cu Au 1% dari harga jual.
di atas US$ 1,25/lb. Ag 1% dari harga jual.
-. Sedangkan Au dan Ag 1%, dasar
pernyataan dari harga rata-rata dalam
kuartal dengan berpedoman pada
”Metal Weeks”.
4. Landrent US$ 2/Ha US$ 1,50 – 3/Ha
5. Depresiasi Maksimum 12,5% Golongan 1 & 2 Pasal 11 UU
No. 7 Tahun 1983.
Gol 3 & bangunan 12,5%.
6. Amortisasi Maksimum 12,5% 25%
7. DER (Debt to Equity - 5:1 Investasi s/d US$ 200 juta.
Ratio) 8:1 Investasi lebih dari US$ 200
juta.
8. Withholding Tax on - 20%, UU No. 7 Tahun 19783
Dividend, Interest, (non resident).
and Royalty 15%, UU No. 7 Tahun 1983
(resident).
9. PBB - Landrent + (0,5% x 20% dari
penerimaan kotor)
10. Bea meterai - Sesuai UU No. 13 Tahun 1995
11. Bea masuk - Sesuai ketentuan yang berlaku
12. PPN - Sesuai UU No. 8 Tahun 1983
13. Pungutan, Pajak dan - Dapat dikenakan setelah
Bea-bea yang disetujui oleh Pemerintah Pusat
dikenakan oleh
Pemda
14. Pajak Pengalihan - Sesuai ketentuan yang berlaku
kepemilikan umum
kendaraan bermotor
dan kapal
XXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXXX
I. Pendahuluan
Pada hakekatnya terdapat beberapa model yang selalu berkembang sesuai dengan
berkernbangnya waktu dan peubah-peubahnya, untuk mencapai optimalisasi dan
ketelitiannya.
Didefinisikan NSG dari suatu kegiatan ekspor sebagai nilai total dari komoditas-
komoditas minus nilai dari komoditas intermedier dan faktor sebagai input plus
“net external effects” (NEE).
Untuk suatu pengkajian khusus (case study) dari produksi ekspor, NSG lebih baik
didefinisikan sebagai nilai bersih dari “nilai tukar asing” yang diperoleh minus
nilai dari sumber-sumber dalam negeri yang digunakan untuk memproduksi
ekspor komoditas plus NEE, (Pearson and Cownie, 1974).
Pada hakekatnya kedua definisi tersebut adalah sejajar.
n m
NSGJ = ∑ aij i - ∑ fsj vs ± Ej (domestic);
i=j s=1
m
NSGj = (uj – mj - rj) vj - ∑ fsj vs ± Ej (domestic foreign);
S=2
m
Rj = (uj – mj - rj) wi ∑ fsj ws;
s=j
Wi = nilai tukar;
Ws = harga pasar, dari faktor ke-s;
m
Pj = (uj – mj - rj) (vi - wi) + ∑ fjs (ws - vs);
s=2
q q
E = ∑ Ljk + ∑ Tjk bk;
k=1 k=1
DRCj = domestic resources costs per unit dari foreign exchange yang
diperoleh (atau ditabung) oleh perusahaan ekspor ke-j.
Apabila DRC adalah lebih kecil daripada shadow price dari foreign
exchange, NSG adalah lebih besar dari nol (positif), dan apabila DRC adalah
lebih besar dari pada shadow price tersebut, maka NSG adalah negatif ini
merupakan hal yang menarik untuk diadakan observasi dalam hubungan
adanya hambatan-hambatan dari suatu pemisalan bahwa DRC untuk
memproduksi satu unit bersih dari nilai tukar asing dalam skala nyata
(deflated).
NGC menaik maka kontribusi dari kegiatan ekspor menaik dalam pendapatan
nasional.
NGC merupakan produk dari 2 hal, yaitu proposi dari nilai tukar asing yang
tetap tinggal di dalam negeri dan suatu perbandingan yang menunjukkan
efisiensi dari penggunaan sumber domestik.
Re - Evaluasi
↑↑
A. PMA.
Manfaat finansial pengusahaan modal asing dibidang pertambangan umum telah dapat dirasakan, walaupun masih harus ditingkatkan
secara terus-menerus atas dasar rambu-rambu peraturan perundangan yang berlaku.
1. Partisipasi PTFI Bagi Pembangunan Nasional.
Manfaat finansial PTFI terhadap pembangunan Indonesia 1992-2000 dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Manfaat finansial PTFI terhadap pembangunan Indonesia (US$ juta)
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 1992- %
2000
Manfaat
langsung: 107 94 117 297 273 237 150 173 158 1.606
Dividen 14 16 16 19 24 18 4 2 29 142
Royalti 16 9 19 43 29 32 17 22 12 198
Pajak peng- 34 18 10 162 125 120 87 118 72 747
hasilan badan
Pajak-pajak
dan pungutan
lainnya
43 50 72 73 94 67 42 31 46 518
Manfaat tidak
langsung: 476 730 1.272 982 863 973 588 451 485 6.820
Gaji & upah 20 26 38 90 82 98 45 68 45 512
Pembelian 80 204 508 422 261 200 150 139 188 2.152
barang & jasa
dalam negeri
-Pembangun-an 8 15 20 22 23 33 27 29 27 203
daerah &
donasi
-Reinvestasi & 368 486 707 447 498 641 367 215 224 3.952
pengalihan
-
Jumlah
keseluruhan 582 824 1.389 1.279 1.136 1.209 739 624 643 8.426
Manfaat funansial PTFI terhadap pembangunan Irian Jaya 1992-2000 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Manfaat finansial PTFI terhadap pembangunan Irian Jaya (US$ juta)
1992 1993 1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 1992- %
1999
Manfaat 14 9 18 36 27 28 16 20 167
langsung:
Royalti 12,45 7,54 15,45 34,22 23,43 25,26 13,37 17,48 149,19
Iuran tetap/ 0,07 0,13 0,23 0,21 0,25 0,21 0,31 0,17 1,57
dead rent
-PBB 1,17 1,35 1,71 1,63 2,43 2.07 1,64 1,62 13,62
-Mineral ”C”
dan air 0,10 0,10 0,10 0,10 0,50 0,50 0,40 0,42 2,22
-Pajak kenda-
raan - - 0,28 0,13 0,13 0,14 0,04 0,06 0,76
-Pajak bangsa 0,01 0,10 0,10 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,06
asing
Manfaat tidak 397 528 765 547 500 669 356 264 4.027
langsung:
Gaji & upah 18,26 23,60 35,30 80,25 72,13 89,53 39,64 62,89 421,60
Pembelian 3,59 4,03 3,89 4,24 5,75 11,54 7,54 11,73 52.31
lokal
-Pembangun- 7,60 14,57 19,21 22,04 23,38 32,00 25,45 34,82 179,07
an daerah &
donasi
-Reinvestasi 367,84 485,79 706,56 440,76 398,99 536,01 282,99 154,81 3.373,7
- 5
Jumlah 411 537 783 584 527 697 371 284 4.194
keseluruhan
Sebagai contoh adalah PT Freeport Indonesia (PT Freeport Indonesia, 2000), setelah dimulainya kontrak baru selama kurun
1992-1999 manfaat finansial perusahaan tersebut terhadap pembangunan Indonesia adalah sekitar US$ 7,78 miliar, dan sebesar
US$ 4,19 miliar bagi pembangunan Irian Jaya, serta sebesar US$ 160,26 juta bagi pengembangan wilayah dan masyarakat
setempat. Juga diperkirakan manfaat finansial sebagai national gains bagi Indonesia dari PT Freeport Indonesia adalah sekitar
55% dari perolehannya.
Data 1992-2000 menunjukkan bahwa partisipasi PT FIC dalam pembangunan nasional sebesar US$ 8,426 miliar terbagi sebagai
manfaat langsung (dividen, royalti, pajak penghasilan badan, pajak-pajak dan pungutan lain) sebesar US$ 1,606 miliar dan
manfaat tidak langsung (gaji dan upah, pembelian barang dan jasa dalam negeri, pembangunan daerah dan donasi, serta re-
investasi dan pengalihan) sebesar US$6,820 miliar.
2.Manfaat finansial PT newmont Nusa tenggara.
Sebagai contoh manfaat finansial sebagai national gains dari PT Newmont Nusa Tenggara secara berjumlah akan mencapai sekitar
55% dari seluruh perolehan (gross revenue) selama umur tambang sebesar US$ 15,5 miliar (Tabel 3.3).
( Total projected mine life revenues, PT Newmont Nusa Tenggara, 1997) atau sebesar US$ 8,6 miliar. National gains tersebut
sudah termasuk upah gajih pekerja/pegawai lokal/nasional perusahaan , pengembangan wilayah dan semacamnya sebagai retained
benefit nasional. Dari national gains tersebut 11% jatuh ke tangan pemerintah.
Value Indonesia
(US$ Billion) Component
%
Total Projected Mine Life Revenues 15.5
Less : Total Capital Expenditures – Construction 1.9 40
- During operations 0.6 40
- Total projected interest payments 0.5
- Total payroll mine life ($23 million/year) 0.5 100
- Total training mine life ($ 8 million/year) 0.2 100
- Total materials expenditure mine life ($ 220 million/year) 4.4 100
- Total off-site treatment charges 3.2 14
- Total taxes/Royalties mine life ($1.8 billion) 1.8 100
- Reclamation expenditures 0.1 100
Total projected expenditures 13.2
Net revenue available for dividends (80% Foreign, 20% Indonesian) and 2.3
Miscellaneous expenditures
Kontribusi finansial dapat dibagi menjadi secara langsung dan secara tidak langsung.
- Secara langsung melipu 13 jenis pajak yang dibayar perusahaan sesuai dengan pasal 13 Kontrak Karya.
- Secara tidak langsung:
= Upah dan tunjangan kesejahteraan karyawan nasional.
= Pembelian barang dalam negeri.
= Pembangunan fasilitas infratsruktur.
= Pembangunan/kontribusi wilayah setempat.
= Potensi penanaman modal kembali/ulang.
Pustaka
Ife, J, 1995, Community Development: Creating Community Alternatives – Vision, Analysis and Practice,Longman.
McArdle, J, cs, 1993, Resource Manual for Facilitators in Community Development, Employ Publishing Group.
………., 2004, Pedoman Pengembangan Masyarakat Di Sektor Energi dan Sumber Daya Mineral, Indonesia Center for Sustainable
Development (editor), Departemen Energi dan Sumberdaya Mineral RI, dan, Forum Komunikasi Pengembangan Masyarakat
Di Industri Energi dan Sumber Daya Mineral.
Soelistijo, UW, dkk, 2003, Ekonomi Regional dan Model Penerapannya: Pengembangan Sumber Daya Mineral dan Energi Dalam
Rangka Otonomi Daerah di Indonesia,Puslitbang tekMIRA, Balitbang ESDM, departemen ESDM.
Perolehan
penjualan
Operasi Masukan operasi
- Penyusutan
- Amortisasi
-Deplesi
- Pengurangan
Pendapatan terpajak
Pajak pendapatan
Untung neto
Gambar 2.1 Aliran Kas Dalam Industri Mineral
Gambar 2.2 Kurva ATC, AVC, MC dan Harga
P
(C)
MC
TAC
TVC
Daerah P ideal
Q
LAMPIRAN I
KETENTUAN PERPAJAKAN/KEUANGAN DAN LAIN-LAIN NON PERPAJAKAN
DALAM KONTRAK KARYA
FAKTOR-FAKTOR
NO. KETENTUAN GENERASI I GENERASI II GENERASI III GENERASI IV GENERASI GENERASI V GENERASI VI
(1967 - 1968) (1968 - 1976) (1976 - 1985) (1985 - 1986) IV (+) (1986 - 1996) (1996 - 1997)
A. Perpajakan
1. Dasar Hukum Hasil perundingan Inpres No. 18/1968 PP No. 21 Tahun 1976 UU Pajak tahun 1984 Sama dengan Surat Menteri Keuangan S-718/MK.04/1995 Sam
Generasi IV S-940/MK.04/1990 Tgl. 5 Desember S.7
Tgl. 2 Agustus 1990 1995 Tgl
[Surat Menteri Keuangan (UU Pajak 1994) (UU
S-565/MK.04/1993
Tgl. 12 Mei 1993]
(UU Pajak 1991)
3. Bunga maksimum NA Tingkat Bunga x 70% x Dihitung berdasarkan Dihitung berdasarkan atas perbandingan antara Sama dengan Dihitung atas perban- Sama dengan Sam
DEC [Debts and Equity atas perbandingan antara hutang dan modal 3 : 1 Generasi IV dingan modal dan hutang: Generasi V Dih
Capital] hutang dan modal 60 : b. 5:1 bila investasi s/d
mo
40 US$ 200 juta
b. 8:1 bila investasi a.
lebih dari US$ 200
juta b.
4. Masa operasi yang diper- Tidak ditetapkan 4 tahun 4 tahun 8 tahun Sama dengan Sama dengan Generasi 8 tahun Sam
hitungkan. LCF : 3 th. Generasi IV IV (8
2 tahun 4 tahun [5tahun dan 8 tahun
Masa penetapan LCF
: 3 th.
untuk KTI,
Surat Menteri Keuangan
S-565/MK.04/1993
Tgl. 12 Mei 1993]
5. Depresiasi/tahun Maksimum 12,5% Maksimum : 12,5% Maksimum 12,5% [garis Gol. 1 : [masa pakai kurang dari 4 tahun dan Golongan 1 : Golongan 1 : 50% PP No. 34 Tahun Sam
lurus]. Dalam 4 tahun tidak termasuk bangunan] : 25% 50% 1994 (P
pertama untuk aset lain Gol. 2 : [masa pakai antara 4 s/d 8 tahun, tidak Golongan 2 : Golongan 2 : 25%
dikenakan 25%, dan termasuk gedung/ bangunan] : 25%
bagi bangunan hanya Gol. 3 : [masa pakai lebih dari 8 tahun, tidak
25%
dike-nakan sebesar 10%. termasuk gedung/ bangunan] : 25% Golongan 3 : Golongan 3 dan 4 :
Gol. 4 : bangunan dan benda-benda bergerak 10% 12,5%
lainnya : 25% Golongan 4 : Dengan metode garis
Dengan metode menurun secara 5% lurus
berimbang.
FAKTOR-
NO FAKTOR GENERASI GENERASI II GENERASI III GENERASI IV GENERASI IV GENERASI V GENERASI VI
GENERA
KETENTUAN I (1968 - 1976) (1976 - 1985) (1985 - 1986) (+) (1986 - 1996) (1996 - 1997)
(1967 -
1968)
PP. 34 tah
6. Amortisasi/tahun Maksimum 12,5% Maksimum 12,5% Maksimum 12,5% 25% menurun secara berimbang Maksimum 20%, metode 25%, menurun secara PP No. 34 Tahun 1994
Bebas amortisasi satuan produksi berimbang
thn. 1-3
7. Bebas Pajak 3 tahun - - - - - -
8. Bebas bea masuk Ada Ada Untuk 10 tahun pertama sejak produksi Untuk 10 tahun pertama sejak produksi komersial Sama dengan Generasi IV Sama dengan Generasi IV Sama dengan Generasi Sama deng
komersial IV
Untuk 10 ta
produksi ko
9. Iuran tetap - Penyelidikan Umum: US$ 0.005 US$ 0.01 dan US$ 0.03 US$ 0.025-US$ 0.05 - Sama dengan Generasi IV US$ 0.0...-US$ 0.05 Sama deng
(per hektar) Eksplorasi : US$ 0.10 US$ 0.08 - US$ 0.20 US$ 0.10-US$ 0.35 US$ 0.1-US$ 0.35
Studi kelayakan : US$ 0.10 US$ 0.20 US$ 0.50 US$ 0.5 US$ 0.0….
Konstruksi : US$ 0.10 US$ 0.20 US$ 0.50 US$ 0.5 US$ 0.1….
Operasi : US$ 1.00 US$ 1.00 US$ 1.50-US$ 3.5 US$ 1.5-US$ 3.50 US$ 0.5
Lain-lain : US$ 1.00 US$ 2.00
US$ 0.5
US$ 1.5. U
10. Pengeluaran Minimum - - Peny.Umum: US$ 20/Km2 Peny.Umum: US$ 45/Km2 Sama dengan Generasi IV Peny.Umum: US$ 250/Km2. PU : 70 - 200 AS$ Sama deng
Exp : 200 - 2.600 AS$
- - Eksplorasi: US$ 150/Km2. Eksplorasi: US$ 450/Km2. Sama dengan Generasi IV Eksplorasi: US$ 1,000/Km2. Tergantung lokasi dan PU : 70. 20
luas wilayah Exp : 200.
Sama dengan Generasi IV Insruksi Dirjen PU Tergantung
No. 04.I/291/DJPU/1995
Tgl. 22 Maret 1995 Instruksi D
No. 04.I/29
Tgl. 22 Ma
11. Royalty - - Sesuai SK Menteri Pertam bangan dan Emas: Sama dengan Generasi IV Sama dengan Generasi IV Kep. MPE No. Sama deng
Energi N0. 352/1972 1% jika harga [P] US$ 300/ 1166/844/MPE/1992
troy ounce. tanggal 12 September Kap . MPE
Contoh: Tembaga 2% jika harga [P] US$ 400/ 1992 MPE/1992
$ 0.025/Kg metal troy ounce. Tanggal 12
Standar harga $700/m.ton { [P-300}
Atas dasar perhitungan: { 1 + ----------}
Jumlah Penjualan { 100}
Jika P antara:
US$ 300-US$ 400/troy
ounce
1% jika harga (S) US$ 10/
troy ounce
2% jika harga [S] US$ 15/
troy ounce
{ [S-10}
{ 1 + ----------- } %
{ 5 }
Jika S antara: Sama dengan Generasi IV Sama dengan Generasi IV
US$ 10 - US$ 15/troy ounce
FAKTOR-FAKTOR
NO. KETENTUAN GENERASI I GENERASI II GENERASI III GENERASI IV GENERASI IV (+) GENERASI V GENERASI VI
(1967 - 1968) (1968 - 1976) (1976 - 1985) (1985 - 1986) (1986 - 1996) (1996 - 1997)
PLATINA:
1% jika harga [P] US$ 750/
troy ounce
2% jika harga [P] US$ 925/
troy ounce
{ [P-750 }
{ 1 + ----------- } %
{ 175 }
Jika P antara:
US$ 750 - US$ 925/troy
ounce
12. Pajak Daerah/PBB - - Areal terbuka, sebanding PBB pada tahap peny. - Sama dengan Generasi IV Iuran tetap + (30%>6% x Sam
dengan Iuran tetap. Umum, Eksplorasi & Studi [Iuran tetap + (30% x Nilai jual kotor hasil Iura
Untuk areal tertutup, Kelayakan sebanding dengan 0,5% x nilai jual kotor produksi) Nil
dikenakan tarif khusus. Iuran tetap. hasil produksi, pro
Tahap Operasi: Iuran Tetap + Surat Menteri
0,5% x 20% dari dari Keuangan
penerimaan kotor atas Oprs, S-565/MK.04/1993
Penambangan. Tgl. 12 Mei 1993].
13. Pajak atas Bunga, Deviden - - 10% 15% bagi yang bertempat Sama dengan Generasi IV - 15% [Wajib Pajak - 15% [Pembayaran Sam
& tinggal tetap. Dalam Negeri] deviden Dalam Negeri] -
Royalti 20% bagi yang tidak tetap. - 20% [Wajib Pajak Luar - 7,5% [Pemegang saham
Negeri] pendiri Dalam
- 15% [Wajib Pajak Negeri/Luar Negeri] -
Dalam Negeri] - 15% [Jasa teknik/jasa
- 9% (Jasa teknik/jasa manajemen]
manajemen] - 20% Pph pasal 26 UU -
- 20% [Wajib Pajak Luar Pph tahun 1994
Negeri]
Surat Menteri -
Keuangan
S-565/MK.04/1993
Tgl. 12 Mei 1993.
14. Pajak Ekspor - - Untuk bijih Tembaga: Sama dengan Generasi III Sama dengan Generasi IV Sama dengan Generasi IV -
US$ 0.025 - US$
700/m.ton.
15. Pajak Pendapatan Tahun 1 -3 : Tembaga : Tahun Tahun 1-10 : 35% Sama dengan Generasi IV Sama dengan Generasi IV 10%: - s/d Rp 25 juta Sam
Perusahaan dibebaskan 4 - 10 : 1-10 : 35% 11 : 45% - Tidak diberikan Fringe Benefit 15%: Rp 25 juta s/d Rp 50 10
35% juta 15
5% dari penjualan 11 : 42% 30%: Rp 50 juta lebih juta
bersih. 30
11 - ...... : 41,75%
Min 10% dari
penjualan neto
FAKTOR-FAKTOR
NO. KETENTUAN GENERASI I GENERASI II GENERASI III GENERASI IV GENERASI IV (+) GENERASI V GENERASI VI
(1967 - 1968) (1968 - 1976) (1976 - 1985) (1985 - 1986) (1986 - 1996) (1996 - 1997)
19. - Bea-bea, pajak-pajak - - Hanya yang mendapat Sama dengan Generasi III Sama dengan Generasi III Sama dengan Generasi Hanya yang mendapat Sam
dan persetujuan Pemerintah III persetujuan dari Han
pungutanPemda Pusat. Pemerintah Pusat. per
Pem
UU No. 13 tahun 1985
- Bea materai UU
Sam
20. Biaya-biaya administrasi - - Hanya yang mendapat Sama dengan Generasi III Sama dengan Generasi III Sama dengan Generasi Hanya yang mendapat Han
dan pungutan-pungutan persetujuan Pemerintah III persetujuan dari per
oleh Pemda Pusat. Pemerintah Pusat. Pem
21. Pajak Pengalihan - Sama dengan Generasi Sama dengan Generasi II Sama dengan Generasi II Sama dengan Generasi Dipungut oleh Pemda Sam
Kepemilikan II II dimana kendaraan VI
terdaftar. Dip
dim
terd
Sama dengan Generasi Sama dengan Generasi II Sama dengan Generasi II Sama dengan Generasi
II II
FAKTOR-FAKTOR
NO. KETENTUAN GENERASI I GENERASI II GENERASI III GENERASI IV GENERASI IV (+) GENERASI V GENERASI VI
(1967 - 1968) (1968 - 1976) (1976 - 1985) (1985 - 1986) (1986 - 1996) (1996 - 1997)
Sam
Sesuai ketentuan yang Sama dengan Generasi I Sesuai ketentuan yang berlaku umum PPh pasal 21 Sama dengan Generasi IV PPh pasal 21/pasal 16 PPh pasal 21/PPh pasal 26 21/PP
22. a. Penghasilan karyawan berlaku UU Pajak Penghasilan 1984 UU Pajak Penghasilan 1994 1994
B Lain-lain [Non
- Max 45% 5 - 51% 5 - 51% Mengacu PP 20/1994 Mengacu PP 20/1994 PP.
Perpajakan]
25.
Pemilikan
Saham/Penawaran
Saham
1 April 1967 28 Juli 1968 27-2-1985 2-12-1986 - 30 Desember 1991 28 April 1997 19 F
28. Penandatanganan KK 4 Oktober 1971 24-10-1987 [5 Agustus 1994]
1 KK 16 KK 3 KK 103 KK -0- 8 KK 68 KK 38
29. Daftar Perusahaan Perusahaan KK terdiri dari: Perusahaan KK terdiri dari ( 34
1 PT FIC 68 Perusahaan
2. PT Nabire Bakti Mining
3. PT Engelhard Indonesia
[terminasi]
Khusus PT FIC, depresiasi
berdasarkan straight line basis
[Perusahaan KK terdiri dari:
38 PT Paragon Perdana Mining
2. PT Ingold Antares
3. PT Newcrest Nusa Sulawesi
4. PT Eastern Irja Mining Corp.
5. PT Miwah Tambang Emas]
- + 25% Max. 25% Max. 25% Max. 25% Max. 25% Maksimum 62.500 Ha Max.
30. Batas wilayah
Country Corporate Royalty VA on Typical Typical Dividend Interest Foreign Government Other
Income tax imported import export duty withholding withholding ownership equity significant
equipment duty tax tax restrictions requirement taxes
1.Argentina 33% yes 21%** 14%** none none 13.2% none none yes
2. Bolivia 25%+surtax yes 13%** 5% none 12.5% 12.5% none none yes
3. Brazil 15% yes Max 18% none none none 15% none none yes
4. Canada 31.97% none 7% 0% none 25%/15% 25%/15-5% none none yes
5.Chile 35/42% yes 18%** deferred none 35% 35% none none
6.China 33% yes 13% gold 22% none none 20% none none yes
exempt
7.Ethiopia 35% yes none none none 10% none none none yes
8.Ghana 35% yes none none none none none none yes yes
9.Greenland 35% none none none none 35% none none none none
10.India 35/48% yes none 20%** none 20% 20% none none
11.Indonesia 30% yes 10%** 20%** none 7.5/15% 20% none none yes
12.Ivory Coast 35% yes 10%** 5%** 18%** 12/18%** 18% unknown unknown
13.Kazakstan 30% Yes** 20% Yes none 15% 15% none none yes
14.Mexico 34% none 15% 10%** none 34% 15%** none none
15.Namibia 25% + none none yes none 0% non- none none none none
sliding resident
16.PNG 35% yes none 11%** none 17% none none 30%
17.Peru 30% none 18% 12% none 1% none none yes yes
18.Philippines 35% yes 0%/10% 3%** none 15% 15% none none yes
19.South Africa 35% none 14% 1% none 12.5% none none none yes
20.Sweden 28% yes 0/25% 9% none none none none none none
21.Tanzania 35% yes deferred 5/40% 2% 20% 15% unknown none none
22.USA :Arizona progressive none none varies none 0-15%/30% 0-15%/30% none none yes
Nevada
23.Uzbekistan 16/36% yes yes exempt Gold:20% 10% 20% yes yes yes
24.West 36% yes yes yes yes yes yes none none yes
Australia
*conditions or limitations apply. **cedits,refunds, exmptions and other means to reduce liability may be available.
Daftar Tarif Atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak
Yang Berlaku Pada Departemen Pertambangan dan Energi
Di Bidang pertambangan Umum
No Jenis mineral/Bahan Galian Tingkat Kualitas Tarif (%) Dasar Perhitungan
(Kalori –
kkal/kg))
1. Air raksa ... 3,75 Logam
2. Antimonit ... 4,50 Logam
3. Bauksit ... 3,75 Bijih
4. Barit ... 3,25 ...
5. Batuan aspal ... 3,75 ....
6. Batubara (open pit0 <5100 3,00 ...
5100-6000 5,00 ...
>6100 7,00 ...
7. Batubara (underground) <5100 2,00 ...
5100-6000 4,00 ...
>6100 6,00 ...
8. Belerang ... 3,50 Konsentrat
9. Bijih nikel (Garnieritik) ... 5,00 Logam
10. Bijih nikel (Limonitik) ... 4,00 Logam
11. Bismut ... 4,50 Logam
12. Besi magnetik/hematit ... 3,00 Logam
13. Emas ... 3,75 Logam
14. Gambut ... 3,00 ...
15. c. Granit blok ... 4,00 ...
d. Granit bubuk/pecah ... 3,00 ....
16. Ilmenit ... 2,50 Logam
17. Intan ... 6,50 Karat
18. Kobal ... 5,00 Logam
19. Kristal kuarsa ... 3,75 ...
20. Kromit ... 3,50 Konsentrat
21. Mangaan ... 3,25 Bijih
22. Molibdenit ... 4,50 Logam
23. Monasit ... 4,50 Konsentrat
24. Pasir besi ... 3,75 Konsentrat
25. Pasir urug (lepas pantai) ... 3,75 ...
26. Perak ... 3,25 Logam
27. Pirit ... 2,50 Konsentrat
28. Platina ... 3,75 Logam
29. Rutile ... 4,50 Konsentrat
30. Seng ... 3,00 Logam
31. Tembaga ... 4,00 Logam
32. Timah ... 3,00 Logam
33. Timbal ... 3,00 Logam
34. Titan ... 3,50 Logam
35. Vanadium ... 4,50 Logam
36. Wolfram ... 4,50 Logam
37. Xenotim ... 4,50 Konsentrat
38. Yodium ... 3,75 ...
39. Zircon ... 4,50 Konsentrat