I Gusti Agung Adnyana Putera1, Dewa Ketut Sudarsana2, I Wayan Sukra Wija3
1
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana-Bali
Email : apute@yahoo.com
2
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana-Bali
Emai : dksudarsana@gmail.com
3
Alumni Program Magister Teknik Sipil, Universitas Udayana-Bali
ABSTRAK
Kabupaten Klungkung provinsi Bali, secara geografis memiliki dua cakupan wilayah, yaitu
wilayah daratan dan wilayah kepulauan. Pembangunan pelabuhan Gunaksa di Dawan Klungkung
(di daratan), merupakan sandingan dari Pelabuhan Nusa Penida (di wilayah kepulauan). Pelabuhan
Gunaksa sangat mendesak direalisasikan untuk mendorong pemerataan pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Klungkung khususnya dan provinsi Bali umumnya. Alasan lain karen pelabuhan
penyeberangan Padangbai yang digunakan sebelumnya tingkat pelayanannya sudah sangat rendah.
Dari kelayakan aspek ekonomi pembangunan pelabuhan Gunaksa ini layak dibangun. Investasi
pelabuhan ini memerlukan dana cukup besar sehingga realisasi pembangunan secara keseluruhan
tidak dapat rampung dengan cepat. Hal ini diakibatkan anggaran pemerintah yang terbatas. Untuk
itu dicoba dikaji dari aspek finansial sebagai pertimbangan penyertaan modal pihak ketiga
(investor).
indikator-indikator kelayakan Net Present Value (NPV), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Internal
Rate of Return (IRR). Kepekaan investasi diuji dengan analisa sensitivitas. Tarif penumpang dan
jasa pelabuhan yang digunakan sebagai acuan adalah tarif dan jasa pelabuhan di Padangbai dan
Benoa, Bali.
Hasil analisis didapat bahwa dengan tarif pelabuhan yang berlaku sekarang ini dan masa evaluasi
30 tahun, pembangunan pelabuhan ini belum layak dibanguna ditinjau dari aspek finansial, hal ini
ditunjukkan dari indikator NPV= - Rp. 99,98 milyar < 1. Skenario yang diajukan agar investasi
ini memiliki kelayakan dari aspek finansial yaitu dengan menaikkan jasa tarif. Dengan kenaikan
tarif 35%, didapat investasi ini layak secara finansial, hal ini ditunjukkan dari indikator
kelayakan finansial yaitu : NPV= +Rp.87,04 milyar; BCR= 1,55 dan IRR= 28,69%
1. PENDAHULUAN
Kabupaten Klungkung, secara geografis memiliki dua cakupan wilayah, yaitu wilayah daratan dan wilayah
pulau. Bila dilihat perbandingan komposisi luas wilayahnya terlihat sepertiganya terletak di daratan Pulau
Bali (11.216 Ha) dan duapertiganya terletak di Kecamatan Nusa Penida (20.284 Ha). Meskipun secara
geografis luas Kecamatan Nusa Penida lebih besar, namun kondisi sosial ekonomi dan pembangunan
dirasakan sangat tertinggal dibandingkan dengan kecamatan lainnya yang berada di daratan. Kedua wilayah
yang dipisahkan oleh laut ini, mengalami disparitas pertumbuhan (growth disparities ) sosial ekonomi yang
menjolok. Disparitas pertumbuhan ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah
“keterisolasian” wilayah Nusa Penida yang ditandai dengan rendahnya tingkat aksesibilitas ke kawasan ini.
Dengan pertimbangan kesibukan Pelabuhan Penyeberangan Padangbai pada saat ini serta pertimbangan
adanya kenaikan frekuensi penyeberangan ke dan dari Nusa Penida akibat adanya kenaikkan permintaan
(demand) jasa penyeberangan, Pemerintah Kabupaten Klungkung berinisiatif untuk merencanakan
Pelabuhan di Klungkung daratan, tepatnya di Gunaksa, Kecamatan Dawan sebagai pasangan tetap dari
Pelabuhan Penyeberangan Nusa Penida.
Kelayakan Pelabuhan Nusa Penida dan Klungkung daratan telah dilakukan oleh LAPI ITB Bandung, tahun
2003. Dari aspek ekonomi baru dianalisis secara ekonomi saja, sedangkan secara finasial belum ada kajian.
Mengingat pendanaan yang cukup besar sedangkan anggaran pemerintah terbatas, diperkirakan realisasi
proyek ini memerlukan waktu cukup lama. Untuk itu perlu dikaji secara finansial untuk melihat peluang
penyertaan investasi dari pihak swasta.
KoNTekS 6 MK-67
Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi
2. TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu
sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan ekonomi yang dipergunakan sebagai kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda
transportasi (SK MENHUB No. 25 Tahun 2002).
Untuk dapat merealisasikan / mewujudkan suatu pembangunan pelabuhan, maka minimum ada 7 data
pokok yang harus dipenuhi (Soedjono Kramadibrata, 1985) yaitu :
1) Asal dan tujuan muatan (original and destination, O/D) dan jenis muatan.
2) Klimatologi, yang meliputi : angin, pasang surut, sifat air laut.
3) Topografi, geologi, struktur tanah.
4) Rencana pembiayaan, ukuran keberhasilan secara ekonomis dilihat dari segi investasi.
5) Pendayagunaan modal ditinjau dari segi operasional, terutama dalam penanganan muatan.
6) Kaitan pelabuhan dengan jenis kapal yang menyinggahinya dan sarana prasarana angkutan lain yang
mendukung kegiatan pelabuhan dengan daerah pendukungnya secara keseluruhan.
7) Kaitan pelabuhan dengan pelabuhan lainnya dalam rangka lalu lintas dan sistem jaringan guna
mendukung perdagangan.
Ukuran suatu pelabuhan ditentukan berdasarkan panjang dermaga, lebar, kedalaman kolam dan daerah
pendukung operasinya. Ke semua ukuran dasar ini menentukan sekali terhadap kemampuan pelabuhan
terhadap kapal dan barang yang ditangani di pelabuhan. Ukuran dan bentuk kontruksi menentukan pula
besar investasi yang diperlukan, sehingga penentuan yang tepat sangat membantu dalam operasi pelabuhan
yang efisien.
Studi Kelayakan.
Suatu studi kelayakan proyek adalah menganalisis tentang layak atau tidaknya suatu investasi proyek
dilaksanakan. Tolok ukurnya bergantung pada investor yang mengembangkan proyek bersangkutan. Jika
investor dari pihak swasta akan mengembangkan suatu proyek ke arah profitable yang berarti lebih
berorientasi pada nilai manfaat ekonomisnya. Sedangkan jika investornya adalah pemerintah disamping
nilai ekonomis suatu proyek tentu tidak melupakan aspek nilai sosialnya. Oleh karena itu studi kelayakan
merupakan studi yang sangat komplek dan haruslah meninjau dari beberapa aspek seperti : aspek ekonomi,
aspek finansial, aspek teknis, dan aspek pasar.
Aspek Ekonomi: menganalisis perekonomian secara makro yaitu pengaruhnya terhadap penghasilan suatu
daerah, pengaruhnya terhadap penerimaan devisa, penambahan kesempatan kerja serta pengaruhnya
terhadap sektor-sektor yang lainnya. Jadi analisis aspek ekonomi adalah menganalisis keadaan ekonomi
seluruh masyarakat atau ekonomi makro dari daerah bersangkutan terhadap keberadaan suatu proyek.
Aspek ekonomi juga menganalisis sektor-sektor diluar proyek yang tidak bersentuhan secara langsung
dengan proyek tersebut. Dalam hal ini misalnya proyek Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Gunaksa
Dawan klungkung bersentuhan langsung dengan sektor jasa transportasi, kemudian yang tidak langsung
adalah aspek sektor pertanian, perdagangan, pariwisata sebagai penyedia jasa kebutuhan transportasi.
Aspek Finansial: menganalisis suatu proyek dengan menggunakan berbagai macam indek yang disebut
dengan indek investasi atau investment creteria. Setiap indek harus menggunakan present velue yang telah
di-discount dari arus pembiayaan dan arus pendapatan selama umur suatu proyek. Tidak jarang digunakan
MK-68 KoNTekS 6
Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi
dua atau lebih kreteria investasi dalam menentukan kemungkinan investasi. Masing-masing kreteria
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Aspek Teknis: menganalisis yang berhubungan dengan proses pembangunan suatu proyek secara teknis
dan pengoperasiannya setelah proyek tersebut dibangun. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui rancangan
awal dan penaksiran biaya investasi termasuk biaya eksploitasinya. Hal ini memberikan peluang lebih dari
satu tempat untuk dipertimbangkan sebagai lokasi keberadaan suatu proyek atau beberapa alternatif
teknologi yang digunakan dalam mewujudkan rencana pembangunannya sehingga layak untuk digunakan.
Adanya beberapa pilihan dalam bentuk alternatif-alternatif untuk dikembangkan dalam analisis ini.
Aspek Pasar: menganalisis ketertarikan pasar terhadap investasi yang direncanakan. Pada era globalisasi
struktur pasar yang awalnya berorientasi pada penjual (sellers market) bergeser menjadi berorientasi pada
pembeli (buyer market). Hal ini menyebabkan timbulnya persaingan yang semakin ketat untuk merebut hati
pembeli. Selera pembeli selalu berubah dan berkembang secara dinamis yang mengakibatkan ketidak
pastian akan suatu sukses. Kondisi ini ditentukan oleh analisis aspek pasar dalam studi kelayakan suatu
proyek.
Manfaat (Benefit): adalah peningkatan penerimaan barang atau jasa yang meningkatkan pendapatan
bersih pihak-pihak terkait. Kemudian manfaat dapat digolongkan menjadi beberapa kelompok, yaitu:
a. Manfaat langsung (direct benefit) yaitu manfaat langsung yang diperoleh sesuai tujuan
investasi.
b. Manfaat tidak langsung (direct benefit) yaitu manfaat yang merupakan dampak dari adanya
kegiatan investasi tersebut.
Penilaian Investasi
Pada umumnya ada tiga metode yang dipakai untuk mengukur atau menilai suatu investasi. Metode tersebut
seperti, Metode Net Present Value (NPV), Metode Internal Rate of Return (IRR) dan Metode Benefit-Cost
Ratio (BCR) (Suad Husnan, et al 2000) yang selengkapnya dijelaskan sebagai berikut :
Net Present Value (NPV): merupakan selisih antara nilai sekarang investasi dengan nilai sekarang
penerimaan-penerimaan kas bersih dimasa yang akan datang. Secara matematis dapat ditampilkan sebagai
berikut :
n
At
NPV = − Ao + ∑ ................................................................ 1
t =1 (1 + r )t
dimana :
NPV = Nilai Sekarang bersih.
-Ao = Pengeluaran investasi pada tahun ke-0
At = Aliran kas masuk bersih pada tahun ke-t
r = Tingkat keuntungan yang diisyaratkan
n = Jumlah tahun (usia ekonomis) proyek.
KoNTekS 6 MK-69
Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi
Mengkaji usulan proyek dengan NPV memberikan petunjuk (indikasi) sebagai berikut: (1) bila NPV > 0
berarti usulan proyek dapat diterima; (2) bila NPV < 0 berarti usulan proyek ditolak.
Benefit Cost Ratio (BCR): konsep BCR menekankan pada segi manfaat (benefit) bagi kepentingan proyek.
Rumus untuk analisis ini adalah sebagai berikut :
BCR =
(PV )B ………………………………………………..2
Cf
dimana:
BCR = Ratio manfaat terhadap biaya.
(PV)B = Nilai sekarang benefit.
Cf = Nilai sekarang biaya.
Sebagai indikasi analisis ini adalah bila BCR lebih besar satu, usulan suatu proyek diterima dan bila BCR
lebih kecil satu usulan suatu proyek ditolak sedangkan bila BCR sama dengan satu dikatakan proyek
tersebut netral.
Internal Rate of Return (IRR): adalah tingkat bunga yang menyamakan present value dari aliran kas
keluar dan present value merupakan tingkat bunga yang masuk (Suad Husnan, Suwarsono Muhammad,
2000). Secara matematis pernyatan diatas dapat ditulis sebagai berikut:
n
At
∑ (1 + r )
t =0
t
= 0 .............................................................................. 3
dimana :
At = Aliran kas pada periode t
R = tingkat bunga
N = Periode terakhir aliran kas diharapkan
∑ = Jumlah aliran kas yang di ´´discounted´´ kan pada akhir tahun 0
sampai dengan tahun n
Menganalisis suatu usulan proyek dengan IRR akan didapat petunjuk bahwa : (1) IRR > arus pengembalian
(i) proyek diterima; (2) IRR < bunga uang, proyek ditolak
3. METODE PENELITIAN
Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini disajikan pada Gambar -1
Lokasi Penelitian.
Penelitian ini dilakukan pada sebuah rencana proyek pembangunan pelabuhan Gunaksa di Dawan
Klungkung, provinsi Bali. Prasarana pelabuhan ini adalah pasangan tetap dari pelabuhan penyeberangan
Nusa Penida, dimana pelabuhan penyeberangan Padangbai yang digunakan saat ini merupakan pasangan
sementara, sebelum dibangunnya pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung. Pembangunan pelabuhan ini
berlokasi di kawasan bekas galian- C desa Gunaksa kecamatan Dawan kabupaten Klungkung. Peta Lokasi
penelitian disajikan pada Gambar-2.
MK-70 KoNTekS 6
Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi
Rumusan Masalah
Studi Literatur
Kajian Sebelumnya
Kajian Peneliti
Pengumpulan
Data
Data primer
prim Data sekunder
Observasi • Gambar rencana
Untuk mendapatkan nilai manfaat • Biaya perencanaan
dari proyek • Biaya pelaksanaan
• Biaya operasional
Untuk mendapatkan biaya.
Analisis
Aspek Pasar
Aspek Teknis
Aspek Finansial
Hasil
Layak/Tidak Layak
Analisis Data.
Analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah terhadap beberapa aspek seperti : aspek teknis,
aspek pasar dan aspek finasialnya. Analisis Finansial (Analisis Investasi), dengan tahapan :
1) Peramalan produk angkutan
2) Analisa biaya, yang terdiri dari :
i) Biaya pelaksanaan
ksanaan proyek (investasi), yaitu biaya untuk pembangunan fisik Pelabuhan
Penyeberangan Gunaksa Dawan Klungkung
ii) Biaya operasional pelabuhan, yang terdiri dari : gaji karyawan, pengadaan keperluan
administrasi pelabuhan, biaya pemeliharaan pelabuhan, pengembalian
pengembalian pokok dan bunga
pinjaman.
3) Analisa Manfaat (benefit), yang berupa pendapatan dari operasional pelabuhan yang terdiri dari : jasa
labuh, jasa sandar, jasa
asa pandu,
pandu jasa pemeliharaan dermaga, pass pelabuhan, pelayananelayanan air bersih
bersih,
pelayanan banker, jasa parkir,, jasa
j peti kemas dan pengusahaan
engusahaan satu atau lebih jasa yang mendukung
operasional pelabuhan, seperti kegiatan penyediaan perkantoran, penyediaan kawasan kegiatan
perdagangan, serta penyediaan sarana umum lainnya.
Penentuan tarif pendapatan ini mengacu
mengacu di Pelabuhan Padangbai, yaitu Keputusan Direksi PT. ASDP
Indonesia Ferry (Persero) Cabang Utama Lembar - Padangbai No : KD.80/OP.404/ASDP
KD.80/OP.404/ASDP-2006 tentang
tarif jasa pelabuhan penyeberangan dan No : KD.48/OP.404/ASDP-2006
KD.48/OP.404/ASDP 2006 tentang tarif jasa dan sewa
fasilitas pelabuhan.
4) Pembuatan cash flow
5) Analisa NPV, IRR dan BCR
KoNTekS 6 MK-71
Manajemen Konstruksi
MK-72 KoNTekS 6
Manajemen Konstruksi
merencanakan fasilitas laut adalah kapal 1.000 GT dengan LOA = 70,00 m. Dengan demikian diameter
turning basin = 2 x 70,00 m = 140,00 m.
c. Fasilitas tambat dengan bollard sebagai tempat mengikatkan tali untuk mengurangi gerak kapal serta
fender karet untuk meredam benturan kapal dengan dermaga.
d. Tipe Fasilitas Bongkar Muat adalah tipe ponton atau movable bridge (MB)
e. Rambu Navigasi yang dipasang adalah lampu navigasi hijau pada kepala breakwater timur dan lampu
navigasi merah di kepala breakwater barat.
f. Retaining Wall dan Revetment dibangun di sebelah utara dermaga dan di sebelah Selatan dermaga
sampai ke kaki breakwater Timur. Retaining wall yang menyatu dengan dermaga ini direncanakan
sama dengan dermaga yaitu berdinding tegak dari sheet pile beton.
Fasilitas Darat
Analisis pada fasilitas darat yang ada pada perencanaan layout Pelabuhan Gunaksa Dawan Klungkung
terdiri dari : Gedung Terminal =360 m2 ; Kantor administrasi = 54 m2; Kantin atau kios = 54 m2; Fasilitas
lain (ruang tiket, toilet umum, ruang telepon umum, ruang penyimpanan, dan ruang mesin) = 120 m2;
Ruangan umum seperti gang, tangga, dan pintu masuk = 700 m2; tempat parkir = 450 m2 (keberangkatan)
dan 400 m2 (penjemputan)
6.000.000.000
5.000.000.000
Pendapatan Rp.
4.000.000.000
3.000.000.000
2.000.000.000
1.000.000.000
-
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
Tahun Ke
Labuh Sandar Pandu
BBM Air Parkir
Pass Pelabuhan Jasa Peti Kemas Lain-lain
KoNTekS 6 MK-73
Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi
Hasil analisis untuk harga tarif sesuai yang berlaku (peraturan) dan skenario menaikkan tarif disajikan pada
Tabel-1. Pada Tabel-1 dapat dijelaskan bahwa jika tariff yang digunakan sesuai dengan yang diberlakukan
(peraturan), pembangunan pelabuhan Gunaksa belum layak secara finansial yang ditunjukkan oleh nilai
NPV = - Rp. 99.979.314.832,68 < 0.
Untuk mendapatkan kelayakan secara finansial adalah dengan meningkatkan manfaat proyek. Skenario
yang memungkinkan adalah menaikkan harga tarif. Tabel-1 dapat dijelaskan dengan kenaikkan tarif
sebesar 15 % , didapat nilai NPV masih negatif (NPV < 0) dan BCR < 1. Dengan kenaikkan tarif 19 %
didapat NPV > 0, BCR > 0 dan Nilai IRR < 9 %, sedangkan dengan kenaikkan 25 % dan 35 % didapat
NPV > 0, BCR > 0 dan Nilai IRR > 9 %, karena investasi ini lama (30 tahun) maka dipilih kenaikkan tarif
sebesar 35 %. Hubungan antara manfaat dan biaya dengan skenario kenaikan tarif 35% disajikan pada
Gambar-5.
Tabel-1 Ringkasan hasil analisis finansial
JUMLAH
TARIF NILAI
RP
Tarif Berlaku Sesuai Peraturan NPV (99.979.314.832,68)
BCR 0,37
IRR -
Tarif Naik 15 % NPV (21.748.168.935,23)
BCR 0,86
IRR -
Tarif Naik 19 % NPV 999.999.998,96
BCR 1,01
IRR 7,22
Tarif Naik 25 % NPV 32.644.840.085,50
BCR 1,21
IRR 16,32
Tarif Naik 35 % NPV 87.037.849.106,23
BCR 1,55
IRR 28,69
5. SIMPULAN
Hasil analisa finansial pembangunan pelabuhan Gunaksa di kabupaten Klungkung, Bali dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Dengan skenario tarif jasa pelabuhan yang berlaku saat ini (PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero)
Cabang Utama Lembar-Padangbai dan PT. Persero Pelabuhan Indonesia III Benoa) rencana
pembangunan pelabuhan Gunaksa Klungkung tidak layak dari aspek finansial, hal ini ditunjukkan
oleh indikator investasi NPV = - Rp. 99.979.314.832,68 < 0.
2. Agar memenuhi kelayakan finansial maka skenario yang ditawarkan adalah menaikkan tarif jasa
pelabuhan minimal 25 %, hal ini mendapatkan indikator investasi NPV = 32.644.840.085,50 > 0;
BCR = 1,21 > 1. Dilihat dari horizon investasi ini cukup lama (30 tahun), maka kenaikkan tarif yag
paling aman adalah dengan kenaikkan tarif 35 % dengan nilai IRR = 28,69 %
MK-74 KoNTekS 6
Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi
300.000.000.000
250.000.000.000
200.000.000.000
atd
a n
a y
ia
B a
150.000.000.000
iM
ila
N n
af
100.000.000.000
50.000.000.000
0
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31
Tahun
Manfaat Biaya
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2003. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Tesis, dan Disertasi. Denpasar : Program
Pascasarjana Universitas Udayana Denpasar
Garno, E. Paul De. 1997. Ekonomi Teknik. Jakarta : Penerbit PT. Prenhallindo
Gray, Clive, dkk. 1985. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia
Husnan, Suad dan Suwarsono Muhammad. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : UPP AMP YKPN
Kartadinata, Abas. 1981. Pembelanjaan. Jakarta : Penerbit Bina Aksara
Keputusan Menteri Perhubungan (KM) No. 53. 2002. Tentang Tatanan Kepelabuhan Nasional
Kodoatie, Robert J. 2000. Analisis Ekonomi Teknik. Yogyakarta : Penerbit Andi Yogyakarta
Kramadibrata, Soedjono. 1987. Perencanaan Pelabuhan. Bandung : Penerbit Ganesa Excact
Keputusan Direksi PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III. 2000. Tarif Pelayanan Jasa Kapal, Barang dan
Petikemas pada IPK
Lembaga Penelitian ITB. 2001. Final Report Studi Kelayakan Dermaga/Pelabuhan Nusa Penida dan
Klungkung Daratan. Klungkung : LAPI ITB Bandung
Lembaga Penelitian ITB. 2002. Laporan DED Pembangunan Pelabuhan Nusa Penida. Klungkung : LAPI
ITB Bandung
Lembaga Penelitian ITB. 2006. DED (Detail Engineering Design) Pelabuhan/Dermaga Gunaksa Dawan.
Klungkung : LAPI ITB Bandung
Mubarak. 2001. Analisa Ekonomi Proyek Pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue Banda
Aceh (Tesis). Surabaya : ITS Surabaya
PT. ASDP Indonesia Ferry Cabang Utama Lembar. 2006. Tentang Tarif Jasa Pelabuhan Penyeberangan
dan Sewa Fasilitas Pelabuhan
Salim, H.A. Abbas. 1993. Manajemen Transportasi. Jakarta : Penerbit PT. Raja Grafindo Persada
Soeharto, Imam. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta : Penerbit PT. Erlangga
Umar, Husein. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia Pustaka
KoNTekS 6 MK-75
Universitas Trisakti, Jakarta 1-2 November 2012
Manajemen Konstruksi
MK-76 KoNTekS 6
Universitas Trisakti , Jakarta 1-2 November 2012