Anda di halaman 1dari 12

Makalah Auditing

Pemeriksaan Keuangan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................................1

DAFTAR ISI...............................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................3

1.2. Rumusan Masalah........................................................................................................................3

1.3. Sistematika Penulisan..................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................4

2.1. Definisi Auditing..............................................................................................................................4

2.2. Unsur- unsur Auditing......................................................................................................................5

2.3. Jenis-jenis Audit..............................................................................................................................5

2.4. Jenis-jenis Auditor............................................................................................................................6

2.5. Perbedaan Akuntansi dan Auditing...................................................................................................8

2.6. Struktur KAP (Kantor Akuntan Publik)............................................................................................9

BAB III PENUTUP...................................................................................................................................12

3.1.Kesimpulan......................................................................................................................................12

BAB IV DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................13

LAMPIRAN..............................................................................................................................................14

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Audit atas laporan keuangan sangat diperlukan, terutama bagi perusahaan berbadan hukum
berbentuk perseroan terbatas yang bersifat terbuka (PT terbuka). Dalam bentuk badan
usaha ini, perusahaan dikelola oleh manajemen yang ditunjuk oleh para pemegang saham
sebagai pemilik perusahaan dan akan diminta pertanggungjawabannya atas dana yang
dipercayakan kepada mereka. Para pemegang saham akan meminta pertanggungjawaban
manajemen dalam bentuk laporan keuangan. Laporan keuangan dibuat oleh manajemen
dan merupakan tanggung jawabnya. Laporan keuangan perlu diaudit oleh pihak ketiga
yang independen, dalam hal ini auditor eksternal, karena: Pertama, adanya perbedaan
kepentingan antara manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan menyebabkan
perlunya pihak ketiga yang dapat dipercaya. Kedua, karena laporan keuangan
kemungkinan mengandung kesalahan, baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Ketiga, laporan keuangan yang sudah diaudit dan mendapat opini unqualified, diharapkan
para pemakai laporan keuangan dapat yakin bahwa laporan keuangan tersebut bebas dari
salah saji yang material dan disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum (Winda Fridati: 2005)

1.2. Rumusan Masalah


1. Mengetahui pengertian auditing mencakup sasaran pokok pemeriksaan, unsur-
unsur auditing, jenis-jenis auditing, jenis-jenis auditor.
2. Mengetahui perbedaan antara akuntansi dan auditing.
3. Mengetahui struktur KAP (Kantor Akuntan Publik).

1.3. Sistematika Penulisan


BAB I : Bagian pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah,
dan sistematika penulisan masalah.
BAB II : Bagian pembahasan yang meliputi pengertian auditing, unsur auditing, jenis
auditing, jenis auditor, perbedaan auditing dan akuntansi, struktur KAP.
BAB III : Bagian penutup yang terdiri dari kesimpulan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Auditing


Auditing berasal dari bahasa latin, yaitu ”audire” yang berarti mendengar atau
memperhatikan. Mendengar dalam hal ini adalah memperhatikan dan mengamati
pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan penanggung jawab keuangan, dalam hal ini
manajemen perusahaan. Pada perkembangan terakhir sesuai dengan perkembangan dunia
usaha, pendengar tersebut dikenal dengan auditor atau pemeriksa. Sedangkan tugas yang
diemban oleh auditor tersebut disebut dengan ”auditing”.
Menurut ahli:
1. Sukrisno Agoes , 2004
Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang
independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen beserta
catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.
2. Arens dan Loebbecke, 2003
Suatu proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi yang dilakukan seorang yang kompeten dan
independen untuk dapat menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi dengan
kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Auditing seharusnya dilakukan oleh seorang yang
independen dan kompeten.
3. Mulyadi , 2002
Suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif
mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan
untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan
kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang
berkepentingan.

Secara umum, audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang berkompeten dan
independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

Dari definisi diatas dapat diketahui tiga sasaran pokok pemeriksaan yaitu:
1. Pemeriksaan atas pengawasan intern
Dalam hal ini pengawasan intern meliputi pengawasan akuntansi dan pengawasan
administrasi.
2. Pemeriksaan atas catatan keuangan
Catatan keuangan meliputi catatan yang memuat satuan uang seperti faktur
pembelian, faktur penjualan, bukti penerimaan uang, daftar gaji, buku harian, buku
besar, buku tambahan dan lain sebagainya.
3. Pemeriksaan atas catatan lain

3
Catatan lain meliputi seluruh catatan diluar catatan keuangan seperti anggaran dasar,
notulen rapat, data statistik dan sebagainya.

2.2. Unsur- unsur Auditing


Menurut (Mulyadi, 2002), auditing mengandung unsur-unsur:
 suatu proses sistematis, artinya audit merupakan suatu langkah atau prosedur yang logis,
berkerangka dan terorganisasi. Auditing dilakukan dengan suatu urutan langkah yang
direncanakan, terorganisasi dan bertujuan.
 untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif, artinya proses sistematik
ditujukan untuk memperoleh bukti yang mendasari pernyataan yang dibuat oleh individu
atau badan usaha serta untuk mengevaluasi tanpa memihak atau berprasangka terhadap
bukti-bukti tersebut.
 pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, artinya pernyataan mengenai
kegiatan dan kejadian ekonomi merupakan hasil proses akuntansi.
 menetapkan tingkat kesesuaian, artinya pengumpulan bukti mengenai pernyataan dan
evaluasi terhadap hasil pengumpulan bukti tersebut dimaksudkan untuk menetapkan
kesesuaian pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Tingkat kesesuaian
antara pernyataan dengan kriteria tersebut kemungkinan dapat dikuantifikasikan,
kemungkinan pula bersifat kualitatif.
 kriteria yang telah ditetapkan, artinya kriteria atau standar yang dipakai sebagai dasar
untuk menilai pernyataan (berupa hasil akuntansi) dapat berupa:
o peraturan yang ditetapkan oleh suatu badan legislatif
o anggaran atau ukuran prestasi yang ditetapkan oleh manajemen
o prinsip akuntansi berterima umum (PABU) diindonesia
 Penyampaian hasil (atestasi), dimana penyampaian hasil dilakukan secara tertulis dalam
bentuk laporan audit (audit report)
 pemakai yang berkepentingan, pemakai yang berkepentingan terhadap laporan audit
adalah para pemakai informasi keuangan, misalnya pemegang saham, manajemen,
kreditur, calon investor, organisasi buruh dan kantor pelayanan pajak

2.3. Jenis-jenis Audit


a. Audit laporan keuangan ( financial statement audit ). Audit laporan keuangan adalah
audit yang dilakukan oleh auditor eksternal terhadap laporan keuangan kliennya untuk
memberikan pendapat apakah laporan keuangan tersebut disajikan sesuai dengan kriteria-
kriteria yang telah ditetapkan. Hasil audit lalu dibagikan kepada pihak luar perusahaan
seperti kreditor, pemegang saham, dan kantor pelayanan pajak.
b. Audit kepatuhan (compliance audit ). Audit ini bertujuan untuk menentukan apakah yang
diperiksa sesuai dengan kondisi, peratuan, dan undang-undang tertentu . Kriteria- kriteria
yang ditetapkan dalam audit kepatuhan berasal dari sumber-sumber yang berbeda.
Contohnya ia mungkin bersumber dari manajemen dalam bentuk prosedur-prosedur
pengendalian internal. Audit kepatuhan biasanya disebut fungsi audit internal, karena
oleh pegawai perusahaan.
c. Audit operasional (operational audit ). Audit operasional merupakan penelahaan secara
sistematik aktivitas operasi organisasi dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Dalam

4
audit operasional, auditor diharapkan melakukan pengamatan yang obyektif dan analisis
yang komprehensif terhadap operasional-operasional tertentu.

d. Audit Investigatif
Serangkaian kegiatan mengenali (recognize), mengidentifikasi (identify), dan menguji
(examine) secara detail informasi dan fakta-fakta yang ada untuk mengungkap kejadian
yang sebenarnya dalam rangka pembuktian untuk mendukung proses hukum atas dugaan
penyimpangan yang dapat merugikan keuangan suatu entitas
(perusahaan/organisasi/negara/daerah
Menurut Agoes, S. (2008:9) berdasarkan luasnya pemeriksaan, audit dibedakan atas:

1. Pemeriksaan Umum (General Audit)

Suatu pemeriksaan umum atas laporan keuangan yang dilakukan oleh KAP independen

dengan tujuan untuk bisa memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan

secara keseluruhan.

2. Pemeriksaan Khusus (Special Audit)

Suatu pemeriksaan terbatas (sesuai dengan permintaan auditee) yang dilakukan oleh KAP

yang independen dan pada akhir pemeriksaan, auditor tidak perlu memberikan pendapat

terhadap kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. Pendapat yang diberikan

terbatas pada pos atau masalah tertentu yang diperiksa, karena prosedur audit yang

dilakukan juga terbatas. Misalnya, KAP diminta untuk memeriksa apakah terdapat

kecurangan terhadap penagihan piutang usaha perusahaan.

2.4. Jenis-jenis Auditor


Auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas
laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi.

Auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:


1. Auditor Pemerintah

a. Badan Pemeriksa keuangan (BPK) adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan pada instansi-instansi pemerintah.
Fungsi dan tugas nya adalah :
 Sebagai general audit atas pemda/pusat termasuk BUMN dan BUMD
 Complience audit atas audit investigasi atas sebuah kasus

5
 Eksternal audit pemerintah
b. Badan Pengawas keuangan dan pembangunan (BPKP)
Tugasnya adalah sebagai auditor internal pemerintah untuk manajemen audit
(memberikan rekomendasi agar perusahaan lebih efisien, dan tidak memberikan opini
auditor)
c. Inspektorat Jendral Departemen keuangan sebagai auditor internal departemen
keuangan
d. Badan pengawasan daerah tingkat I dan II sebagai audit internal daerah tingkat I dan
II
e. Auditor pajak sebagai complience audit terhadap peraturan per undanga-undangan
perpajakan.
Auditor Eksternal Pemerintah yang dilaksanakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK) sebagai perwujudan dari Pasal 23 ayat 5 Undang-undang Dasar 1945 yang
berbunyi "untuk memeriksa tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan suatu
Badan Pemeriksa Keuangan yang pengaturannya ditetapkan dengan undang-undang.
Hasil Pemeriksaan itu diberitahukan kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Badan
Pemeriksa Keuangan merupakan badan yang tidak tunduk kepada pemerintah,
sehingga diharapkan dapat bersikap independen."
2. Auditor Intern
merupakan auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus
sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas utamanya ditujukan untuk membantu
manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.
3. Auditor Independen atau Akuntan Publik
Melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
(General Audit). Pengauditan ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu perusahaan
yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga perusahaan kecil serta organisasi-
organisasi yang tidak bertujuan mencari laba. Praktik akuntan publik harus dilakukan
melalui suatu Kantor Akuntan Publik (KAP).
4. Auditor Pajak. Direktorat Jenderal Pajak (DJP) yang berada dibawah Departemen
Keuangan Republik Indonesia
Bertanggungjawab atas penerimaan negara dari sektor perpajakan dan penegakan hukum
dalam pelaksanaan ketentuan perpajakan. Aparat pelaksanaan DJP dilapangan adalah
Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak
(Karikpa). Karikpa mempunyai auditor-auditor khusus. Tanggungjawab Karikpa adalah
melakukan audit terhadap para wajib pajak tertentu untuk menilai apakah telah
memenuhi ketentuan perundangan perpajakan.

2.5. Perbedaan Akuntansi dan Auditing


Terdapat perbedaan yang signifikan dalam metode, tujuan, dan pihak-pihak yang
bertanggung jawab pada proses akuntansi yang digunakan untuk menyusun laporan

6
keuangan dibandingkan dengan proses auditing laporan keuangan. Perbedaan tersebut
adalah sebagai berikut:

Tabel: Perbedaan antara Auditing dengan Akuntansi


Keterangan Auditing Akuntansi
Metode Memperoleh dan menilai Mengidentifikasi kejadian-
atau mengevaluasi bukti yang kejadian dan kemudian
berhubungan dengan laporan mengukur, mencatat,
keuangan yang disusun oleh mengklasifikasikan dan
manajemen. meringkasnya dalam catatan-
catatan akuntansi.
Tujuan Menyatakan pendapat Menyusun dan
tentang kewajaran laporan mendistribusikan laporan
keuangan. keuangan.
Pihak yang bertanggung Laporan auditing (audit Laporan keuangan tanggung
jawab report) tanggung jawab jawab manajemen.
auditor.

Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaan dari angka –
angka dari laporan keuangan, lalu di cocokkam dengan neraca saldo, buku besarm buku harian,
buku pembukuan, dan sub buku besar. Audit dilakukan oleh akuntan publik dengan berpedoman
pada Standar Profesional Akuntan Publik, Aturan Etika IAI Kompartemen Akuntan Publik dan
Standar Pengendalian Mutu.

7
Akuntansi mempunyai sifat konstruktif, karena di susun mulai dari bukti - bukti
pembukuan, buku harian, buku besar, dan sub buku besar, neraca saldo, sampai menjadi laporan
keuangan. Akuntansi dilakukan oleh pegawai perusahaan dengan berpedoman pada SAK.
2.6. Struktur KAP (Kantor Akuntan Publik)

Kantor akuntan publik (KAP) adalah badan usaha yang telah mendapatkan izin dari
Menteri Keuangan sebagai wadah bagi akuntan publik dalam memberikan jasanya.

4 kategori ukuran KAP, yaitu:


1. KAP Internasional, terdapat empat kantor akuntan terbesar di Amerika yang disebut
KAP Internasional dan mempunyai julukan “The Big Four” (Delloite&Touche,
Ernst&Young, PricewaterhouseCoopers, dan KPMG)
2. KAP Nasional, beberapa KAP lainnya disebut KAP Nasional karena mempunyai
cabang diseluruh kota besar di negara tersebut, tetapi KAP ini harus bersaing dengan
KAP Internasional.
3. KAP Lokal dan Regional Besar, sebagian KAP di Indonesia merupakan KAP kategori
ini dan terpusat di Pulau Jawa.
4. KAP Lokal Kecil, sebagian besar KAP di Indonesia mempunyai kurang dari 25 orang
tenaga profesional.

Jasa Utama KAP, antara lain sebagai berikut :


• Atestasi
termasuk di dalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan
keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan proforma, review
atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya.

• Non-Atestasi :
 Jasa Akuntansi
 Jasa Keuangan
 Jasa Manajemen
 Jasa Kompilasi
 Jasa Perpajakan
 Jasa Konsultasi
Dalam hal pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan, KAP hanya dapat melakukan
paling lama untuk 3 (tiga) tahun buku berturut-turut.

Badan usaha KAP dapat berbentuk:

 Perseorangan – hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang akuntan publik yang
juga sekaligus bertindak sebagai pimpinan.
 Persekutuan perdata atau persekutuan firma – hanya dapat didirikan oleh paling sedikit 2
orang akuntan publik dan/atau 75% dari seluruh sekutu adalah akuntan publik. Masing-
masing sekutu disebut Rekan (bahasa Inggris: Partner) dan salah seorang sekutu
bertindak sebagai Pemimpin Rekan.

8
Izin usaha KAP dikeluarkan oleh Menteri Keuangan. KAP berbentuk badan usaha
perseorangan yang mengajukan permohonan untuk mendapatkan izin usaha KAP harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Memiliki izin akuntan publik.


 Menjadi anggota IAPI.
 Mempunyai paling sedikit 3 orang auditor tetap dengan tingkat pendidikan formal bidang
akuntansi yang paling rendah berijazah setara Diploma III dan paling sedikit 1 orang
diantaranya memiliki register negara untuk akuntan.
 Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).
 Memiliki rancangan Sistem Pengendalian Mutu (SPM) KAP yang memenuhi Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) dan paling kurang mencakup aspek kebijakan atas
seluruh unsur pengendalian mutu.
 Domisili Pemimpin KAP sama dengan domisili KAP.
 Memiliki bukti kepemilikan atau sewa kantor, dan denah kantor yang menunjukkan
kantor terisolasi dari kegiatan lain.
 Membuat Surat Permohonan, melengkapi formulir Permohonan Izin Usaha Kantor
Akuntan Publik, dan membuat surat pernyataan bermeterai cukup yang menyatakan
bahwa data persyaratan yang disampaikan adalah benar.

Untuk KAP berbentuk badan usaha persekutuan, selain persyaratan-persyaratan di atas, juga
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

 Memiliki NPWP KAP.


 Memiliki perjanjian kerja sama yang disahkan oleh notaris.
 Memiliki surat izin akuntan publik bagi Pemimpin Rekan dan Rekan yang akuntan
publik.
 Memiliki tanda keanggotaan IAPI yang masih berlaku bagi Pemimpin Rekan dan Rekan
yang akuntan publik.
 Memiliki surat persetujuan dari seluruh Rekan KAP mengenai penunjukan salah satu
Rekan menjadi Pemimpin Rekan.
 Memiliki bukti domisili Pemimpin Rekan dan Rekan KAP.

KAP berbentuk badan usaha persekutuan dapat membuka Cabang KAP di seluruh wilayah
Indonesia dengan izin dari Menteri Keuangan.

9
BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan
a. Secara umum, audit adalah proses sistematis yang dilakukan oleh orang berkompeten
dan independen dengan mengumpulkan dan mengevaluasi bahan bukti dan bertujuan
memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut.

b. Auditing mempunyai sifat analitis, karena akuntan publik memulai pemeriksaan dari
angka – angka dari laporan keuangan, lalu di cocokkam dengan neraca saldo, buku
besarm buku harian, buku pembukuan, dan sub buku besar.

c. Berdasarkan jenis pemeriksaan, audit terbagi menjadi audit operasional, audit kepatuhan,
audit laporan keuangan, audit investigatif. Berdasarkan luas pemeriksaan terbagi menjadi
general audit dan special audit.

d. Jenis auditor terbagi menjadi auditor pemerintah, auditor intern, auditor independen, dan
auditor pajak. Ada 4 kategori ukuran KAP, yaitu: KAP internasional, KAP nasional, KAP
lokal atau regional besar, KAP lokal kecil.

10
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Keuanganlsm.com
http://become-teacher.blogspot.com/2014/02/perbedaan-auditing-dengan-akuntansi.html
http://ilmuakuntansi.web.id/pengertian-auditing-menurut-ahli/
http://blogdeta.blogspot.com/2009/03/jenis-jenis-auditor.html
http://eprints.uny.ac.id/9050/2/BAB%201%20-07412141038.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai