Anda di halaman 1dari 18

Moisture, LO I, SiO2, Al2O3 dan Fe2O3

Anggota :

 Riski Arif Maulana


 Syam Eko Dwi P.

JURUSAN TEKNIK MESIN


PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN
KONSENTRASI REKAYASA INDUSTRI SEMEN - HOLCIM
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
Kata Pengantar

Puji syukur atas panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Kuasa, yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya , sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah dengan judul“Moisture, LOI, SiO2, Al2O3 dan Fe2O3”. kami menyadari
bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu kami
menerima koreksi, kritik dan saran yang bertujuan untuk perbaikan makalah ini.
Harapan kami adalah semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kegiatan
pembelajaran.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


banyak terdapat kekurangan, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran guna
untuk kesempurnaan makalah ini dan makalah kami berikutnya.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga makalah ini tidak hanya
berguna bagi kami sendiri namun juga untuk pembaca pada umumnya.

Narogong,16 Oktober 2016

Penulis

1
Daftar Isi

Kata Pengantar.......................................................................................................................... 1
Daftar Isi .................................................................................................................................... 2
Bab I .......................................................................................................................................... 3
Pendahuluan ............................................................................................................................. 3
Latar Belakang....................................................................................................................... 3
Bab II ......................................................................................................................................... 4
Pembahasan.............................................................................................................................. 4
Pengertian Kelembapan........................................................................................................ 4
Macam-macam kelembaban ................................................................................................ 5
Alat-alat pengukur kelembaban udara ................................................................................. 6
Pengertian LOI....................................................................................................................... 7
Prosedur LOI.......................................................................................................................... 7
Penghitungan LOI .................................................................................................................. 8
Pertimbangan Prosedural ................................................................................................. 100
Pertimbangan Keamanan.................................................................................................. 100
Senyawa SiO2, Al2O3 dan Fe2O3 .......................................................................................... 100
Keberadaan SiO2, Al2O3 dan Fe2O3di Bumi ...............................Error! Bookmark not defined.
Cara Memperoleh, Al2O3 dan Fe2O3 .........................................Error! Bookmark not defined.
Kegunaan SiO2, Al2O3 dan Fe2O3......................................................................................... 120
Kandungan Material.......................................................................................................... 122
Keberadaan dalam bahan baku semen............................................................................... 13
Pengaruh SiO2, Al2O3 dan Fe2O3 dalam semen ................................................................ 14
Bab III ...................................................................................................................................... 16
Penutup................................................................................................................................... 16
Kesimpulan.......................................................................................................................... 16
Daftar Pustaka......................................................................................................................... 17

2
Bab I
Pendahuluan

Semen berasal dari kata caementum yang berarti bahan perekat yang mampu
mempersatukan atau mengikat bahan-bahan padat menjadi satu kesatuan yang kokoh
atau suatu produk yang mempunyai fungsi sebagai bahan perekat antara dua atau lebih
bahan sehingga menjadi suatu bagian yang kompak atau dalam pengertian yang luas
adalah material plastis yang memberikan sifat rekat antara batuan-batuan konstruksi
bangunan.

Latar Belakang
Semen yang memiliki kualitas yang baik tidak dapat dilepaskan dari proses
pemilihan bahan baku yang memiliki kadar senyawa yang tepat dan sesuai standar.
Bahan baku pembentuk alami semen yaitu batu kapur (limestone), pasir silika (silica
sand), tanah liat (shale) dan pasir besi (iron sand). Masing-masing bahan baku
memiliki kadar senyawa yang dibutuhkan untuk membentuk clinker atau dapat
dikatakan semen setengah jadi. Misalnya pasir silica yang menjadi penyumbang
utama senyawa SiO2, tanah liat menjadi penyumbang utama senyawa Al2O3 dan pasir
besi menjadi penyumbang utama Fe2O3.
Selain memilih bahan baku yang tepat, proses pengontrolan dan pengecekan
semen memiliki peranan yang penting. Tanpa proses pengontrolan dan pengecekan
semen yang tepat, produk yang dihasilkan tidak akan sesuai dengan standardnya.
Proses pengecekan semen diantaranya adalah moisture dan LOI dimana keduanya di
gunakan untuk mengetahui kadar air dalam semen. kadar air dalam semen akan
mempengaruhi faktor air semen yang dibutuhkan. Kelembaban adalah banyaknya
kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer adalah campuran dari udara kering
dan uap air.

3
Bab II
Pembahasan
Pengertian Kelembapan
Kelembaban diartikan sebagai kandungan uap air di atmosfer dalam kurun waktu
tertentu. Uap air yang terkandung di dalam atmosfer relatif konstan, adanya perubahan
yang bersifat lokal lebih dikarenakan adanya variasi cuaca.Kelembaban adalah
konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam
kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif.
Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Sebuah humidistat
digunakan untuk mengatur tingkat kelembapan udara dalam sebuah bangunan dengan
sebuah pengawal lembab (dehumidifier). Dapat dianalogikan dengan sebuah
termometer dan termostat untuk suhu udara.
Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungandengan perubahan suhu.
Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C
(86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Kandungan uap air dalam udara
hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Jika udara banyak
mengandung uap air didinginkan maka suhunya turun dan udara tidak dapat menahan
lagi uap air sebanyak itu.Uap air berubah menjadi titik titik air. Udara yan mengandung
uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh. Kelembaban udara
pada ketinggian lebih dari 2 meter dari permukaan menunjukkan perbedaan yang nyata
antara malam dan siang hari. Pada lapisan udara yang lebih tinggi tersebut, pengaruh
angin terjadi lebih besar. Udara lembab dan udara kering dapat tercampur lebih cepat
(Benjamin, 1994). Kelembaban udara disuatu tempat berbedabeda, tergantung pada
tempatnya.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya, diantaranya:
Jumlah radiasi yang dipancatkan matahari yang diterima bumi, pengaruh daratan atau
lautan, pengaruh ketinggian (altitude) dan pengaruh angin (Handoko, 1994).
Kelembaban udara yang lebih tinggi pada udara dekat permukaan pada siang hari
disebabkan karena penambahan uap air hasil evapotranspirasi dari permukaan. Proses
ini berlangsung karena permukaan tanah menyerap radiasi matahari selama siang hari
tersebut. Pada malam hari, akan berlangsung proses kondensasi atau pengembunan
yang memanfaatkan uap air yang berasal dari udara. Oleh sebab itu, kandungan uap air
di udara dekat permukaan tersebut akan berkurang (Benjamin, 1994). Dalam
kelembaban ini kita mengenal beberapa istilah yaitu kelembaban mutlak, kelembaban
specifik dan kelembaban relatif. Kelembaban mutlak adalah massa uap air yang berada
dalam satu satuan udara yang dinyatakkan dalam gram/ m, kelembaban specifik

4
merupakan perbandingan massa uap air di udara dengan satuan massa udara yang
dinyatakkan dalam gram/ kilogram, sedangkan kelembaban relatif merupakan
perbandingan jumlah uap air di udara dengan jumlah maksimum uap air yang kandung
panas dan temperatur tertentu yang dinyatakkan dalam persen ( % ) (Kartasapoetra,
1990). Ada dua istilah kelembapan udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan
rendah.Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang banyak diudara, sedangkan
kelembapan rendah adalah jumlah uap air yang sedikit diudara.

Macam-macam kelembaban
a) Kelembapan mutlak

Kelembaban mutlak dinyatakan sebagai nilai absolut, nilai relatif, atau sebuah
angka yang tidak boleh dipertukarkan dengan kelembaban relatif yang dinyatakan
dalam persentase.Dalam bidang psikometri udara, ukuran kelembaban merupakan
elemen yang amat penting.Kelembaban mutlak ditentukan menggunakan massa uap
air udara yang dinyatakan antara lain dalam kilogram uap air. Massa uap air
kemudian dianggap sebagai volume. Pengukuran kepadatan biasanya dinyatakan
dengan menggunakan gram per meter kubik atau kilogram per meter kubik. Dengan
kata lain, kelembaban mutlak mengukur kepadatan uap air.Kelembaban merupakan
aspek penting dari cuaca serta turut mempengaruhi suhu. Lebih spesifik, kelembaban
mutlak turut menentukan temperatur lingkungan yang kita persepsi.
Kelembaban Mutlak
 Kerapatan uap air (rv) = mv.V-1
mv :massauap air (kg)
V : volume udara yang mengandunguapair (m3)

b) Kelembapan spesifik

Kelembapan spesifik adalah metode untuk mengukur jumlah uap air di udara
dengan rasio terhadap uap air di udara kering. Kelembapan spesifik diekspresikan
dalam
rasio kilogram uap air.

Kelembabanspesifik (q) = mv/(md + mv)


mv = massa uap air
md = massa udara kering
mv + md = massa udara lembab

c) Kelembaban nisbi (relatif humidity)

5
Kelembaban nisbi (relatif humidity),yaitu perbandingan antara masa uap air yang
ada di dalam satu satuan volume udara, dengan masa uap air yang maksimum dapat
dikandung pada suhu dan tekanan yang sama. Oleh karena itu kelembapan nisbi dapat
pula merupakan perbandingan antara tekanan uap air (actual) dengan tekanan uap air
jenuh pada suhu yang sama. Satuan kelembapan nisbi dinyatakan dalam bentuk %.

Kelembaban nisbi (relatif humidity)

RH = ea/es x100%, es = 6,1078 e (17,239 T)/ (T+237,3)

Tekananuap air (ea) = n R T.V-1


n :jumlahmol, R : tetapan gas umum (8,3143 J-1K-1mol-1)
T :suhu mutlak (K), V : volume udara (m3)
Jumlah mol(n) = m-1Mv , rv = mv-1 V , Mv uap air adalah 18,016,
sehingga = mvRT(18,016 V)-1= 0,056 rv RT

Alat-alat pengukur kelembaban udara


a) Psychrometer Bola Basah Dan Bola Kering
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :
1. Thermometer Bola Kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan
mengukur suhu udara sebenarnya.
2. Thermometer Bola Basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur
adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat
berkondensasi.Suhu udara didapat dari suhu pada termometer bola kering.

b) Psychrometer Assmann
Psychrometer assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan
pelindung logam mengkilat.Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam
mengkilat.Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah alat.Gunanya untuk
mengalirkan (menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola.Thermometer
langsung
menuju keatas.Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga logam
mengkilat mencegah sinar matahari langsung ke Thermometer, terutama pada angin
lemah dan sinar matahari yang kuat.

c) Psychrometer Putar (Whirling)

6
Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling.Alat ini terdiri dari 2
Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang
tegak lurus pada panjangnya.Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air
murni.Psychrometer diputar cepat- cepat (3 putaran/ detik).Selama + 2 menit,
dihentikan dan dibaca cepat. Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca seterusnya
sampai diperoleh 3 data. Data yang diambil adalah suhu bola basah terendah.Jika ada
2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.

d) Higrometer Rambut
Higrometer rambut adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban
udara.Satuan meteorologi dari kelembaban udara adalah persen.Alat ini menggunakan
rambut manusia, karena perubahan panjang rabut mudah diukur. Higrometer yang akan
digunakan di pasang di dalam sangkar stevenson. Cara kerja dan prinsip dari
Higrometer rambut adalah bila udara lembap, rambut akan mengembang, menggerakan
engsel, kemudian diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya, tangkai pena naik. Begitu
juga jika udara kering, rambut akan munyusut, menggerakan engsel kemudian
diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya tangkai pena turun.
e) Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara.Satuan
meteorologi dari tekanan udara adalah mbar (milibar), cmHg dan atm. Barometer ada
dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid. Tetapi kegunaan mereka tetap
sama yaitu mengukur tekanan udara Barometer termasuk peralatan meteorologi
golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data
yang diinginkan.Selain itu, Barometer juga termasuk dalam alat metorologi yang
dipakai di permukaan bumi.Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi
untuk peramalan cuaca klimatologi dan
maritim.

Pengertian LOI
Loos On Ignition (LOI) adalah tes yang digunakan dalam analitikkimia anorganik,
khususnya dalam analisis mineral. Ini terdiri dari pemanasan ("memicu") sampel
material pada suhu tertentu, yang memungkinkan zat volatil hilang, sampai massa
berhenti berubah.

Prosedur LOI
kadar air sedimen, bulk density, dan bahan organik dan konten karbonat mungkin
ikut terhitung pada pengukuran berat sub-sampel. (Dean 1974; Heiri et al 2001;.
Santisteban et al 2004.). Sebagai contoh bahan organik teroksidasi menjadi karbon
dioksida dan abu pada suhu antara 200 ~ 500 º C dan. Perkembangan Lebih lanjut
7
karbon dioksida dari bentuk mineral karbonat terjadi pada suhu antara sekitar 700 dan
900ºC. Kerugian berat terkait dengan air dan karbon dioksida selanjutnya mudah
diukur dengan menghitung bobot sampel sebelum dan sesudah kontrol pemanasan
(pengapian pada 550 dan 1000ºC) dan, pada gilirannya, dan berkorelasi dengan air, dan
bahan organik dan bahan karbonat.

Penghitungan LOI
Kadar air dalam sedimen biasanya dihitung dengan kerugian berat dalam intisub-
sampel dengan pengeringan semalam di ~ 110ºC dalam oven suhu rendah.

Hasil yang sebanding dapat diperoleh, namun, menggunakan waktu pengeringan lebih
lama (> 36 jam), berat akan berkurang secara signifikan . Percobaan laboratorium
Internal (University of Pittsburgh) telah menunjukkan kerugian air tidak lebih besar
dari 0,015 g pada pengeringan 110ºC (yaitu, pengeringan semalam di 110ºC sama
dengan 36 jam pengeringan pada 60ºC). Kerugian air yang akurat diperkirakan sebagai
perbedaan berat antara berat sampel basah dan berat contoh berikut pengeringan pada
60ºC selama tiga puluh enam jam:

Protokolinternal laboratorium (lihat di bawah) memperkirakan bobot basah dan kering


sampel menurut persamaan berikut, ketika menggunakan penimbangan dengan
menggunaka botol sampel polyethylene:

Bobot sampel basah dan kering (dalam gram) dapat disamakan dengan bulk density
basah dan kering (yaitu, gram per sentimeter kubik) jika sub-sampel 1,0 cm3
digunakan. Kadar air (dinyatakan sebagai persen air dalam berat atau volume) dapat
dihitung dengan mudah dari nilai-nilai bulk density basah dan kering:

8
Organic matter content is readily calculated then as the difference in weight between
the sediment dried at 60ºC and the ash created following ignition at 550ºC within a
high temperature muffle furnace:

Kandungan bahan organik mudah dihitung, maka sebagai perbedaan berat antara
sedimen dikeringkan pada 60ºC dan abu didapatkan pada pengapian 550ºC dalam
tungku redam suhu tinggi:

Kandungan bahan organik dapat dikalikan dengan sebuah konstanta untuk


memperkirakan konsentrasi karbon organik dari sampel sedimen. Biasanya, bahan
sedimen organik mengandung antara 40 dan 60% karbon organik. Perhatikan contoh
senyawa organik sederhana berikut :

Faktor perkalian digunakan untuk mengkonversi kandungan bahan organik ke


kandungan karbon organik cukup sewenang-wenang dan sangat spekulatif. Akibatnya,
hasil umumnya muncul kerugian persen berat (Weight% LOI, 550 ° C).

Perbedaan berat antara 550 dan 1000ºC abu mungkin (untuk pendekatan pertama)
diasumsikan hasil dari hilangnya karbon dioksida selama karbonat mineral break-
down. Namun, teknik LOI tidak bisa menunjukkan keberadaan mineral karbonat dalam
setiap sampel yang diberikan. Karena kalsium karbonat (biasanya) bentuk dominan
dari karbonat di sebagian besar sedimen, kerugian berat pada 1000ºC dapat tetap
digunakan untuk memperkirakan kandungan kalsium karbonat:

Perlu dicatat bahwa mineral lempung mengandung jumlah molekul-molekul


hidroksida yang signifikan (sebanyak lima persen berat) dan ion ini dapat dibebaskan
(sebagai air) pada suhu tinggi. Kandungan karbonat kalsium diperkirakan akan hilang
pada suhu 1000º. (Weight% LOI, 1000 ° C).

9
Pertimbangan Prosedural
Kelembaban atmosfer dapat mempengaruhi semua bobot sampel kering. Sedimen
kering serta tempat sampel (cawan keramik, dll) menyerap air dari udara laboratorium,
hal ini dapat memperbesar kesalahan dalam perhitungan. Pegawai laboratorium harus
menyimpan semua sampel pada suhu lebih besar dari (atau sama dengan) 60ºC.
Akibatnya, sampel tidak boleh dibiarkan terpapar selama penimbangan berat atau
antara proses pembakaran pada suhu tinggi. Idealnya, sampel harus diangkat dari oven
dan ditimbang secara individual, kemudian kembali ke oven sebelum perlakuan lebih
lanjut.

Pertimbangan Keamanan
Oven dan tungku suhu tinggi diperlukan selama analisis memiliki bahaya yang jelas.
Oleh karena itu pengujian harus dilaksanakan sesuai prosedur. Penjepit cawan harus
digunakan untuk menangani tempat sampel (cawan dan nampan wadah) yang
dipanaskan sampai suhu lebih besar dari ~ 70 º C. Sarung tangan suhu tinggi harus
digunakan penanganan pemanasan sampel sampai suhu antara 550 dan 1000ºC.
Pegawai laboratorium harus mengetahui bahwa sebagian besar sarung tangan
menawarkan perlindungan hanya pada suhu kurang dari ~ 350ºC. Pintu tungku harus
dibuka dan suhu panas harus hilang sebelum sampel diambil. Pastikan bahwa tidak ada
pegawai laboratorium (termasuk analisa) memposisikan diri di depan tungku saat
membuka pintu, dan tidak pernah meninggalkan tungku tanpa pengawasan saat
pendinginan.

Senyawa SiO2, Al2O3 dan Fe2O3


a) SiO2

Silikon dioksida, juga dikenal sebagai silika (dari silex Latin), adalah oksida
silicon dengan rumus kimia SiO2 yang telah dikenal sejak zaman dahulu karena
kekerasannya. Silika ini paling sering ditemukan di alam sebagai pasir atau kuarsa,
serta di dinding sel diatom.

Silika diproduksi dalam beberapa bentuk termasuk leburan kuarsa, kristal, silica kesal
(atau silica pyrogenic, merek dagang Aerosil atau Cab-O-Sil), silika koloid, gel
silika,dan Aerogel.

b) Al2O3

adalah oksida amfoter dengan rumus kimia Al2O3. Hal ini umumnya disebut
sebagai alumina, atau korundum dalam bentuk kristalnya, serta banyak nama lainnya,
mencerminkan terjadinya secara luas di alam dan industri. Penggunaan yang paling

10
signifikan adalah dalam produksi logam aluminium, meskipun juga digunakan sebagai
abrasif karena untuk kekerasannya dan sebagai refraktor karena bahan untuk titik lebur
yang tinggi.
Aluminium oksida memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
• Rumus molekul: Al2O3
• Berat molekul: 101,96 gr/mol
• Penampilan: Zat padat putih sangat higroskopik
• Bau: Tidak berbau
• Densitas: 3,95-4,1 gr/cm3
• Titik leleh: 2072 °C
• Titik didih: 2977 ° C
• Kelarutan dalam air: Larut
• Kelarutan dalam pelarut lain: Larut dalam dietil eter; praktis tidak larut dalam
etanol
• Indeks bias (nD): ωn = 1,768-1,772; n ε = 1,760-1,763 ; Birefringens 0,008
• Struktur: Trigonal, hR30, Gugus ruang = R-3c, Nomor 167; Geometri
koordinasi, bersegi delapan
• Entalpi pembentukan standar, Δ f H o 298: -1675,7 KJ • mol-1
• Entropi molar standar, S 298 o: 50,92 J • mol -1K -1
• Titik nyala: Tidak

c) Fe2O3

Besi oksida dikenal juga dengan nama bijih besi adalah salah satu senyawa
oksida dari besi dan mempunyai rumus kimia Fe₂O₃ dan mempunyai sifat
paramagnetik. Besi oksida berwarna cokelat kemerahan.
Rumus: Fe2O3
Massa molar: 159,69 g/mol
Kepadatan: 5,24 g/cm³
Titik lebur: 1.566 °C
Titik didih: 1.987 °C

11
Kegunaan SiO2, Al2O3 dan Fe2O3
a) SiO2

Silika digunakan terutama dalam produksi kaca untuk jendela, gelas minum,
botol minuman, dan banyak kegunaan lain. Mayoritas dari serat optik untuk
telekomunikasi juga terbuat dari silika. Ini adalah bahan baku utama untuk keramik
banyak white war seperti tembikar, keramik, porselin, serta industry semen Portland.

b) Al2O3

Setiap tahunnya, 65 juta ton alumina digunakan, lebih dari 90%-nya digunakan
dalam produksi logam aluminium. Aluminium hidroksida digunakan dalam
pembuatan bahan kimia pengelolaan air seperti aluminium sulfat, polialuminium
klorida, dan natrium aluminat. Berton-ton alumina juga digunakan dalam pembuatan
zeolit, pelapisan pigmen titania dan pemadam api.Aluminium oksida memiliki
kekerasan 9 dalam skala Mohr. Hal ini menyebabkannya banyak digunakan sebagai
abrasif untuk menggantikan intan yang jauh lebih mahal. Beberapa jenis ampelas, dan
pembersih CD/DVD juga menggunakan aluminium oksida.

c) Fe2O3

senyawa ini juga banyak digunakan manusia sebagai bijih besi, pigmen,
katalis,dan termit.

Kandungan Material
a) Tanah liat (shale)

Merupakan sumber utama al₂o₃, biasanya berwarna coklat kekuningan dan


kehitaman. Oksida al₂o₃ 18-22% berat dan titik leburnya 1785 °C

b) Pasir silica (silica sand)

Merupakan sumber utama SiO₂. Berwarna abu-abu, merah kekuning-kuningan.


Kandungan SiO₂ dalm pasir silica 68-72% berat.

c) Pasir Besi (Iron Sand)

Merupakan sumber utama Fe₂O₃. pasir besi yang sebaiknya digunakan


mengandung oksida Fe₂O₃ dalam bahan baku sehingga diperoleh komposisi
sesuai dengan yang diinginkan. pasir besi umumnya berwarna hitam. pasir besi

12
berfungsi untuk menurunkan titik leleh dari campuran bahan baku, sehingga
mempermudah pencampuran dalam kiln. beret molekul 159,7gr/mol, titik lebur
1560 °C.

Keberadaan dalam bahan baku semen


Clay terbentuk dari weathering ( kerusakan akibat kena hujan dan angin ).Unsur
utama dari alkali dalam semen ditemukan dalam komponem argillaceous pada raw
mix.
Argillaceous pada umumnya terdapat sebagai batuan yang mengandung oksida
silica dan alumina, secara umum jenis-jenisnya dibedakan berdasarkan kandungan
silica (pasir/sand), alumina (clay) dan ukurannya. Disamping oksida tersebut terdapat
pula senyawa-senyawa lain seperti oksida-oksida besi, kalsium, magnesium, sulfur,
kalium, natrium, titanium, chromium, mangan dan phosphor.
Iron hydroxide merupakan alat pewarna pokok dalam clay; juga masalah organik
mungkin memberi warna yang berbeda pada clay. Titik peleburan dari clay sekitar
1150 °C sampai 1785 °C. Clay yang tidak murni berwarna putih secara umum tanah
liat dapat digolongkan sebagai berikut:

a. Golongan Kaolinit
 Banyak dijumpai di alam
 Rumus umum mineral Al2O3.2SiO2.2H2O
 Strukturnya terdiri dari lapisan tunggal silica tetrahedral dan lapisan tunggal
alumina octahedral.
b. Golongan Montmorilonite
 Banyak dijumpai di alam
 Rumus umum mineral Al2O3.4SiO2.2H2O
 Strukturnya terdiri dari dua lapisan siliika tetrahedral dengan sebuah pusat
lapisan octahedral.
c. Golongan Hidromika
 Tidak banyak dijumpai di alam
d. Golongan Attalpulgit, Sepiolit dan Alofan
 Tidak banyak dijumpai di alam

Batuan argillaceous penting yang mengandung banyak oksida silica


dikelompokkan menjadi:

a. Orthoquarzit

13
 Nama lain, diantaranya “Pure Quartz Sand” atau “Silceous Sand”
 Dikarakteristikkan berdasarkan kandungan tinggi quartznya
 Komposisi kimia oksida silica (SiO2) berkisar antara 95-100% dan oksida
alumina (Al2O3) berkiasar antara 0-3%. Disamping oksida tersebut di atas
terdapat pula senyawa-senyawa lain seperti titanium oksida, besi oksida,
magnesium oksida, kalsium oksida, natrium oksida, kalium oksida, H2O dan
CO2.
b. Graywackes
 Mengandung fragmen palaezoik
 Dikarakteristikkan berdasarkan kandungan quartz, fragmen silica, slate, philite
dan feldspar.
 Komposisi kimia oksida silica (SiO2) berkisar antara 65-95% dan oksida
alumina berkisar antara 5-12%. Disamping oksida tersebut diatas terdapat pula
senyawa-senyawa lain seperti Titanium oksida, Besi oksida, Mangan oksida,
Magnesium oksida, Kalsium oksida, Natrium oksida, Kalium oksida, Phosphor
oksida, Sulfur oksida, Sulfur, H2O dan CO2.
c. Lithic (Subgraywackes atau Protoquarzites)
 Mengandung fragmen batuan feldspar
 Kandungan feldspar sekitar 10-25%
 Komposisi kimia oksida silica (SiO2) berkisar antara 65-95% dan oksida
alumina berkisar antara 5-12%. Disamping oksida tersebut diatas terdapat pula
senyawa-senyawa lain seperti Titanium oksida, Besi oksida, Mangan oksida,
Magnesium oksida, Kalsium oksida, Natrium oksida, Kalium oksida, Phosphor
oksida, Sulfur, Carbon, H2O dan CO2.
d. Feldspathick (arkose dan subarkose)
 Berasal dari batuan granit
 Kandungan utamanya adalah quartz dan feldspar.

Pengaruh SiO2, Al2O3 dan Fe2O3 dalam semen


a) Silika Ratio

Silika Ratio adalah nilai yang menunjukkan perbandingan antara jumlah SiO2
Terhadap jumlah Fe2O3 dan Al2O3. Umumnya, Silika Ratio bergerak di antara 1,9-
3,2.Lebih baik Silika Ratio berada di antara 2,2-2,6. Terkadang Silika Ratio yang
bernilai lebih besar bisa ditemukan sebagai contoh 3-5 dan terkadang bahkan melebihi
itu, khususnya untuk semen dengan silica yang tinggi dan semen putih portland.
Pengaruh SM > 3.2.
 Tepung baku sulit dibakar dan memerlukan energi tinggi.

14
 Fase cair rendah, thermal load tinggi, terak dusty dan kadar CaO bebas
cenderung tinggi.
 Sifat coating tidak stabil, coating yang terbentuk tidak tahan tedradap
thermal shock sehingga radiasi dari dinding tanur tinggi.
 Merusak bata tahan api.
 Memperlambat pengerasan semen.
 Kuat tekan semen cenderung tinggi
Pengaruh SM < 1.9
 Terak berbentuk bola dan sulit digiling
 Waktu pengikatan semen pendek dan panas hidrasi naik
 Kuat tekan awal semen (3 -7 hari) rendah
 Tanur tidak stabil, kebutuhan energi rendah
 Mudah dibakar, fasa cair tinggi, menyerang bata tahan api

b) Alumina Ratio
Alumina ratio merupakan perbandinga antara Al2O3 dengan Fe2O3. Batasan nilai AR
adalah 1.5 – 2.5.
 Pengaruh AM > 2.5
 Tepung baku sulit dibakar
 Vikositas fasa cair pada temperatur tetap akan naik
 Semen yang dihasilkan mempunyai kuat tekan awal yang tinggi, setting
time pendek, panas hidrasi tinggi, dan ketahanan terhadap sulfat rendah
 Pengaruh AM < 1.5
 Fase cair mempunyai viskositas rendah
 Semen yang dihasilkan mempunyai ketahanan terhadap sulfat tinggi, kuat
tekan awal rendah, panas hidrasi rendah
 AM yang rendah dan tidak adanya SiO2 bebas dalam tepung baku
menyebabkan terak menjadi lengket dan membentuk bola-bola besar
(snowman).

15
Bab III
Penutup

Kesimpulan
Kelembaban adalah banyaknya kandungan uap air di atmosfer. Udara atmosfer
adalah campuran dari udara kering dan uap air.Kelembaban merupakan komponen
cuaca yang mempunyai peranan sangat penting bagi stabilitas kehidupan organisme di
bumi maupun unsur-unsur cuaca yang lain. Dengan menggunakan sampel semen kita
dapat mengetahui kelembapannya dengan tes LOI. Loos On Ignition (LOI) adalah tes
yang digunakan dalam analitikkimia anorganik, khususnya dalam analisis mineral.
Serta dalam semen terkandung senyawa SiO2, Al2O3 dan Fe2O3 dimana senyawa
tersebut akan membentuk mineral tertentu setelah proses kalsinasi. Senyawa tersebut
juga dapat diperoleh dari alam dengan menggunakan beberapa proses contohnya untuk
mendapatkan Al2O3 menerapkan proses bayer. Senyawa ini juga memiliki banyak
kegunaa selain di bidang semen.

16
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Silikon_dioksida

https://id.wikipedia.org/wiki/Ferioksida

https://wawasanilmukimia.wordpress.com/2014/03/07/besi-iiiii-oksida-kegunaannya-
sebagai-pigmen-hitam-dan-katalis/

http://documents.tips/documents/pengertian-kelembaban.html

17

Anda mungkin juga menyukai