Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Heat exchanger adalah alat perpindahan panas dan bisa berfungsi sebagai pemanas
maupun pendingin. Heat exchanger terbagi menjadi 4 yaitu, double pipe-heat exchanger,
shell and tube heat exchanger, jacket dan coil.
Tujuan dari percobaan ini adalah menentukan kecepatan transfer panas pada
berbagai tipe heat exchanger, menentukan koefisien panas overall pada berbagai tipe
heat exchanger dan menentukan keefektifan dari berbagai tipe heat exchanger.
Percobaan ini dilakukan pada heat exchanger tipe concentric tube dan coil and
stirrer. Pada concentric tube ada 2 tipe aliran yang digunakan yaitu cocurrent dan
countercurrent sedangkan coil and stirrer menggunakan 2 operasi yaitu batch dan
continuos.
Kecepatan transfer panas pada concentric heat exchanger untuk aliran cocurrent
sebesar qc 87,4858 BTU/min dan qh 24,859 BTU/min dan aliran countercurrent
adalah qc 99,6419 BTU/min dan qh 18,0535 BTU/min, coil batch tanpa stirrer qc
11,5846 BTU/min dan qh 7,55152515 BTU/min, coil continuous tanpa stirrer adalah
qc 60,0506 BTU/min dn qh 21,55090 BTU/min dan dengan stirrer sebesar qc 38,487
BTU/min dan qh 14,295 BTU/min. Koefisien transfer panas overall pada concentric
heat exchanger aliran cocurrent sebesar 10,51303 W/m2K dan aliran countercurrent
sebesar 8,807183 W/m2K, pada coil continuous dengan stirrer 400rpm sebesar
445,457 BTU/hr.ft2oF.Keefektifan HE pada concentric heat exchanger aliran
concurrent sebesar 0,14971 dan countercurrent sebesar 0,1779.
Kata kunci : concentric heat exchanger, coil vessel with stirrer, fluida cair.
PERCOBAAN 2
HEAT EXCHANGER
2.1 PENDAHULUAN
(a) (b)
Gambar 2.2 Heat Exchanger Shell and Tube, (a) Square Pitch dan (b)
Triangular Pitch
Keuntungan square pitch adalah bagian dalam tube-nya mudah dibersihkan dan
pressure drop-nya rendah ketika mengalir di dalamnya (fluida)
(Kern, 1983).
TC,in(cold)
TH,in(hot)
TH,in(hot)
TC,out(hot)
Hot water
Cold water
Hot outlet
Cold Cold
inlet outlet
Gambar 2.5 Skema dari Jacketed Vessel with Coil and Stirrer
(Tim dosen teknik kimia, 2009).
Keefektifan heat exchanger adalah ratio/perbandingan transfer panas actual
dengan transfer panas maksimum yang mungkin terjadi. Keefektifan heat exchanger
(ε) :
Karena itu, jika kita mengetahui keefektifan heat exchanger, kita bisa menentukan
kecepatan transfer panas:
q q act .qmax
q .mcpmin Th ,in Tc ,in .........(2.3)
Di mana dA adalah luas permukaan yang diperlukan untuk transfer panas dQ pada
point di dalam exchanger di mana overall heat transfer coefficient adalah U dan
overall bulk temperature difference di antara dua aliran ΔT. Overall heat transfer
berhubungan dengan individual film heat transfer coefficient dan fouling dan wall
resistance.
1
Uo = 1 𝑥.𝐴𝑜 𝐴 ……(2.5)
⁄ℎ + 𝑅𝑜𝑑 + ⁄𝑘 .𝐴 + (1⁄ℎ + 𝑅𝑖𝑑 ) 𝑜⁄𝐴
𝑜 𝑤 𝑤 𝑖 𝑖
Persamaan 2.5. diintegralkan untuk memberikan area terluar yang diperlukan untuk
transfer total head load QT.
QT dQ
Ao = ∫
o Uo .∆T
…… (2.6)
Pada beberapa kasus, perlu dilakukan evaluasi Uo dan ΔT pada beberapa tingkat
harga dan secara numerik atau integrasi grafik. Untuk beberapa kasus praktikal,
mungkin untuk menghitung konstanta mean overall coefficient Um dari persamaan
2.6 dan dapat dihasilkan sebuah hubungan mean value dari ΔTm
Uo
Ao = U ……(2.7)
m .∆Tm
(Perry, 1997).
Perbedaan temperatur antara dua fluida dalam heat-exchanger secara umum,
berubah dari satu titik ke titik lainnya. The mean temperature difference (ΔTm atau
LMTD) bisa dihitung dari temperatur terminal dari dua aliran dengan asumsi yang
valid:
1. Semua elemen disebabkan oleh aliran fluida memiliki thermal history yang sama
pada exchanger.
2. Exchanger beroperasi pada keadaan steady-state.
3. Pada tiap aliran specific heat adalah konstan.
4. Overall heat transfer coefficient konstan.
5. Heat losses diabaikan
(Perry, 1997).
Sebelum menentukan luas permukaan panas alat penukar kalor, maka
ditentukan dulu nilai dari ΔT . ΔT dihitung brdasarkan temperatur dari fluida yang
masuk dan keluar. Selisih temperatur rata-rata logaritmik (Tlm) (logaritmic mean
overall temperature difference-LMTD) dapat dihitung dengan formula berikut :
a b
dTh
Th, in
mh
T dTc Th, out
Ta
Tb
mc
Tc, in dA
Tc, out
0 Atotal
Area
LMTD
T1 t2 T2 t1
ln
T1 t2 ...........(2.10)
T2 t1
Untuk aliran co-current :
a b
Th, in
mh
dTh
Th, out
Ta T
Tc, out
dTc
mc
Tc, in dA
0 Atotal
Area
LMTD
T1 t1 T2 t2
ln
T1 t1 ............(2.11)
T2 t2
Secara umum , formula itu ditulis sebagai berikut :
ΔTmax ΔTmin
LMTD .............(2.12)
ΔTmax
ln
ΔTmin
Koefisien transfer panas overall sering berkurang akibat adanya timbunan
kotoran pada permukaan transfer panas yang disebabkan oleh scale dan sebagainya.
Kotoran ini bisa terjadi pada kedua permukaan dinding, akibatnya dapat menurunkan
unjuk kerja heat exchanger.
Pada umumnya pabrik heat exchanger tidak bisa menetapkan kecepatan
penimbunan kotoran. Oleh sebab itu, keefektifan heat exchanger bisa dijamin hanya
pada kondisi baru atau tanpa ada penimbunan kotoran, sehingga penimbunan kotoran
akan memperbesar tahanan heat exchanger. Fouling factor dapat didefinisikan
sebagai berikut :
1 1
Rf .............(2.13)
UD U
Transfer panas antara dua fluida melalui sebuah dinding pemisah secara umum
dapat dituliskan sebagai berikut :
kA
q ( )
L T1 T 2
.............(2.14)
k
(Source, Coulson, J.M dan Richardson, J.F. 1999, “Chemical Engineering Volume 6,
An Introduction to Chemical Engineering Design”, page 640).
2.3 METODOLOGI PERCOBAAN
Deskripsi Alat :
9 21
7 14
8 15 22 16
20
23
26
6 24
Multy head exchanger
25
1
10
11 12 29
30
13 34 33 27 19
31 17 18
32 28
Keterangan alat :
1. Hot water inlet to rotameter 18. Pump ON-OFF switch
2. Flow control valve, hot water 19. Main switch
3. Flow control valve, cold water 20. Temperature control
4. Rotameter (flow meter), hot water 21. Flow rate display, hot
5. Rotameter (flow meter), cold water 22. Flow rate display, cold
6. Cold water inlet to the system 23. Temperature display, cold
7. Cold water outlet to the discharge 24. Temperature display, hot
8. Councentric tube inlet, hot water CH1 25. Selector switch, temperature,cold
9. Councentric tube inlet, cold water CC1 26. Selector switch, temperature, hot
10. Plate inlet, hot water PH1 27. Shell and tube outlet, hot SH2
11. Plate inlet, cold water PC1 28. Shell and tube outlet, hot SC2
12. Plate outlet, hot water PH2 29. Shell and Tube Heat Exchanger
13. Plate outlet, cold water PC2 30. Plate Heat Exchanger
14. Hot water inlet to the system 31. Shell and tube inlet, cold SC1
15. Concentric Tube Heat Exchanger 32. Shell and tube inlet, hot SH1
16. Speed Control 33. Concentric tube outlet, cold CC2
17. Heater ON-OFF switch 34. Concentric tube outlet, hot CH2
2.3.2. Bahan
Bahan yang digunakan adalah:
- Air kran
9b
9a
6 7
3
2
8a 8
2.3.3.2.2. Counter-current
1. Mematikan pompa.
2. Menghubungkan inlet air dingin (1) ke SC2 (7).
3. Menghubungkan SC1 (2) ke outlet air dingin (4)
4. Mengulangi langkah seperti pada co-current
1 8b 4 5
9b
9a
6 7
3
2
8a 8
Tabel 2.2 Hasil Pengamatan concentric tube aliran cocurrent (cold fluid).
NO TC1 TC2 TC1 TC2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 28 31 82,4 87,8 5,4 29,5 85,1
2 28 37 82,4 98,6 16,2 32,5 90,5
3 28 42 82,4 107,6 25,2 35 95
4 28 41 82,4 105,8 23,4 34,5 94,1
5 28 41 82,4 105,8 23,4 34,5 94,1
Tabel 2.3 Hasil Pengamatan concentric tube aliran countercurrent (hot fluid).
NO TH1 TH2 TH1 TH2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 52 51 125,6 123,8 1,8 51,5 63,29368
2 58 53 136,4 127,4 9 55,5 68,6972
3 58 51 136,4 123,8 12,6 54,5 68,6929
4 57 52 134,6 125,6 9 54,5 67,7929
5 56 50 132,8 122 10,8 53 66,8933
Tabel 2.4 Hasil Pengamatan concentric tube aliran countercurrent (cold fluid).
NO TC1 TC2 TC1 TC2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 30 42 86 107,6 21,6 36 96,8
2 30 42 86 107,6 21,6 36 96,8
3 30 42 86 107,6 21,6 36 96,8
4 30 42 86 107,6 21,6 36 96,8
5 30 41 86 105,8 21,6 36 95,9
Tabel 2.5 Hasil Pengamatan coil vessel batch tanpa stirrer (hot fluid).
NO TH1 TH2 TH1 TH2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 52 50 125,6 122 3,6 51 63,29381
2 58 53 136,4 127,4 9 55,5 68,6927
3 59 53 138,2 127,4 10,8 56 69,5928
4 61 56 141,8 132,8 9 58,5 71,39197
5 57 55 136,4 131 3,6 56 67,79258
Tabel 2.6 Hasil Pengamatan coil vessel batch tanpa stirrer (cold fluid).
NO TC1 TC2 TC1 TC2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 29 38 84,2 100,4 16,2 33,5 92,3
2 29 40 84,2 104 19,8 34,5 94,1
3 29 42 84,2 107,6 23,4 35,5 95,9
4 29 44 84,2 111,2 27 36,5 97,7
5 29 46 84,2 114,8 30,6 37,5 99,5
Tabel 2.7 Hasil Pengamatan coil vessel batch dengan stirrer 400rpm (hot fluid).
NO TH1 TH2 TH1 TH2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 53 52 127,4 125,6 1,8 52,5 64,1954
2 60 54 140 129,2 10,8 57 70,4923
3 59 54 138,2 129,2 9 56,5 69,5924
4 61,5 55 142,7 142,7 11,7 58,25 71,8424
5 53 54 145,4 145,4 16,2 58,5 73,1919
Tabel 2.8 Hasil Pengamatan coil vessel batch dengan stirrer 400rpm (cold fluid).
NO TC1 TC2 TC1 TC2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 28 31 82,4 87,8 5,4 29,5 85,1
2 28 35 82,4 95 12,6 31,5 88,7
3 28 36 82,4 96,8 14,4 32 89,6
4 28 37 82,4 98,6 16,2 32,5 90,5
5 28 37 82,4 98,6 16,2 32,5 90,5
Tabel 2.9 Hasil Pengamatan coil vessel continuous tanpa stirrer (hot fluid).
NO TH1 TH2 TH1 TH2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 56 52 132,8 125,6 7,2 54 66,89
2 57 56 134,6 132,8 1,8 56,5 67,79
3 59 57 138,2 134,6 3,6 58 69,59
4 59 58 138,2 136,4 1,8 58,5 69,59
5 59 57 138,2 134,6 3,6 58 69,59
Tabel 2.10 Hasil Pengamatan coil vessel continuous tanpa stirrer (cold fluid).
NO TC1 TC2 TC1 TC2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 30 35 86 95 9 32,5 90,5
2 30 39 86 102,2 16,2 34,5 94,1
3 30 37 86 98,6 12,6 33,5 92,3
4 30 39 86 102,2 16,2 34,5 94,1
5 30 40 86 104 18 35 95
Tabel 2.11 Hasil Pengamatan coil vessel continuous dengan stirrer 400rpm(hot
fluid).
NO TH1 TH2 TH1 TH2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 53 52 127,4 125,6 1,8 52,5 64,19
2 52 50 125,6 122 3,6 51 63,29
3 57 52 134,6 125,6 9 54,5 67,79
4 58 53 136,4 127,4 9 55,5 68,69
5 58 52 136,4 125,6 10,8 55 68,69
Tabel 2.12 Hasil Pengamatan coil vessel continuous dengan stirrer 400rpm(cold
fluid).
NO TC1 TC2 TC1 TC2 ∆T TAVG
(oC) (oC) (oF) (oF) (oF) (oC) (oF)
1 30 34 86 93,2 7,2 32 89,3
2 30 35 86 95 9 32,5 90,5
3 30 35 86 95 9 32,5 90,5
4 30 35 86 95 9 32,5 90,5
5 30 34 86 93,2 32 32 89,6
2.4.2 Hasil Perhitungan Jacket Vessel Continous Operation Cold Water
2.4.2.1 concentric tube cocurrent
Tabel 2.13 hasil perhitungan concentric tube aliran cocurrent (hot fluid)
Th1 Th2 Th1 Th2 ∆t Tavg ρ
Lbm.ft^-
oC oF oF oC oF g.cm^-1 kg/m^3
1
60 44 140 111.2 28.8 52 70.4936 0.98712 61.62393 987.09207
61 58 141.8 136.4 5.4 59.5 71.3917 0.98345 61.3945 983.41717
59 52 138.2 125.6 12.6 55.5 69.5927 0.98541 61.51686 985.37712
59 58 138.2 136.4 1.8 58.5 69.592 0.98394 61.42509 983.90716
59 54 138.2 129.2 9 56.5 69.5925 0.98492 61.48627 984.88713
Tabel 2.14 hasil perhitungan concentric tube aliran cocurrent (cold fluid)
Tc1 Tc2 Tc1 Tc2 ∆t Tavg ρ
Lbm.ft^-
oC oF oF oC oF g.cm^-1 kg/m^3
1
28 31 82.4 87.8 5.4 29.5 85.1 0.99583 62.16736 995.79682
28 37 82.4 98.6 16.2 32.5 90.5 0.99483 62.10494 994.79685
28 42 82.4 107.6 25.2 35 95 0.99395 62.05031 993.92188
28 41 82.4 105.8 23.4 34.5 94.1 0.99413 62.06124 994.09687
28 41 82.4 105.8 23.4 34.5 94.1 0.99413 62.06124 994.09687
Tabel 2.14 lanjutan
massa
cp
(m) qc miu k LMTD
Btu/lb
m*Cp*∆t m*cp lb/ft hr Btu/(hr)(ft^2)(oF/ft)
oF ρ*Q oF
1.04 4.390682 24.6581 4.5663092 2.057 0.356045455
1.06 4.386273 75.3211 4.6494492 1.9844 0.3585
1.07 4.382415 118.167 4.68918392 1.936 0.360545455
1.069 4.383186 109.644 4.68562633 1.9118 0.360136364
1.069 4.383186 109.644 4.68562633 1.9118 0.360136364
Tabel 2.17 hasil perhitungan concentric tube aliran countercurrent (cold fluid)
Tc1 Tc2 Tc1 Tc2 ∆t Tavg ρ
oC oF oF oC oF g.cm^-1 Lbm.ft^-1 kg/m^3
30 42 86 107.6 21.6 36 96.8 0.9936 62.02846 993.5719
30 42 86 107.6 21.6 36 96.8 0.9936 62.02846 993.5719
30 42 86 107.6 21.6 36 96.8 0.9936 62.02846 993.5719
30 42 86 107.6 21.6 36 96.8 0.9936 62.02846 993.5719
30 41 86 105.8 19.8 35.5 95.9 0.993775 62.03939 993.7469
120 qh Co
Current
100
qc Co
80
Current
Um
60
qh Counter
40 Current
20 qc Counter
Current
0
0 1 2 3 4 5 6
Data
Gambar 2.11 Hubungan antara q terhadap data concentric aliran Co-current dan
countercurrent
Dari gambar diatas dapat dilihat antara Qh dan Qc pada aliran co-current
bahwa nilai Qc yang diperoleh lebih besar daripada nilai Qh. Nilai kecepatan
perpindahan panas pada fluida panas (Qh) yang diperoleh berkisar antara 83080-
146790 Btu/jam. Sedangkan nilai kecepatan transfer panas pada fluida dingin (Qc)
adalah berkisar antara 805273-1006187 Btu/jam. Perbedaan antara nilai Qh dan Qc
ini disebabkan oleh perubahan temperature dari fluida dingin keluar dengan fluida
dingin yang masuk lebih besar daripada perubahan temperature fluida panas yang
keluar dan masuk. Terdapat perbedaan panas/temperatur antara fluida yang masuk
dalam heat exchanger dengaan temperature fluida yang keluar dari heat exchanger
tersebut hal ini dikarenakan adanya transfer panas dari fluida panas yang berada di
dalam shell ke fluida dingin yang berada didalam tube. Sehingga temperature dari
fluida dingin meningkat setelah keluar dari tube sedangkan fluida panas
temperaturnya menjadi menurun. Penurunan temperature fluida panas ini dikarenakan
sebagian kalornya ditransferkan ke fluida dingin dan digunakan untuk memanaskan
fluida tersebut.
Secara teoritis, kalor yang dilepas fluida panas diambil oleh fluida dingin.
Perbedaan antara nila Qh dan Qc menandakan terjadinya kehilangan panas pada alat
penukar panas yang dipengaruhi oleh karakteristik material penghantar kalor, kondisi
percobaan, dan juga keefektifan dari tipe HE tersebut. Selain itu dapat pula
disebabkan oleh isolasi panas yang kurang memadai sehingga terjadi perpindahan
kalor ke udara sekitar yang tidak dikehendaki (McCabe, 1999).
Begitu pula pada aliran counter current, nilai dari kecepatan perpindahan
panad pada fluida panas (Qh) lebih kecil dibandingkan dengan kecepatan
perpindahan panas pada fluida dingin (Qc). Hal tersebut dapat terlihat pada gambar
berikut ini :
qh vs Um
30
25
20
Um
15
Co current
10
counter current
5
0
0 20 40 60 80
qh
Gambar 2.12 Hubungan antara qhpada aliran dan Um concentric aliran concurrent
dan counter current
Berdasarkan gambar 2.12 terlihat bahwa pada aliran counter current nilai Qh
yang diperoleh lebih kecil dari pada nilai Qc. Pada pengamatan data ke 1-5 diperoleh
nilai Qh berkisar antara 81586-122355 Btu/jam. Sedangkan kecepatan perpindahan
panas pada fluida dingin mempunyai nilai berkisar antara 986458-1006187 Btu/jam.
Nilai yang diperoleh naik turun, hal ini dikarenakan oleh proses pemanasan dari
fluida panas yang belum sempurna (belum konstan) yang mengakibatkan kenaikan
suhu masuk dan keluar pada fluida panas dan secara tiba-tiba konstan sehingga
menyebabkan suhu mula-mula menjadi turun. Perbedaan antara nilai Qh dan Qc
disebabkan oleh karakteristik material penghantar kalor, kondisi percobaan, dan juga
keefektifan dari tipe HE tersebut. Selain itu dapat pula disebabkan oleh isolasi panas
yang kurang memadai sehingga terjadi perpindahan kalor ke udara sekitar
Berdasarkan hasil yang diperoleh nilai Qh dan Qc pada aliran co-current dan
counter current menunjukan sedikit perbedaaan. Secara umum nilai Qh dan Qc pada
aliran counter current lebih besar daripada aliran co-current. Hal ini sesuai dengan
teori yang menyatakan dimana aliran counter current akan membuat suhu keluar
fluida yang satu mendekati suhu masuk fluida yang kedua (THin ≈ Tcout dan Thin ≈
Tcin). Sehingga kalor yang dipindahkan menjadi lebih besar.
Hal ini disebabkan Qh merupakan panas yang dipindahkan selama proses berlangsung,
yang sudah tentu mempengaruhi koefisien perpindahan panas pada permukaan rata-
rata heat exchanger. Dari hasil perhitungan nilai Um yang diperoleh pada aliran co-
current untuk pengambilan data 1-5 berturut-turut adalah 3,6436; 5,0051; 3,9618;
4,2391; dan 2,5536. Sedangkan pada aliran counter current nilai Um yang diperoleh
berturut-turut adalah 3,0317; 3,0028; 3,5556; 4,3273 dan 3,5556.
Nilai koefisien transfer panas overall terbesar terdapat pada aliran co-current.
Hal ini tidak sesuai dengan teori, seharusnya aliran counter current memiliki nilai Um
terbesar. Hal ini dikarenakan pada aliran counter current atau berlawanan arah dapat
membuat suhu keluar fluida yang satu mendekati suhu fluida masuk fluida yang
keluar, dimana salah satu fluida mengalami perbedaan suhu terbesar beda suhu
maksimum yang terdapat pada heat exchanger tersebut, yaitu selisih antara suhu
masuk fluida panas dan dingin. Tetapi pada percobaan ini dipengaruhi oleh adanya
fouling factor, sehingga mengakibatkan adanya timbunan kotoran pada permukaan
transfer panas yang disebabkan oleh scale, karat dan sebagainya. Hal inilah yang
mengakibatkan nilai Um berkurang sehingga kerja dari heat exchanger yang
digunakan tidak maksimal.
Um vs E
0.1600
0.1400
0.1200
0.1000
0.0800
e
Co-Current
0.0600
Counter Current
0.0400
0.0200
0.0000
0 1 2 3 4 5 6
Um
Gambar 2.13 Hubungan antara Um dan Efektifitas (e) pada aliran co-current dan
counter current
Berdasarkan gambar diatas dapat terlihat bahwa pada aliran co-current maupun
counter current menunjukan bahwa semakin besar Um maka nilai efektivitas akan
semakin besar pula. Hal ini dikarenakan Um yang merupakan koefisien panas overall
pada permukaan rata-rata heat exchanger besar, sudah pasti hal ini menunjukan bahwa
kinerja heat exchanger baik atau memiliki nilai efektivitas yang tinggi. Dari hasil
perhitungan diperoleh nilai efektivitas pada aliran co-current secara berturut-turut
adalah 0,1136; 0,1489; 0,1277 dan 0,0870 sedangkan pada aliran counter current nilai
efektivitasnya berturut-turut adalah 0,0952; 0,0952; 0,1136; 0,1364 dan 0,1136. Dari
data tersebut terlihat bahwa nilai efektivitas pada aliran co-current lebih besar
daripada aliran counter current. Seharusnya berdasarkan teori aliran counter current
lebih efektif mentransfer panas dari pada aliran co-current, Hal ini dikarenakan pada
aliran counter current atau berlawanan arah dapat membuat suhu keluar fluida yang
satu mendekati suhu fluida masuk fluida yang keluar, dimana salah satu fluida
mengalami perbedaan suhu terbesar beda suhu maksimum yang terdapat pada heat
exchanger tersebut, yaitu selisih antara suhu masuk fluida panas dan dingin. Tetapi
pada percobaan ini dipengaruhi oleh adanya fouling factor, sehingga mengakibatkan
adanya timbunan kotoran pada permukaan transfer panas yang disebabkan oleh scale,
karat dan sebagainya. Sehingga mengakibatkan suhu pada outlet hot water semakin
besar. Seharusnya apabila transfer panas terjadi maka suhu outlet hot water akan
menurun.
coil 0 rpm
200
150 coil 400 rpm
100
50
0
0 20 40 60 80
qc
Gambar 2.19 menyatakan hubungan antara qc dengan hi yang berbeda pada coil tanpa
stirrer (0 rpm) dengn coil dengan stirrer (400rpm), dimana pada prosestransfer panas
berpengaruh dalam pengadukan fluidanya. Tanpa pengadukan, koefesien transfer
panas bernilai 0 atau dianggap tidak ada, karena tanpa adanya stirrer maka fluida
dalam vessel yang akan dipanaskan tidak stabil untuk meratakan transfer panas dalam
tiap titik tertentu. Sedangkan pada coil dengan stirrer yang memeiliki kecepatan
pengaduk 400rpm dapat dihitung hi dengan perolehan data sebesar 436,2381 ;
451,6025 ; 451,6026 ; 451,6025 dan 436,2381 BTU/hr.ft2oF. Hal ini dapat disimpulkan
bahwa kecepatan pengaduk mempengaruhi besarnya koefisien transfer panas dalam
penggunaan coil.
500
450
400
350
300
250 Coil 0 rpm
hi
Gambar 2.15 hubungan antara qc terhadap data dalam coil continuous operation
70
60
50
qh C0
40
q
qc C0
30
qh C400
20 qc C400
10
0
0 1 2 3 4 5 6
Data
Gambar 2.16 hubungan antara q dengan data dalam coil continuous operation
Gambar 2.16 menunjukkn hubungan kecepatan transfer panas dalam data pada
kondisi tanpa stirrer (0rpm) dan dengan stirrer 400rpm. Hubungannya adalah semakin
besar waktu (1 sampai 5 menit) maka nilai qc dan qh semakin besar, namun pada
kondisi dengan stirrer diperoleh penurunan pada waktu ke-5 dalam qc. Hal ini
dikarenakan kondisi turbulensi aliran dapat membuat pengurangan dalam kecepatan
transfer panasnya.
2.5 PENUTUP
2.5.1 Kesimpulan
Dari hasil percobaan dapat ditarik kesimpulan antara lain adalah :
1. Kecepatan transfer panas pada concentric heat exchanger untuk aliran cocurrent
sebesar qc 87,4858 BTU/min dan qh 24,859 BTU/min dan aliran countercurrent
adalah qc 99,6419 BTU/min dan qh 18,0535 BTU/min, coil batch tanpa stirrer
qc 11,5846 BTU/min dan qh 7,55152515 BTU/min, coil continuous tanpa stirrer
adalah qc 60,0506 BTU/min dn qh 21,55090 BTU/min dan dengan stirrer
sebesar qc 38,487 BTU/min dan qh 14,295 BTU/min.
2. Koefisien transfer panas overall pada concentric heat exchanger aliran cocurrent
sebesar 10,51303 W/m2K dan aliran countercurrent sebesar 8,807183 W/m2K,
pada coil continuous dengan stirrer 400rpm sebesar 445,457 BTU/hr.ft2oF.
3. Keefektifan HE pada concentric heat exchanger aliran concurrent sebesar
0,14971 dan countercurrent sebesar 0,1779.
2.5.2 Saran
Coulson, J.M. dan Richardson, J.F., 2002, Chemical Engineering Volume 6 Fourth
Edition, Chemical Engineering, vol. 6 Particle Technology and Separation
Process, Butterworth-Heinemann, New York.
Geankoplis, C.J., 1983, Transport Processes and Unit Operation, Edisi 2, Erlangga,
Jakarta.
Hackett, L. A. & Mann, R., 1988. “Fundamental of Gas Liquid Mixing in A Stirred
Vessel : An Analitic Uses Network of Back Mixed Zone”. AIDIC: Italy
Mc. Cabe, W.L, dkk., 1999, Operasi Teknik Kimia 2, Erlangga, Jakarta.
Sitompul, T.M., 1993, Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger), Citraniaga Rajawali
Press, Jakarta.
Smith, J.M 1981, Chemical Engineering Kinetics, 3rd Edition, Mc Graw Hill
BookCompany, New York.
Tim Dosen Teknik Kimia, 2011, Penuntun Praktikum Operasi Teknik Kimia 2,
Program Studi S1 teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung
Mangkurat, Banjarbaru.
rd = outside radius, m
r1 = inside radius, m
Dit : a) ∆t ?
b) TAVG ?
c) ρ?
d) cp ?
e) massa ?
f) qh ?
g) k ?
h) μ ?
jawab :
TH 1 TH 2
b) TAVG untuk hot fluid =
2
= 140oF – 111,2 oF / 2
= 70,49356 oF = 52 oC
TC 1 TC 2
TAVG untuk hot fluid =
2
= 82,4oF – 87,8 oF / 2
= 85,1oF = 29,5 oC
T (OC) ρ (g/cm3)
20 0,9982
30 0,9957
40 0,9922
50 0,9881
60 0,9832
hf - 1 Thf T1
2 - 1 T 2 T1
ρ hf 0,98712 g/cm3
ρ hf 61,62393 lbm/ft3
Cf - 1 TCf T1
2 - 1 T 2 T1
Cf - 0,9882 29,5C 20C
0,9957 - 0,9882 30C 20C
ρ cf = 0,995825 g/cm3
ρ cf = 62,16736 lbm/ft3
Cp untuk cold fluid pada T = 85,1 oF adalah sebesar 1,04 2,17615 lbm/min
= 2,17615 lbm/min
= 4,390682 lbm/min
= 62,67313 BTU
= 24,65807 BTU
32 0,33
85 0,356
Melakukan interpolasi, k untuk hot fluid pada T = 70,49536 oF
K hf - K1 Thf T 1
K 2 - K1 T 2 T1
K hc - K1 Thc T 1
K 2 - K1 T 2 T1
2) Contoh perhitungan untuk aliran cocurrent dan countercurrent pad harga LMTD.
Diketahui :
do = 12,66 mm = 0,04154 ft
di = 10,6 mm = 0,03478 ft
l = 160 mm = 0,52493 ft
п = 3,14
Uo = q/Ao . do
= 62,673/п . l . do . ∆T
= 62,673/(3,14)(0,52493)(0,04154)(37,9668)
= 24,11157 W/m2 п
Ui = q/Ai . do. ∆T
= q/п . l . di . ∆T
= 62,673/(3,14)(0,52493)(0,03478)(37,9668)
= 28,7974026 W/m2 K
Um = q/A . . ∆T
= q/п . l .( di + do /2) . ∆T
= 62,673/(3,14)(0,52493)(0,03816)(37,9668)
= 26,24699 W/m2 K
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat pada table 2.15 dan 2.18
m cp (min) = 4,566309197
Th in = 140oF
Tcin = 82,4oF
Dit : E = ?
Jawab :
E = 62,673/(4,566309197)(140oF-82,4oF) = 0,238283
Hasil perhitungan data selanjutnya dapat dilihat pada table 2.15 dan 2.18
1) perhitungan . ∆t :
= 104 oF – 100,4 oF = 2 oF
b) Untuk coil batch dengan stirrer dan tanpa stirrer sama seperti
perhitungan pada concentric heat exchanger
2) perhitungan TAVG
= 63,29381 oF
TAVG untuk cold fluid (1) = TC1 + TC2/2 =84,2 oF + 100,4 oF/2
= 92,3 oF
3) perhitungan densitas
4) perhitungan massa
5) Perhitungan cp
6) Perhitungan qh dan qc
7) Perhitungan п dan k
Dik : L = 4 cm = 0,1312332 ft
Di = 14,5 cm = 0,4757 ft
Ditanya : a) Re ?
b) Jc ?
c) hi?
jawab :
1/ 3 0 ,14
c
c) hi = Jc k/Di w
1/ 3
1,059 BTU / lb F .2,0086lb / ft.hr
= 10,184
0,3580909 BTU / hr. ft ( F / ft )
2
= 436,23814 BTU/hr.ft2 oF