Anda di halaman 1dari 17

TUGAS DISCOVERY LEARNING

KOMPREHENSIF 4

“KONSEP PEMERIKSAAN PERKEMBANGAN FISIK PADA ANAK”

DISUSUN OLEH :

HASNA RAIDA RUMAISHA

6C-KEPERAWATAN

201502093

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN

2017/2018
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI PADA ANAK
Definisi
Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros
artinya ukuran. Antropometri berarti ukuran dari tubuh.
Metode antropometri adalah menjadikan ukuran tubuh manusia sebagai alat menentukan
status gizi manusia. Konsep dasar yang harus dipahami dalam menggunakan antropometri secara
antropometri adalah konsep pertumbuhan. Antropometri gizi adalah berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan
tingkat gizi.
Syarat yang Mendasari Penggunaan Antropometri
a. Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, mikrotoa,
dan alat pengukur panjang bayi yang dapat dibuat sendiri dirumah.
b. Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengan mudah dan objektif
c. Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus profesional, juga oleh tenaga
lain setelah dilatih untuk itu.
d. Biaya relatif murah
e. Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas.
f. Secara alamiah diakui kebenaranya.
Kelemahan dan Kelebihan Antropometri
1. Kelemahan antropometri
a. Tidak sensitive
b. Faktor diluar gizi (penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi)
c. Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempungaruhi presisi, akurasi, dan
validitas pengukuran antropometri gizi. Kesalahan terjadi karena:
1) PengukuraN
2) Perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan
3) Analisis dan asumsi yang keliru
d. Sumber kesalahan, biasanya berhubungan dengan:
1. Latihan petugas yang tidak cukup
2. Kesalahan alat atau alat tidak ditera
3. Kesulitan pengukuran.
2. kelebihan antropometri
a. prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel cukup besar.
b. Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli
c. Alat murah, mudah di bawa, tahan lama, dapat di pesan dan di buat di daerah setempat
d. Metode ini tepat dan akurat, karena dapat di bakukan
e. Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau
f. Ummumnya dapat mengidentifikasi status buruk, kurang dan baik, karena sudah ada
ambang batas jelas.
g. Dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi
ke generasi berikutnya.

Jenis Parameter Antropometri Pada Anak


Umur
Faktor umur sangat penting dalam menentukan status gizi. Menurut Puslitbang Gizi Bogor
(1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh dan untuk anak 0-2 tahun digunakan
bulan penuh.

Contoh : tahun usia penuh.


Umur : 7 tahun 2 bulan dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan dihitung 6 tahun.
Contoh : bulan penuh
Umur : ~ 5 bulan 5 hari di hitung 5 bulan
~ 7 bulan 14 hari dihitung 7 bulan
Berat badan
Merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan pada bayi
baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi normal atau BBLR.
Penurunan berat badan merupakan yang sangat penting karena mencerminkan masukan kalori
yang tidak adekuat.
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan:
1. Parameter yang baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat.
2. Memberi gambaran status gizi sekarang dan gambaran yang baik tentang pertumbuhan
3. Merupakan ukuran antropometri yang sudah dipakai secara umum dan luas.
4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh ketrampilan pengukur
5. KMS (Kartu Menuju Sehat) yang digunakan sebagai alat yang baik untuk pendidikan dan
monitor kesehatan anak menggunakan juga berat badan sebagai dasar pengisian.
Alat yang digunakan di lapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
1. Mudah digunakan dan dibawa dari satu tempat ke tempat lain.
2. Mudah diperoleh dan relatif murah harganya.
3. Ketelitian penimbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
4. Skala mudah dibaca
5. Cukup aman untuk menimbang anak balita.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menimbang berat badan anak:
1. Pemeriksaan alat timbangan
2. Anak balita yang ditimbang
3. Keamanan
4. Pengetahuan dasar petugas.

Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan


skeletal. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan. Tinggi badan relative kurang
sensitive pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat gizi
terhadap tinggi badan akan tampak dalam waktu yang relative lama. Pada keadaan normal, tinggi
badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
Pada anak dibawah usia lima tahun dilakukan secara berbaring. .Pengukuran dilakukan
dari telapak kaki sampai ujung puncak kepala.
Cara Pengukurannya :
a. Letakkan kepala bayi pada garis tengah alat pengukur. Letakkan lutut bayi secara lembut
b. Dorong sehingga kaki ekstensi penuh dan mendatar pada meja ukuran
c. Hitung berapa panjang bayi tersebut dengan melihat angka pada tumit bayi.
Jika pengukuran dilakukan saat berdiri maka posisi anak harus berdiri tegak lurus, sehingga
tumit, bokong dan bagian atas punggung terletak pada dalam 1 garis vertical, sedangkan liang
telinga dan bagian bawah orbita membentuk satu garis horizontal.
Cara mengukur:
1. Tempelkan dengan paku mikrotoa tersebut pada dinding yang lurus datar sehingga tepat 2
meter.
2. Lepaskan sepatu atau sandal.
3. Anak harus berdiri tegak seperti sikap siap sempurna
4. Turunkan mikrotoa sampai rapat pada kepala bagian atas, siku-siku harus lurus
menempel pada dinding.
5. Baca angka pada skala yang nampak pada lubang dalam gulungan mikrotoa.
6. Pertambahan berat badan dan tinggi badan sesuai umur anak dapat dilihat melalui table
berikut :
NO. USIA BERAT BADAN TINGGI BADAN
1. Baru lahir – 6 bulan Bertambah 140-220 gr (2XBBL) Bertambah
2,5cm/bulan
2. 6-12 bulan 85-140gr (3XBBL) 1,25cm/bulan
3. Balita 2-3 kg/tahun Pada tahun kedua
kira-kira 12cm
Pada tahun ketiga
kira-kira 6-8 cm
4. Pra sekolah 2-3 kg/tahun 6-8 cm/tahun
5. Usia sekolah 2-3 kg/tahun 5-25 cm/tahun

Lingkar Lengan Atas (LILA)

Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi, karena mudah, murah, dan
cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang susah diperoleh. LILA memberikan
gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. LILA mencerminkan
cadangan energy, sehingga dapat mencerminkan :
a. Status KEP pada balita
b. KEK pada ibu WUS dan ibu hamil: resiko bayi BBLR
Kesalahan pengukuran LILA (ada berbagai tingkat ketrampilan pengukur) relatif lebih besar
dibandingkan dengan tinggi badan, mengingat batas antara baku dengan gizi kurang, lebih
sempit pada LILA dari pada tinggi badan.
Ambang batas pengukuran LILA pada bayi umur 0-30 hari yaitu ≥ 9,5 cm. sedangkan pada
balita yaitu < 12,5cm.
Cara mengukur LILA pada bayi:
· Tentukan posisi pangkal bahu
· Lengan dalam keadaan bergantung bebas, tidak tertutup kain atau pakaian
· Tentukan posisi ujung siku dengan cara siku dilipat dengan telapak tangan kea rah perut.
· Tentukan titik tengah antara pangkal bahu dan ujung siku siku dengan menggunakan pita
LILA,dan beri tanda dengan pulpen (sebelumnya minta izin kepada pasien). Sebelumnya
perhatikan titik nolnya.
· Lingkarkan pita LILA sesuai dengan tanda pulpen di sekeliling lengan responden sesuai
tanda.
· Masukkan ujung pita di lubang yang ada pada pita LiLA
· Pita di tarik dengan perlahan, jangan terlalu ketat atau longgar
· Baca angka yang di tunjukkan oleh tanda panah pada pita LiLA (kea rah angka yang lebih
besar)
· Tulis hasil pembacaannya.

Lingkar Kepala

Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak praktis, yang
biasanya untuk memeriksa keadaan patologi dari besarnya kepala atau peningkatan ukuran
kepala. Lingkar kepala bayi yang baru lahir di Indonesia rata-rata 3 cm dan di Negara maju 3,5
cm. kemudian pada usia 6 bulan menjadi 40 cm (bertambah 1,5 cm setiap bulan). Pada umur 1
tahun lingkar kepala mencapai 45-47 cm (bertambah 0,5 cm tiap bulan). Pada usia 3 tahun
menjadi 50 cm dan pada umur 10 tahun 53 cm.
Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak pun
meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak menggambarkan
keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan tengkorak
dapat bervariasi sesuai keadaan gizi.
Alat dan tehnik pengukuran : Alat yang sering digunakan dibuat dari serat kaca (fiber
glas) dengan lebar kurang dari 1 cm, fleksibel, tidak mudah patah, pengukuran sebaiknya dibuat
mendekati 1 desimal, caranya dengan melingkarkan pita dari pertengahan dahi (frontalis) ke
tulang telinga terus ke oksipitalis.kembali ke frontalis.

Lingkar Dada
Dilakukan pada bayi/anak dalam keadaan bernafas biasa dengan titik ukur pada areola
mammae. Biasanya dilakukan pada anak berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala dan
lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini lingkar kepala lebih lambat dari pada
lingkar dada. Pada anak yang mengalami KEP terjadi pertumbuhan lingkar dada yang lambat :
rasio dada dan kepala < 1.

PEMERIKSAAN KEBUTUHAN CAIRAN PADA ANAK

Jenis Cairan

1. Cairan zat gizi (nutrien)

Pasien yang istirahat di tempat tidur memerlukan kalori 450 kalori setiap hari. Cairan nutrien
dapat diberikan melalui intravena dalam bentuk karbohidrat, Nitrogen dan vitamin untuk
metabolisme. Kalori yang terdapat dalam cairan nutrien dapat berkisar antara 200-1500 kalori
perliter.

Cairan nutrien terdiri atas :

 Karbohidrat dan air

 Asam amino

 Lemak

Tabel 1. Kebutuhan Nutrien Air pada Anak


UMUR BB ( Kg ) AIR TOTAL 24 Jam( ml ) NUTRIEN 24 Jam( ml )

1 Tahun 9,5 1350 – 1500 120 – 135

2 Tahun 11,8 1600 – 1800 115 – 125

4 Tahun 16,2 1800 – 2000 100 – 110

6 Tahun 20,0 2000 – 2500 90 – 100

10 Tahun 28,7 2200 – 2700 70 – 85

14 Tahun 45,0 2200 – 2700 50 – 60

2. Blood volume expanders

Blood volume expanders merupakan jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume darah
sesudah kehilangan darah atau plasma.

Rumus Berat Cairan Pada Anak

Tabel 2.Kebutuhan air pada anak:

BERAT BADAN KEBUTUHAN AIR/ HARI

1- 10 KG 100 ML/ KG BB

11- 20 KG 1000 ML + 50 ML / KG DIATAS BB 10 KG

> 20 KG 1500 ML + 20 ML / KG DIATAS BB 20 KG

Kebutuhan cairan pada tubuh data dihitung sebagai berikut:

 Pada anak < 10 Kg , maka 10 Kg dihitung 100 ml/ BB. Missal BB 8 kg maka
kebutuhan cairan adalah 8 x 100 = 800 ml/hari.
 Pada anak dengan BB 10 – 20 Kg, maka 1000 ml pada 10 kg pertama dan ditambah
50 ml per Kg penambahan berat badannya. Missal BB = 15 kg, maka 1000 ml
ditambah 5 x 50 ml maka menjadi 1250 ml/ hari kebutuhan cairannya
 Pada seorang dengan berat badan > 20 Kg maka rumusnya adalah 1500 ml pada 20
kg pertama dan ditambah 20 ml/Kg sisanya, misal seseorang dengan BB 40 Kg, maka
20 kg pertama adalah 1500 ml, sedangkan 20 kg sisanya x 20 ml = 400 ml sehingga
kebutuhan cairan seseorang dengan berat 40 kg adalah 1500 + 400 ml = 1900 ml/hari

Contoh soal:

1. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 7 kg?

Diketahui: kebutuhan air/hari untuk BB 1-10 kg = 100 ml/kg BB

Jawab : 7 kg x 100 ml/kg = 700 ml/hari

2. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 12 kg?

Diketahui:

· Kebutuhan air/hari untuk BB 11-20 kg = 1000 ml + 50 ml/ kg

· 12 kg = 10 kg + 2 kg = 1000 ml + 2 kg

Jawab : 1000 ml + (2 kg x 50 ml) = 1000 + 100 = 1100 ml/hari

3. Berapa kebutuhan cairan normal per hari untuk anak dengan berat 50 kg?

Diketahui:

· Kebutuhan air/hari untuk BB > 20 kg = 1500 ml + 10 ml/kg

· 50 kg = 20 kg + 30 kg = 1500 ml + 30 kg

Jawab: 1500 ml + (30 kg x 20 ml) = 1500 + 600 = 2100 ml/hari

Intake dan Out Put

1. Intake Cairan

Tabel 3. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan


No. Umur BB (kg) Kebutuhan Cairan (ml)

2. 1 tahun 9,5 1150 – 1300

3. 2 tahun 11,8 1350 – 1500

4. 6 tahun 20 1800 – 2000

5. 10 tahun 28,7 2000 – 2500

6. 14 tahun 45 2200 – 2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan berada
di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin
II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan
volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walaupun
kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum proses
absorbsi oleh gastrointestinal.

2. Output Cairan

Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :

a. Urine

Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius merupakan proses
output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24
jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan
produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka
produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b. IWL (Insesible Water Loss)

IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi. Pada orang
dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari,
tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat. IWL Dewasa
: 15 cc/kg BB/hari. Sedangkan IWL Anak : (30-usia{tahun}cc/kgBB/hari

Tabel 4. Besar IWL menurut usia.

Usia Besar IWL (mg/kg BB/hari)

Baru lahir 30

Bayi 50-60

Anak-anak 40

Remaja 30

Dewasa 20

c. Keringat

Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d. Feses

Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).

Hal hal yang perlu di perhatikan:

1) Rata-rata cairan per hari

a) Air minum : 1500-2500 ml

b) Air dari makanan :750 ml

c) Air dari hasil oksidasi atau metabolisme :200 ml


2) Rata- rata haluaran cairan per hari

a) Urin : 1400 -1500 ml

b) Iwl

c) Paru : 350 -400 ml

d) Kulit : 350 400 ml

e) Keringat : 100 ml

f) Feses : 100 -200 ml

Mengukur Intake Dan Output

1. Definisi

Merupakan suatu tindakan mengukur jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh (intake) dan
mengukur jumlah cairan yang keluar dari tubuh (out put).

2. Tujuan

Menentukan status keseimbangan cairan tubuh dan tingkat dehidrasi klien.

3. Prosedur

a. Menentukan jumlah cairan yang masuk ke dalam tubuh klien, terdiri dari air minum,
air dalam makanan, air hasil oksidasi (metabolisme), cairan intra vena.
b. Menentukan jumlah cairan yang keluar dari tubuh klien, terdiri dari urine, keringat,
feses, muntah, insensible water loss (IWL).
c. Menentukan keseimbangan cairan tubuh klien dengan rumus : INTAKE = OUTPUT.
d. Mendokumentasikan

Menurut Insersible Water Loss ( IWL )

– Anak 60 – 70 % BB

– Bayi 75 – 80 % BB
Usia Besaran IWL ( mg/kg BB/hari )

Byai Lahir 30

Bayi 50 – 60

Anak – anak 40

Rumus IWL :

 IWL Anak : ( 30 – Usia ( tahun ))cc/kg BB/hari


 IWL Bayi : 30 – 50 cc/kg BB/ hari

Kebutuhan Elektrolit

Elektrolit terdapat pada seluruh cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung oksigen, nutrient, dan
sisa metabolisme (seperti karbondioksida), yang semuanya disebut dengan ion.

1. Komposisi elektrolit

Komposisi elektrolit dalam plasma sebagai berikut :

 Natrium : 135 – 145 m Eq/L


 Kalium : 3,5 - 5,3 m Eq/L
 Klorida : 100 – 106 m Eq/L
 Bikarbonat arteri : 22 - 26 m Eq/L
 Bikarbonat vena : 24 - 30 m Eq/L
 Kalsium : 4 – 5 m Eq/L
 Magnesium : 1,5 - 2,5 m Eq/L
 Fosfat : 2,5 - 4,5 mg/100ml

2. Jenis Cairan Elektrolit


Cairan elektrolit adalah cairan saline atau cairan yang memiliki sifat bertegangan tetap. Cairan
saline terdir dari cairan isotonic, hipotonik, dan hipertonik.

TEKNIK DAN CARA PEMBERIAN OBAT PADA ANAK

1. Dosis Pemberian
Banyak perbedaan penentuan pemberian dosis obat pada anak, tetapi pada prinsipnya
penentuan dosis dapat disimpulkan oleh dua standar, yaitu berdasarkan luas permukaan
tubuh dan berat badan. Berikut ini ada beberapa rumus perhitungan dosis obat untuk
anak.
a. Young
𝑛
Da = 𝑛+12 Dd (mg) (tidak untuk anak >12 tahun)

Keterangan :
Da : Dosis Anak
Dd : Dosis Dewasa
n : Usia anak dalam tahun
b. Dilling
𝑛
Da = 20 Dd (mg)

c. Gaubius
1
Da = 12 Dd (mg) (Untuk anak sampai usia 1 tahun)
1
Da = 8 Dd (mg) (Untuk anak usia 1-2 tahun)
1
Da = 6 Dd (mg) (Untuk anak usia 2-3 tahun)
1
Da = 4 Dd (mg) (Untuk anak usia 3-4 tahun)
1
Da = 3 Dd (mg) (Untuk anak usia 4-7 tahun)

d. Fried
1
Da = 150 Dd (mg)

e. Sagel
(13𝑤+15)
Da = Dd (mg) (usia 0-20 minggu)
100
(8𝑤+7)
Da = Dd (mg) (usia 20-52 minggu)
100
(3𝑤+12)
Da = Dd (mg) (usia 1-9 tahun)
100

Keterangan:
W : berat badan (Kg)
f. Clark
𝑤 𝑎𝑛𝑎𝑘
Da = 𝑤 𝑑𝑒𝑤𝑎𝑠𝑎 Dd (mg) (usia 0-20 minggu)

Perhitungan rumus dalam menentukan dosis tidak semuanya tepat dalam proses
kerja dan efek dari obat, tetapi lebih tepat dengan menggunakan ukuran fisik atau
ditentukan dengan waktu paruh dari jenis obat yang akan diberikan.

2. Efek Samping
Efek samping pemberian obat pada bayi dan balita
1. Paracetamol. Obat ini tidak dianjurkan untuk bayi berusia di bawah 3 bulan,
penggunaan obat ini sebaiknya berdasarkan resep dan setelah berdiskusi dengan
dokter atau setelah bayi mendapatkan vaksinasi pertama kali. Parasetamol bisa
menghambat beberapa enzim yang berbeda di dalam otak dan ikatan tulang belakang
yang terlibat dalam perpindahan rasa sakit. Penelitian baru-baru ini menunjukkan
bahwa penggunaan parasetamol pada bayi bisa meningkatkan risiko asma 5 tahun
mendatang sebesar 46 persen.
2. Tablet kunyah. Jangan memberikan anak berusia di bawah 2 tahun obat ini,
umumnya anak berusia 2 sampai 4 tahun yang sudah mengerti cara minum obat ini.
Jika orang tua berpikir anaknya belum terlalu mengerti, maka hancurkan obat dan
letakkan di sendok yang diberi sedikit air. Dosis yang diberikan harus sesuai.

3. Indikasi dan Kontraindikasi


Memberi obat si kecil, tidak cukup hanya membaca aturan minum saja. Cermati
cara tepat memberikan, kontra indikasi dan trik agar pemberian obat berhasil.
Sistem kekebalan tubuh si kecil yang belum sempurna, membuatnya rentan
terhadap serangan penyakit, terutama infeksi. Tak heran bisa sebelum melewati umur 5
tahun, Anda kerap memberinya obat berupa sirup atau puyer (serbuk).
Sudah pasti harus …
a. Berikan obat sesuai aturan yang tertera pada label, misalnya 3 kali sehari. Atau,
berikan sesuai anjuran dokter/petugas kesehatan yang meresepkan obat tersebut
b. Baca semua aturan pemberian obat. Penjelasan ini ada yang tercantum dalam kotak
kemasan dan ada pula yang tertulis pada lembaran kertas yang dilipat dan
dimasukkan ke dalam kotak kemasan
c. Berikan obat sesuai waktunya, misalnya harus diberikan sebelum atau sesudah makan
d. Berikan sesuai dosis anjuran. Sebaiknya gunakan sendok takar yang ada dalam
kemasan obat tersebut.
e. Perhatikan …
Apabila muncul gejala alergi, stop pemberian obat dan segera konsultasikan dengan
dokterBerikan obat antibiotik sampai habis
f. Jangan mengulang pemberian obat yang sama pada anak, walau dengan gejala dan
penyakit yang sama dengan sebelumya. Konsultasi dulu ke dokter
g. Hindari pemberian obat bebas yang tidak jelas kandungan/komposisinya.
h. Gunakan alat bantu:
1) Resmi
a) Sendok takar/gelas takar
b) Alat ukur obat berupa suntikan
c) Siring atau pipet (untuk obat tetes)
2) Tidak resmi
a) Jus buah, campur dalam jumlah yang tidak terlalu banyak
b) Jeli/agar-agar/pudding buah untuk menyembunyikan puyer
c) Sendok/alat makan yang berbentuk dan bermotif lucu
d) Susu biasa atau susu cokelat. Pastikan obat bercampur dengan baik
e) Makanan kesukaan si kecil. Bisa diberikan bersama potongan kue, dicampur
madu (untuk anak usia diatas setahun). Atau berikan makanan kesukaan anak
sebelum atau sesudah minum obat.
DAFTAR PUSTAKA

Aslis.Wirda Hayati.2009.Gizi Bayi : buku saku.Jakarta : EGC

Djitowiyono,Sugeng.2010.Asuhan Keperawatan Neonatus dan Anak.Yogyakarta : Nuha


Medika.
Richard E,Behrman,dkk. 1999. Ilmu Kesehatan Anak. ed15. Jakarta: EGC

Smeltzer,Suzanne C.2002.Keperawatan Medikal Bedah.volume1Jakarta:EGC

Wong, Donna L.2003.Keperawatan Pediatrik.Edisi 4.Jakarta:EGC

Wong.Donnal L.2008.Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.ed 6.Jakarta :EGC

Anda mungkin juga menyukai