Anda di halaman 1dari 6

DIAGRAM TERNER

Sistem zat cair tiga komponen

I. Tujuan Percobaan

1. Menentukan fraksi mol dari setiap komponen ( toluene, air, kloroform )


2. Menentukan diagram terner dari system zat cair tiga komponen ( toluene, air, kloroform )

II. Dasar Teori

Kelarutan suatu zat adalah suatu konsentrasi maksimum yang dicapai suatu zat dalam
suatu larutan. Makin banyak partikel zat terlarut makin banyak pula molekul air yang
diperlukan untuk menghindari partikel zat terlarut itu. Bila suatu campuran cair,misalnya
komponen A&B dicampurkan tidak saling melarutkan sehingga membentuk dua fasa. Maka
untuk memisahkannya digunakan pelarut yang kelarutannya sama dengan salah satu
komponen dalam campuran tersebut. Sehingga ketiganya membentuk satu fasa. Jika kedalam
sejumlah air kita tambahkan terus menerus zat terlarut lama kelamaan tercapai suatu keadaan
dimana semua molekul air akan terpakai untuk menghidrasi partikel yang dilarutkan sehingga
larutan itu tidak mampu lagi menerima zat yang akan dtambahkan. Dapat dikatakan larutan
tersebut mencapai keadaan jenuh
Berdasarkan hukum fase Gibbs jumlah terkecil peubah bebas yang diperlukan untuk
menyatakan keadaan suatu sistem dengan tepat pada kesetimbangan dilengkapkan sebagai :
V=C–P+2
dengan V = jumlah derajat kebebasan, C = jumlah komponen, dan P = jumlah fasa.
Dalam ungkapan di atas, kesetimbangan mempengaruhi suhu, tekanan, dan komposisi
sistem. Jumlah derajat kebebasan untuk sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap
dapat dinyatakan sebagai :
V=3–P
Sistem tiga komponen pada suhu dan tekanan tetap mempunyai jumlah derajat kebebasan
maksimum = 2 (jumlah fasa minimum = 1), maka diagram fasa ini dapat digambarkan dalam
satu bidang datar berupa suatu segitiga sama sisi yang disebut diagram terner. Tiap sudut
segitiga tersebut menggambarkan suatu komponen murni. Prinsip penggambaran komposisi
dalam diagram terner dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
III. Alat dan Bahan

Alat Jumlah Bahan Banyak


Erlemenyer 250 ml 13 buah Aseton 100ml
Buret 50 ml 1 buah Kloroform 100ml
Klem buret 1 buah Etanol 100ml
Pipet volume 25 ml 1 buah Air (aqua DM) -
Pipet volume 50 ml 1 buah Toluol 100ml
Pipet ukur 25 ml 1 buah Asam asetat glasial 100ml
Botol semprot 500 ml 1 buah
Piknometer 25 ml 1 buah

IV. Cara Kerja


 Pengukuran piknometer
Mula-mula ditimbang piknometer dalam keadaan kosong, kemudian dimasukan zat
yang ingin diukur massa jenisnya ( methanol, toluene, kloroform ). Ditepatkan
volumenya, lalu ditutup piknometer. Ditimbang massa piknometer yang berisi zat
tersebut ( methanol, toluene, kloroform ). Dihitung massa zat yang dimasukan
dengan cara mengurangkan massa pikno berisi zat dengan massa pikno kosong.
 Penentuan diagram terner
Mula-mula dibuat 9 campuran cairan A dan C yang saling larut dalam labu
Erlenmeyer dengan komposisi sebagai berikut:

Labu 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Volum A (ml) 2 4 6 8 10 12 14 16 18
Volum B (ml) 18 16 14 12 10 8 6 4 2

Volume A dan B diukur dengan buret, lalu dicampurkan dalam labu Erlenmeyer 25
ml. Dititrasi campuran labu 1 – 9 dengan zat B sampai laritan menjadi keruh. Dicatat
jumlah volume B yang digunakan kemudian dititrasi secara perlahan-lahan.
Ditentkan rapat massa cairan murni A, B, dan C. Dicatat suhu kamar sesudah dan
sebelum percobaan.
V. Data Pengamatan

VI. Pengolahan Data

a. Penentuan volume piknometer


(𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑎𝑖𝑟)−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
 Vpikno = 𝜌 𝑎𝑖𝑟 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑇 𝑟𝑢𝑎𝑛𝑔

44,13 𝑔−18,04 𝑔
Vpikno = 0,9971 𝑔/𝑚𝑙

Vpikno = 26,17 ml

b. Penentuan 𝜌 larutan
1. Larutan toluen
(𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛)−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 toluen = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜

40,40𝑔 −18,04 𝑔
𝜌 toluen = 26,17 𝑚𝑙

𝜌 toluen = 0,854 g/ml

2. Larutan kloroform
(𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜+𝑘𝑙𝑜𝑟𝑜𝑓𝑜𝑟𝑚)−𝑊 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜 𝑘𝑜𝑠𝑜𝑛𝑔
𝜌 kloroform = 𝑉 𝑝𝑖𝑘𝑛𝑜

56,40𝑔 −18,04 𝑔
𝜌 kloroform = 26,17 𝑚𝑙

𝜌 kloroform = 1,465 g/ml

c. Penentuan fraksi mol larutan

Perbandingan volume ( A : C ) = 2 ml : 18 ml

 Volume larutan A (toluene) = 2 ml


𝜌 toluene = 0,854 g/ml
Massa toluene = 𝜌 toluene x V toluene
Massa toluene = 1,708 g
 Volume larutan B ( air ) = 6,4 ml
𝜌 air = 0,9971g/ml
Massa air = 𝜌 air x V air
Massa air = 6,38 g
 Volume larutan C (kloroform) = 18 ml
𝜌 kloroform = 1,465 g/ml
Massa kloroform = 𝜌 kloroform x V kloroform
Massa kloroform = 26,37 g
Dengan cara yang sama, untuk perbandingan volume selanjutnya diperoleh massa
masing-masing larutan sebagai berikut:

Perbandingan Volume C MA MC
MB (air)
volume (mL) (toluene) (kloroform)
(gram)
A : C (mL) (gram) (gram)
2 : 18 6,4 1,71 6,38 26,37
4 : 16 4,1 3,42 4,09 23,44
6 : 14 2,15 5,12 2,14 20,51
8 : 12 1,3 6,83 1,30 17,58
10 : 10 0,9 8,54 0,90 14,65
12 : 8 0,6 10,25 0,60 11,72
14 : 6 0,4 11,96 0,40 8,79
16 : 4 0,2 13,66 0,20 5,86
18 : 2 0,3 15,37 0,30 2,93

Perhitungan mol
𝑀 1,71 gram
 Mol A 𝐴
= 𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝐴
= 𝑔 = 0,019 𝑚𝑜𝑙
92,14 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑀𝐵 6,38 gram
 Mol B = = 𝑔 = 0,354 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝐵 18 ⁄𝑚𝑜𝑙
𝑀𝐶 26,37 gram
 Mol C = = 𝑔 = 0,221 𝑚𝑜𝑙
𝑀𝑟 𝑧𝑎𝑡 𝐶 119,38 ⁄𝑚𝑜𝑙
Dengan cara yang sama maka didapatkan mol masing – masing zat yaitu

Perbandingan Volume C (mL) nA nB nC nA + n B + n C


volume (mol ) ( mol ) ( mol )
A : C (mL)
2 : 18 6,4 0,019 0,354 0,221 0,594
4 : 16 4,1 0,037 0,227 0,196 0,461
6 : 14 2,15 0,056 0,119 0,172 0,346
8 : 12 1,3 0,074 0,072 0,147 0,294
10 : 10 0,9 0,093 0,050 0,123 0,265
12 : 8 0,6 0,111 0,033 0,098 0,243
14 : 6 0,4 0,130 0,022 0,074 0,226
16 : 4 0,2 0,148 0,011 0,049 0,208
18 : 2 0,3 0,167 0,017 0,025 0,208

Fraksi mol
𝑛𝐴 0,019 mol
 XA =𝑛 = = 0,0312
𝐴 +𝑛𝐵 +𝑛𝐶 0,594 mol
𝑛𝐴 0,354 mol
 XB =𝑛 = = 0,5968
𝐴 +𝑛𝐵 +𝑛𝐶 0,594 mol
𝑛𝐴 0,221 mol
 XC =𝑛 = = 0,3719
𝐴 +𝑛𝐵 +𝑛𝐶 0,594 mol

Dengan cara yang sama maka didapatkan fraksi mol masing – masing zat yaitu

Perbandingan Volume C (mL) XA XB XC


volume
A : C (mL)
2 : 18 6,4 0,0312 0,5968 0,3719
4 : 16 4,1 0,0806 0,4932 0,4262
6 : 14 2,15 0,1605 0,3434 0,4962
8 : 12 1,3 0,2525 0,2460 0,5016
10 : 10 0,9 0,3492 0,1884 0,4624
12 : 8 0,6 0,4583 0,1373 0,4044
14 : 6 0,4 0,5752 0,0985 0,3263
16 : 4 0,2 0,7112 0,0533 0,2355
18 : 2 0,3 0,8019 0,0801 0,1180
VII. Kesimpulan

1. Toluene dan kloroform dapat bercampur secara sempurna, sedangkan air dan kloroform
bercampur sebagian
2. Semakin banyak volume kloroform dan semakin sedikit volume toluene, volume air
yang diperlukan untuk mentitrasi semakin banyak
3. Penambahan aquadest pada larutan toluene dan kloroform pada komposisi yang berbeda
menyebabkan perubahan daya saling larut antara kedua zat tersebut
VIII. Daftar Pustaka

1. Atkins PW. 1999. Kimia Fisika. “Ed ke-2 Kartahadiprodjo Irma I,


penerjemah;Indarto Purnomo Wahyu, editor. Jakarta : Erlangga. Terjemahan
dari:Physichal Chemistry.
2. Darmaji. 2005. Kimia Fisika I. Jambi : Universitas Jambi.
3. Sukardjo. 2003. Dasar-Dasar Kimia Fisika. Jogjakarta : Universitas Gajah Mada.

IX. Lampiran

 Data 𝜌 (massa jenis) berbagai suhu – CRC

Anda mungkin juga menyukai