Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Agro Vol. III, No.

1, Juli 2016

PENINGKATAN PRODUKSI BAWANG MERAH MELALUI TEKNIK


PEMUPUKAN NPK

THE SHALLOT PRODUCTION INCREASE THROUGH NPK FERTILIZER TECHNIQUE

Ida Nur Istina

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Riau

Korespondensi: idanuristina@gmail.com

Diterima 13 Juli 2016 / Disetujui 20 Juli 2016

ABSTRAK

Bawang merah merupakan salah satu komoditas hortikultura strategis yang penyebarannya
hampir di seluruh wilayah Indonesia. Permasalahan pengembangan komoditas ini adalah
masih rendahnya produktivitas sebagai akibat adaptasi dan kecukupan asupan hara tanaman.
Penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan jenis pupuk NPK yang efektif dan efisien telah
dilakukan di desa Langensari Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat dari Maret
sampai Mei 2014 menggunakan Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan 6 perlakuan dan 3
kali ulangan. Pupuk NPK yang digunakan adalah A= NPK 18+9+10+Te, B=NPK 15+15+sulfat 10,
C=NPK 12+11+18z+(S) z +3 Mg+3,8S+Te, D= NPK 15+9+20(S)+2 MgO+3,8 S+Te, E= NPK 25+7+7
dan F=kontrol. Parameter yang diamati meliputi: tinggi tanaman, jumlah umbi, jumlah daun,
panjang umbi (cm), diameter umbi (cm), bobot basah (g) dan bobot kering brangkasan (g).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NPK 12+11+18z+(S)z+3 Mg+3,8S+Te menghasilkan bobot
umbi terbaik.

Kata kunci : Bawang merah, NPK majemuk, Pertumbuhan dan produksi

ABSTRACT

The shallot is one of the strategic and valuable horticultural commodities which is spreaded
almost all over Indonesia area. Commodity development constrain by the low productivity as a
result of adaptation and inadequate intake of plant nutrients. The research purposed to get
the kind of NPK fertilizers that was efective and efficient on shallot production had been done
in the Langensari village Langensari Lembang district, West Bandung regency from March till
May 2014, using Randomized Block Design (RBD) with 6 treatments and 3 repplications. NPK
fertilizer used were: A = NPK 18+9+10+Te, B = NPK 15+15+sulfate 10, C = NPK 12+11+18z+(S) z
+ 3 Mg+3,8S+Te, D = NPK 15+9+20(S)+2MgO+3,8 S+Te, E = NPK 25+7+7 and F = control. The
observed parameters were plant height (cm), number of tubers, leaf number, tuber length,
tuber diameter, fresh weight and dry weight tuber. The results showed that NPK 12+11+18z+
(S)z+3 Mg+3,8S+Te gave the best growth and production.

Keywords : Growth and production, NPK compound, Shallots

36
Jurnal Agro Vol. III, No. 1, Juli 2016

PENDAHULUAN dengan nilai 399 milyar (Detik.com, 2013).


Tingginya permintaan komoditas bawang
Bawang merah (Allium cepa var merah akhir-akhir ini karena ada hubungan
aggregatum) merupakan salah satu meningkatnya jumlah penduduk, saat ini
komodi-tas hortikultura unggulan dan sering menjadi salah satu topik yang
memiliki prospek yang baik untuk hangat untuk diperbincangkan karena
pemenuhan konsumsi nasional, sumber bernilai ekonomis tinggi. Kenyataan ini
pendapatan petani, dan devisa negara. menunjukkan bahwa pengembangan
Pentingnya komoditas ini tidak saja sebagai bawang merah masih terbuka lebar
bumbu penyedap berkaitan dengan (Suriani, 2011), namun produksi yang
aromanya tetapi juga khasiat obat oleh diusahakan petani masih rendah, rata-rata
kandungan enzim yang berperanan dalam 9,45 ton ha-1 terutama Pulau Jawa (BPS,
meningkatkan derajat kesehatan, kan- 2009), di luar Pulau Jawa, Sumatera, dan
dungan zat anti imflamasi, anti bakteri dan Sulawesi mencapai 8,05 ton ha-1 (Sinartani,
anti regenerasi. 2013). Hasil penelitian Pardede et al.
Menurut Samadi dan Cahyono (2005), (2014), menjelaskan bahwa produksi
bawang merah dimanfaatkan untuk me- bawang merah diantaranya dipengaruhi
nyembuhkan penyakit maag, masuk angin, oleh pupuk. Salah satu alternatif yang
menurunkan kadar gula dalam darah, dapat dilakukan untuk meningkatkan
kolesterol, obat penyakit kencing manis, pertumbuhan dan produksi bawang merah
menghilangkan lendir dalam tenggorokan, adalah melakukan pemupukan secara
memperlancar peredaran darah, meng- tepat.
hambat penimbunan trombosit, dan
meningkatkan aktivitas fibrinolitik karena
bawang merah mengandung gizi cukup BAHAN DAN METODE
tinggi, setiap 100 gram bahan terdapat 39
kalori, protein 1,5 gr, hidrat arang 0,3 gr Berdasarkan permasalahan di atas perlu
lemak 0,2 g, kalsium 36 mg, fosfor 40 mg, dilakukan suatu penelitian yang bertujuan
besi 0,8 mg, dan vitamin C 2 gr. meningkatan produksi bawang merah
Di sentra-sentra utama, komoditas ini melalui 1/3 bagian, dan 3/7 bagian masuk
diusahakan petani dari dataran rendah ke dalam tanah. Setelah 1 minggu setelah
sampai dataran tinggi. Bawang merah tanam (MST) bawang merah dipupuk
menghendaki suhu udara berkisar antara dengan NPK majemuk 5 gr pot-1, sistem
25oC-30oC, tempat terbuka tidak berkabut, melingkar, dan ditutup kembali dengan
intensitas sinar matahari penuh, tanah tanah sesuai jenis pupuk yang diberikan
gembur, subur cukup mengandung organik sebagai perlakuan. Pemupukan kedua
akan menghasilkan pertumbuhan dan dilakukan saat tanaman berumur 7 MST
produksi terbaik (Wibowo, 2006). sebanyak 5 gr pot-1 dengan cara yang sama.
Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS Pemeliharaan tanaman yang dilakukan
2013) Impor bawang merah dari negara meliputi penyulaman, penyiraman,
Eropa mencapai 2,755 ton senilai 13,3 pengen-dalian gulma, hama dan penyakit.
milyar setiap bulan, sedangkan pada tahun Parameter yang diamati meliputi tinggi
2012 (Januari-Desember) hanya 93 ribu ton tanaman, jumlah daun atau rumpun,

37
Jurnal Agro Vol. III, No. 1, Juli 2016

jumlah umbi atau rumpun, diameter umbi, perlakuan lain dan terendah terdapat pada
panjang umbi, dan bobot basah umbi atau perlakuan kontrol. Meningkatnya partum-
rumpun. Data yang terkumpul ditabulasi- buhan tinggi tanaman diduga akibat
kan dan dianalisa secara statistik meng- tingginya kadar nitrogen yang diberikan
gunakan perangkat lunak SPSS ver 16. pada pertanaman untuk pembentukan dan
pertumbuhan sel. Selain itu adanya unsur
hara mikro diduga juga berperan dalam
HASIL DAN PEMBAHASAN meningkatkan penyerapan hara. Hal ini
sesuai pendapat Napitupulu dan Winarno
Hasil analisis statistik menunjukkan (2009) yang menyatakan bahwa pemberian
bahwa pupuk NPK majemuk memberikan nitrogen dapat meningkatkan pertumbu-
respon terhadap pertumbuhan vegetatif han tanaman, merangsang pembentukan
tanaman bawang merah. Data pada Tabel 1 klorofil, dan menyebabkan warna daun
mengindikasikan bahwa pemupukan NPK lebih hijau, sehingga rasio pucuk akar
18+9+10+Te; NPK 15+15+sulfat 10 dan NPK bertambah. Karena itu pemberian nitrogen
15+9+20 (S) +2 MgO+3,8S+Te tidak ber- dapat meningkatkan laju pertumbuhan
beda sesamanya meski berbeda dengan tanaman.

Tabel 1. Respon NPK terhadap Tinggi Tanaman Bawang Merah


Tinggi Tanaman (MST)
Perlakuan
2 3 4 5 6 7 8
NPK 18+9+10+Te 21,6 a 30,3 a 48 a 54 a 55,6 a 57,3 a 59 a
NPK 15+15+15+sulfat 19,6 a 25,4 bc 42 c 48,3 b 50 b 55 b 59 a
NPK 22,1 a 31 a 47 ab 52 ab 55 a 56,3 a 56,3 b
12+11+18+(S)+Mg+Te
NPK 22,6 a 26 bc 42 c 48,6 b 53 ab 53,3 c 58,7 a
15+9+20(S)+Mgo+3S+Te
NPK 25+7+7 17,6 b 28,3 ab 43 bc 48,3 b 49,6 b 56,6 ab 56 b
Kontrol 17,6 b 24,7 bc 43 bc 49,3 abc 54,6 a 55,3 ab 55,2 b
Keterangan : Angka pada kolom yang nilainya sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT jenjang 5%

Nitrogen merupakan faktor pembatas ran nitrogen secara nyata dapat mening-
utama pertumbuhan dan produksi katkan tinggi tanaman. Namun pemupukan
tanaman. Nitrogen dibutuhkan tanaman nitrogen yang terlalu tinggi mengakibatkan
selalu lebih tinggi dari hara lain, namun kadar karbohidrat menurun dan tanaman
kekurangan atau kelebihan menghambat tidak berkualitas (Hekl et al., (1972) cit,
dan menganggu pertumbuhan tanaman. Rosmarkam, (2001)).
Tarigan et al. (2010) menyatakan nitrogen Hasil analisis statistika terhadap per-
dibutuhkan dalam jumlah relatif besar tumbuhan jumlah daun dan anakan serta
pada setiap pertumbuhan tanaman khu- bobot kering brangkasan terdapat pada
susnya pertumbuhan vegetatif tanaman, Tabel 2. Hasil analisis menunjukkan bahwa
karena nitrogen merupakan bahan pem- jumlah daun dan anakan perlakuan NPK
bangun protein, asam nukleat, enzim, dan 18+9+10+Te berbeda nyata dengan
alkaloid. Dari hasil penelitian Nursyamsu et perlakuan lain, namun jumlah daun antara
al. (1996), melaporkan peningkatan taka- perlakuan NPK 15+15+15+sulfat, NPK

38
Jurnal Agro Vol. III, No. 1, Juli 2016

25+7+7 dan kontrol tidak berbeda. jumlah anakan terendah pada perlakuan
Demikian juga jumlah anakan perlakuan NPK 12+11+18+(S)+Mg+Te. Tingginya
antara NPK 15+15+15+sulfat, NPK jumlah daun dan anakan pada perlakuan
15+9+20(S)+Mgo+3S+Te, NPK 25+7+7, dan NPK 18+9+10+Te, menunjukkan bahwa
kontrol jumlah daun terendah pada kadar nitrogen terdapat pada pupuk
perlakuan NPK 12+11+18+(S)+Mg+Te dan tersebut lebih tinggi dibanding lainnya
NPK 15+9+20(S)+Mgo+3S+Te, sedangkan kecuali pada perlakuan NPK 25+7+7.

Tabel 2. Respon jumlah daun, jumlah anakan daun, bobot kering berangkasan bawang merah
terhadap pupuk NPK majemuk dataran tinggi
Jumlah daun Jumlah anakan
Perlakuan Bobot kering
atau rumpun atau rumpun
--gr--
NPK 18+9+10+Te 74 a 25 a 3,4 a
NPK 15+15+15+sulfat 57 ab 16,6 ab 3,0 a
NPK 12+11+18+(S)+Mg+Te 43,3 b 14,3 b 1,9 c
NPK 15+9+20(S)+Mgo+3S+Te 31 c 18,6 ab 2,5 b
NPK 25+7+7 58 ab 18,3 ab 2,4 b
Kontrol 58,3 ab 17 ab 2,3 b
Keterangan : Angka pada kolom yang nilainya sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT jenjang 5%

Nitrogen mampu meningkatkan jumlah pertumbuhan apabila sumbangan hara


daun dan anakan karena nitrogen merupa- diabaikan, pertambahan bobot kering ter-
kan salah satu unsur makro dibutuhkan sebut dinyatakan sebagai hasil dari reduksi
tanaman sebagai bahan dasar utama karbon dioksida.
membangun protein untuk pertumbuhan. Semakin tinggi bobot kering yang
Hal ini sesuai pendapat Gardner et al. dihasilkan tanaman, tidak akan selalu
(1991), nitrogen merupakan unsur hara diikuti meningkatnya hasil produksi yang
yang dibutuhkan tanaman sebagai penyu- dicapai. Hal ini bertolak belakang dengan
sun asam amino, amida, dan unsur esensial pendapat Guritno dan Sitompul (1995),
untuk merangsang pembelahan sel yang menyatakan salah satu faktor
maupun pembesaran sel tanaman. pertumbuhan tanaman yang menentukan
Pupuk NPK majemuk memberikan hasil adalah produksi biomassa tanaman.
pengaruh terhadap bobot kering daun. Hal ini menjelaskan bahwa pada satu sisi
Perlakuan A dan B berbeda nyata dengan upaya peningkatan hasil dapat ditempuh
perlakuan lain walaupun kedua perlakuan melalui peningkatan produksi biomassa
sama-sama tidak berbeda sedangkan tanaman disamping peningkatan kapasitas
terendah terdapat pada perlakuan C. lubuk yang merupakan sifat yang
Tingginya bobot kering daun perlakuan A dikendalikan oleh faktor genetik dan
dan B ada kaitannya dengan peranan tingkat alokasi biomassa ke bagian
nitrogen untuk meningkatkan pertum- tanaman yang dipanen yang merupakan
buhan vegetatif. Hasil bobot kering sifat fisiologis tanaman. Koefesien pem-
menggambarkan kemampuan tanaman un- bagian biomassa dianggap konstan khusus-
tuk menghimpun bahan organik selama nya untuk jenis tanaman tertentu dan

39
Jurnal Agro Vol. III, No. 1, Juli 2016

kondisi lingkungan terbatas. Sekalipun tan. Hal ini sesuai dengan pendapat
koefesien pembagian biomassa berbeda, Englestad (1997), peran nitrogen sangat
perbedaan hasil sebagian dapat juga penting untuk pertumbuhan vegetatif
disebabkan perbedaan produksi biomassa. terutama bagian daun bewarna lebih hijau,
Tingginya jumlah daun dan anakan pada dapat meningkatkan rasio pucuk akar, dan
perlakuan A dibandingkan perlakuan mempengaruhi pembentukan buah dalam
lainnya, hal ini berkaitan peran nitrogen biji. Pupuk NPK majemuk memberikan
selain mampu merangsang dalam respon terhadap diameter umbi dan
membentuk jumlah daun juga mampu panjang umbi, hal tersebut dapat dilihat
membentuk anakan. Tanaman yang banyak pada data Tabel 3, yang menunjukkan
memperoleh nitrogen warna daun lebih bahwa Perlakuan C berbeda nyata dengan
hijau tebal dan daun lebih luas sehingga perlakuan lainnya.
proses fotosintesis mengalami peningka-

Tabel 3. Respon diameter, panjang umbi, dan bobot basah bawang terhadap pupuk NPK
majemuk
Perlakuan Diameter umbi Panjang umbi Bobot basah umbi
NPK 18+9+10+Te 17,2 b 23 c 450 ab
NPK 15+15+15+sulfat 19,5 ab 26,6 ab 420 ab
NPK 12+11+18+(S)+Mg+Te 22,3 a 30,5 a 510 a
NPK 15+9+20(S)+Mgo+3S+Te 19,6 ab 26,4 ab 470 ab
NPK 25+7+7 21,6 a 26,8 ab 475 ab
Kontrol 17,6 b 24,6 b 340 b
Keterangan : Angka pada kolom yang nilainya sama tidak berbeda nyata menurut uji DMRT jenjang 5%

Meningkatnya ukuran panjang dan meningkatkan translokasi hasil fotosintesis


diameter umbi bawang merah pada keluar daun (ke jaringan lain yang
perlakuan C diduga karena kadar kalium membutuhkan). Tanaman cenderung me-
jumlahnya cukup tinggi dari pada ngambil kalium dalam jumlah yang lebih
perlakuan A, B, dan E namun lebih rendah banyak dari yang dibutuhkan tetapi tidak
dari perlakuan E. Hal tersebut diduga menambah produksi (Hardjodwigino,
karena kadar kalium pada perlakuan C 2003).
ukuran jumlah paling tepat dan ideal dari Pupuk NPK majemuk yang mengandung
lainnya, sehingga sesuai untuk memenuhi magnesium (Mg) diduga mampu mening-
kebutuhan tanaman. katkan panjang dan diameter umbi lebih
Pentingnya tanaman terhadap kalium baik, sebab magnesium mempunyai peran
karena unsur tersebut mampu mensintesa dalam mengaktifkan enzim yang berkaitan
protein untuk merangsang pembentukan dengan metabolisme karbohidrat, enzim
umbi lebih sempurna. Hal ini sesuai pernapasan, dan juga bekerja sebagai
pendapat Gardner et al. (1991), kalium katalisator. Disamping itu magnesium
mempunyai peranan penting dalam proses berfungsi sebagai kofaktor dalam enzim
fotosintesis secara langsung, mampu terutama yang mengaktifkan proses
meningkatkan pertumbuhan dan indek luas fosforilase (Rosmarkam, 2001). Magnesium
daun disamping mempunyai fungsi untuk yang terkandung dalam pupuk merupakan
meningkatkan asimilasi CO2, juga dapat kelat dalam kloroplas. Magnesium mem-

40
Jurnal Agro Vol. III, No. 1, Juli 2016

bentuk kelat dengan ADP, ATP, dan asam diameter umbi sehingga mempengaruhi
organik, oleh karena itu magnesium terhadap produksi. Diduga selain unsur Mg
penting untuk mengatur ratusan reaksi dan unsur mikro komposisi kandungan
enzim. Hal ini sesuai pendapat Gardner pupuk antara N dan P lebih ideal dan
(1991), yang menyatakan metabolisme seimbang walaupun kalium tergolong
nitrogen dan sintesis protein tergantung tinggi, namun sesuai kebutuhan tanaman
adanya unsur magnesium dan diperkira- mudah memanfaatkan secara baik. Hal ini
kan Mg menunjang integritas ribosom sesuai pendapat Subhan et al. (2008),
tanaman. setiap unsur hara yang terkandung di
Hara mikro dibutuhkan tanaman sangat dalam pupuk NPK majemuk saling men-
sedikit dibandingkan hara sekunder, dukung untuk berbagai proses meta-
namun perannya sangat penting untuk bolisme sel, fotosintesis, dan respirasi sel
tanaman. Hal ini sesuai dengan pendapat tanaman sehingga dapat meningkatkan
Gardner (1991), untuk mendukung per- hasil buah tomat.
tumbuhan dan produksi, tanaman
membutuhkan hara mikro yang jumlahnya
sangat kecil tetapi perannya sangat penting KESIMPULAN
untuk meningkatkan aktivitas enzim dan
transport elektron dalam proses foto- Pupuk NPK majemuk 12+11+18+(S)+
sintesis. Hara mikro diperlukan tanaman Mg+Te merupakan pupuk yang lebih baik
relatif sedikit dari pada hara sekunder pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan
(Mori, (1999) cit Subhan et al. (2008)). produksi bawang merah varietas Mentes
Bobot basah umbi bawang dipengaruhi dataran tinggi, layak digunakan untuk
pupuk NPK majemuk. Perlakuan C mem- tanaman bawang merah varietas mentes
berikan bobot basah tertinggi (berbeda dataran tinggi.
nyata dengan perlakuan lain), namun
perlakuan antara A, B, D, dan E tidak
berbeda sesama, sedangkan terendah DAFTAR PUSTAKA
tanpa perlakuan atau kontrol. Tingginya
bobot basah perlakuan C diduga karena Afandie, Rosmarkam. 2001. Ilmu Ke-
peran unsur Mg dan unsur mikro yang suburan Tanah. Jurusan Ilmu Tanah
terdapat dalam pupuk sangat penting. Fakultas Pertanian UGM Yokyakata.
Diduga Pupuk NPK majemuk akan ideal,
Badan Pusat Statitik (BPS). 2009. Survei
berimbang, dan lebih bermanfaat bila Pertanian Statistik tanaman sayuran
ditambah unsur magnesium dan unsur dan buah. Agriculture Survay
mikro, hal tersebut terbukti tanaman yang Statistik of vegetable and fruit plant
dipupuk perlakuan C mengasilkan bobot Indonesia 2007. Badan Statistik
basah umbi lebih tinggi dari lainnya. Jakarta Indonesia.
Komponen hasil panen panjang dan
Englestad. 1997. Teknologi Penggunaan
diameter umbi pada perlakuan C lebih baik Pupuk. UGM Press Yogyakarta.
ukurannya, hasil umbi lebih berisi, bernas
(padat), dan warna lebih merah, serta Napitupulu, D. dan Winarno. 2009. Penga-
seimbang ukuran antara panjang dan ruh Pemberian pupuk N dan K

41
Jurnal Agro Vol. III, No. 1, Juli 2016

terhadap pertumbuhan dan produksi Silalahi, F.H,A.E. Marpaung, dan R. Tarigan.


Bawang merah. Jurnal Hortikultura, 2010. Tanggap Pertumbuhan
Badan Penelitian dan Pengembangan Tanaman Biwa terhadap Bergagai
Pertanian Pusat Penelitian dan Perbandingan Dosis Pupuk NPK.
Pengembangan Hortikultura Jakarta
Indonesia. Singgih, Wibowo. 2006. Seri Agribisnis
Budidaya Bawang, Bawang Putih,
Nursyamsu, Adiningsih, Soleh, dan Adi, Bawang Merah, Bawang Bombay.
1996. Penggunaan Bahan Organik Penebar Swadaya.
Untuk Meningkatkan Efisiensi Pupuk
N dan Produktifitas Tanah Ultisol di Subhan, N. Nurtika,dan N. Gunadi 2008.
Sitiung Sumbar. Respon tanaman tomat terhadap
penggunaan pupuk Majemuk NPK
Rosliani, R,Y. Hilman dan Sumarni. 2006. 15:15:15 pada tanah latosol musim
Pemupukan pospat alam pupuk kemarau. Jurnal Hortikultura. Badan
kandang domba dan inokulasi Penelitian dan Pengembangan
cendawan mikoriza arbuskar ter- Pertanian. Pusat Penelitian Pe-
hadap pertumbuhan dan hasil timun ngembangan Hortikultura Jakarta:
pada tanah masam. Jurnal Indonesia
Hortikultura. Badan Litbang
Pertanian. Pusat Penelitian dan Suriani, N., 2011. Bawang Bawa Untung.
Pengembangan Hortikultura Jakarta Budidaya Bawang Merah. Cahaya
Indonesia Atma Pustaka Yogyakarta.

Samadi, Budi dan Bambang Cahyono. 2005. Sinar Tani. 2013. Membangun kemandirian
Seri Budidaya Bawang Merah Agribisnis. Tabloid Edisi 27 Maret
Intensifikasi Usahatani. Penerbit tanggal 2 April 2013 no. 3500 XLII.
Kanisius: Yogyakarta.

42

Anda mungkin juga menyukai