Anda di halaman 1dari 8

TATA NAMA DAN ATURAN BINOMIAL NOMENKLATUR

HEWAN INVERTEBRATA

A. Pengertian

Binomial nomenklatur atau tata nama binomial adalah suatu aturan penulisan
nama spesies. Binomial nomenklatur ini harus dipenuhi dalam menuliskan nama
ilmiah suatu spesies, baik itu hewan maupun tumbuhan

Tatanama binomial (binomial : dua nama ) merupakan aturan penamaan baku bagi
semua organisme (makhluk hidup) yang terdiri dari dua kata dari sistem taksonomi
(biologi), dengan mengambil nama genus dan nama spesies. Nama yang dipakai
adalah nama baku yang diberikan dalam bahasa Latin atau bahasa lain yang
dilatinkan.

Berdasarkan kesepakatan internasional, digunakanlah metode binomial nomenclature.


Penamaan organisme pada saat ini diatur dalam Peraturan Internasional bagi
Tatanama Zoologi (ICZN) bagi hewan dan fosil hewan dan Peraturan Internasional
bagi Tatanama Prokariota (ICNP).

Nama ilmiah berlaku di seluruh dunia. Misalnya : Jika kita menyebut “ayam”,
mungkin orang Inggris tidak akan mengerti. Tetapi bila kita menyebut ayam dengan
nama ilmiahnya, yaitu Gallus gallus, maka orang Inggris akan mengerti bahwa yang
kita maksud itu adalah “chicken”.

Tatanama binomial dikenal pula sebagai "Sistem Klasifikasi Binomial".


Keunggulan binomial nomenklatur adalah memudahkan kita menunjuk suatu spesies
tanpa harus menerjemahkannya ke dalam bahasa lain.

Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan mahkluk hidup yang didasarkan pada
ciri-ciri tertentu.
Taksonomi : ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan / klasifikasi makhluk
hidup
 Tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah :

 Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki


 Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan
makhluk hidup dari jenis lain
 Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup memberi nama makhluk hidup
yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama

 Manfaat Klasifikasi bagi manusia, antara lain :

 Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat


beraneka ragam
 Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antarjenis makhluk
hidup
 Klasifikasi memudahkan komunikasi

B. Aturan Penulisan

1. Nama species terdiri atas dua kata, kata pertama merupakan nama genus,
sedangkan kata kedua merupakan penunjuk spesies , misalnya : Spongia sp
2. Huruf pertama nama genus ditulis huruf kapital, sedangkan huruf pertama
penunjuk spesies / jenis digunakan huruf kecil
3. Nama species menggunakan bahasa latin atau yang dilatinkan
4. Nama species harus ditulis berbeda dengan huruf-huruf lainnya (bisa miring,
garis bawah, atau lainnya)
5. Pada teks tulisan tangan, nama ilmiah diberi garis bawah yang terpisah untuk
nama genus dan nama spesies. Contoh : Holothuria sp
6. Untuk nama species hewan yang terdiri atas tiga kata, kata ke tiga tersebut bukan
nama species, melainkan nama subspecies (anak jenis), yaitu nama takson di
bawah species
7. Singkatan "sp." (zoologi) digunakan jika nama spesies tidak dapat atau tidak
perlu dijelaskan. Singkatan "spp." (zoologi dan botani) merupakan bentuk jamak.
Contoh: Pylla sp., berarti satu jenis dari genus Phylla,berarti jenis-jenis Phylla.
8. Sering dikacaukan dengan singkatan sebelumnya adalah "ssp." (zoologi) yang
menunjukkan subspesies yang belum diidentifikasi. Singkatan ini berarti
"subspesies", dan bentuk jamaknya "sspp."

C. PROSES ATAU TAHAPAN KLASIFIKASI

Para biologiawan masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae
(sistem Alam) yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah.

Klasifikasi dilakukan berdasarkan : kesamaan morfologi, anatomi, fisiologi, dan cara


perkembangbiakannya.

Dengan klasifikasi akan terbentuk kelompok- kelompok makhluk hidup yang disebut
takson. Setelah diklasifikasikan, suatu makhluk hidup diberi nama berdasarkan
kelompok yang dimilikinya.

Sistem tata nama yang dipakai saat ini adalah sistem tata nama biner yang disebut
binomial nomenclature yang diperkenalkan oleh Carolus Linnaeus yang dijuluki
Bapak Taksonomi.

Ada bermacam sistem klasifikasi makhluk hidup. Sistem klasifikasi ini berkembang
mulai dari yang sederhana hingga berdasar sistem yang lebih modern.

1. Sistem artifisial / buatan


Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri yang
ditetapkan oleh peneliti sendiri, misalnya, ukuran, bentuk, dan habitat makhluk hidup.
Penganut sistem ini di antaranya Aristoteles dan Theophratus (370 SM).

2. Sistem natural / alami


Sistem yang mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri struktur
tubuh eksternal (morfologi) dan struktur tubuh internal (anatomi) secara alamiah .
Penganut sistem ini, di antaranya, Carolus Linnaeus (abad ke-18). Linnaeus
berpendapat bahwa setiap tipe makhluk hidup mempunyai bentuk yang berbeda. Oleh
karena itu, jika sejumlah makhluk hidup memiliki sejumlah ciri yang sama, berarti
makhluk hidup tersebut sama spesiesnya. Dengan cara ini, Linnaeus dapat mengenal
10.000 jenis tanaman dan 4.000 jenis hewan.
3. Sistem modern (filogenetik)
Sistem klasifikasi makhluk hidup berdasarkan pada hubungan kekerabatan secara
evolusioner. Beberapa parameter yang digunakan dalam klasifikasi ini adalah sebagai
berikut:

a. Persamaan struktur tubuh dapat diketahui secara eksternal dan internal

b. Menggunakan biokimia perbandingan. Misalnya, hewan Limulus polyphemus,


dahulu dimasukkan ke dalam golongan rajungan (Crab) karena bentuknya seperti
rajungan, tetapi setelah dianalisis darahnya secara biokimia, terbukti bahwa hewan ini
lebih dekat dengan laba-laba (Spider). Berdasarkan bukti ini, Limulus dimasukkan ke
dalam golongan laba-laba.

c. Berdasarkan genetika modern. Gen dipergunakan juga untuk melakukan klasifikasi


makhluk hidup. Adanya persamaan gen menunjukkan adanya kekerabatan.

Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup:

1. Pencandraan (identifikasi)
adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup
yang akan diklasifikasi.
2. Pengelompokan
Makhluk hidup dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri
serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit- unit
yang disebut takson.
3. Pemberian nama takson
Kelompok- kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal
ciri- ciri suatu kelompok makhluk hidup.

D. TINGKATAN TAKSON

Dalam sistem klasifikasi, makhluk hidup dikelompokkan menjadi suatu kelompok


besar kemudian kelompok besar ini dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil
sehingga pada akhirnya terbentuk kelompok-kelompok terkecil yang beranggotakan
satu jenis makhluk hidup.

Semakin tinggi tingkat taksonnya :

 Anggotanya semakin banyak


 Tingkat persamaannya semakin kecil
 Detil pengelompokkannya semakin sederhana
 Perbedaannya semakin banyak karena tuntutan kesamaannya sedikit
 Tingkat kekerabatannya semakin jauh

Sebaliknya tingkat takson semakin rendah sifat-sifatnya kebalikan dari yang


disebutkan di atas.
Taksa (takson) telah distandarisasi di seluruh dunia berdasarkan International
Committee on Zoological Nomenclature.

Urutan takson antara lain :


1) Kingdom
Tingkatan takson tertinggi makhluk hidup. Kebanyakan ahli Biologi sependapat
bahwa makhluk hidup di dunia ni dikelompokkan menjadi 5 kingdom (diusulkan
oleh Robert Whittaker tahun 1969). Kelima kingdom tersebut antara lain : Monera,
Proista, Fungi, Plantae, dan Animalia
2) Divisio
Filum terdiri atas organism- organisme yang memiliki satu atau dua persamaan
ciri. Nama filum tidak memiliki akhiran yang khas
3) Clasis
Kelompok takson yang satu tingkat lebih rendah dari filum.
4) Order (Ordo/ Bangsa)
Setiap kelas terdiri dari beberapa ordo
5) Familia
merupakan tingkatan takson di bawah ordo. Nama famili untuk hewan biasanya
diberi nama idea.
6) Genus
Takson yang lebih rendah dariada family. Nama genus terdiri atas satu kata, huruf
pertama ditulis dengan huruf capital, dan seluruh huruf dalam kata itu ditulis
dengan huruf miring atau dibedakan dari huruf lainnya.
7) Species
Suatu kelompok organism yang dapat melakukan perkawinan antar sesamanya
untuk menghasilkan keturunan yang fertile (subur).

Contoh : Klasifikasi species Diadema sp

Kingdom : Animalia
Phyllum : Echinodermata
Classis : Echinoidea
Ordo : Diadematoidea
Famili : Diadematoidae
Genus : Diadema
Species : Diadema sp
TATA NAMA DAN ATURAN

BINOMIAL NOMENKLATUR

HEWAN INVERTEBRATA

Disusun Oleh :
Nama : Wahyu Kusumawardani
NIM : K4312070
Kelas : B
Prodi : Pendidikan Biologi
Mata Kuliah : Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan Invertebrata

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
2013
DAFTAR PUSTAKA

Dwiastuti,sri dan Puguh.2003.Keanekaragaman dan Klasifikasi Hewan


I.Surakarta:UNS Press
http://ilhamsingosari.wordpress.com/2012/08/02/klasifikasi-dan-tata-nama-ilmiah/
http://mediabelajaronline.blogspot.com/2011/11/klasifikasi-dan-tata-nama-ilmiah.html

Anda mungkin juga menyukai