Anda di halaman 1dari 13

DESAIN KUEISIONER DAN PANDUAN WAWANCARA

A. Kueisioner
1. Definisi
Kueisioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab.
(Syofian Siregar,2010). Teknik ini memungkinkan analisis mempelajari sikap-sikap,
keyakinan, perilaku, dan karakteristik dari responden.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Metode pengumpulan data melalui teknik kuesioner memiliki kelebihan dan kekurangan,
adapun kelebihannya sebagai berikut:
a) jumlah responden, dapat dilakukan dalam jumlah yang besar dengan cakupan yang
luas karena kuesioner dapat disebar melalui pos dan media lainnya.
b) biaya yang digunakan relatif murah karena data dapat diperoleh lebih banyak dengan
sekali penyebaran kueisioner.
c) responden yang dibutuhkan tidak perlu orang yang mempunyai keahlian dan wawasan
yang luas, cukup dengan terkait dengan permasalahan dalam penelitian.
Sedangkan, kekurangan dari kuesioner yakni sebagai berikut:
a) tingkat pengembalian kuesioner rendah, jika dikirim melalui pos dan media lainnya
b) teknik kuesioner hanya dapat diberikan kepada responden yang dapat membaca
c) bila pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner disalah tafsirkan oleh responden, maka
hasil penelitian tidak akurat.
3. Kendala
Masalah atau kendala yang sering timbul dari penggunaan kuesioner dalam suatu survei
yakni adanya variasi dari responden hingga memungkinkan muncul permasalahan
berikut, diantaranya:
a) Responden tidak mengerti pertanyaan, jawaban yang diberikan tidak ada hubungan
dengan pertanyaan yang diajukan.
b) Responden mengerti pertanyaan dan mengetahui informasi pertanyaan akan tetapi
tidak mengetahui mana informasi penting yang harus diingat, misalnya pertanyaan
yang telah lama berlalu.

1
c) Responden mengerti pertanyaan, mempunyai informasi tetapi tidak mau menjawab
atau memberikan informasi yang dimaksud misalnya pertanyaan tentang masalah
pribadi
d) Responden tidak mampu untuk mengemukakan dengan alasan tidak mampu
menguraikan, pertanyaan kurang tepat ditujukan kepada responden, ataupun respon
yang tidak mengetahui jawabannya.
4. Jenis Kueisioner
Jenis kuesioner yang digunakan dalam proses pengumpulan data bergantung pada jenis
pertanyaan yang digunakan dalam pembuatan kueisioner tersebut, yakni:
a) Kueisioner Tertutup
Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada responden sudah dalam bentuk
pilihan ganda. Responden harus memilih jawaban yang tersedia dan tidak
memungkinkan adanya penjelasan tambahan. Pertanyaan tertutup berguna ketika
kendala waktu penelitian terbatas dan hanya memerlukan informasi tertentu saja. Tipe
pertanyaan ini memiliki keunggulan dan kelemahan, keunggulan pertanyaan tertutup
yakni jawaban cepat dikumpulkan sehingga menghemat waktu serta perbandingan
jawaban responden antar waktu dan kelompok lebih mudah.
Contoh:
“ Bagaimana pendapat saudara tentang sarana dan prasarana yang ada di Fakultas
Ilmu komunikasi Universitas Z? “
1) Sangat tidak baik
2) Tidak baik
3) Biasa
4) Baik
5) Sangat baik
b) Kueisioner Semi Terbuka
Pertanyaan semi terbuka merupakan kombinasi dari pertanyaan tertutup dan
pertanyaan terbuka, dimana responden diberi pilihan jawaban dalam bentuk kategori
tetapi responden juga diberikan kesempatan untuk menjelaskan alasannya.
Keunggulan dari jenis pertanyaan ini yakni mempermudah pencatatan jawaban
responden dan mempermudah analisis informasi. Sedangkan kelemahannya terletak

2
pada kemungkinan adanya jawaban penting dari responden yang terlewat karena tidak
terdapat dalam kategori, kemudian pewawancara bisa lalai karena memaksakan
informasi yang masuk kedalam kategori yang ada sehingga informasi yang lainnya
bisa hilang dan jika responden ragu menjawab, pewawancara kemungkinan berupaya
membantu dengan kisi jawaban sehingga berpotensi menimbulkan bias.
Contoh pertanyaan semi terbuka:
“Selama 5 tahun terakhir, apakah hasil hutan yang dikonsumsi rumah tangga:
a. Meningkat, karena.....
b. Berkurang, karena......”
c) Kueisioner Terbuka
Pertanyaan terbuka memungkinkan peneliti menggali lebih banyak informasi
karena responden mempunyai kebebasan menjawab dan memberikan penjelasan.
Keunggulan dari pertanyaan terbuka yakni dapat membantu peneliti menemukan
informasi baru yang sebelumnya tidak terpikirkan, catatan pembicaraan dengan
responden dapat menjadi ilustrasi yang menarik didalam laporan dan meluaskan ruang
lingkup ketika analisis sehingga memungkinkan munculnya interpretasi kesimpulan
yang baru. Sedangkan, kelemahan dari pertanyaan terbuka yakni membutuhkan
pewawancara yang berpengalaman untuk memulai diskusi suatu topik dan mencatat
temuan-temuannya serta membutuhkan keahlian dalam menganalisis data dan
informasi sehingga membutuhkan waktu yang lama.
Contoh pertanyaan terbuka:
“ Apa pendapat Bapak mengenai hasil panen tahun ini, mengapa berkurang dan kira-
kira apa yang menyebabkannya?”
Jenis-jenis pertanyaan pada suatu kuesioner berbeda-beda bergantung kepada
informasi yang ingin diperoleh dan cara pengolahannya yang terdiri atas:
1) Free Response
Jawaban dari pertanyaan ini tidak terbatas, responden diberikan keluasan dalam
menjawab. Pertanyaan sejenis ini biasanya digunakan dalam perihal memperhatikan
opini, persepsi atau motif tertentu dari responden. Misalnya “ Bagaimana pendapat
saudara tentang program pemberantasan DBD? ”

3
Pertanyaan semacam ini memperbolehkan responden untuk menjawab apa yang
dipikirkan dan diketahui oleh responden. Kelemahan dari jenis pertanyaan ini
adalah sulitnya untuk mengolah informasi berdasarkan jawaban yang diberikan
dikarenakan perbedaan interpretasi dari jawaban-jawabannya.
2) Directed Response
Pertanyaan jenis ini hampir sama dengan free response namun lebih sedikit
diarahkan, tidak terlalu luas topik pembicaraannya. Misalnya “Bagaimana pendapat
saudara tentang program pemberantasan DBD dengan metode PSN?” Jawaban yang
diperoleh lebih terarah dan lebih mudah untuk dibandingkan antara jawaban dari
satu respon ke respon lainnya karena hanya menyangkut masalah yang lebih kecil.
3) Multiple Choice
Jenis pertanyaan ini telah menyediakan pilihan jawaban kepada responden
sehingga responden tinggal memilih satu jawaban yang sesuai dengan opininya.
Misal pertanyaannya sebagai berikut:
“ Bagaimana pendapat saudara tentang perlu tidaknya pemberantasan DBD
melibatkan masyarakat? ”
a. Sangat Perlu
b. Tidak perlu
c. Perlu
Pertanyaan sejenis ini tidak sulit untuk dijawab karena hanya memilih dan juga
mudah dalam pengolahannya. Jenis pertanyaan ini perlu dipastikan dari
kemungkinan jawaban dari pertanyaan yang diajukan.
4) Check List
Jenis ini merupakan modifikasi dari multiple choice dimana jenis ini diberi
kebebasan untuk memilih jawaban sebanyak mungkin. Sebagai contoh “dimana
tempat yang paling sering dijadikan sarang nyamuk penular DBD?”
a. Bak mandi
b. Tempayan
c. Ban bekas
d. Pot bunga

4
Jawaban responden bisa lebih dari satu dan bahkan memungkinkan semua akan di
check yang berarti responden mengetahui dimana saja nyamuk penular DBD dapat
berkembangbiak.
5) Ranking Question
Pertanyaan jenis ini meminta responden untuk mengurutkan jawaban yang tersedia
sesuai dengan pendapat responden. Misalnya, “Menurut pendapat saudara, metode
apa yang paling dianggap efisien untuk memberantas penyakit DBD? “
a. Fogging
b. Abatesasi
c. PSN
6) Dichotomous Question
Jenis pertanyaan ini hanya memberikan kebebasan kepada responden untuk
memilih satu jawaban saja dari dua jawaban yang sudah tersediakan. Pertanyaan
sejenis ini banyak menggunakan pilihan “ ya “ dan “tidak”. Misalnya “Apakah
saudara dalam satu bulan terakhir ini melakukan supervise dalam kaitanya dengan
pelaksanaan program pemberantasan DBD?”
7) Open End Question
Jenis pertanyaan ini banyak digunakan dalam penelitian kualitatif. Biasanya
pertanyaan dimulai dengan salah satu subjek dan atas dasar jawaban responden
maka dilanjutkan dengan pertanyaan yang disusun sebagai kelanjutan dari jawaban
tersebut.
5. Desain Kuisioner
a) Prinsip Penulisan
Uma Sekaran (1992), mengemukakan beberapa prinsip dalam penulisan kueisioner
sebagai teknik pengumpulan data yaitu :
1) Isi dan tujuan pertanyaan, terkait dengan isi pertanyaan tersebut merupakan bentuk
pengukuran atau bukan. Jika berbentuk pengukuran, maka dalam membuat
pertanyaan harus menggunakan skala pengukuran yang tepat serta memperhatikan
kecukupan jumlah item guna mengukur variabel yang diteliti.
2) Bahasa yang digunakan dalam penulisan kueisioner harus disesuaikan dengan
kemampuan berbahasa responden. Sehingga penggunaan bahasa dalam kueisioner

5
harus memperhatikan jenjang pendidikan, keadaan sosial dan budaya dari
responden.
3) Menentukan tipe dan bentuk pertanyaan yang tepat
4) Pertanyaan tidak boleh memiliki makna ganda karena dapat menyulitkan
responden untuk memberikan jawaban.
5) Setiap pertanyaan dalam kueisioner sebaiknya tidak menanyakan hal-hal yang
sekiranya responden sudah lupa serta tidak memberikan pertanyaan yang
memerlukan jawaban dengan berfikir berat.
6) Pertanyaan dalam kueisioner sebaiknya tidak menggiring kepada jawaban yang
baik atau ke yang jelek saja.
7) Panjang pertanyaan dalam kueisioner sebaiknya tidak terlalu panjang karena akan
membuat jenuh responden dalam mengisi. Disarankan empirik jumlah pertanyaan
yang memadai adalah antara 20-30 pertanyaan.
8) Urutan pertanyaan dalam kueisioner dimulai dari yang umum menuju ke hal yang
spesifik, atau dari yang mudah menuju ke hal yang sulit, atau diacak. Hal ini perlu
dipertimbangkan karena secara psikologis akan mempengaruhi semangat
responden untuk menjawab. Jika diawal telah disuguhkan dengan pertanyaan yang
sulit dapat mengakibatkan responden patah semangat untuk mengisi kueisioner.
Urutan pertanyaan diacak bila tingkat kematangan responden terhadap masalah
yang ditanyakan sudah tinggi.
9) Prinsip pengukuran. Keuisioner yang diberikan kepada responden merupakan
instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabel yang akan diteliti,
sehingga prinsip valid dan reliabel harus terjamin.
10) Penampilan fisik kueisioner sebagai alat pengumpul data akan mempengaruhi
respon atau keseriusan responden dalam mengisi.
b) Prosedur Pembuatan kuesioner
Menyiapkan kuesioner memerlukan urutan-urutan pembuatannya secara sistematik
dan baik. Adapun langkah langkah dalam pembuatan kuesioner adalah sebagai berikut:
1) Proses perencanaan sudah harus menentukan informasi yang diperlukan dan
sumber mana data yang akan diperoleh

6
2) Informasi yang ingin diperoleh dari sumber tersebut harus sesuai daftar. Jika
terdapat data yang tidak diperlukan sehingga data tersebut dihilangkan agar sesuai
kerangka pemikiran semula. Kerangka dasar pemikiran akan mengarahkan
pemikiran kea rah hipotesis. Berdasarkan hipotesis tersebut akan
mengarahkanpeneliti pada data yang perlu ditanyakan kepada respnden.
3) Perhatikan hal-hal yang kiranya sulit untuk dijawab.
4) Berikutnya adalah menetukan urutan topik, dalam hal ini topik mana yang
menarik sebagai pembuka wawancara dan mana yang baik sebagai penutup dan
lain sebagainya.
5) Topik-topik atau item-item perlu diurutkan, kemudian ditentukan tipe-tipe
pertanyaan apa yang harus digunakan untuk memperoleh informasi yang
dikehendaki. Apakah multiple choice, free response dan lainnya.
6) Setelah menentukan tipe pertanyaan yang akan digunakan selanjutnya merangkai
susunan kata-kata untuk tiap pertanyaan. Pertanyaan pertanyaan harus ditulis
dengan jelas sesuai prinsip penulisan pertanyaan yang baik.
7) Setelah penulisan pertanyaan selesai selanjutnya menentukan formatnya (layout).
Sediakan ruangan yang cukup untuk jawaban
8) Setelah format dan pertanyaan selesai, diteliti kembali dan jika perlu diperbaiki
lagi.
9) Selanjutnya kembali kita tempatkan diri kita kembali sebagai responden dan
dapatkah kita menjawab semua pertanyaan tersebut dan hitunglah waktu yang
diperlukan
10) Berikutnya adalah menempatkan diri sebagai interviewer agar dapat mengoreksi
apakah pertanyaan sudah baik dan mudah dimengerti, bahasa yang digunakan
sudah wajar, apakah mudah dibaca.
11) Selanjutnya agar kuesioner lebih baik, perlu diminta pendapat atau saran dari
pihak yang lebih mengetahui tentang topik yang akan diteliti.
12) Kueisioner kemudian diuji coba di lapangan dengan beberapa responden untuk
mengetahui apakah mudah digunakan dilapangan atau tidak. Dari sini dapat
diketahui mana pertanyaan yang perlu direvisi dan jika memungkinkan setelah
diperbaiki dilakukan uji coba kembali

7
13) Terakhir setelah diuji coba dan semua telah diperbaki, maka kuesioner siap untuk
diterapkan ke lapangan untuk penelitian/survey
6. Contoh Kueisioner
ANGKET MOTIVASI BERPRESTASI
Petunjuk:
Berikut disajikan pernyataan-pernyataan atau statemen tentang Motivasi Berprestasi.
Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang Motivasi Berprestasi di sekolah tempat
Anda bekerja dengan melingkari pada kolom skala. Sejauh mana persetujuan Anda
dengan pernyataan ini? Jika anda pilih:
1 = sangat tidak setuju (STS)
2 = tidak setuju (TS)
3 = setuju (S)
4 = sangat setuju (SS)

No. Pernyataan STS TS S S


1 2 3 S4
1. Tujuan belajar mengajar tercapai apabila siswa
tuntas dalam belajar
2. Saya yakin dengan kemampuan diri sendiri dapat
mencapai keberhasilan sebagai pengajar
3. Saya yakin dapat bersaing dengan rekan sejawat
dalam peningkatan karir
4. Saya merasa bangga menjadi seorang guru tanpa
mempertimbangkan pendapatan
5 Saya bersungguh-sungguh dalam tugas mengajar
6 Saya membuat penilaian hasil belajar siswa
7. Menindaklanjuti saran dapat memperlancar
pekerjaan
8. Saya siap
berikutnya menghadapi resiko dalam
melaksanakan
9. Saya
kegiatandapat
belajarmelaksanakan
mengajar tugas lain yang
diberikan
10. Saya yakin pada kemampuan saya sendiri untuk
atasan
mengerjakan tugas-tugas lain yang dibebankan
oleh atasan.

8
11. Saya yakin persaingan sehat dan adil membuat
bekerja menjadi lebih baik
12 Saya merasa bangga jika telah bekerja keras untuk
menyelesaikan pekerjaan

13. Saya bersungguh-sungguh dalam melaksanakan


tugas-tugas lain yang dibebankan oleh atasan
14. Saya mengomunikasikan hasil belajar kepada
siswa
15. Kritik yang diberikan orang lain tidak banyak
manfaatnya bagi penyelesaian tugas selanjutnya.

B. Wawancara
1. Definisi
Menurut Tahir Malik (2010), wawancara adalah teknik pengumpulan informasi dengan
cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dan responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan panduan wawancara. Teknik wawancara
memungkinkan peneliti untuk mengetahui lebih mendalam tentang responden.
2. Kelebihan dan Kekurangan
Kelebihan dari teknik wawancara meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab dengan bebas dan terbuka
terhadap pertanyaa-pertanyaan yang diajukan.
b) Memungkinkan untuk mengembangkan pertanyaanpertanyaan sesuai dengan situasi
yang berkembang.
c) Dapat menilai kebenaran jawaban yang diberikan dari orang yang diwawancarai.
d) Pewawancara dapat menanyakan kegiatan-kegiatan khusus yang tidak selalu terjadi.
Sedangkan, kekurangan teknik wawancara yakni:
a) Membutuhkan waktu yang lama, sehingga membutuhkan biaya yang relatif mahal
b) Sangat bergantung kepada kemampuan pewawancara untuk menciptakan hubungan
yang baik antara pewawancara dengan responden.
c) Wawancara tidak selalu tepat untuk kondisi-kondisi tempat tertentu.
d) Wawancara sangat menganggu kerja dari orang yang diwawancarai bila waktu yang
dimilikinya sangat terbatas
3. Kendala
9
Teknik wawancara tidak selalu berjalan lancar, kendala-kendala yang sering ditemukan
saat wawancara yaitu:
a) Responden mengatakan sibuk
Pewawancara harus tanggap apakah responden berkata jujur atau hanya perasaan
curiga. Jika responden terbukti sibuk maka buatlah perjanjian kapan pewawancara
dapat diterima dan catat pada lembar kertas yang telah disediakan pada kuesioner.
b) Responden tidak tertarik untuk menjawab
Apabila responden tidak tertarik untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, maka
paparkan tujuan dan maksud dari penelitian survey yang akan dilakukan, siapa yang
membiayai atau siapa yang mensponsori. Selain itu paparkan pula manfaat dari
penelitian tersebut.
c) Responden menolak untuk diwawancarai
Pewawancara harus siap meninggalkan responden jika responden tidak siap untuk
diwawancarai, namun sebelum meninggalkan tempat berpamitanlah dengan sopan
agar masih diberi kesempatan kepada pewawancara yang lain. Tinggalkan kuesioner
pada responden dengan harapan ia mempelajari dan masih mau diwawancarai.
d) Responden ditemani orang ketiga selama wawancara
Apabila hal ini terjadi, maka mintalah dengan sopan kepada responden untuk tetap
berdua saja agar wawancara dapat berlangsung dengan lancar
4. Jenis Wawancara
Teknik wawancara juga memiliki beberapa jenis yakni:
a) Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur sebagai teknik pengumpul data dengan melakukan
wawancara dimana telah disiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya telah disiapkan dan pengumpul data
tinggal mencatatnya.
b) Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur merupakan wawancara yang dilakukan dengan tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan
lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya

10
berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan. Teknik wawancara ini
lebih menekankan peran pewawancara dalam melakukan wawancara
5. Pelaksanaan Wawancara
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan wawancara adalah sebagai berikut:
a) Pewawancara
Peran pewawancara sangat besar dalam melakukan wawancara dimana jika
pewawancara menyadari adanya kesalahan yang terkandung dalam pengumpulan
data maka peran pewawancara harus membatasi terjadinya kesalahan dengan jalan:
1) memilih pewawancara yang tepat dan handal
2) memberi pelatihan lebih dahulu sebelum melakukan wawancara
3) hubungan yang baik antar pewawancara dan orang yang diwawancarai yakni
dalam wawancara suasana harus dijiwai dengan suasana kerjasama.
b) Responden
Semakin tinggi pendidikan responden maka semakin sukar mengendalikannya, jadi
pewawancara harus pandai memahami kondisi responden. Begitu pula sebaliknya,
jika responden pendidikannya terlalu rendah maka pewawancara harus pandai
menjabarkan pertanyaan dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh responden
c) Teknik dalam wawancara yang mencakup:
1) Temui anggota masyarakat dan jalin hubungan baik, usahakan informan merasa
nyaman dan rileks, perhatikan sikap badan dan bahasa tubuh.
2) Jelaskan maksud dan tujuan survei serta jelaskan hal-hal yang menyangkut
kerahasiaan informan.
3) Tetapkan aturan-aturan dasar
4) Perhatikan waktu dan kondisi informan. jika mereka mulai kurang memperhatikan
segeralah mengubah topik. Jika mereka mulai gelisah, silahkan hentikan proses
wawancara untuk sejenak beristirahat. Jangan terburu-buru, bersabarlah dan
tenang, tetapi serius. Gunakan bahasa yang sederhana, siapkan cara-cara lain
untuk menanyakan hal yang sama. Jangan mengarahkan informan dengan
mengusulkan jawaban atau pendapat anda sendiri, sabar dan berilah waktu kepada
responden untuk berpikir.

11
5) Hormati berbagai pandangan, peraturan dan adat istiadat setempat (misalnya,
seorang laki-laki tidak boleh datang sendirian dan mewawancarai responden
perempuan). Tinggalkan isu yang sensitif atau tunda sampai wawancara kedua.
Jangan memaksa informan untuk menjawab.
6) Biarkan informan berbicara dan bahkan sedikit menyimpang dari pertanyaan,
tetapi jangan terlalu lama.
7) Sediakan alat-alat peraga jika diperlukan, peta atau gambar yang dapat membantu
anda menjelaskan suatu gagasan.
8) Menyapa responden dengan senyum yang bersahabat.
9) Terima mereka dengan ramah dan tawarkan beberapa kompensasi untuk pekerjaan
yang tertunda, tetapi jangan membeli informasi.
10) Jangan memberi janji-janji.
11) Pastikan Anda menyampaikan terima kasih kepada para informan. Beritahu
mereka bahwa Anda mungkin perlu kembali untuk mengecek.
6. Contoh Panduan Wawancara
Lampiran 1. Pedoman Wawancara Mendalam Teknik Mengemas Informasi
Kesehatan dalam Media Massa
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM
Tujuan Wawancara :
Kami ingin mengetahui bagaimana langkah-langkah mengemas informasi kesehatan,
mulai dari tahap paling awal, hingga tahap paling akhir menjadi produk media massa.
Kami juga ingin mengetahui hal-hal yang penting dalam pengemasan informasi
kesehatan dalam media massa. Kami berharap Bapak/Ibu dapat meluangkan waktunya
kurang lebih 45 menit untuk mendiskusikan masalah ini. Atas waktu yang Bapak/Ibu
luangkan kami ucapkan terima kasih.
Wawancara dimulai :
1. Bisakah ceritakan sedikit latar belakang pekerjaan Bapak/Ibu?
2. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu terhadap informasi kesehatan dalam media massa?
Langkah-langkah mengemas informasi kesehatan dalam media massa :
3. Apa saja langkah-langkah mengemas informasi kesehatan dalam media massa?
- bagaimana menentukan tema informasi

12
- siapa sumber informasinya
- teknik penulisan informasi yang baik
- pengaturan tata letak yang baik

Hal-hal yang penting dalam pengemasan informasi kesehatan dalam media massa
4. Apa saja hal-hal yang penting dalam mengemas sebuah informasi kesehatan dalam
media massa agar pesan dapat disampaikan dengan lebih baik ?
- dari topiknya
- dari gaya bahasanya
- dari pengaturan tata letaknya
- dari jenis pengemasannya
- dari panjang tulisannya
Penutup
5. Terima kasih atas kesediaannya meluangkan waktu. Bila ada informasi yang
kurang kami harap kami boleh menghubungi Bapak/Ibu kembali.

13

Anda mungkin juga menyukai