Tujuan Percobaan
1. Gelas kimia
2. Erlenmeyer
3. Pipet ukur
4. Pipet volume
6. Spatula
7. Pengaduk kaca
8. Piknometer
9. Viscometer Oswalds
1. Aquades
2. Garam
3. Air
IV. Dasar Teori
Pengadukan adalah operasi yang menciptakan terjadinya gerakan dari bahan yang
diaduk seperti molekul- molekul, zat-zat yang bergerak atau komponennya menyebar
(terdispersi). Pengadukan memiliki tujuan yaitu :
4. untuk mempercepat perpindahan panas antara fluida dengan koil pemanas dan
jacket pada dinding bejana.
Aplikasi pengadukan dan pencampuran bisa ditemukan dalam rentang yang luas,
diantaranya dalam proses suspensi padatan, dispersi gas-cair, cair-cair maupun padat-cair,
kristalisasi, perpindahan panas dan reaksi kimia.
B. Tangki Pengaduk
1. Pada tangki berpengaduk suhu dan komposisi campuran dalam tangki selalu serba sama.
Hal ini memungkinkan mengadakan suatu proses isothermal dalam tangki berpengaduk
untuk reaksi yang panas reaksinya sangat besar.
2. Pada tangki berpengaduk dimana volume tangki relative besar, maka waktu tinggal juga
besar, berarti zat pereaksi dapat lebih lama beraksi didalam tangki.
1. Sukar membuat tangki berpengaduk yang dapat bekerja dengan efesiensi untuk reaksi-
reaksi dalam fase gas, karena adanya persoalan pengaduk.
3. Kecepatan perpindahan panas per satuan massa pada tangki pengaduk lebih rendah.
4. Kecepatan reaksi pada tangki berpengaduk adalah kecepatan reaksi yang ditunjukkan
oleh komposisi waktu aliran keluar dari tangki.
Motor
Pengaduk
Batang
Pengaduk
Baffle Tangki
pengaduk
Gambar 1.1.2 Tangki Berpengaduk
Keterangan:
Kapasitas tangki yang dibutuhkan untuk menampung fluida menjadi salah satu
pertimbangan dasar dalam perancangan dimensi tangki. Fluida dalam kapasitas tertentu
ditempatkan pada sebuah wadah dengan besarnya diameter tangki sama dengan ketinggian
fluida. Rancangan ini ditujukan untuk mengoptimalkan kemampuan pengaduk untuk
menggerakkan dan membuat pola aliran fluida yang melingkupi seluruh bagian fluida
dalam tangki.
Persamaan (1) merupakan rumus dari volume sebuah tangki silinder. Sehingga salh
satu pertimbangan awal untuk merancang alat ini adalah dengan mencari nilai dari diameter
yang sama dengan tangki untuk kapasitas fluida yang diinginkan dalam pengadukan dan
pencampuran. Diameter tangki ditentukan dengan persamaan (2). Tangki dengan diamter
yang lebih kecil dibandingkan ketinggiannya memiliki kecendrungan menambah jumlah
pengaduk yang digunakan.
dengan D = t
Geometri dari tangki dirancang untuk menghindari terjadinya dead zone yaitu daerah
dimana fluida bisa digerakkan oleh aliran pengaduk.Geometri dimana terjadinya dead
zone biasanya berbentuk sudut ataupun lipatan dari dinding-dindingnya.
i. Pengaduk
Pengaduk ini akan menimbulkan arus atau aliran yang sejajar dengan sumbu poros
pengaduk.
Pengaduk ini akan menimbulkan aliran yang mempunyai arah tangensial dan radial terhadap
bidang rotasi pengaduk. Komponen aliran tangensial akan menyebabkan timbulnya vorteks
dan terjadinya suatu pusaran tetapi dapat dihilangkan dengan pemasangan buffle atau
cruciform buffle.
Untuk tugas-tugas sederhana, agitator yang terdiri dari satu dayung datar yang berputar pada
poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-kadang daun-daunnya di
buat miring, tetapi biasanya vertikal saja. Dayung ini berputar di tengah bejana dengan
kecepatan rendah sampai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial,
hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada impeler, kecuali bila daunnya agak miring.
Menurut bentuknya, pengaduk dapat dibagi menjadi tiga golongan yang terdiri :
1. Propeller
2. Padel.
Untuk tugas yang sederhana agitator yang terdiri dari satu dayung datar berputar
pada poros vertikal merupakan pengaduk yang cukup efektif. Kadang-kadang daunnya
dibuat miring tapi biasanya vertikal saja. Dayung ini berputar ditengah bejana dengan
kecepatan rendah sampai sedang dan mendorong zat cair secara radial dan tangensial,
hampir tanpa adanya gerakan vertikal pada impeller, kecuali bila daunnya agak miring.
3. Turbin,
Kebanyakan turbin menyerupai agitator berdaun banyak dengan daun daun yang
agak pendek dan berputar pada kecepatan tinggi pada suatu poros yang dipasang pada pusat
bejana. Daun-daun boleh lurus dan boleh juga lengkung, sudut vertikal. Impellernya
mungkin terbuka, setengah terbuka atau terselubung. Diameter impellernya biasanya
lebih kecil dari diameter dayung yaitu berkisar antara 30 sampai 50 persen dari diameter
bejana. Turbin biasanya efektif untuk jangkauan viskositas cukup luas. Pada cairan
berviskositas rendah turbin itu menimbulkan arus yang sangat deras yang berlangsung pada
keseluruhan bejana.
Pencampuran didalam tangki pengaduk terjadi karena adanya gerak rotasi dari
pengaduk didalam fluida. Gerak pengaduk ini memotong fluida tersebut dan dapat
menimbulkan arus eddy yang bergerak ke seluruh system fluida tersebut. Oleh sebab itu
pengaduk merupakan bagian yang paling penting dalam suatu operasi pencampuran fase
cair dengan tangki pengaduk.
Pencampuran yang baik akan diperoleh bila diperhatikan bentuk dan dimensi
pengaduk yang digunakan, karena akan dipengaruhi keefektifan proses pencampuran, serta
daya diperlukan. Zat cair biasanya diaduk di dalam suatu tangki atau bejana biasanya yang
berbentuk silinder dengan sumbu terpasang vertikal. Bagian atas bejana itu mungkin
terbuka saja ke udara atau dapat pula tertutup.
Disamping itu, masih ada bentuk-bentuk pengaduk lain yang biasanya merupakan
modifikasi dari ketiga bentuk diatas.
Flate Blade Curved Blade Pitched Blade
Basic
Anchor Glassed
Gambar 1.6 Pola aliran yang dihasilkan oleh jenis-jenis pengaduk yang berbeda
Salah satu variasi dasar dalam proses pengadukan dan pencampuran adalah
kecepatan putaran pengaduk yang digunakan. Variasi kecepatan putaran pengaduk bisa
memberikan gambaran mengenai pola aliran yang dihasilkan dan daya listrik yang
dibutuhkan dalam proses pengadukan dan pencampuran. Secara umum klasifikasi kecepatan
putaran pengaduk dibagi tiga, yaitu :
Penambahan jumlah pengaduk yang digunakan pada dasarnya untuk tetap menjaga
efektifitas pengadukan pada kondisi yang berubah. Ketinggian fluida yang lebih besar dari
diameter tangki, disertai dengan viskositas fluida yang lebih besar dann diameter pengaduk
yang lebih kecil dari dimensi yang biasa digunakan, merupakan kondisi dimana pengaduk
yang digunakan lebih dari satu buah, dengan jarak antar pengaduk sama dengan jarak
pengaduk paling bawah ke dasar tangki. Penjelasan mengenai kondisi pengadukan dimana
lebih dari satu pengaduk yang digunakan dapat dilihat dalam tabel 1.1.
Tabel
1.1 Kond
isi untuk
Pemiliha
n
Pengadu
k
Viskositas dari cairan adalah salah satu dari beberapa faktor yang mempengaruhi
pemilihan jenis pengaduk. Indikasi dari rentang viskositas pada setiap jenis pengaduk
adalah :
2. Pengaduk jenis turbin bisa digunakan untuk viskositas di bawah 100 Pa.s
(100.000 cp)
4. Pengaduk jenis pita melingkar biasa digunakan untuk viskositas di atas 1000
Pa.s dan telah digunakan hingga viskositas 25.000 Pa.s. Untuk viskositas lebih
dari 2,5 - 5 Pa.s (5000 cP) dan diatasnya, sekat tidak diperlukan karena hanya
terjadi pusaran kecil.
ii. Baffle
Baffle biasanya tidak menempel pada dinding vessel sehingga secara kebetulan akan
terdapat celah antara baffle dengan dinding vessel. Baffle umumnya tidak digunakan pada
cairan dengan viscositas tinggi dimana pembentukan vortex bukanlah menjadi masalah
yang penting. Baffle dipasang pada mixing vessel untuk menambah turbulensi. Walaupun
penggunaan baffle menaikkan jumlah tenaga atau energi, tetapi di sisi lain memilki
keuntungan yaitu terjadinya perpindahan panas secara terus menerus dan waktu yang
dibutuhkanuntuk mencampur lebih cepat.
Pada saat menggunakan empat sekat vertikal seperti pada gambar 4 biasa menghasilkan
pola putaran yang sama dalam tangki. Lebar sekat yang digunakan sebaiknya berukuran
1/12 diameter tangki.
Jenis aliran didalam bejana yang sedang diaduk bergantung pada jenis
impeller, karakteristik fluida, dan ukuran serta perbandingan (proporsi) tangki, sekat,
dan agitator. Kecepatan fluida pada setiap titik dalam tangki mempunyai tiga
komponen, dan pola aliran keseluruhan didalam tangki itu tergantung pada variasi
dari ketiga komponen itu dari satu lokasi ke lokasi lain. Komponen kecepatan yang
pertama ialah komponen radial yang bekerja pada arah tegak lurus terhadap poros
impeller. Komponen kedua, ialah komponen tangensial, atau rotasional, yang
bekerja pada arah singgung terhadap lintasan terhadap lintasan lingkar disekeliling
poros.
Dalam keadaan biasa, dimana poros itu vertikal, komponen radial dan
tangensial berada dalam satu bidang horizontal, dan komponen longitudinalnya
vertikal.
Komponen radial dan komponen longitudinal sangat aktif dalam memberikan aliran
yang diperlukan untuk melakukan pencampuran. Bila poros itu vertikal dan terletak
persis dipusat tangki, komponen tangensial biasanya kurang menguntungkan. Arus
tangensial itu mengikuti suatu lintasan berbentuk lingkaran disekeliling poros, dan
menimbulkan voteks pada permukaan zat cair.
Adanya sirkulasi aliran laminar, cenderung membentuk stratifikasi pada
berbagai laisan tanpa adanya aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu.Pola aliran
yang terjadi dalam cairan yang diaduk tergantung pada jenis pengaduk. Karakteristik
fluida yang diaduk dan ukuran serta perbandingan ukuran antara tangki, pengaduk
dan sekat. Kecepatan partikel fluida disetiap titik dapat diuraikan dalam tiga
komponen yaitu:
a. Komponen radial, bekerja dalam arah tegak lurus terhadap sumbu pengaduk.
b. Komponen longitudinal, bekerja dalam arah sejajar sumbu.
c. Komponen tangensial atau rotasional, bekerrja dalam arah garis singgung lintasan
melingkar sekeliling sumbu. Aliran tangensial yang mengikuti lintasan melingkar
sekeliling sumbu, menimbulkan vorteks dipermukaan cairan. Jika tangki tidak
bersekat, maka pengaduk jenis aliran axial maupun radial akan menghasilkan aliran
melingkar. Karena pusaran itu terlalu kuat, pola aliran akan sama saja untuk semua
jenis pengaduk dan vorteks yang terbentuk akan mencapai pengaduk, sehingga
gas diatas permukaan akan terhisap.
Terdapat tiga cara untuk mencegah pusaran dan vorteks antara lain ;
1. Pengaduk dipasang off center atau miring.
2. Pada dinding tangki dipasang sekat vertikal.
3. Pemakaian diffuser ring pada tangki pengaduk jenis turbin.
Jika di dalam system itu terdapat partikel zat padat, arus sirkulasi itu
cenderung melemparkan partikel-partikel itu, dengan gaya sentrifugal kearah luar
dan dari situ bergerak ke bawah dan sesampai ke dasar tangki lalu ke pusat karena
itu, bukannya pencampuran yang berlangsung, tetapi sebaliknya pengumpulan yang
terjadi. Jadi, karena dalam aliran sirkulasi zat cair bergerak menurut arah gerakan
daun impeller, kecepatan relatif antra daun dan zat cair itu berkurang dan daya yang
dapat diserap zat cair itu menjadi terbatas. Dalam bejana yang tak bersekat, aliran
putar itu dapat dibangkitkan oleh segala jenis impeller, baik aliran aksial maupun
radial. Jadi, jika putaran zat cair itu cukup kuat, pola aliran di dalam tangki itu dapat
dikatakan tetap bagaimanapun bentuk mungkin sedemikian dalamnya, sehingga
mencapai impeller, dan gas dari atas permukaan zat cair akan tersedot ke dalam zat
cair itu. Biasanya hal demikian tidaklah di kehendaki.
Aliran lingkaran (circulatory flow) dan arus putar (swirling) dapat di
cegah dengan menggunakan salah satu dari tiga cara di bawah ini. Dalam tangki-
tangki kecil, impeller dipasang di luar sumbu tangki (ekstentrik). Porosnya di geser
sedikit dari garis pusat tangki, lalu dimiringkan dalam suatu bidang yang tegak-
lurus terhadap pergeseran itu. Dalam tangki-tangki yang lebih besar, agitatornya di
pasang di sisi tangki, dengan porosnya pada bidang horizontal, tetapi membuat sudut
dengan jari-jari tangki.
Pada tangki-tangki besar yang mempunyai agitator vertikal, cara yang
paling baik untuk mengurangi arus putar ialah dengan memasang sekat-sekat (buffle)
yang berfungsi merintangi aliran rotasi tanpa mengganggu aliran radial dengan
memasang bilah-bilah vertikal terhadap dinding tangki. Kecuali untuk tangki yang
sangat besar, biasanya empat buah sekat saja sudah memadai untuk mencegah
pembentukan arus putar dan vorteks. Bahkan bila terdapat kesulitan memasang sekat
sebanyak itu, satu atau dua sekat saja pun sudah akan memberi pengaruh besar
terhadap pola alir dan lingkar. Untuk turbin, lebar sekat yang diperlukan tidak lebih
dari seperdelapan belas diameter tangki. Dengan propeller yang dipasang dari sisi,
yang miring atau yang tidak di tempatkan di pusat, tidak di perlukan sekat.
Jika arus putar sudah dapat di hentikan, pola aliran spesifik di dalam
bejana itu sekarang bergantung pada jenis impeller yang dipergunakan. Agitator
propeller biasanya mendorong zat cair ke bawah sampai kedasar tangki, di mana
arus itu lalu menyebar secara radial ke segala arah menuju dinding, lalu mengalir
lagi ke atas disepanjang dinding dan kembali diisap oleh propeller dari atas.
Propeller biasanya digunakan bila kita menghendaki adanya arus yang kuat,
umpamanya bila kita hendak menjaga agar partikel-partikel zat padat yang berada
dalam suspensi. Propeller kecil biasanya berputar pada kecepatan motor penuh,
Propeller jarang dipakai bila viskositas zat cair lebih dari kira-kira 50.Merupakan
impeller aliran aksial berkecepatan tinggi untuk zat cair berviskositas rendah.
Turbin dengan daun miring 45o dan mendorong ke bawah juga biasa digunakan
untuk mendapatkan arus aksial yang kuat yang di perlukan untuk membuat suspensi
zat padat.
Agitator dayung dan turbin berdaun datar memberikan aliran radial yang
baik dalam bidang impeller itu, dimana aliran itu lalu membelah diri di dinding,
membentuk dua pola lingkar yang terpisah. Satu bagian yang mengalir ke bawah di
sepanjang dinding dan kembali ke pusat impeller dari bawah sedang satu bagian lagi
mengalir ke atas menuju permukaan dan kembali ke impeller dari atas. Pada tangki
tanpa sekat terdapat aliran tangensial yang kuat serta pembentukan vorteks,
walaupun kecepatan poros hanya sedang-sedang saja. Tetapi, bila ada sekat, aliran
vertikal itu meningkat, dan pencampuran zat cair pun berlangsung lebih cepat. Pada
tangki berbentuk silinder vertical, ke dalaman zat cair harus sama dengan diameter
tangki,
atau
sedikit
lebih
besar
dari
itu.
Jika di
perlukan kedalaman yang lebih besar, dapat dipasang dua impeller atau lebih pada
satu poros, dimana masing-masing impeller berfungsi sebagai satu pencampur
tersendiri. Masing-masing impeller membangkitkan dua arus sirkulasi. Impeller
yang di sebelah bawah, baik yang jenis turbin maupun yang jenis propeller, di
pasang pada jarak kira-lira sama dengan diameter impeller dari dasar tangki.
Flat-blate turbine Marine Propeller Helical Screw
v. Vortex
Vortex adalah putaran air yang memebentuk aliran yang bergerak secara
tangensial.Vortex pada permukaan zat cair ini yang terjadi karena adanya sirkulasi
aliran laminer cenderung membentuk stratifikasi pada berbagai lapisan tanpa adanya
aliran longitudinal antara lapisan-lapisan itu. Bila di dalam sistem terdapat partikel
zat padat maka arus sirkulasi akan melemparkan padatan itu dengan gaya sentrifugal
ke arah luar, yang lalu bergerak ke bawah dan setelah sampai di dasar tangki akan
menuju ke pusat. Hal ini menyebabkan pencampuran yang diharapkan tidak terjadi,
melainkan timbul pemisahan antara lapisan atas dan bawah yang harus
dihindari.Beberapa cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan vorteks antara
lain :
1. Memasang impeller tidak tepat pada sumbu tangki. Metode ini
digunakan untuk tangki yang berukuran agak kecil.
3. Untuk tangki yang besar, agitator dipasang di sisi tangki dengan porosnya
pada arah horizontal, tetapi membuat sudut dengan jari-jari tangki.
G
r
a
f
i
k
1
.
Angka daya Np vs NRe untuk turbin,untuk bagian kurva D dengan garis putus-
putus,Np yang dibaca dari grafik harus dikalikan dengan 𝑁𝐹𝑟 𝑚
Sedangkan untuk tangki dengan sekat yang dilengkapi pengaduk propeller yang
ditempatkan dipusat menggunakan grafik dibawah ini.
G
r
a
f
i
k
2. Angka daya Np vs NRe untuk propeller, untuk bagiam kurva B,C dan D yang
bergaris putus-putus, niali Np yang dibaca pada grafik harus dikalikan dengan 𝑁𝐹𝑟 𝑚 .
Tangki tak bersekat.Pada angka Reynolds, yaitu dibawah kira – kira 300,
kurva angka daya untuk tangki yang mempunyai sekat maupun untuk tangki tanpa
sekat adalah identik. Pada angka Reynolds yang lebih tinggi kurva itu memisah,
sebagaimana terlihat pada bagian kurva D yang putus – putus pada grafik 1 dan
kurva B, C dan D pada grafik 2. Di daerah angka Reynolds demikian yang biasanya
dihindarkan dalam praktek dengan tangki tanpa sekat, terbentuk vorteks dan angka
Froude akan berpengaruh. Persamaan NFr yaitu :
N² . Da
NFr= g
a−log NRe
m= b
dimana nilai a dan b merupakan tetapan. Nilai a dan b untuk kurva dari grafik 1 dan
2 diberikan pada tabel 1.Bila kita menggunakan kurva garis putus – putus pada
gambar 1 dan 2, angka daya Np yang dibaca
Pengaduk Kurva A b
Turbin D 1,0 40,0
Propeller B 1,7 18,0
Propeller C 0 18,0
Propeller D 2,3 18,0
Np . n³.Da5 ρ
P= gc
C. Prosedur Kerja
1) MIXING
Diisi tangki dengan air sampai tanda batas tangki berpengaduk.
Viskositas dan densitas sampel diukur tiap 5 menit (tiap penggunaan skala
pengadukan akan memiliki masing-masing data viskositas dan densitas.
Sehingga total ada 5 data viskositas dan 5 data densitas).
𝒃𝒐𝒃𝒐𝒕𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (𝒌𝒈)
𝞺=
𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆𝒔𝒂𝒎𝒑𝒆𝒍 (𝒎𝟑 )
Dinyalakan stopwatch
B. Skala 3
𝐁𝐞𝐫𝐚𝐭 𝐀𝐢𝐫
Volume pikno =
𝞀𝐚𝐢𝐫 𝟑𝟏 ͦ
28.2035 gr
= gr
0.99534
ml
= 28. 335 ml
Untuk 5 menit
= ( 50.9550 - 22.3894 ) gr
= 28.5656 gr
28.5656 𝑔𝑟
𝜌=
28. 335 ml
𝜌 = 1.00812 𝑔/𝑚𝑙
𝜌 = 1008.12 kg/m3
Metode perhitungan di atas juga diterapkan pada sampel lain sehingga
diperoleh data;
Menentukan Viskositas
𝞺𝒇𝒊𝒍𝒕𝒓𝒂𝒕
Spesifik Graviti = 𝞺𝒂𝒊𝒓
1008.12 kg/m3
= 1000 𝑘𝑔/𝑚3
= 1.00812
𝛍 𝐚𝐢𝐫
Konstanta Viskositas 𝐤 =
𝐬𝐠 . 𝐭 (𝐚𝐢𝐫)
μ air = 0.85 cp
= 0.00085 kg/m.s
𝝁 𝒂𝒊𝒓
𝒌 = 𝒔𝒈 . 𝒕 (𝒂𝒊𝒓)
8,5086.10−4 pa.s
=
1.00812 x 1.54 s
= 5.48056 10−4 Pa
Viskositas sampel = k x sg x t
Konstanta Viskositas
t Spesifik Viskositas (k) sampel
Skala mixing Graviti Pa Pa.s
5 1.008121 0.000548056 0.000607757
10 1.008216 0.000548004 0.000640908
2 15 1.008036 0.000548102 0.000663008
20 1.008085 0.000548075 0.000657483
25 1.008142 0.000548044 0.000740359
5 0.998158 0.000728573 0.000646433
3 10 1.008216 0.000760294 0.000613282
15 1.008036 0.000675262 0.000690633
20 1.008085 0.000746934 0.000624332
25 1.008142 0.000740341 0.000629857
Menghitung Diameter
Keliling =2𝜋𝑟
r = 0.16
= 2 x 0.16
= 0.32 m
1
Diameter Pengaduk = 3 𝐷𝑇
1
= X 0.32 m
3
= 0.1066 m
𝝆𝒏𝑫𝒂𝟐
𝑵𝑹𝒆 =
𝝁
Diketahui; D a = 0.1066 m
𝞺 = 1008.12 kg/m3
𝞵 = 6.07757. 10−4 Pa.s
10
Skala 2 : n = 5.192 s
= 1.926 rps
10
Skala 3 : 𝑛 = = 2.87 𝑟𝑝𝑠
3.484 𝑠
Maka,
kg
1008.12 x 1.926 s −1 x (0.1066 m)2
𝑵𝑹𝒆 = m3
6.07757. 10−4 kg/m. s
22.0641 𝑥 10−1
𝑵𝑹𝒆 = 6.07757
𝑵𝑹𝒆 = 36303.88
Penentuan nilai Np dilakukan dengan cara memplotkan nilai NRe pada Grafik 9.14 di
bawah ini,
Hasil Penentuan Np
Skala t mixing Np
5 0.45
10 0.44
2 15 0.43
20 0.43
25 0.41
5 0.47
10 0.49
3 15 0.46
20 0.48
25 0.48
𝒂 − 𝑳𝒐𝒈(𝑵𝑹𝒆 )
𝒎=
𝒃
a = 1.7
b = 18.0
Maka,
1.7 − 𝐿𝑜𝑔(36303.88 )
𝑚=
18.0
𝑚 = - 0.1588
Metode perhitungan di atas juga diterapkan pada sampel lain sehingga diperoleh data;
Skala t mixing M
5 - 0.1588
10 -0.15761
2 15 -0.15678
20 -0.15699
25 -0.15412
5 -0.16678
10 -0.16829
3 15 -0.16542
20 -0.16786
25 -0.16765
𝑵𝟐 𝒙 𝑫𝒂
𝐍𝐅𝐫 =
𝒈
= 0.0403
𝑵𝑷 = 𝑵𝑷 . 𝑵𝒎
𝑭𝒓
Diketahui; NP = 0,45 ( lihat pada grafik )
NFr = 0.0403
M= -0.1588
Maka,
𝑵𝑷 = 0.45 x 0.0403−0.1588
= 0.749540686
Metode perhitungan di atas juga diterapkan pada sampel lain sehingga diperoleh data
Pada skala 2 dan skala 3
Skala t mixing 𝑁𝑃
5 0.749540686
10 0.729880015
2 15 0.711410929
20 0.711874697
25 0.672552611
5 0.702926386
10 0.735517379
3 15 0.685719083
20 0.719752548
25 0.719385749
𝑵𝑷 .𝝆.𝒏𝟑 𝑫𝟓
𝑷=
𝒈
Diketahui; NP = 0.749540686
𝞺 = 1008.12 kg/m3
D = 0.1066 m
n = 1.926 Rps
g = 9.81 m/s2
Maka,
kg
0.749540686 x 1008.12 x 1.926 𝑠 −1 )𝟑 x ( 0.1066 m )5
m3
𝑃=
9.81 𝑚/𝑠 2
m 9.80665 watt
= 0.007575 kg
s 1 kg m/s
= 0.074287 watt
Skala t mixing P
5 0.074287
10 0.072345
2 15 0.070502
20 0.070552
25 0.066658
5 0.22824
10 0.241229
3 15 0.224857
20 0.236028
25 0.235921
DAFTAR PUSTAKA
Semester IV 2014/2015
LAPORAN PRAKTIKUM
PENCAMPURAN (MIXING)
Nama Kelompok
Ningsih Agustriany
Nur Angriany Pertiwi
Hardiyanti
Diah Fitryanti
Ikhsan Restu Pambudi