Anda di halaman 1dari 15

Appendicitis

Apa sih Appendix itu??


Appendix adalah organ yang berbentuk seperti tabung , panjangnya beberapa centi, menempel pada
caecum ( bagian pertama dari colon / usus besar). Karena bentuknya yang seperti cacing lah maka
appendix diberi nama appendix vermiformis ( umbai menyerupai cacing)

Bagian pangkal appendix membuka kea rah caecum.

Bagian dalam appendix menghasilkan sejumlah kecil cairan, yang mengalir ke bagian yang terbuka
tersebut, masuk ke dalam cecum.

Dinding appendix berisi jaringan kelenjar limfe, (kelenjar getah bening) yang berperan dalam system
kekebalan tubuh dan memproduksi antibody
Posisi appendix tidak selalu sama. Pada umumnya letak appendix ada di bagian kanan bawah
abdomen.

Tapi appendix, sebagaimana bagian usus lainnya memiliki mesenterium (penggantung usus) yang
disebut mesoappendix, yang memungkinkan appendix bisa berubah2 posisinya.

Posisi appendix lain :

- Di dalam rongga pelvis


- Dibelakang colon (retro appendix)
- Lihat gambar
Apa itu Appendicitis??
Appendicitis artinya adalah Peradangan pada appendix

Appendicitis dimulai ketika pangkal appendix yang terbuka kea rah caecum itu tersumbat.

Penyebab terjadinya sumbatan bisa dikarenakan adanya cairan mucus atau kotoran yang kental
menutupi aliran menuju caecum, cairan kental atau kotoran tsb kemudian mengeras, dan menyumbat
pintu appendix. Kotoran atau cairan yg keras tsb biasa disebut sebagai faecalith.

Sumbatan bisa terjadi juga akibat jaringan limfoid / kelenjar getah bening dalam mukosa appendix yang
membengkak dan menyumbat pintu appendix.

Setelah terjadi sumbatan, bakteri yang awalnya normal terdapat di permukaan dinding mukosa
appendix, mulai menginfeksi dinding appendix

Proses inflamasi terjadi sebagai respon tubuh thd adanya infeksi. Terjadilah appendicitis.

Proses inflamasi dan infeksi kemudian dapat menyebar menembus dinding appendix. Terjadilah rupture
/perforasi appendix.

Tergantung besarnya rupture, maka proses selanjutnya bisa bervariasi.

- Bisa saja kemudian tubuh secara otomatis berusaha menutup rupture tersebut (walling off).
Biasanya yang berperan adalah omentum dan usus di dekitar appendix.
- Setelah proses walling off, maka proses selanjutnya pun bervariasi, tergantung daya tahan
tubuh pasien. Bisa saja setelah proses walling off, gejala dan keluhan kemudian berkurang.
Proses kemudian menjadi menahun, terjadilah appendicitis kronis, dimana sewaktu2 proses
inflamasi tsb meningkat lagi sehingga terjadi appendicitis kronik exacerbasi akut.
- Bisa saja setelah proses walling off , inflamasi dan infeksi terus terjadi, bahkan menyebar ke
organ / jaringan sekitarnya, terjadilah appendicular infiltrate , sampai appendicular abcess bila
kemudian terbentuk nanah /pus yang banyak.
- Nanah yang terjadi akibat abcess kemudian bisa menyebar ke rongga peritoneum sehingga
terjadi peritonitis. Atau nanah justru mengumpul dan mencari jalan keluar menembus otot
dinding depan atau dinding belakang abdomen sehingga timbul fistula
- Bisa saja rupture tidak dapat ditutup alias proses walling off gagal, sehingga cairan mucus tsb
keluar ke dalam rongga peritoneum / rongga abdomen, sehingga terjadi peritonitis. Bila rupture
appendix besar, maka kadang udara dalam usus pun bisa keluar, sehingga timbul gambaran free
air pada foto BNO tegak atau LLD.
- Apabila walling off dan proses inflamasi menyebabkan perlengketan usus di sekitarnya bisa
menyebabkan ileus dengan segala keluhan, gejala, dan akibatnya
- Apabila proses infeksi terus berlanjut , maka dikhawatirkan bakteri juga menginfeksi darah dan
menyebar ke seluruh organ tubuh, terjadilah Sepsis, dan apabila kondisi sepsis tidak bisa diatasi
maka bisa terjadi shock septic yang dapa t berujung pada kematian

Apa Gejala dan Keluhan Appendicitis


1. Keluhan dan Gejala Utama dari appendicitis adalah NYERI ABDOMEN / NYERI PERUT
Keluhan nyeri perut ini bervariasi sesuai perjalanan penyakitnya
Awalnya nyeri perut dirasakan tidak jelas lokasinya oleh pasien sendiri. Bila pasien ditanya
dimana lokasi nyerinya, maka biasanya pasien tidak menunjuk langsung lokasi nyeri tapi hanya
menunjukkan area nyeri dengan menunjukkan area dg gerakan tangan membuat lingkaran
sekitar perut. Kondisi serupa bisa juga terjadi pada kasus kronis dimana rasa nyeri tidak begitu
hebat.
Pada pemeriksaan fisik, seringkali dokter menemukan bahwa pasien merasakan nyeri bila
daerah ulu hati / epigastrium ditekan. Sehingga sering didiagnosa sebagai sakit maag atau
gastritis.
Apabila proses inflamasi sudah menyentuh peritoneum, maka rasa nyeri akan lebih mudah
dirasakan lokasinya. Lokasi yang khas adalah diantara SIAS dan umbilicus yg lebih dikenal
sebagai Area mc burney atau titik mc burney
Apabila terjadi peritonitis, maka rasa nyeri kemudian meluas ke seluruh perut.
2. Mual muntah
3. Nafsu makan turun
4. Febris
Bagaimana menegakkan diagnose
Appendicitis???
1. ANAMNESA DAN PEMERIKSAAN FISIK
Penegakkan diagnose appendicitis biasanya cukup dengan mengandalkan anamnesa dan
pemeriksaan fisik
Dari anamnesa dapat kita temukan keluhan2 seperti disebutkan di atas.

Pada Pemeriksaan fisik dapat kita temukan tanda2 sbb :


a. Nyeri ketuk : nyeri pada area mc burney saat di ketuk
b. Nyeri tekan : nyeri pada area mc burney bila diberi tekanan
c. Nyeri lepas : nyeri pada area mc burney bila di tekan pada perut bagian kiri, nyeri pada area
mc burney bertambah bila tekanan pada perut kiri di lepas tiba2
d. Tanda Blumberg : Nyeri pada area mc burney bila kita member tekanan pada perut kiri, yang
siteruskan dengan gerakan mengurut mengikuti arah balik usus besar
e. Tanda Sitkowsky : nyeri tekan pada area mc burney lebih jelas bila pasien diposisi miring kiri

Pada appendicular infiltrat atau appendicular abcess dapat kita temukan massa sekitar area mc
burney. Biasanya massa tersebut berukuran cukup besar dan harus dibedakan dengan tumor
intra abdomen. Pada appendicitis kronis juga bisa teraba massa, namun biasanya ukurannya
tidak sebesar pada appendicular infiltrate atau appendicular abcess

Pada peritonitis diffuse dapat kita temukan seluruh dinding perut dirasa nyeri bila di palpasi.
Ditemukan juga perut terasa keras menyerupai kram bila di palpasi . konsisi ini disebut defance
musculaire.

Pada kecurigaan adanya perforasi disertai free air kita bisa temukan perut selain tegang dank
eras juga sedikit cembung. Pada pemeriksaan fisik mungkin didapatkan seluruh perut terdengar
timpani , (berbunyi nyaring saat diketuk) . Bunyi redup yang biasanya terdapat pada ics kanan
bagian bawah dimana terletak hepar juga hilang dan menjadi timpani.
2. Pemeriksaan laboratorium
Yang paling menonjol adalah adanya leukositosis.
Pada appendicitis kronis mungkin jumlah leukosit tidak meningkat
3. Pemeriksaan Rongent
Pada foto BNO mungkin bisa terdeteksi faecalith, terutama pada anak2
Pada kecurigaan adanya perforasi, maka biasanya diperiksa BNO 3 posisi : yaitu BNO baring,
tegak /setengah duduk dan LLD. Pada posisi tegak / setengah duduk, akan terlihat gambaran
free air bila terjadi perforasi , atau gambaran stepladder appearance bila terjadi ileus.

4. Pemeriksaan USG
Mungkin bisa ditemukan penebalan dinding appendix
Mungkin juga appendix tidak tampak tidak ditemukan
Harus dibedakan dengan tuba fallopi pada wanita

5. Urinalisa
Mungkin bisa ditemukan bakteri dan leukosit yang meningkat pada urine, karena infeksi pada
appendix menyebar ke ureter dan kandung kemih yg letaknya memang dekat.
6. CT scan
Dengan ct scan maka lebih mudah membedakan appencitis dengan penyakit abdomen dan
pelvis lain yang gejalanya mirip.
7. Laparoskopy
Dengan laparoscopy, appendix bisa dilihat langsung kondisinya.
Penyakit lain yang mirip gejalanya
dengan appendix, apa??
DIVERTICULITIS MECKEL

Diverticulum adalah tonjolan keluar dari usus halus atau colon. Letaknya bisa saja mirip appendix, dan
bila terjadi peradangan gejala dan keluhannya mirip appendicitis

PELVIC INFLAMATORY DISEASE

Pada wanita appendicitis harus dibedakan dengan infeksi pada tuba fallopi dan ovarium.

Kehamilan ektopik dan kehamilan ektopik yang terganggu pada tuba fallopi kanan gejalanya mirip
dengan appendicitis. Bedanya adalah pada kehamilan ektopik mungkin ada riwayat terlambat haid dan
test kehamilan bisa positif. Pada KET biasanya terjadi perdarahan yg bisa massif, sehingga adanya
anemia yang makin berat dengan pemeriksaan Hb serial, adanya darah dalam rongga peritoneum
segera memberikan gambaran peritonitis, disertai tanda2 shock hipovolemik.

PERADANGAN ORGAN PERUT KANAN LAIN

Bila terjadi inflamasi di kantung empedu, ginjal kanan atau hepar semisal abcess, dimana cairan yang
timbul mengalir ke abdomen kanan bawah, maka gejalanya mirip appendicitis.
Bagaimana Pengobatan Appendicitis?
1. Antibiotik
Antibiotic bisa diberikan pada appendicitis yang ringan. Tapi umumnya ini kurang efektif.
Appendicitis akan timbul lagi dan kemungkinan terjadi komplikasi jadi meningkat.

2. Appendectomy
Appendectomy adalah pilihan yang dinilai terbaik untuk kasus appendicitis. Masalahnya adalah
kadang appendix sulit ditemukan karena posisinya yang sulit, atau tidak dapat ditemukan karena
sudah hancur atau menyatu dengan bagian lain pada kasus appendicular abcess
3. Laparotomy eksplorasi
Dilakukan pada kasus dimana dicurigai sudah terjadi peritonitis , infiltrate, atau abcess. Tindakan
yang mungkin dilakukan adalah : appendectomy , drainage, pencucian seluruh rongga abdomen
dan pelvis.
Let’s talk about
(Simple) APPENDECTOMY
PERSIAPAN PASIEN

Persiapan pasien umumnya sama dengan persiapan pasien operasi lainnya. Mungkin yang terpenting
adalah puasakan minimal 6 jam, dan pemberian antibiotic segera ( cefotaxime / cefrtiaxone dan
metronidazole, atau levofloxacin) dan pemasangan iv line untuk memastikan input cairan yang cukup.

Persiapan area operasi : perut kanan bawah dan seluruh perut, dan selangkangan harus bersih

Lain2, sama dengan jenis operasi lain

PERSIAPAN PERSONIL

Dokter spesialis bedah 1 orang

Dokter spesialis anestesi 1 orang

Asisten 1 1 orang

Asisten 2 1 orang

Instrumenter 1 orang

Sirkuler / omloop minimal 1 orang

Asisten anestesi 1 orang

Teknisi 1 orang
PERSIAPAN INSTRUMEN

NO NAMA ALAT JUMLAH

1 Perlengkapan standar operasi


Suction unit, anestesi unit,cauter duk, jas operasi,dll

2 Bisturi no 10 atau 23 1
3 Scalpel handle Minimal 1
4 Pinset anatomis Minimal 1
5 Pinset sirurgis Minimal 1
6 Gunting jaringan Minimal 1
7 Gunting Benang Minimal 1
8 Klem kecil dan sedang Minimal 6
9 Kocher kecil dan sedang Minimal 2
10 Roux hak kecil dan sedang Minimal 2
11 Langenbeck hak Minimal 2
12 Sponge klem Minimal 3
13 Doek klem Minimal 2
14 Kanul suction 1
15 Selang suction 1
16 Kassa steril Minimal 2 lusin
17 Kasa kacang Minimal 3
18 Benang PGA no 0, atau 2/0 jarum taper 1 sachet
19 Benang chromic catgut 2/0 atau 0 jarum taper 1 sachet
20 Benang silk 2/0 3/0
21 Klem babcock Minimal 1
STEP BY STEP APPENDECTOMY

Persiapan anestesi

Appendectomy simple bisa dilakukan dengan general anestesi atau spinal anesthesia

Biar ini nanti bagian anestesi yang menjelaskan.

Aseptik antiseptik

setelah anestesi selesai dilakukan tindakan antiseptic, dengan membalur area operasi dengan betadine
dan alcohol. Area yang dibalur tidak hanya mc burney, tapi meliputi seluruh dinding depan abdomen,
1/3 atas paha kanan dan kiri, juga selangkangan

Tutup bagian luar area operasi dengan duk steril. Ekspose area operasi dengan pencahayaan yang baik.

Posisi personil

Operator pada sisi appendix

Asisten 1 berhadapan dengan operator disisi yang lain

Asisten 2 di sisi kiri asisten 1

Instrumenter di kanan operator

Langkah2 appendectomy

1 Instrumen menyiapkan alat untuk incise


pertama : bisturi+scalpel handle, pinset,
gunting, klem, chromic 2/0 untuk cambuk,
still depper, cauter bila diminta
2 Operator melakukan incise kulit. Panjang Asisten 1 membantu operator mengatasi
kurang lebih 2 – 3 cm, menembus kulit dan perdarahan, mengklem pembuluh darah
subkutis yang terbuka
Asisten 2 membersihkan luka operasi
dengan still depper
3 Operator akan melakukan tindakan untuk Instrumenter menyiapkan alat untuk
menghentikan perdarahan yang tjd. Bisa membuka fascia , pinset sirurgis, pisau atau
dnegan mengikat dg chromic, atau gunting jaringan, kocher
menggunakan cauter Asisten1 membantu moperator memasang
cambuk dan menggunting benang, atau
membantu operator melakukan cauterisasi
Asisten 2 membantu membersihkan luka
operasi dengan still depper
4 Operator membuka fascia mungkin Instrument menyiapkan untuk tindakan
diawali dengan pisau, lalu melebarkan muscle splitting roux hak 1 pasang dan
dengan gunting langenbeck 1 pasang
Asisten 1 membantu operator mengekspos
fascia dan memasang kocher pada fascia
bila diperlukan
Asisten 2 membentu mengekspose dengan
roux hak dan membersihkan luka operasi
5 Operator akan melakukan muscle splitting Instrumenter menyiapkan tindakan
menggunakan langenbeck. 3 lapisan otot. membuka peritoneum yaitu pinset
Sampai tampak peritoneum anatomis 2 buah dan gunting jaringan
Asisten 1 membantu operator melakukan
muscle splitting
Asisten 2 membantu ekspose dan
membersihkan luka operasi. Bila operator
selesai melakukan muscle splitting, asisten
2 memegang langenbeck dan
mempertahankan posisi supaya ekspose
baik
6 Operator membuka peritoneum Instrumenter menyiapkan tindakan
menggunakan pinset dan gunting eksplorasi appendix klem dan kasa kacang
minimal 2 buah, klem babcock 2 buah dan
klem sedang 2 buah
Asisten 1 membantu operator membuka
peritoneum dengan memegang pakai
pinset anatomis, bila perlu peritoneum di
klem dengan klem kecil
Asisten 2 membantu memberikan ekspose
luka operasi. Hak langenbeck dipindahkan
masuk kedalam rongga peritoneum
7 Operator akan melakukan tindakan Instrumenter menyiapkan tindakan
eksplorasi appendix menggunakan klem appendectomy : klem 3 buah, benang pga
dan kacang, bila sudah tampak appendix dan nald fulder, silk 3/0 atau 2/0 dengan
dipegang dg klem babcock minimal 1 jarum taper, gunting jaringan, pisau dan
tempat dan mengeksposenya ke luar totol betadine, klem kacang
Asisten 1 membantu operator ekspose,
memegang babcock dan membersihkan
luka operasi
Asisten 2 pertahankan posisi
8 Operator akan melakukan appendectomy : Instrumenter menyiapkan alat
- Mesoappendectomy, mengklem appendectomy sampai selesai lalu
mesoappendix, memotong menyiapkan penutupan luka operasi
mesoappendix dan menjahit Asisten 1 membantu memposisikan
puntung mesoappendix appendix agar operator mudah malakukan
- Appendectomy, appendix di klem tindakan. Lindungi bagian sekitar dari
di dekat pangkal appendix, diklem trauma oleh jarum atau gunting/pisau
lagi sedikit diatas klem pertama, dengan pangkal pinset , membantu
menjahit pangkal appendix membuka menututp klem saat
dengan pga, memotong appendix appendectomy, membantu menggunting
dengan pisau totol betadine benang saat penjahitan
- Appendix diangkat Asisten 2 memberikan ekspose luka operasi
dan membersihkan luka operasi
Sirkuler mengamankan jaringan appendix
untuk pemeriksaan PA
9 Operator mulai melakukan penutupan Instrument membantu menyediakan alat
luka operasi saat penutupan luka
- Peritoneum dijahit dengan Asisten 1 membantu penjahitan luka
chromic atau pga Asisten 2 membantu mengekspose luka
- Otot mungkin dijahit dengan
chromic mungkin juga tidak
- Fascia di jahit dengan pga
- Subkutis dijahit dengan chromic
- Kutis dijahit dengan pga
10 Operasi selesai Instrumenter membersihkan semua
instrument operasi
Asisten1 dan 2 membersihkan luka dan
melakukan dressing luka
Sirkuler membersihkan peralatan dan
mengembalikan ke tempat semula
Teknisi membersihkan ruang operasi

Bagaimana perawatan pasca operasi??


1. Pasca operasi pasien mungkin tidak dipuasakan, atau puasa sampai kesadaran penuh, atau
sampai bising usus positif
2. Mobilisasi sudah bisa dilakukan beberapa jam pasca operasi, tergantung kondisi pasien
3. Ganti verband setiap hari atau paling lama 2 hari sekali
4. Antibiotik injeksi selama 2 – 3 hari dilanjutkan oral selama satu minggu
5. Analgetik selama 2 – 3 hari dilanjutkan oral
6. Pulang pada hari ke 3 atau 4 tergantung kondisi pasien
Adakah Resiko tindakan appendectomy
??
SEMUA TINDAKAN ADA RESIKONYA
Pada tindakan appendectomy, komplikasi yang mungkin terjadi antara lain :

1. Infeksi luka operasi, dari ringan sampai berat


2. Abcess, kumpulan nanah dalam area appendix
3. Nyeri berlanjut di area operasi
4. Perlengketan usus sampai terjadi ileus

Rangkuman ttg appendicitis


 Appendix tampak seperti umbai cacing yang menempel di colon / caecum
 Appendicitis diakibatkan infeksi pada dinding appendix
 Gejala yang paling umum adalah nyeri abdominal, keram perut / perut teraba tegang, nafsu
makan kurang, mual muntah , demam
 Komplikasi paling umum adalah terjadinya abcess dan peritonitis
 Diagnosa appendicitis biasanya ditegakkan atas dasar anamnesa dan pemeriksaan fisik. Namun
demikian, pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan untuk membantu antara lain, jumlah
leukosut, urinalisa, BNO, barium enema, USG, CT scan, atau laparoscopy
 Ukuran dan letak appendix , juga kedekatan lokasi appendix dengan organ di sekitarnya,
membuat nyeri perut dan pelvis akibat penyakit lain tetap harus dipertimbangkan, seperti
diverticulitis meckel, pelvic inflammatory disease (PID), penyakit empedu, penyakit hati,
penyakit ginjal kanan.
 Pengobatan appendicitis umumnya adalah antibiotic dan appendectomy

Anda mungkin juga menyukai