Disusun oleh:
00000017713
PUSKESMAS KUTAI
FAKULTAS KEDOKTERAN
2015
CASE REPORT 2
Anamnesis (Autoanamnesis)
Keluhan utama : Keluar cairan dari telinga kiri sejak 2 minggu lalu sebelum ke puskesmas
Riwayat Kebiasaan
- Pasien tidak memiliki riwayat kebiasaan terlambat makan
- Pasien tidak memiliki kebiasaan merokok
- Pasien tidak memiliki kebiasaan minum minuman beralkohol
- Pasien tidak memiliki kebiasaan berolahraga
Riwayat Pekerjaan
Pasien adalah ibu rumah tangga dan hanya mendapat uang bulanan dari suami.
Disease Review
Otitis media akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau seluruh mukosa telinga
tengah, tuba Eustachius, antrum mastoid dan sel-sel mastoid. Secara fisiologik terdapat
mekanisme pencegahan masuknya mikroba ke dalam telinga tengah oleh silia mukosa tuba
Eustachius, enzim dan antibody. Otitis media akut terjadi karena faktor pertahanan tubuh ini
terganggu. Sumbatan tuba Eustachius merupakan faktor penyebab utama dari otitis media.
Karena fungsi tuba Eustachius terganggu, pencegahan invasi kuman ke dalam telinga tengah
terganggu, sehingga kuman masuk ke dalam telinga tengah dan terjadi peradangan. Dikatakan
juga, bahwa pencetus terjadinya Otitis Media Akut (OMA) ialah infeksi saluran nafas atas.
Penyebab OMA adalah adanya sumbatan pada tuba eustachius. Pertahanan tubuh pada
silia mukosa tuba eustachius terganggu, sehingga pencegahan invasi kuman ke dalam telinga
tengah terganggu juga. Selain itu, ISPA juga merupakan salah satu faktor penyebab yang paling
sering. Kuman penyebab OMA adalah bakteri piogenik, seperti Streptococcus hemoliticus,
Staphylococcus aureus, Pneumococcus, Haemophilus influenza, Escherichia coli, Streptococcus
anhemolyticus, Proteus vulgaris, Pseudomonas aeruginosa. Sejauh ini Streptococcus
pneumonia merupakan organisme penyebab tersering pada semua kelompok umur. Sedangkan
Haemophilus influenza adalah patogen tersering yang ditemukan pada anak di bawah usia lima
tahun.
Perubahan mukosa telinga tengah sebagai akibat infeksi dapat dibagi atas 5 stadium.
Keadaan ini berdasarkan pada gambaran membran timpani yang diamati melalui liang telinga
luar.
1. Stadium oklusi tuba Eustachius
Tanda oklusi tuba Eustachius ialah gambaran retraksi membran timpani akibat
terjadinya tekanan negatif di dalam telinga tengah akibat absorpsi udara. Kadang-kadang
membran timpani tampak normal atau berwarna keruh pucat. Efusi mungkin telah terjadi,
tetapi tidak dapat dideteksi. Stadium ini sukar dibedakan dengan otitis media serosa yang
disebabkan oleh virus atau alergi.
2. Stadium hiperemis (stadium pre-supurasi)
Pada stadium hiperemis, tampak pembuluh darah yang melebar di membran timpani
atau seluruh membran timpani tampak hiperemis serta edema. Sekret yang telah terbentuk
mungkin masih bersifat eksudat yang serosa sehingga sukar terlihat.
3. Stadium supurasi
Edema yang hebat pada mukosa telinga tengah dan hancurnya sel epitel superfisial,
serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani, menyebabkan membran timpani
menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar. Pada keadaan ini pasien tampak sangat sakit,
nadi, dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga bertambah hebat. Apabila tekanan pus di
kavum timpani tidak berkurang, maka terjadi iskemia,akibat tekanan pada kapiler, serta timbul
tromboflebitis pada vena-vena kecil dan nekrosis mukosa dan submukosa. Nekrosis ini pada
membran timpani terlihat sebagai daerah yang lebih lembek dan berwarna kekuningan, di
tempat ini akan terjadi ruptur. Bila tidak dilakukan insisi membran timpani (miringotomi) pada
stadium ini, maka kemungkinan besar membran timpani akan ruptur dan nanah keluar ke liang
telinga luar. Dengan melakukan miringotomi, luka insisi akan menutup kembali, sedangkan
apabila terjadi ruptur (perforasi) tidak mudah menutup kembali.
4. Stadium perforasi
Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau virulensi
kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani dan pus keluar mengalir dari
telinga tengah ke liang telinga luar. Anak yang tadinya gelisah sekarang menjadi tenang, suhu
badan turun dan anak dapat tertidur nyenyak. Keadaan ini disebut otitis media akut stadium
perforasi.
5. Stadium resolusi
Bila membran timpani tetap utuh, maka keadaan membran timpani perlahan-lahan akan
normal kembali. Bila sudah terjadi perforasi, maka sekret akan berkurang dan akhirnya kering.
Bila daya tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah, maka resolusi dapat terjadi walaupun
tanpa pengobatan. OMA berubah menjadi OMSK bila perforasi menetap dengan sekret yang
keluar terus-menerus atau hilang timbul. OMA dapat menimbulkan gejala sisa (sequele) berupa
otitis media serosa bila sekret menetap di kavum timpani tanpa terjadinya perforasi.
Case Discussion
Daftar Pustaka:
Djaafar, ZA. 2007. Kelainan Telinga Tengah. Telinga Hidung Tenggorokan, Edisi ke 6. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Daly KA, Giebink GS.2000. Clinical epidemiology of otitis media.
Sosialisman & Helmi. Kelainan Telinga Luar dalam Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung,
Tenggorok, Kepala & Leher. Ed. ke-5. dr. H. Efiaty Arsyad Soepardi, Sp.THT & Prof. dr. H.
Nurbaiti Iskandar, Sp.THT (editor). Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2006
Boies, dkk. 1997. Buku ajar penyakit THT Edisi 6. Jakarta : EGC