Oleh :
dr. Akbar Rihansyah
Pembimbing :
dr. Budi Zulhardi, Sp. OG
Pendamping :
dr. Hesti S. Wardani
1
DAFTAR ISI
BAB I .......................................................................................................... 3
BAB II ......................................................................................................... 6
BAB IV ....................................................................................................... 34
BAB V......................................................................................................... 39
DOKUMENTASI ....................................................................................... 41
2
BAB I
PENDAHULUAN
Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian
mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk. Tipe
kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya
terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang wanita
tumbuh kista kecil yang menahan sel telur.Ketika sebuah sel telur matur, kantung
membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan melewati tuba
falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.Salah satu tipe dari
kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini tidak terbuka
untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini biasanya akan
menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum, bentuk lain dari
seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan biasanya
sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada benjolan di perut
3
Sekarang ini yang bisa dipakai masih menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau
lebih kecil.Karena kanker ovarium itu terjadi apabila ovarium aktif mengalami
KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan pada
ovarium menurun.Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak, bahkan ketika
masih bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan dialami wanita
berusia di atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan bisa ditemukan kista
ovarium. Pada ibu hamil yang terdapat kistaneoplasti, bila menutupi jalan lahir
kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak menutupi jalan lahir,
Polip serviks adalah tumor jinak berupa adenoma maupun adenofibroma yang
pada saluran endoserviks dan biasanya menonjol keluar dari mulut serviks.
4
meskipun dapat pula diderita oleh wanita usia produktif. Prevalensi kasus polip
serviks berkisar antara 2 hingga 5% wanita. Pada wanita premenopause (di atas
usia 20 tahun) dan telah memiliki setidaknya satu anak, pertumbuhan polip sering
endoserviks cukup praktis untuk menentukan lokasi lesi berdasarkan usia, namun
hal itu bukan merupakan ukuran absolut untuk menetapkan letak polip secara pasti.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kista
a) Definisi
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
b) Klasifikasi
Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah
bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang lazim,
Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi
yang sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang
6
Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
Kista endometrium
hiperstimuliovarium.
Kistadenoma musinosum
Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu
lain.
Kistadenoma serosum
Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan
Kista endometroid
7
Kista dermoid
Kistik
epidermoidkarsinoma
Solid
c) Faktor Resiko
Perut buncit
Sulit hamil
Penderita Hipotiroid
8
d) Etiologi
gonadotropin.
polikistik
Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadi
e) Manifestasi klinik
Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi besar
dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat dari
gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti
endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker
9
Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).
Nyeri senggama.
Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil.
f) Diagnosis
Anamnesa
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa
sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur.
Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi
menjadi sering.
Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa umumnya
rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.Dapat juga teraba, massa lain,
10
Pemeriksaan Penunjang
1. USG
pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal
dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan
2. Foto Rontgen
pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk
menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan
dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid.
Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-
125 diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini
4. Laparoskopi
Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan
11
g) Penatalaksanaan
dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak
spontan dan menghilang. Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang
tidak ganas adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian
ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi
kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman
untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG
dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi bedah diperlukan pada kista
ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm dan kista ovarium kompleks.
Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista benigna, kista fungsional atau
dengan resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang tidak dapat
pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa
12
mendatang.Pengangkatan ovarium sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita
post menopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35
tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan
CA125 lebih dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada
sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk
iamasih muda, belum mempunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti
pada fow potential malignancy (borderline). Radioterapi hanya efektif untuk jenis
tumor yang peka terhadap radisi, disgerminoma dan tumor sel granulosa.
tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4 bulan
selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun sekali.
13
h) Diagnosa Banding
Kehamilan
Mioma uteri
Ginjal ektopik
Limpa bertangkai
Ascites
i) Komplikasi
klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang banyak
akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut yang
mendadak.
Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5
Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut
14
Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
j) Prognosis
kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil
kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival rate”) penderita kanker ovarium
stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-
70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga
B. Serviks
a) Anatomi Serviks
Secara anatomi makro, serviks memiliki ukuran diameter antara 2,5-3 cm dan
orificium uterina externus atau mulut rahim. Kanal serviks berukuran sekitar 8 mm.
Bagian antara endoserviks dan kavum uteri disebut itsmus dan merupakan bagian
15
Sirkulasi limfatik serviks yang utama meliputi nodus parametrial,obturator,
iliaka internal, dan iliaka eksternal. Aliran limfe sekunder meliputinodus presakral,
saraf memasuki segmen bawah rahim dan bagian atas serviks membentuk pleksus
uterina dan cabang servikal arteri vaginalis. Aliran vena mengikuti pembuluh darah
arteri.
fibrous, muskular (15%) dan jaringan elastik. Epitel tersusun atas skuamosa
yang disebut squamocolumnar junction. Pada bagian distal area ini tersusun atas
b) Definisi
Polip serviks adalah tumor jinak berupa adenoma maupun adenofibroma yang
pada saluran endoserviks dan biasanya menonjol keluar dari mulut serviks.
c) Etiologi-Patofisiologi
16
Etiologi dari polip serviks belum diketahui pada beberapa kasus, namun ada
merupakan reaksi sekunder dari inflamasi serviks lalu berikutnya akibat stimulasi
hormonal seperti estrogen, kongesti pembuluh darah pada canalis cervicalis. Polip
tersusun atas stroma jaringan ikat vaskuler dan dilapisi oleh kolumner,
terjadi saat jeda antar menstruasi, setelah berhubungan seksual dan setelah
menstruasi.
seperti jari. Biasanya memiliki tangkai yang pendek, namun beberapa dapat
memiliki dasar yang lebar. Namun sebagian lainnya dapat memiliki tangkai yang
panjang hingga keluar dari canalis cervicalis. Epitel yang melapisinya biasanya
merupakan epitel endoserviks yang pada beberapa kasus dapat pula mengalami
nekrosis serta mudah berdarah. Maka dari itu sebenarnya polip harus ditegakkan
17
Polip endoserviks biasanya berwarna merah, dengan ujung seperti nyala api,
fragil, dan bervariasi dalam ukuran, dari beberapa mm hingga mencapai lebar 3 cm
dan panjang beberapa cm. Polip seringkali tumbuh diendoserviks yang berbatasan
dengan ektoserviks, berbasis lebat, dan mengandung jaringan ikat fibrosa. Karena
sering terjadi ekstravasasi darah ke jaringan, maka sering terjadi perdarahan pada
Polip ektoserviks berwarna agak pucat atau merah daging, lunak, dan tumbuh
melingkar atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di area porsio dan jarang
atau bahkan tidak mengandung kelenjar mukosa. Bagian luar polip ektoserviks
Perubahan sel menjadi ganas dapat terjadi, terutama pada polip ektoserviks
Struktur polip memiliki vaskularisasi yang adekuat, sehingga bila terjadi torsi
atau trauma (saat koitus) dapat terjadi perdarahan. Selain itu, dapat pula terjadi
infeksi dan inflamasi yang cukup berpotensi meluas ke organ-organ sekitar. Karena
18
setiap polip memiliki kemungkinan untuk berdegenerasi maligna, maka
Polip serviks sering kali tidak bergejala, namun perlu dipertimbangkan bila
- Leukorea
19
- Perdarahan intermenstrual atau paska-koitus dengan hipermenorea
Polip serviks tampak sebagai massa kecil, merah, dan tampak seperti jari yang
keluar melalui kanal serviks dan biasanya berukuran panjang 1-2 cm dandiameter
0,5-1 cm. Umumnya, polip ini teraba lunak bila dilakukan pemeriksaan
menggunakan jari.
Pemeriksaan Radiologi
pemeriksaan ini memberikan hasil yang bermakna dalam mengetahui adanya polip
Pemeriksaan Laboratorium
Sitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda infeksi dan sering kali
Pemeriksaan Khusus
Polip yang terletak jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui
20
Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk menyingkirkan adanya massa atau
f) Diagnosis Banding
Massa polipoid yang tampak tumbuh dari serviks tidak selalu didiagnosis
dapat tumbuh di bagian mulut rahim, dan sering kali kelainan ini
menyebabkan perdarahan dan leukorea lebih sering. Pada dasarnya, polip serviks
tidak sulit dibedakan dengan bentuk kelainan polipoid lainnya secara inspeksi.
pedenkel kecil atau polip endometrial yang tumbuh di bagian bawah uterus.
Biasanya kelainan ini menyebabkan dilatasi serviks, dan keluar melalui OUE
tangkai. Bersumber dari rongga rahim dan dapat keluar sampai ke vagina melalui
hingga keluar dari OUE. Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endo yang
dapat juga mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip
dapat mengalami nekrosis sehingga membuatnya mudah berdarah. Hal inilah yang
membedakannya dari Mioma Geburt dimana bagian yang mudah berdarah bukan
21
hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi endometrium di
g) Faktor Resiko
tersebut mengalami:
1. Diabetes Mellitus
2. Vaginitits berulang
3. Servisitis
5. Wanita hamil
h) Komplikasi
Streptococcus, dan jenis patogen lainnya. Infeksi serius biasanya terjadi setelah
membuang polip. Antibiotik spektrum luas perlu diberikan bila tanda awal infeksi
telah tampak. Inisiasi atau eksaserbasi salfingitis akut dapat terjadi sebagai
konsekuensi polipektomi.
22
i) Penatalaksanaan
tempat praktik. Hal ini karena sebagian besar polip serviks berukuran kecil.
Teknik pembuangan polip serviks yang berukuran kecil umumnya tidak sulit.
yang terjadi biasanya sedikit. Polip serviks yang berukuran besar biasanya
dilakukan eksisi di ruang operasi. Pada tindakan ini, pasien perlu di anestesi dan
Bila serviks lunak dan berdilatasi, sedangkan polip cukup besar, maka
histeroskopi harus dilakukan, terlebih lagi bila pedikel sukar dilihat. Eksplorasi
untuk mengidentifikasi adanya polip lain di daerah itu. Seluruh jaringan yang
diambil perlu diperiksa secara histoPA untuk menilai secara spesifik apakah
massa polipoid berdegenerasi jinak, pre-maligna, atau malignansi. Bila dari hasil
pemeriksaan sekret serviks ditemukan profil sel-sel infektif, atau secara klinis dan
kasus ini.
diposisikan litotomi, lalu dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentkan besar dan
23
letak uterus serta ada tidaknya kelainan pada uterus dan organ adneksa. Pasien
kemungkinan perforasi uterus. Setelah itu pasang speculum sims posterior dan
anterior. Pasang tenaculum pada serviks jam 11 dan jam 1, lalu lepas speculum
lidocain diinjeksikan pada fornix dextra dan sinistra sebanyak 2 ml (40 mg) yang
cavum uteri dan arahnya anteflexi ataukah dorsoflexi. Lalu dilakukan dilatasi
canalis cervicalis dengan busi hegar dari nomor yang terkecil namun tidak boleh
lebih dari busi nomor 12 pada multipara. Lalu kuretasi dilakukan boleh dengan
profilaksis dan pencegahan perdarahan dan berupa suplemen zat besi. Yaitu yang
sebagai analgesic. Sulfas ferrous diberikan sebagai suplemen zat besi dan
penyerapan zat besi. Yang terakhir metergin diberikan agar kontraksi uterus tetap
j) Prognosis
keluhan sudah dapat teratasi sepenuhnya, namun tetap harus diwaspadai jika
sebelumnya polip sudah terinfeksi terlebih dahulu karena bisa menjadi salpingitis.
24
BAB III
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. K
Umur : 48 tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Menikah : 1 kali
II. ANAMNESIS
Pasien (P3A0) datang dengan keluhan nyeri perut bawah sejak 2 minggu
SMRS. Nyeri hilang timbul, dirasakan semakin memberat setiap harinya. Pasien
juga menyebutkan adanya benjolan di perut bawah, awalnya hanya seukuran telur
ayam kampung, lalu membesar. Penurunan berat badan disangkal, riwayat haid
25
RPD : HT (-), DM (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital:
Suhu : 36,5 °c
Nadi : 82x/m
Pernafasan : 21x/m
Kepala : normocephali
Thorax :
Abdomen
Palpasi : nyeri tekan (+) , teraba masa di daerah suprapubik sebesar telur
Perkusi : timpani
Ekstremitas :
26
STATUS GINEKOLOGI
Genetalia Externa
Vulva : Flux (-) Flex (-) Massa (+) ulkus (-)
Inspekulo
V/v : Flux (-) Flex (-), Terlihat massa keluar dari OUE sebagai
pertumbuhan yang tumpul, pucat, dan rapuh (mudah berdarah)
Pemeriksaan dalam (VT) : tidak dilakukan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal 06/12/2016:
Nilai
Pemeriksaan Hasil Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
KIMIA DARAH
27
SGOT 19 Max. 31 mg/dl
URINALISA (07-12-16)
28
EKG (08-12-2016)
29
USG Ginekologi (30-11-2016) : Kista Ovarium uk. 8,7 cm dan Polip Cervix
30
PEMERIKSAAN PATOLOGI ANATOMI
chronis non-spesifik
perbaikan
+ Polip cervix
31
DIAGNOSIS KERJA:
TATALAKSANA AWAL :
Follow up:
Tanggal S O A P
IVFD D5% 20 tpm
08/12/2016 Nyeri perut (<), perdarahan TD: 120/90 P3A0 dengan Inj. Cefotaxime 2x1gr
(-) Tumor adnexa Inj. Ranitidine 3x1amp
Suhu : 36,5 °C Inf. PCT 3x1 flsh
Pro Laparotomi
nadi : 82x/m Histerektomi Total
RR : 20x/m
BPL
09/12/2016 Nyeri perut (<), perdarahan TD: 120/70 P3A0 dengan Pasien menunda operasi
(+), mual/muntah (</+) Kista Ovarium
Suhu : 36,5 °C dan Polip
Serviks
nadi : 76x/m
RR : 20x/m
Pro Laparotomi
15/12/2016 Nyeri perut (+), perdarahan TD: 120/90 P3A0 dengan Histerektomi tgl 16/12/16
(-), mual/muntah (-/-) Kista Ovarium
Suhu : 36,5 °C dan Polip
Serviks
nadi : 81x/m
32
RR : 21x/m
Pro Laparotomi
16/12/2016 Nyeri perut (+), perdarahan TD: 120/80 P3A0 dengan Histerektomi tgl 16/12/16
(-), mual/muntah (-/-) Kista Ovarium
Suhu : 36,5 °C dan Polip
Serviks
nadi : 81x/m
RR : 21x/m
33
BAB IV
DISKUSI
Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor ovarium.
Keluhan utama pada kista ovarium adalah perut terasa penuh, berat,
kembung, tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil), haid tak
teratur, nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar
kepanggul bawah dan paha, nyeri senggama, mual, ingin muntah, atau pergeseran
karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon polikistik. Pada
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah. Rasa
sakit tersebutakan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur.
Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di sekitarnya dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi
menjadi sering.
34
Pada pasien anamnesa didapatkan keluhan benjolan di perut bagian bawah
sebesar telur ayam disertai nyeri yang hilang timbuk sejak 2 minggu SMRS. Nyeri
juga dirasakan saat perut ditekan. Penurunan berat badan disangkal, riwayat haid
Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien dengan kista
ovarium adalah kista yang besar dan dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau
pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini
pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi. Dapat juga teraba,
massa lain, termasuk fibroid dan nodul padaligamentum uterosakral, ini merupakan
keganasan atau endometriosis. Pada perkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.
Pada pasien ini, didapatkan pemeriksaan fisik didapatkan teraba massa ukuran 9 x
8 cm, mobile, permukaan rata, berbatas tegas pada abdomen, pemeriksaan VT tidak
dilakukan.
batas tumor, apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik
atau solid dan dapat dibedakan pulaantara cairan dalam rongga perut yang bebas
dan pemasukan bubur barium pada kolon dapat untuk menentukan apakah tumor
35
bearasal dari ovarium atau tidak, misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak
di daerah pelvis seperti tumor kolon sigmoid. Pengukuran serum CA-125,Tes darah
dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau ganas.
Laparoskopi perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan
Pemeriksaan darah, urinalisa dan tumor marker (CA 125). Pada pemeriksaan
35 U/ml)
USG ginekologi pada tanggal 30 desember 2016 yang dilakukan oleh Sp.OG
ASCUS + polip.
tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik tidak.
Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor
pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor
36
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi
jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium,
kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam batas normal, aman
untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan pemeriksaan USG
serial. Sedangkan untuk wanita pre menopause, kista berukuran kurang dari 8 cm
dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi bedah diperlukan pada kista
ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm dan kista ovarium kompleks.
atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi harus dikerjakan pada pasien
dengan resiko keganasan dan pada pasien dengan kista benigna yang tidak dapat
pada pasien yang menginginkan ovarium tidak diangkat untuk fertilitas di masa
post menopause, perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35
tahun yang tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan
karsinoma ovarium.
ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA125 lebih
37
dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada keluarga.
Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan pemeriksaan sediaan
yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi anatomik untuk
mendapat kepastian tumor ganas atau tidak. Penatalaksanaan yang dilakukan pada
pasien ini adalah pemberian anti-nyeri dan persiapan laparotomi untuk tindakan
histerektomi total. Operasi dilakukan karena ukuran kista yang melebihi 5 cm dan
sudah menggangu organ sekitar. Tetapi pada perjalanannya, pada pasien dilakukan
kuretase dan ekstirpasi untuk penanganan polip cervix, dan tindakan kauterisasi
pada kista serta salpigektomi. Prognosis pada pasien ini adalah Dubia ad Bonam
38
BAB V
PENUTUP
Telah dilaporkan kasus dari ruang rawat inap merpati dengan pasien Ny. K
umur 48 tahun dengan diagnosis P3A0 dengan Kista ovarium dan Polip cervix.
Pasien direncanakan operasi 2 hari setelah pasien MRS, tetapi pasien meminta
untuk pulang. Pasien masuk kembali 6 hari kemudian dan bersedia untuk menjalani
dilakukan kuretase dan ekstirpasi pada polip cervix, dan tindakan kauterisasi pada
39
DAFTAR PUSTAKA
40
DOKUMENTASI
41
42