Anda di halaman 1dari 79

PENGARUH PENENTUAN HARGA DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP

LOYALITAS PELANGGAN DI CV. AMOR LAND

Disusun oleh :
Nama : ASTIN ROLYAN
N.I.M : 2010-102-124
Jurusan : Manajemen

STIE INSAN PEMBANGUNAN


Jl. Raya Serang Km. 10 Bitung – Tangerang
Website : http\\www.insanpembangunan.ac.id
Email : info@ insanpembangunan.ac.id
Telp. (021) 59492836
Fax. (021) 59492837
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kegiatan ekonomi, pesaing dan harga serta loyalitas pelanggan sangat

mempengaruhi penjualan. Dalam perkembangan bisnis global belakangan ini

banyak menimbulkan lahirnya perusahaan-perusahaan baru yang menjadi pesaing

perusahaan-perusahaan yang sudah ada dan harga produk yang mereka tawarkan

juga relatif lebih murah serta kualitas produk yang ditawarkan oleh perusahaan

baru tersebut juga terbilang cukup baik. Hal ini berdampak kepada konsumen

yang beralih lebih memilih produk baru dengan harga lebih murah dan berkualitas

cukup baik yang ditawarkan oleh para perusahaan baru ini, sehingga berdampak

pada menurunnya loyalitas pelanggan terhadap produk lama yang ditawarkan oleh

perusahaan-perusahaan yang sudah ada.

Kondisi persaingan yang ketat mengharuskan para perusahaan yang sudah

ada tersebut memperhatikan beberapa hal yang dapat mempengaruhi khususnya

dari faktor-faktor pesaing dan harga serta apa sajakah yang mengakibatkan

menurunnya loyalitas pelanggan yang mempengaruhi loyalitas pelanggan

terhadap produk lama yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah

ada tersebut. Sehingga hal ini dapat berdampak baik bagi para perusahaan yang

sudah ada tersebut dengan meningkatnya loyalitas para pelanggan tersebut

terhadap produk lama yang ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan yang sudah

1
ada tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul:

“PENGARUH PENENTUAN HARGA DAN KUALITAS PRODUK

TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DI CV. AMOR LAND”

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang tersebut, maka permasalahan yang

dirumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana pengaruh penentuan harga dan kualitas produk terhadap

loyalitas pelanggan di CV. Amor Land ?

b. Bagaimanakah Penentuan harga terhadap loyalitas pelanggan di CV. Amor

Land ?

c. Bagaimanakah Pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan di

CV. Amor Land ?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian memiliki tujuan yang kongkrit, demikian juga dengan

penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut :

a. Untuk menganalisa penentuan harga dan kualitas produk secara simultan

terhadap loyalitas pelanggan pada CV. Amor Land.

b. Untuk mengetahui pengaruh penetapan harga terhadap loyalitas pelanggan

pada CV. Amor Land.

c. Untuk mengetahui pengaruh kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan

pada CV. Amor Land.

2
1.4 Manfaat Penelitian

Dalam setiap penelitian tentunya selalu mempunyai manfaat yang beragam

untuk semua pihak. Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

a. Bagi CV. Amor Land

Dapat menjadi bahan pertimbangan baik secara langsung maupun tidak

langsung untuk mengevaluasi harga dan kualitas produk yang berpengaruh

langsung terhadap loyalitas pelanggan.

b. Bagi STIE Insan Pembangunan

Diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi dalam bidang studi

Manajemen Pemasaran yang dapat membuat loyalitas pelanggan menjadi

lebih baik khususnya dalam segi harga dan kualitas suatu produk.

c. Bagi Penulis

Penelitian diharapkan akan dapat menambah ilmu pengetahuan penulis

mengenai manajemen pemasaran terutama tentang hal-hal yang dapat

mempengaruhi loyalitas pelanggan.

d. Bagi pembaca

Penelitian diharapkan akan dapat bermanfaat dalam menambah pengetahuan

mengenai pengaruh harga dan kualitas produk terhadap loyalitas pelanggan.

3
Tabel 1.1
DAFTAR NAMA TOKO PELANGGAN CV. AMOR LAND
No Nama toko Alamat
1 Jaya Furniture & Electronic Ds. Renget Kec. Kresek - Tangerang
2 Berkah Jaya Furniture Ds. Pasilian Kec. Kronjo - Tangerang
3 Berkat Jaya Furniture Ds. Kronjo Kec. Kronjo - Tangerang
4 Ceria Mebel Ds. Tirtayasa Kec. Tirtayasa - Serang
Perum Dasana Indah Bonang Kec.
5 Dion Furniture
Legok - Tangerang
Jl. Raya Jasinga - Kec. Tenjo -
6 Mulia Furniture
Tangerang
Ds. Pontang Legon Kec. Tirtayasa -
7 Alex Mebel
Serang
8 Abadi Golden Mebel Jl. Raya Kp. Melayu - Tangerang
Jl. Raya Pandeglang Kec. Pandeglang
9 Toko Murah Pandeglang
- Banten
10 Acun Mebel Ds. Renget Kec. Kresek - Tangerang
11 Ita Setia Mebel Jl. Raya Pakuhaji Sepatan - Tangerang
12 Naga Mas Furniture Jl. Raya Kp. Melayu - Tangerang
Ds. Pagedangan Kec. Kronjo -
13 Oshin Furniture
Tangerang
Jl. Raya Korelet Ranca Kalapa
14 H. Udin Mebel
Panongan - Tangerang
15 Tanara Jaya Furniture Ds. Tirtayasa Kec. Tirtayasa - Serang

Tabel 1.2
DATA PENJUALAN CV. AMOR LAND
TAHUN 2017
Bulan Total Penjualan Perubahan Prosentase
Desember Rp 61.605.000
Januari Rp 49.350.000 - Rp12.255.000 -19,89%
Februari Rp 136.280.000 Rp 86.930.000 176,15%
Maret Rp 88.230.000 - Rp 48.050.000 -35,26%
April Rp 90.750.000 Rp 2.520.000 2,86%

4
Dari data penjualan diatas dapat diketahui bahwa tingkat penjualan CV.

Amor Land pada periode Desember 2016 sampai dengan Mei 2017 memiliki rata-

rata tingkat penjualan yang tidak stabil atau mengalami fluktuasi tiap bulannya.

Pada bulan Desember sampai Januari, di awal pergantian tahun mengalami

penurunan penjualan yaitu Rp 61.605.000 pada bulan Desember, Rp 49.350.000

pada bulan Januari. Pada bulan Januari sampai Februari mengalami peningkatan

penjualan yang cukup tinggi dari -19,89% menjadi 176,15%. Tetapi saat memasuki

bulan Maret mengalami penurunan sebesar 35,26% dari bulan sebelumnya. Pada

bulan selanjutnya tingkat penjualan mengalami kenaikan sebesar 2,86% dari bulan

sebelumnya. Kondisi yang terjadi pada CV. Amor Land disebabkan karena disaat

memasuki awal bulan saat pergantian tahun bahan baku susah di dapat. Penurunan

penjualan ini dapat dijelaskan dengan tingkat penjualan per unit CV. Amor Land

pada periode Desember 2016 - April 2017.

Tabel 1.3
Data Pemjualan per Unit Cv. Amor Land
Tahun 2017
Bulan Total Penjualan ( Unit ) Perubahan Prosentase
Desember 117
Januari 100 -17 -14,53%
Februari 147 47 47,00%
Maret 172 25 -17,01%
April 174 2 1,16%

5
Berdasarkan data di atas menunjukan bahwa jumlah penjualan per unit CV.

Amor Land periode Desember 2016 – April 2017 mengalami fluktuasi tiap

bulannya.Pada bulan Desember di akhir tahuin 2016 mengalami kenaikan jumlah

penjualan per unit dengan 117 unit yang laku di jual. Tetapi pada bulan Januari

2017 mengalami penurunan jumlah penjualan per unit menjadi 100 unit yang

terjual disebabkan pada bulan Januari cuaca hujan dan membuat bahan baku

berkurang dan susah didapat menjadikan jumlah produksi dan pengiriman

berkurang. Pada bulan Februari mengalami peningkatan penjualan per unit

sebesar 147 unit karena bahan baku sudah ada dan sudah di siapkan stok untuk

bulan berikutnya. Pada bulan Maret mengalami penaikan penjualan menjadi 172

per unit. Pada bulan April juga mengalami penaikan penjualan walaupun sedikit

menjadi 174 per unit, dengan selisih 1,16% dari bulan sebelumnya.

6
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Harga

a. Pengertian harga

Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang

menghasilkan pendapatan bagi perusahaan, sedangkan tiga yang lain ( produk,

distribusi, dan promosi ) membebani sebagi biaya. (Astuti, 2016)

Menurut Basu Swastha (2013:147) mengartikan bahwa “harga merupakan

sejumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk

menambahkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanannya”.

Menurut Alma (2014:169) mengemukakan bahwa, “ Harga (price) adalah

nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang”.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas, disimpulkan bahwa harga merupakan

nilai (biasa dinyatakan dengan uang) yang harus dikorbankan untuk dapat

memiliki, menggunakan atau mengkonsumsi suatu barang dan jasa guna

mendapatkan kepuasan. Jadi dapat disimpulkan jika harga sangat

tinggi, konsumen biasanya mengharapkan kualitas tinggi, dan persepsi aktualnya

7
akan dipengaruhi oleh harapan ini. Jika harga terlalu tinggi, organisasi dianggap

tidak peduli akan pelanggan, atau dianggap melakukan penipuan. Sebaliknya, jika

harga terlalu rendah, pelanggan dapat meragukan kemampuan organisasi dalam

hal kualitas jasa.

Harga juga merupakan salah satu yang fleksibel, dapat di ubah dengan

cepat, tidak seperti produk, dan komitmen saluran. Persaingan harga merupakan

masalah nomor satu yang dihadapi perusahaan, banyak perusahaan tidak

menangani masalah harga dengan baik. Kesalahan yang paling umum adalah

harga terlalu cost-oriented dan harga tidak cukup sering direvisi untuk

menyesuaikan perubahan pasar. Harga tidak dengan jelas dibedakan bagi item

produk, segmen pasar, dan saat pembelian yang berbeda.

b. Konsep Harga

Menurut Astuti (2016), Suatu perusahaan menetapkan harga untuk pertama

kalinya ketika mengembangkan produk baru, mengenalkan produk regulernyake

jalur distribusi atau ke area geografi baru, dan memasuki penawaran kontrak kerja

baru. Perusahaan harus memutuskan ke mana memposisikan produk berdasarkan

kualitasnya dan harga, apakah akan memposisikan harga rendah, sedang atau

tinggi, dan memposisikan pada kualitas rendah, sedang dan tinggi. Dari dua

alternatif tersebutakan terbentuk sembilan posisi harga kualitas :

1) Strategi harga tinggi – kualitas tinggi ( premium strategy )

2) Kualitas tinggi – harga sedang ( high-value startegy )

3) Kualitas tinggi – harga rendah ( super-value strayegy )

8
4) Kualitas sedang – harga tinggi ( overcharging strategy )

5) Kualitas sedang – harga sedang ( medium-value strategy )

6) Kualitas sedang – harga rendah ( good-value strategy )

7) Kualitas rendah – harga tinggi (rip-off strategy )

8) Kualitas rendah – harga sedang ( false economy strategy )

9) Kualitas rendah – harga rendah ( economy strategy )

c. Tujuan Penentuan Harga

Perusahaan harus memutuskan di mana ia akan memposisikan penawaran

pada pasarnya. Semakin jelas tujuan perusahaan, semakin mudah menetapkan

harga. Perusahaan dapat mengejar satu diantara lima tujuannya melalui penentuan

harga, yaitu untuk tetap hidup, maksimalisasi keuntungan segera, maksimalisasi

pangsa pasar, maksimalisasi market skimming, atau kepemimpinan kualitas

produk. Banyak perusahaan menetapkan harga yang akan memaksimalkan

keuntungan saat ini (segera). Mereka mengestimasi permintaan dan biaya yang di

hubungkan dengan alternatif harga dan memilih harga yang menghasilkan

keutungan maksimum dengan segera, cash flow, atau rate of return on investment.

Strategi ini beranggapan bahwa perusahaan mempunyai pengetahuan tentang

permintaan dan fungsi biaya, yang dalam kenyataan hal ini sulit untuk diestimasi.

Dengan menekankan pada kinerja keuangan saat ini, perusahaan mengorbankan

kinerja jangka panjang dengan mengabaikan efek dari variabel marketing mix,

reaksi pesaing, dan batasan legal terhadap harga.

9
Beberapa perusahaan ingin memaksimalkan pangsa pasar. Dengan volume

penjualan yang makin tinggi akan menurunkan biaya per unit dan mempertinggi

keuntungan jangka panjang. Harga ditentukan sangat rendah dengan anggapan

pasar sensitif terhadap harga. Banyak perusahaan menyukai ditetapkan harga

tinggi untuk mengambil lapis atas pasar (skim). Penetapan market skimming perlu

memperhitungkan kondisi-kondisi berikut adanya sejumlah pembeli yang cukup

dengan permintaan yang tinggi dan harga awal yang tinggi tidak menarik pesaing

untuk memasuki pasar, harga tinggi mengkomunikasikan citra produk yang

unggul. Dengan penetapan harga ini satu perusahaan bertujuan untuk menjadi

pemimpin kualitas produk.

Organisasi nonpropit dan publik menetapkan tujuan harga yang lain. Suatu

universitas menentukan harga dengan menutup sebagian biaya (partial cost

recovery ). Hal ini didasarkan pada pembayaran pribadi dan bantuan publik untuk

menutup sisa biayanya. Rumah sakit menetukan harga dengan metode full cost

recovery. Apapun tujuan khususnya, bisnis yang mengunakan harga sebagai satu

alat strategis akan lebih menguntukan daripada bisnis yang membiarkan biaya

atau pasar menetukan harganya. Dalam menentukan penetapan harga, perusahaan

tidak hanya memperhatikan harga namun perlunya perhatian khusus mengenai

faktor-faktor diluar harga yang mempengaruhi jumlah permintaan, situasi pasar

secara global, prilaku konsumen, siklus kehidupan produk dll, sehingga strategi

penetapan harga ini dapat terarah, efektif dan sesuai dengan tujuan perusahaan

atas produkj atau jasa yang di hasilkan. (Astuti, 2016)

10
d. Faktor yang Mempengaruhi Harga

Ada tiga faktor yang mempengaruhi penentuan harga, yaitu :

1. Permintaan

Setiap tingkat harga akan menimbulkan suatu tingkat permintaan yang

berbeda. Oleh karena itu, mempunyai dampak yang berbeda pada tujuan

pemasaran perusahaan. Hubungan antara harga alternatif dengan permintaan

yang diakibatkannya dilukiskan dalam kurva permintaan. Pada kasusyang

normal, harga dan permintaan berhubungan terbalik, makin tinggi harga

makin rendah permintaan, dan sebaliknya. Beberapa konsumen melihat harga

tinggi sebagai arti bahwa produk lebih baik. Namun, apabila harga ditetapkan

terlalu tinggi, tingkat permintaan akan turun jika tidak disertai dengan

kenaikan kualitas. Ada beberapa hal penting pada faktor permintaan yang

perlu dipertimbangkan oleh perusahaan/pemasar, yaitu :

a) Sensitivitas harga

Kurva permintaan menunjukan kemungkinan jumlah pembelian pasar pada

suatu harga alternatif tertentu. Hal ini menunjukan reaksi dari banyak

individu yang memunyai perbedaan sensitivitas terhadap harga. Langkah

pertama dalam estimasi permintaan adalah memahami beberapa hal yang

mempengaruhi sensitivitas harga, yaitu sebagai berikut :

1) Efek dari nilai yang unik. Pembeli tidak begitu sensitif jika produk

mempunyai suatu yang berbeda dan khas

11
2) Efek kesadaran akan subsitusi. Pembeli tidak begitu sensitif jika

mereka tidak menyadari adanya barang subsitusi

3) Efek dari kesulitan membandingkan. Pembeli kurang sensitif harga

jika mereka tidak dengan mudah mampu membandingkan kualitas

barang subsitusinya.

4) Efek pengeluaran total. Pembeli kurang sensitif jika pengeluaran

menjadi bagian yang lebih rendah dari total pendapatannya.

5) Efek dari manfaat akhirnya. Pembeli tidak begitu sensitif harga jika

makin rendah pengeluaran yang menjadi bagian dari biaya total

produk akhir yang dibelinya.

6) Efek dari biaya bersama. Pembeli kurang sensitif jika bagian dari

biaya dibayar oleh pihak lain.

7) Efek Investasi yang dimasukan. Pembeli kurang sensitif jika produk

digunakan bersama dengan aset yang dibeli sebelumnya.

8) Efek kualitas – harga. Pembeli kurang sensitif jika roduk dianggap

mempunyai kualitas, prestise, atau tingkat eksklusif yang lebih

tinggi.

9) Efek persediaan. Pembeli kurang sensitif jika mereka tidak dapat

menyimpan produk.

12
Berbagai kekuatan, seperti deregulasi, teknologi (internet) telah

mengubah produk menjadi komoditas dimata konsumen dan meningkatkan

sensitivitasnya terhadap harga. Pemasar harus bekerja lebih keras dari

sebelumnya untuk mendiferensiasi penawarannya jika banyak pesaing

menjual produk yang sama dengan harga yang bersaing atau harga yang

sama. Lebih dari itu perusahaan harus memahami sensitivitas harga

pelangganya dan proseknya serta bagaimana orang – orang ini akan

membandingkan antara harga dengan karakteristik produk.

b) Estimasi kurva permintaan

Beberapa perusahaan berupaya untuk mengukur kurva permintaanya dengan

mengunakan berbagai metode.

1) Dengan metode statistik untuk menganalisis harga yang lalu,

kuantitas yang dijual, dan faktor lain untuk mengestimasi

hubungannya. Data dapat beruapa longitudinal dan crosssectional.

Membangun model yang tepat dan data yang sesuai dengan tekhnik

analisis yang digunakan membutuhkan skill yang sesuai.

2) Melakukan eksperimen harga. Dengan menetukan beberapa variasi

harga untuk beberapa produk yang dijual dengan satu diskon dan

mengobservasi hasilnya. Satu alternatif adalah dengan nenetapkan

harga berbeda dalam teritorial yang sama untuk melihat bagaimana

penjualan terpengaruh.

13
3) Meminta kepada pembeli untuk menyatakan beberapa banyak unit

mereka akan membeli pada harga yang berbeda. Pada pengukuran

hubungan harga atas permintaan, peneliti pasar harus mengendalikan

berbagai faktor yang akan mempengaruhi permintaan. Respon

pesaing akan menimbulkan berbagai perbedaan, demikian juga jika

perusahaan mengubah faktor marketing mix yang lain disaping

harga, yaitu produk, promosi, dan efek erubahan harga itu sendiri

akan sulit untuk dipisahkan.

c) Permintaan yang elastis harga.

Para pemasar perlu tahu sejauh mana resonsif atau elastisnya permintaan. Jika

permintaan sangat sulit berubah dengan perubahan kecil pada harga,

permintaan, sepertu itu disebut permintaan inelastis, sedangkan jika

permintaan berubah seimbang dengan perubahan harga, permintaan elastis.

Suatu permintaan kurang elastis jika sedikit atau tidak ada subsitusi atau

pesaing, pembeli tidak siap dengan perubahan harga, pembeli lamban dalam

mengubah kebiasaan membeli dan mencari harga yang lebih rendah, dan

pembeli berfikir bahwa harga yang lebih tinggi akan disesuaikan dengan

kualitasnya, inflasi normal, dan sebagainya. Dengan harga yang elastis,

penjual akan mempertimbangkan untuk menurunkan harga. Harga yang lebih

rendah akan menghasilkan pendapatan total yang lebih besar. Hal ini daat

terjadi jika biaya produksi dan penjualan tidak meningkat secara

proporsional.

14
2. Estimasi Biaya

Permintaan menetukan batas atas harga yang ditetapkan perusahaan

bagi produknya, dan biaya menentukan dasar (landasan) penetapan harga.

Perusahaan seharusnya menetapkan harga yang menutup biaya produksi,

distribusi, dan penjualan produknya termasuk pendapatan (return) yang jelas

bagi kegitan usaha dan resiko. Ada beberapa hal yang perlu dierhatikan dalam

estimasi biaya, yaitu sebagai berikut :

a) Tipe biaya dan tingkat produksinya

b) Akumulasi produksi

c) Membedakan penawaran pasar

d) Target costing

3. Analisis Biaya, Harga, dan Penawaran Pesaing

Di dalam rentang kemungkinan hargayang ditentukan oleh permintaan

pasar dan biaya perusahaan, perusahaan harus memperhiyungkan reaksi

biaya, harga, dan kemungkinanharga pesaing. Jika harga pesaing serupa

dengan apa yang ditawarkan pesaing, kemudian perusahaan harus menetukan

harga berdekatan dengan harga pesaing dan akan kehilangan penjualan. Jika

perusahaan menawarkan produk inferior maka perusahaan tidak akan mampu

menetukan harga lebih dari (diatas) pesaing. Jika perusahaan menawarkan

barang superior, perusahaan dapat menentukan harga lebih tinggi dari

pesaing, perusahaan harus menyadari bahwa para pesaing akan melakukan

respons pada harga tersebut. (Astuti, 2016)

15
e. Pemilihan Metode Penentuan Harga

Dengan mempertimbangkan tiga C”s : Customer demand schedule, Cost

function, Competitor’s price, perusahaan siap untuk menetapkan harga. Ada tiga

pertimbangan yang dijadikan acuan dalam menentukan harga, yaitu : Biaya

menetukan batas bawah harga, harga pesaing, dan harga barang subsitusi.

Penilaian pelanggan terhadap fitur produk yang unik dapat menetukan harga batas

atas, ada enam metode penetuan harga, yaitu sebagai berikut :

1. Mark-up pricing method.

Metode penentuan harga yang paling dasar adalah dengan menambahkan satu

standar mark-up pada biaya produk. Mark-up biasanya lebih tinggi pada item

musim, item spesial, item dengan gerakan lambat, item dengan biaya tinggi

untuk pergudangan dan penanganan (handling) dan item dengan permintaan

inelastis. Metode harga ini masih populer dengan beberapa alasan, yaitu

penjual dapat menetukan biaya jauh lebih mudah daripada mengestimasi

permintaan. Semua perusahaan dalam industri menggunakan metode ini

dengan harga cenderung hampir sama dan banyak orang merasa bahwa cost-

plus pricing lebih jelas bagi pembeli dan penjual.

2. Target return pricing.

Perusahaan menentukan harga yang menghasilkan target rate of return of

investment (tingkat pendapatan investasi yang ditargetkan). Metode

penentuan harga ini menggunakan analisis titik impas (break-even analysis).

16
Metode ini cenderung mengabaikan pertimbangan elastisitas permintaan dan

harga pesaing.

3. Perceived-value princing

Makin banyak perusahaan yang menetapkan harga berdasarkan nilai yang

dirasakan pelanggan. Mereka melihat persepsi nilai dari para pembeli, dan

bukan pada biaya dari penjual sebagai kunci menentukan harga. Mereka

menggunakan elemen marketing mix lain, seperti advertising dan sales force

untuk membentuk nilai yang dirasakan pada pikiran pembeli.kunci untuk

menentukan perceived-value pricing adalah dengan menentukan persesi pasar

terhadap nilai penawaran secara akurat. Riset pasar diperlukan untuk

menentukan persesi nilai dari pasar untuk memandu penentuan harga yang

efektif.

4. Value-pricing

Sekarang ini, beberapa perusahaan telah menggunakan strategi harga ini, di

mana mereka menentukan harga rendah yang jelas untuk penawaran

berkualitas tinggi. Value-princing menyatakan bahwa harga seharusnya

menunjukan penawaran kepada konsumen dengan nilai tinggi.

5. Going-rate princing

Perusahaan mendasarkan harga pada harga pesaing. Perusahaan akan

menetapkan harga yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dengan pesaing.

Pada industri oligopoli biasanya menetapkan harga yang sama dengan

pesaing. Pada perusahaan yang lebih kecil, harga mengikuti pemimpin pasar.

17
Penetapan harga seperti ini sangat populer dan menjadi solusi ketika biaya

sulit diukur atau respon pesaing tidak pasti.

6. Sealed-bid pricing

Perusahaan menentukan harganya atas dasar harapan bagaimana para

pesaingakan menentukan harga dari pada menggunakan hubungan yang kalau

dengan biaya atau permintaan. Perusahaan yang ingi memenangkan kontrak,

dan kemenangan biasanya membutuhkan penawaran harga yang lebih rendah

karena perusahaan tidak dapat menentukan harga di bawah biaya. (Astuti,

2016)

f. Pemilihan Harga Final

Metode harga mempersempit rentang dimana perusahaan memilih harga final.

ketika memilih harga, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-faktor lain,

yaitu :

1. Harga psikologis.

Banyak konsumen menggunakan harga sebagai indikator kualitas. Ketika

melihat produk tertentu, pembeli akan mengingat dalam pikirannya suatu

harga referensi yang dibentuk oleh harga saat ini, dan pembelian yang lalu,

penjual selalu memanipulasi harga referensi ini.

2. Penentuan harga produk baru

Yaitu harga untuk produk baru dapat ditetapkan dengan harga penetrasi atau

harga skimming. Harga penetrasi adalah harga produk baru, apabila

ditetapkan dengan harga rendah. Penentuan harga seperti ini dilakukan jika

18
dalam waktu awal produsen ingin mendapatkan pasar yang luas. Strategi

harga ini berhasil jika pasarnya sensitif harga (permintaan elastis). Pada

strategi harga skimming, perusahaan menentukan harga tinggi untuk pertama

kalinya produk diluncurkan. Strategi harga seperti ini akan memberi kesan

produk berkualitas.

3. Pengaruh elemen marketing mix lainnya.

Harga final harus memperhitungkan kualitas merek dan periklanan dalam

persaingan.merek dengan kualitas rata-rata, tetapi dengan anggaran

periklanan yang relatif tinggi mampu menetapkan harga premium (harga

tinggi).

4. Kebijakan penetapan harga perusahaan.

Harga harus konsisten dengan kebijakan penetapan harga perusahaan. Banyak

perusahaan menugaskan bagian penentuan harga untuk mengembangkan

kebijakan dan menetapkan atau menyetujui keputusan harga. Tujuannya

bahwa petugas penjualan memberi harga yang layak bagi pelanggan dan

menguntungkan bagi perusahaan.

5. Dampak harga bagi pihak lain.

Manajemen harus mempertimbangkan reaksi pihak lain terhadap harga yang

ditetapkan. (Astuti, 2016)

19
g. Peranan harga

Harga mempunyai peranan penting secara makro (bagi perekonomian secara

umum) dan secara mikro (bagi konsumen dan perusahaan ). (Tjiptono, 2013)

1. Bagi perekonomian, harga produk mempunyai pengaruh tingkat upah, sewa,

bunga, dan laba. Harga bmerupakan regulator dasar dalam sistem

perekonomian, karena harga berpengaruh terhadap alokasi faktor-faktor

produksi, seperti tenaga kerja, tanah, modal, waktu, dan kewirausahaan.

Tingkat upah yang tinggi menraik tenaga kerja, tingkat bunga yang tinggi

menjadi daya tarik bagi investasi modal, dan seterusnya. Sebagai alokator

sumber daya, harga menentukan apa yang di produksi (penawaran) dan siapa

yang akan membeli barang dan jasa yang dihasilkan (permintaan).

2. Bagi konsumen, dalam penjualan ritel ada segmen pembeli yang sangat

sensitif terhdap faktor harga (menjadikan harga sebagai satu-satunya

pertimbangan membeli produk) dan ada pula yang tidak. Mayoritas

konsumen agak sensitif terhadap harga, namum mempertimbangkan faktor

lain seperti (citra, merk, lokasi toko, layanan, nilai (value), fitur produk dan

kualitas). Selain itu, persepsi konsumen terhadap kualitas harga seringkali

dipengaruhi oleh harga. Dalam beberapa kasus harga yang mahal dianggap

mencerminkan kualitas tinggi terutama dalam kategori produk spesial.

3. Bagi perusahaan, jika dibandingkan dengan bauran pemasaran lainnya

(produksi, distribusi, dan promosi yang membutuhkan pengeluaran dana

dalam jumlah besar), harga merupakan satu-satunya elemen bauran

20
pemasaran yang mendatangkan pendapatan. Harga produk adalah determinasi

utama bagi permintaan pasar atas produk yang bersangkutan. Harga produk

mempengaruhi posisi bersing dan bangsa pasar perusahaan, singkat kata

perusahaan mendpatkan uang melalui harga yang mereka terapkan.

h. Indikator harga

Indikator harga menurut Mursid (2014) adalah sebagai berikut:

1. Harga yang kompetitif yaitu harga yang ditawarkan lebih kompetitif dari

pesaing.

2. Kesesuaian harga dengan harga pasar yaitu kesesuaian harga dengan harga

pasar.

3. Kesesuaian harga dengan kualitas produk yaitu harga yang ditawarkan sesuai

dengan kualitas produk.

4. Angsuran yaitu pembayaran yang bisa diangsur sampai jangka waktu tertentu.

Harga suatu barang atau jasa menjadi penentu bagi permintan pasar, harga

juga dapat mempengaruhi program pemasaran perusahaan atau organisasi. Karena

itu merupakan satu-satunya bauran pemasaran yang dapat menghasilkan

keuntungan bagi perusahaan. (Lupiyoadi, 2013)

1. Kapasitas Harga

Harga sering dijadikan indikator kualitas bagi konsumen. Misalnya bila ada

barang atau jasa yang harganya mahal, maka konsumen cenderung

beranggapan bahawa barang atau jasa tersebut kualitasnya baik. Tingkat

harga suatu jasa satu dengan yang lain yang sejenis terkadang memiliki

21
perbedaan, hal ini hal ini berdasarkan faktor-faktor penyebabnya, harga yang

diharapkan konsumen untuk sebuah jasa adalah nilai dengn hasil jasa yang

ditawarkan.

2. Syarat Pembayaran

Berhubungan dengan bagaimana konsumen akan membyara untuk produk

jasa yang akan dibeli, biasanya dalam bentuk kredit dan tunai, tergantung dari

kebijaksanan organisasi

i. Penyesuaian Harga

Perusahaan biasanya tidak menetapkan harga tunggal,tetapi struktur harga

yang menggambarkan variasi permintaan dan biaya berdasarkan geografis,

tuntutan segmen pasar, saat pembelian, tingkat pemesanan, frekuensi pengiriman,

garansi, kontrak jasa, dan faktor lainnya. Geographical pricing melibatkan

perusahaan dalam menentukan harga produknya kepada pelanggan yang berbeda

di lokasi dan negara yang berbeda. Price discount and allowances dapat

menyesuaikan daftar harganya dengan cara memberikan diskon serta allowances

untuk setiap pembayaran, besarnya volume pembelian, dan pembelian di luar

musim. Diskon yang diberikan bisa dalam bentuk diskon tunai, yaitu diberikan

kepada pembeli yang membayar lebih cepat, diskon kuantitas yaitu diberikan

kepada pembeli yang membeli dalam volume yang besar, diskon fungsional atau

diskon dagang diberikan oleh produsen kepada anggota jalur pemasaran

berdasakan kinerja mereka dalam menjalankan fungsinya sebagai perantara,

diskon musiman yang diberikan kepada pembeli yang membeli diluar musim dan

22
allowances, yaitu ekstra pembayaran untuk memperoleh partisiasi dalam program

spesial yang diadakan perusahaan. Promotional princing dapat digunakan

beberapa teknik penetapan harga untuk mendorong pembeli awal, yaitu melalui :

1. Loss-leader princing

Supermarket dan department store selalu menurunkan harga pada merek yang

dikenal untuk mendorong penjualan.

2. Special-event

Setiap menjelang pertengahan bulan akan diadakan promosi back to school

3. Cash rebate

Rabat tunai yang ditawarkan agarnelakukkan pembelian produk padda

periode waktu khusus (tertentu)

4. Low-interest financing

Yaitu sebagai ganti menurunkan harga, perusahaan menawarkan kepada

pelanggan pendanaa dengan bunga rendah.

5. Longee payment terms

Perjanjian perpanjang pembayaran

6. Warraties and service contract

Upaya meningkatkan penjualan dengan menambahkan fee atau jaminan biaya

rendah atau kontrak pelayanan.

7. Psychological discounting

Penentuan harga tertinggi, kemudian menawarkan produk sebagai tambahan

penghematan.

23
Strategi harga promosi selalu menjadi pendorong permainan,jika

berlangsung lama,pesaing akan menirunyadan strategi ini akan kehilangan

efektivitasnya. Discriminatory pricing terjadi jika satu perusahaan menjual satu

produk atau jasa dengan dua atau lebih harga yang tidak menggambarkan satu

perbedaan proporsional pada biaya. Strategi harga ini mempunyai beberapa

bentuk sebagai berikut :

1. Customer-segment pricing

Perbedaan kelompok konsumen ditetapkan berdasarkan perbedaan harga bagi

pasar berbeda untuk produk atau jasa yang sama.

2. Product-form pricing

Perbedaan versi produk ditentukan dengan harga berbeda, tetapi tidak

proporsional jika dikaitkan dengan biayanya.

3. Image pricing

Perusahaan menetukan harga untuk produk yang sama dengan dua tingkat

yang berbeda berdasarkan perbedaan citra.

4. Location pricing

Produk yang sama ditentukan dengan harga berbeda karena perbedaan lokasi

meskipun biaya untuk menawarkan produk pada setiap lokasi sama.

5. Time pricing

Harga dibedakan berdasarkan musim,hari,atau jam,misalnya perbedaan pada

bentuk khusus time princing adalah yield princing yang sering digunakan

oleh hotel dan airline untuk menjamin hunian yang tinggi dengan cara

24
menawarkan harga rendah pada off-pean-time dan harga tinggi pada waktu

pean time (libur sekolah atau akhir tahun).

Price discrimination berlaku pada kondisi tertentu, yaitu :

1. Pasar harus tersegmentasi dan segmen harus menunjukan intensitas

perbedaan permintaan.

2. Anggota dari lower-price segment harus tidak mampu menjual kembali

produk pada segmen dengan harga tinggi

3. Pesaing harus tidak mampu menjual di bawah harga perusahaan di segmen

harga tinggi.

4. Biaya mensegmentasi dan membut kebijakan pasar harus tidak melebihi

ekstra pendapatan yang diturunkan dari diskriminasi harga

5. Bentuk diskriminasi tertentu tidak ilegal, kebanyakan pelanggan bahkan

mungkin tidak menyadari bahwa mereka adalah target dari discriminatory

pricing.

Logika penentuan harga harus dimodifikasi ketika produk menjadi bagian dari

suatu product mix. Penentuan harga sulit karena berbagai produk mempunyai

hubungan diantara permintaan dan biaya, dan menjadi subjek dari tingkat

persaingan yang berbeda. Beberapa penentuan harga product-mix adalah sebagai

berikut :

1. Product-line pricing

Tugas para penjual adalah menetukan perbedaan kualitas yang dirasakan

sebagai pertimbangan penentuan perbedaan harga.

25
2. Optional-feature princing

Penentuan harga pilihan ini adalah satu masalah yang melekat karena

perusahaan harus memutuskan item yang mana dimasukkan dalam harga

standar dan yang mana sebagai pilihan.

3. Captive-product princing

Beberapa produk membutuhkan penggunaan produk tambahan atau captive.

produsen kamera dan pisau cukur selalu menetukan harganya rendah dan

menentukan mark-up tinggi pada silet dan film, jika perusahaan menentukan

harga produk tambahan terlalu tinggi maka pada produk tambahan hal ini

adalah membahayakan.

4. Two-part princing

Perusahaan jasa selalu menggunakan penentuan harga dua bagian yang terdiri

dari fee tetap ditambah fee penggunaan variabel.

5. By-product princing

Produksi barang tertentu menghasilkan by-product, misalnya minyak bumi

yang dapat menghasilkan bensin, solar dan lain-lain

6. Product-bundling

Penjual selalu mengingat produknya dengan fiturnya pada satu set harga

karena pelanggan tidak merencanakan membeli semua komponen, dan

penghematan pada harga ikatan harus cukup besar untuk memungkinkan

mereka membeli ikatan.

26
j. Mengawali dan Menanggapi Perubahan Harga

Perusahaan selalu menghadapi situasi di mana mereka perlu menaikan atau

menurunkan harga. Kenaikan dan penurunan harga akan selalu terjadi selama

perjalanan pemasaran produk dari suatu perusahaan. Perubahan yang selalu terjadi

dipacu oleh berbagai situasi dan kondisi, misalnya penurunan atau kenaikan harga

bahan baku dan material dari pemasok atau kenaikan dan penurunan biaya

lainnya, perubahan selera konsumen, perubahan harga pesaing yang mungkin

perlu ditanggapi, atau adanya peraturan pemerintah mengenai harga produk

tertentu.

1. Mengawali Penurunan Harga.

Beberapa keadaan yang dapat membuat satu perusahaan menurunkan

harganya, yaitu karena kelebihan kapasitas produksi. Atau perusahaan

membutuhkan tambahan bisnis dan tidak dapat menghasilkan melalui

peningkatan upaya penjualan,perbaikan produk, atau usaha lain. Ketika

mengawali penurunan harga, perusahaan akan mencetuskan perang harga,

dan penurunan pangsa pasar. Tetapi strategi penurunan harga dapat

mengubah perusahaan, seperti berikut :

a) Jebakan kualitas rendah, konsumen akan berasumsi bahwa kualitas

rendah.

b) Jebakan pangsa pasar yang mudah pecah, pelanggan yang sama akan

beralih ke perusahaan mana pun yang harganya rendah.

27
c) Shallow-pocket trap, para pesaing dengan harga yang lebih tinggi akan

menurunkan harganya dan mempunyai kekuatan untuk bertahan lebih

lama karena cadangan kas yang lebih dalam.

Perusahaan harus menurunkan harganya pada satu periode resesi ekonomi karena

konsumen akan berkurang daya belinya dan menurunkan pengeluaran.

2. Mengawali Kenaikan Harga

Kenaikan harga yang berhasil dapat meningkatkan profit. Keadaan yang

mendorong perusahaan menaikan harga adalah adanya inflasi biaya.

Kenaikan biaya tampa diimbangi oleh peningkatan produktifitasnya akan

menurunkan profit margin dan ini membuat perusahaan secara teratur perlu

meningkat harganya. perusahaan selalu meningkatkan harganya lebih dari

peningkatan biaya dalam mengantisipasi inflasi lebih lanjut atau kontrol

harga dari pemerintah dan dalam praktek disebut dengan anticipatory

princing, faktor lain yang membuat harga naik adalah overdemand.

Kenaikan harga akan memberikan dampak berbeda pada para pembeli.

a) Delayed quotation princing

Perusahaan tidak menetapkan harga akhir sampai produk selesai dibuat

atau dikirim.

b) Escalator clauses

Perusahaan membutuhkan pelanggan membayar harga hari ini dan

semua atau sebagian dari setiap peningkatan inflasi yang terjadi

28
sebelum pengiriman. Escalator clauses ditemukan di banyak kontrak

proyek industri dengan durasi panjang.

c) Unbundling

Perusahaan mempertahankan harga, tetapi mengubahnya atau

menentukan harga terpisah satu atau lebih elemen yang menjadi bagian

penawaran sebelumnya.

d) Reduction of discount

Perusahaan mengintruksikan tenaga penjual tidak menawarkan diskon

tunai dan kuantitas secara wajar.

Perusahaan perlu memutuskan apakah menaikan harga selalu dengan mencolok

atau menaikan harga dengan jumlah kecil dalam beberapa kali.

3. Reaksi terhadap Perubahan Harga

Setiap perubahan harga dapat menimbulkan respons baik dari pealanggan,

maupun pesaing, distributor, supplier, dan bahkan pemerintah pun akan

bereaksi.

a) Reaksi pelanggan

Pelanggan selalu mempertanyakan motivasi dibalik perubahan harga.

Penurunan harga dapat diinterprestasikan dengan berbagai cara, yaitu

produk digantikan dengan model yang baru, produk gagal dan tidak

dijual dengan baik, perusahaan daalam keadaan kesulitan keuangan,

harga akan turun terus-menerus, kualitas diturunkan.peningkatan harga

29
yang biasanya menurunkan penjualan akan membawa dampak positif

bagi pelanggan, yaitu produk memberikan nilai yang lebih baik.

b) Reaksi pesaing

Perusahaan yang bermaksud melakukan satu perubahan harga khawatir

terhadap reaksi pesaing.pesaing paling mungkin bereaksi jika jumlah

perusahaannya sedikit, produknya homogen,dan pembeli mempunyai

banyak informasi.

4. Merespon Perubahan Harga Pesaing

Pemimpin pasar seringkali menghadapi penurunan harga secara agresif yang

dilakukan oleh perusahaan kecil yang ingin mencoba membangun pangsa

pasar. Pemimpin merek juga menghadapi penentuan harga rendah yang

dilakukan oleh merek privat dari suatu toko. Pemimpin merek merespon

dengan beberapa cara yaitu :

a) Mempertahankan harga

Dengan mempertahankan harga dan profit maka perusahaan akan

percaya bahwa :

1) Akan kehilangan banyak profit jika menurunkan harganya,

2) Tidak akan kehilangan pangsa pasar

3) Dapat memperoleh pangsa pasarnya kembali jika diperlukan.

Pemimpin percaya bahwa dapat mempertahankan pelanggannya yang baik

dan menyerahkan pelanggan yang jelek.

30
b) Mempertahankan harga dan menambah nilai

Pemimpin dapat memperbaiki produknya,jasa,dan komunikasinya

c) Menurunkan harga

Pemimpin menurunkan harga untuk menghadapi harga pesaing, hal ini

dilakukan karena :

1) Biaya turun bersamaan dengan volumenya

2) Akan kehilangan pangsa pasar karena pasarnya sensitif harga,

3) Sulit untuk membangun kembali pangsa pasar jika saat kehilangan

penjualan dan akan menurunkan profit dalam jangka pendek.

4) Menaikan harga dan memperbaiki kualitas

5) Pemimpin dapat menaikan harganya dengan cara mengenalkan

merek baru ke dalam paket merek yang menarik.

6) Meluncurkan satu lini tandingan dengan harga rendah

7) Menambah item baru dengan harga rendah pada lini atau merek

tersendiri yang terpisah dengan harga rendah.

Akan lebih baik bagi perusahaan untuk mengantisipasi kemungkinan

perubahan harga pesaing dan mempersiapkan kemungkinan untuk

merespon.

31
2.1.2 Kualitas Produk

a. Pengertian kualitas produk

Menurut Sangadji (2013:15) mengemukakan bahwa: “Produk adalah segala

sesuatu yang dapat ditawarkan kepasar untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen”. Produk yang dipasarkan meliputi barang fisik, misalnya mobil

makanan, pakaian, perumahan, barang elektronik dan sebagainya. Produk yang

ditawarkan juga bisa berupa orang (misalnya, Lionel Messi, Cristiano Ronaldo,

David Beckham, Pele, Michael Jordan, Maradona, dan sebagainya), organisasi

(misalnya, yayasan jantung Indonesia, Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia,

Yayasan Palang Merah Indonesia, dan sebagainya.

Menurut Feingenbaum dalam Marwanto (2015:153) menyatakan bahwa :

“Kualitas produk merupakan seluruh gabungan karakteristik produk dari

pemasaran, rekayasa (perencanaan), pembuatan (produk) dan pemeliharaan yang

membuat produk yang digunakan memenuhi harapan harapan pelanggan”.

b. Pendekatan dalam Pengawasan Kualitas Produk

Kualitas produk sangat penting bagi perusahaan,maka perusahaan perlu

melakukan pengawasan atas tercapainya kualitas dalam proses produksinya.

Terdapat beberapa penedekatan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian

kualitas produksi, diantaranya adalah :

32
1. Pendekatan TQM (Total Quality Management)

Adalah program pegawaan dan pengendalian perusahaan (termasuk di

dalamnya proses produksi) yang bertujuan untuk mengintegrasikan

keseluruhan fungsi bisnis dari mulai desain, perencanaan, produksi,

distribusi, hingga pelayanan kepada pelanggan,sehingga perusahaandapat

memuaskan pelanggan melalui perbaikan secara terus-menerus. Salah satu

tokoh yang dikenal sebagai tokoh TQM adalah Edwards Deming, Deming

menyebutkan bahwa setiap organisasi yang akan menjalankan TQM untuk

pencapaian dan pemeliharaan kualitas harus menerapkan 14 butir prinsip

TQM di seluruh tingkatan organisasinya. Keempat belas butir prinsip

pelaksanaan TQM tersebut adalah sebagai berikut :

a) Mewujudkan konsistensi atas tujuan yang akan di capai (yaitu

perbaikan kualitas produk) dan menerjemahkan tujuan tersebut ke

dalam rencana tindakan.

b) Perlunya organisasi mengadopsi pendekatan yang terbaru mengenai

kualitas.

c) Kurangi ketergantungan dalam pengawasan untuk peningkatan kualitas

melalui pencapaian kualitas dari awal proses.

d) Hentikan pemilihan pemasok yang hanya berdasarkan harga.bangunlah

relasi jangka panjang dengan satu pemasok dalam setiap item yang

diperlukan dalam proses produksinya.

e) Lakukan perbaikan secara konsisten dan terus-menerus.

33
f) Lakukan berbagai pelatihan yang terkait dengan perbaikan cara kerja di

perusahaan.

g) Hilangkan kekakuan dan ketakutan dari para pekerja sehingga semua

orang bekerja dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab terhadap

perusahaan.

h) Hilangakan sekat atau sesuatu yang dapat membatasi antar bagian atau

departemen.

i) Ubah pandangan dari perhatian pada jumlah produksi kepada kualitas

produksi.

j) Kurangi slogan atau target produksi yang tidak relevan atau yang

menekan para pekerja (yang cenderung untuk memenuhi target dari

pada kualitas.

k) Kurangi standar pekerjaan terutama jika terkait dengan apa yang terjadi

di lapangan,sehingga para pekerja akan lebih leluasa dalam bekerja.

l) Hilangkan sekat atau sesuatu yang dapat membatasi pekerja untuk

menunjukan potensinya dalam pekerjaan.

m) Susunlah program untuk meningkatkan kemampuan untuk belajar dan

melakukan perbaikan dari setiap pekerja.

n) Buatlah sebuah struktur pekerjaan yang dapat menjalankan ketiga belas

hal yang perlu dilakukan diatas,dari mulai struktur manajemen yang

paling tinggi (top management) hingga manajemen paling bawah (lower

management)

34
2. Pendekatan Malcolm Balridge Award (MBA)

Ada pula pendekatan dengan menggunakan Malcolm Balridge Award

(MBA). Pendekatan ini diperkenalkan oleh Mr. Balridge ,Sekretaris

Departemen Perdagangan Amerika Serikat pada masa Presiden Ronald

Reagen berkuasa. Pada dasarnya pendekatan MBA ini merupakan penilaian

terhadap pelaksanaan TQM sebagaimana prinsip-prinsipnya telah

diperkenalkan oleh Deming. Perusahaan yang memenuhi kriteria, akan

mendapatkan MBA ini. Adapun kriteria yang dinilai dalam MBA ini

meliputi tujuh kriteria, yaitu :

a) Kepemimpinan senior dan staf perusahaan memberikan perhatian pada

kualitas.

b) Ketersediaan informasi dan analisis terhadap kualitas di perusahaan.

c) Penerapan perencanaan strategi pencapaian kualitas.

d) Pengembangan kualitas sumber daya manusia.

e) Pengelolaan kualitas di seluruh fungsi perusahaan.

f) Pengukuran kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan.

g) Perhatian pada konsumen dalam setiap kegiatan perusahaan.

Jika perusahaan telah memenuhi ketujuh kriteria diatas tersebut, maka

perusahaan tersebut mendapatkan Malcolm Balridge Award. Sebaliknya,

jika belum memenuhi sebagian atau keseluruhan kriteria tersebut, maka

perusahaan tersebut dianggap belum menjalankan perusahaan dengan

menggunakan TQM.

35
c. Beberapa Metode Pengawasan dan Pengendalian Kualitas

Manajer operasi perlu untuk senantiasa melakukan pengawasan dan

pengendalian dari proses produksi perusahaan.manajer dapat mempergunakan

beberapa metode yang mempermudah mereka dalam mengawasi dan

mengendalikan proses produksi sehingga kualitas tetap terjaga. Untuk mengawasi

kualitas produk tersebut, manajer mempergunakan metode statistik dengan

mengukur kesesuaian dan penyimpangan kualitas melalui sampel dari keseluruhan

unit produksi, oleh karena itu sampel ini dinamakan sebagai sempel yang diterima

atau acceptance sample. Dipergunakan beberapa metode dalam statistika yang

membantu manajer untuk mengawasi dan mengendalikan kualitas dari produksi

tersebut, diantara metode tersebut adalah :

1. Bagan Pengendalian Kualitas ( Quality Control Chart )

Bagan Pengendalian Kualitas adalah bagan yang menggambarkan apakah

sebuah proses produksi secara konsisten memenuhi standar kualitas ataukah

tidak. Dalam bagian ini, manajer menentukan batas atas dan batas bawah

sebagai kontrol terhadap standar kualitasnya. Sebagai contoh : Pabrik yang

memproduksi susu bubuk yang berisikan 200gram. Manager menentukan

batas atas misalnya 205 gram dan batas bawah 195 gram untuk memastikan

bahwa jumlah susu bubuk yang diproduksinya berada di standar kualitas

yang telah ditentukan, yaitu sekitar 200gram.

36
berat

c batas atas

205g
a
● f Standar kualitas yang
d ● g
● ● ● ● diterima
195g b ●
e
batas bawah

a
proses pengerjaan berdasarkan waktu

Gambar 2.1 contoh Bagan Pengendali Kualitas

2. Analisis Pareto

Analisi Pareto diperkenalkan oleh Vilfredo Pareto seorang ekonom di

abad 19, yang memiliki konsep dasar adalah bahwa dengan mempergunakan

diagram, dapat dianalisis bahwa kecilnya persentase dari kerusakan dalam

sebuah produksi. Sebagai contoh : Kita ambil sempel sebanyak 75

kerusakan dari proses produksi, dan misalkan kerusakan tersebut dapat

berupa tergores (54 dari 75 kerusakan atau 72 persen dari kerusakan), salah

ukuran (12 dari 75 kerusakan atau 16 persen dari kerusakan), salah warna (4

dari 75 kerusakan atau 5 persen dari kerusakan), salah bentuk (3 dari 75

kerusakan atau 4 persen dari kerusakan), maka dapat dilihatbahwa ternyata

walaupun diambil dari sampel, 54 kerusakan akibat tergores merupakan 72

persen jenis kerusakan dalam proses produksi. Adapun kerusakan lainnya

37
yang dapat berupa salah ukur, salah warna, salah bentuk, dan lain-lain tidak

menempati sebagai mayoritas jenis kerusakan.

3. Diagram sebab-Akibat ( Fishbone )

Diagram fishbone diagram yang bentuknya mirip seperti tulang ikan,

berguna menggambarkan bagaimana sebuah masalah atau akibat dijelaskan

oleh berbagai kemungkinan penyebabnya. Sebagai contoh : Sebuah bisnis

restoran, manajer ingin mengetahui penyebab mengapa jumlah pelanggan

yang datang berkurang drastis. Maka penyebabnya dapat dikategorikan

menjadi 4, yaitu material (menyangkut menu dan makanan yang disajikan),

manpower (para pekerja restoran), methods (cara pelayanan di restoran dari

mulai pelangan datang, pemesanan, penyajian, hingga pembayaran),

facilities (yang menyangkut fasilitas pendukung di restoran dari mulai toilet,

tanaman hias, kursi, dan meja yang nyaman, dan sebagainya). Ketiga

metode pengawasan dan pengendalian kualitas tersebut di atas,dari mulai

bagan pengendalian kualitas, analisi pareto, dan diagram sebab-akibat

erupakan bagian dari sebagian banyaknya metode yang dikenal dalam

manajemen operasi.

Dengan pengawasan kualitas kita dapat melihat suatu perusahaan yang lebih

mengutamakan kualitas sebagai modal untuk konsumem membandingkan suatu

produk yang diminati.

38
Gambar 2.2 Sebab-Akibat (fishbone Chart) untuk sebuah bisnis restoran

d. Beberapa Metode bagi Peningkatan Produktivitas

Beberapa metode telah diperkenalkan dalam ilmu manajemen, khususnya

menyangkut manajemen operasi yang terkait dengan peningkatan produktivitas,

kualitas, dan bahkan saat ini termasuk juga fleksibilitas. iantara metode-metode

tersebut adalah :

1. Metode Just-In-Time

Metode ini memilik dua pengertian mendasar. Pengertian pertama adalah

sebuah metode pengendalian proses produksi dengan jalan meminimumkan

pengelolaan persediaan (atau juga berarti meminimalkan biaya persediaan)

melalui penggunaan seluruh material dan bahan produksi dengan jalan

hanya mendatangkannya (memesannya dari pemasok) pada saat tertentu

(just-in-time) ketika kegiatan produksi dilakukan. Pengertian kedua dari

39
metode just-in-time adalah sebuah konsep pengelolaan produksi yang

berusaha untuk mengoptimalkan hasil produksi melalui pengurangn

pemborosan sumber daya. Kedua pengertian tersebut memiliki tujuan yang

sama, yaitu peningkatan produktivitas melalui efisiensi. Terdapat tujuh

faktor yang seringkali menjadi penyebab inefisiensi atau pemborosan

sumber daya perusahaan, ketujuh faktor tersebut adalah :

a) Overproduction

Fenomena dimana perusahaan memproduksi terlalu banyak unit produk

padahal belum tentu sesuai dengan jumlah permintaan konsumen. Cara

penanggulangannya yaitu dengan memproduksi sesuai dengan

kebutuhan dan permintaan.

b) Waiting

Fenomena ketidaksesuaian alur kerja diperusahaan, sehingga sering kali

proses pengerjaan terhambat atau terlambat dikarenakan proses yang

lain belum diselesaikan, sehingga pengerjaan yang terhambat tersebut

harus menunggu (waiting) terlebih dahulu sebelum akhirnya dikerjakan.

Cara penanggulangannya, yaitu dengan melakukan penyesuaian jadwal

dan alur kerja antar bagian dan departemen yang terkait.

c) Transportation

Fenomena dimana proses pengerjaan dari satu tempat ke tempat yang

lain, atau dari satu bagian ke bagian yang lain, berjalan dengan tidak

40
efisien. Cara penanggulangannya dengan memperbaiki kembali

rancangan rumah produksinya (plant-layout).

d) Processing

Fenomena dimana kadangkala dalam sebuah proses produksi dari suatu

perusahaan terdapat kegiatan yang tidak diperlukan. Cara

penanggulangannya dengan mengeliminasi kegiatan yang tidak

diperlukan tersebut.

e) Motion

Fenomena pergerakan dari para pegawai yang tidak perlu dan tidak

terikat dengan pekerjaan. Kadangkala pekerja mengerjakan sesuatu

yang tidak bermanfaat dan relevan dengan pekerjaan. Cara

menanggulanginya dengan mengeliminasi pergerakan atau kegiatan

para pegawai yang tidak perlu.

f) Stock

Yaitu terkait dengan adanya persediaan yang lebih di perusahaan,

bahkan mungkin di luar kebutuhan perusahaan, padahal banyaknya

persediaan juga berarti tingginya biaya pemeliharaan terhadap

persediaan tersebut. Cara penanggulangannya dengan mengurangi

persediaan yang tidak dibutuhkan perusahaan, dan disesuaikan dengan

pengerjaan yang dilakukan oleh perusahaan.

41
g) Defective Products.

Fenomena terjadinya kerusakan atau ketidaksesuaian produk akhir dari

standar yang telah ditetapkan. Cara penanggulangannya dengan

meningkatkan kualitas pengerjaan agar kerusakan atau ketidak sesuaian

dapat dikurangi.

e. Pengukuran kualitas

Pengukuran kualitas dapat dilakukan melalui perhitungan biaya kualitas dan

melalui penelitian pasar mengenai persepsi konsumen terhadap kualitas produk.

Pengukuran kualitas melalui penelitian pasar tersebut dapat menggunakan

berbagai cara seperti : menemui konsumen, survei, sistem pengaduan dan panel

konsumen. Pengukuran kualitas melalui perhitungan biaya kualitas dapat

dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1. Biaya kualitas diukur berdasarkan biaya kerusakan perjam dari tenaga kerja

langsung.

2. Biaya kualitas diukur berdasarkan biaya produksi termasuk biaya tenaga

kerja langsung. biaya bahan baku. dan biaya overhead pabrik.

3. Biaya kualiatas diukur berdasarkan penjualan bersih.

4. Biaya kualitas diukur berdasarkan satuan unit seperti kilogram, meter dan

lain sebagainya.

42
Pengukuran biaya kualitas berdasarkan keempat cara tersebut. dapat dianalisis

dengan menggunakan analisis trend dan analisis pareto agar ditemukan konsep

biaya kerusakan yang optimum.

Pengertian yang lebih rinci tentang kualitas diberikan oleh Tjiptono, setelah

melakukan evaluasi dari definisi kualitas beberapa pakar, kemudian Tjiptono

menarik 7 (tujuh) definisi yang sering dikemukakan terhadap konsep kualitas,

definisi-definisi kualitas menurut Tjiptono (2013) tersebut, adalah sebagai berikut:

1. Kesesuaian dengan persyaratan atau tuntutan;

2. Kecocokan untuk pemakaian;

3. Perbaikan atau penyempurnaan berkelanjutan:

4. Bebas dari kerusakan atau cacat;

5. Pemenuhuan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat;

6. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal; dan

7. Sesuatu yang bisa membahagiakan pelanggan.

Dari pengertian tersebut tampak bahwa, disamping kualitas itu menunjuk

pada pengertian pemenuhan standar atau persyaratan tertentu, kualitas juga

mempunyai pengertian sebagai upaya untuk melakukan perbaikan dan

penyempurnaan secara terus menerus dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan

sehingga dapat memuaskan pelanggan.

f. Dimensi kualitas produk

Dimensi kualitas produk dengan menggunakan teori Grvin yang dikutip

GASPERZ dalam Oentoro (2013-129) mendefinisikan delapan dimensi kualitas

43
yang digunakan untuk menganalisa karakteristik kualitas barang, yaitu sebagai

berikut :

1. Performa (Performance), berkaiotan dengan aspek fungsional dari produk

dan merupakan karakteristik utama yang di pertimbangkan konsumen ketika

ingin membeli suatu produk.

2. Keistimewaan (features), merupakan aspek kedua dari performasi yang

menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan-pilihan dan

pengembangannya.

3. Kehandalan (reliability), berkaitan dengan kemungkinan suatu produk

berfunsi secara berhasil dalam periode waktu tertentu dibawah kondisi

tertentu.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification) berkaitan

dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah di

tetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan konsumen.

5. Daya tahan (durability), merupakan ukuran masa pakai suatu

produk,karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan suatu produk

6. Kemampuan pelayanan (service ability), merupakan karakteristik yang

berkaitan dengan kecepatan/kesopanan,kopentensi,kemudahan,serta akurasi

dalam perbaikan

7. Estetika (easthetics), merupakan karakteristik mengenai keindahan yang

bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan

refleksi dari preferensi atau pilihan individual

44
8. Kualitas yang dipersepsikan bersifat subjektif dengan perasaan konsumen

dalam mengkonsumsi produk.

g. Pentingnya kulitas produk bagi perusahaan

Kualitas produk sangat penting bagi suatu perusahaan untuk menciptakan

atau mewujudkan suatu kepercayaan yang dikeluarkan oleh konsumen untuk

mengunakan atau menginformasikankepada orang lain. Maka dari itu pentingnya

kualitas produk bagi suatu perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Meningkatkan reputasi perusahaan, perusahaan yang telah menghasilkan

suatu produk yang berkualitas akan mendapat pedikat sebagai organisasi

yang mengutamakan kualitas

2. Penurunan biaya, dengan menghasilkan produk yangberkualitas, akan

tercapai sebuah kegiatan produksi yang efektif dan efisien. Karena produk

yang dihasilkan sesuai engan kebutuhan dan harapan pelanggan.

3. Peningkatan bangsa pasar, pangsa pasar suatu organiasi akan tercapai

apabila meminimalisasi biaya,karena organisasi atau perusahaan dapat

menekan harga walaupun kualitas menjadi yang utama

4. Pertanggung jawaban produk, dengan semakin meningkatnya persaingan

kualitas produk yang dihasilkan, maka organisasi akan dituntut untuk

semakin bertanggung jawab terhadap desain, proses, dan pendistribusian

produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan harapan pelanggan.

5. Penampilan produk atau jasa dan mewujudkan kualitas yang dirasakan,

kualitas akan membuat suatu produk dikenal, dan hal ini akan membuat

45
produk atau organisasi yang menghasilkan produk atau menawarkan jasa

yang juga dikenal dan dipercaya masyarakat luas. Dapat disimpulkan bahwa

indikator dalam kualitas produk yaitu :

a) Kesesuaian dengan spesifikasi

b) Keistimewaan

c) Estetika

d) Kemampuan pelayanan

h. Unsur-unsur kualitas produk

1. Harga yang wajar

Sebuah produk tidak perlu secara mutlak kualitasnya baik, yang terpenting

ialah produk tersebut memenuhi tuntutan konsumen.

2. Ekonomis

Konsumen mencari sifat ekonomis seperti kebutuhan ekonomi sekecil

mungkin, kemungkinan rusak sedikit mungkin, pemeliharaan dan biaya

keamanan sekecil mungkin dan penggunaan seluas mungkin.

3. Awet

Pemakai mengharapkan agar produk tersebut dari bahan yang awet dan

tahan terhadap perubahan yang drastis sepanjang waktu.

4. Aman

Produk diharapkan aman untuk dignakan dan tidak membahayakan

kehidupan.

46
5. Mudah digunakan

Umumnya produk dirancang untuk digunakan oleh rata-rata konsumen pada

umumnya, tampa memerlukan latihan khusus terlebih dahulu.

6. Mudah dibuat

Berkaitan dengan biaya produksi, produk harus dibuat dari bahan-bahan

yang mudah diperoleh, mudah disimpan, dan pemanufakturannya harus

memerlukan proses dan keterampilan sedikitpun.

7. Mudah dibuang

Pada masyarakat sekarang yang padat populasinya, produk yang sudah habis

kegunaannya diharapkan bisa dibuang begitu saja dengan mudah.

2.1.3 Loyalitas pelanggan

Menciptakan pelanggan yang loyal adalah inti dari setiap bisnis. Berikut ini

pernyataan ahli pemasaran Don Peppers dan Martha Rogers. Satu-satunya nilai

yang dapat diciptakan perusahaan adalah nilai yang berasal dari pelanggan. itu

semua adalah nilai yang anda miliki sekarang dan nilai yang anda miliki dimasa

depan. suatu bisnis dikatakan sukses jika berhasil mendapatkan,

mempertahankan, dan menumbuhkan pelanggan. Pelanggan merupakan satu-

satunya alasan perusahaan membangun pabrik, memperkerjakan karyawan,

menjadwalkan rapat, membuat jalur serat optik, atau melibatkan diri dalam

aktivitas bisnis apapun tanpa pelanggan, anda tidak mempunyai bisnis.

47
Manajer yang menyakini bahwa pelanggan adalah satu-satunya”pusat laba”

sejati, perusahaan menganggap bahwa diagram organisasi tradisional dalam

peraga. Sebuah piramid dengan presiden berada pada puncaknya, manajemen di

tengah, dan orang-orang di garis depan serta pelanggan pada bagian bawah

sudah ketinggalan zaman. Perusahaan pemasaran yang berhasil adalah yang

membalik diagram tersebut. Pada puncak piramid terdapat pelanggan, urutan

berikutanya adalah orang-orang di garis depan yang memenuhi, melayani, dan

memuaskan pelanggan. Dibawahnya terdapat manajer menengah yang tugasnya,

mendukung orang garis depan sehingga mereka dapat melayani pelanggan

ddengan baik. Dan didasar terdapat manajer puncak, yang tugasnya

memperkerjakan dan mendukung manajer menengah yang baik. Kami

menambahkan pelanggan di sepanjang sisi peraga.

Gambar 2.1.3 Diagram Organisasi Tradisional

48
Gambar 2.2 Diagram Organisasi Modern yang berorientasi pada pelanggan

a. Menjaga loyalitas dan minat pelanggan

Menurut Macfoedz (2013:111) menjelaskan bahwa untuk menjaga dan

mempertahankan loyalitas pelanggan, agar terwujud ungkapan “sekali membeli

akan menjadi konsumen abadi“, maka sangatlah perlu diperhatikan berbagai

upaya periklanan, penjualan, dan hubungan masyarakat, yaitu :

1. Undangan untuk mengunjungi ruang pamer, ketika memperkenalkan produk

model baru, konsumen yang pernah membeli diundang untuk menghadiri

ruang pamer distributor. Pada kesempatan tersebut, tamu undangan dapat

mencoba atau mengetes atas produk yang ditawarkan.

49
2. Periklanan perusahaan dapat melestarikan minat konsumen lama atau yang

telah ada, dengan mempertegas keputusan pembelian mereka, atau

menyesuaikan dengan kebutuhan mereka membeli produk baru.

3. Hubungan media, pemberian artikel ilustrasi produk yang disertai gambar

pada surat kabar atau media elektronik dapat meningkatkan minat dan

menunjukan cara lebih lanjut untuk memotifasi keinginan pelanggan untuk

membeli produk kesukaan mereka.

4. Katalog, yang merupakan pelayanan yang memberikan sebagai penyambutan

atau apresiasi kepada pelanggan.

5. Pertunjukan video dan film, dokumentasi dapat menunjukan cara

menggunakan atau manfaat suatu produk dan jasa, seperti produk makanan,

peralatan, hasil pertanian, wisata, jasa perbankan.

Menurut Adisaputro (2013: 137) menjelaskan bahwa untuk menjaga loyalitas

pelanggan (perusahaan) harus mampu menjaga hubungan dengan mereka dan

menigkatkan volume bisnis dengan mereka. Ada dua cara untuk menjaga

konsumen tetap setia, yaitu :

1. Memasang barier dalam bentuk biaya beralih merek yang tinggi, misalnya :

dalam bentu hilangnya discount yang hanya dapat diperoleh oleh pelanggan

yang loyal.

2. Pendekatan yang lebih baik adalah memberikan kepuasan yang tinggi.

50
b. Mengembangkan dan mempertahankan loyalitas pelanggan

Adisaputro (2013) mengidentifikasi adanya lima tingkat biaya investasi didalam

menjaga loyalitas pelanggan, yaitu :

1. Melakukan basic marketing, perusahaan hanya berupaya menjual

produknya.

2. Melakukan reactive marketing, disini pemasaran mendorong keberanian

pelanggan untuk bersedia menghubungi perusahaan bilamana menghadapi

kesulitan.

3. Melakukan accountable marketing, disini perusahaan melakukan checking

dengan menanyakan kepada pelanggan apakah mereka terpenuhi

harapannya.

4. Melakukan proactive marketing, disini pelanggan menghubungkan secara

reguler dari waktu ke waktu

5. Melakukan partnership marketing, yaitu bekerja sama secara teratur dan

belanjut pada pelanggan-pelanggan yang besar dengan tujuan membantu

Loyalitas Pelanggan perusahaan.

Biaya untuk memperoleh pelanggan baru ebih mahal dibandingkan biaya

untuk mempertahankan pelanggan yang lama, oleh karena itu perlu dijaga agar

pelanggan tidak beralih keperusahaan pesaing. Dengan demikian sangatlah

penting upaya mengurangi pelanggan yang lari. Ada lima upaya yang dapat

digunakan untuk mencegah dan mengurangi pelarian tersebut, yaitu :

51
1. Perusahaan perlu menetukan terlebih dahulu tinglkat pelarian pelanggan

yang dapat diterima atau kata lain untuk menentukanjumlah minimum

pelanggan yang tetap dipertahankan. Hal itu dapat ditentukan dengan

menghitung tingkat rata-rata kerugian yang harus di terima perusahaan.

2. Mencari sebab-sebab larinya seorang pelanggan, dengan mengidentifikasi

lari dapat di kendalikan dengan lebih baik.

3. Perusahaan perlu memiliki kemampuan untuk mengestimasi berapa jumlah

laba potensial yang hilang bila mana perusahaan memiliki kehilangan

pelanggan.

4. Perlu dihitung berapa besarnya biaya yang harus ditanggung perusahaan

untuk mengurangi tingkat pelarian yang dapat ditolerir.

5. Perusahaan melalui salesman-nya harus bersedia mendengarkan secara

lebih baik terhadap keluhan pelanggan kemudian mencari jalan keluar untuk

mengatasi keluhan tersebut.

c. Membangun Loyalitas Pelanggan

Ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat saat ini, loyalitas konsumen

merupakan harga mati bagi setiap bisnis. Banyak perusahasan yang sanggup

bertahan lama hanya karena mereka mempunyai konsumen yang loyal.

Menciptakan hubungan yang kuat dan erat dengan pelanggan adalah mimpi semua

pemasar dan hal ini sering menjadi kunci keberhasilan pemasaran jangka panjang.

Berikut ini menjelaskan empat jenis kegiatan pemasran penting yang digunakan

perusahaan untuk meningkatkan loyalitas dan retensi pelanggan, yaitu :

52
1. Berinteraksi dengan pelanggan

Mendengarkan pelanggan merupakan hal penting dalam manajemen

hubungan pelanggan. Beberapa cara membentuk ikatan pelanggan yang

kuat, yaitu :

a) Menciptakan produk, jasa, dan pengalaman yang unggul bagi pasar

sasaran.

b) Mengikutsertakan partisipasi lintas-departemen dalam merencanakan

dan mengelola kepuasan dan proses retensi pelanggan.

c) Mengintegrasikan “suara pelanggan” untuk menangkap kebutuhan atau

persyaratan pelanggan yang dinyatakan maupun yang tidak dalam

semua keputusan bisnis.

d) Mengorganisasi dan mengakses database informasi tentang kebutuhan,

preferensi, hubungan, frekuensi pembelian, dan kepuasan pelanggan

perorangan.

e) Mempermudah pelanggan menjangkau personel perusahaan yang tepat

dan mengespresikan kebutuhan, persepsi, dan keluhan pelanggan.

f) Menilai potensi program frekuensi dan program pemasaran klub.

g) Menjalankan program yang mengakui karyawan yang bagus.

2. Mengembangkan Program Loyalitas

Dua program loyalitas pelanggan yang dapat ditawarkan perusahaan yaitu :

53
a) Program frekuensi

Dirancang untuk memberikan penghargaan kepada pelanggan yang

sering membeli dan jalam jumlah yang besar. Program ini dapat

membantu membangun loyalitas jangka panjang dengan pelanggan

CLV tinggi, menciptakan peluang lintas penjualan dalam proses.

b) Program keanggotaan klub (Club membership program)

Terbuka bagi semua orang yang membeli produk atau jasa, atau hanya

terbatas bagi kelompok yang berminat atau mereka yang bersedia

membayar sejumlah kecil iuran. Meskipun klub terbuka baik untuk

membangun database atau menagkap pelanggan dari pesaing, klub

keanggotaan yang terbatas merupakan pembangun loyalitas jangka

panjang yang lebih kuat.

3. Mempersonalisasikan pemasaran

Personel perusahaan dapat menciptakanikatan yang kuatdengan pelanggan

melalui pengindividuan dan personalisasi hubungan.intinya, perusahaan

yang cerdas mengubah pelanggan mereka menjadi klien.

4. Menciptakan ikatan institusional

Perusahaan dapat memasok pelanggan dengan peralatan khusus atau

hubungan komputer yang membantu pelanggan mengelola pesanan,

penggajian, dan persediaan.pelanggan tidak terlalu terbujuk untuk beralih

kepemasok lain jika peralihan itu melibatkan biaya modal tinggi, biaya riset

tinggi, atau hilangnya diskon pelanggan setia.

54
2.2 Penelitian yang Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Pongoh, Meylisa Elisabeth (2013) dengan

judul Kualitas Pelayanan, Kualitas produk dan Harga Pengaruhnya terhadap

Loyalitas Pelanggan Kartu As Telkomsel di Kota Manado. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan, kualitas produk

dan harga terhadap loyalitas pelanggan Kartu As Telkomsel di Kota Manado.

Populasi dalam penelitian ini adalah pengguna Kartu As Telkomsel di Kota

Manado. Teknik pengambilan sampel adalah menggunakan teknik accidental

sampling, dan jumlah sampel yang diperoleh adalah 100 responden. Teknik

analisis menggunakan regresi linear berganda. Hasil analisis secara simultan

menujukkan bahwa kualitas pelayanan, kualitas produk dan harga

berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan. Kualitas pelayanan dan kualitas

produk secara parsial berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan tetapi

variabel harga tidak berpengaruh.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Kakasih, Sandhi CH dkk (2014) dengan judul

Produk, Harga, Promosi dan Filosofi terhadap Loyalitas Konsumen Meubel

Bambu Batik Tekun Jaya di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh produk, harga, promosi, dan filosofi

terhadap loyalitas konsumen Meubel Bambu Tekun Jaya di Kabuoaten

Kepulauan Sangihe, Kecamatan Tamako, Desa Balane. Metode penelitian

asosiatif dengan analisis data regresi melalui pengujian asumsi klasik.

Pengambilan sampel menggunakan non-probability sampling. Hasil

55
penelitian dapat disimpulkan bahwa secara simultan dan parsial produk,

harga, promosi dan filosofi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen. Hasil

uji menunjukkan bahwa produk merupakan variabel yang dominan dalam

penelitian ini. Sebaiknya usaha meubel bambu perlu meningkatkan kualitas

dan tampilan produk, penetapan harga reasonable (masuk akal),

meningkatkan promosi dan peningkatan penyajian filosofi produk bagi

konsumen, agar loyalitas konsumen terhadap produk meubel bambu batik

dapat meningkat.

3. Penelitian Ruth Amryyanti dengan judul Pengaruh Kualitas Layanan, Produk,

dan Kewajaran Harga terhadap Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan pada LnC

Skin Care Singaraja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas layanan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan, kualitas

layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan,

kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadapn kepuasan

pelanggan, kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap

loyalitas pelanggan. Kewajaran harga berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kepuasan pelanggan, kualitas produk berpengaruh positif dan

signifikan terhadapn loyalitas pelanggan, kepuasan pelanggan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan.

56
2.3 Kerangka Kerja Teoritis

Penetapan Harga

Loyalitas
Pelanggan

Kualitas Produk

2.4 Hipotesis

Berdasarkan teori serta kerasngka pemikir di atas, makan hipotesis dalam

penelitian ini adalah :

H1 : terdapat pengaruh yang signifikan antara penetapan harga terhadap loyalitas

pelanggan

H2 : terhadap pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap loyalitas

pelanggan

H3 : terdapat pengaruh yang signifikan antara penetapan harga dan kualitas produk

terhadap loyalitas pelanggan

57
BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai suatu cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan

tertentu.berdasarkan hal tersebut terdapat 4 (empat) kata kunci yang perlu

diperhatikan yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaannya. Cara ilmiah

berarti kegiatan penelitian berdasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu

rasional,empiris dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian

dilakukan dengan cara masuk akal, sehingga terjangkau penalaran akal

manusia. Empiris berarti cara yang akan dilakukan dapat diraba oleh

indera manusia sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-

cara yang digunakan. Sistematis berarti proses yang digunakan dalam

penelitian dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat

logis. Data merupakan hasil yang diperoleh dari penelitian data empiris

(teramati) yang menggunakan kriteria tertentu yaitu valid. Secara umum

tujuan penelitian ada tiga macam, yaitu penelitian bersifat penemuan,

pembuktian, dan pengembangan. Data yang diperoleh dari penelitian dapat

digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengatasi masalah.

Berdasarkan uraian diatas dapat dikemukakan bahwa metode penelitian

58
dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data valid dengan

tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan, suatu

pengetahuan tertentu sehingga dapat digunakan untuk memahami,

memecahkan dan mengantisipasi masalah dalam bidang bisnis.

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan keseluruhan dari perencanaan untuk

menjawab pertanyaan penelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan

yang mungkin timbul selama proses penelitian. Hal ini sangat penting

karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yang

dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab

pertanyaan penelitian dan sebagai alat untuk mengontrol variabel yang

berpengaruh dalam penelitian (Sugiyono,2012:3).

Desain penelitian merupakan kerangka atau perincian prosedur kerja

yang dilakukan pada waktu meneliti, sehingga dapat memberikan

gambaran dan arah yang akan dilakukan dalam melaksanakan penelitian

tersebut, serta memberikan gambaran jika penelitian itu telah selesai

dilakukan.

a. Jenis-jenis penelitian

Berikut merupakan jenis-jenis penelitian menurut Juliansyah

(2012:109-111).

59
1. Desain Asosiatif atau Kausal

Desain Asosiatif atau Kausal adalah metode penelitian yang bertujuan

untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.

2. Desain Deskriptif

Desain Deskriptif merupakan desain penelitian yang bertujuan untuk

mendeskripsikan sifat atau karakteristik dari suatu gejala, peristiwa atau

kejadian yang terjadi saat ini. Desain ini relatif sedikit memerlukan

teorisasi dan hipotesis serta dapat bekerja pada satu variabel atau lebih.

3. Desain Konklusif

Desain Konklusif adalah desain penelitian yang bertujuan untuk

menguji hipotesis guna membantu pengambilan keputusan dalam

menentukan, mengevaluasi, dan memilih alternatif terbaik dalam

memecahkan masalah.

Berdasarkan uraian diatas mengenai jenis penelitian, maka penulis

menggunakan desain deskriptif dan asosiatif atau kausal. Hal ini

dikarenakan desain penelitian desain deskriptif bertujuan untuk

mengetahui analisa pengaruh harga dan kualitas produk terhadap loyalitas

pelanggan . Untuk itu peneliti menggunakan metode kuesioner dan

wawancara.

Angket atau kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan

menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh

responden. Sedangkan wawanca yaitu teknik pengumpulan data dengan

60
mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara pada responden, dan

jawaban dari para responden dapat dicatat.

Dan penelitian dengan desain kausal/asosiatif berguna untuk

menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel

lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya.

3.2 Variabel Penelitian Definisi Operasional Variabel

3.2.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013:63) variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala suatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tersebut dan kemudian ditarik

kesimpulannya.

Secara teoritis variabel dapat di definisikan sebagai atribut seseorang,

atau objek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan dua variabel, yaitu:

a) Variabel bebas (Independent Variable), adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel terikat (dependent variable), biasa disimbolkan dengan

simbol (X). Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu Harga (X₁), dan

Kualitas (X₂).

61
b) Variabel terikat (Dependent Variable), adalah variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.

Variabel terikat biasa disimbolkan dengan simbol (Y). Variabel terikat

pada penelitian ini yaitu Loyalitas Pelanggan.

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah aspek penelitian yang

memberikan informasi kepada kita untuk mengatur serta mengukur

terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Definisi

operasional dalam variabel ini sebagai berikut:

a) Harga (X₁)

Harga merupakan salah satu bagian yang sangat penting dalam

pemasaran suatu produk karena harga adalah satu dari empat bauran

pemasaran/marketing mix (4P = product. price. place.

promotion/produk. harga. distribusi. promosi). Harga adalah suatu

nilai tukar dari produk barang maupun jasa yang dinyatakan dalam

satuan moneter.

Harga juga merupakan salah satu penentu keberhasilan suatu

perusahaan karena harga menentukan seberapa besar keuntungan yang

akan diperoleh perusahaan dari penjualan produknya baik berupa

barang maupun jasa.

62
Menetapkan harga terlalu tinggi akan menyebabkan penjualan akan

menurun. namun jika harga terlalu rendah akan mengurangi

keuntungan yang dapat diperoleh organisasi perusahaan.

b) Kualitas (X₂)

Pengertian atau definisi kualitas mempunyai cakupan yang sangat luas,

relatif, berbeda-beda dan berubah-ubah, sehingga definisi dari kualitas

memiliki banyak criteria dan sangat bergantung pada konteksnya

terutama jika dilihat dari sisi penilaian akhir konsumen dan definisi yang

diberikan oleh berbagai ahli serta dari sudut pandang produsen sebagai

pihak yang menciptakan kualitas. Konsumen dan produsen itu berbeda

dan akan merasakan kualitas secara berbeda pula sesuai dengan standar

kualitas yang dimiliki masing-masing. Begitu pula para ahli dalam

memberikan definisi dari kualitas juga akan berbeda satu sama lain

karena mereka membentuknya dalam dimensi yang berbeda. Oleh karena

itu definisi kualitas dapat diartikan dari dua perspektif, yaitu dari sisi

konsumen dan sisi produsen. Namun pada dasarnya konsep dari kualitas

sering dianggap sebagai kesesuaian, keseluruhan ciri-ciri atau

karakteristik suatu produk yang diharapkan oleh konsumen.

63
c) Loyalitas Pelanggan (Y)

Loyalitas pelanggan secara umum dapat diartikan sebagai kesetiaan

seseorang suatu barang atau jasa tertentu. Loyalitas pelanggan

merupakan manifestasi dan kelanjutan dari kepuasan konsumen

walaupun tidak mutlak merupakan hasil kepuasan konsumen. Menurut

Shellyana dan Dharmmesta (2002), loyalitas mempunyai pola pembelian

ulang pada merek fokal yang merupakan loyalitas sesungguhnya atau

loyalitas pada merek tunggal. Sehingga loyalitas pelanggan disini dapat

diartikan sebagai loyalitas merek.

3.3 Pemilihan populasi dan sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono,2012:80).

Populasi yang digunakan adalah seluruh karyawan di Home Industri

Kasur Busa Panongan-Tangerang

3.3.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut(Sugiyono,2012:81).

Besarnya sampel harus mencerminkan populasi agar data yang

diperoleh respresentive (terwakili). Sampel yang digunakan yaitu data

64
Harga dan Kualitas sebagai variabel bebas dan Loyalitas Pelanggan

sebagai variabel terikat.

Dalam penelitian ini digunakan teknik ukuran pengambilan sampel

menggunakan rumus solvin (sugiyono,2012)

𝑵
n= 𝟏+𝑵𝒆²

dimana : n = ukuran contoh

N= ukuran populasi

e = kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan

contoh yang dapat di tolerir (5%)

3.4 Metode pengumpulan data

Metode yang digunakan penulis yaitu mengumpulkan dengan metode

jenis simple random sampling yaitu suatu tipe sampling probability,

dimana peneliti dalam memilih sampel dengan memberikan kesempatan

yang sama pada semua anggota populasi yang ditetapkan anggota sampel.

a. Jenis dan Sumber data

Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini antara lain:

1) Metode langsung

Yaitu penelitian yang lansung atau menanyakan secara langsung

kepada objek atau mengisi kuesioner yang penulis ajukan. Penelitian ini

menggunakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh dengan

65
survey lapangan yang menggunakan semua metode pengumpulan data

ordinal (Kuncoro,2012:15). Untuk mendapatkan data primer,penulis

menggunakan cara dengan meminta karyawan Koperasi Pedagang Pasar

Ciracas untuk mengisi kuesioner dan melakukan wawancara langsung

dengan karyawan tersebut.

2) Metode tak langsung

Yaitu metode yang diperoleh melalui data sekunder. Data sekunder

adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpulan data dan

dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro,2012:148).

Secara singkat data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh

pihak lain yang tidak langsung diambil oleh peneliti dari objeknya.

b. Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan oleh peneliti

sendiri, adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti yaitu:

1) Observasi

yaitu mengamati secara langsung aktifitas koperasi untuk mengetahui

keadaan yang sebenarnya pada Koperasi Pedagang Pasar di Ciracas –

Jakarta.

2) Wawancara

yaitu mengumpulkan data dengan melakukan tanya jawab secara

langsung pada responden untuk mengetahui lebih jauh tentang objek

yang diteliti. Pedoman wawancara yang digunakan ialah

66
menggunakan wawancara tidak terstruktur artinya wawancara yang

bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan

datanya.

3) Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab.

Jenis-jenis angket yaitu:

a) Angket terbuka adalah angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden dapat memberikan isian sesuai

dengan kehendak dan keadannya.

b) Angket tertutup adalah angket yang disajikan dalam bentuk

sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda

centang ( √ ) pada kolom atau tabel responden.

c) Angket campuran adalah gabungan antara angket terbuka dan tertutup.

Angket yang akan digunakan pada penelitian ialah angket tertutup, karena

lebih praktis dan mudah bagi responden untuk mengisinya.

Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert,

(menurut Sugiyono:132), skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena

sosial.

67
Tabel 3.1

Skala Likert

Skala Likert Nilai

Sangat Tidak Setuju 1

Tidak Setuju 2

Kurang Setuju 3

Setuju 4

Sangat Setuju 5

Sumber Sugiyono (2013;133)

3.5 Metode analisa

Analisa data merupakan instrumen yang digunakan pada penelitian ini

ialah menggunakan kuesioner atau angket maka instrumen tersebut harus

diuji terlebih dahulu dengan menggunakan uji validitas dan reliabilitas.

Untuk uji hipotesis dilakukan dengan metode asosiatif atau kausal yaitu

dengan menggunakan korelasi, regresi sederhana dan regresi berganda,

koefisien determinasi, uji t serta uji f.

Metode ini dilakukan secara manual dan dengan bantuan Software

Ms.excel dan program SPSS versi 18

68
3.5.1 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

a. Uji Validitas

Menurut Ridwan dkk (2013:194), validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukan tingkat kevalidan tinggi dan sebaliknya bila tingkat

validitasnya rendah maka instrumen tersebut tidak valid. Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila instrumen tersebut mampu mengukur apa yang

hendak diukur atau diinginkan. Uji validitas digunakan untuk mengukur

sah atau tidak nya butir instrumen. Jika pada tingkat signifikan 5% nilai r

hit > r tab, maka dapat disimpulkan bahwa butir tersebut valid. Tetapi jika

nilai r hit < r tab, maka dapat disimpulkan bahwa butir tersebut tidak valid.

b. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas ialah untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah

alat pengukur tersebut diulang. Uji reliabilitas dengan menggunakan

rumus cronbach alpha, Sulistyo (2011:46) .

Keandalan menggunakan cronbach alpha, ialah koefisien keandalan

yang menunjukkan positif berkorelasi satu sama lain, uji reliabilitas

digunakan untuk menilai kestabilan ukuran dan konsistensi responden

dalam menjawab kuesioner,(2011:165).

Jika nilai alpha > 0,06 maka data tersebut reliable. Adapun rumusnya

sebagai berikut:

𝑘 ∑𝜎𝑏 2
𝑟 = [𝑘−1] [1 − ]
𝜎𝑡 2

69
Keterangan :

r = reliabilitas instrument (cronbach alpha)

k = banyakknya butir pertanyaan

∑𝜎b² = total varian butir

σt² = varians total

1 = bilangan konstanta

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada

dapat menentukan model analisis yang tepat. Data yang digunakan sebagai

model regresi berganda dalam menguji hipotesis untuk menghindari

kemungkinan terjadinya asumsi klasik.

a. Uji Normalitas

Menurut (Noor,2012:174) uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

data yang diambil berdistribusi normal atau tidak.pentingnya mengetahui

data berdistribusi normal atau tidak , karena data yang berdistribusi normal

merupakan salah satu syarat dilakukan parametrik test , sementara untuk

data yang tidak berdistribusi normal maka digunakan analisis non

parametrik test.

Untuk mrndeteksi normalitas data, maka pada penelitian ini digunakan

kurva normal P – P plot, dimana data pada variabel digunakan untuk

menyatakan normal ataumendekati normal jika grafik distribusi dengan

70
titi-titik yang menyebar disekitar garis diagonal dan penyebaran titik-titik

data searah mengikuti garis diagonal (mendekati kemiringan 45°).

b. Uji Multikolinieritas

Multikolinieritas dilakukan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel independent (bebas). Pengujian

ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dilakukan dengan

memperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat

pengelolaan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan

toleransinya. Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang > 0,5 maka

dapat dikatakan data yang akan dianalisis bebas dari multikolinieritas.

Kemudian apabila nilai VIF dibawah 10 dan nilai toleransi mendekati 1,

maka kesimpilannya model regresi tersebut tidak terdapat

multikolinieritas.

c. Uji Heterokedastisitas

Menurut (Sulistyo,2012:60) Uji Heterokedastisitas terjadi apabila

varians error (ei) tidak konstan untuk beberapa nilai x, pendeketsian

konstan tidak adanya varians error dapat dilakukan dengan

menggambarkan grafik antara Y dengan residu. Salah satu cara untuk

mendeteksi heterokedastisitas yaitu dengan melihat scatterplot.

3.5.3 Uji Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi (KD)

a. Koefisien korelasi Parsial

71
Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis pengaruh antar satu

variabel bebas dengan variabel terikat. Adapun rumus yang digunakan

sebagai berikut
𝑛∑𝑥₁.𝑦−(∑𝑥₁)(∑𝑦)
rx₁y =
ξ𝑛.∑𝑥₁2 −(∑𝑥₁)2 . ξ𝑛.∑𝑦 2 −(∑𝑦)²

𝑛∑𝑥₂.𝑦−(∑𝑥₂)(∑𝑦)
rx₂y =
ξ𝑛.∑𝑥₂2 −(∑𝑥₂)2 . ξ𝑛.∑𝑦 2 −(∑𝑦)²

keterangan :

X₁ = skor total variabel bebas

X₂ = skor total variabel bebas

Y = variabel terikat

N = jumlah responden / sampel

b. Uji Korelasi Simultan

Sedangkan untuk mengetahui hubungan simultan antara X₁ dan X₂

terhadap Y maka menggunakan rumus sebagai berikut:

𝑏₁∑𝑥₁у + 𝑏₂∑𝑥₂у
𝑟𝑥₁𝑥₂𝑦 = √
∑у²

Keterangan:

X₁Y = korelasi antara X₁ terhadap Y

X₂Υ = korelasi antara X₂ terhadap Y

Y² = hasil korelasi kuadrat variabel Y

72
b₁b₂ = bilangan kostanta

Sedangkan untuk mengetahui interprestasi dari masing-masing

variabel dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.2

Standar Interprestasi Koefisien Korelasi

No Interval korelasi Tingkat hubungan

1 0,00-0,199 Sangat lemah

2 0,20-0,399 Lemah

3 0,40-0,599 Cukup

4 0,60-0,799 Kuat

5 0,80-0,100 Sangat kuat

( Sumber:Sugiyono,2014:242)

c. Koefisien Determinasi (KD)

73
Koefisien determinasi (R²) adalah proporsi dari variasi perubahan

variabel terikat yang mampu dijelaskan oleh variasi perubahan variabel

bebas. Koefisien determinasi (R²) berguna untuk mengetahuibesarny

presentase dari model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini

apakah telah mampu menjelaskan informasi yang terkandung dalam data

dengan cara menghitung besarnya pengaruh langsung dari tiap-tiap

variabel bebas terhadap variabel terikat.

Rumus yang digunakan yaitu sebagai berikut :

Kd = r² x 100%

Keterangan:

Kd = koefisien determinasi

r² = koefisien korelasi

3.5.4 Uji Regresi

a) Uji Regresi Sederhana

74
Analisis ini merupakan suatu alat statistik yang digunakan untuk

mengetahui atau memprediksi besarnya variabel respon berdasarkan

variabel predictor. Selain itu, metode ini juga dapat digunakan untuk

menentukan hubungan antara kedua variabel sekaligus korelasi antara

keduanya (sulistyo,2011:146).

Rumus persamaan umum regresi linier sederhana:

Υ´= ɑ + bX

(∑ү)(∑𝑋 2 )−(∑𝑋)(∑𝑋𝑌)
ɑ=
𝑛(∑𝑋 2 )−(∑𝑋)²

𝑛(∑𝑋𝑌)−(∑𝑋)(∑𝑌)
b= 𝑛(∑𝑋 2 )−(∑𝑋)²

keterangan :

Y = subjek dalam variabel bebas yang diprediksi

ɑ = bilangan konstanta atau intersep (bila X = 0)

b = Slope (angka arah atau koefisien regresi antara dua variabel)

X = subyek variabel bebas. Bila b (+) maka naik, bila b (-) maka

terjadi penurunan.

b) Uji Regresi berganda

Uji ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh

antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Metode ini disebut

75
juga ramalan, sehingga dapat diperkirakan antara baik dan buruknya suatu

variabel X terhadap Y, begitu pula sebaliknya.

Rumus persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = a + b₁X₁ + b₂X₂

Keterangan :

Y = variabel terikat

X₁ = variabel bebas pertama

X₂ = variabel bebas kedua

ɑ = intersep (konstanta nilai rata-rata Y pada saat nilai X₁X₂ = 0)

b₁ = koefisien regresi yang dipakai untuk mengukur nilai rata-rata Y


untuk perubahan dalam x₁ dengan menganggap x₂ konstan.

b₂ = koefisien regresi yang dipakai untuk mengukur nilai rata-rata Y


untuk perubahan dalam x₂ dengan menganggap x₁ konstan.

Untuk menghitung nilai ɑ, b₁, b₂ dapat menggunakan rumus


persamaan berikut:

∑Y (∑X₁) (∑X₂)
ɑ= − 𝑏₁ − 𝑏₂
𝑛 𝑛 𝑛

∑Υ = ɑ + b₁∑X₁ + b₂∑X₂

∑X₁Y = ɑ ∑X₁ + b₁ ∑X₁² + b₂ ∑X₁X₂

∑X₂Y = ɑ ∑X₂ + b₁∑X₁X₂ + b₂∑X₂²

3.5.5 Uji Hipotesis

76
Menurut Sulistyo (2012:18) hipotesis atau disebut juga dengan

signifikan adalah meyakinkan, dalam penelitian mengandung arti bahwa

hipotesis yang telah terbukti pada sampel dapat diberlakukan pada

populasi.

Tingkat signifikasi 5% artinya mengambil resiko salah dalam

keputusan untuk menolak hipotesis yang benar sebanyak 5% dan resiko

benar dalam mengambil keputusan sedikitnya 95% (tingkatan

kepercayaan).

a) Uji t (Parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui signifikasi dari masing-masing

korelasi. Uji t dihitung dengan rumus sebagai berikut:

𝑟 ξ𝑛−2
𝑡=
ξ1−𝑟²

Keterangan:

r = koefisien korelasi

n = jumlah responden

t = 𝑡ℎ𝑖𝑡 yang selanjutnya dikonsultasikan dengan 𝑡𝑡𝑎𝑏 .

Kriteria pengujian:

1) Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡 < 𝑡𝑡𝑎𝑏 maka H0 diterima, artinya secara parsial tidak ada

pengaruh yang signifikan.

2) Jika 𝑡ℎ𝑖𝑡 > 𝑡𝑡𝑎𝑏 , maka H0 ditolak, artinya secara parsial adanya

pengaruh yang signifikan.

77
b) Uji F ( Simultan)

Uji ini digunakan pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat,

apakah variabel pertama (X₁) dan variabel kedua (X₂) benar-benar

berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap variabel terikat (Y).

Adapun rumus yang digunakan untuk uji f sebagai berikut:

𝑅²
𝑘
fhit = (1−𝑅2 )
𝑛−𝑘−1

Keterangan :

f = 𝑓ℎ𝑖𝑡 yang selanjutnya dibandingkan dengan 𝑓𝑡𝑎𝑏

ʀ² = koefisien determinasi

k = banyaknya variabel bebas

n = jumlah sampel

Kriteria pengujian :

1) Jika 𝑓ℎ𝑖𝑡 < 𝑓𝑡𝑎𝑏 , maka H0 diterima. Artinya semua koefisien regresi

secara simultan tidak berpengaruh signifikan pada taraf signifikasi

5%.

2) Jika 𝑓ℎ𝑖𝑡 > 𝑓𝑡𝑎𝑏 , maka H0 ditolak. Artinya semua koefisien regresi

secara simultan berpengaruh signifikan pada taraf signifikasi 5%.

78

Anda mungkin juga menyukai