Anda di halaman 1dari 21

Tujuan Perpustakaan Sekolah Dasar

Penyelenggaraan perpustakaan sekolah dasar memiliki tujuan utama untuk meningkatkan mutu
pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah
menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra
kurikuler, Selain hal tersebut dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan
mengembangkan bakat siswa serta memantapkan strategi belajar mengajar. Secara operasional,
tujuan perpustakaan sekolah dasar jika dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah,
diantaranya adalah :
1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.
2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.
3. Memperluas pengetahuan para siswa.
4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan
menyediakan
bahan bacaan yang bermutu.
5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.
6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan
perpustakaan
dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.
8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah
baik
yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.
Perpustakaan sekolah dasar merupakan salah satu sarana yang efektif untuk menambah
pengetahuan melalui beragam bacaan. Perpustakaan menyediakan berbagai bahan pustaka yang
secara individual dapat dimanfaatkan oleh siswa.
Sampai dengan saat ini mengenai keberadaan perpustakaan sekolah sudah memiliki beberapa
landasan hokum, seperti dijelaskan dalam pasal 35 Undang-undang Nomor 2 Tahun 1989 tentang
Sistem Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa pendidikan tidak mungkin dapat terselenggara
dengan baik apabila tenaga kependidikan dan peserta didik tidak didukung oleh sumber belajar yang
diperlukan untuk penyelenggaraan kegiatan belajar yang bersangkutan. Salah satu sumber belajar
yang amat penting, adalah perpustakaan yang memungkinkan para tenaga kependidikan dan
peserta didik memperoleh kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan yang
diperlukan.
Kemudian didalam Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu UU Nomor 20
Tahun 2003, pasal 45, tidak secara implisit menyebutkan agar setiap satuan pendidikan jalur
pendidikan harus menyediakan perpustakaan sebagai sumber belajar. Akan tetapi, Undang-undang
tersebut menyatakan bahwa “setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan sarana
dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan
perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik.
Perpustakaan secara implisit termasuk dalam pengertian sarana dan prasarana pendidikan,
sehingga pengadaan perpustakaan harus memenuhi ketentuan pasal tersebut. diselenggarakannya
perpustakaan sekolah dasar bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka,
tetapi agar dapat membantu siswa dan guru dalam menyelesaikan tugas-tugas selama proses
pembelajaran. Dengan demikian, bahan perpustakaan yang menjadi koleksi perpustakaan sekolah
dasar harus dapat menunjang proses belajar mengajar. Untuk menunjang proses tersebut di atas,
maka dalam pengadaan bahan perpustakaan sudah seharusnya mempertimbangkan kurikulum
sekolah serta minat para pemakainya, khususnya para murid dan guru (user oriented).
Payung hukum tentang perpustakaan sekolah yang terbaru dalah Undang-Undang No 43
tahun 2007, didalam pasal 23 disebutkan bahwa setiap sekolah/madrasah menyelenggarakan
perpustakaan sekolah yang memenuhi standar nasional perpustakaan dengan memperhatikan
Standar Nasional Pendidikan. Kemudian disebutkan juga, bahwa perpustakaan sekolah/madrasah
wajib memiliki buku tek pelajaran yang ditetapkan sebagai buku teks wajib pada satuan pendidikan
yang bersangkutan dalam jumlah yang mencukupi untuk memenuhi semua pesarta didik dan
pendidik.
Kemudian didalam pasal 23 ayat (3) disebutkan bahwa perpustakaan sekolah
mengembangkan koleksi lain untuk mendukung kurikulum pendidikan. Hal tersebut berarti
perpustakaan sekolah dasar harus menyediakan koleksi bahan perpustakaan yang sangat beragam
untuk mendukung kurikulum yang ada di sekolah dasar tersebut.
Dengan melihat uraian tersebut di atas, maka perpustakaan sekolah dasar akan bermanfaat
jika benar-benar mempelancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah. Indikasi
manfaat tersebut tidak hanya berupa tingginya prestasi murid, tetapi lebih jauh lagi, antara lain
murid mampu mencari, menemukan, menyaring, dan menilai informasi; terbiasa belajar sendiri;
terlatih bertanggung jawab; serta selalu mengikuti perkembangan ilmu, pengetahuan, dan teknologi.

Fungsi Perpustakaan Sekolah Dasar


Berdasarkan tujuan seperti tersebut di atas, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan
sekolah dasar, sebagai berikut :
1. Fungsi Edukatif.
Fungsi edukatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum
yang
mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi,
mengembangkan
kecakapan berbahasa, mengembangkan daya pikir yang rasional dan kritis, serta mampu
membimbing
dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan
baik.
2. Fungsi Informatif.
Fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi
tentang
berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan
sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi
yang
diperlukannya.
3. Fungsi Administratif
Fungsi administratif adalah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan
pemrosesan
bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.
4. Fungsi Rekreatif.
Rekreatif adalah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu
menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat
digunakan para
pembaca untuk mengisi waktu luang, baik oleh siswa maupun oleh guru.
5. Fungsi Penelitian.
Fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber/
obyek
penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi bagi siswa.

Pengertian Perpustakaan Sekolah


Perpustakaan merupakan salah satu sumber belajar penting dalam proses
pembelajaran. Menurut UU Perpustakaan No.43 2007 “Perpustakaan adalah
institusi pengelola koleksi karya tulis, karya cetak, dan/atau karya rekam secara
profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi kebutuhan pendidikan,
penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para siswa sebagai penggunaan
perpustakaan.”

Dalam UU Perpustakaan No.43 tahun 2007 pasal 20 Perpustakaan terdiri atas.


a) Perpustakaan Nasional;
b) Perpustakaan Umum;
c) Perpustakaan Sekolah/Madrasah;
d) Perpustakaan Perguruan Tinggi; dan
e) Perpustakaan Khusus.
“Perpustakaan sekolah merupakan perpustakaan yang berada di lingkungan
sekolah, bertanggung jawab kepada kepala sekolah dan bertugas untuk melayani
sivitas akademika sekolah tersebut”. (Surochman, 2007:2)

2) Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah


Bafadal (2009 : 5) menyebutkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan sekolah
bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan-bahan pustaka, tetapi
dengan adanya penyelenggaraan perpustakaan sekolah diharapkan dapat
membantu siswa dan guru menyelesaikan tugas-tugas dalam proses belajar
mengajar. Yusuf & Suhendar (2007 : 3) menyebutkan tujuan didirikannya
perpustakaan tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah
secara keseluruhan, yaitu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa,
serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah.
Tujuan dan Manfaat Perpustakaan Sekolah

Manfaat perpustakaan sekolah menurut Bafadal (2009 : 5) adalah sebagai berikut.


1) Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan siswa terhadap membaca.
2) Perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar siswa.
3) Perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya
siswa dapat belajar dengan mandiri.
4) Perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca.
5) Perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa.
6) Perpustakaan sekolah dapat melatih siswa untuk bertanggung jawab.
7) Perpustakaan sekolah dapat memperlancar siswa dalam menyelesaikan tugas-tugas
sekolah.
8) Perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber
pengajaran.
9) Perpustakaan sekolah dapat membentuk siswa, guru-guru dan staf sekolah dalam
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
3) Fungsi Perpustakaan Sekolah
Bafadal (2009 : 6) menyebutkan bahwa perpustakaan sekolah itu merupakan
sumber belajar, karena kegiatan yang paling tampak pada setiap kunjungan siswa
adalah belajar, baik belajar masalah-masalah yang berhubungan langsung dengan
mata pelajaran yang diberikan di kelas, maupun buku-buku lain yang tidak
berhubungan langsung dengan mata pelajaran yang diberikan di kelas. Apabila
ditinjau dari sudut tujuan siswa mengunjungi perpustakaan sekolah, maka ada yang
tujuannya untuk belajar, untuk berlatih menelusuri buku-buku perpustakaan sekolah,
untuk memperoleh informasi, bahkan ada yang tujuannya hanya untuk mengisi
waktu senggang atau sifatnya rekreatif.

Beberapa fungsi perpustakaan sekolah menurut Bafadal (2009 : 6) adalah sebagai


berikut.
a. Fungsi Edukatif
Segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi
yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan
memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan,
sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan
dirinya lebih lanjut.
b. Fungsi Informatif
Mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat memberikan
informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan
guru.
c. Fungsi Rekreasi
Fungsi ini bukan merupakan fungsi utama dari dibangunnya perpustakaan sekolah,
namun hanya sebagai pelengkap saja guna memenuhi kebutuhan sebagian anggota
masyarakat sekolah akan hiburan intelektual.
d. Fungsi Riset dan Penelitian
Koleksi perpustakaan sekolah dapat dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya
kegiatan penelitian sederhana.

4) Tugas/Kegiatan Perpustakaan Sekolah


Yusuf dan Suhendar (2007 : 7) menyebutkan bahwa terdapat tiga kegiatan utama
dari perpustakaan sekolah, yaitu kegiatan penghimpunan, pengolahan dan
penyebarluasan segala macam informasi pendidikan kepada para siswa, dan guru.
Secara lengkap ketiga kegiatan utama perpustakaan sekolah tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut.

1) Menghimpun atau mengumpulkan, mendayagunakan, memelihara, dan membina


secara terus menerus bahan koleksi atau sumber informasi (bahan pustaka) dalam
bentuk apa saja, seperti buku, majalah, surat kabar dan jenis koleksi lainnya.
2) Mengolah sumber informasi yang telah disebutkan di nomor 1 dengan
menggunakan sistem dan cara tertentu, sejak dari bahan-bahan tersebut datang ke
perpustakaan sekolah sampai kepada siap untuk disajikan atau dilayankan kepada
para penggunanya yakni para siswa dan guru di lingkungan sekolah yang
bersangkutan. Kegiatan ini antara lain meliputi pekerjaan penginventarisasian,
pengklasifikasian atau penggolongan koleksi, pengkatalogan, pelabelan, pembuatan
alat pinjam dan lain-lain.
3) Menyebarluaskan informasi atau bahan-bahan pustaka kepada segenap anggota
yang membutuhkannya sesuai dengan kepentingannya yang berbeda satu sama
lain. Termasuk ke dalam kegiatan ini adalah pelayanan referensi dan informasi,
pelayanan peminjaman koleksi, pelayanan promosi, pelayanan bimbingan kepada
pembaca dan sebagainya termasuk pelayanan kepada para siswa dan guru dalam
rangka mencari informasi yang berkaitan dengan bidang minatnya.
5) Pelayanan Perpustakaan
Pelayanan merupakan unsur utama dalam pencapaian suatu keberhasilan
organisasi perpustakaan disebabkan bagian inilah yang berhubungan langsung
dengan pengguna dalam penyebaran informasi serta pemanfaatan jasa dan fasilitas
yang ada di perpustakaan. Pelayanan merupakan hal terpenting dalam suatu
perpustakaan. Dapat didefenisikan demikian karena setiap pemberian jasa kepada
pengguna semua harus melalui layanan sehingga kebutuhan informasinya dapat
terpenuhi. Berdasarkan UU No. 43 Tahun 2007 pasal 14 tentang layanan
perpustakaan menyebutkan.
1) Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan
pemustaka.

2) Setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan perpustakaan berdasarkan


standar nasional perpustakaan.

3) Setiap perpustakaan mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan


kemajuan teknologi informasi dan komunikasi.

4) Layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan


melalui pemanfaatan sumber daya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan
pemustaka.

5) Layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai dengan standar nasional


perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan kepada pemustaka.

6) Layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja sama antar perpustakaan.

7) Layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana dimaksud pada ayat (6)


dilaksanakan melalui jejaring telematika.

Menurut Bafadal (2011:124-149) terdapat dua macam pelayanan perpustakaan yang


berkaitan dengan pelayanan pembaca, yakni pelayanan sirkulasi dan pelayanan
referensi. Pelayanan sirkulasi meliputi peminjaman buku, pengembalian buku, dan
statistic pengunjung atau peminjam. Sedangkan pelayanan referensi mencakup
pelayanan informasi dan pelayanan pemberian bimbingan belajar.
Layanan perpustakaan pada intinya ditujukan untuk kepuasan penguna atau
pemustaka. Kepentingan pengguna dalam memanfaatkan informasi yang tersedia di
perpustakaan ada kalanya berbeda antara satu dengan yang lainnya. Perbedaan
tersebut seharusnya dapat memotivasi pustakawan menambah pengetahuannya
dalam bidangnya agar dapat memberi pelayanan maksimal bagi para pengguna.
Berkaitan dengan layanan perpustakaan, pustakawan dituntut bersikap ramah,
sopan, tekun dan tidak cepat bosan, setiap memberi jawaban dari semua
pertanyaan pengguna perpustakaan jika perlu memberikan jalan keluar membimbing
dan mengarahkan setiap pengguna. Beranjak dari hal tersebut maka pustakawan
harus memiliki kompetensi sehingga dapat menimbulkan pelayanan yang berkualitas
sehingga pengguna dapat memperoleh informasi yang dibutuhkannya secara
optimal dan memanfaatkan berbagai perkakas penelusuran yang tersedia.
6) Kualitas Layanan Perpustakaan Sekolah
Kualitas menurut ISO 9000 (Lupiyoadi dan Hamdani, 2006: 175). adalah : ”Degree to
which a set of inherent characteristics fulfils requirement” (derajat yang dicapai oleh
karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan). Persyaratan dalam hal
tersebut adalah kebutuhan atau harapan yang dinyatakan, biasanya tersirat atau
wajib. Dengan demikian kualitas seperti yang diinterpretasikan oleh ISO 9000
tersebut merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang menentukan
sejauh mana output dapat memenuhi persyaratan kebutuhan pelanggan.
Lupiyoadi dan Hamdani (2006: 175) menyatakan, bahwa pada dasarnya konsep
kualitas bersifat relatif, yang bergantung pada perspektif yang digunakan untuk
menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Terdapat tiga orientasi kualitas yang seharusnya
konsisten satu sama lain (1) persepsi konsumen; (2) produk (jasa); (3) proses.
Perpustakaan adalah merupakan organisasi yang memproduksi jasa, di sini
diperlukan konsistensi untuk ketiga orientasi tersebut agar dapat memberikan
pelayanan yang berkualitas.
Di dalam dunia bisnis, konsep kepuasan pelanggan masih bersifat abstrak.
Kepuasan pelanggan adalah merupakan evaluasi purnabeli yang merupakan
pemilihan alternatif yang dipilih paling tidak memberikan hasil (outcome) yang sama
atau melebihi harapan. Namun akan terjadi hal yang sebaliknya, yaitu ketidakpuasan
akan terjadi apabila hasil yang didapatkan tidak dapat memenuhi harapan dari
pelanggan (Tjitptono, 2008: 38).
Untuk mengetahui kualitas pelayanan (service quality) dapat dilakukan dengan cara
membandingkan persepsi dari para siswa sebagai penggunaan perpustakaan atas
pelayanan yang nyata-nyata mereka terima dengan pelayanan yang sesungguhnya
mereka harapkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perpustakaan.
Penilaian siswa sebagai penggunaan perpustakaan terhadap kualitas jasa
perpustakaan akan terjadi selama proses penyampaian pelayanan. Setiap kontak
yang terjadi antara pihak perpustakaan dengan pengguna merupakan gambaran
mengenai suatu moment of truth, yaitu suatu peluang untuk memuaskan atau tidak
memuaskan siswa sebagai penggunaan perpustakaan (Jafar, 2005: 48).
Pelayanan didefinisikan sebagai setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, hal tersebut pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat
dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik. Pelayanan merupakan perilaku
produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen demi
tercapainya kepuasan pada konsumen (Kotler, 2002: 83). Dengan demikian, jika
dalam kenyataannya atau pelayanan yang diberikan melebihi dari yang diharapkan
oleh para siswa sebagai penggunaan perpustakaan, mereka akan merasa sangat
puas. Namun jika pelayanan yang diberikan perpustakaan sama dengan yang
diharapkan mereka akan puas. Sebaliknya jika layanan yang diberikan tidak sesuai
atau bahkan dibawah harapannya, maka mereka akan merasa tidak puas atau
bahkan sangat tidak puas.
Dewasa ini masyarakat semakin membutuhkan pelayanan yang efisien responsif,
dan berkualitas. Kotler dalam Jafar (2005: 48) menyatakan bahwa kualitas akan
dimulai dari penerima layanan dan akan berakhir pada persepsi penerima layanan,
dalam hal ini adalah siswa sebagai pengguna perpustakaan. Dengan demikian, citra
kualitas pelayanan perpustakaan yang baik bukanlah berdasarkan sudut pandang
dari pihak perpustakaan, melainkan berdasarkan sudut pandang siswa sebagai
pengguna perpustakaan.
Hal tersebut berarti bahwa seharusnya perpustakaan mampu merespon dengan
menyediakan layanan yang terbaik untuk siswa sebagai pengguna perpustakaan,
sehingga pustakawan ditutuntut untuk dapat melayani dengan sebaik-baiknya
untuk mendapatkan hasil yang optimal. Dewasa ini terjadi perubahan trend dalam
hal perilaku siswa sebagai pengguna perpustakaan, sehingga diperlukan perubahan
untuk meningkatkan kualitas pelayanan perpustakaan yang berorientasi kepada
siswa sebagai penggun perpustakaan (user oriented).
Untuk menciptakan kepuasan siswa sebagai pengguna perpustakaan, perpustakaan
harus dapat memenuhi harapan dari siswa sebagai pengguna perpustakaan
tersebut. Seperti dinyatakan oleh Tjiptono (2008: 98), bahwa harapan pelanggan
merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan diterimanya
bila ia membeli atau mengonsumsi suatu produk. Sedangkan kinerja yang dirasakan
adalah persepsi pelanggan terhadap apa yang ia terima setelah mengonsumsi apa
yang ia beli.
Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi harapan pelanggan, seperti
pengalaman berbelanja di masa lalu, opini teman dan kerabat, serta informasi dan
janji-janji perusahaan dan para pesaing (Tjiptono, 2008: 98). Dengan melihat
pernyataan tersebut perpustakaan harus dapat memberikan pengalaman yang
menyenangkan terhadap siswa sebagai penggunaan perpustakaan, sehingga
perpustakaan akan mendapat opini yang baik. Kelengkapan informasi di
perpustakaan merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan, karena
perpustakaan juga mendapat pesaing dalam dunia penyediaan informasi lainnya
dan internet.
Dengan demikian untuk dapat memberikan kepuasan kepada siswa sebagai
penggunaan perpustakaan, maka perpustakaan perlu terus mengikuti dan
mengembangan teknologi komunikasi dan informasi, guna memberikan pelayanan
kepada siswa sebagai penggunaan perpustakaan kapan saja dan di mana saja. Jika
perpustakaan dapat melakukan hal tersebut maka kepuasan siswa sebagai
pengguna perpustakaan akan terpenuhi, yang kemudian akan berdampak pada
kualitas pelayanan perpustakaan.
7) Karakteristik Kualitas Layanan Perpustakaan
Setiap pengguna berlainan dalam memahami, merasakan dan menilai tentang
kualitas layanan pada perpustakaan. Menurut Saputro (2009: 18) terdapat beberapa
hal yang sama berkaitan kualitas layanan perpustakaan yang diharapkan pengguna.
Beberapa persamaan itu diantaranya.
a) Pemustaka mengharapkan kenyamanan dalam menggunakan seluruh layanan
perpustakaan.
b) Pemustaka mengharapkan koleksi yang tersedia memenuhi kebutuhannya.
c) Pemustaka mengharapkan sikap yang ramah, bersahabat dan responsif dari
petugas.
d) Pemustaka mengharapkan perpustakaan memiliki akses internet yang cepat.

Berkaitan dengan kualitas tidak dapat dipisahkan dengan Total Quality Management
(TQM). TQM lebih tepat disebut sebagai suatu perpaduan semua fungsi dari
organisasi ke dalam falsafah yang dibangun berdasarkan konsep kualitas,
teamwork, produktifitas, pengertian dan kepuasan pelanggan.

Terdapat empat prinsip utama dalam TQM yaitu.


a) Kepuasan pemakai
Pemakai perpustakaan (pemustaka) yang menentukan tingkat kualitas yang
diharapkan, spesifikasi, jenis layanan dan sebagainya. Pemustaka dalam arti yang
luas bukan saja pengunjung/pelanggan perpustakaan, tetapi semua pihak yang
terkait, misalnya badan yang menaungi perpustakaan, mitra kerja, sponsor bahkan
dengan penerbit/pedagang buku.
b) Respek terhadap setiap orang
Sumber daya manusia merupakan faktor utama dalam organisasi. Setiap orang
dipandang sebagai individu yang memiliki bakat, kemampuan, kreativitas dan
kepribadian yang unik, Karena karakteristik tersebut maka pelibatan dan partisipasi
setiap orang dalam organisasi sangat penting.
c) Manajemen berdasarkan fakta
Manajemen kontemporer bekerja tidak berdasarkan perasaan (feeling) dan
kebiasaan yang terjadi, tetapi harus memiliki data yang komprehensif. Data
diperoleh dari fakta yang terjadi di lapangan. Dengan data tersebut selanjutnya
diolah sebagai dasar perencanaan, pengambilan keputusan, pelaksanaan dan
evaluasi.
d) Perbaikan berkesinambungan
Agar sukses dan mampu bertahan, sebuah organisasi harus selalu melakukan
perbaikan. Perbaikan dilakukan terus menerus karena kualitas bersifat dinamis.
Perilaku dan preferensi pemakai juga mengalami perubahan. Prinsip hari ini harus
lebih baik daripada hari kemarin menjadi perilaku seluruh level di organisasi.
(Saputro, 2009:18-19).

Dalam pemenuhan harapan dan keinginan pengguna, maka pemberi jasa layanan
harus memenuhi berbagai indikator kualitas layanan perpustakaan sehingga tercipta
hubungan yang harmonis antara pengguna dengan pihak perpustakaan.
Cara pandang pelanggan dalam menilai indikator kualitas layanan perpustakaan
menurut Zeithaml dan Bitner (Saputro, 2009:20-21) dapat diuraikan sebagai berikut.
a) Keandalan (Reliability) Kemampuan pustakawan untuk memberikan layanan sesuai
yang dijanjikan dengan akurat, cepat dan memuaskan. Perpustakaan memiliki
standar operasional dalam setiap jenis layanan, misalnya pengolahan buku dari
sejak buku datang sampai siap dipinjam oleh pemustaka memerlukan waktu berapa
hari dan lain-lain. Standar tersebut dikomunikasikan kepada pemakai.
b) Daya Tanggap (Responsiveness) Salah satu ciri seorang profesional adalah memiliki
daya tanggap yang cepat atau responsif. Pemustaka akan sangat terkenang dengan
respon cepat dari pustakawan atas kebutuhan yang dihadapinya.
c) Jaminan (Assurance) Yang termasuk jaminan antara lain kemampuan, kesopanan,
sifat yang dapat dipercaya oleh pustakawan, sehingga pemustaka akan merasa
nyaman dalam memanfaatkan layanan perpustakaan.
d) Empati (Emphaty) Yaitu suatu sikap, respon dan tindakan di mana pustakawan
dapat merasakan apa yang sedang dirasakan oleh pemustaka. Pemustaka datang
ke perpustakaan tentunya bermaksud mencari buku yang dibutuhkan, maka
semaksimalnya apa yang dibutuhkan pemakai dapat terpenuhi. Ada kalanya
pemakai datang untuk sekedar mencari kenyamanan dan ketenangan, maka
pustakawan mencoba mengkondisikan apa yang dirasakan oleh pemustaka.
e) Bukti Fisik (Tangible) Pelayanan yang terbaik pertama-tama dapat dilihat dari
penampilan fisik yang impressive (baik fasilitas pelayanan maupun orang-orang
yang melayani).
Pelayanan perpustakaan diharapkan mampu memuaskan kebutuhan pengguna
secara proporsional sehingga tercipta hubungan yang saling menguntungkan bagi
semua pihak, yaitu pustakawan, pengguna maupun institusi perpustakaan.
Indikator lain kualitas layanan perpustakaan dapat dilihat dari kemampuan
memenuhi standar layanan minimal dan layanan prima.

a. Standar Pelayanan Minimal.


Menurut Undang-Undang 32 tahun 2004 penjelasan pasal 167 (3), menyatakan
bahwa SPM adalah standar pelayanan yang memenuhi persyaratan minimal
kelayakan. Sedangkan berdasarkan Lampiran Surat Edaran Dirjen OTDA Nomor
100/757/OTDA tanggal 8 Juli 2002 menyatakan Standar Pelayanan Minimal adalah
tolok ukur untuk mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang
berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat.
Berdasarkan pengertian tersebut, secara umum dapat disimpulkan bahwa SPM
merupakan standar minimal pelayanan publik yang harus disediakan oleh
pemerintah kepada masyarakat. Dalam kaitan layanan perpustakaan sekolah,
standar pelayanan minimal adalah ketentuan minimal pelayanan perpustakaan yang
harus diberikan pihak sekolah kepada siswa atau peserta didik Adanya SPM akan
menjamin minimal pelayanan yang berhak diperoleh siswa dalam penggunaan
sarana perpustakaan sekolah.

b. Layanan Prima
Pelayanan prima merupakan terjemahan istilah ”excellent service” yang secara
harfiah berarti pelayanan terbaik atau sangat baik. Disebut sangat baik atau terbaik
karena sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku atau dimiliki instansi pemberi
pelayanan. Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada
masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai
abdi masyarakat.

Nurhasyim (2004:16) menyatakan bahwa pelayanan prima adalah.


a. Pelayanan yang terbaik dari pemerintah kepada pelanggan atau pengguna jasa.
b. Pelayanan prima ada bila ada standar pelayanan.
c. Pelayanan prima bila melebihi standar atau sama dengan standar. Sedangkan yang
belum ada standar pelayanan yang terbaik dapat diberikan pelayanan yang
mendekati apa yang dianggap pelayanan standar dan pelayanan yang dilakukan
secara maksimal.
d. Pelanggan adalah masyarakat dalam arti luas; masyarakat eksternal dan internal.

Pelayanan prima akan dapat diwujudkan apabila pemberi layanan (pelayan) memiliki
kualitas kompetensi yang profesional. Dalam kaitan dengan layanan perpustakaan
sekolah, layanan prima dapat diartikan sebagai pengelolaan perpustakaan yang
dilakukan secara professional.

DAFTAR PUSTAKA

Bafadal, Ibrahim. 2011. Pengelolaan Perpusataakan Sekolah. Jakarta : Bumi


Aksara

Darmono.2001. Manajemen Perpustakaan. Jakarta : Grasindo


Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka

Jafar, Farida. 2005. Manajemen Jasa : Pendekatan Terpadu. Jakarta:


Ghalia Indonesia.

Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran di Indonesia: Analisis,


Perencanaan, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta : Salemba Empat.

Kennedy, Declan. 2007. Writing and Using Learning Outcomes. Italy.


University College Cork UCC.

Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, 2006. Manajemen Pemasaran Jasa,


edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Prasetyono, Dwi Sunar. 2008. Rahasia Mengajarkan Gemar Membaca pada


Anak Sejak Dini. Yogyakarata: Think

Tjiptono, Fandy. 2008. Strategi Bisnis. Yogyakarta : Andi.

Yusuf, M, Pawit dan Suhendar, Yaya dan 2007. Pedoman Penyelanggaraan


Perpustakaan sekolah. Jakarta : Kencana Prenada MediaGroup.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Soetopo (1982:173) menyimpulkan “perpustakaan sekolah adalah perpusatakaan yang
diselenggarakan di sekolah bermaksud untuk menunjang program belajar dan mengajar di
lembaga pendididkan formal”.
Dari penjelasan di atas disimpulkan perpustakaan adalah sarana penting yang di
sediakan oleh sekolah untuk menunjang program belajar mengajar, baik siswa maupun guru
atau pengajar. Perpustakaan adalah komponen yang penting di sekolah dasar, karena
perpustakaan juga menjadi pusat pembelajaran bagi siswa dan juga agar mereka lebih
mengetahui ilmu-ilmu pengetahuan yang baru yang mereka belum dapatkan. Perpustakaan
adalah langkah untuk memberantas sifat malas pada peserta didik, khususnya pada tingkat
Sekolah Dasar, karena untuk membentuk kepribadian anak haruslah dilakukan sejak dini.
Diselenggarakanya perpustakaan diharapkan mampu membentuk pribadi siswa yang rajin
dan haus akan pengetahuan.
Pada saat ini pengadaan pelayanan perpustakaan pada Sekolah Dasar belumlah
merata, khususnya pada sekolah-sekolah dasar pinggiran yang masih sangat kurang fasilitas
penunjang untuk program pendidikan di Sekolah tersebut. Pengadaan perpustakaan sudah
semestinya menjadi salah satu program pendidikan di Sekolah Dasar yang harus diwujudkan.
B. Topik Bahasan
1. Apa pengertian perpustakaan pada Sekolah Dasar?
2. Apa fungsi perpustakaan bagi Sekolah Dasar?
3. Apa tujuan perpustakaan pada Sekolah Dasar?
4. Apa prinsip dan pedoman penyelenggaraan perpustakaan pada Sekolah Dasar?
5. Apa hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan perpustakaan pada Sekolah Dasar?
6. Bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan perpustakaan pada
Sekolah Dasar?

C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan kepada pembaca tentang pengertian perpustakaan pada Sekolah Dasar.
2. Menjelaskan kepada pembaca tentang fungsi perpustakaan bagi Sekolah Dasar.
3. Menjelaskan kepada pembaca tentang tujuan perpustakaan pada Sekolah dasar.
4. Menjelaskan kepada pembaca tentang prinsip dan pedoman penyelenggaraan perpustakaan
pada Sekolah Dasar.
5. Menjelaskan kepada pembaca tentang hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan
perpustakaan pada Sekolah Dasar.
6. Menjelaskan kepada pembaca tentang cara mengatasi hambatan-hambatan dalam
penyelenggaraan perpustakaan pada Sekolah Dasar.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perpustakaan Sekolah Dasar
Soetopo (1982:173) menyimpulkan “perpustakaan sekolah adalah perpusatakaan yang
diselenggarakan di sekolah bermaksud untuk menunjang program belajar dan mengajar di
lembaga pendididkan formal”.
Dari kutipan di atas dapat disimpulkan bahwa perpustakaan pada Sekolah Dasar
adalah sarana penting yang di sediakan oleh sekolah untuk menunjang program belajar
mengajar, baik siswa maupun guru atau pengajar di Sekolah Dasar. Oleh karena itu
hendaknya perpustakaan diadakan sejak tingkat Sekolah Dasar, agar peserta-peserta didik
yang ada di tingakat sekolah dasar terlatih untuk membaca buku-buku yang menunjang
pendidikan, sehingga mereka tidak hanya menerima ilmu pengetahuan dari pelajaran di kelas
tetapi mereka juga mendapat pengetahuan dari perpustakaan sekolah.
Perpustakaan adalah komponen yang penting di Sekolah Dasar, karena perpustakaan
juga menjadi pusat pembelajaran bagi siswa dan juga agar mereka lebih mengetahui ilmu-
ilmu pengetahuan yang baru yang mereka belum dapatkan. Pada umumnya pada Sekolah
Dasar hal ini kurang diperhatikan, sehingga masih banyak sekolah-sekolah dasar yang belum
memiliki sarana perpustakaan terutama pada sekolah-sekolah pinggiran, sehingga minat baca
dari siswa Sekolah Dasar pun amat kurang.

B. Fungsi Perpustakaan
Sutisna (1989:154) menyimpulkan peranan perpustakaan selaku mata rantai kunci
dalam proses mengajar-belajar menjadikannya salah satu bagian yang amat penting dari
sekolah. Perpustakaan yang dirancang dengan baik menyediakan sumber-sumber belajar yang
terpusat, yang akan memenuhi dengan efisien kebutuhan-kebutuhan dari setiap bagian
pengajaran dan pelayanan di sekolah.
Sulistyanto (2008) menyimpulkan bahwa fungsi perpustakaan sekolah adalah sebagai
berikut:
1. Perpustakan yang mampu menyediakan sebagai sumber belajar.
2. Sumber penunjang kualitas belajar dan mengajar.
3. Sebaga tempat yang menarik untuk kegiatan siswa dalam mempertajam dan memperluas
kemampuan untuk membaca, menulis, berfikir dan berkomunikasi.
Prasetyo (2012) menyimpulkan fungsi perpustakaan bagi Sekolah Dasar adalah sebagai
berikut:
1. Fungsi Edukatif
Fungsi edukatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan
kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya
ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan daya pikir yang rasional
dan kritis, serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan
dan memelihara bahan pustaka dengan baik.
2. Fungsi Informatif
Fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi
tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara
teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari
informasi yang diperlukannya.
3. Fungsi Administratif
Fungsi administratif adalah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan
pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan
efisien.
4. Fungsi Rekreatif
Rekreatif adalah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu
menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat
digunakan para pembaca untuk mengisi waktu luang, baik oleh siswa maupun oleh guru.
5. Fungsi Penelitian
Fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai
sumber obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi bagi siswa.
Fungsi perpustakaan sekolah sebagai sarana edukatif untuk menunjang kegiatan
belajar siswa di sekolah, untuk siswa sekolah dasar perpustakaan memberikan tambahan
pengetahuan baik pengetahuan yang bersifat formal maupun non formal. Perpustakaan juga
akan menunjang prestasi belajar siswa, apabila telah terbiasa membaca, siswa Sekolah Dasar
akan senantiasa membaca dan haus akan informasi yang berguna bagi kegiatan belajarnya.
Fungsi perpustakaan Sekolah Dasar menurut penjelasan di atas adalah sebagai berikut
:
1. Sebagai penunjang pelajaran di sekolah
Sebagai penunjang pelajaran di sekolah yaitu memberi materi kepada siswa yang tidak
didapat melalui buku atau pembelajaran di kelas, jadi siswa dapat mengembanagkan
penyampaian materi yang telah disampaikan oleh guru di kelas.
2. Sebagai wahana rekreasi
Sebagai wahana rekreasi maksudnya yaitu siswa dapat memanfaatkan buku dongeng,
kumpulan puisi, video-video, ataupun majalah tentang pendidikan, sehingga siswa tidak
hanya terhibur tetapi dapat mempelajari pesan yang terkandung dalam dongeng ataupun
video yang tersedia di perpustakaan.
3. Menunjang prestasi siswa
Perpustakaan dapat menunjang prestasi karena siswa menjadi aktif belajar dan membaca
sehingga akan selalu mengembangakan kemampuanya dengan membaca.
4. Membiasakan siswa menggunakan waktu dengan baik
Perpustakaan akan membiasakan siswa untuk selalu menggunakan waktunya ke dalam
kegiatan yang berguna bagi belajarnya, sehinnga tidak akan malas dan bosan karena di
perpustakaan juga menyediakan buku-buku yang menarik.
Proses belajar dan pembelajaran juga hendaknya mengajarkan siswa di sekolah dasar
mengenal perpustakaan, misalnya memberi tugas mencari dongeng atau puisi dari
perpustakaan. Sehingga siswa lama-kelamaan akan tertarik dengan perpustakaan karena
siswa mengetahui perpustakaan memiliki buku-buku yang menarik baginya. Buku yang
disediakan haruslah yang menarik bagi siswa sekolah dasar dan harus bermanfaat bagi
kegiatan belajar mereka.

C. Tujuan Perpustakaan
Soetopo (1982:173) menyimpulkan tujuan perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Agar timbul kecintaan terhadap pembaca, memupuk kesadaran membaca dan menanamkan
kebiasaan membaca.
2. Membimbing dan mempercepat proses penguasaan tehnik membaca.
3. Memperluas dan memperdalam pengalaman belajar.
4. Membantu perkembangan percakapan bahasa dan daya pikir murid.
5. Dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka secara baik.
6. Memberikan dasar-dasar kemampuan penelusuran informasi.
7. Memberikan dasar-dasar kemampuan ke arah studi sendiri.
Prasetyo (2012) menyimpulkan tujuan perpustakaan sekolah dasar adalah sebagai
berikut:
1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.
2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.
3. Memperluas pengetahuan para siswa.
4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan
menyediakan bahan bacaan yang bermutu.
5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan
baik.
6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.
7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan
perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan
referensi.
8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di
sekolah baik bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstrakurikuler.
Perpustakan merupakan komponen yang penting bagi perkembangan prestasi belajar
siswa Sekolah Dasar pada saat ini, dari uraian di atas dapat disimpulkan tujuan perpustakaan
adalah sebagai berikut:
1. Membuat siswa sekolah dasar lebih mencintai membaca dan membiasakan agar mereka rajin
membaca.
2. Membuat siswa lebih cepat menguasai teknik-teknik membaca yang efektif dan efisien.
3. Memperluas dan memperdalam pengetahuan siswa baik dalam lingkup pelajaran atau
pengetahuan umum.
4. Mendorong siswa agar cepat menguasai bahasa yang baik dan benar dari buku-buku yang
dibaca.
5. Memberi pengajaran secara tidak langsung kepada siswa cara menggunakan dan merawat
bahan pustaka.
6. Memberi dasar-dasar cara belajar dengan memanfaatkan informasi yang didapat dari bacaan.
7. Menunjang belajar siswa tentang pelajaran di Sekolah Dasar.
Semua tujuan yang disebutkan di atas sangat penting bagi kelangsungan kegiatan
belajar mengajar di sekolah dasar terutama bagi siswa agar mereka terbiasa dengan bacaan
sehingga mereka memiliki semangat belajar yang lebih tinggi. Hal ini juga harus tetap
diawasi agar buku-buku yang dibaca oleh siswa tepat dengan pelajaran di sekolah, sehingga
prestasi mereka lebih meningkat. Selain buku-buku yang harus di awasi, jam kunjung siswa
juga harus diperhatikan, jangan sampai perpustakaan mengganggu jam pelajaran di kelas.

D. Prinsip dan Pedoman Penyelenggaraan Perpustakaan


Ada beberapa pedoman yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan
perpustakaan. Soetopo (1982:174) menyimpulkan pedoman-pedoman yang harus diterapkan
dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah sebagai berikut:
1. Prinsip pokok dan umum
a. Penyelenggaraan perpustakaan itu hendaklah diintegrasikan dengan kurikulum. Sebab
perpustakaan itu diselenggarakan untuk menunjang program belajar dan mengajar.
b. Perpustakaan diselenggarakan secara sederhana dan menarik maksudnya haruslah
disesuaikan dengan kemampuan sekolah yang bersangkutan.
c. Perpustakaan diselenggarakan secara partisipasi murid dan guru. Bahwa guru dan murid
hendaklah ikut serta secara aktif dalam berlangsungnya perpustakaan.
d. Perpustakaan hendaklah memperhatikan perkembangan anak dengan adanya koleksi yang
sekira pantas dibaca oleh anak maka akan memperlancar pengetahuannya.
e. Perpustakaan hendaklah diselenggarakan oleh seorang guru dengan demikian dia lebih
mengetahui dengan pastinya arahnya, perkembangan kurikulum dan menggunakan secara
efisien.

2. Pedoman-pedoman khusus
a. Lokasi :
1) Lokasi perpustakaan sebaiknya berbentuk sentral.
2) Mudah tampak.
3) Cukup aman.
4) Cukup tenang.
5) Berada di lingkungan sekolah.
b. Ruangan :
1) Luasnya berukuran 88 m2 untuk sistem tertutup, sedang ukuran 85 m2 untuk sistem terbuka.
2) Skala prioritas.
c. Organisasi : pada prinsipnya organisasi hendak memperhatikan perkembangan kemampuan
dan kecakapan serta tingkat berfikir anak.
d. Tata ruang :
1) Untuk perpustakaan kelas.
2) Untuk perpustakaan sekolah.
e. Koleksi.
f. Petugas :
1) Kuantitas.
2) Kualitas.
g. Anggaran :
1) Sumber anggaran yaitu sama dengan sumber anggaran sekolah secara keseluruhan.
2) Besarnya anggaran yaitu 7 – 10% dari seluruh anggaran sekolah.
3) Penggunaanya yaitu 20% untuk biaya kesekretariatan, 20% untuk biaya pekerjaan teknis dan
30% untuk biaya pelayanan.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa penyelenggaraan perpustakaan
haruslah memiliki prinsip-prinsip dan pedoman-pedoman yang harus diperhatikan, agar
penyelengaraan pepustakaan di Sekolah Dasar dapat terlaksana dengan baik dan memberi
dampak positif bagi perkembangan belajar mengajar di sekolah dasar tersebut.
Prinsip-prinsip penyelenggaraan perpustakaan di Sekolah Dasar berdasarkan
penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
1. Penyelenggaraan perpustakaan harus difungsikan untuk menunjang kurikulum di Sekolah
Dasar tersebut.
2. Penyelenggaraan perpustakaan harus disesuaikan dengan kemampuan Sekolah Dasar
tersebut, tetapi harus menarik bagi siswa Sekolah Dasar.
3. Perpustakaan harus diselenggarakan dengan partisispasi guru dan siswa, sehingga guru dapat
mengetahui kurikulum yang dikembangkan, dan siswa aktif mengikuti pelajaran di sekolah.
4. Koleksi-koleksi perpustakaan haruslah baik dan sesuai dengan pelajaran di Sekolah Dasar.
Peranan dari semua pihak akan mempengaruhi lancarnya terselenggara perpustakaan,
jadi semua stakeholder dari sekolah tersebut harus saling bekerja sama untuk mewujudkan
tujuan dari diselenggarakannya perpustakaan tersebut. Selain itu penyelenggaraan
perpustakaan harus memperhatikan penataan mulai dari lokasi, ruangan, organisasi, tata
ruang, koleksi, petugas, dan anggaran, agar semua dapat berjalan dengan seimbang, sehingga
perpustakaan tersebut akan menarik minat baca peserta didik di Sekolah Dasar.

E. Hambatan-hambatan penyelenggaraan perpustakaan pada Sekolah Dasar


Sulistyanto (2008) menyatakan kesulitan-kesulitan mengembangkan perpustakaan
sekolah adalah sebagai berikut :
1. Kesadaran yang kurang dari warga sekolah akan peran strategis perpustakaan dalam
menunjang proses pembelajaran di sekolah.
2. Minimnya dana operasional pengelolaan dan pembinaan perpustakaan sekolah.
3. Terbatasnya sumber daya manusia yang mampu mengelola perpustakaan dan
mengembangkannya sebagai sumber belajar siswa dan guru di sekolah.
4. lemahnya koleksi perpustakaan sekolah yang pada umumnya berisi buku pelajaran yang
merupakan droping dari pemerintah.
5. Minat baca siswa yang belum menggembirakan, walaupun pemerintah telah mencanangkan
berbagai program untuk membiasakan membaca yang bermanfaat.
6. Kepedulian penentu kebijakan terhadap perpustakaan masih kurang, bahkan keberadaan
perpustakaan hanya sebagai pelengkap.
7. Belum adanya jam perpustakaan sekolah yang diintergrasikan dengan kurikulum.
8. Kegiatan belajar mengajar di sekolah belum memanfaatkan perpustakaan secara maksimal,
dalam arti guru tidak sering memberi tugas dan membiasakan mengerjakannya dari sumber
perpustakaan sekolah.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hambatan-hambatan dalam
menyelenggarakan perpustakaan yang paling banyak berpengaruh adalah berasal dari sekolah
penyelenggara perpustakaan itu sendiri. Hambatan-hambatan penyelenggaan perpustakaan
Sekolah Desar berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut:
1. Kurang diperhatikannya tentang fungsi-fungsi perpustakaan bagi Sekolah Dasar.
2. Kurangnya sumber daya manusia yang handal dalam pengelolaan perpustakaaan Sekolah
Dasar.
3. Kurang diperhatikannya komponen-komponen perpustakaan sebagai penunjang pelajaran
siswa.
4. Kurangnya minat baca di lingkungan siswa Sekolah Dasar.
5. Perpustakaan belum difungsikan sebagai penunjang kurikulum, sehingga peran perpustakaan
sebagai penunnjang kegiatan belajar mengajar belum dimaksimalkan.

F. Cara Mengatasi Hambatan-hambatan Penyelenggaraan Perpustakaan pada Sekolah


Dasar
Dari penjelasan hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan perpustakaan pada
Sekolah Dasar di atas, dapat disimpulkan cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah
dengan menerapkan prinsip pokok dan umum penyelenggaraan perpustakaan di Sekolah
Dasar. Dengan langkah itu diharapkan hambatan-hambatan dalam penyeleggaraan
perpustakaan dapat diselesaikan, sehingga peran dari perpustakaan di Sekolah Dasar dapat
optimal. Pelaksanaan langkah-langkah dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut
haruslah bertahap dan berkesinambungan agar tujuan dari perpustakaan dapat tercapai.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
1. Pengertian perpustakaan pada Sekolah Dasar
Makalah ini menjelaskan tentang perpustakaan Skolah Dasar, dari penjelasan di atas
dapet disimpulkan bahwa perpustakaan pada Sekolah Dasar adalah sarana penting yang di
sediakan oleh sekolah untuk menunjang program belajar mengajar, baik siswa maupun guru
atau pengajar di Sekolah Dasar. Perpustakaan adalah komponen yang penting di Sekolah
Dasar, karena perpustakaan juga menjadi pusat pembelajaran bagi siswa dan juga agar
mereka lebih mengetahui ilmu-ilmu pengetahuan yang baru yang mereka belum dapatkan

2. Fungsi dari perpustakaan pada Sekolah Dasar


Fungsi perpustakaan Sekolah Dasar menurut penjelasan di atas adalah sebagai
berikut :
a. Sebagai penunjang pelajaran di sekolah
Sebagai penunjang pelajaran di sekolah yaitu memberi materi kepada siswa yang tidak
didapat melalui buku atau pembelajaran di kelas, jadi siswa dapat mengembanagkan
penyampaian materi yang telah disampaikan oleh guru di kelas.
b. Sebagai wahana rekreasi
Sebagai wahana rekreasi maksudnya yaitu siswa dapat memanfaatkan buku dongeng,
kumpulan puisi, video-video, ataupun majalah tentang pendidikan, sehingga siswa tidak
hanya terhibur tetapi dapat mempelajari pesan yang terkandung dalam dongeng ataupun
video yang tersedia di perpustakaan.
c. Menunjang prestasi siswa
Perpustakaan dapat menunjang prestasi karena siswa menjadi aktif belajar dan membaca
sehingga akan selalu mengembangakan kemampuanya dengan membaca.
d. Membiasakan siswa menggunakan waktu dengan baik
Perpustakaan akan membiasakan siswa untuk selalu menggunakan waktunya ke dalam
kegiatan yang berguna bagi belajarnya.

3. Tujuan perpustakaan pada Sekolah Dasar


Tujuan perpustakaan adalah sebagai berikut:
a. Membuat siswa sekolah dasar lebih mencintai membaca dan membiasakan agar mereka rajin
membaca.
b. Membuat siswa lebih cepat menguasai teknik-teknik membaca yang efektif dan efisien.
c. Memperluas dan memperdalam pengetahuan siswa baik dalam lingkup pelajaran atau
pengetahuan umum.
d. Mendorong siswa agar cepat menguasai bahasa yang baik dan benar dari buku-buku yang
dibaca.
e. Memberi pengajaran secara tidak langsung kepada siswa cara menggunakan dan merawat
bahan pustaka.
f. Memberi dasar-dasar cara belajar dengan memanfaatkan informasi yang didapat dari bacaan.
g. Menunjang belajar siswa tentang pelajaran di Sekolah Dasar.

4. Prinsip dan pedoman dalam penyelenggaraan perpustakaan pada Sekolah Dasar


Peranan dari semua pihak akan mempengaruhi lancarnya terselenggara
perpustakaan, jadi semua stakeholder dari sekolah tersebut harus saling bekerja sama untuk
mewujudkan tujuan dari diselenggarakannya perpustakaan tersebut. Selain itu
penyelenggaraan perpustakaan harus memperhatikan penataan mulai dari lokasi, ruangan,
organisasi, tata ruang, koleksi, petugas, dan anggaran, agar perpustakaan tersebut akan
menarik minat baca peserta didik di Sekolah Dasar.

5. Hambatan-hambatan penyelenggaraan perpustakaan pada Sekolah Dasar


Hambatan-hambatan dari penyelenggaraan perpustakaan pada Sekolah Dasar adalah
sebagai berikut:
a. Kurang diperhatikannya tentang fungsi-fungsi perpustakaan bagi Sekolah Dasar.
b. Kurangnya sumber daya manusia yang handal dalam pengelolaan perpustakaaan Sekolah
Dasar.
c. Kurang diperhatikannya komponen-komponen perpustakaan sebagai penunjang pelajaran
siswa.
d. Kurangnya minat baca di lingkungan siswa Sekolah Dasar.
e. Perpustakaan belum difungsikan sebagai penunjang kurikulum, sehingga peran perpustakaan
sebagai penunnjang kegiatan belajar mengajar belum dimaksimalkan.

6. Cara mengatasi hambatan-hambatan penyelenggaraan perpustakaan pada Sekolah Dasar


Cara mengatasi hambatan-hambatan dalam penyelenggaraan perpustakaan adalah
dengan menerapkan prinsip pokok dan umum penyelenggaraan perpustakaan di Sekolah
Dasar. Dengan langkah itu diharapkan hambatan-hambatan dalam penyeleggaraan
perpustakaan dapat diselesaikan, sehingga peran dari perpustakaan di Sekolah Dasar dapat
optimal. Pelaksanaan langkah-langkah dalam mengatasi hambatan-hambatan tersebut
haruslah bertahap dan berkesinambungan agar tujuan dari perpustakaan dapat tercapai.
DAFTAR RUJUKAN

Soetopo, Hendyat. 1982. Pengantar Dasar-dasar Administrasi Pendidikan. Malang: IKIP Malang.
Sutisna, Oteng. 1989. Administrasi Pendidikan Dasar Teoretis untuk Praktek Profesional. Bandung:
Angkasa.
Prasetyo, Djoko. 2012. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Sekolah Dasar, (Online),
(http://djokoprasety.blogspot.com/2012/01/tujuan-dan-fungsi-perpustakaan-sekolah.html),
diakses 7 November 2012.
Sulistyanto, Joko. 2008. Perpustakaan Sekolah sebagai Sumber Belajar, (Online),
(http://sdgambiranom.wordpress.com/2008/12/19/perpustakaan-sekolah-sebagai-sumber-
belajar/), diakses 2 November 2012.

Anda mungkin juga menyukai