PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui definisi dari gangguan akibat penggunaan zat.
2. Untuk mengetahui penyebab penyalahgunaan NAPZA.
3. Untuk mengetahui macam – macam gangguan mental dan perilaku akibat zat
psikoaktif.
1
4. Untuk mengetahui diagnosis gangguan yang berkaitan dengan penggunaan
zat.
5. Untuk mengetahui rentang respons gangguan penggunaan zat adiktif.
6. Untuk mengetahui tanda dan gejala klinis penggunaan NAPZA.
BAB II
PEMBAHASAN
2
delirium, demensia, amnesia, gangguan psikotik, gangguan kecemasan, disfungsi
seksual, dan gangguan tidur. Zat yang berbeda memiliki efek yang berbeda, jadi
sebagian dari gangguan ini disebabkan oleh satu, sedikit, atau hamper seluruh zat.
Gangguan penggunaan zat adalah suatu gangguan jiwa berupa penyimpangan
perilaku yang berhubungan dengan pemakaian zat yang dapat mempengaruhi
sususan saraf pusat secara kurang lebih teratur sehingga menimbulkan gangguan
fungsi sosial.
Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif terutama pada
otak, sehingga dapat menimbulkan perubahanpada perilaku,emosi, kognitif,
persepsi, dan kesadaran seseorang. Ada dua macam zat psikoaktif, yaitu bersifat
adiksi dan nonadiksi.
Anak atau remaja dengan ciri - ciri tertentu mempunyai risiko lebih besar
untuk menjadi penyalahguna NAPZA. Ciri-ciri tersebut antara lain :
3
8. Keingintahuan yang besar untuk mencoba atau penasaran.
12. Tidak siap mental untuk menghadapi tekanan pergaulan sehingga sulit
mengambil keputusan untuk menolak tawaran NAPZA dengan tegas.
1. Lingkungan Keluarga
4
5) Orang tua otoriter atau serba melarang
8) Orang tua kurang peduli dan tidak tahu dengan masalah NAPZA
2. Lingkungan Sekolah
3) Lingkungan masyarakat/sosial
5
4. Faktor NAPZA
6
2.3.9 F18. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan pelarut yang mudah
menguap.
2.3.10 F19. Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya.
7
Tidak ada sindrom ketergantungan (F1x.2), gangguan psikotik (F1x.5)
atau bentuk spesifik lain dari gangguan yang berkaitan dengan penggunaan
obat atau alkohol (Maslim, 2013).
3. F1x.2 Sindrom ketergantungan
Diagnosis ketergantungan yang pasti ditegakkan jika ditemukan 3 atau
lebih gejala dibawah ini dialami dalam masa 1 tahun sebelumnya :
1) Adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi)
untuk menggunakan zat psikoaktif.
2) Kesulitan dalam mengendalikan perilaku menggunakan zat, termasuk sejak
mulainya, usaha penghentian, atau pada tingkat sedang menggunakan.
3) Keadaan putus zat secara fisiologis (lihat F1x.3 atau F1x.4) ketika
penghentian penggunaan zat atau. pengurangan, terbukti dengan adanya
gejala putus zat yang khas, atau orang tersebut menggunakan zat atau
golongan zat yang sejenis dengan tujuan untuk menghilangkan atau
menghindari terjadinya gejala putus zat.
4) Terbukti adanya toleransi, berupa peningkatan dosis zat psikoaktif yang
diperlukan guna memperoleh efek yang sama yang biasanya diperoleh
dengan dosis lebih rendah (contoh yang jelas dapat ditemukan pada
individu dengan ketergantungan alkohol dan opiat yang dosis harianya
dapat mencapai taraf yang dapat membuat tak berdaya atau mematikan
bagi pengguna pemula).
5) Secara progresif mengabaikan menikmati kesenangan atau minat lain
disebabkan penggunaan zat psikoaktif, meningkatnya jumlah waktu yang
diperlukan untuk mendapatkan atau menggunakan zat atau untuk pulih dari
akibatnya.
6) Tetap menggunakan zat meskipun ia menyadari adanya akibat yang
merugikan kesehatannya, seperti gangguan fungsi hati karena minum
alcohol berlebihan, keadaan depresi sebagai akibat dari suatu periode
penggunaan zat yang berat, atau rendahnya fungsi kognitif berkaitan
dengan penggunaan zat; upaya perlu diadakan untuk memastikan bahwa
pengguna zat sungguh-sungguh, atau dapat diandalkan, sadar akan hakekat
dan besarnya bahaya.
4. F1x.3 Keadaan putus zat
8
Keadaan putus zat merupakan salah satu indikator dari sindrom
ketergantungan (lihat F1x.2) dan diagnosis sindrom ketergantungan zat harus
turut dipertimbangkan.
Keadaan putus zat hendaknya dicatat sebagai diagnosis utama, bila hal
ini merupakan alasan rujukan dan cukup parah sampai memerlukan perhatian
medis secara khusus.
Gejala fisik bervariasi sesuai dengan zat yang digunakan. Gangguan
psikologis (misalnya anxietas, depresi dan gangguan tidur) merupakan
gambaran umum dari keadaan putus zat ini. Yang khas ialah pasien akan
melaporkan bahwa gejala putus zat akan mereda dengan meneruskan
penggunaan zat.(Maslim, 2013).
5. F1x.4 Keadaan putus zat dengan delirium
Suatu keadaan putus zat (F1x.3) disertai komplikasi delirium.
Termasuk Derilium Tremens, yang merupakan akibat dari putus alkohol
secara absolut atau relative pada pengguna yang ketergantungan berat dengan
riwayat penggunaan yang lama. Onset biasanya terjadi sesudah putus alkohol.
Keadaan gaduh gelisah toksik ( toxic confusional state ) yang berlangsung
singkat tetapi adakalanya dapat membahayakan jiwa, yang disertai gangguan
somatik.
Gejala prodromal khas berupa : insomnia, gemetar dan ketakutan.
Onset dapat didahului oleh kejang setelah putus zat. Trias yang klasik dari
gejalanya adalah :
- kesadaran berkabut dan kebingungan,
- halusinasi dan ilusi yang hidup (vivid) yang mengenai
salah salah satu panca indera (sensory modality)
- tremor berat.
6. F1x.5 Gangguan psikotik
Gangguan psikotik yang terjadi selama atau segera sesudah
penggunaan zat psikoaktif (biasanya dalam waktu 48 jam), bukan merupakan
manifestasi dari keadaan putus zat dengan delirium (lihat F1x.4) atau suatu
onset lambat.
Gangguan psikotik yang disebabkan oleh zat psikoaktif dapat tampil
dengan pola gejala yang bervariasi. Variasi ini akan dipengaruhi oleh jenis zat
yang digunakan dan kepribadian pengguna zat.
9
Pada penggunaan obat stimulan, seperti kokain dan amfetamin,
gangguan psikotik yang diinduksi oleh obat umumnya berhubungan erat
dengan tingginya dosis dan atau penggunaan zat yang berkepanjangan.
Diagnosis gangguan psikotik jangan hanya ditegakkan berdasarkan distorsi
persepsi atau pengalaman halusinasi, bila zat yang digunakan ialah
halusinogenika primer (misalnya Lisergide [LSD], meskalin, kanabis dosis
tinggi)" Perlu dipertimbangkan kemungkinan diagnosis intoksikasi akut
(F1x.0). (Maslim, 2013).
7. F1x.6 Sindrom amnesik
Sindrom amnesik yang disebabkan oleh zat psikoaktif harus
memenuhi kriteria umum untuk sindrom amnesik organik (F04). Syarat utama
untuk menentukan diagnosis adalah :
1) Gangguan daya ingat jangka pendek (“recent memory”, dalam
mempelajari hal baru), gangguan sensasi waktu (“time sense”,
menyusun kembali urutan kronologis, meninjau kejadian yang
berulang menjadi satu peristiwa, dll).
2) Tidak ada gangguan daya ingat segera (immediate recall), tidak ada
gangguan kesadaran, dan tidak ada gangguan kognitif secara umum.
3) Adanya riwayat atau bukti yang objektif dari penggunaan alkohol atau
zat yang kronis (terutama dengan dosis tinggi).
8. F1x.7 Gangguan psikotik residual atau onset lambat
Onset dari gangguan harus secara langsung berkaitan dengan
penggunaan alkohol atau zat psikoaktif.
Gangguan fungsi kognitif, afek, kepribadian, atau perilaku yang
disebabkan oleh alcohol atau zat psikoaktif yang berlangsung melampaui
jangka waktu khasiat psikoaktifnya (efek residual zat tersebut terbukti secara
jelas). Gangguan tersebut harus memperlihatkan suatu perubahan atau
kelebihan yang jelas dari fungsi sebelumnya yang normal.
9. F1x.8 Gangguan mental dan perilaku lainnya
Kategori untuk semua gangguan sebagai akibat penggunaan zat
psikoaktif yang dapat diidentifikasi berperan langsung pada gangguan
tersebut, tetapi yang tidak memenuhi kriteria untuk dimasukkan dalam salah
satu gangguan yang telah disebutkan diatas.
10. F1x.9 Gangguan mental dan perilaku YTT
10
Kategori untuk yang tidak tergolongkan.
2.6.1 Alkohol
Tanda/Gejala :
11
1. Intoksikasi :
4) Gangguan kesadaran
5) Gangguan kognitif
2. Putus zat
1) Halusinasi, ilusi.
2) Kejang
3) Gemetar
4) Mual / Muntah
5) Muka Merah
6) Konjungtiva Merah
7) Kelemahan umum
8) Insomnia
10) Berkeringat
11) Hipertensi
12
2.6.2 Opioid
1. Intoksikasi
3) Analgesia
4) Mual Muntah
5) Bicara Cadel
6) Bradikardia
7) Kontriksi Pupil
8) Kejang
2. Putus zat
2) Lakrimasi
3) Dilatasi Pupil
4) Pilo Ereksi
5) Takikardi
8) Mual-Muntah
9) Diare
13
10) Insomia
2.6.3 Kanabis
1. Intoksikasi
4) Waham kejar dan paranoid, ilusi, cemas, depresi, panic serta takut
mati
8) Keringat Banyak
9) Gelisah
2. Putus zat
1) Insomia
2) Mual
14
3) Mialgia
4) Cemas
5) Gelisah
6) Mudah tersinggung
7) Demam
8) Berkeringat
10) Depresif
11) Bingung
12) Diare
1. Intoksikasi
2) Psikologis :
(3) Agresif
(4) Iritabel
15
(6) Gangguan pemusatan perhatian
2. Putus zat
1) Mual, muntah
2) Lemah, letih
3) Takhikardia
4) Berkeringat
6) Ansietas
7) Depresi
8) Iritabel
2.6.5 Kokain
1. Intoksikasi
1) Takhikardia
2) Dilatasi Pupil
4) Berkeringat
16
5) Tremor
6) Mual , Muntah
8) Halusinasi visual
9) Nyeri dada
10) Euforia
14) Panik
2. Putus zat
1) Keletihan
3) Agitasi psikomotor
17
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui apa saja gangguan yang
terjadi karena zat psikoaktif, serta penyebab dan diagnosa yang dapat diangkat.
Serta dapat mengetahui kondisi orang yang sedang mengonsumsi zat dan juga
orang yang sedang putus zat.
18
DAFTAR PUSTAKA
19