Bioloogi
Bioloogi
Memulai hemodialisis:
a. Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet
b. Ujung VBL line dihubungkan dengan punksi outlet
c. Semua klem dibuka, kecuali klem infus set 100 ml/m, sampai sirkulasi darah terisi
darah semua.?4.Jalankan pompa darah (blood pump) dengan Qb
d. Pompa darah (blood pump stop, sambungkan ujung dari VBL dengan punksi outlet
e. Fiksasi ABL & VBL (sehingga pasien tidak sulit untuk bergerak)
f. cairan priming diampung di gelas ukur dan jumlahnya dicatat (cairan dikeluarkan
sesuai kebutuhan) .
g. Jalankan pompa darah dengan Qb = 100 ml/m, setelah 15 menit bisa dinaikkan sampai
300 ml/m (dilihat dari keadaan pasien)
h. Hubungkan selang-selang untuk monitor : venous pressure, arteri pressure, hidupkan
air/ blood leak detector
i. Pompa heparin dijalankan (dosis heparin sesuai keperluan). Heparin dilarutkan dengan
NaCl
j. Ukur TD, Nadi setiap 1 jam. Bila keadaan pasien tidak baik/ lemah lakukan mengukur
TD, N, lebih sering.
k. Isi formulir HD antara lain : Nama, Umur, BB, TD, S, N, P, Tipe GB, Cairan priming
yang masuk, makan/minum, keluhan selama HD, masalah selama HD.
CATATAN !!!!
1. Permulaan HD posisi dialyzer terbalik setelah dialyzer bebas udara posisi kembalikan
ke posisi sebenarnya.
2. Pada waktu menghubungkan venous line dengan punksi outlet, udara harus diamankan
lebih dulu
3. Semua sambungan dikencangkan
4. Tempat-tempat punksi harus harus sering dikontrol, untuk menghindari terjadi
perdarahan dari tempat punksi.
Mesin
? Memprogram mesin hemodialisis :
1.Qb : 200 – 300 ml/m
2.Qd : 300 – 500 ml/m
3.Temperatur : 36-400C
4.TMP. UFR
5.Heparinisasi
? Tekanan (+) /venous pressure
Trans Membran Pressure / TMP Tekanan (-) / dialysate pressure
? Tekanan (+) + tekanan (-)
Tekanan / pressure :
Arterial pressure / tekanan arteri : banyaknya darah yang keluar dari tubuh
Venous pressure / tekanan vena : lancar/ tidak darah yang masuk ke dalam.
HeparinisasiDosis heparin :
Dosis awal : 25 – 50 U/kg BB
Dosis selanjutnya (maintenance) = 500 – 1000 U/kg BB
Cara memberikanKontinus
Intermiten (biasa diberikan tiap 1 jam sampai 1 jam terakhir sebelum HD selesai)
Heparinisasi umum
Kontinus :
Dosis awal : ……. U
Dosis selanjutnya : …… U
Intermitten :
Dosis awal : …… U
Dosis selanjutnya : ……. U
Heparinisasi regional
Dosis awal : …… U
Dosis selanjutnya : ….. U
Protamin : …. U
Heparin : protamin = 100 U : 1 mg
Heparin & protamin dilarutkan dengan NaCl.
Heparin diberikan/ dipasang pada selang sebelum dializer.
Protamin diberikan/ dipasang pada selang sebelum masuk ke tubuh/ VBL.
Heparinisasi minimal
PASIENKU pasien
TTV
Perdarahan
Tempat punksi inlet, outlet
Keluhan/ komplikasi hemodialisis
CATATAN :
Obat menaikkan TD ( tu. pend hipotensi berat) : Efedrin 1 ampul + 10 cc aquadest kmd
disuntik 2 ml/IV
Pre Hemodialis
Pada pre hemodialisis, kegiatan perawatan meliputi : menghidupkan mesin, meyediakan alat-
alat, memasang alat pada mesin, sirkulasi cairan NaCl pada mesin, mengawasi penimbangan
berat badan pasien, mengukur suhu badan, mengukur tekanan darah dan menghitung denyut
nadi.
Intra Hemodialisa
Pada tahap pemasangan alat dan selama pemasangan, kegiatannya meliputi : desinfeksi
daerah penusukan, pemberian anestesi lokal (kalau perlu), penusukan jarum, pemasukan
heparin (bolus), selanjutnya menyambung jarum pada arteri blood line. Lalu menekan tombol
BFR, membuka klem venous dan arteri blood line, memprogram penurunan berat badan,
waktu pelaksanaan, venous pressure, kecepatan aliran heparin dan UFR. Kemudian
menghubungkan heparin contnous ke sirkulasi, monitoring pernafasan, makan dan minum,
pengaturan posisi tubuh, monitoring alat-alat dan kelancaran sirkulasi darah, mengukur
tekanan darah dan menciptakan suasana ruangan untuk mengisi kegiatan pasien selama
hemodialisis berlangsung.
Post Hemodialisis
Pada tahap penghentian hemodialisis meliputi : penghentian aliran darah, mencabut jarum
inlet dan menekan bekas tusukan sambil menunggu sampai aliran darah pada venous blood
line habis. Langkah selanjutnya adalah mencabut jarum out line dan menekan bekas tusukan,
mengganti gaas bethadine dan fiksasi dengan plester. Setelah penghentian hemodialisis,
dilakukan pengukuran tekanan darah, mengukur suhu, mengawasi penimbangan berat badan,
membereskan alat-alat dan dilanjutkan dengan desinfeksi alat.
Semua kegiatan baik pada tahap pre hemodialisis selama pemasangan dan penghentian
hemodialisis dilakukan oleh perawat kecuali penimbangan berat badan dan minum yang pada
beberapa pasien dilakukan sendiri. Disamping itu beberapa pasien telah dapat melaporkan
pada perawat apabila ada ketidakberesan pada mesin atau akses vaskular, setelah mencoba
mengatasi sendiri.
Sistem pencatatan dan pelaporan yang dijalankan dalam bentuk lembaran observasi pasien
yang berisi tentang : TTV sebelum atau selama dan sesudah HD, BB sebelum dan sesudah
HD, dosis heparin, program penurunan BB , priming dan keluhan pasien setelah HD.
Pembuatan rencana perawatan pasien sudah berjalan dimana dalam pengkajian meliputi data
fisik dan psikososial. Data psikososial yang dikaji sebatas pada adanya rasa cemas dan bosan.
Intervensi
Intervensi keperawatan yang dilakukan mengarah kepada pemberian bantuan sepenuhnya.
Hal ini dapat terlihat dari kegiatan :
a. Pada tahap persiapan
Persiapan alat dan mesinSelama ini pasien dipersilahkan masuk ke ruangan HD dalam
keadaan mesin sudah siap pakai karena perawat sudah menyiapkannya. Pada saat itu pasien
menunggu di ruang tunggu. Sebenarnya bagi pasien yang memungkinkan bisa dilibatkan
sejak awal, dari mulai menghidupkan mesin, mempersiapkan alat-alat, memasang alat pada
mesin sampai mesin tersebut dipakai.
Menimbang BBPenimbangan BB bagi pasien yang mampu memang sudah dilakukan sendiri
oleh pasien begitu mereka masuk ruangan. Pasien menyebutkan berapa BBnya dan perawat
mencatatnya dalam lembaran observasi. Dalam hal ini pasien dapat diberi kesempatan untuk
mencatat Bbnya sendiri, namun tetap dalam pengawasan perawat.
Mengukur suhu badan, tekanan darah dan menghitung denyut nadiKegiatan-kegiatan ini
semuanya masih dilakukan oleh perawat. Sebenarnya dapat mulai dikenalkan kepada pasien
mengenai alat-alat dan cara pengukurannya, mulai dari hal-hal yang sedrhana tapi dapat
menarik minat untuk belajar.
b. Pada tahap pelaksanaan
c. Pada tahap penghentian.
RINGKASAN
Hemodialisis adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa
mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui
“ginjal buatan”.
Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi
Hiperkalemia, Asidosis, Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah, Kelebihan cairan,
Perikarditis dan konfusi yang berat, Hiperkalsemia dan hipertensi.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hemodialisa adalah pengobatan bagi orang yang menurun fungsi ginjalnya. Hemodialisa
mengambil alih fungsi ginjal untuk membersihkan darah dengan cara mengalirkan melalui
“ginjal buatan”.
Pasien yang memerlukan hemodialisa adalah pasien GGK dan GGA apabila terdapat indikasi
Hiperkalemia, Asidosis, Kadar ureum/kreatinin tinggi dalam darah, Kelebihan cairan,
Perikarditis dan konfusi yang berat, Hiperkalsemia dan hipertensi.
3.2 Saran
Semakin berkembangnya zaman dan teknologi semakin meningkat juga resiko akan
penyakit pada manusia terutama dalam hal ini kehilangan fungsi ginjal atau gagal ginjal,
maka hemodialisis merupakan sarana penting dalam mengatasi hal ini sehingga dapat
mengembalikan fungsi ginjal yang sehat.