Sistem Pendidikan Islam2
Sistem Pendidikan Islam2
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pemikiran di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud definisi sistem pendidikan islam?
2. Apa Sistem Pendidikan Islam Dalam Hadits?
3. Apa Komponen Sistem Pendidikan ?
4. Apa Keistimewaan Sistem Pendidikan Islam ?
5. Apa Definisi Metode Pendidikan Islam ?
6. Apa Prinsip Metode PendidikaIslam ?
7. Apa Fungsi Pendidikan Islam ?
8. Bagaimana Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui apa yang telah menjadi rumusan masalah.
BAB II
PEMBAHASAN
· Al-Quran
Dikarenakan landasan utama dan holistik ajaran Islam yaitu Al-Qur’an, maka dalam
mengembangkan sayap pendidikan Islam harus bisa menerjemahkan wahyu Tuhan tersebut
secara cerdas ke dalam bahasa manusia, agar Al-Qur’an bisa lebih kontekstual dengan
keadaan zaman, karena Al-Qur’an memuat ajaran yang lengkap dalam berbagai aspek,[7]
Sebagaimana para mufassir mengemukakan bahwa Al-Qur’an merupakan sumber ajaran
yang tak lekang oleh waktu maka, dengan kata lain bahwa ajaran-ajaran yang
termaktub didalamnya sudah dipastikan memuat ajaran yang universal, kalaupun ada ayat-
ayat yang sifatnya temporal itu harus bisa diterjemahkan secara subtantif. Sehingga
pendidikan Islam seharusnya ketika mengalami kemunduran dan pudarnya sinergitas dalam
dataran praktis harus dikembalikan kepada dasar pendidikan Islam yaitu asas-asas Islam
sebagaimana yang digariskan Al-Qur’an, sebagaimana ungkapan HM.Arifin mengenai Al-
Qur’an bahwa Al-Qur’an mengandung dan membawa nilai-nilai yang membudayakan
manusia,hampir dua pertiga ayat-ayat Al-Qur’an mengandung motivasi kependidikan bagi
umat manusia.[8]
· Al-Hadits
Selain Al-Qur’an dalam Islam untuk menentukan hukum dan rujukan pola kehidupan
juga menggunakan hadits nabi, karena hadits dalam posisinya sebagai sumber kedua
sekaligus bentuk tafsir dan penjelasan terhadap Al-Qur’an. Terlebih dalam dataran praktek
hadits lebih mempunyai kecenderungan aplikatif, karena unsur dalam hadits selain
merupakan bagian dari wahyu juga bentuk responsibilitas terhadap persoalan yang
muncul,karena hadist merupakan interpretasi dan rangkuman dari sosok agung dalam Islam,
Nabi Muhammad SAW, sehingga dalam konsep pendidikan Islam, hadits merupakan
landasan filosofis dalam pengembangan sistematika pendidikan Islam, terlebih dalam Hadits
banyak sekali menekankan tentang akhlak dan pendidikan.
Seiring dengan kemajuan zaman dan perbedaan budaya, maka tuntutan dan persoalan
umat menjadi rumit dan berkembang, sedang Al-Qur’an dan Hadist sudah tidak turun lagi
untuk menjawab persoalan umat sebagaimana pada masa kerasulan Muhammad SAW. Maka
kita harus meyakini lebih dalamlagi bahwa Al-Qur’an dan Hadist merupakan sumber hukum
yang tak terbatas waktu, kalaupun secara tekstual itu menunjukan hukum periodik namun
secara prinsip Al-Qur’an dan Hadist berlaku tanpa batas waktu, ini yang menuntut
kecerdasan dan pemahaman untuk lebih memahami pesan dan hukum dari kedua sumber
ajaran Islam tersebut, Sehingga pendidikan Islam selain tetap mengacu pada kedua sumber
tersebut juga, tetap terbuka terhadap unsur lain dalam menentukan rujukan seperti halnya
Ahmad Tafsir menambahkan Akal sebagai sumber filosofis pendidikan Islam.
Dengan demikian dasar-dasar Pendidikan Islam paling tidak yaitu terdiri dari Al-
Qur’an, Sunah dan ijtihad, walaupun sebenarya ijtihad disini hanya pemahaman dan
penerjemahan terhadap kedua sumber utama tersebut, namun seperti yang dijelaskan
tadi perlunya ijtihad digunakan karena semakin banyaknya permasalahan yang berkembang
sekarang ini dalam bidang pendidikan, sehingga ijtihad bisa menjadi sumber lain dalam
penyelenggaran pendidikan, karena diperlukannya pemikiran-pemikiran baru yang
berhubungan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga perlu adanya
terobosan ilmiah sebagai penunjang dalam pengembangan Pendidikan Islam secara
sistematis.
Pengembangan sistem pendidikan yang sistematis merupakan harapan mendasar untuk
memperbaiki sistem pendidikan Islam saat ini. Jadi dengan pengembangan sistem pendidikan
yang mengadopsi dari hal-hal baru yang baik merupakan suatu keharusan, dengan catatan
sesuai dengan konsep dasar landasan pendidikan islam yaitu Al-Qur’an dan Hadis,karena
dengan membuka diri kepada sesuatu yang baru yang baik, sejalan dengan dialektika
pendidikan. Karena pendidikan tidak hanya mengajarkan sejumlah pengetahuan, namun
justru mengajarkan bagaimana suatu pengetahuan itu disusun dan ditemukan.[9]
1. Tujuan
Tujuan pendidikan berfungsi sebagai arah yang ingin dituju dalam aktivitas
pendidikan. Dengan adanya tujuan yang jelas, maka komponen-komponen pendidikan yang
lain serta aktivitasnya senantiasa berpedoman kepada tujuan, sehingga efektivitas proses
pendidikannya selalu diukur apakah dapat dan dalam rangka mencapai tujuan atau tidak.
Menurut al-Abrasyi, tujuan akhir pendidikan Islam adalah:[11]
a. Pembinaan akhlak
b. Menyiapkan peserta didik untuk hidup di dunia dan akhirat
c. Penguasaan ilmu
d. Keterampilan bekerja dalam masyarakat
2. Siswa
Siswa/peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan
dirinya melalui proses pendidikan pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Peserta didik dalam pendidikan Islam selalu terkait dengan pandangan Islam tentang
hakikat manusia, yaitu makhluk yang memiliki dua dimensi (jasmanyiah dan ruhaniyah) yang
didesaian dengan sebaik-baik model dan sekaligus fleksibel serta berpotensi tinggi untuk
dikembangkan. Keutamaan lain yang diberikan Allah SWT adalah fitrah, yakni potensi
manusiawi yang educable.[12]
3. Pendidik
Secara umum, pendidik adalah orang yang mempunyai tanggung jawab untuk
mendidik. Sementara secara khusus, pendidik dalam perspektif pendidikan Islam adalah
orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan peserta didik dengan
mengupayakan perkembangan seluruh potensi peserta didik sesuai dengan nilai-nilai ajaran
Islam.[13]
4. Materi/isi Pendidikan
Materi adalah bahan-bahan pelajaran yang disajikan dalam proses kependidikan
dalam suatu sistem institusional pendidikan.[14]
Materi/isi pendidikan adalah segala sesuatu pesan yang disampaikan oleh pendidik
kepada siswa dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Dalam usaha pendidikan yang
diselenggarakan di keluarga, di sekolah, dan di masyarakat, terdapat syarat utama dalam
pemilihan beban/materi pendidikan, yaitu: (a) materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan,
(b) materi harus sesuai dengan kebutuhan siswa.[15]
Klasifikasi Ibnu Khaldun tentang ilmu-ilmu dasar pengetahuan Islam yang bersumber
dari Al Qur’an meliputi sebagai berikut:[16]
a. Ilmu pengetahuan filosofi dan intelektual, terdiri dari: logika, fisika, medis, pertanian,
metafisika, serta ilmu yang berkaitan dengan kuantitas.
b. Ilmu-ilmu pengetahuan yang disampaikan (transmitted sciences), terdiri dari: ilmu Al
Qur’an, tafsir dan tajwid, ilmu hadis, ilmu fiqh, teologi (ilmu ketuhanan), dan bahasa.
5. Lingkungan Pendidikan
Lingkungan Pendidikan adalah suatu ruang dan waktu yang mendukung kegiatan
pendidikan. Proses pendidikan berada dalam suatu lingkungan, baik lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah atau lingkungan masyarakat.
a. Lingkungan keluarga, merupakan awal mula pendidikan Islam
b. Lingkungan sekolah, terdiri dari: Raudhatul Atfal, Madrasah Diniyah, Madrasah Ibtidaiyah,
Madrasah Tsanawiyah, Madrasah Aliyah, Universitas Islam
c. Lingkungan masyarakat, contohnya: pondok pesantren, masjid dan mushala, TPA.[17]
6. Alat Pendidikan
Alat pendidikan adalah pendukung dan penunjang pelaksanaan pendidikan yang
berfungsi sebagai perantara pada saat menyampaikan materi pendidikan, oleh pendidik
kepada siswa dalam mencapai tujuan pendidikan. [18]
Alat pendidikan dapat membentu dan bahkan terkadang dalam hal tertentu dapat
menggantikan peran pendidikdalam proses pembelajaran.[19]
Dalam prakteknya paling tidak ada dua macam alat pendidikan. Pertama alat
pendidikan dalam arti metode, kedua alat pendidikan dalam arti perangkat keras yang
digunakan seperti media pembelajaran dan sarana pembelajaran.
A. Kesimpulan
Pendidikan dalam Islam merupakan proses perubahan sikap dan tatalaku orang dalam
usaha mendewasakan manusia supaya pengajaran dan pelatihan. Pendidikan Islam adalah
usaha maksimal untuk menentukan kepribadian anak didik berdasarkan ketentuan-ketentuan
yang telah di gariskan dalam al-qur’an dan as-sunnah/al-hadits.
Al-qur’an merupakan pendidikan secara umum, yang merupakan pendidikan secara khusus,
kelebihan dalam al-qur’an terletak pada metode yang menakjubkan dan unik sehingga dalam
konsep pendidikan yang terkandung di dalamnya, al-qur’an mampu menciptakan individu
yang beriman dan senantiasa meng-Esakan Allah, serta mengimani hari akhir.
Assunnah/al-hadits adalah: Perbuatan, perkataan ataupun pengakuan Rosul Allah SWT,
pengakuan itu sendiri adalah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rosulullah,
untuk membina umat manjadi manusia seutuhnya. Al-Hadits sebagai dasar Islam tidak
terlepas dari fungsi itu sendiri terhadap al-qur’an, fungsi as-sunnah terhadap al-qur’an adalah
sangat penting.
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terdiri dari komponen-komponen yang masing-
masing bekerja sendiri dalam fungsinya yang berkaitan dengan fungsi dari komponen lainnya
yang secara terpadu bergerak menuju ke arah satu tujuan yang telah ditetapkan.
Metode menurut Dra. Hj. Nur Uhbiyati ada lima macam yaitu: a. Metode Pendidikan
melalui Teladan b. Metode Pendidikan melalui Nasihat c. Metode Pendidikan melalui Cerita
d. Metode Pendidikan melalui Kebiasaan e. Metode Pendidikan melalui Peristiwa-Peristiwa
Sistem dan Metode Pendidikan Islam yang Seharusnya antara materi, metode, dan tujuan
pendidikan harus saling berkaitan dan mengembangkan sehingga benar-benar efektif (tepat
guna) dan efesien (berhasil guna).Sehingga konsisten dan relevan dengan tujuan akhir
pendidikan islam yang hendak dicapai.
B. Saran
Setelah adanya kajian tentang sistem dan metode pendidikan Islam sebagaiamana yanag
dipaparkan dalam makalah ini, penulis berharap semoga kita sebagai calon guru PAI dapat
mengetahui bagaimana sistem pendidikan Islam. Sehingga setelah kita mengetahui
komponen-komponen yang terdapat di dalamnya, kita dapat “mengolahnya”, agar masing-
masing komponen yang bertugas sesuai fungsinya akan bekerja antara satu dengan yang
lainnya dalam rangkaian satu sistem. Serta mampu secara terpadu bergerak ke arah tujuan
sesuai dengan fungsinya. Demi tercapainya tujuan pendidikan Islam.
Sebagai pendidik yang bertanggung jawab untuk mengembangkan potensi peserta didik, kita
harus mampu mencetak generasi muslim yang berkualitas. Kita harus berani melakukan
terobosan baru, jangan terpaku pada metode lama. Kita harus mampu menggunakan metode
yang efektif dan efisien. Mempelajari tentang metode pendidikan Islam merupakan salah satu
langkah awal untuk menjadi pendidik yang profesional, demi terciptanya muslim yang
paripurna.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Rusli Karim, Pendidikan Islam antara Fakta dan Cita (Yogyakarta:Tiara Wacana,1991), h. 67
[2] Anas Sudjana, Pengantar Administrasi Pendidikan Sebagai suatu Sistem (Bandung: Rosda
Karya, 1997), h.21-26
[3] Muzayyin Arifin, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.73
[4] Bakhtiar, Adam. Paradigma Pendidikan Islam.
[5] Abdurahman Mas’ud, hal. 69
[6] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2004), hlm. 22
[7] Harun Nasution, Islam Rasional, (Bandung: Mizan, 1995), h. 25
[8] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), ha.25
[9] Muhmidayeli, Membangun Paradigma Pendidikan Islam, Program Pasca Sarjana UIN
Suska Riau, (Pekanbaru, 2007), h. 215.
[10] http://tutorialpai.mkdu.upi.edu (akses tanggal 18 maret 2013)
[11] Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 49
[12] Moh. Roqib, Ilmu Pendiidkan Islam, (Yogyakarta: LkiS, 2009), hlm. 59
[13] Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press, 2005),
hlm. 41
[14] Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), halm. 135
[15] http://tutorialpai.mkdu.upi.edu (akses tanggal 18 maret 2013)
[16] Arifin, Op. Cit., hlm 136