MINERAL OPTIK
5
6
Gambar 3. Mikroskop digital dengan layar video; data pengamatan sayatan tipis dikirim
ke layar LCD dan dapat disimpan di dalam hard disk (Sumber: Anonim, 2015)
7
Gambar 4. Mikroskup polarisasi binokuler digital dengan layar video yang lain
(Sumber: Anonim, 2015)
b. Prisma Nikol
Jika polarizer dipindahkan dari mikroskop dan sinar direfleksikan dari
permukaan ke bidang horizontal, maka bidang terpolarisasi menjadi gelap jika
diputar ke kanan. Biotit yang disayat memotong belahannya memiliki absorpsi
terbaik jika bidang belahan sejajar dengan bidang vibrasi terpolarisasi. Pada posisi
ini mineral menjadi gelap maksimum. Vibrasi gelapan juga dijumpai pada mineral
Tourmaline yang diputar ke kanan dari sumbu C. Kedudukan normal dari vibrasi
sinar yang melalui prisma (sinar ekstra-ordinary) dijumpai maksimum pada
kanada balsam. Prisma nikol digunakan untuk melakukan pengamatan pada posisi
nikol silang.
10
tidak bergeser-geser maka dapat dijepit dengan kedua penjepit. Meja obyektif
dapat dinaik-turunkan sesuai dengan kebutuhan dan posisi sentringnya.
Benang
silang
Gambar 9. Benang silang yang terdapat pada lensa okuler dalam mikroskup polarisasi.
(Sumber: Anonim, 2015)
g. Lensa Obyektif
Lensa Objektif diklasifikaskan berdasarkan nilai perbesarannya. Untuk
obyektif yang memiliki power rendah, maka focal length-nya di atas 13 mm dan
perbesarannya kurang dari 15 x; untuk power menengah focal length antara 12- 5
mm dan perbesarannya 40 x; dan power tinggi focal length kurang dari 4,5 mm
dan perbesarannya mencapai 40 x. Lensa obyektif yang sering digunakan adalah
yang berukuran 3 dan 7 mm . Dalam satu sayatan tipis sering terdiri atas suatu seri
bidang yang saling menumpang, dan hanya salah satunya saja yang dapat diamati.
Dalam lensa obyektif low-power, dapat dilihat obyek yang menumpang bidang
yang berbeda lainnya, tetapi dengan lensa high-power hal itu tidak mungkin
dilakukan. Tingkat kecerahan (brightness) dari image akan meningkat jika
hitungan aperturenya dapat diketahui dalam luasan pesegi.
h. Resolving Power
Bagian dari mikroskop yang berfungsi untuk pengaturan ketelitian alat.
Dengan meningkatkan resolving power untuk mempertajam obyek pengamatan
maka dapat mengurangi masa pemakaian alat. Dalam praktik petrografis,
dibutuhkan ketelitian maksimal sehingga sifat terkecil pun terdeteksi.Mata hanya
mampu membedakan 250 garis dalam 1 inci. Ketika dua titik berpindah dari
13
posisi 6.876x dari mata, maka yang terlihat hanya satu titik. Dengan bantuan
resolving power dan okuler, mata mampu membedakan pleurosigma angulatum
sebanyak 50.000 garis.
j. Mikrometer
Mikrometer berfungsi untuk mengukur jarak dalam sekala yang sempit,
contoh: diameter mineral. Terletak di atas meja obyektif. mPada pembacaan
langsung dalam meja obyektif, sekala dalam ratusan mm. Jadi, dalam suatu
pengamatan sayatan tipis dapat diketahui seberapa ratus mm dalam suatu divisi
kristal. Agar familier dalam penggunaannya, siswa dapat membuat sendiri
mikrometer tersebut.
14
k. Adjustment Screws
Adjustment screw
Gambar 11. Adjustment screw, mikrometer dan prisma nikol
(Sumber: Anonim, 2015)
dengan okuler, perlambatkan dalam memutar screw jika jarak obyektif dan
preparat sangat dekat. Lakukan pengamatan hanya jika obyek pengamatan benar-
benar telah fokus
lapangan. Ada beberapa jenis mikroskop polarisasi yaitu binokuler dan triokuler
baik nondigital maupun yang digital.
Untuk itulah setiap mineral memiliki sifat optis tertentu, yang dapat diamati
pada posisi sejajar atau diagonal terhadap sumbu panjangnya (sumbu c).
Pengamatan mikroskopis yang dilakukan pada posisi sejajar sumbu panjang
disebut pengamatan pada nikol sejajar.
17
1. Relief
Relief adalah sifat optis mineral atau batuan yang menunjukkan tingkat /
besarnya pantulan yang diterima oleh mata (pengamat). Semakin besar sinar yang
dipantulkan atau semakin kecil sinar yang dibiaskan oleh lensa polarisasi, maka
makin rendah reliefnya, begitu pula sebaliknya. Jadi, relief mineral berhubungan
erat dengan sifat indek biasnya; Nglas < Nmineral. Relief kadang-kadang juga
diimplikasikan oleh tebal-tipisnya sayatan. Sayatan yang telah memenuhi
standarisasi, tentunya memiliki relief yang standar juga, sehingga besarnya
tertentu.
Relief mineral dapat digunakan untuk memisahkan antara batas tepi mineral
yang satu dengan yang lain. Suatu batuan yang tersusun atas berbagai macam
mineral yang berbeda, masing-masing mineral tersebut tentunya memiliki sifat
optis yang berbeda pula. Jadi, kesemua itu akan membentuk relief; ada yang
tinggi, sedang atau rendah. Pada prinsipnya; kaca / air / udara memiliki indeks
bias sempurna, sehingga memantulkan seluruh sinar yang menembusnya. Namun,
suatu mineral memiliki indeks bias yang lebih rendah dibandingkan kaca / air /
udara, sehingga reliefnya lebih tinggi.
Bandingkan indeks bias yang dipantulkan oleh mineral dengan indeks bias
yang dipantulkan oleh kanada balsam. Kanada balsam memantulkan seluruh sinar
yang menembusnya. Mineral menyerap sebagian sinar dan memantulkannya
sebagian. Makin tidak berwarna sinar yang dipantulkan makin besar, sehingga
reliefnya makin rendah.
2. Pleokroisme
Pleokroisme yaitu sifat penyusupan mineral anisotropic dalam menyerap
sinar mengikuti sistem kristalografinya. Ditunjukkan oleh beberapa kali
perubahan warna kristal setelah diputar hingga 360O. Dapat diamati pada posisi
terpolarisasi maupun nikol sejajar. Mineral uniaxial disebut dichroic: dua warna
yang berbeda dari vibrasi sinar yang parallel terhadap sumbu vertikal dan sumbu
dasar. Mineral biaksial: trichroic, 3 perubahan warna berhubungan dengan 3
sumbu elastisitas utama. Ct: horenblende pleokrois kuat dan piroksen tak-
pleokrois.
A B
3. Bentuk Kristal
Bentuk kristal adalah bentuk suatu kristal mineral mengikuti pertumbuhan /
tata aturan pertumbuhan kristal. Bentuk kristal yang ideal pasti mengikuti susunan
atom dan pertumbuhan atom-atom tersebut, atau dapat pula mengikuti arah
belahannya. Sebagian besar mineral yang terbentuk oleh proses pembekuan
magma di luar, menunjukkan bentuk kristal yang tidak sempurna, karena
pembekuannya / pengkristalisasiannya sangat cepat sehingga bentuknya kurang
sempurna, begitu pula sebaliknya. Jadi, bentuk kristal dapat digunakan sebagai
parameter untuk mengetahui tingkat kristalisasi mineral secara umum. Namun,
mineral yang berukuran besar bukan berarti tingkat kristalisasinya sempurna.
19
Gambar 14. bentuk kristal euhedral, subhedral dan anhedral pada mineral piroksen (HBL:
horenblenda dan Px: piroksen).
(Sumber: Anonim, 2015)
4. Bentuk mineral
Bentuk mineral tidak harus sama dengan bentuk kristal. Bentuk mineral
adalah bentuk secara fisik, seperti takteratur (irregular), memanjang, prismatik,
fibrous, membulat dan lain-lain bentuk-bentuk mineral tersebut tidak
berhubungan dengan tingkat kristalisasinya. Bentuk mineral secara sempurna
dapat mengikuti bentuk pertumbuhan kristalnya, namun tidak dapat digunakan
sebagai parameter tingkat kristalisasi.
20
acicular
anhedral/irregular
bladed
blocky
elongate
euhedral
fibrous
prismatic
rounded
tabular
5. Belahan
Belahan adalah sifat mineral yang berhubungan dengan sistem kristalnya
juga. Pada umumnya, suatu mineral memiliki bentuk kristal dari suatu sistem
kristal tertentu, sesuai dengan pertumbuhan kristalnya. Pertumbuhan kristal
sendiri dibentuk / dibangun oleh susunan atom di dalamnya. Dengan demikian,
sisi-sisi susunan atom-atom tersebut menjadi lebih lemah dibandingkan dengan
ikatannya.
Hal itu berpengaruh pada tingkat kerapuhannya. Saat mineral mengalami
benturan / terdeformasi, maka pecahannya akan lebih mudah mengikuti arah
belahannya. Belahan lebih mudah diamati pada posisi nikol sejajar tetapi beberapa
mineral juga dapat diamati pada posisi nikol silang. Tidak semua belahan mineral
dapat diamati di bawah mikroskup, sebagai contoh adalah kuarsa dan olivin.
21
Gambar 20. kanan: Contoh mineral dengan susunan acak (belahan tidak jelas) atau tanpa
belahan: olivin; kiri: Contoh mineral kuarsa tanpa belahan
(Sumber: Anonim, 2015)
tipis 0,03 mm. Ct. warna interference kuarsa terrendah berada pada orde pertama
putih (abu-abu) atau mendekati warna kuning orde I. Warna interference dapat
dilihat dari posisi horizontal sayatan. Setelah warna interference diketahui,
pengamatan dilanjutkan melalui garis diagonalnya hingga didapatkan sifat
birefringence (BF). Dari posisi birefringence, dengan meluruskan ke bawah
melalui garis diagonal ke perpotongannya, akan diketahui ketebalan standarnya,
apakah lebih tebal atau tidak dari 0,03 mm. Orde warna interference dan
birefringence menggunakan tabel warna Michel-Levy .
Birefringence ditentukan dari refraksi ganda pada pantulan sinar maximum
(warna orde tertinggi). BF dapat dilihat jika posisi sayatan berada pada sudut
pemadaman 45O terhadap nikol. BF dapat digunakan (bertujuan) untuk menguji
ketebalan sayatan kristal. Sifat BF mineral dapat dilihat pada tabel sifat-sifat
mineral (Bloss, 1961; Kerr, 1959; Larsen and Berman, 1964; Rogers and Kerr,
1942) yang disertai dengan perubahan antara indeks refraksi tertinggi dan
terrendahnya.
Sifat difraksi maximum biasanya juga dapat diperikan dalam sifat ini. Jika
obyek memiliki belahan jelas atau bentuk kristalnya terorientasi pada keping gelas
dasarnya, beberapa partikel harus disusun ulang hingga berorientasi baru, yaitu
dengan membuka cover glass dan mineral didorong secara horizontal.
Birefringence secara relatif sama pada setiap kelompok (kelas) mineral yang
sama, ct. piroksen, amfibol dan plagioklas. Indeks refraksi dan warna mungkin
berbeda di antara satu kelompok mineral, namun warna BF-nya hampir sama.
BF dapat diamati di bawah mikroskup dengan memasang lensa Bertrand
(keping gipsum). Lensa Bertrand keberadaannya sering terpisah dari mikroskop.
Lensa ini dapat dilepaskan. Sifat BF dapat diamati pada posisi nikol silang, yaitu
dengan memasang lensa Bertrand pada posisinya (yaitu di atas analyzer).
Perubahan warna yang dihasilkan biasanya ditentukan oleh warna reliefnya dan
ketebalan sayatannya. Jika reliefnya rendah (tidak berwarna) maka memiliki sifat
BF tinggi. Kanada balsam memiliki sifat BF tertinggi hitam.
23
Gambar 17. Diagram Michel-Levy untuk mengetahui orde warna BF pada mineral;
yaitu warna interferene maksimum yang dapat dilihat setelah lensa Bertrand
(keping/prisma gips) dipasang
(Sumber: Anonim, 2015)
Gambar 18. Warna interferene maksimum yang dapat dilihat setelah lensa Bertrand
(keping/prisma gips) dipasang
(Sumber: Anonim, 2015)
24
Gambar 23. Kembaran sederhana Carlsbad, Polisintetik albit dan Pericline pada Plagioklas
(Sumber: Anonim, 2015)
pemadaman adalah sudut antara panjang atau belahan mineral dan kedudukan
vibrasi mineral. Nilai sudut pemadaman masing-masing mineral bervariasi
mengikuti arah orientasi butirannya.
Adapun Tipe Pemadaman adalah sebagai berikut:
c=Z
n
n
a=X
b=Y
c
Z
b
Y
a
XGambar 25. Pemadaman miring
(Sumber: Anonim, 2015)
30
Pemadaman orthopiroksen
PPL X
N
Sudut
pemadaman
2. Sifat-Sifat Fisik
Sifat-sifat secara fisik mineral plagioklas, terdiri dari albit, oligoklas,
andesin, bitownit, labradorit dan anortit.
a. Belahan : [001] baik, [010] baik
b. Warna: putih, abu-abu, putih kebiruan, putih kemerahan dan putih kehijauan.
c. Density: 2,61 – 2,76, rata-rata = 2,68
d. Diaphaniety: Transparent sampai translucent
e. Pecahan: Brittle – umumnya mirip dengan gelas dan mineral-mineral non-
metallik.
f. Perlakuan: Massive - Granular – banyak dijumpai dalam granit dan batuan
beku lainnya.
g. Kekerasan: 6-6,5 - Orthoclase-Pyrite
h. Luminescence: Non-fluorescent.
i. Luster: Vitreous (Glassy)
j. Streak: putih
32
albit
albit anorthite
andesine
labradorit
bitownite
oligoclase
oligoclase
Gambar 27. Sifat-sifat fisik mineral plagioklas dari anorthit hingga albit
(www.webminerals.com/specimens)
3. Sifat-Sifat Optis
a. NCalc= 1,56 - dari Gladstone-Dale hubungannya (KC = 0,2101),
Ncalc=Dmeas*KC+1
b. Plagioclase * (Na,Ca)(Si,Al)4O8 C1 1
c. Albite NaAlSi3O8 C1 1
d. Oligoclase (Na,Ca)(Si,Al)4O8 C1 1
e. Andesine* (Na,Ca)(Si,Al)4O8 C1 1
f. Labradorite* (Ca,Na)(Si,Al)4O8 C1 1
g. Bytownite* (Ca,Na)(Si,Al)4O8 C1 1
h. Anorthite CaAl2Si2O8 P1,I1 1
33
Gambar 28. Kenampakan plagioklas dalam sayatan tipis nikol silang; identifikasi mineral
plagioklas lebih mudah dilakukan pada posisi nikol silang
(Sumber: Anonim, 2015)
1. Metode Michel-Levy
Ditentukan dengan berdasarkan besarnya sudut pemadaman yang dibentuk
oleh kembaran albit dalam plagioklas. Kembaran albit memiliki bidang (010)
dalam kembaran polysyntheti. Prosedurnya adalah:
a. Pertama-tama tentukan kembaran polisintetik pada bidang (010), tegak lurus
terhadap meja obyektif mikroskup (pada sumbu vertikal). Perilaku kristal
dapat diidentifikasi dengan memfokuskan bidang kembaran lamelae gelap
maksimum, selanjutnya diputar perlahan untuk mencari gelap maksimum /
terang maksimum berikutnya. Jika bidang kembaran pada kedudukan vertikal
(sejajar sb C), maka akan terlihat sama. Jika bidang kembaran pada
kedudukan miring (membentuk sudut dengan sb. C), maka akan nampak
bergerak dari sisi yang satu ke sisi yang lain, seakan-akan pada bidang/bagian
sayatan yang lain.
34
Gambar 29. Kembaran polisintetik albit pada plagioklas yang akan digunakan
sebagai dasar untuk mengetahui jenis plagioklasnya menggunakan metode
Michel-Levy
(Sumber: Anonim, 2015)
1. Pada Gambar meja obyektif telah diputar berlawanan arah dengan jarum jam,
sehingga nampak kembaran polisintetik albit. Sudut kembaran didapatkan
24,9o.
35
2. Pada gambar kanan nampak kristal yang sama setelah diputar searah jarum
jam hingga lamelae gelap maksimum, didapatkan sudut gelapan 26,2o.
3. Diketahui, bahwa selisih dari kedua data sudut gelapan adalah 2o, sehingga
dapat menggunakan metode Michel-Levy untuk mengetahui jenis
plagioklasnya. Sudut pemadaman rata-rata 25,55o.
4. Plot besarnya sudut pemadaman tersebut pada sumbu vertikal diagram
Michel-Levy, dan ketahui nama mineralnya dengan menarik secara lateralnya
hingga memotong garis lengkung. Didapatkan nilai An-44, sehingga nama
mineralnya andesin.
a. Untuk plagioklas dari batuan beku plutonik, kurva suhu rendah (garis tegas)
didapatkan An-44: Andesin
b. Untuk batuan vulkanik, berlaku kurva suhu tinggi (garis putus-putus),
didapatkan angka An-38: Andesin
Albit (An-0-10)
Oligoklas (An-10-30)
Andesin (An-30-50)
Labradorit (An-50-70)
Bitownit (An-70-90)
Anortit (An-90-100)
Gambar 30. Determinasi mineral plagioklas menggunakan metode Michel-Levy
(Sumber: Anonim, 2015)
Gambar 31. Kembaran Carlsbad pada mineral plagioklas; sisi kanan garis kuning
memiliki kembaran polisintetik dan sisi kiri kembaran sederhana Carlsbad.
(Sumber: Anonim, 2015)
Secara normal, suatu mineral yang terbentuk secara sempurna tanpa adanya
gangguan percepatan, akan membentuk sistem kristal dengan bentuk mineral yang
sempurna homogen. Struktur zoning adalah struktur mineral (biasanya plagioklas)
yang dari luar ke dalam (inti mineral) terjadi gradasional komposisi dari mineral
plagioklas kaya An ke mineral plagioklas kaya Ab. Ada tiga jenis struktur zoning,
yaitu Reverse Zoning, Oscillatory Zoning, Discontinuous Zoning, Sector Zoning
dan Patchy Zoning.
1. Reverse zoning (zoning terbalik) tersusun atas mineral yang makin ke dalam
(inti) makin kaya An-.
2. Oscillatory Zoning; zoning yang terbentuk dari osilasi repetitif bersekala
halus, antara 1-2 sampai 20-25 mol % An.
3. Discontinuous Zoning; suatu runtunan zona-zona lembut yang konsentris
(secara tak-menerus) dengan komposisi mol % An berubah (10-30 mol %
An) dari inti ke luar rim.
4. Sector Zoning; zoning yang terletak pada tepian-tepian orientasi kristalografi
dengan komposisi yang berbeda pada masing-masing sektornya.
5. Patchy Zoning; zoning secara lokal dalam beberapa bagian mineral, tanpa
mengikuti sistem kristalografinya.
c. Sektor zoning
Gambar 33. Beberapa contoh struktur zoning pada mineral plagioklas
(Sumber: Anonim, 2015)
nγ = 1.549 - 1.696
Relief : Rendah pada sayatan tipis dan, jika kaya Mg
Birefringence : 0.03-0.07 - Hingga orde 3 atau 4, warna kuat mineral
dapat menutupi warna interference-nya
Warna : Bervariasi dari coklat, coklat kemerahan, merah dan hijau
Pleokroisme : Pleokroisme kuat pada Z = Y > X.
Orientasi Optis : Belahan searah length slow
Pemadaman parallel atau mendekati parallel, dengan
sudut pemadaman maksimum beberapa derajad
Gambar 35. Sifat optis biotit (warna interference) tegak lurus sumbu C (atas) dan sejajar
sumbu C (bawah) pada sayatan tipis.
(Sumber: Anonim, 2015)
40
Pemadaman
Muskovit
Gambar 39. Klasifikasi mineral feldspar didasarkan pada kandungan unsur kalium
dan posisi K-feldspar dari mineral-mineral feldspar lainnya.
(Sumber: Anonim, 2015)
b. Sifat-sifat optis
1. Semuanya tak-berwarna dan non-pleochroic
2. Birefringence rendah, warna interference maksimal putih orde 1
3. Semuanya biaxial negatif, variabel 2V
c. Limpahan:
1. Microcline melimpah pada batuan plutonik: granitik, granodiorit, syenit; tidak
dijumpai dalam batuan vulkanik
2. Orthoclase melimpah pada batuan beku plutonik granitik, biasanya pada
batuan intrusi dangkal
3. Sanidin banyak dijumpai dalam batuan vulkanik riolitik dan trakitik
c. Fayalite = Fe2SiO4
1. Sifat-Sifat Fisik:
a. Warna: hijau-oliv, kuning-hijau, hijau, hijau-coklat, abu-abu
b. Pertumbuhan dan bentuk kristal: orthorombik, prismatik. Ditemukan sebagai
butiran, dalam agregat padatan dan massa yang terrekahkan.
c. Transparansi Transparan sampai translucent
d. Specific Gravity 3,2 – 4,2
e. Luster Vitreous
f. Belahan 2,1 ; 3,1- membentuk sudut 90º ; pecahan:Conchoidal
g. Pecahan Brittle
Karena secara fisik memiliki sifat dan kenampakan yang sama, kelompok
olivin sering hanya disebut "Olivin“ saja. Olivin sangat melimpah di alam, tetapi
hanya ditemukan sebagai mineral yang hanya dapat diamati di bawah mikroskop.
Pembeda dengan mineral lain:
1. Tourmaline – lingkungannya berbeda
2. Apatite – lebih lunak (5)
3. Garnet – ditemukan dalam kristal yang berbeda, belahan tidak ada
4. Willemite - fluoresce hijau
Biasanya ditemukan dengan: Feldspar, Serpentin, Horenblenda, Augite, Spinel,
Diopsid, Chromite, Fe-nikel
45
Tipe Lokasinya:
1. Peridotit Olivin dari St. Johns Island (Zebirget), Laut Merah (Mesir), Mogok
(Myanmar), Burma; Soppat, Kohistan, Pakistan; Pegunungan Ural (Russia);
Snarum, Norway; Mt. Vesuvius (Italy); dan daerah Eifel (Jerman)
2. San Carlos (San Carlos Indian Reservation), Gila dan Graham, Arizona.
3. Butiran yang lebih besar dijumpai di Fort Defiance (Buell Park dan Garnet
Ridge).
Klasifikasi Olivin:
1. Merupakan mineral jenis Orthosilikat – SiO4
2. Rumus kimia umum – (Mg,Fe)2SiO4
3. Terdiri dari 2 kelompok yaiti Forsterite – Mg2SiO4 dan Fayalit – Fe2SiO4
4. Pembentukannya di alam mengikuti diagram fasa.
5. Ditemukan dalam basalt dan gabbro, serta dalam batuan metamorf
ekuivalennya terutama batuan ultramafik dan marmer
6. Teralterasi menjadi serpentin
7. Karena komposisi olivin bervariasi, maka sifat fisik dan optisnya pun juga
berbeda
Gambar 41. Olivin dalam sayatan tipis pada posisi nikol silang dan warna BF-nya
(Sumber: Anonim, 2015)
Indeks refraksi:
Forsterit Fayalit
nα 1.636 1.827
nβ 1.651 1.869
nγ 1.669 1.872
Gambar 42. Fayalit dalam sayatan tipis pada posisi nikol silang dan warna BF-nya
(Sumber: Anonim,2015)
47
Gambar 43. Diagram klasifikasi mineral piroksen berdasarkan kandungan Ca, Fe dan Mg
(Sumber: Anonim, 2015)
Orthopiroksen -OPX
1. Formula umum – (Mg,Fe)2Si2O6 Terdiri dari dua anggota besar : Enstatit –
MgSiO3 dan Orthoferrosilit – FeSiO3.
2. Di alam, opx adalah campuran dari dua variabel komposisi sifat optis:
Birefringence bervariasi 0,007 sampai 0,020 dan Indeks bias:
48
En OFs
nα 1,649 1,768
nβ 1,653 1,770
nγ 1,657 1,788
3. Sudut 2VZ bervariasi dari 50 - 132°, tergantung pada komposisinya, jadi sifat
optisnnya menjadi negatif (2VZ>90°) atau positif (2VZ<90°), namun secara
umum negative.
Bentuk Kristal
a. Euhedral biasanya prismatik gemuk
b. Jika disayat memotong sumbu c memiliki 4 atau 8 sisi dengan belahan dua
arah membentuk sudut 90°
c. Jika disayat memanjang sejajar sumbu c memiliki belahan searah Sayatan
memotong sumbu c memperlihatkan: dua belahan 90° dan pemadaman
simetri.
49