Anda di halaman 1dari 14

KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3

PRODI NERS TK III SEM VI

DESSY ELSYANTI 616080715006


EIS KUSMITA 616080715008
KEZIA VISILIA 616080715015
OKTOPIOLANDA 616080715032
RADIATUL FITRI 616080715033
RORO ASTIE RIZKY 616080715036
ROSY SRYNIATY 616080715037
WIDYA OKTAVIONA 616080715054
YOGA GUMILANG 616080715056

MATA KULIAH : MANAJEMEN KEPERAWATAN

DOSEN PENGAJAR:
Ns. REVI YULIA, M.Kep

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA BUNDA PERSADA
BATAM TAHUN AJARAN 2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kepada Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah Karakteristik Kepemimpinan ini.
Kiranya materi ini dapat menambah ilmu dan wawasan kita sebagai perawat
dalam menajalankan tugas sebagai perawat professional yang mampu memimpin
dalam melaksanakan tindakan.
Kami menyadari bahwa makalah ini perlu dikaji dan disempurnakan
kembali, dengan kritik dan saran yang mendukung dan membangun dari berbagai
pihak, terlebih bila kita diskusikan bersama-sama untuk perbaikan yang akan
datang.
Akhir kata kami sampaikan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam proses penyusunan askep ini sehingga bermanfaat bagi kita
semua

Batam, 01 Februari 2018

Penulis

i
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kepemimpinan dalam konteks organisasi utamanya menekankan pada
fungsi pengarahan yang meliputi memberitahu, menunjukkan, dan memotivasi
bawahan.
Di dalam keperawatan kepemimpinan merupakan penggunaan ketrampilan
seorang pemimpin ( perawat ) dalam mempengaruhi perawat - perawat lain yang
berada di bawah pengawasannya untuk pembagian tugas dan tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan asuhan keperawatan sehingga tujuan keperawatan
tercapai. Setiap perawat mempunyai potensi yang berbeda dalam kepemimpinan,
namun ketrampilan ini dapat dipelajari sehingga selalu dapat diterapkan dan
ditingkatkan.

B. TUJUAN
Makalah ini bertujuan agar mahasiswa mampu mengetahui bagaimana
karakterisitik sebagai pemimpin dalam melaksanakan tindakan sesuai dengan ketentuan
yang ada. Mahasiswa diajarkan melalui kaakteristik kepemimpinan ini untuk menjadi
seorang pemimpin yang mampu menggunakan keterampilannya

BAB II
PEMBAHASAN
A. KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN
Karakteristik pemimpin dapat dimaknai sebagai ciri-ciri atau sifat yang
dimiliki oleh setiap pemimpin dalam melaksanakan tugas-tugas
kepemimpinannya. Ada empat karakteristik atau syarat pokok yang mutlak harus
dimiliki oleh seorang pemimpin (Hakiem, 2003):
1. Pemimpin harus peka terhadap lingkungannya, harus mendengarkan
saran-saran dan nasehat dari orang-orang di sekitarnya.
2. Pemimpin harus menjadi teladan dalam lingkungannya.
3. Pemimpin harus bersikap dan bersifat setia kepada janjinya, kepada
organisasinya.
4. Pemimpin harus mampu mengambil keputusan, harus pandai, cakap
dan berani setelah semua faktor yang relevan diperhitungkan.

Teori kepemimpinan berdasarkan ciri (traits theory) memberi petunjuk


tentang ciri-ciri pemimpin yaitu (Siagian, 2003):
1. Pengetahuan umum yang luas.
2. Kemampuan untuk tumbuh dan berkembang.
3. Kemampuan analitik.
4. Sifat inkuisitif atau rasa ingin tahu.
5. Keterampilan berkomunikasi secara efektif.
6. Kemampuan menentukan skala prioritas.
7. Rasionalitas.
8. Keteladanan.
9. Ketegasan.
10. Orientasi masa depan.
Berdasarkan karakteristik tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa
pemimpin harus memiliki keahlian dan kemampuan yang lebih baik dibandingkan
orang-orang yang dipimpin. Keahlian ini terlihat dari sifat, watak dan perilaku
yang tercermin dalam setiap tindakan.

Pendapat lain, secara umum seorang pemimpin yang baik harus memiliki
lima karakteristik atau cirri-ciri yakni:
1. Memiliki tanggung jawab seimbang, keseimbangan disini adalah antara
tanggung jawab terhadap pekerjaan yang dilakukan dan tanggung jawab
terhadap orang yang melaksanakan pekerjaan tersebut;
2. Model peranan yang positif, peranan disini adalah tanggung jawab,
perilaku, atau prestasi yang diharapkan dari seseorang yang memiliki
posisi khusus tertentu;
3. Mempunyai keterampilan komunikasi yang baik, pemimpin yang baik
harus bisa menyampaikan ide-idenya secara ringkas dan jelas, serta
dengan cara yang tepat;
4. Memiliki pengaruh positif, pemimpin yang baik memiliki pengaruh dan
menggunakan pengaruh tersebut untuk hal-hal yang positif;
5. Memiliki kemampuan untuk meyakinkan orang lain, pemimpin sukses
adalah pemimpin yang dapat menggunakan keterampilan komunikasi
dan pengaruhnya untuk meyakinkan orang lain terhadap sudut
pandangnya serta mengarahkan mereka pada tanggung jawab total
terhadap sudut pandang tersebut (Pulungan, 2001).

Swanburg (2000) menyatakan bahwa karakteristik pemimpin yang efektif


adalah sebagai berikut:
a. Intelegensi (pengetahuan, pendapat, keputusan, berbicara)
b. Kepribadian (mudah adaptasi, waspada, kreatif, kerjasama, integritas
pribadi yang baik, keseimbangan emosi dan tidak ketergantungan
kepada orang lain)
c. Kemapuan (bekerjasama, hubungan antar manusia dan partisipasi
sosial).

Berikut karakteristik kepemimpinan yang ideal


1. Wawasan yang luas
Karakteristik kepemimpinan yang utama adalah seorang pemimpin harus
memiliki wawasan yang luas. Hal ini diperlukan agar seorang pemimpin dapat
mengambil langkah terbaik dalam bertindak. Seorang pemimpin bukan hanya
harus berwawasan luas dalam hal ilmu, namun juga berwawalan luas dalam hal
emosi. Memahami berbagai macam emosi diperlukan agar seorang pemimpin
mampu dengan mudah memahami emosi dari setiap anggota.
2. Bertanggung jawab
Ketika menjadi seorang pemimpin berarti seseorang telah berani menerima
efek dari setiap keputusan yang telah diambil. Dalam setiap tindakan yang
diambil, tentunya seorang pemimpin harus siap dengan kemungkinan terburuk
dan pemecahan masalah. Untuk itu seorang pemimpin dituntut cekatan dan
memiliki pemikiran yang praktis. Seorang pemimpin juga bertanggung jawab
terhadap anggotanya dengan cara mendukung dan memotivasi anggota.
3. Jujur
Kejujuran diperlukan dalam segala hal, termasuk menjadi karakteristik
kepemimpinan. Pemimpin yang ideal adalah dia yang mampu jujur pada diri
sendiri dan orang lain. Ketika seorang pemimpin jujur, maka anggota yang lain
akan mengikuti. Untuk itu kejujuran adalah hal yang penting, karena kesalah
pahaman dapat dihindari ketika kejujuran diterapkan.
4. Bijaksana
Mengambil sebuah keputusan bukanlah hal mudah, karenanya seorang
pemimpin dituntut untuk bijaksana dalam mengambil keputusan. Kunci seseorang
itu adalah seorang yang bijak ketika dia berwawasan luas dan jujur. ( biasanya
mereka yang bijaksana, akan tercermin pada ketenangannya : baca artikel
sebelumnya : Tenang adalah kepribadian manusia yang tercerahkan )
5. Rela berkorban
Seseorang yang egois bukanlah pilihan tepat untuk menjadi pemimpin.
Pemimpin harus bisa mengesampingkan kepentingan pribadi diatas kepentingan
bersama. Jika memilih pemimpin egois, bisa dipastikan keputusan yang dibuat
akan merugikan semua kalangan.
6. Menghargai seseorang
Karakteristik kepemimpinan berikutnya adalah menghargai seseorang.
Seorang pemimpin yang hebat bukanlah individunya saja yang hebat, tapi juga
ada anggota hebat yang mendukungnya. Pemimpin baiknya memperhatikan
anggotanya dengan memberi motivasi dan reward kepada anggotanya. Dengan
demikian, anggota akan merasa dihargai oleh pemimpin.
7. Agen perubahan
Agen perubahan adalah seseorang yang mampu memacu perubahan, bukan
menuntut perubahan. Terkadang banyak orang salah dalam memahami maksud
dari “agen perubahan”. Banyak pemimpin yang hanya bisa menuntut adanya
perubahan, tanpa peduli kepada anggotanya. Padahal “agen perubahan”
dimaksudkan seorang pemimpin mampu memberikan gagasan, informasi dan
contoh sehingga timbulnya sebuah perubahan.

Menurut Davis yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2003:


290-291), ada 10 ciri utama yang mempunyai pengaruh terhadap kesuksesan
kepemimpinan dalam pemerintahan antara lain sebagai berikut :
1. Kecerdasan (Intelligence)
Penelitian-penelitian pada umumnya menunjukkan bahwa seorang
pemimpin yang mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi
daripada pengikutnya, tetapi tidak sangat bebrbeda.
2. Kedewasaan, Sosial dan Hubungan Sosial yang luas (Social maturity
and Breadht) Pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil dan
dewasa atau matang, serta mempunyai kegiatan dan perhatian yang
luas.
3. Motivasi diri dan dorongan berprestasi
Pemimpin secara relatif mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi
yang tinggi, mereka bekerja keras lebih untuk nilai intrinsik.
4. Sikap-sikap hubungan manusiawi
Seorang pemimpin yang sukses akan mengakui harga diri dan martabat
pengikut-pengikutnya, mempunyai perhatian yang tinggi dan
berorientasi pada bawahannya.
5. Memiliki Pengaruh Yang Kuat
Seorang pemimpin harus memiliki pengaruh yang kuat untuk
menggerakkan orang lain atau bawahan agar berusaha mencapai tujuan
kelompok secara sukarela.
6. Memiliki Pola Hubungan Yang Baik
Seorang pemimpin sukses mampu menciptakan pola hubungan agar
individu, dengan menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap
sekelompok orang agar bekerja sama dalam mencapai tujuan yang
dikehendaki bersama.
7. Memiliki Sifat-Sifat Tertentu
Seorang Pemimpin sukses memiliki sifat-sifat khusus seperti
kepribadian baik, kemampuan tinggi dan kemampuan tinggi dan
kemauan keras, sehingga mampu menggarakkan bawahannya.

8. Memiliki Kedudukan atau Jabatan


Seorang pemimpin selalu memiliki kedudukan atau jabatan dalam
organisasi, baik di pemerintahan maupun di masyarakat karena
kepemimpinan merupakan serangkaian kegiatan pemimpin yang tidak
dapat dipisahkan dari kedudukan jabatan dan gaya atau perilaku
pemimpin itu sendiri.
9. Mampu Berinteraksi
Seorang pemimpin yang baik akan selalu berinteraksi secara baik
dengan sesama pemimpin, bawahan dan masyarakat yang
dipimpinnya, dalam situasi dan kondisi apa pun, buruk maupun
menyenangkan.
10. Mampu Memberdayakan
Seorang pemimpin yang sukses biasanya mampu memberdayakan
bawahan dan masyarakat yang dipimpinnya.

Kepemimpinan dalam keperawatan harus mempunyai ciri-ciri khusus


seperti yang akan dibahas berikut in :

1. Fokus pada kelompok


Kepemimpinan lebih diarahkan pada kelompok- kelompok kerja yang
memiliki tugas atau fungsi masing-masing, Tidak memfokus pada
individu.hal ini akan berakibat tumbuh berkembangnya kerja sama dalam
kelompok-kelompok. Motivasi dalam individu akan menjadi tugas semua
orang dalam kelompok,jadi kelompok kerja menjadi sumber motifasi bagi
setiap anggota dalam kelompok.karna pemimpin selalu menilai kinerja
kelompok, bukan individu, maka masing-masing kelompok akan berusaha
memacu kerja sama yang sebaik-baiknya, kalau perlu dengan menarik
teman sekelompoknya yang kurang benar kerjanya.
2. Melimpahkan wewenang untuk membuat keputusan
Kepemimpinan tidak selalu membuat keputusan sendiri dalam segala hal,
tetapi hanya melakukan nya dalam hal yang akan lebih baik kalau dia yang
memutuskannya. Sisanya diserahkan wewenangnya kepada kelompok-
kelompok yang ada dibawah pengawasannya. Hal ini dilakukan terutama
untuk hal yang menyangkut cara melakanakan pekerjaan secara teknis.
Orang- orang yang ada dalam kelompok kerja yang sudah mendapatkan
pelatihan dan sehari-hari melakukan pekerjaan tulah yang lebih tau
bagaimana melakukan peerjaan itu.
3. Merangang kreatifitas
Setiap upaya meningkatkan mutu kinerja, apakah dalam menghasilkan
barang atau menghasilkan jasa, pada dasar nya selalu diperlukan adanya
perubahan cara kerja oleh karena itu pemimpin justruu perlu merangang
timbulya llreatifitas diklangan orang- orang yang dipimpin nya guna
menciptakan hal- hal baru yang sekiranya akan menghasilkan kinerja yang
lebih bermutu. Seorang pemimpin tidak selayak nya memaksakan ide –ide
lama yang sudah terbukti tidak dapatmenghasilakan mutu kinerja yang
diharapkan. Setiap ide baru yang dimaksd kan untuk menghasilkan
sesuatau yang lebih bermutu darimana pun asalnya patut disambut baik.
Orang- orang dalam organisasi harus dibuat tidak takut untuk berkreasi.
4. Memberi semangat dan motifasi untuk berinisiatif dan berinovasi
Seorang pemimpin harus selalu mendorong semua orang dalam
organisasinya untuk berani melakukan inovasi-inovasi, baik itu mencakup
cara kerja maupun barang dan hjasa yang dihasilkan.sebaliknya seorang
pemimpin tidak patuut mempertahankan kebiasaan-kebiasaan kerja lama
yang tidk terbukti menghasilkan mutu yang diharapkan.

5. Memikirkan program penyertaan bersama


Seorang pemimpin harus mampu mengupayakan adanya kerjasama dalam
tim,kelompok,atau dalam unit-unit organisasi.program-program mulai dari
tahap perencanaan sampai kepelaksanaan dan evaluasi dilaksanakan
melalui kerjassama bukan program sendiri yang bersifat individual.
6. Bertindak proaktif
Seorang pemimpin selalu bertindak proaktif yang bersifat prefentif dan
antisipatif. Pemimpin tidak hanya bertindak preaktif yang mulai
mengambil tindakan bila sudah terjadi masalah. Pimpinan yang proaktif
selalu bertindak untuk mencegah munculnya masalah dan kesulitan dimasa
yang akan datang. Setiap rencana tindakan sudah difikirkan akibat dan
konsekuensi yang akan muncul.dengan demikian kehidupan orgabnisasi
slalu dalam pengendalian pimpinan dalam arti semua sudah dapat
dierhitungkan sebelumnya.
7. Memperhatikan sumberdaya manusia
Sudah diakatan sebelumnya bahwa manusia adalah sumberdaya yang
paling utama dan paling berharga dalam setiap organisasi, oleh karena itu
SDM harus selalu mendapatkan perhatian yang besar dari pimpinan dalam
arti selalu diupayakan untuk lebih diberdayakan agar kemampuannya
selalu meningkat dari waktu ke waktu.program pelatihan, pendididkan, dll
kegiatan yang bersifat memberdayakan SDM harus dilembagakan bagi
setiap orang secara bergiliran sesuai keperluan dan situasi.
8. Bicara tentang adanya persaingan ketat
Setiap pimpinan selalu berusaha menyamai mutu kinerja organisasi lain.
Bila pimpinan berbicara tentang mu organisasi lain dan kemudian ingin
meyamai atau melebihi mutu organisasi lain itu, berarti pimpinan itu
berbicara tentang persaingan. Setiap oorganisasi berusaha mendapatkan
pelanggan yang lebih banyak dan berciri lebih baik. Usaha ini hanya akan
berhasil kalau organisasi itu mampu berkinerja yang mutunya lebih tinggi
dari organisasi lain.

9. Membina karakter, budaya dan iklim organisasi.


Karakter suatau organisasi tercermin dari pola sikap dan prilaku orangnya.
Sikap prilaku dan organisasi yang cenderung menimbulkan rasa senang
dan puas pada pihak pelanggan nya perlu dibina oleh pimpinan. Demikian
pula budaya organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai tertentu yang
relevan dengan mutu yang diinginkan oleh organisasi itu.misalnya dalam
lembaga pendidikan perlu dikembangkan budaya yang menjunjung tinggi
kejujuran, kepelayanan dan sebagainya.namun demikian karakter dan
budaya organisasi itu hanya akan tumbuh dan berkembang bila iklim
organisasi itu menunjang. Oleh karena itu pimpinan harus membina iklim
organisasinya agar kondusif bagi tumbuh dan kembangny a karajter dan
budaya organisasinya.
10. Kepemimpinan yang tersebar.
Pemimpin tidak berusaha memusatkan kepemimpinan pada dirinya, tetapi
akan menyebarkan kepemimpinan itu pada orang-orang lain, dan
menyisakan pada dirinya yang memang harus dipegang oleh seorang
pimpinan. Kepemimpinan yang dimaksud adalah pengambilan keputusan
dan pengaruh pada orang lain.pengambilan tentang kebijaksanaan
organisasi tetap ditangan pimpinan atas, dan lainnya yang bersifat
operasional atau yang bersifat teknis disebarkan kepada orang lain sesuai
kedudukan dan tugasnya.

Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa seorang


pemimpin harus mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada
bawahannya dan mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi
pula.

Disamping itu untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin


dapat dilihat melalui indikator-indikator. Menurut Siagian (2002: 121),
indikator-indikator yang dapat dilihat adalah sebagai berikut :
1. Iklim saling mempercayai
Hubungan seorang pemimpin dengan bawahannya yang
diharapharapkan adalah suatu hubungan yang dapat menumbuhkan
iklim/suasana saling mempercayai. Keadaan seperti ini akan menjadi
suatu kenyataan apabila di pihak pemimpin memperlakukan
bawahannya sebagai manusia yang bertanggungjawab dan di pihak
lain bawahan dengan sikap mau menerima kepemimpinan atasannya.
2. Penghargaan terhadap ide bawahan
Penghargaan terhadap ide bawahan dari seorang pemimpin dalam
sebuah lembaga atau instansi akan dapat memberikan nuansa tersendiri
bagi para bawahannya. Seorang bawahan akan selalu menciptakan ide-
ide yang positif demi pencapaian tujuan organisasi pada lembaga atau
instansi dia bekerja.
3. Memperhitungkan perasaan para bawahan
Dari sini dapat dipahami bahwa perhatian pada manusia
merupakan visi manajerial yang berdasarkan pada aspek kemanusiaan
dari perilaku seorang pemimpin.
4. Perhatian pada kenyamanan kerja bagi para bawahan.
Hubungan antara individu dan kelompok akan menciptakan
harapanharapan bagi perilaku individu. Dari harapan-harapan ini akan
menghasilkan peranan-peranan tertentu yang harus dimainkan.
Sebagian orang harus memerankan sebagai pemimpin sementara yang
lainnya memainkan peranan sebagai bawahan. Dalam hubungan tugas
keseharian seorang pemimpin harus memperhatikan pada kenyamanan
kerja bagi para bawahannya.
5. Perhatian pada kesejahteraan bawahan
Seorang pemimpin dalam fungsi kepemimpinan pada dasarnya
akan selalu berkaitan dengan dua hal penting yaitu hubungan dengan
bawahan dan hubungan yang berkaitan dengan tugas. Perhatian adalah
tingkat sejauh mana seorang pemimpin bertindak dengan
menggunakan cara yang sopan dan mendukung, memperlihatkan
perhatian segi kesejahteraan mereka. Misalkan berbuat baik terhadap
bawahan, berkonsultasi dengan bawahan atau pada bawahan dan
memperhatikan dengan cara memperjuangkan kepentingan bawahan.
Konsiderasi sebagai perilaku kepemimpinan yang berorientasi pada
bawahan seringkali ditandai dengan perilaku pemimpin yang
cenderung memperjuangkan kepentingan bawahan, memperhatikan
kesejahteraan diantaranya dengan cara memberikan gaji tepat pada
waktunya, memberikan tunjangan, serta memberikan fasilitas yang
sebaik mungkin bagi para bawahannya.

6. Memperhitungkan faktor kepuasan kerja para bawahan dalam


menyelesaikan tugas-tugas yang dipercayakan padanya.
Dalam sebuah organisasi seorang pemimpin memang harus
senantiasa memperhitungkan faktor-faktor apa saja yang dapat
menimbulkan kepuasan kerja para bawahan dalam menyelesaikan
tugas-tugasnya, dengan demikian hubungan yang harmonis antara
pemimpin dan bawahan akan tercapai. Pengakuan atas status para
bawahan secara tepat dan professional Pemimpin dalam berhubungan
dengan bawahan yang diandalkan oleh bawahan adalah sikap dari
pemimpin yang mengakui status yang disandang bawahan secara tepat
dan professional.
Dari pernyataan di atas dapat dipahami bahwa pengakuan atas
status para bawahan secara tepat dan professional yang melekat pada
seorang pemimpin menyangkut sejauh mana para bawahan dapat
menerima dan mengakui kekuasaannya dalam menjalankan
kepemimpinan.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
seseorang atau sekelompok orang untuk mau berbuat dan mencapai tujuan tertentu
yang telah ditetapkan.
Seorang pemimpin yang efektif tidak akan menggunakan kelebihannya
untuk menaklukkan orang lain, namun justru digunakan untuk mendorong
bawahannya dalam mencapai tujuan sesuai dengan kemampuan yang ada.

B. SARAN
1. Seorang pemimpin hendaknya mampu membimbing, mengarahkan dan
mengayomi anggotanya tanpa membedakan antara anggota yang satu
dengan anggota yang lain,
2. Dalam proses manajemen keperwatan seharusnya melibatkan seluruh
personil bukan hanya berpusat pada pemimpin atau manajer.
3. Segala keputusan yang dibuat harus dimusyawarahkan dan harus dapat
diterima oleh semua pihak dalam manajemen keperawatan.
4. Dengan karakteristik kepemimpinan yang efektif ini, diharapkan di masa
yang akan datang profesi keperawatan bisa diterima dengan citra yang baik
di masyarakat luas sebagai suatu profesi yang dikembangkan berdasarkan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sedang berkembang.

DAFTAR PUSTAKA

Hetty Ismainar,(2015),Managemen unit kerja untuk perekam medis dan informasi


kesehatann, Deepublish : yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai