Landasan normative bagi pelaksanaan dan aktivitas Muhammadiyah meliputi tiga hal yaitu :
Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah
Kepribadian Muhammadiyah Matan Keyakinan dan Cita-Cita hidup Muhammadiyah
Ketiga landasan normatif tersebut dijelaskan sebagai berikut :
1. Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah
a. Sejarah Perkembangannya Kegelisahan Ki Bagus Hadikusumo dalam melihat perkembangan zaman yang terus maju membawa konsekuensi logis terhadap cita-cita perjuangan Muhammadiyah. Untuk itulah Ki Bagus merumuskan konsep Muqadimmah Anggaran Dasar untuk dibahas dalam Mukhtamar darurat tahun 1946 di Yogyakarta. Rumusan ini diajukan dan dibahas kembali dalam Mukhtamar ke-31 tahun 1950 di Yogyakarta untuk mendapat pengesahan dari forum Mukhtamar. Namun dalam forum tersebut HAMKA juga membawa konsep, hingga Mukhtamar beum dapat mengesahkan konsep mana yang dipilih. Akhirnya Mukhtamar merekomendasikan untuk dibawa ke Sidang Tanwir tahun 1951. Dalam tanwir konsep dari Ki Bagus Hadikusumo yang dapat diterima dengan catatan penyempurnaan redaksional, sehingga dibentuklah tim penyempurna yang terdiri dari HAMKA, Mr.Kasman Singodimedjo, K.H.Farid Ma’ruf dan Zain Djambek. Latar belakang disusunnya Muqadimmah Anggaran Dasar oleh Ki Bagus Hadikusumo dan kawan kawan tersebut adalah : Belum adanya rumusan formal tentang dasar dan cita cita Muhammadiyah Adanya kecenderungan kehidupan rohani keluarga Muhammadiyah yang menampakkan gejala menurun sebagai akibat terlalu berat mengejar kehidupan duniawi Semakin kuatnya berbagai pengaruh alam pikiran dari luar, yang langsung atau tidak langsung berhadapan dengan faham dan keyakinan hidup Muhammadiyah Dorongan disusunnya Pembukaan Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945
Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah(MADM) merupakan rumusan
konsepsi yang bersumberkan Al Quran dan AsSunnah tentang pengabdian manusia terhadap Allah, amal, dan perjuangan setiap manusia muslim. MADM ini menjiwai dan menghembuskan semangat pengabdian dan perjuangan kedalam tubuh dan seluruh gerak organisasi Muhammadiyah. Dengan demikian, MADM juga menjiwai Anggaran Dasar Muhammadiyah.
b. Matan Muqadimmah Anggaran Dasar Muhammadiyah secara lengkap adalah sebagai
berikut (surat Al-Fatihah ayat 1-7) (Doa pembuka majelis) Ammaba’du bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak semata mata, bertuhan dan beribadah serta tunduk taat kepada Allah adalah satu satunya ketentuan yang wajib atas tiap tiap makhluk, terutama manusia. Hidup bermasyarakat itu adalah Sunnah (hukum qudrat-iradat) Allah atas kehidupan manusia didunia ini. Masyarakat yang sejahtera, aman, damai, makmur dan bahagia hanya dapat diwujudkan diatas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, bertolong-tolongan dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar benarnya, lepas dari pengaruh syaitan dan hawa nafsu. Agama Allah yang dibawa dan diajarkan oleh sekalian nabi yang bijaksana dan berjiwa suci, adalah satu satunya pokok hukum dalam masyarakat yang utama dan sebaik baiknya. Menjunjung tinggi hukum Allah lebih dari hukum yang manapun juga, adalah kewajiban mutlak bagi tiap tiap orang yang mengaku bertuhan kepada Allah. Agama islam adalah agama Allah yang dibawa oleh sekalian Nabi, sejak nabi Adam sampai Nabi Muhammad SAW dan diajarkan kepada umatnya masing masing untuk mendapatkan hidup bahagia di dunia dan di Akhirat. Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa tersebut, tiap-tiap orang, terutama umat islam, umat yang percaya kepada Allah dan hari kemudian, wajiblah mengikuti jejak sekalian nabi yang suci, beribadah kepada Allah dan berusaha segiat giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan masyarakat itu didunia ini, dengan niat yang tulus, murni, dan ikhlas karena Allah semata mata dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridla Nya belaka, serta mempunyai rasa tanggung jawab di hadlirat Allah atas segala perbuatannya, lagi ula harus sabar dan tawakal bertabah hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang menghalangi pekerjaannya, dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah yang Maha Kuasa. Untuk melaksanakan masyarakat yang demikian itu, maka dengan berkat dan rahmat Allah didorong oleh firman Allah dalam Qur’an : (Qs. Ali Imran : 104) Pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 Hijriyah atau 18 November 1912 Miladiyah, oleh Almarhum KHA. Dahlan didirikan suatu perserikatan sebagai “gerakan Islam” dengan Nama “Muhammadiyah” yang disusun dengan majlis-majlis (bahagian-bahagian)nya, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan “syura” yang dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan atau Mukhtamar. Kesemuanya itu perlu untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah perintah Allah dan mengikuti Sunnah Rasul Nya, Nabi Muhammad SAW guna mencapai karunia dan ridla Nya, didunia dan akhirat untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah sehingga merupakan : (Qs. As-Saba’:15) Maka dengan Muhammadiyah ini, mudah-mudahan umat islam dapat di antar kepintu gerbang syurga “Jannatun Na’im” dengan keridlaan Allah yang Rahman dan Rahim. Dalama Muqaddimah Anggaran Dasar Muhammadiyah mengandung 7 pokok pikiran, yaitu: 1. Hidup manusia harus berlandas tauqid Allah, bertuhan dan beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah. 2. Hidup bermasyarakat merupakan sunnatullah. 3. Hanya dengan hukum Allah tata kehidupan sosial dapat berjalan dan berkembang secara positif. 4. Penempatan Islam sebagai sumber hukum tertinggi merupakan kewajiban manusia. 5. Agama Islam adalah agama seluruh utusan Allah, yang mana pengamalannya dengan ittiba’ rasul. 6. Organisasi merupakan alat realisasi ajaran Islam dalam hidup sosial. 7. Tujuan da cita-cita hidup Muhammadiyah adalah terwujudnya masyarakat utama, adil, makmur, yang diridlai Allah SWT.