Anda di halaman 1dari 26

Menjelaskan Hakikat Teknologi dan Teknologi Pembelajaran dan menerapkannya

dalam proses Pendidikan Agama Kristen

Frasa hakekat pada judul Teknologi dan Teknologi Pembelajaran dimaksudkan untuk
menolong kita membahas kedua kata (frasa) dalam berbagai aspek, seperti:
Pengertian tentang teknologi dan teknologi pembelajaran, jenis-jenis teknologi dan
topic-topik lain yang masih berhubungan dengan teknologi dan teknologi
pendidikan.Oleh karena itu maka beberapa frasa yang perlu diuraikan pada pokok ini
adalah teknologi dan teknologi pembelajaran.
Uraian tentang teknologi ini dimaksudkan untuk memahami apa sesungguhnya
teknologi itu. Dan bila sudah dipahami tentang teknologi maka akan sangat mudah bagi
kita untuk menghubungkannya dengan teknologi pembelajaran. Hal ini dapat dipahami
karena teknologi pembelajaran merupakan aplikasi dari teknologi (pengaruh teknologi)
yang kuat mempengaruhi manusia.

a. Teknologi
Dalam Wikipedia1[1] dan weblog arydj2[2] dinyatakan:
Penggunaan teknologi oleh manusia diawali dengan pengubahan sumber daya alam
menjadi alat-alat sederhana.Teknologi bagi kita merupakan pengetahuan terhadap
penggunaan alat dan kerajinan, dan bagaimana hal tersebut mempengaruhi
kemampuan untuk mengontrol dan beradaptasi dengan lingkungan alamnya.Salah satu
kebudayaan yang unggul pada waktu itu adalah Yunani.Beberapa Ilmu dihasilkan
melalui para filsuf yang bermukim di Yunani.Salah satu istilah yang mau dibahas adalah
“teknologi”.
Istilah ini dapat diterapkan secara umum atau spesifik: contoh‐contoh mencakup
"teknologi konstruksi", "teknologi medis", atau "state‐of‐the‐art teknologi"
Kita menggunakan teknologi dimulai dengan konversi sumber daya alam menjadi
peralatan sederhana. Penemuan yang prasejarah kemampuan untuk mengendalikan
api sehingga dapat mengolah makanan dan penemuan roda membantu manusia dalam
perjalanan di dalam dan mengendalikan lingkungan mereka.
Perkembangan teknologi terbaru, termasuk mesin cetak, telepon, dan Internet,
mengatasi hambatan fisik untuk komunikasi dan memungkinkan manusia untuk
berinteraksi dengan bebas pada skala global atau luas.Namun, tidak semua teknologi
ini telah digunakan untuk tujuan damai; pengembangan senjata yang semakin
meningkat kekuatan destruktif telah berkembang sepanjang sejarah, dari klub untuk
senjata nuklir.
Teknologi telah mempengaruhi masyarakat dan sekitarnya dalam beberapa cara.
Dalam masyarakat, teknologi telah membantu mengembangkan ekonomi yang lebih
maju (termasuk ekonomi global saat ini).Tetapi banyak proses‐proses teknologi juga
menghasilkan produk yang tidak diinginkan atau mengakibatkan sesuatu hal, contohnya
polusi, dan menguras sumber daya alam, dengan merusak bumi dan
lingkungannya.Berbagai implementasi teknologi mempengaruhi nilai‐nilai masyarakat
dan teknologi baru sering menimbulkan pertanyaan‐pertanyaan etika baru.Contohnya
meliputi munculnya gagasan tentang efisiensi dalam hal produktivitas manusia, istilah
yang awalnya hanya berlaku bagi mesin, dan tantangan dari norma‐norma tradisional.
Perdebatan filosofis telah muncul di masa kini dan masa depan menggunakan teknologi
dalam masyarakat, dengan teknologi ketidaksepakatan mengenai apakah memperbaiki
kondisi manusia atau memburuk itu. Neo‐Luddism, anarko‐primitivisme, dan
gerakan‐gerakan serupa mengkritik pervasiveness teknologi dalam dunia modern,
opining bahwa itu merugikan lingkungan dan mengasingkan rakyat; pendukung ideologi
seperti transhumanism dan techno‐progresivisme melihat
kemajuan teknologi terus bermanfaat untuk masyarakat dan kondisi manusia. Memang,
sampai saat ini, diyakini bahwa perkembangan teknologi dibatasi hanya untuk manusia,
tetapi penelitian ilmiah baru‐baru ini menunjukkan bahwa primata lain dan masyarakat
lumba‐lumba tertentu telah mengembangkan alat yang sederhana dan belajar untuk
menyampaikan pengetahuan mereka kepada generasi yang lain.3[3]

Pengertian Teknologi dari sisi Etimologi Kata


Sama dengan disiplin ilmu lainnya yang tidak dapat dipisahkan dengan kebudayaan
Yunani, maka kata teknologi juga dapat kita hubungkan dengan kata Yunani.Kata
teknologi berasal dari bahasa Yunani technología (τεχνολογία) ‐ TECHNE (τέχνη),
'kerajinan' dan‐Logia (‐λογία), studi tentang sesuatu, atau cabang pengetahuan dari
suatu disiplin.Teknologi juga dapat diartikan benda‐benda yang berguna bagi manusia,
seperti mesin, tetapi dapat juga mencakup hal yang lebih luas, termasuk sistem,
metode organisasi, dan teknik.4[4].
Kemudian kata Teknologi diterjemahkan ke bahasa Perancis yaitu “La Teknique”. Kata
ini dapat diartikam demikian: semua proses yang dilakukan dalam upaya untuk
mewujudkan sesuatu secara rasional. Sesuatu yang dimaksud dalam definisi ini dapat
berupa: benda atau konsep, pembatasan cara yaitu secara rasional sedemikian
pembuatannya atau perwujudan sesuatu tersebut dapat dilaksanakan secara berulang
(repitisi)5[5]
Teknologi dalam arti seperti yang dikemukakan di atas dapat diketahui melalui barang-
barang, benda-benda, atau alat-alat yang berhasil dibuat oleh manusia untuk
memudahkan dan menggampangkan realisasi hidup manusia di dalam dunia.Hal mana
juga memperlihatkan tentang wujud dari karya cipta dan karya seni (Yunani “techne”)
manusia selaku homo technicus.Dari sini muncullah istilah teknologi yang berarti ilmu
yang mempelajari tentang “techne” manusa.Tetapi arti teknologi tidak sebatas itu, arti
teknologi lebih dari sekedar penciptaan barang, benda atau alat dari manusia selaku
homo technicus atau homo feber.Teknologi telah menjadi suatu system atau struktur
dalam eksistensi manusia di dalam dunia. Teknologi bukan lagi sekedar sebagai suatu
hasil daya cipta yang ada dalam kemampuan dan keunggulan manusia, tetapi ia telah
menjadi suatu daya cipta yang berdiri di luar kemampuan manusia, yang pada
gilirannya kemudian membentuk dan menciptakan suatu komunitas manusia yang
lain.6[6]
Definisi Kamus
Dalam kamus Merriam-Webster, teknologi mendapat definisi sbb:
Technology" adalah the practical application of knowledge especially in a particular area
(terapan praktis pengetahuan, khususnya dalam ruang lingkup tertentu) dan a capability
given by the practical application of knowledge (kemampuan yang diberikan oleh
terapan praktis pengetahuan).
Jadi dalam kamus Merriam-Webster, Definisi teknologi adalah sbb:
Teknologi adalah aplikasi praktis dari pengetahuan khusus di daerah tertentu dan
kemampuan yang diberikan oleh aplikasi praktis dari pengetahuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158) terdapat dua pengertian tentang
teknologi, yaitu:

1. Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan
terapan
2. Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang- barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

Teknologi sebagai Barang Buatan Manusia

Pengertian teknologi yang tertua, sangat sederhana, dan paling umum dikenal orang
ialah sebagai barang buatan dari manusia.Mengapa manusia sejak zaman yang amat
kuno perlu membikin berbagai barang buatan seperti kapak, palu, pengungkit, perahu,
dan kereta? Jawabannya yang paling masuk akal adalah karena manusia merupakan
suatu makhluk yang amat rapuh jasmaninya.
Menurut Lord Ritchie‐Calder, dari masa yang tertua dan mulai dengan alat‐alat yang
paling sederhana, setiap penemuan dan penciptaan berdasarkan pada kenyataan
bahwa manusia bukan hanya suatu makhluk perseptual melainkan juga suatu makhluk
konseptual yang mampu mengamati, mengingat, dan menjajarkan gambaran
angan‐angan. Ia dapat membuat suatu perancangan mental, suatu khayalan
tekno‐puitis, bahkan bilamana sarana untuk senyatanya membuatnya tidak tersedia.

Menurut sejarahnya, ada dua titik waktu yang sangat penting dalam perkembangan
teknologi menurut A. Gehlen (Man in the Age of Technology), yaitu:

1. Revolusi neolitik: mulai titik waktu ini manusia beralih dari hidup mengembara
dan berburu ke keadaan hidup menetap dengan mengembangkan pertanian dan
pemeliharaan hewan.
2. Revolusi industri: berkembangnya kebudayaan mesin yang memenuhi
kebutuhan manusia dan mengubah tatanan hidupnya.

Teknologi sebagai barang buatan manusia memiliki tiga ragam dasar yang sekaligus
menunjukkan perkembangan historis yang berlainan.Hal ini adalah pendapat dari
seorang ahli yaitu Ladislav Tondl. Ragam dasar itu adalah:7[7]

1. Alat
Suatu benda yang bergerak semata‐mata berdasarkan tenaga dari otot manusia. Pada
umumnya manusialah yang membimbing dan mengendalikan alat‐alat, dengan
demikian manusia jugalah yang menjadi sumber informasi.

2. Mesin
Sesuatu sistem peralatan yang tidak menggunakan tenaga manusia, melainkan
sumbersumber tenaga di luar manusia, tetapi masih tetap memerlukan manusia untuk
membimbing dan mengendalikannya.

3. Automaton

Perlengkapan teknologi yang paling tinggi ragamnya dan paling canggih. Perlengkapan
ini (berdasarkan asas sibernetika yang menggantikan fungsi pengendalian : manusiawi)
mampu membuat keputusan dan mengatur sendiri.

Teknologi sebagai Kegiatan Manusia

Pengertian teknologi sebagai barang buatan kurang lengkap dan terlampau sempit.
Barang buatan hanyalah suatu hasil akhir dari sebuah proses atau rangkaian kegiatan
yang telah berlangsung sebelumnya. Oleh karena itu, pembahasan tentang pengertian
teknologi harus menjelaskan kegiatan apa atau bagaimana yang telah terjadi sehingga
menghasilkan berbagai barang buatan dati manusia itu.
Kegiatan manusia yang termasuk pengertian teknologi pada pokoknya dapat dibedakan
dalam dua jenis, yaitu membuat dan menggunakan.Membuat adalah kegiatan
merancang dan menciptakan sesuatu barang buatan, sedang menggunakan adalah
melakukan sesuatu kegiatan sesuai dengan fungsi suatu barang buatan yang telah
dibuat.Sebagai contoh misalnya pembuatan perahu pada zaman dahulu, orang harus
terlebih dahulu membuat kapak, palu, gergaji, dan alat pengukur.Kemudian barulah
orang membuat perahu dengan menggunakan alatalat itu.Jadi, dalam pembuatan suatu
perahu yang senyatanya dilakukan dua jenis kegiatan membuat dan denggunakan.
Dalam zaman modem,sekarang, kegiatan menggunakan berbagai peralatan, mesin,
dan perlengkapan lainnya dalam pabrik untuk memproduksi (membuat) sesuatu barang
buatan tampak lebih menonjol. Kedua kegiatan membuat dan kegiatan menggunakan
itu sebagai teknologi harus dibedakan.
Dengandemikian, jelaslah kini apa yang dimaksud dengan teknologi sebagai kegiatan
manusia. Tetapi tidak setiap kegiatan manusia adalah teknologi, melainkan hanyalah
kegiatan yang mempunyai dua ciri pokok, yaitu efisien dan memiliki tujuan tertentu.8[8]

Teknologi sebagai Kumpulan Pengetahuan

Analisis yang lebih mendalam lagi terhadap teknologi sebagai kegiatan manusia yang
secara sistematis Iangkah demi langkah dilakukan untuk mencapai sesuatu tujuan
tertentu secara efisien sampai pada faktor pengetahuan yang mendasari kegiatan itu
Pengetahuan ini harus dipelajari oleh manusia baik dari pengalaman sendiri maupun
dari sumber‐sumber lain untuk dapat melakukan kegiatan yang merupakan teknologi.
Seorang ahli Tom Burns mengartikan teknologi sebagai kumpulan pengetahuan, tetapi
pengetahuan itu dibedakan menjadi dua kelompok, yakni pengetahuan yang masih
terdapat pada bangsa yang terbelakang atau kurun masa sebelum industrialisasi
zaman modern dan pengetahuan yang telah bersangkut paut dengan
masyarakat‐masyarakat industri. Atau dapat dikatakan, pengertian teknologi sebagai
kumpulan pengetahuan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu pengetahuan yang
masih bersifat tradisional sebelum terjadinya industrialisasi dan pengetahuan yang telah
bercorak modem dalam masyarakat industri untuk produksi berbagai barang
danjasa.9[9]

Definisi Para Sarjana (Ilmuwan Sosial)


1. Read Bain (1937), adalah seorang sosiolog Amerika mendefinisikan teknologi
dengan menyatakan bahwa Teknologi meliputi semua alat, mesin, aparat,
perkakas, senjata, perumahan, pakaian,peranti pengangkut/pemindahan dan
pengomunikasi, dan ketrampilan yang memungkinkan kita menghasilkan semua
itu.
2. Ursula Franklin, dalam karyanya dari tahun 1989, kuliah "Real World of
Technology", memberikan definisi teknologi sbb:

Technologi adalah practice, the way we do things around here (praktis, cara kita
memperbuat ini semua di sekitaran sini). Istilah ini seringkali digunakan untuk
mengimplikasikan suatu lapangan teknologi tertentu, atau untuk merujuk teknologi
tinggi atau sekadar elektronik konsumen, bukannya teknologi secara keseluruhan.
Dengan kata lain Ursula Franklin, dalam bukunya yang berjudul "Real World of
Teknologi "( 1989), memberi definisi lain dari konsep; itu adalah" praktik, cara kita
melakukan hal‐hal di sini ". Istilah ini sering digunakan untuk menyiratkan bidang
tertentu teknologi, atau untuk mengacu pada teknologi tinggi atau hanya konsumen
elektronik, daripada teknologi secara keseluruhan. Bernard Stiegler, di Teknik dan Time,
1, mendefinisikan teknologi dalam dua cara: sebagai "pengejaran kehidupan dengan
cara selain hidup", dan sebagai "yang diselenggarakan materi anorganik."10[10]

Dengan kata lain definisi Ursula Franklin di atas menyatakan bahwa teknologi adalah
praktis, cara kita membuat ini semua di sekitaran ini.

3. Bernard Stiegler dalam dalam Technics and Time, 1, mendefinisikan technology


dalam dua cara, yaitu:

a. Technology sebagai the pursuit of life by means other than life (pencarian kehidupan,
dalam artian lebih dari sekadar hidup),
b. Technology sebagai organized inorganic matter (zat-zat anorganik yang tersusun rapi).
Dalam weblog Mulyadiniarty11[11] dikemukakan beberapa definisi teknologi sbb:

1. Teknologi adalah ; 1) Ilmu yang menyelidiki cara- cara kerja di dalam tehnik 2)
Ilmu pengetahuan yang digunakan dalam pabrik- pabrik dan industri- industri
(Harahap, Poerbahawadja, 1982 : 1357).
2. Teknologi adalah cabang ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan industri
bangunan, mesin- mesin dan sebagainya ( Salim, 1985 : 2015).
3. Menurut Rogers (dalam Seels, Richey, 1994 : 12) Teknologi adalah suatu
rancangan langkah instrumental untuk memperkecil keraguan mengenai
hubungan sebab akibat dalam mencapai hasil yang diharapkan.
4. Teknologi adalah ilmu pengetahuan mengenai pembangunan dan industri
(Saliman, Sudarsono, 1993 : 216).
5. Dari Wikipedia, Teknologi adalah pengembangan dan aplikasi dari alat, mesin,
material dan proses yang menolong manusia menyelesaikan masalahnya.
Sebagai aktivitas manusia, teknologi mulai sebelum sains dan teknik.
6. Dalam Random House Dictionary seperti dikutip Naisbitt (2002 : 46) Teknologi
adalah sebagai benda, sebuah obyek, bahan dan wujud yang jelas- jelas
berbeda dengan manusia.
7. Menurut Iskandar Alisyahbana seperti dikutip Yusufhadi Miarso (2007 : 131),
teknologi adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia
dengan bantuan alat dan akal, sehingga seakan-akan memperpanjang,
memperkuat, atau mebuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra, dan otak
manusia.
8. Menurut Ellul dalam Miarso (2007 : 131), Teknologi adalah keseluruhan metode
yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang
kegiatan manusia.
9. Menurut Miarso (2007 : 62) teknologi adalah proses yang meningkatkan nilai
tambah, proses tersebut menggunakan atau menghasilkan suatu produk ,
produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lain yang telah ada, dan karena
itu menjadi bagian integral dari suatu sistem.

Dalam weblog trisakti.ac.id atau weblog Herufal Trisakti Blogger Community


dinyatakan:12[12]
Menurut Djoyohadikusumo (1994, 222) Teknology berkaitan erat dengan sains
(science) dan perekayasaan (engineering). Dalam definisi ini teknologi mengandung
dua dimensi, yaitu science dan engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya.
Sains mengacu pada pemahaman kita tentang dunia nyata sekitar kita, artinya
mengenai ciri-ciri dasar pada dimensi ruang, tentang materi dan energi dalam
interaksinya satu terhadap lainnya.
Menurut Capra (2004, 106):
1. Teknologi berasal dari literatur Yunani, yaitu technologia, yang diperoleh dari asal kata
techne, bermakna wacana seni.
2. Kata techne ketika dipakai dalam bahasa Inggris menjadi technology yang dipakai
pertama kali pada abad ketujuh belas, maka makna kata “technology” adalah
pembahasan sistematis atas ‘seni terapan’ atau pertukangan, dan berangsur-angsur
artinya merujuk pada pertukangan itu sendiri.
3. Menurut Capra, pada abad ke-20, makna kata teknologi telah diperluas. Itu berarti kata
teknologi tidak hanya mencakup alat-alat dan mesin-mesin, tetapi juga metode dan
teknik non-material.Ini berarti suatu aplikasi sistematis pada teknik maupun metode.
4. Sekarang sebagian besar definisi teknologi, lanjut Capra (2004, 107) menekankan
hubungannya dengan sains.
Ahli sosiologi Manuel Castells seperti dikutip Capra (2004, 107) mendefinisikan:
Teknologi adalah ‘kumpulan alat, aturan dan prosedur yang merupakan penerapan
pengetahuan ilmiah terhadap suatu pekerjaan tertentu dalam cara yang memungkinkan
pengulangan. Akan tetapi, dijelaskan oleh Capra (107) teknologi jauh lebih tua daripada
sains.Asal-usulnya pada pembuatan alat berada jauh di awal spesies manusia, yaitu
ketika bahasa, kesadaran reflektif dan kemampuan membuat alat berevolusi
bersamaan. Sesuai dengannya, spesies manusia pertama diberi namaHomo habilis
(manusia terampil) untuk menunjukkan kemampuannya membuat alat-alat canggih.
Toynbee (2004, 35) menyatakan bahwa dari perspektif sejarah, teknologi merupakan
salah satu ciri khusus kemuliaan manusia bahwa dirinya tidak hidup dengan makanan
semata.Teknologi merupakan cahaya yang menerangi sebagian sisi non material
kehidupan manusia. Toynbee (2004, 34) selanjutnya menyatakan bahwa teknologi
merupakan syarat yang memungkinkan konstituen-konstituen non material kehidupan
manusia, yaitu perasaan dan pikiran , institusi, ide dan idealnya. Teknologi adalah
sebuah manifestasi langsung dari bukti kecerdasan manusia.
Berdasarkan pemahaman sebagaimana yang dimaksud di atas (lihat Toynbee), maka
pengertian teknologi berkembang lebih jauh dari yang dipahami sebagai susunan
pengetahuan untuk mencapai tujuan praktis atau sebagai sesuatu yang dibuat atau
diimplementasikan serta metode untuk membuat atau mengimplementasikannya.Dua
pengertian di atas telah digantikan oleh interpretasi teknologi sebagai pengendali
lingkungan seperti kekuasaan politik di mana kebangkitan teknologi Barat telah
menaklukkan dunia dan sekarang telah digunakan di era dunia baru yang lebih
ganas.Untuk memperjelas statement tersebut, kita coba menelaah teknologi secara
lebih dalam lagi.Melihat substansi teknologi secara lebih komprehensif, yaitu konsepsi
teknologi dari kerangka filsafat.
Konsep Teknologi (New)
Menurut Gorokhov (1998) Teknologi secara konseptual memiliki tiga makna prinsip,
yaitu:
1) teknologi (secara teknis) sebagai agrerat dari semua artifak-artifak manusia yang
dipergunakan, mulai dari perkakas sampai dengan sistem teknologis kompleks yang
berskala besar;
2) teknologi sebagai agregat dari seluruh aktivitas teknis, penemuan yang bersifat
invention (penciptaan) dan discovery (penemuan), riset dan pengembangan, dan
tahapan-tahapan dalam penciptaan teknologis yang berhasil, serta penyebarannya ke
masyarakat secara luas; dan
3) teknologi sebagai agregat dari keseluruhan pengetahuan teknis, mulai dari teknik
yang sangat khusus dan praktik-praktiknya sampai pada sistem teknologis-saintifik
teoretis termasuk pengetahuan mengenai perekayasaan (engineering knowlodge) dan
know-how-nya.Dengan demikian, teknologi, menurut Gorokhov (1998), didefinisikan
sebagai studi mengenai hubungan antara umat manusia dan dunia yang
dimanifestasikan dalam pandangan teknologis dunia, studi mengenai fenomena
teknologis sebagai keseluruhan, menempatkan teknologi dalam perkembangan
masyarakat sebagai keseluruhan (dan bukan hanya perkembangan teknologi yang
terisolasi), dan dalam dimensi historis, antara restrospektif dan prospektif.
Tujuan dari studi teknologi menurut Gorokhov (1998) terutama difokuskan pada sains
teknis atau perekayasaan, produksi teknis, aktivitas, dan pengetahuan sebagai
fenomena kebudayaan; dan pengembangan kesadaran teknologis, terutama
pemahaman diri dari engineer dan teknisi dalam praktik perekayasaan dan
pengetahuan teknis.
Pandangan yang hampir mirip dengan Gorokhov (1998), digagas oleh Quintanilla
(1998) berkaitan dengan Technological Progress hubungannya dengan Filsafat
Teknologi.Quintanalla (1998) membagi pandangan dalam filsafat teknologi dalam tiga
pandangan, yaitu pandangan kognitif, pandangan instrumental dan pandangan
praksiologis. Masing-masing pandangan tersebut akan diikuti oleh perubahan dan
kemajuan teknologi yang berbeda.
Dalam pandangan kognitif, teknologi merupakan bentuk pengetahuan praktis
berbasiskan sains yang mengarahkan kita untuk mendesain artifak secara efisien untuk
memecahkan masalah praktis.Perubahan teknologis terutama memproduksi lebih jauh
riset aplikasi saintifik dan pengembangan pengetahuan teknologis.Sedangkan
kemajuan teknis konsisten dengan peningkatan pengetahuan dan tergantung, pada
ekstensi yang luas, dalam kemajuan (Quintanilla 1998).
Dari pandangan instrumental, teknologi adalah set dari artifak-artifak yang secara
intensif didesain dan diproduksi untuk melaksanakan fungsi dan pemuas kebutuhan
manusia. Perubahan teknologi dalam pandangan instrumental konsisisten dengan
peningkatan kuantitas dan beragam artifak.Sedangkan kemajuan technological
didefinisikan sebagai fungsi kuantitas dan kepentingan dari kebutuhan manusia yang
dapat memuaskan mereka dalam perangkat teknologis yang dapat dipakai (Quintanilla
1998).
Pandangan ketiga, yang merupakan pendekatan yang dilakukan oleh Quintanilla (1996)
dalam Quintanilla (1998), yaitu dari pendekatan praksiologis, dasar dari entitas
teknologis bukanlah sistem pengetahuan (pandangan kognitif) maupun set dari artifak
(pandangan instrumental), tetapi lebih merupakan sistem yang kompleks yang dibentuk
dari artifak-artifak ditambah dengan penggunanya atau intentional operator.Dari
pandangan tersebut, Quintanilla (1998) dapat membuat karakterisasi dari sistem
teknologis sebagai sistem-sistem aksi yang secara intensional diorientasikan pada
transformasi objek konkret agar memperoleh, dalam tingkat efisiensi, hasil yang
bernilai.Perubahan teknologis konsisten dalam mendesain dan memproduksi sistem
teknik yang baru dan dalam pengembangan yang berkaitan dengan
efisiensi.Sedangkan kemajuan teknologis dapat diinterpretasikan sebagai kenaikan
kekuasaan manusia dalam mengendalikan realitas.Sistem teknisnya yang baru dan
lebih efisien diaplikasikan pada bagian yang baru dan lebih luas dari realitas yang
berarti kapasitas tertinggi untuk melakukan adaptasi realitas bagi kepuasan manusia.
Dari pandangannya mengenai praksiologis tersebut, Quintanilla (1998) kemudian
memberikan inti dari kemajuan teknologis.Pertama, Tujuan teknologi adalah untuk
meningkatkan kekuasaan manusia dalam mengendalikan dan menciptakan
realitas.Kedua, Pengembangan teknologis memiliki dimensi ganda, yaitu inovasi dan
efisiensi.Ketiga, dalam mengkarakterisasikan kemajuan teknis sebagai peningkatan
kekuasaan manusia terhadap realitas, strategi yang perlu dilakukan secara konsisten
adalah dengan mendefinisikan fungsi kemajuan teknologis yang dikombinasikan
dengan inovasi dan efisiensi.
Yang menjadi masalah dalam pemikiran Quintanalla (1998) adalah akhir dari artikelnya
tersebut, ketika teknologi dihadapkan dengan masalah moral.Menurutnya, tidak ada
kaitan antara teori kemajuan teknologis dan pertanyaan yang berkaitan dengan nilai-
nilai moral, ekonomi, sosial, dan lainnya.Menurut Quintanalla (1998), hal tersebut jelas
dalam dua hal; pertama, penjelasan tujuan sistem teknis adalah komponen esensial
dari definisi sistem teknis itu sendiri.Kedua, konsekuensi praktis berkaitan dengan teori
standar kemajuan teknologis (yang telah dijelaskan di atas) tidak hanya diakibatkan dari
tingkat inovasi dan efisiensi teknis saja, tetapi kondisi material kehidupan manusia.
Pemikiran filosofis dari teknologi yang dilakukan Quintanalla (1998) tersebut, adalah
bentuk dari tercerabutnya nilai-nilai dalam kebudayaan manusia sekaligus terpisahnya
teknologi dari ibu kandungnya, yaitu sains. Bahkan ditegaskan oleh Gorokhov (1998):
Jika kita berpikir tentang teknologi sebagai penciptaan lingkungan baru (“a second
nature”), kemudian di sana terdapat tiga fase pengembangan teknologi modern: kaitan
teknologi pada sains, kaitannya dengan ekonomi, dan kaitannya dengan lingkungan.
Filsafat teknologi baru harus mulai dikembangkan sebagai pengembangan scientific-
technological tersendiri dengan memasukkan filsafat lingkungan, termasuk filsafat
pembangunan berkelanjutan.
Kritik nilai dan moral terhadap teknologi bukannya tidak dilakukan dari kalangan Barat
sendiri.Diingatkan Van Melsen (1985, 111) bahwa selama ini manusia kurang belajar
bagaimana hidup dengan teknologi, sehingga mereka terkesan lebih sebagai hamba
teknologi daripada sebagai tuannya.Oleh Mumford (1977) dalam Mangunwijaya (1985),
dikatakan semua ini berawal dari transformasi radikal seluruh kehidupan manusia, yang
sebagian besar dipengaruhi oleh pertemuan antara matematika dan fisika dengan
teknologi. Yaitu pergeseran dari teknik empiris berdasar tradisi ke suatu cara
eksperimental, yang berkembang menjadi bom atom, pesawat supersonik, informasi
sibernetik (komputasi), komunikasi jarak jauh, yang perkembangannya ditempuh dalam
waktu relatif pendek, dari perkembangan teknologi sebelumnya. Hal itu menurut Van
Melsen (1985, 111) terdapat tiga kemungkinan yang menyebabkannya.Pertama, belum
sempurnanya teknologi, atau kedua, teknologi telah menimbulkan bentuk-bentuk
praksis lain yang mengharuskan kita belajar dalam hubungan sosial yang baru; atau
ketiga, disebabkan juga karena lemahnya refleksi filosofis dan etis atas bentuk-bentuk
baru di bidang ilmu pengetahuan dan praksis beserta implikasinya.13[14]
Teknologi, paling luas, dapat didefinisikan sebagai entitas, benda maupun takbenda,
yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan pemikiran untuk mencapai suatu
nilai.Dalam penggunaan ini, teknologi merujuk pada alat dan mesin yang dapat
digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia nyata. Ia adalah istilah yang
mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau
sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau
pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual,
seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi
ini.[10]
Ringkasnya definisi Bernard Stiegler tentang technology sbb:
Teknologi adalah pencarian kehidupan, dalam artian lebih dari sekadar hidup dan
sebagai zat-zat anorganik yang tersusun rapi.
Dalam definisi Stiegler disinggung dua dimensi yaitu tecnologi dalam arti luas dan
sempit. Dalam arti yang lebih luas, teknologi dapat diartikan: teknologi adalah entitas,
benda maupun tak benda, yang diciptakan secara terpadu melalui perbuatan dan
pemikiran untuk mencapai suatu nilai. Dalam definisi ini, teknologi merujuk pada alat
dan mesin yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia
nyata.
Technology dalam konteks pengertian yang luas ini dipahami sebagai istilah yang
mencakupi banyak hal, dapat juga meliputi alat-alat sederhana, seperti linggis atau
sendok kayu, atau mesin-mesin yang rumit, seperti stasiun luar angkasa atau
pemercepat partikel. Alat dan mesin tidak mesti berwujud benda; teknologi virtual,
seperti perangkat lunak dan metode bisnis, juga termasuk ke dalam definisi teknologi ini,
4. Jacques Ellul (1976), Ia adalah seorang sosiolog Perancis, mengartikan
teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan
memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia.
5. Gary J. Anglin (1991). Iamendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu
perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem,
untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi manusia.

Selain definisi di atas kata "teknologi" juga dapat digunakan untuk merujuk sekumpulan
teknik-teknik. Dalam konteks ini, teknologi adalah keadaan pengetahuan manusia saat
ini tentang bagaimana cara untuk memadukan sumber-sumber, guna menghasilkan
produk-produk yang dikehendaki, menyelesaikan masalah, memenuhi kebutuhan, atau
memuaskan keinginan; ia meliputi metode teknis, keterampilan, proses, teknik,
perangkat, dan bahan mentah.
Teknologi Terapan
Teknologi ketika dipadukan dengan istilah lain, seperti:

1. Tekeknologi medis
2. Teknologi luar angkasa
3. dll

Teknolog yang dipadukan dengan disiplin ilmu tertentu seperti teknologi itu merujuk
pada keadaan pengetahuan dan perangkat disiplin pengetahuan masing-
masing."Teknologi state-of-the-art" (teknologi termutakhir, sekaligus tercanggih)
merujuk pada teknologi tinggi yang tersedia bagi kemanusiaan di ranah manapun.
Teknologi dapat dipandang sebagai kegiatan yang membentuk atau mengubah
kebudayaan.Selain itu, teknologi adalah terapan matematika, sains, dan berbagai seni
untuk faedah kehidupan seperti yang dikenal saat ini. Sebuah contoh modern adalah
bangkitnya teknologi komunikasi, yang memperkecil hambatan bagi interaksi sesama
manusia, dan sebagai hasilnya, telah membantu melahirkan sub-sub kebudayaan baru;
bangkitnya budayadunia maya yang berbasis pada perkembangan Internet dan
komputer. Tidak semua teknologi memperbaiki budaya dalam cara yang kreatif;
teknologi dapat juga membantu mempermudah penindasan politik dan peperangan
melalui alat seperti pistol atau bedil. Sebagai suatu kegiatan budaya, teknologi
memangsa ilmu dan rekayasa, yang masing-masing memformalkan beberapa aspek
kerja keras teknologis.
Kompilasi pengetahuan teknologi yang dideskripsikan di atas diambil dari beberapa
sumber, salah satunya adalah dari Wikipedia.Sumber itu ada yang diedit ada pula yang
langsung, disadur tanpa diedit (kutipan langsung).Selanjutnya dicek dalam sumber
Wikipedia.14[15],
Lahirnya konsep Globalisasi
Integrasi antara teknologi komunikasidan informasi tersebut merupakan pemicu utama
lahirnya konsep globalisasi. Jaringan informasi digital yang bersifat global ini dikenal
sebagai jaringan internet. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh United Nations
Commision on Scienceand Technology for Development ( UNCSTD ) telah cukup bukti
bahwa penggunaan teknologi komunikasi dan informasi ( TIK ) secara positif
mempengaruhi pembangunan di semua sektor.
Aplikasi Teknologi
Teknologi begitu kuat mempengaruhi seluruh kehidupan masyarakat.Dengan demikian
setiap bidang membutuhkan teknologi.Misalnya dalam hal masak, dibutuhkan teknologi
masak, dalam militer dibutuhkan teknologi militer, dalam bidang informasi dan
komunikasi membutuhkan teknologi yang disebut dengan teknologi informasi dan
komunikasih, dalam bidang pendidikan dibutuhkan teknologi pembelajaran, dan lain
sebagainya.
Teknologi Komunikasi dan Informasi
• Teknologi Informasi (TI), atau Information technology (IT)
• adalah istilah umum yang menjelaskan:
– teknologi apa pun yang membantu manusia dalam:
• Membuat,
• Mengubah,
• Menyimpan,
• Mengomunikasikan dan/atau
• Menyebarkan informasi.
• Teknologi komunikasi dan informasi didefenisikan sebagai pengembangan teknologi dan
aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses, penyajian ,
mengelola data dan informasi . Temasuk di dalamnya pembuatan hardwere komputer
dan komponen komputer, pengembangan sofwere komputer dan berbagai jasa yang
berhubungan dengan komputer bersama-sama dengan perlengkapan komunikasi.
• Jadi, intinya istilah teknologi informasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer
sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.
• Pengolaan data dengan komputer tersebut juga dikenal dengan istilah Pengolaan data
Elektronik( Electronic Data Processing – EDP ) yang didefenisikan sebagai proses
manipulasi data ke dalam bentuk yang lebih berguna berupa informasi dengan
menggunakan komputer . Datamerupakan objek yang belum dan akan dilakukan
pengolahan yang sifatnya masih mentah. Sedangkan Informasiadalah data yang telah
terolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat, yang disebut informasi.
• Teknologi komunikasi dan informasi sebagai suatu produk dan proses telah berkembang
sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan manusia, khususnya
masa kini dalam berbagai bentuk aplikasinya.
• Alvin Toffler ( 1980 ) menggambarkanperkembangan itu sebagai revolusi yang
berlansung dala tiga gelombang yaitu :Gelombang pertama timbul dalam bentuk
teknologi pertanian Gelombang kedua ditandai dengan adanya teknologi industri
gelombang ketiga merupakan revolusi teknologi elektronik dan informatik. Teknologi
terakhir ini mendorong tumbuhnya “ telecommunity “. Toffler juga menyatakan bahwa
keputusan pemerintah indonesia untuk mengembangkan sistem komunikasi satelit
domestik merupakan lambang dimulainya transformasi ( miarso 1997: 302 ).
• Pengertian teknologi, termasuk teknologi komunikasi dan informasi, hendaknya tidak
dipandang hanya sebagai fasilitas atau perangkat keras. Semua teknologi pada
hakikatnya adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah. Proses itu memang
menghasilkan produk yang bermanfaat. Sedangkan pemanfaatan produk tidak terlepas
dari unsur budaya lain atau sistem yang telah ada. Jacques Ellul (1976), seorang
sosiolog Perancis, mengartikan teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara
rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap kegiatan manusia. Gary J.
Anglin (1991) mendefinisikan teknologi sebagai penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam
serta pengetahuan lain secara bersistem dan menyistem, untuk memecahkan berbagai
masalah yang dihadapi manusia.
• Teknologi yang tepat guna adalah teknologi yang sesuai dengan budaya masyarakat
yang bersangkutan. Bagi masyarakat yang masih belum terjamah dengan teknologi
komunikasi dan informasi berbasis elektronik, maka teknologi cetak mungkin
merupakan pilihan yang tepat. Kondisi masyarakat Indonesia yang beragam,
memerlukan berbagai macam teknologi untuk keperluan penyediaan jasa pendidikan.
• Teknologi komunikasi sebagai suatu proses meliputi hal-hal sebagai berikut:
• 1) Proses itu harus rasional dan efisien .
• 2) Harus menyistem, karena dalam pengertian sistem segala sesuatu akan mempunyai
dampak dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya.
• 3) Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin
berpengaruh dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif, efisien dan
serasi.
• 4) Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
• 5) Mengarah pada pemecahan masalah bersama.
• 6) Memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan.
• 7) Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal,nasional,maupun internasional) untuk
mencapai tujuan .
• Integrasi antara teknologi komunikasidan informasi tersebut merupakan pemicu utama
lahirnya konsep globalisasi.
• Jaringan informasi digital yang bersifat global ini dikenal sebagai jaringan internet.
• Berdasarkan pengkajian yang dilakukan oleh United Nations Commision on Scienceand
Technology for Development ( UNCSTD ) telah cukup bukti bahwa penggunaan
teknologi komunikasi dan informasi ( TIK ) secara positif mempengaruhi pembangunan
di semua sektor.
• Perkembangan TI
• Melalui Gambar
• Setelah itu teknologi penyampaian informasi berkembang melalui gambar. Dengan
gambar jangkauan informasi bisa lebih jauh. Gambar ini bisa dibawa-bawa dan
disampaikan kepada orang lain. Selain itu informasi yang ada akan bertahan lebih lama.
Beberapa gambar peninggalan zamanpurba masih ada sampai sekarang sehingga
manusia sekarang dapat (mencoba) memahami informasi yang ingin disampaikan
pembuatnya.
• ALFABET DAN ANGKA
• Ditemukannya alfabet dan angkaarabik memudahkan cara penyampaian informasi yang
lebih efisien dari cara yang sebelumnya. Suatu gambar yang mewakili suatu peristiwa
dibuat dengan kombinasi alfabet, atau dengan penulisan angka, seperti MCMXLIII
diganti dengan 1943.Teknologi dengan alfabet ini memudahkan dalam penulisan
informasi itu.
• PERCETAKAN
• Kemudian, teknologi percetakan memungkinkan pengiriman informasi lebih cepat lagi.
• ELEKTRONIK
• Teknologi elektronik seperti radio, televisi, komputer mengakibatkan informasi menjadi
lebih cepat tersebar di area yang lebih luas dan lebih lama tersimpan.
• TI adalah bidang pengelolaan teknologi dan mencakup berbagai bidang yang termasuk
tetapi tidak terbatas pada hal-hal seperti proses, perangkatlunakkomputer,
sisteminformasi, perangkatkeraskomputer, bahasa program , dan data konstruksi.
Singkatnya, apa yang membuat data, informasi atau pengetahuan yang dirasakan
dalam format visual apapun, melalui setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap
bagian dari TI. TI menyediakan bisnis dengan empat set layanan inti untuk membantu
menjalankan strategi bisnis: proses bisnis otomatisasi, memberikan informasi,
menghubungkan dengan pelanggan, dan alat-alat produktivitas.
TI melakukan berbagai fungsi (TI Disiplin/Kompetensi) dari meng-instal Aplikasi untuk
merancang jaringankomputer dan Database informasi. Beberapa tugas yang TI lakukan
mungkin termasuk manajemen data, jaringan, rekayasa perangkatkeraskomputer,
database dan desain perangkat lunak, serta manajemen dan administrasi sistem secara
keseluruhan. Teknologi informasi mulai menyebar lebih jauh dari konvensional
komputerpribadi dan teknologi jaringan, dan lebih ke dalam integrasi teknologi lain
seperti penggunaan ponsel, televisi, mobil, dan banyak lagi, yang meningkatkan
permintaan untuk pekerjaan
Teknologi yang tepat guna adalah teknologi yang sesuai dengan budaya masyarakat
yang bersangkutan. Bagi masyarakat yang masih belum terjamah dengan teknologi
komunikasi dan informasi berbasis elektronik, maka teknologi cetak mungkin
merupakan pilihan yang tepat. Kondisi masyarakat Indonesia yang beragam,
memerlukan berbagai macam teknologi untuk keperluan penyediaan jasa pendidikan.
Teknologi komunikasi sebagai suatu proses meliputi hal-hal sebagai berikut:
1) Proses itu harus rasional dan efisien .
2) Harus menyistem, karena dalam pengertian sistem segala sesuatu akan mempunyai
dampak dan dipengaruhi oleh hal lain dalam lingkungannya.
3) Harus bersistem, yaitu mempertimbangkan segala variabel yang mungkin berpengaruh
dalam menentukan prosedur tindakan agar proses itu efektif, efisien dan serasi.
4) Melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan.
5) Mengarah pada pemecahan masalah bersama.
6) Memadukan berbagai prinsip, konsep, dan gagasan.
7) Mempertimbangkan kondisi lingkungan (lokal,nasional,maupun internasional) untuk
mencapai tujuan .
Teknologi ini telah berkembang dengan pesat dengan dikembangkannya satelit.
Komunikasi dan serat kaca (fyber optics) yang mampu mentransmisikan pulsa dengan
kecepatan cahaya.
Teknologi komunikasi dan informasi didefenisikan sebagai pengembangan teknologi
dan aplikasi dari komputer dan teknologi berbasis komunikasi untuk memproses,
penyajian , mengelola data dan informasi. Temasuk di dalamnya pembuatan hardwere
komputer dan komponen komputer, pengembangan sofwere komputer dan berbagai
jasa yang berhubungan dengan komputer bersama-sama dengan perlengkapan
komunikasi.
Jadi, intinya istilah teknologi informasi adalah teknologi yang memanfaatkan komputer
sebagai perangkat utama untuk mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat.
Pengolaan data dengan komputer tersebut juga dikenal dengan istilah Pengolaan data
Elektronik( Electronic Data Processing – EDP ) yang didefenisikan sebagai proses
manipulasi data ke dalam bentuk yang lebih berguna berupa informasi dengan
menggunakan komputer . Datamerupakan objek yang belum dan akan dilakukan
pengolahan yang sifatnya masih mentah. Sedangkan Informasiadalah data yang telah
terolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat, yang disebut informasi.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikatakan bahwa teknologi informasi tidak
dapat dipisahkan dengan apa yang disebut dengan data.
Pengertian Data
Menurut Susanto (2002) data adalah fakta atau apapun yang dapat digunakan sebagai
input dalam menghasilkan informasi. Data dapat berupa bahan untuk diskusi,
pengambilan keputusan, perhitungan, atau pengukuran.Saat ini data tidak harus selalu
dalam bentuk kumpulan huruf-huruf dalam bentuk kata atau kalimat, tetapi dapat juga
dalam bentuk suara, gambar diam dan bergerak, baik dalam bentuk dua atau tiga
dimensi.Bahkan sekarang mulai banyak berkembang data virtual/maya yang
merupakan hasil rekayasa komputer.
Menurut Siagian (2002) data merupakan bahan ”mentah”. Sebagai bahan mentah, data
merupakan input yang setelah diolah berubah bentuknya menjadi output yang disebut
informasi.
1. Hakikat Informasi
a. Pengertian Informasi
Menurut Susanto (2002) informasi merupakan hasil dari pengolahan data, akan tetapi
tidak semua hasil dari pengolahan tersebut dapat menjadi informasi. Hasil pengolahan
data yang tidak memberikan makna atau arti serta tidak bermanfaat bagi seseorang
bukanlah merupakan informasi bagi orang tersebut. Dari uraian tentang informasi ada
tiga hal penting yang harus di perhatikan, di antaranya :
1. informasi merupakan hasil pengolahan data
2. memberikan makna
3. berguna atau bermanfaat.15[16]
Perkembangan teknologi dan pengaruhnya
Teknologi komunikasi dan informasi sebagai suatu produk dan proses telah
berkembang sedemikian rupa sehingga mempengaruhi segenap kehidupan manusia,
khususnya masa kini dalam berbagai bentuk aplikasinya.
Alvin Toffler ( 1980 ) menggambarkanperkembangan itu sebagai revolusi yang
berlansung dala tiga gelombang yaitu :

1. Gelombang pertama timbul dalam bentuk teknologi pertanian Gelombang.


2. Gelombong kedua ditandai dengan adanya teknologi industri gelombang
3. Gelombang ketiga merupakan revolusi teknologi elektronik dan informatik.
Teknologi terakhir ini mendorong tumbuhnya “ telecommunity “.

Toffler juga menyatakan bahwa keputusan pemerintah indonesia untuk


mengembangkan sistem komunikasi satelit domestik merupakan lambang dimulainya
transformasi ( miarso 1997: 302 ).
Pengertian teknologi, termasuk teknologi komunikasi dan informasi, hendaknya tidak
dipandang hanya sebagai fasilitas atau perangkat keras. Semua teknologi pada
hakikatnya adalah proses untuk mendapatkan nilai tambah. Proses itu memang
menghasilkan produk yang bermanfaat. Sedangkan pemanfaatan produk tidak terlepas
dari unsur budaya lain atau sistem yang telah ada.
b. Teknologi Pendidikan/Pembelajaran
Teknologi pendidikan, mungkin merupakan istilah yang sudah lama dikenal dan dipakai
di dunia pendidikan sebagai salah satu mata kuliah, namun di dunia teologi baru
diakomodir dalam kurikulum (silabus) tahun 2011.Lalu ontology, epistemology dan
aksiologi MK. Teknologi Pendidikan dan Media PAK. Dengan kata lain apa dan
bagaimana teknologi dan teknologi pendidikan itu?
Harus saya pertegas bahwa bidang ini merupakan ilmu terapan, artinya bagaimana ilmu
teknologi mau diterapkan dalam pendidikan, khususnya Pendidikan Agama Kristen.
Penjelasan istilah Teknologi Pendidikan menjadi Teknologi Pembelajaran.

Masalah belajar itu di alami oleh siapa saja sepanjang hidupnya, di mana-mana: di
rumah, di sekolah, di tempat kerja, di tempat ibadah, dan di masyarakat, serta
berlangsung dengan cara apa saja dan dari apa dan siapa saja. Berkembangnya
teknologi pendidikan itu tentu saja berbeda-beda sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan.Mengingat bahwa objek teknologi pendidikan adalah belajar (pada manusia)
maka akhir-akhir ini istilah “Teknologi Pendidikan” cenderung digantikan dengan
“Teknologi Pembelajaran”. Pergantian istilah itu juga sekali gus memperluas kawasan
penerapannya, yaitu tidak hanya di lembaga pendidikan forman melainkan di mana saja
belajar itu diperlukan dan berlangsung, termasuk organisasi belajar (Miarso, 2004: 168)
Pengertian Teknologi Pendidikan
Menurut Prof. Dr. Yusufhadi Miarso (2004:132), seorang pakar teknologi pendidikan
Indonesia menyatakan:
Teknologi pendidikan merupakan suatu konsep yang relative masih baru. Masih banyak
yang mempertanyakan: “Apa bidang garapannya? Mengapa perlu digarap? Bagaimana
cara menggarap? Bagaimana bentuk penerapannya secara praktis?”.Secara ringkas
dapat disebutkan bahwa teknologi pendidikan sebagai suatu konsep, mengandung
sejumlah gagasan dan rujukan.Gagasan yang ingin diwujudkan adalah agar setiap
pribadi dapat berkembang semaksimal mungkin dengan jalan memanfaatkan teknologi
sedemikian rupa hingga selaras dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan.
Gagasan ini belum tergarapkan oleh bidang keilmuan lain.
Kutipan di atas menunjukkan beberapa hal yang mesti diperhatikan:

a. Teknologi pendidikan dan atau pembelajaran merupakan konsep yang lama di


dunia pendidikan umum masa kini, namun jarang dibicarakan dalam pendidikan
teologi pada hal bidang ini sangat penting dan telah mempengaruhi kehidupan
masyarakat, baik secara regional maupun internasional. Intinya teknologi telah
mempengaruhi lahirnya globalisasi, tetapi apakah teknologi dapat dimanfaatkan
secara baik di dunia pendidikan teologi?
b. Pengembangan diri warga pembelajar (guru, dosen, mahasiswa) dapat dilakukan
melalui teknologi, maka penting mempelajari teknologi dan memanfaatkan
teknologi sedemikian rupa hingga sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan lingkungan.
c. Benarkah gagasan teknologi belum dapat diterapkan dalam bidang keilmuan lain,
khususnya Pendidikan Agama Kristen. Mungkin pada saat penulis Prof. Dr.
Yusufhadi Miarso (2004) atau sebelum tahun 2004 ketika mempopulerkan
bidang teknologi pendidikan di Indonesia belum banyak disiplin ilmu lain yang
menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Tapi kini orang berlomba-lomba
dalam pemanfaatan teknologi untuk pembelajaran. Pemanfaatan teknologi ini
khususnya teknologi yang terhubung dengan satu teknologi ke teknologi lain
yang biasa disebut “internet” mulai berpengaruh ke dunia pendidikan. Ada yang
memanfaatkan internet untuk pendidikan, tetapi ada pula yang hanya kegiatan
rutin kantor seperi mengirim email, menerima email, mencari informasi tiket dan
lain-lain. Sangat disayangkan, tetapi ya sudahlah …. Bila ada kerelaan
memanfaatkan internet untuk proses pembelajaran maka betapa bahagianya,
memang mahal tetapi ada fasilitas internet yang gratis, seperti email dan free
weblog. Bagian ini jarang dipakai oleh pendidik Kristen, sementara di dunia
pendidikan umum banyak pendidik yang telah memakainya, seperti Blog Guru,
Blog Biologi, Blog Kimia, di dunia perguruan tinggi: ada blog Dosen UI, Blog
Dosen STT, Blog Dosen UGM, Blog Dosen UPI dan seterusnya. Di dunia teologi,
saying sedikit yang membangun kesadaran berteologi melalui weblog. Salah
satunya adalah saya. Saya berharap ada banyak rekan-rekan pendidik Kristen
yang mulai memanfaatkan weblog gratis itu menunjukkan eksistensi dan
pengembangan diri melalui tulisan yang dipublikasikan secara online melalui
weblog gratis seperti: blogspot (blogger), wordpress.

Sumber:

http://perintiswebblog.blogspot.com/2012/08/hakikat-teknologi-dan-teknologi.html
Teknologi & Media Pembelajaran
Senin, 27 Oktober 2014
Pendidikan Agama Kristen

Dalam setiap proses mengajar, selalu diperlukan alat atau benda, sebagai sarana untuk

menyampaikan pesan, yang kemudian lazim disebut dengan media pembelajaran. Menurut Thorndike,

belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah apa yang merangsang

terjadinya kegiatan belajar seperti pikiran, perasaan, atau hal-hal lain yang dapat ditangkap melalui alat

indera. Sedangkan respon adalah reaksi yang dimunculkan peserta didik ketika belajar, yang dapat pula

berupa pikiran, perasaan, atau gerakan/tindakan.16[1]

Sementara itu Samuel Sidjabat mengutip definisi dari Eksiklopedi Pendidikan mengatakan bahwa

pendidikan dapat diartikan “semua perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan

pengetahuannya, pengalamannya, kecakapannya, serta ketrampilannya kepada generasi muda sebagai

usaha menyiapkannya agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik jasmaniah maupun rohaniah.17[2]

Sedangkan proses pengajaran sendiri di dalamnya ada satu komponen penting yang tidak dapat

ditinggalkan yaitu alat peraga untuk media mencapai suatu tujuan dalam pengajaran. Demikian juga

dalam pembelajaran Pendidikan Agama Kristen, media atau alat peraga merupakan salah satu bagian

penting dalam mendukung keberhasilan siswa dalam mempelajari dan memaknai setiap materi yang

16[1]Baharudin, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2007), 64-65.

17[2]Homrighausen, Pendidikan Agama Kristen ( Jakarta : BPK Gunung Mulia , 1999 ), 2–8.
disampaikan dalam materi Pendidikan Agama Kristen. Pemilihan media yang tepat akan dapat menolong

siswa dalam menangkap pesan yang disampaikan dalam materi pembelajaran di kelas.

Arti dan Hakekat Pendidikan Agama Kristen

Untuk melengkapi pemahaman Arti dan Hakekat PAK, baiklah kita simak apa yang disampaikan

Warner C. Graedorf (1976), sebagai berikut: “PAK adalah proses pengajaran dan pembelajaran yang

berdasarkan Alkitab, berpusat pada Kristus, dan bergantung kepada Roh Kudus, yang membimbing

setiap pribadi pada semua tingkat pertumbuhan melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan

pengalaman rencana dan kehendak Allah melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan, dan melengkapi

mereka bagi pelayanan yang efektif, yang berpusat pada Kristus sang Guru Agung dan perintah yang

mendewasakan pada murid”.18[3]

Dari definisi Warner tersebut di atas, menurut Paulus Lilik Kristianto, dalam Buku Prinsip dan

Praktik Pendidikan Agama Kristen, terdapat tiga aspek utama PAK, yakni : diskripsi PAK, Aspek fungsi dan

Aspek Filosofi PAK.19[4]

Diskripsi Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen merupakan proses pengajaran dan pembelajaran berdasarkan Alkitab,

berpusatkan Kristus, dan bergantung pada kuasa Roh Kudus. Pembelajaran berarti pembangunan

pribadi menuju kedewasaan sedangkan pengajaran berarti dorongan bagi pembelajaran yang efektif.

18[3]Paulus Lilik Kristanto, Prinsip dan Praktek PAK Penuntun bagi Mahasiswa Teologi dan PAK, Pelayan
Gereja, Guru Agama dan keluarga Kristen, ( Yogyakarta : ANDI Offset ), 4-5.

19[4]Ibid.
Aspek fungsional Pendidikan Agama Kristen

Pendidikan Agama Kristen berusaha membimbing setiap pribadi ke semua tingkat pertumbuhan

melalui pengajaran masa kini ke arah pengenalan dan pengalaman tentang rencana dan kehendak Allah

melalui Kristus dalam setiap aspek kehidupan dan untuk memperlengkapi mereka bagi pelayanan efektif.

Proses PAK ditujukan kepada setiap pribadi seperti pelayanan Kristus ( Yohanes 1 : 43 ). PAK berfungsi

sebagai penyedia, pendorong, dan fasilitator dalam pembimbingan.

Aspek Filosofi Pendidikan Agama Kristen

PAK merupakan proses pembelajaran dan pengajaran yang berpusatkan Kristus, sang Guru

Agung dan perintah untuk mendewasakan para murid.

Kesimpulannya PAK yang Alkitabiah harus mendasarkan diri pada Alkitab sebagai firman Allah

dan menjadikan Kristus sebagai pusat beritanya dan harus bermuara pada hasilnya , yaitu

mendewasakan murid. Seperti Firman Tuhan dalam Kolose 2 : 6 - 7. ( Efesus 4:1`1-13).

Pada dasarnya PAK dimaksudkan untuk menyampaikan kabar baik (euangelion = injil), yang

disajikan dalam dua aspek, aspek ALLAH TRITUNGGAL (ALLAH BAPA, ANAK, DAN ROH KUDUS) dan

KARYANYA, dan aspek NILAI-NILAI KRISTIANI. Secara holistik, pengembangan Standar Kompetensi dan

Kompetensi Dasar PAK pada Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu pada dogma Allah Tritunggal

dan karya-Nya. Pemahaman terhadap Allah Tritunggal dan karya-Nya harus tampak dalam nilai-nilai

kristiani yang dapat dilihat dalam kehidupan keseharian peserta didik.

Peran Pendidikan Agama Kristen


Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi

pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan bermartabat.

Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka internalisasi agama dalam

kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik

pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

Pendidikan Agama Kristen dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan

berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari

pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman

nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual ataupun kolektif

kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi

berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan.

Penerapan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di bidang Pendidikan Agama Kristen

(PAK), sangat tepat dalam rangka mewujudkan model PAK yang bertujuan mencapai transformasi nilai-

nilai kristiani dalam kehidupan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah. Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar memberikan ruang yang sama kepada setiap peserta didik dengan

keunikan yang berbeda untuk mengembangkan pemahaman iman kristiani sesuai dengan pemahaman,

tingkat kemampuan serta daya kreativitas masing-masing.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen bukanlah “standar moral”

Kristen yang ditetapkan untuk mengikat peserta didik, melainkan dampingan dan bimbingan bagi

peserta didik dalam melakukan perjumpaan dengan Tuhan Allah untuk mengekspresikan hasil

perjumpaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar memahami, mengenal dan bergaul
dengan Tuhan Allah secara akrab karena seungguhnya Tuhan Allah itu ada dan selalu ada dan berkarya

dalam hidup mereka. Dia adalah Sahabat dalam Kehidupan Anak-anak.Berdasarkan pemahaman

tersebut, maka rumusan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar PAK di sekolah dibatasi hanya pada

aspek yang secara substansial mampu mendorong terjadinya transformasi dalam kehidupan peserta

didik, terutama dalam pengayaan nilai-nilai iman kristiani. Dogma yang lebih spesifik dan mendalam

diajarkan di dalam gereja.

Fokus Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar berpusat pada kehidupan manusia (life

centered). Artinya, pembahasan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar didasarkan pada kehidupan

manusia, dan iman Kristen berfungsi sebagai cahaya yang menerangi tiap sudut kehidupan manusia.

Pembahasan materi sebagai wahana untuk mencapai kompetensi, dimulai dari lingkup yang paling kecil,

yaitu manusia sebagai ciptaan Allah, selanjutnya keluarga, teman, lingkungan di sekitar peserta didik,

setelah itu barulah dunia secara keseluruhan dengan berbagai dinamikanya.

Tujuan dan Fungsi PAK

Tujuan Pendidikan Agama Kristen (PAK) adalah pertama memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan

Roh Kudus dan karya-karya-Nya agar peserta didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah

Tritunggal dalam hidupnya. Kedua Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada

peserta didik, sehingga mampu memahami dan menghayatinya. Ketiga, Menghasilkan manusia

Indonesia yang mampu menghayati imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah

masyarakat yang pluralistik.

Untuk melengkapi tujuan Pengajaran Agama Kristen di Sekolah yang merupakan usaha

“Pemuridan” dan sekaligus “Penginjilan”, obyek Pendidikan Agama Kristen disekolah sebagaimana
ditulis oleh Dr. E.G Homringhausen dan Dr. I.H Enklaar, di bawah ini akan menambah wacana dalam

memahami tujuan Pengajaran Agama Kristen di sekolah tersebut, yaitu:

1. Pendidikan Agama Kristen menjadikan murid-murid menghargai dirinya sendiri.

2. Pengajaran Agama Kristen membuat mereka menjadi warga negara yang bertanggung jawab.

3. Melalui Pengajaran Agama Kristen, diharapkan mereka dapat belajar menghargai dunia ini.

4. Pengajaran Agama Kristen supaya mereka dapat membedakan nilai-nilai yang baik dan yang jahat.

5. Pengajaran Agama Kristen supaya mereka dapat menghubungkan pengalaman-pengalaman mereka

sendiri dengan filsafat hidup Kristen.

6. Supaya mereka dapat menjadi orang yang dapat dipercaya.

7. Supaya mereka belajar bekerja sama dan tolong menolong.

8. Supaya mereka selalu mengajar kebenaran.

9. Supaya mereka bersikap positif terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekelilingnya, dan terhadap

perkembangan-perkembangan sejarah umum.

10. Dengan pelajaran Agama Kristen, supaya mereka suka turut merayakan hari-hari raya Kristen dalam

persekutuan Kristen.20[5]

20[5]Dr.E.G Homrighausen, Dr.I.H Enklaar, Pendidikan Agama Kristen, (Jakarta: BPK Gunung Mulia), 48,49.
Ada beberapa sifat yang ditunjukkan dalam pengajaran Agama Kristen, sehingga sangat efektif

dalam mencapai tujuan akhir dari Pendidikan atau Pengajaran Kristen, seperti yang dikemukakan oleh

Harry M. Piland, yaitu :21[6]

Pertama, pengajaran yang “dijelmakan”. Dijelmakan adalah istilah theologia abstrak, tetapi

istilah itu mengatakan apa yang perlu dikatakan mengenai pengajaran Alkitab atau Pengajaran Agama

kristen. Arti sebenarnya adalah bahwa Firman itu menjadi daging dalam kehidupan guru-guru Agama

Kristen dan dalam kehidupan anggota-anggota dalam kelas. Kedua, mengajar dengan teladan. Yesus

sebagai Guru Agung, sebagian besar apa yang diajarkan kepada murid-murid-Nya, diajarkan-Nya melalui

contoh atau teladan. Ia merupakan teladan yang hidup mengenai apa yang ia inginkan agar dipelajari

pengikut-Nya. Satu contoh, ketika Tuhan Yesus mengajar mengenai kepemimpinan, Ia mulai pelayanan-

Nya dengan mempersiapkan sebuah kain, seember air dan kemudian mencuci kaki murid-murid yang

memanggil-Nya “Guru”.(Yohanes 13: 1-17). Dengan kata lain di dalam Yesus mengajar, Ia selalu

memberi contoh atau teladan terlebih dahulu.

Dalam Kitab Ulangan 6:1-9, adalah suatu keharusan mengajar dengan disertai teladan atau

contoh.22[7] Pengajarannya harus “dipraktekkan” dalam kehidupan konkret, yang dapat dilihat, “dibaca’

dan ditiru atau dicontoh. “Haruslah engkau juga mengikatkannya sebagai tanda pada TANGANMU dan

haruslah itu menjadi lambang DI DAHIMU, dan haruslah engkau menuliskannya pada TIANG PINTU

RUMAHMU dan pada PINTU GERBANGMU (Ulangan 6:8-10).

21[6]Harry M. Piland, Perkembangan Gereja dan Penginjilan Melalui Sekolah Minggu, (Bandung:LLB,
1984), Hlm. 164.

22[7]Yuliana, Alam Semesta dan Sejarah, Buletin Evangelion, Edisi 50, tahun 1998
Perhatikan empat kata kunci dalam Pengajaran Kristen. Semua menunjuk kepada realitas,

kenyataan yang dapat dilihat dan dirasakan yang harus diajarkan atau disampaikan kepada orang lain.

Dalam pengajaran, disamping dengan alat peraga atau media pembelajaran supaya dapat dilihat dan

dirasakan oleh siswa juga harus ada keteladanan, karena teladan lebih berharga dari sekedar perkataan.

Ketiga, pengajaran yang berpusat pada kehidupan. Dalam hal ini Iris V. Cully, (1995)

mengemukakan : “Metode-metode pengajaran kristen harus berpusat pada kehidupan. Istilah “berpusat

pada kehidupan” sama halnya dengan “berpusat pada pengalaman”. Pengalaman masa kini. Hasilnya

adalah suatu minat yang kuat tentang saat ini dan rencana-rencana yang jelas bagi masa depan, namun

hanya memiliki pandangan yang terpecah-pecah mengenai masa lampau. Kini pandangan “pandangan

berpusat pada kehidupan” memperoleh makna yang lebih dalam melalui pemahaman-pemahaman para

ahli dan filsafat teologi eksistensialis. Eksistensi-lah, dan bukan keberadaan yang abstrak, yang dianggap

penting. Eksistensi terdiri dari suatu totalitas, bukan dari dalam keberadaannya sendiri, melainkan dari

hubungan dengan orang lain, dan benda-benda”.23[8]

http://sttbethany.blogspot.co.id/2014/10/media-pembelajaran-dalam-pendidikan.html

23[8]Iris V. Cully, Dinamika Pendidikan Kristen,(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1995), 109.

Anda mungkin juga menyukai