Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian rasul dan nabi berbeda. Rasul adalah manusia pilihan yang
diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri dan mempunyai kewajiban
untuk menyampaikan kepada umatnya. Sedangkan Nabi adalah manusia
pilihan yang diberi wahyu oleh Allah untuk dirinya sendiri tetapi tidak wajib
menyampaikan pada umatnya. Dengan demikian seorang rasul pasti nabi
tetapi nabi belum tentu rasul. Meskipun demikian kita wajib meyakini
keduanya.
Pengertian Iman kepada para rasul Allah adalah meyakini bahwa mereka
itu adalah manusia pilihan Allah untuk menyampaikan ajaran Allah kepada
umat manusia. Mereka itu ma’sum, terjaga dan terpelihara dari berbuat
durhaka kepada Allah, mereka pasti jujur dalam menyampaikan risalah Allah.
Secara Umum Pengertian Iman kepada rasul berarti meyakini bahwa Allah
telah memilih di antara manusia, beberapa orang yang bertindak sebagai
utusan Allah (rasul) yang di tugaskan untuk menyampaikan segala wahyu
yang diterima dari Allah melalui malaikat Jibril, dan menunjukkan mereka ke
jalan yang lurus, serta membimbing umatnya ke jalan yang benar agar
selamat di dunia dan akhirat.
Termasuk pokok keimanan adalah kita beriman bahwa para Rasul Allah
memiliki nama. Sebagiannya diberitakan kepada kita dan sebagiannya tdak
diberitakan kepada kita. Yang diberikan kepada kita seperti Muhanmad,
Ibrahim, Musa, ‘Isa, dan Nuh ‘alahimus shalatu wa salaam. Kelima nama
tersebut adalah para Rasul ‘Ulul Azmi. Allah Ta’ala telah menyebut mereka
pada dua (tempat) surat di dalam Al Quran yakni surat Al Ahzaab dan As
Syuraa,
‫سى اب ِْن َم ْريَ َم‬
َ ‫سى َو ِعي‬ َ ‫َوإِ ْذ أ َ َخ ْذنَا ِمنَ النَّبِيِينَ ِميثَاقَ ُه ْم َو ِمنكَ َو ِمن نُّوحٍ َوإِب َْراه‬
َ ‫ِيم َو ُمو‬

“Dan ingatlah ketika Kami mengambil perjanjian dari nabi-nabi dan dari kamu
(sendiri), dari Nuh, Ibrahim, Musa, dan Isa bin Maryam…” (QS. Al Ahzab:7)

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian iman kepada rasul ?
2. Apa ayat Al-Qur’an yang menjelaskan iman kepada rasul ?
3. Apa hadist yang menjelaskan iman kepada rasul ?
4. Apa pendapat ulama tentang beriman kepada rasul ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat mengetahui pengertian iman kepada rasul
2. Mahasiswa dapat mengetahui ayat al-qur’an tentang beriman kepada
rasul
3. Mahasiswa dapat mengetahui hadist tentang iman kepada rasul
4. Mahasiswa dapat membedakan pendapat ulama tentang beriman kepada
rasul

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman Kepada Rasul
"Rasul" secara bahasa 'orang yang diutus untuk penyampaian
sesuatu'. Arti makna "rasul" secara term berarti 'setiap manusia yang diberi
wahyu is syariat tertentu dan diperintahkan untuk dikirimkan'. ( Syarh Ushul
Iman , hlm 32)
Rasul yang pertama adalah Nabi Nuh ' alaihis salam , dan yang terakhir
adalah Nabi Muhammad shallallahu' alaihi wa sallam .
Allah berfirman, yang berarti, "Sesungguhnya Kami telah memberikan
wahyu seruan Kami telah memberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi
yang kemudiannya." (QS An Nisa: 163)
Dari Anas bin Malik radliallahu 'anhu , apakah Nabi shallallahu' alaihi
wa sallam bersabda: "Nanti (di padang mahsyar) orang-orang akan datang
kepada nabi Adam untuk meminta syafaat, tapi Nabi Adam meminta maaf
kepada mereka seraya berkata, 'Datangilah Nuh, rasul pertama yang diutus
Allah. '" (HR Al Bukhari no 3162)
Yang dalil is Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah nabi
terakhir adalah firman Allah Ta'ala , yang berarti, "Muhammad itu sekali-
kapan saja bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, dia adalah
Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan Maha Mengetahui segala sesuatu.
" (QS Al Ahzab: 40)
Iman kepada Rasul adalah salah satu rukun iman yang ke empat. Oleh
karena itu sebagai orang muslim harus meyakini dengan sepenuh hati
bahwasanya Allah telah mengutus rasul-rasul-Nya kepada ummat manusia
pada setiap zaman untuk mengarahkan manusia kejalan yang benar. Agar
manusia tidak salah arah dalam mensucikan, mengagungkan dan menyembah,
maka manusia memerlukan rasul. Para Rasul Allah mendapat tugas dari Allah
SWT untuk membimbing manusia dalam kehidupannya agar tidak tersesat.
Mengimani para Nabi dan Rasul yang sudah kita kenali namanya,
misalnya Muhammad, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nuh alaihimus shalatu adalah
salam . Kelima nabi rasul ini adalah rasul yang bergelar " Ulul Azmi " (Orang

3
yang tekadnya kuat). Allah Ta'ala telah meyebut mereka di dua tempat di
Alquran, dalam surat Al Ahzab dan surat Asy Syura.

1. Nama-Nama 25 Nabi dan Sifatnya

1. Adam As 6. Ibrahim As 11. Yusuf As 16. ZulkiFli As 21. Yunus As

2. Idris As 7. Luth As 12. Ayub As 17. Daud As 22. Zakaria As

3. Nuh As 8. Ismail As 13. Syu’aib As 18. Sulaiman As 23. Yahya As

4. Hud As 9. Ishaq As 14. Musa As 19. Ilyas As 24. Isa As

5. Sholeh As 10. Yaqub As 15. Harun As 20. Ilyasa As 25. Muhammad Saw

2. Tanda - Tanda beriman kepada Nabi dan Rasul Allah SWT


1. Mempercayai bahwa diantara para Nabi dan Rasul itu ada 5 (lima)
orang yang termasuk Ulul Azmi yaitu Nabi Muhammad SAW, Nabi
Ibrahim AS, Nabi Musa As, Nabi Musa AS dan Nabi Nuh AS. Ulul
Azmi adalah Nabi dan Rasul yang dikenal memiliki kesabaran dan
Ketabahan yang luar biasa didalam memnghadapi rintangan atau
cobaan dari kaumnya.

2. Mempercayai sepenuh hati bahwa para Nabi dan Rasul Allah SWT.
Itu mempunyai sifat-sifat yang mulia.

3. Mempercayai sepenuh hati bahwa Nabi Muhammad SAW adalah


penutup seluruh Nabi dan Rasul. Beliau bertugas menyempurnaan
agama Samawi ( agama yang bersumber dari Allah SWT).

4. Meneladani akhlaq dan kepribadian para Rasul Allah SWt yang


Mulia. Dalam setiap diri Rasul Allah SWT pasti mempunyai akhlaq
dan kepridian yang mulia, yang harus diteladani oleh umat manusia

4
5. Mempercayai sepenuh hati bahwa Nabi dan Rasul adalah manusia
yang dipilih oleh Allah SWT, yang ditugaskan untuk menyampaikan
wahyu dan ajaran-ajaran Islam kepada umat manusia agar dijadikan
pedoman hidup.

6. Mengamalkan ajaran yang dibawa oleh para Rasul Allah SWT,


seorang yang beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT. Tentu akan
membenarkan dan mengamalkan ajaran para Rasul tersebut dalam
kehidupan sehari-hari.

B. Al-quran Tentang Iman Kepada Rasul


1. Al-Qur’an Al-An’am Ayat 48

Artinya :
“Dan kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar
gembira dan memberi peringatan.Barangsiapa yang beriman dan
mengadakan perbaikan, maka tidak ada kekawatiran terhadap mereka dan
tidak (pula) mereka bersedih hati.”(QS. Al An’am 6 : 48).

2. Surah An-Nisaa Ayat 136

5
artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (al-Qur’an) yang diturunkan
kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa
ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab- Nya, rasul-rasul-
Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat
jauh.” (Q.S. An-Nisa/4: 136) .
3. Al-Baqarah ayat 285

ِ ُ ‫سو ُل بِ َمآأ‬
‫نز َل إِلَ ْي ِه ِمن َّربِ ِه َو ْال ُمؤْ ِمنُونَ ُك ٌّل َءا َمنَ بِاهللِ َو َمالَئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه‬ ُ ‫الر‬
َّ َ‫َءا َمن‬
َ‫غ ْف َرانَكَ َربَّنَا َوإِلَيْك‬ُ ‫ط ْعنَا‬ َ َ ‫س ِم ْعنَا َوأ‬
َ ‫س ِل ِه َوقَالُوا‬ُ ‫س ِل ِه الَ نُفَ ِر ُق بَيْنَ أ َ َح ٍد ِمن ُّر‬
ُ ‫َو ُر‬
‫ير‬
ُ ‫ص‬ِ ‫ْال َم‬
Artinya :
Rasul telah beriman kepada Al Qur’an yang diturunkan kepadanya dari
Rabb-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman
kepada Allah, malaikat-malaikatNya, kitab-kitabNya dan rasul-rasulNya.
(Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang
pun (dengan yang lain) dari rasul-rasulNya,” dan mereka mengatakan:
“Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami, ya
Rabb kami. Dan kepada Engkaulah tempat kembali”. [Al Baqarah:285].

4. Al-Baqarah ayat 177


‫ب َولَ ِك َّن ْالبِ َّر َم ْن َءا َمنَ ب ِاهللِ َو ْاليَ ْو ِم‬
ِ ‫ق َو ْال َم ْغ ِر‬
ِ ‫ْس ْالبِ َّر أ َ ْن ت ُ َولُّوا ُو ُجو َه ُك ْم قِبَ َل ْال َم ْش ِر‬
َ ‫لَي‬
‫علَى ُحبِ ِه ذَ ِوي ْالقُ ْربَى َو ْاليَت َا َمى‬ َ ‫ب َوالنَّبِيِنَ َو َءات َى ْال َما َل‬
ِ ‫اْأل َ ِخ ِر َو ْال َملَئِ َك ِة َو ْال ِكت َا‬
َ ‫الز َكاة‬ َّ ‫ب َوأَقا َ َم ال‬
َّ ‫صلَوة َ َو َءات َى‬ ِ ‫الرقَا‬
ِ ‫سائِلِينَ َوفِي‬ َّ ‫سبِي ِل َوال‬َّ ‫ساكِينَ َوابْنَ ال‬ َ ‫َو ْال َم‬
َ‫آء َو ِحينَ ْالبَأ ْ ِس أ ُ ْولَئِك‬
ِ ‫آء َوالض ََّّر‬
ِ ‫س‬َ ْ ‫صابِ ِرينَ فِي ْالبَأ‬
َّ ‫عا َهدُوا َوال‬ َ ‫َو ْال ُموفُونَ بِعَ ْه ِد ِه ْم إِذَا‬
َ‫صدَقُوا َوأ ُ ْولَئِكَ ُه ُم ْال ُمتَّقُون‬ َ َ‫الَّذِين‬
Artinya :
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah Timur dan Barat itu suatu
kebaktian, akan tetapi sesungguhnya kebaktian itu ialah beriman kepada
Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan

6
memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,
orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-
orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya,
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang
menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam
kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-
orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang
bertaqwa. [Al Baqarah:177].

C. Hadist Tentang Beriman Kepada Rasul


Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Jibril yang
terkenal, ketika ditanya tentang iman, Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab :

‫س ِل ِه َو ْاليَ ْو ِِم ْاآْل ِِخ ِر َو ْالَقَ َد ِر ُك ِل ِه َِخ ْي ِر ِه َوش َِر ِه‬ ِ َّ ِ‫أ َ ْن تُؤْ ِمنَ ب‬
ُ ‫اَّلل َو َم َالئِ َكتِ ِه َو ُكتُبِ ِه َو ُر‬

Artinya :
Beriman kepada Allah, malaikatNya, kitab-kitab suciNya, para RasulNya dan
hari akhirat serta taqdir yang baik dan yang buruk.
Dalam hadits ini, Rasulullah menjadikan iman kepada para rasul
termasuk salah satu rukun iman. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Satu
keharusan dalam iman, (yaitu) seorang hamba beriman kepada Allah,
Malaikat, kitab-kitab suciNya, para RasulNya dan hari akhir. Dia harus
beriman kepada seluruh rasul yang diutus dan seluruh kitab suci yang
diturunkan.1

1
Ibnu Taimiyah, Al Furqaan Baina Aulia’ Ar Rahman Wa Aulia’ Asy Sayithan, hlm. 77, dinukil dari
muqaddimah yang ditulis Dr. Abdulaziz bin Shalih Ath Thawiyan dalam kitab An Nubuwwah karya Ibnu
Taimiyah, Cetakan I, Tahun 1420 H, Maktabah Adhwaa’ As Salaf, Riyadh, KSA hlm. 1/37.

7
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫ َوأ َ ْن‬،‫س ْولُهُ أ َ َحبَّ ِإلَ ْي ِه ِم َّما ِس َوا ُه َما‬ ُ ‫ َم ْن َكانَ هللاُ َو َر‬،‫ان‬ ِ ‫ث َم ْن ُك َّن ِف ْي ِه َو َجدَ ِب ِه َّن َحالَ َوة َ اْ ِإل ْي َم‬ ٌ َ‫َثال‬
‫ َك َما يَ ْك َرهُ أ َ ْن‬،ُ‫ َوأ َ ْن يَ ْك َرهَ أ َ ْن يَعُ ْودَ فِي ْال ُك ْف ِر بَ ْعدَ أ َ ْن أ َ ْنقَذَهُ هللاُ ِم ْنه‬،ِ‫ي ُِحبَّ ْال َم ْر َء الَ ي ُِحبُّهُ إِالَّ ِهلل‬
ِ َّ‫ف فِي الن‬
‫ار‬ َ َ‫يُ ْقذ‬.
“Ada tiga perkara yang apabila perkara tersebut ada pada seseorang,
maka ia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) hendaknya Allah dan
Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya. (2) Apabila ia mencintai
seseorang, ia hanya mencintainya karena Allah. (3) Ia tidak suka untuk
kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia
tidak mau untuk dilemparkan ke dalam api.”

D. Penjelasan Ulama Tentang Iman Kepada Rasul


Pertama : Iman kepada kenabian (an nubuwah) adalah jalan mengenal
untuk Allah dan mencintaiNya. Juga merupakan piranti untuk mencapai
keridhaan Allah dan keselamatan dari adzabNya, serta menjadi dasar
kebahagian dan keselamatan di dunia dan akhirat.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyatakan: “Iman kepada nubuwah


merupakan dasar pokok keselamatan dan kebahagiaan. Barangsiapa yang
tidak memahami benar permasalahan ini, akan bingung untuk mengetahui
mana pintu petunjuk dan kesesatan, iman dan kufur, dan tidak dapat
membedakan yang salah dan yang benar”.

Kedua : Kebutuhan hamba Allah untuk mengakui kenabian lebih


besar dan mendesak daripada kebutuhan mereka terhadap udara, makanan
dan minuman. Sebab, akibat kehilangan udara, makanan atau minuman
hanyalah kematian dan kerugian dunia. Berbeda jika ia tidak mengakui
kenabian, akan mengakibatkan kerugian di dunia dan akhirat.

Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata,”tanda-tanda kenabian termasuk


menjadi bukti-bukti rububiyah Allah. Semuanya jelas dan nyata pada setiap

8
orang, seperti kejadian yang tampak terlihat; karena makhluk membutuhkan
pengakuan kepada Sang Pencipta dan para rasulNya.2

Tidak diragukan lagi, setiap makhluk yang mukalaf membutuhkan


untuk mengenal Allah, iman kepadaNya, beribadah kepadaNya dan mengenal
para rasulNya serta mentaatiNya?. Oleh karena itu, Allah memudahkan
hambanya untuk mendapatkan hal-hal tersebut.

Syaikh Islam berkata,”Sesungguhnya sesuatu yang dibutuhkan


pengenalannya oleh manusia seperti iman kepada Allah dan RasulNya, maka
Allah menjabarkan dan memudahkan jalan mendapatkannya.3

Kemudian Syaikh Islam Ibnu Taimiyah menambahkan :


“Demikianlah, setiap kali manusia sangat butuh mengenal sesuatu. Maka
Allah memudahkan mereka dengan bukti-bukti yang mengenalkannya, seperti
bukti-bukti yang menunjukkanNya, bukti-bukti kenabian RasulNya dan
bukti-bukti ketentuan taqdir dan ilmuNya”.4

Dalam masalah ini, Syaikh Islam Ibnu Taimiyah berkata:


“Sesungguhnya Allah menjadikan para rasul sebagai perantara antara Dia
dengan hambaNya, dalam mengenalkan kepada mereka apa-apa yang
bermanfaat dan yang merugikan mereka, dan menyempurnakan apa-apa yang
mashlahat bagi kehidupan dunia dan akhirat mereka. Para rasul ini seluruhnya
diutus untuk berdakwah kepada Allah, mengenalkan jalan untuk sampai
kepada Allah dan menjelaskan keadaan mereka setelah sampai kepadaNya.

2
Al Jawaabu Ash Shahih Liman Baddala Din Al Masiih, hlm. 5/435.
3
Ibnu Taimiyah, Daru Ta’arud Al ‘Aql Wa An Naql, tahqiq Muhammad Rasyaad Saalim, tanpa tahun dan penerbit, hlm.
9/66
4
Ibid, hlm. 10/129

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak ada jalan mengenal kebaikan dan kejelekan secara terperinci,
kecuali dari mereka. Dan tidak akan mendapatkan keridhaan Allah, kecuali
dengan mereka. Perkara baik dari amalan, perkataan dan akhlak, tidak lain
adalah petunjuk dan ajaran mereka. Amalan, perkataan dan akhlak mereka
merupakan timbangan untuk seluruh amalan, perkataan dan akhlak manusia.
Dengan mengikuti mereka, terseleksi orang yang mendapat petunjuk dan
yang sesat. Sehingga kebutuhan manusia terhadap mereka lebih besar dari
kebutuhan badan kepada nyawanya, mata terhadap cahaya dan nyawa
terhadap kehidupannya. Apapun kepentingan dan kebutuhan yang terbetik,
kepentingan dan kebutuhan hamba terhadap para rasul lebih tinggi di
atasnya.

B. Saran
Bagaimana tanggapan anda terhadap sosok yang petunjuk dan
ajarannya jika hilang darimu sekejap mata saja akan merusak hatimu, dan
menjadi seperti ikan yang terpisah dengan air dan diletakkan di
penggorengan? Seperti itulah keadaan hamba ketika hatinya lepas dari
ajaran para rasul, bahkan bisa lebih fatal lagi. Namun tidak akan ada yang
merasakan hal ini, kecuali kalbu yang hidup”

10
DAFTAR PUSTAKA

yarhu Ushuulil Iman. Syaikh Muhammad bin Sholih Al ‘Utsaimin. Penerbit


Daarul Qasim. Cetakan pertama 1419 H

Al Jawaabu Ash Shahih Liman Baddala Din Al Masiih,


Ibnu Taimiyah, Daru Ta’arud Al ‘Aql Wa An Naql, tahqiq Muhammad Rasyaad
Saalim, tanpa tahun dan penerbit
https://www.eduspensa.id/pengertian-dan-fungsi-iman-kepada-rasul-allah/

11
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................. i


Daftar Isi ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian iman kepada Rasul ...................................................
B. Al-Qur’am tentang iman kepada Rasul ......................................
C. Hadits tentang beriman kepada Rasul ........................................
D. Penjelasan Ulama tentang Iman Kepada Rasul ..................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................
B. Saran ..........................................................................................

Daftar Pustaka ...............................................................................................

12
IMAN KEPADA RASUL

OLEH

KELOMPOK

ARISMUNANDAR
RAISAH
IRWAN

SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ( STIKES )


MEDIKA TEUKU UMAR MEULABOH
PRODI D-III GIZI
TAHUN AJARAN 2018

13
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “Iman Kepada Rasul”
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Meulaboh, 11 Maret 2018


Penulis

14

Anda mungkin juga menyukai