Kantong Plastik Ramah Lingkungan PDF
Kantong Plastik Ramah Lingkungan PDF
DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KANTONG PLASTIK BIODEGRADABLE)
MELANIE CORNELIA
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI DISERTASI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa disertasi berjudul “MODEL KANTONG PLASTIK
BELANJA RAMAH LINGKUNGAN DI INDONESIA “ (STUDI KASUS: KANTONG
PLASTIK BIODEGRADABLE) adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun.
Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.
Melanie Cornelia
P 062100071
RINGKASAN
MELANIE CORNELIA. Model Kantong Plastik Belanja Ramah Lingkungan di Indonesia
(Studi Kasus: Kantong Plastik Biodegradable) Dibimbing oleh RIZAL SYARIEF sebagai
Ketua Komisi Pembimbing, HEFNI EFFENDI dan BUDI NURTAMA sebagai Anggota
Komisi Pembimbing.
Plastic shopping bags have become a necessity because of its practical useful, as a
container to carry grocery items and finally were used as trash carriers prior to final
disposing into landfill. The use of plastic shopping bags in Indonesia increasingly
exponential growth from year to year, making environmental problems such as flooding and
landslides. The government has issued Law No. 18/2008 to address this issue. In line with the
regulations for using of environmentally friendly plastic bags, some retailers and shopping
centers has initiated the program by providing environmental friendly plastic shopping bags
such as biodegradable and oxodegradable types.
However, the component ingredients are added in processing of environmentally
friendly plastic bag, so it makes price higher than the conventional one, which in turn is a
burden on consumers. From FGD result, the issue of price is the problem in the using of
environmentally friendly plastic shopping bags. The results of some AHP questionnaires
which are filled by 36 respondents, and after processing the data with expert choice software,
the highest choice is biodegradable (38.89%, followed by oxodegradable (36.11%), and
conventional (25.0%).
Distinguishing characteristics of the plastic shopping bags are conventional and
biodegradable in the supermarket, both domestically and compare them with plastic
shopping bags in supermarkets abroad. Many plastic shopping bags at the supermarket that
is normally labeled biodegradable products in accordance with government regulations.
There are also some plastic shopping bags that do not include a specific label, but to include
eco-friendly and the like related to the environment. There needs to analyze the
characteristics of various types of plastic bags labeled by using the apparatus to differentiate
its characteristics. Bioplastics are plastics that are able to be degraded by microbes in the
soil due to its starch content. Bioplastics are expected to be the solution of environmental
problems caused by the plastic shopping bags waste which became an environmental burden.
Commercially, bioplastics were already being produced with the variation of percentage
cassava addition. However the problem regarding such matter is the price of the product is
still expensive compared to conventional plastic bags, because the starches are still needed in
food and energy sectors. In this study, bioplastic is made from extracted durian seeds starch
to be mixed with LDPE plastic ores, with the variation addition of starch concentration by 0-
50%. For comparison, starch from sago is used, so that the physical characteristics such as
color and mechanical properties such as tensile strength, elongation and hardness can be
compared. Decreasing of bioplastics weight was evaluated with burial in soil for 8 weeks.
Anova test results showed that types of starch and % starch are added, give no significant
difference (p> 0.05) on weight loss of plastic except in color. SEM analysis was conducted to
compare the cavity between starch molecules and plastic polymer at 2500x magnification,
which causes plastic strength reduced and becomes brittle when being pulled. Addition of
10% durian seed starch is proven as optimal polymer substitution without additives in
making bioplastics, with mechanical characteristics that can be compared with sago and
cassava starch.
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian,
penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah;
dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam
bentuk apa pun tanpa izin IPB
MODEL KANTONG PLASTIK BELANJA RAMAH LINGKUNGAN
DI INDONESIA
(STUDI KASUS: KANTONG PLASTIK BIODEGRADABLE)
MELANIE CORNELIA
Disertasi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Doktor
padaProgram Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan
SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Penguji Luar Komisi pada Ujian Tertutup: 1. Prof. Dr. Ir. Surjono Hadi Sutjahjo,MS
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Es4 karena hanya atas
berkat dan anugrahNya sajalalq maka disertasi ini berhasil diselesaikan sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan (PSL), di Sekolah Pascasarjana IPB'
Penulis memilih tema tentang kantong plastik belanja ramah lingkungan, karena tema
ini terkait dengan bidang keilmuan penulis, yaitu bidang teknologi, kimia dan manajemen
yang berbasis sumberdaya alam. Sebagai masyarakat yang sehari-hari menggunakan kantong
plastik untuk membawa baratrg belanjaan dan sekaligus membuangnya sebagai sampah,
maka kita harus cerdik mencari altematif solusi dari berbagai masalah lingkungan yang
diakibatkan oleh sarnpah kantong plastik belanja, yang tidak dapat di degradasi oleh alam.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi
kepada Tim Komisi Pembimbing, yang terdiri dari Prof. Dr. h. Rizal Syarief. DESS selaku
ketua komisi, Dr. Ir. Heftri Effendi, M. Phil. Dan Dr. h. Budi Nurtama , M. Agr. selaku
anggota komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan serta masukan yang konstruktif
kepada penulis, sejak awal penulisan proposal, pelaksanaan penelitian dan finalisasi hasil
hingga penulisan disertasi ini. Kepada pimpinan dan dosen-dosen pengajar serta staf
administrasi di lingkungan Program Studi PSL IPB, penulis juga mengueapkan terima kasih
atas motivasi dan dukungannya selama perkuliahan dan kegiatan akademis lainnya. Tak lupa
terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dikti - Kemdikbud atas beasiswa BPPS yang
diberikan selama masa perkuliahan dan penelitian, dan kepada Universitas Pelita Harapan
yang telah mengijinkan, memberi kesempatan dan mendukung penulis untuk mengikuti
Progtam Doktor di Sekolah Pascasarjana IPB-
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan sesama mahasiswa
yang
-f sedang mengambil program doktor di program studi PSL, atas kebersamaan kita selama
trn rn. Juga kepada rekan-rekan kerja di UPH yang selalu mendukung dan mendoakan
penulis, serta kepada teman-teman di bidang transportasi dan foto copy yang selama ini selalu
mendukung kegiatan perkuliahan dan disertasi penulis sehingga dapat berjalan lancar.
Terimakasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada ketiga buah hati penulis yaitu
Rinan, Danar dan Amy yang selalu memberi dukungan dan bantuan baik moril dan tenag4
sehingga penulis dapat menyelesaikan program doktor ini. Semoga semangat dan usaha
penulis untuk mencapai gelar yang lebih tinggi dapat menjadi teladan untuk kalian semua.
- Penulis menyadari bahwa karya disertasi ini masih perlu penyempurnaan melalui
berbagai masukan dan sarano sehingga lebih banyak lagi manfaat yang dapat diberikan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, untuk menjaga kelestarian lingkungan kita melalui
pemanfaatan teknologi dan manajemen, dalar4 mengolah sumberdaya alam yang ada di bumi
pertiwi yang sudah dititipkan Tuhan kepada kita.
Penulis
Melanie Cornelia
Judul Ilisertasi : Mqdel Kantong Ptastik Belanja Ramah Lingkungan
di Indonesia (Studi Kasus: Kantong Plestrk Biodegradable)
Nrma : Melanie Cornelia
NIM : P062100071
Disetujui oleh
Mr
Dr Ir Hefni Effendi.IVLPhil
Anggota
Diketahni oleh
NIM : P062100071
Disetujui oleh
Komisi Pembimbing
Ketua
Diketahui oleh
Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat TuhanYang Maha Esa, karena hanya atas
berkat dan anugrahNya sajalah, maka disertasi ini berhasil diselesaikan sebagai syarat untuk
memperoleh gelar Doktor pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Alam dan
Lingkungan (PSL), di Sekolah Pascasarjana IPB.
Penulis memilih tema tentang kantong plastik belanja ramah lingkungan, karena tema
ini terkait dengan bidang keilmuan penulis, yaitu bidang teknologi, kimia dan manajemen
yang berbasis sumberdaya alam. Sebagai masyarakat yang sehari-hari menggunakan kantong
plastik untuk membawa barang belanjaan dan sekaligus membuangnya sebagai sampah,
maka kita harus cerdik mencari alternatif solusi dari berbagai masalah lingkungan yang
diakibatkan oleh sampah kantong plastik belanja , yang tidak dapat di degradasi oleh alam.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tinggi
kepada Tim Komisi Pembimbing, yang terdiri dari Prof. Dr. Ir. Rizal Syarief. DESS selaku
ketua komisi, Dr. Ir. Hefni Effendi, M. Phil. Dan Dr. Ir. Budi Nurtama , M. Agr. selaku
anggota komisi pembimbing atas bimbingan dan arahan serta masukan yang konstruktif
kepada penulis, sejak awal penulisan proposal, pelaksanaan penelitian dan finalisasi hasil
hingga penulisan disertasi ini. Kepada pimpinan dan dosen-dosen pengajar serta staf
administrasi di lingkungan Program Studi PSL IPB, penulis juga mengucapkan terima kasih
atas motivasi dan dukungannya selama perkuliahan dan kegiatan akademis lainnya. Tak lupa
terima kasih juga penulis ucapkan kepada Dikti - Kemdikbud atas beasiswa BPPS yang
diberikan selama masa perkuliahan dan penelitian, dan kepada Universitas Pelita Harapan
yang telah mengijinkan, memberi kesempatan dan mendukung penulis untuk mengikuti
Program Doktor di Sekolah Pascasarjana IPB.
Penulis juga ingin mengucapkan terimakasih kepada rekan-rekan sesama mahasiswa
yang sedang mengambil program doktor di program studi PSL, atas kebersamaan kita selama
3 tahun. Juga kepada rekan-rekan kerja di UPH yang selalu mendukung dan mendoakan
penulis, serta kepada teman-teman di bidang transportasi dan foto copy yang selama ini selalu
mendukung kegiatan perkuliahan dan disertasi penulis sehingga dapat berjalan lancar.
Terimakasih yang tulus juga penulis sampaikan kepada ketiga buah hati penulis yaitu
Rinan, Danar dan Amy yang selalu memberi dukungan dan bantuan baik moril dan tenaga,
sehingga penulis dapat menyelesaikan program doktor ini. Semoga semangat dan usaha
penulis untuk mencapai gelar yang lebih tinggi dapat menjadi teladan untuk kalian semua.
Penulis menyadari bahwa karya disertasi ini masih perlu penyempurnaan melalui
berbagai masukan dan saran, sehingga lebih banyak lagi manfaat yang dapat diberikan bagi
perkembangan ilmu pengetahuan, untuk menjaga kelestarian lingkungan kita melalui
pemanfaatan teknologi dan manajemen, dalam mengolah sumberdaya alam yang ada di bumi
pertiwi yang sudah dititipkan Tuhan kepada kita.
Penulis
Melanie Cornelia
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL...................................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvi
1. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
Latar Belakang.................................................................................................. 1
Perumusan Masalah .......................................................................................... 3
Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4
Kerangka Pemikiran ......................................................................................... 4
Manfaat Penelitian ............................................................................................ 6
Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................ 6
2. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7
Polimer ............................................................................................................. 7
Penggolongan Polimer Berdasarkan Asalnya ........................................... 8
Penggolongan Polimer Berdasarkan Proses Pembentukannya ................. 9
Penggolongan Polimer Berdasarkan Jenis Monomernya .......................... 10
Penggolongan Polimer Berdasarkan Sifatnya Terhadap Panas ................. 10
Plastik................................................................................................................ 11
Kantong Plastik Belanja Konvensional dan Lingkungan ................................. 13
Fakta yang Berkaitan dengan Sampah Kantong Plastik dan Lingkungan . 14
Proses Pembuatan Kantong Plastik Belanja Konvensional ....................... 15
Kantong Plastik Ramah Lingkungan ................................................................ 16
Kantong Plastik Oxodegradable ................................................................ 16
Kantong Plastik Biodegradable................................................................. 18
Pati (Starch) ...................................................................................................... 20
Berpikir Sistem (System Thinking) ................................................................... 23
Pengertian AHP (Analytical Hierarchy Process) ...................................... 24
3. METODOLOGI PENELITIAN............................................................................. 26
Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................ 26
Jenis dan Metode Pengumpulan Data............................................................... 28
Rancangan Tahapan Penelitian......................................................................... 29
Survei Tentang Kantong Plastik Belanja Ramah Lingkungan ......................... 30
4. FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) TENTANG KANTONG
PLASTIK BELANJA RAMAH LINGKUNGAN YANG SESUAI
UNTUK INDONESIA ........................................................................................... 30
Penggunaan Proses Hierarki Analitik ............................................................... 33
Hasil Survei Tentang Kantong Plastik Belanja Ramah Lingkungan................ 35
5. KARAKTERISASI KANTONG PLASTIK BELANJA YANG ADA
DI PERTOKOAN DAN PASAR SWALAYAN ................................................... 36
Uji Fisik Berbagai Jenis Kantong Plastik Belanja ............................................ 36
Pengaruh Sinar UV dan Pemanasan terhadap Sifat Mekanik Kantong Plastik 38
Uji Tanam ......................................................................................................... 40
Analisis Gugus Fugsi dengan Fourier Thermal Infra Red (FTIR) .................. 42
Analisis Kandungan Logam dengan AAS ........................................................ 43
xi
Analisis Morfologi dengan Scanning Electron Microscopy (SEM)................. 44
6. PEMBUATAN BIOPLASTIK DENGAN MEMANFAATKAN
PATI BIJI DURIAN DAN PATI SAGU ............................................................... 45
Pati Biji Durian dan Pati Sagu .......................................................................... 48
Pembuatan Bioplastik ....................................................................................... 48
Pencampuran Biji Plastik LDPE dengan Pati............................................ 48
Analisis Degradasi Bioplastik .......................................................................... 51
Analisis Pengurangan Berat Plastik .......................................................... 51
Analisis Kekuatan Mekanik ...................................................................... 52
Analisis Morfologi Bioplastik dengan SEM ............................................. 55
7. PEMBAHASAN UMUM ...................................................................................... 56
8. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 57
Simpulan ........................................................................................................... 57
Saran ................................................................................................................. 58
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 58
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xii
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
45. Kekerasan vs Jenis Pati ........................................................................................ 53
46. Kekerasan vs Konsentrasi Pati ............................................................................. 53
47. %Perpanjangan putus vs konsentrasi pati dan jenis pati ...................................... 54
48. Modulus young vs jenis pati ................................................................................. 55
49. Modulus young vs konsentrasi pati ...................................................................... 55
50. Morfologi Pati Biji Durian, LDPE, Bioplastik Pati Biji Durian dan
Pati Sagu 10% dan 50% ....................................................................................... 56
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pelaku industri plastik dan ritel dituntut untuk bertanggung jawab menarik
kembali produknya yang tidak dapat diurai oleh alam seperti kantong plastik
konvensional. Setiap tahun sekitar 100 juta ton plastik sintetik (konvensional)
telah diproduksi di dunia untuk digunakan di berbagai sektor industri, dan kira-
kira sebesar itulah sampah plastik yang akan dihasilkannya setiap tahun (Lerdy,
2011). Kondisi ini membuat kantong plastik konvensional di pasaran sebaiknya
segera diganti dengan jenis kantong plastik belanja yang ramah lingkungan
(oxodegradable atau biodegradable), kantong dari kain atau kantong dari kertas
(paper bag). Penggantian kantong plastik belanja ini telah dilakukan di berbagai
negara seperti Singapura, Hongkong, China, Belgia, Australia, Amerika dan
masih banyak negara lainnya, dengan memakai jenis biodegradable yang
umumnya menggunakan pati jagung atau kentang sebagai bahan alami yang
diformulasikan kedalam biji plastik sebagai bahan baku utama (Vinhas, 2007).
Di Indonesia upaya pengurangan kantong plastik belanja telah diinisiasi
oleh berbagai pelaku ritel dan kelompok pusat perbelanjaan besar seperti
Hypermart, Carrefour, Giant, Indomaret dan lainnya dengan menyediakan
kantong plastik belanja yang oxodegradable (dapat hancur dalam waktu
maksimal 2 tahun), dan hanya sebagian kecil saja yang menyediakan jenis
kantong plastik biodegradable ( dapat hancur dalam waktu 10 minggu karena
dapat diurai oleh mikroba tanah). Belum adanya aturan dan lembaga resmi yang
berhak memberikan sertifikasi terhadap produk kantong plastik ramah
lingkungan, maka label ramah lingkungan yang ada sangat beragam dan banyak
yang hanya merupakan piranti marketing saja, tidak sepenuhnya dipahami
perbedaan antara jenis yang oxodegradable dan biodegradable.
Bagian pertama dari disertasi ini adalah berupa kegiatan Focus Group
Discussion (FGD) yang diadakan dengan mengundang pakar industri plastik,
ritel, pemerintah, akademisi/peneliti plastik dan masyarakat pengguna kantong
plastik belanja. Kuesioner Analytical Hierarchy Process (AHP) diberikan pada
saat diskusi dan data diolah dengan software expert choice . Tujuannya agar
diperoleh data kantong plastik ramah lingkungan jenis apa yang sesuai dipakai di
Indonesia. Juga dilakukan survei yang berupa kuesioner dalam bentuk pertanyaan
kepada beberapa kelompok masyarakat di beberapa lokasi, untuk mengetahui
penggunaan dan respon masyarakat terhadap kantong plastik belanja ramah
lingkungan jenis biodegradable.
Bagian kedua disertasi ini adalah melakukan karakterisasi dengan cara
menganalisis berbagai label kantong plastik ramah lingkungan, dari jenis-jenis
kantong plastik belanja yang ada di beberapa supermarket di dalam negeri dan
membandingkannya dengan sampel kantong plastik belanja yang diambil dari
beberapa supermarket di luar negeri. Pengujian dilakukan untuk melihat apakah
karakteristiknya sesuai dengan kriteria yang ada pada SNI 7188: 2011 bagian 7:
Kriteria Ekolabel untuk kantong belanja plastik. Permasalahan “hanya sekedar
mencantumkan label ramah lingkungan” ini terjadi, disebabkan oleh masalah
perbedaan harga antara kantong plastik konvensional yang selama ini selalu
diberikan secara cuma-cuma kepada konsumen, dengan kantong plastik ramah
lingkungan yang memerlukan biaya tambahan dari konsumen untuk memilikinya.
Faktor ketersediaan dan harga pati singkong atau umbi2an lain yang selama ini
dipakai di Indonesia untuk formulasi biji plastik, menyebabkan harga kantong
plastik ramah lingkungan menjadi mahal.
3
Oleh sebab itu, pada bagian terakhir dari disertasi ini dilakukan kajian
dan penelitian tentang kemungkinan penggunaan pati yang terkandung dari bahan
pangan lainnya yang merupakan limbah, sehingga harga produk kantong plastik
ramah lingkungan menjadi lebih murah. Dalam penelitian ini dikaji teliti
pemakaian pati dari limbah biji durian dan pati sagu yang diformulasikan
kedalam biji plastik sehingga dihasilkan plastik biodegradable (bioplastik).
Selanjutnya dilakukan pengujian sifat-sifat fisik, mekanik serta morfologinya
untuk dibandingkan dengan plastik biodegradable yang ada di pasaran.
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Tujuan umum penelitian ini adalah memberikan alternatif solusi bagi masalah
lingkungan yang disebabkan sampah kantong plastik belanja yang tidak dapat
didegradasi oleh mikroorganisme yang terdapat di alam. Misalnya masalah
tertutupnya daerah resapan oleh plastik sehingga terjadi banjir dan tanah
pemukiman yang longsor. Solusinya adalah penggunaan kantong plastik belanja
ramah lingkungan yag dapat didegradasi. Untuk mencapai tujuan umum ini, maka
dilakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Mengambil data dengan melakukan Focus Group Discussion (FGD)
antara para stakeholder kantong plastik belanja, sehingga diperoleh
informasi jenis kantong plastik belanja ramah lingkungan yang sesuai
dipakai di Indonesia saat ini, dan melakukan survei kepada sekelompok
masyarakat tentang respon penggunaan kantong plastik biodegradable
sebagai pengganti kantong plastik konvensional yang selama ini
diberikan secara gratis dan kesediaan masyarakat untuk memakai jenis
yang ramah lingkungan dengan membayar.
2. Melakukan karakterisasi berbagai jenis kantong plastik belanja yang ada
di pasaran, yang didasarkan dari hasil uji dan analisis terhadap kantong
plastik yang diberi label ramah lingkungan yang seperti : “selamatkan
bumi dengan penggunaan kantong plastik, biodegradable, go green, safe
the environment, ecofriendly” dan lain-lain. Sampel-sampel kantong
plastik belanja berupa produk dalam negeri dan luar negeri, sehingga
dapat diketahui apakah kantong plastik belanja tersebut tergolong
sebagai kantong plastik yang ramah lingkungan ataukah kantong plastik
konvensional yang hanya mencantumkan label lingkungan saja.
3. Memanfaatkan potensi sumberdaya alam indigenous yang berupa pati
dari tanaman (umbi2an dan biji2an) yang selama ini merupakan limbah,
sebagai bahan pengisi (filler) dalam pembuatan plastik biodegradable
atau yang dikenal selama ini sebagai bioplastik. Kemungkinan
penggunaan pati dari bahan biji durian dan pati sagu, diteliti dengan
membandingkan hasil yang diperoleh dengan plastik biodegradable
yang ada di pasaran yang umumnya terbuat dari pati singkong, melalui
uji mekanik dan beberapa analisis lainnya sehingga diharapkan
diperoleh diversifikasi pati selain singkong dan harga plastik
biodegradable menjadi lebih murah.
Kerangka Pemikiran
Adalah tidak mungkin melarang penggunaan kantong plastik belanja,
melihat fungsinya yang unggul dan belum tergantikan bila dibandingkan dengan
kantong belanja kertas (paper bag) atau kantong kain. Tahun 2007 di China
terjadi penurunan penghasilan dari para retailer dan supermarket karena jumlah
penjualan yang menurun, sebagai akibat konsumen mengurangi volume
belanjanya karena dilarang menggunakan kantong plastik, sehingga terjadi
pemutusan hubungan kerja bagi karyawannya dan juga karyawan pabrik plastik
(Sugianto, 2012).
5
salah satu peluang bisnisyang memiliki nilai jual dan diminati pasar lokal maupun
internasional, karena banyak orang mulai menghindari produk-produk yang tidak
ramah lingkungan. Salah satu terobosan baru adalah dengan memproduksi
kantong plastik belanja yang ramah lingkungan jenis biodegradable.
Manfaat Penelitian
2. TINJAUAN PUSTAKA
Polimer
Polimer adalah molekul besar yang terdiri atas pengulangan satuan kecil
(monomer). Monomer adalah senyawa organik yang memiliki ikatan rangkap dua
dan ikatan rangkap ini terbuka membentuk ikatan dengan monomer lain sampai
jumlah yang diinginkan (polimer). Proses pembentukan polimer disebut
polimerisasi (Coles et al, 2003). Proses pembentukan polimer terdiri dari tiga
tahap yaitu pembentukan radikal bebas (inisiasi), perpanjangan monomer
(propagasi), dan terminasi (penyetopan) reaksi. Pembentukan cabang dalam
proses polimerisasi menyebabkan tiga bentuk struktur, yaitu struktur beraturan
(isotaktik), struktur tak beraturan (ataktik), campuran (sindiotaktik). Struktur
polimer sangat berpengaruh terhadap sifat polimernya (Sperling, 1992). Polimer
dapat digolongkan berdasarkan asalnya, pembuatannya, jenis monomernya,
sifatnya terhadap panas, dan reaksi pembentukannya.
8
1) Polimer Alam
Polimer alam adalah polimer yang terdapat di alam yang membentuk senyawa
secara alami dan berasal dari makhluk hidup. Umumnya polimer alam mempunyai
sifat hidrofilik (suka air), sukar dilebur dan sukar dicetak, sehingga sangat sukar
mengembangkan fungsi polimer alam untuk tujuan-tujuan yang lebih luas dalam
kehidupan masyarakat sehari-hari. Contoh polimer alam dapat dilihat pada tabel
di bawah ini.
Tabel 1 Jenis Polimer Alam
2) Polimer Sintetik
Polimer sintetik adalah polimer yang tidak terdapat di alam dan harus
dibuat manusia. Para ahli kimia polimer telah melakukan penelitian struktur
molekul alam guna mengembangkan polimer sintetiknya, sehingga dihasilkan
polimer sintetik yang dapat dirancang sifat-sifatnya, seperti tinggi rendahnya titik
lebur, kelenturan dan kekerasannya, serta ketahanannya terhadap zat kimia.
Tujuannya agar diperoleh polimer yang penggunaannya sesuai yang diharapkan.
Polimer sintetik yang telah dikembangkan guna kepentingan komersil, misalnya
pembuatan berbagai jenis plastik. Ahli kimia saat ini sudah berhasil
mengembangkan jenis polimer sintetik untuk tujuan yang lebih luas. Contoh
polimer sintetik dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Cl Cl
d. Pembentukan polisoprena dari isoprena (2-metil-1,3-butadiena)
CH3 CH3
2) Polimer kondensasi
1)Homopolimer
Homopolimer adalah polimer yang monomernya sejenis. Contohnya, selulosa dan
protein. (-P-P-P-P-P-P-P-P-)n
Pada polimer adisi homopolimer, ikatan rangkapnya terbuka lalu berikatan
membentuk polimer yang berikatan tunggal.
2)Kopolimer
Kopolimer adalah polimer yang monomernya tidak sejenis, misalnya melamin
(fenol formaldehida). Proses pembentukan polimer berlangsung dengan suhu dan
tekanan tinggi atau dibantu dengan katalis, namun tanpa katalis struktur molekul
yang terbentuk tidak beraturan. Fungsi katalis adalah untuk mengendalikan proses
pembentukan struktur molekul polimer agar lebih teratur sehingga sifat-sifat
polimer yang diperoleh sesuai dengan yang diharapkan. Contoh struktur rantai
molekul polimer tidak beraturan (produk polimerisasi tanpa katalis) adalah :
(-P-S-S-P-P-S-S-S-P-S-P-)n
Polimer dapat dibedakan atas polimer termoplas (tidak tahan panas, seperti
plastik) dan polimer termosting (tahan panas, seperti melamin).
11
1) Polimer termoplas
Polimer termoplas adalah polimer yang tidak tahan panas. Polimer tersebut
apabila dipanaskan akan meleleh (melunak), dan dapat dilebur untuk dicetak
kembali (didaur ulang). Contohnya polietilene, polipropilena, dan PVC.
2) Polimer termosting
Polimer termosting adalah polimer yang tahan panas, yaitu jika dipanaskan tidak
akan meleleh (sukar melunak), dan sukar didaur ulang. Contohnya Melamin.
Plastik
b) PP (PoliPropilena)
PP atau polipropilen tergolong olefin yang dibuat melalui reaksi katalitik
polimerisasi dari monomer propilen pada panas dan tekanan tertentu. Olefin
merupakan hidrokarbon tidak jenuh yang diperoleh dari proses cracking dalam
pengolahan minyak bumi. Plastik polipropilen mempunyai densitas yang terendah
(0.90g/cc) dibandingkan seluruh polimer yang ada (Brown, 1992). Plastik
polipropilen banyak diproduksi karena memiliki sifat utama mudah dibentuk dan
ringan, kekuatan tarik lebih rendah dari pada polietilen, tidak mudah robek, tahan
terhadap asam, basa, minyak, mempunyai sifat barrier yang rendah terhadap gas
dan mempunyai sifat barrier yang tinggi terhadap uap air, stabil pada suhu tinggi
dan mempunyai kejernihan yang baik (Robertson, 2006).
d) Teflon (Tetrafluoroetena)
Teflon merupakan lapisan tipis yang sangat tahan panas dan tahan terhadap bahan
kimia. Teflon digunakan untuk pelapis wajan (panci anti lengket), pelapis tangki
di pabrik kimia, pipa anti patah, dan kabel listrik.
12
h) Plastik Nilon
Plastik nilon merupakan polimer poliamida (proses pembentukannya seperti
pembentukan protein). Plastik Nilon ditemukan pada tahun 1934 oleh Wallace
Carothers dari Du Pont Company. Carothers mereaksikan asam adipat dan
heksametilendiamin. Nilon bersifat sangat kuat (tidak cepat rusak) dan halus ini
banyak digunakan untuk pakaian, peralatan kemah dan panjat tebing, peralatan
rumah tangga serta peralatan laboratorium.
Terdapat dua jenis plastik PE, yaitu Low Density Poly Ethylene (LDPE) dan High
Density Poly Ethylene (HDPE).
Low Density Poly Ethylene (LDPE) yang dikenal sebagai plastik #4,
adalah plastik yang mudah dibentuk ketika panas, terbuat dari minyak bumi, dan
rumus molekulnya adalah (-CH2- CH2-)n, mulai diteliti pada tahun 1933 dengan
mereaksikan etilena dan benzaldehida pada tekanan tinggi, sehingga dihasilkan
Poli Etilen. Selanjutnya pada tahun 1939, perusahaan ICI (Imperial Chemical
Industry) mulai memproduksi Poli Etilen dalam skala pabrik, dan sejak saat
tersebut industri plastik berkembang pesat (Miller, 2010). LDPE adalah resin yang
keras, kuat dan tidak bereaksi terhadap zat kimia lainnya, kemungkinan
merupakan plastik yang paling tinggi mutunya. Plastik LDPE berkepadatan
rendah, memiliki banyak cabang di sepanjang rantai hidrokarbon, dan ini
mencegah rantai tersebut berdekatan satu sama lain dalam susunan yang rapi.
Area (daerah) yang ditempati oleh rantai-rantai yang saling berdekatan satu sama
lain dan terkemas secara beraturan dikatakan berhablur (kristalin).
Apabila rantai-rantai bercampur, maka daerah tersebut dikatakan amorf.
PE berkepadatan rendah memiliki banyak daerah amorf. Sebuah rantai terikat
dengan rantai lain di dekatnya melalui gaya dispersi Van der Waals. Gaya tarik
tersebut akan semakin besar jika rantai-rantai tersebut saling berdekatan satu sama
lain. Daerah-daerah amorf dimana rantai-rantai tidak terkemas secara beraturan
dapat mengurangi efektifitas gaya tarik Van der Waals sehingga juga mengurangi
titik lebur dan kekuatan polimer. Daerah amorf ini juga akan mengurangi
kepadatan polimer, sehingga disebut PE berkerapatan rendah yang biasa
digunakan untuk barang-barang umum seperti tas plastik dan material-material
serupa lainnya yang fleksibel dan berkekuatan rendah. Di tahun 1999, LDPE
digunakan sebagai botol plastik di seluruh Amerika hanya 1% saja. Walaupun
tidak banyak, plastik ini sangat mempengaruhi kehidupan kita. Plastik LDPE
banyak digunakan sebagai kantong plastik dan pembungkus makanan.Sedangkan
HDPE adalah plastik Poli Etilena yang berkerapatan tinggi yang umumnya
dimanfaatkan sebagai drum, pipa air, atau botol. Plastik HDPE memiliki cabang
yang sangat sedikit di sepanjang rantai-rantai hidrokarbon, kristalinisasinya
sebesar 95% atau lebih. Pengemasan cabang yang lebih baik ini berarti bahwa
gaya tarik Van der Waals antara rantai-rantai lebih besar sehingga plastik lebih
kuat dan memiliki titik lebur yang lebih tinggi. Kepadatannya juga lebih tinggi
karena pengemasan yang lebih baik dan jumlah ruang yang tidak terpakai dalam
struktur lebih kecil.
Plastik Linear Low Density Polyethilene (LLDPE) mempunyai densitas
yang sama dengan plastik Low Density Polyethilene (LDPE) namun dengan
jumlah cabang polimer yang lebih sedikit. Ciri-ciri yang dimiliki oleh plastik
LLDPE adalah mempunyai penampakan yang jernih dan kemampuan heat
sealing yang lebih baik dibandingkan plastik LDPE serta mempunyai sifat kaku
yang sama dengan plastik HDPE (Strong, 2000).
sehingga hanya mampu memasok sekitar 50% dari kebutuhan industri plastik.
Kantong plastik belanja yang selama ini dipakai umumnya jenis kantong plastik
konvensional, yang dibuat dengan menggunakan bahan baku utama PE atau PP.
Kantong plastik ini mempunyai kelebihan dalam berbagai hal seperti ringan,
mudah dibentuk, tidak berkarat karena kelembaban, mampu dipakai membawa
berbagai jenis barang belanjaan, dan sangat mudah diperoleh terutama di area
perbelanjaan, bahkan di beberapa negara masih diberikan secara cuma-cuma
untuk menarik konsumen.Namun ternyata daur hidup kantong-kantong plastik
tersebut berakhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dan limbah plastik
konvensional ini dapat menimbulkan masalah bagi lingkungan. Penyebabnya
yaitu sifat plastik yang tidak dapat diuraikan atau hancur di dalam tanah atau
didegradasi oleh mikroba yang ada dalam tanah.
(1) Sampah kantong plastik yang dibuang secara fisik dapat mengganggu jalur air
yang terserap ke dalam tanah. Kesuburan tanah akan menurun, karena plastik juga
menghalangi sirkulasi udara di dalam tanah dan ruang gerak mikroorganisme
bawah tanah yang mampu menyuburkan tanah. Pembuangan sampah plastik di
sungai-sungai akan mengakibatkan pendangkalan sungai dan penyumbatan aliran
sungai yang menyebabkan banjir.
(2) Secara fisik, berat kantong plastik sangat ringan sehingga mudah diterbangkan
angin ketempat yang jauh dan menjadi limbah ditempat yang berbeda. Sekitar
80% sampah dilautan berasal dari daratan, dan hampir 90% nya adalah sampah
kantong plastik. Dalam bulan Juni 2006 program lingkungan PBB memperkirakan
dalam setiap mil persegi perairan di laut terdapat 46000 sampah plastik
mengambang di lautan.
(3) Fakta tentang bahan pembuat plastik yang tidak dapat terurai meskipun
dimakan oleh mikroorganisme yang ada dalam tanah, ataupun oleh tanaman
bahkan akan menjadi racun/toksin berantai sesuai urutan rantai makanan. Toksin
yang keluar dari partikel plastik yang masuk ke tanah dapat membunuh mikroba
pengurai di dalam tanah seperti cacing dan sejenisnya. Kantong plastik ini sulit
diurai dalam tanah hingga membutuhkan waktu antara 100 hingga 1000 tahun.
(4) Fakta bahwa kantong plastik dapat membunuhhewan-hewan yang terjerat
dalam tumpukan plastik. Banyak artikel dan hasil penelitian yang telah
mempublikasikan kenyataan ini dan selalu menjadi topik pembicaraan yang
menarik dikalangan masyarakat . Hewan-hewan laut seperti lumba-lumba,penyu
laut, dan anjing laut menganggap kantong-kantong plastik tersebut makanan dan
akhirnya mati karena tidak dapat mencernanya. Ketika hewan-hewan ini mati,
kantong plastik yang berada di dalam tubuhnya tetap tidak hancur. Kantong
plastik sisa telah banyak ditemukan di kerongkongan anak elang laut di Pulau
Midway, Lautan Pacific. Setiap tahun, plastik membunuh hingga 1.000.000
burung laut, 100.000 mamalia laut dan ikan-ikan yang tak terhitung jumlahnya.
(5) Untuk menanggulangi sampah plastik, beberapa pihak mencoba untuk
membakarnya. Tetapi proses pembakaran plastik umumnya menghasilkan
senyawa dioksin di udara, karena secara umum pada semua proses pembakaran
senyawa yang mengandung Chlor dan Carbon pada suhu 180-4000C, akan
terbentuk senyawa dioksin. Bila manusia menghirup dioksin, maka akan rentan
15
Bahan Baku
Pemakaian jenis dan jumlah bahan baku ditentukan berdasarkan
spesifikasi produk yang akan diproduksi. Produsen membuat barang contoh yang
diminta sesuai dengan keinginan pihak pemesan. Setelah disetujui dan diketahui
karakteristik plastik yang akan digunakan, proses pembuatan mulai dilakukan.
Material bahan baku berbentuk pelletpolyethylene atau polypropylene, yang
merupakan jenis thermoplasticdan memiliki karakteristik yang bervariasi.
Polyethylene biasanya lunak pada temperatur 1100C – 1300C, dan mencair pada
suhu 1400C - 1600C. Pada suhu yang rendah, dapat digunakan sampai - 300C.
Proses Pewarnaan
Pada saat proses pewarnaan, bahan baku biji plastik dibawa ke mesin
mixer untuk diberi campuran warna sesuai pesanan konsumen.
Injeksi
Bahan baku yang masuk ke dalam hopper kemudian diteruskan ke dalam
Reciprocating screw dan akan meleleh dengan cepat saat mencapai bagian
kompresi dari screw, kemudian akan diinjeksikan ke dalam moulding dengan
screw yang berputar untuk proses pencetakan. Bahan baku yang meleleh
diinjeksikan kedalam cetakan melalui nozzle, proses injeksi membutuhkan waktu
7–20 detik untuk memenuhi ruang cetakan yang tergantung besarnya cetakan.
Holding Time
Holding time dilakukan setelah proses injeksi. Extruder akan berhenti
sejenak, saat pemberhentian extruder ini dinamakan proses holding time. Proses
holding time bertujuan untuk mencegah kembalinya material yang berbentuk
lelehan ke dalam extruder akibat pembalikan arah.Proses holding ini merupakan
penahan waktu agar plastized yang ada dalam cetakan dapat segera dingin karena
cetakan yang berpendingin air.
Quality Control
Produk yang dikeluarkan dari cetakan memerlukan suatu proses
pengontrolan kualitas oleh operator, agar produk yang mengalami cacat atau tidak
diinginkan segera dipisahkan dari produk yang baik. Produk yang mempunyai
kualitas baik akan diteruskan ke bagian perakitan, sedangkan yang tidak baik akan
dihancurkan kembali atau didaur ulang oleh mesin crusher.
Crusher machine
Barang jadi yang tidak lolos pengontrolan kualitas akan segera di bawa ke
ruang penghancur untuk dihancurkan menjadi serpihan-serpihan kecil.
Selanjutnya serpihan-serpihan tersebut akan di bawa langsung ke mesin mixer
untuk dilakukan pewarnaan ulang dan hasilnya dapat dipakai sebagai bahan baku.
Packing
Produk yang lolos dari pengontrolan kualitas barang jadi tersebut akan
langsung dibawa ke ruang pengepakan. Di tempat ini akan produk akan disusun
dengan dengan baik agar tidak rusak selama proses pengiriman.
fisik setelah kontak dengan air dan sinar matahari menjadi partikel-partikel kecil
yang bisa dikonsumsi oleh mikroorganisme. Kecepatan degradasi plastik jenis ini
sangat tergantung pada kondisi tanah dan lingkungan, seperti suhu, kelembaban
dan intensitas penyinaran ultra violet dan material dari plastik tersebut, seperti
jenis resin, dan ketebalannya. Pakar lingkungan yang kontra terhadap plastik jenis
oxodegradable ini mempermasalahkan apakah mikroorganisme bisa mencerna
lebih lanjut partikel-partikel kecil plastik tersebut, sehingga tidak diharapkan hasil
akhirnya adalah campuran biomasa dan residu plastik. Namun dari beberapa
penelitian mikrobiologi yang dipublikasi oleh PT Tirta Marta sebagai salah satu
produsen kantong plastik jenis oxodegradable (uji mikrobiologi dilakukan di
Laboratorium BPPT), hasilnya adalah mikroba dalam cawan petri bertambah
banyak jumlahnya dengan adanya partikel-partikel kecil plastik tersebut,
dibandingkan dengan cawan petri yang berisi potongan kantong plastik
konvensional (Sugianto, 2012).
Di Indonesia ada beberapa perusahaan yang memproduksi dan
mendistribusi resin plastik dan oxodegradable plastic packaging, diantaranya:
1) PT Tirta Marta di Cikupa, Tangerang- Propinsi Banten adalah perusahaan
industri plastik kemasan lokal yang memproduksi berbagai jenis resin
oxodegradable dengan brand Oxium.
2) PT Chandra Asri Petrochemical Tbk di Propinsi Banten. Produk yang
dihasilkan bernama Asren HDPE degradable juga sudah memproduksi kantong
plastik belanja jenis oxodegradable.
3) PT Agra Karya Prima Industry yang merupakan perusahaan mitra PT Merindo
yang diberikan lisensi oleh EPI (Environmental Product Inc.) Canada untuk
mendistribusikan resin oxo-biodegradable PE film, dan memproduksi kantong
plastik belanja atau dikenal sebagai kantong kresek yg dipakai hotel-hotel, bank,
perusahaan dan ritel seperti Ranch Market, Carrefour, Ace Hardware dan lainnya.
EPI adalah perusahaan pelopor di dunia untuk teknologi oxo-biodegradable dan
memiliki pengalaman , pengetahuan teknis untuk merancang sistem aditif untuk
polietilen, polipropilen dan polistiren agar dapat memenuhi berbagai kebutuhan
dan pelayanan dan kinerja degradasi.TDPA ® (Total Degradable Plastic Additive)
seperti yang dimiliki oleh pabrik resin EPI, ketika ditambahkan ke dalam resin
PE, PP dan PS, menyebabkan plastik lebih mudah hancur dalam waktu tertentu
(terkendali). Degradasi ini dipicu oleh paparan sinar ultraviolet (sinar matahari),
suhu yang tinggi atau stres mekanik. Setelah awal proses degradasi, produk yang
dibuat dengan polietilen seperti kantong plastik belanja yang hancur, juga akan
dapat dikonsumsi oleh mikroba dalam tanah (termasuk biodegradable). Dosis
penambahan TDPA sangat penting dalam merancang umur simpan dan
memungkinkan produk ini untuk didaur ulang dengan aman di sungai dengan
menunjukkan tanda-tanda visual dari degradasi - kerapuhan atau disintegrasi.
Menurut EPI, proses keseluruhan dari polimer menjadi karbon dioksida, air dan
biomassa disebut okso-biodegradasi.
Kantong plastik PE dengan tebal 0.0030 cm diberi aditif prodegradant 2%
akan terdegradasi dalam waktu 3 bulan, jika dibiarkan terbuka di lingkungan
udara terbuka di Thailand dan sebuah wadah plastik dengan tebal 0.15 cm atau
dalam bentuk lembaran PP akan menurunkan waktu degradasi menjadi waktu 3-6
bulan. Plastik jenis oxodegradable tidak dapat terdegradasi dengan cepat namun
waktu degradasinya dapat dikendalikan (Morawietz, 2006).
18
Plastik Biodegradable yang berbasiskan pati dapat dibuat dengan cara sebagi
berikut (Tokiwa et al, 2009) yaitu:
(1) Mencampur pati dengan plastik konvensional (PE atau PP) dalam jumlah
kecil (10-20%)
(2) Mencampur pati dengan turunan hasil samping minyak bumi, seperti
PCL,dalam komposisi yang sama (50%)
(3) Menggunakan proses ekstrusi untuk mencampur pati dengan bahan seperti
protein kedelai, gliserol, lignin sebagai plasticizer (Flieger et al. 2003)
Pati (Starch)
Sumber Pati
Proses pembuatan pati tapioka secara tradisional terdiri dari tiga tahap
yang dilakukan secara terpisah. Tahap pertama adalah proses pemarutan ubi kayu
yang sudah dikupas kulitnya, sedangkan tahap kedua dan ketiga adalah proses
pemerasan dan penyaringan parutan ubu kayu yang sudah dicampur air, untuk
mendapatkan pati tapioka. Pemarutan yang menghasilkan pati tapioka bertujuan
untuk memecahkan dinding sel pada ubi kayu agar butir tepung /pati yang
terdapat di dalam ubi kayu tersebut dapat diambil. Setelah proses pemarutan
dilakukan, hasil parutan dicampur dengan air kemudian diperas dan disaring.
Selanjutnya campuran pati dan air ini diendapkan. kemudian dijemur hingga
kering (Soegihardjo, 2005).
Pati merupakan biopolimer karbohidrat yang dapat terdegradasi secara
mudah di alam dan bersifat dapat diperbarui. Untuk meningkatkan karakteristik,
biasanya pati dicampur biopolimer yang bersifat hidrofobik atau bahan tahan air.
Biji durian (Durio zibethinus Murr.) banyak mengandung lemak, protein,
dan karbohidrat terutama pati (Sumarlin, 2011). Pati dapat ditemukan pada
23
seluruh bagian tanaman (daun, batang, akar, umbi, dan biji). Pati dapat
dimanfaatkan secara luas dalam produk pangan, misalnya sebagai bahan pengikat
air atau pegental dan pembentuk tekstur dalam pembuatan biskuit dan roti
(Nielsen, 2003). Pati memiliki sifat yang berbeda-beda dipengaruhi oleh jenis
tanaman sumber pati, bentuk dan ukuran granula pati, kandungan amilosa dan
amilopektin. Untuk mendapatkan karakteristik pati yang diinginkan, maka dapat
dilakukan modifikasi pati dengan tujuan untuk mendapatkan sifat pati yang
spesifik. Pati termodifikasi dapat digunakan dalam produk pangan atau industri
untuk memperbaiki viskositas, stabilitas, tekstur, penampakan, dan emulsifikasi
(Jannsen, 2009).
dengan baik, (2) memiliki solusi optimum tunggal, (3) pendekatan sains untuk
pemecahan masalah akan bekerja dengan baik, (4) didominasi faktor teknis.
Dalam pendekatan hard sistem teknik dan prosedur kaku untuk menghasilkan data
dan pengolahan masalah yang terdefinisi dengan baik, difokuskan pada
implementasi komputer. Sementara SSM merupakan sebuah pendekatan untuk
pemodelan proses pengorganisasian dan hal itu dapat digunakan baik untuk
pemecahan masalah umum maupun dalam manajemen perubahan. SSM lebih
mengarah pada model konseptual (normatif) yang bisa menghasilkan perencanaan
dan strategi (Marimin, 2009).
Analasis
Pendekatan
Kebutuhan
METODA Sistem
Formulasi
Masalah
AHP
MULAI Identifikasi
Pemilihan Produk Alternatif
SistemMPE
Gambar 7 Model Pendekatan Sistem
(Sumber; Marimin, 2009)
Tahapan AHP
dipahami. Dari masalah tersebut coba tentukan solusi yang mungkin cocok
dan dapat berjumlah lebih dari satu. Solusi tersebut dikembangkan lebih
lanjut dalam tahap berikutnya.
2. Struktur hierarki yang diawali dengan tujuan utama harus dibuat. Setelah
menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hirarki yang
berada di bawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk
mempertimbangkan atau menilai alternatif yang diberikan dan menentukan
alternatif tersebut. Tiap kriteria mempunyai intensitas yang berbeda-beda.
Hirarki dilanjutkan dengan subkriteria (jika mungkin diperlukan).
3. Matrik perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif
atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di
atasnya harus dibuat. Matriks bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat
untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin
dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu
menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan
pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam
prioritas yaitu mendominasi dan didominasi. Perbandingan dilakukan
berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat
kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.
4. Perbandingan berpasangan didefinisikan sehingga diperoleh jumlah penilaian
seluruhnya sebanyak n x [(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen
yang dibandingkan. Hasil perbandingan dari masing-masing elemen akan
berupa angka dari 1 sampai 9 yang menunjukkan perbandingan tingkat
kepentingan suatu elemen. Apabila suatu elemen dalam matriks dibandingkan
dengan dirinya sendiri maka hasil perbandingan diberi nilai 1. Skala 9 telah
terbukti dapat diterima dan bisa membedakan intensitas antar elemen. Hasil
perbandingan tersebut diisikan pada sel yang bersesuaian dengan elemen yang
dibandingkan.
Skala perbandingan perbandingan berpasangan dan maknanya yang diperkenalkan
oleh Saaty sebagai berikut dalam ujud Intensitas Kepentingan.
1 = Kedua elemen sama pentingnya, mempunyai pengaruh yang sama besar
3 = Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada elemen yanga lainnya,
pengalaman dan penilaian sedikit menyokong satu elemen dibandingkan
elemen yang lainnya
5 = Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya, penilaian sangat kuat
menyokong satu elemen dibandingkan elemen yang lainnya
7 = Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada elemen lainnya, Satu elemen
yang kuat disokong dan dominan terlihat dalam praktek.
9 = Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya,bukti yang mendukung
memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan
2,4,6,8 = Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-pertimbangan yang berdekatan,
nilai ini diberikan bila ada dua kompromi di antara 2 pilihan.
5. Nilai eigen dihitung dan menguji konsistensinya. Jika tidak konsisten maka
pengambilan data diulangi.
6. Langkah 3, 4, dan 5 diulang untuk seluruh tingkat hirarki.
7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan yang
merupakan bobot setiap elemen untuk penentuan prioritas elemen-elemen
26
Nilai dan definisi kualitatif skala perbandingan Saaty dilihat pada Tabel berikut.
3.METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data primer
dan data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui survei lapang dan
wawancara di lokasi penelitian terhadap jenis kantong belanja dan kantong plastik
belanja yang berlabel ramah lingkungan. Sedangkan data sekunder dikumpulkan
melalui penelusuran pustaka terkait di berbagai instansi, serta dari berbagai data
uji dan analisis laboratorium yang dilakukan. Laboratorium yang dipakai sebagai
tempat menganalisis adalah:
- Laboratorium Kimia Universitas Pelita Harapan, Karawaci-Tangerang
- Laboratorium Sentral Teknologi Polimer Puspitek, Serpong- Tangerang
- Laboratorium Teknik Kimia Institut Teknologi Indonesia, Serpong- Tangerang
- Laboratorium Balai Besar Kimia dan Kemasan, Pasar Rebo-Jakarta Timur
Metoda pengumpulan sampel yang dipakai adalah Purposive Sampling
Method yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan
tertentu yang didasarkan kepentingan dan tujuan tertentu (Patton, 1990).
Bahan yang dipakai untuk karakterisasi kantong plastik belanja yang ada
di pasaran adalah 50 (lima puluh) sampel kantong plastik belanja yang diperoleh
dari beberapa lokasi pasar swalayan dan ritel, yang terdiri dari 10 (sepuluh)
kantong plastik yang ada di supermarket di luar negeri seperti Italy, Singapore,
China, Australia, dan Amerika dan 40 (empat puluh) kantong plastik belanja yang
ada di pasaran/ ritel/ supermarket lokal untuk dilakukan pengukuran tebal dan
density nya.
Untuk analisis parameter lainnya, dipilih beberapa sampel yaitu kantong
plastik dari Carrefour Milan-Italy (biodegradable) dengan kode B1, Hypermart
(Oxium, oxodegradable) dengan kode C1. Kantong plastik konvensional dengan
kode D1, Martha Tilaar (Ecoplas, biodegradable), dengan kode A1, Roti Boy
(EPI, oxodegradable) dengan kode C2, Green Laundry (Ecoplas, biodegradable),
dengan kode A2, Carrefour Indonesia (Oxium, oxodegradable) dengan kode C3.
Untuk analisis SEM juga diambil kantong plastik yang diperoleh dari supermarket
di Australia (Biodegradable dan Compostable LN), “ST” EPI, oxodegradable
DN), “FM” (Oxium, oxodegradable) dan no label (konvensional).
Sedangkan bahan yang digunakan untuk pembuatan bioplastik skala
laboratorium adalah biji plastik LDPE kualitas komersial, biji durian varietas
montong, dan pati sagu komersial merk “ALINI”. Bahan untuk proses analisis
mikroba (total count) adalah tanah, etanol 70%, akuades, media Potato Dextrose
Agar (PDA), dan media Plate Count Agar (PCA).
Peralatan yang dipakai untuk uji karakteristik kantong plastik belanja
yang ada di pasaran adalah Mikrometer, Neraca Analitik, Lampu UltraViolet,
Oven, Peralatan Uji Tanam, Fourier Thermal Infra Red (FTIR), Atomic
Absorption Spectrophotometer (AAS), Scanning Electron Microscopy (SEM)
dan Material Testing Machine Lloyds Instrument.
Sedangkan peralatan untuk membuat bioplastik antara lain Blender,
Chromameter, Oven, Neraca Analitik, Rheomix, dan alat Hot Press. Peralatan
yang digunakan untuk proses analisis bioplastik antara lain Material Testing
Machine Lloyds Instrument, Texture Analyzer TA.XT.Plus, Scanning Electron
Microscope, Pot untuk uji tanam, Mikrometer, Termometer, dan Higrometer.
29
Peralatan yang digunakan untuk analisis kandungan mikroba dalam tanah adalah
Laminar air flow, Autoclave, Cawan Petri, Inkubator, dan Colony Counter.
Metode penelitian yang digunakan adalah pengujian secara fisik seperti
panjang, lebar dan tebal serta bobot setiap sampel kantong plastik , sehingga dapat
dihitung berat jenis (density) nya. Selanjutnya dilakukan uji sifat fisik mekaniknya
seperti uji kuat tarik (tensile strength), kelenturan (elongation at break) terhadap
sampel dan dilihat perubahan sifat mekanik tersebut setelah sampel mengalami
perlakukan oksidasi dengan sinar ultra violet selama 8 minggu dan panas 800C
selama 2 jam (ASTM D 6954-04 dan ASTM D3826-98(2008)) . Dilakukan juga
analisis gugus fungsi dengan FTIR untuk mengetahui jenis gugus fungsi yang ada
pada kantong plastik belanja, dan analisis kandungan logam (Fe, Co dan Mn)
dengan AAS serta analisis morfologi dari kantong plastik menggunakan SEM.
Untuk melihat perubahan fisik dan laju degradasi yang terjadi, maka dilakukan uji
tanam terhadap sampel bioplastik sampai dengan 10 minggu di dalam tanah
dengan melakukan pengamatan setiap 2 minggu (ASTM D 5272-92(1999) dan
ASTM D5208-09).
(3) Penelitian skala laboratorium dilakukan untuk novelty penelitian ini, yaitu
memanfaatkan pati dari biji durian yang merupakan limbah, dan pati sagu untuk
dicampur dengan biji plastik agar menjadi bioplastik yaitu plastik yang
biodegradable.
Pelaku
Komponen
Informasi Lembaga
Masyarakat Industri Ritel Pemerintah
Penelitian
(-)
(+)
Polusi perairan
Industri pati Polusi darat
nabati (+) Kebijakan
(-)
pemerintah
(+)
(+)
Kesadaran
(+) masyarakat
Kesejahteraan (+) (+)
petani (+)
Pelaku ritel
(+) menyediakan UU & SNI
KPBB (+)
Model
penggunaan
KPBB (+)
Dalam mengorganisir informasi yang diperoleh dari hasil diskusi persoalan jenis
kantong plastik belanja ramah lingkungan yang sesuai untuk masyarakat
Indonesia, maka digunakan Proses Hierarki Analitik (AHP) dengan 4 level
sebagai berikut:
Hasil kuesioner yang diisi oleh 36 responden saat FGD dan diolah dengan
menggunakan expert choice software , maka level alternatif yang dipilih adalah
sebagai berikut.
Jenis kantong
plastik belanja Pemerintah Industri Retail LSM-Peneliti-Masyarakat Total Peringkat
Konvensional 1 2 6 9 III
Oxodegradable 1 2 2 8 13 II
Biodegradable 2 1 11 14 I
Total 4 5 2 25 36
34
Selama ini pihak ritel dan toko-toko memberikan kantong plastik secara
gratis dan tidak dibatasi jumlahnya kepada para konsumen, sehingga agak sukar
mengubah pola pikir masyarakat pengguna (konsumen) untuk memulai membayar
kantong plastik belanjanya. Oleh sebab itu pihak ritel cenderung memilih kantong
plastik konvensional agar omzet penjualan tetap stabil, karena konsumen bisa
belanja barangnya dalam jumlah yang besar.
Sebaliknya pihak industri plastik selama ini mengekspor kantong plastik
belanja jenis biodegradable yang diproduksinya ke berbagai manca negara,
karena faktor harga menjadi kendala jika jenis biodegradable tersebut dijual
kepada ritel lokal. Mahalnya pati singkong yang dipakai sebagai bahan pengisi
biji plastik menyebabkan kendala faktor harga.
Jadi perlu intervensi pemerintah untuk membuat regulasi bahwa kantong
plastik yang dipakai di pasaran, haruslah kantong plastik yang ramah lingkungan
biodegradable dengan memberikan keringanan pajak dan memberikan kebijakan
fiskal tertentu bagi industri yang memproduksi atau ritel yang menggunakan
kantong plastik belanja ramah lingkungan dalam usaha mereka.
Sampel terdiri dari beberapa jenis kantong plastik belanja, yaitu kantong
plastik konvensional yang tidak mempunyai label (kantong kresek biasa);
kantongplastik belanja berlabel total degradable (oxodegradable); dan kantong
plastik belanja biodegradable yang dibuat dari campuran biji plastik LDPE
dengan pati singkong atau pati lainnya. Untuk membandingkan karakteristiknya
dengan kantong plastik di luar negeri, maka diambil juga sampel kantong plastik
belanja di beberapa pasar swalayan Italy, Singapore, Beijing, USA dan Japan.
Hasil uji fisik yang berupa ukuran panjang, lebar dan tebal serta kepadatan atau
densitas (density) dapat dilihat pada Tabel 11 berikut. diperlukan kurang lebih
dua kali lebih luas area dan dua kali volume tempat sampah.
Dari data pengukuran 40 sampel kantong plastik belanja yang diperoleh
dari dalam negeri maupun 10 sampel dari luar negeri, diperoleh data bahwa
tebalnya hampir sama namun densitas kantong plastik dalam negri lebih kecil
50% (tebal rata-rata 40 sampel DN 0.0026 cm dan densitas rata-rata 1.119
gr/cm3), sedangkan 10 sampel luar negeri (tebal rata-rata 0.0027cm dan densitas
rata-rata 2.258 gr/cm3).
37
IMPOR
1 Carrefour, Italy 58.6 31.0 0.003 14.1020 2.58 Transparan Biodegradable
2 Biolene, Italy 58.0 30.5 0.002 8.2024 2.01 Putih Biodegradable
3 Muji, Japan 33.0 20.5 0.003 4.1495 1.86 Putih Konvensional
4 Obat,China 40.0 21.8 0.003 5.9299 2.27 Putih Konvensional
5 Singapore 33.0 20.5 0.003 5.1180 2.52 Kuning Konvensional
Green Save
6 K-Link 33.2 15.0 0.003 4.3238 2.89 Putih Lives
7 China Ungu 54.0 32.0 0.002 8.0293 2.32 Ungu Konvensional
8 China 58.0 39.2 0.002 10.7660 2.37 Transparan Konvensional
Reduce,
9 Nex, USA 44.5 30.0 0.001 4.5857 2.29 Hitam Reuse,Recycle
10 Xissmei, China 30.0 20.5 0.005 4.3399 1.47 Putih Konvensional
Rata-rata 0.0027 2.258
LOKAL
11 Green Laundry 90.0 45.0 0.003 24.8400 1.75 Putih Biodegradable
12 Martha Tilaar 28.5 15.1 0.003 3.6247 2.41 Putih Biodegradable
13 Ceria Mart 49.0 27.0 0.002 6.2670 2.37 Transparan Degradable
14 Hypertmart 50.0 28.7 0.002 9.8193 2.74 Putih Degradable
15 Giant 48.0 29.5 0.002 9.2620 3.27 Transparan Degradable
16 Guardian 31.5 20.6 0.002 2.8622 1.76 Putih Degradable
17 Toys City 33.0 20.3 0.001 2.4473 2.43 Transparan Degradable
18 Indomart(besar) 47.0 26.5 0.003 8.4879 2.00 Putih Degradable
19 Indomart biasa 27.5 16.2 0.001 1.8610 2.78 Putih Degradable
20 Alfamidi 29.5 15.0 0.001 1.9081 2.87 Putih Degradable
21 Hero 48.5 30.5 0.003 11.3670 2.19 Putih Degradable
22 Century 43.0 29.0 0.004 13.2830 2.66 Hijau Degradable
23 Gramedia 43.5 19.5 0.001 4.1553 3.27 Putih Degradable
24 Carrefour 32.0 15.0 0.001 2.0477 4.27 Putih Degradable
25 Kem-Chick 46.5 28.0 0.002 8.9630 2.75 Putih Eco Friendly
26 Alfa Mart 32.5 24.0 0.001 2.8823 3.69 Putih Degradable
38
ditahan oleh plastik sebelum plastik tersebut rusak (Suyadi et al., 2007). Pengujian
dilakukan menggunakan Material Testing Machine Lloyds Instrument yang sesuai
dengan ASTM E8 dan JIS 2241. Dengan menarik suatu bahan, akan segera
diketahui bagaimana bahan tersebut bereaksi terhadap tenaga tarikan dan sejauh
mana material itu bertambah panjang lalu putus.
Dari Gambar 14 dapat dilihat bahwa kantong plastik kode “D1” memiliki
penurunan nilai tensile strength paling besar setelah disinari UV (96.16%) dan
(90.36% setelah pemanasan) artinya paling mudah didegradasi dengan sinar UV
dan pemanasan. Tabel 12 diatas menunjukkan bahwa penurunan % tensile
strength dari semua jenis kantong plastik lebih besar jika potongan sampel
tersebut disinari dengan sinar UV selama 8 minggu, dari pada dilakukan
pemanasan 800C selama 2 jam di dalam oven, seperti pada Gambar 16 dan
Gambar 17 berikut.
40
Uji Tanam
Gambar 29 Kantong Plastik Konvensional China Gambar 30 Kantong Plastik Degradable China
Gambar 31 Kantong Plastik Australia Gambar 32 Kantong Plastik Martha Tilaar (Ecoplas)
(Biodegradable dan Compostable Labelled) 500 X (a) , 100 X (b), 2500 X (c), 5000 X (d))
500 X (a) , 100 X (b), 2500 X (c) and 5000 X (d)
45
Gambar 33 Kantong Plastik Sushitei (EPI Labelled) Gambar 34 Kantong Plastik Farmers Market (Oxium
500 X (a) , 100 X (b), 2500 X (c) ,5000 X (d ) Labelled) 500 X (a) , 100 X (b), 2500 X (c) 5000 X(d)
Dari beberapa gambar hasil SEM diatas, dapat dilihat hasil perbedaan morfologi
bentuk masing-masing jenis kantong plastik, seperti bentuk morfologi jenis
konvensional (Gambar 35), jenis oxodegradable dengan penambahan additive
yang berbeda (Gambar 33 dan Gambar 34) menyebabkan bentuk morfologi yang
berbeda juga dan jenis biodegradable (Gambar 31 dan Gambar 32 ) yang
mengandung pati di dalamnya (starch based).
biji durian
kulit biji dikupas
biji dipotong
dicuci hingga bebas lendir
ditimbang
ditambahkan air dengan perbandingan 1:10
dihancurkan menggunakan blender selama 5 menit
diendapkan selama 24 jam
dekantasi air diatas endapan
endapan dicuci menggunakan akuades
diendapkan kembali selama 24 jam
endapan pati diletakkan dalam loyang
dikeringkan dalam oven suhu 500C selama 24 jam
dihaluskan menggunakan blender kering
Pati biji durian
Poliblend
Bioplastik
Terhadap pati biji durian hasil ekstraksi dan terhadap pati sagu yang dipakai,
dilakukan beberapa analisis (contoh perhitungan analisis terdapat dalam
Lampiran 9 , Lampiran 10 dan Lampiran 6):
1. Analisis proksimat (kadar air, protein, lemak, abu dan karbohidrat)
2. Analisis kadar pati (amilosa dan amilopektin)
3. Analisis derajat putih dengan Chromameter
Terhadap bioplastik yang dihasilkan, maka dilakukan beberapa uji dan analisis:
1. Kekuatan tarik (tensile strength)
2. Kekuatan lentur atau perpanjangan putus (elongation at break)
3. Kekerasan plastik dengan Texture Analyzer
4. Morphology analysis dengan SEM
5. Derajat putih dengan Chromameter
6. Kehilangan berat (degradasi)
7. Perhitungan Modulus Young dari sampel
48
Pati yang terdapat pada tanaman ini terdiri atas tiga fraksi penyusun, yaitu
amilosa, amilopektin, dan bahan antara seperti protein dan lemak. Pati disusun
oleh molekul yang lurus (amilosa) dan molekul yang bercabang (amilopektin).
Adanya amilosa membuat pati bisa membentuk gel ketika dipanaskan. Adanya
amilopektin membuat pati memiliki sifat lengket. Rasio amilosa dan amilopektin
bervariasi untuk tiap jenis pati tergantung sumber pati. Pati kentang memiliki
rasio amilosa dan amilopektin 21% berbanding 79%, pati tapioka memiliki rasio
amilosa dan amilopektin 17% berbanding 83%, sedang pati sagu memiliki rasio
amilosa dan amilopektin 23% berbanding 63% (Brown, 2008). Pati hasil ekstraksi
biji durian memiliki rasio amilosa dan amilopektin yang hampir sama dengan pati
singkong (tapioka) yaitu 14% berbanding 74%, sehingga berpotensi baik untuk
dijadikan bahan baku dalam pembuatan bioplastik.
Pembuatan Bioplastik
Bioplastik dibuat dari campuran pati sagu dengan biji plastik LDPE dan
pati biji durian dengan biji plastik LDPE. Proses pembuatan bioplastik LDPE
dalam penelitian ini dibagi dua tahap, yaitu tahap pencampuran dan tahap
pencetakan.
Gambar 38 Pati Sagu, Pati Biji Durian, dan Biji Plastik LDPE
(Sumber: dokumentasi pribadi)
Pati sagu, pati biji durian dan biji plastik LDPE sulit untuk dicampur
secara manual pada suhu ruang. Hal ini disebabkan karena perbedaan polaritas
antara kedua material tersebut. Pati sagu dan pati biji durian bersifat polar,
sedangkan biji plastik LDPE bersifat non polar.
Gambar 39 Poliblen
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2012)
d. LDPE-Durian 30% e. LDPE – Sagu 30% f. LDPE-Durian 50% g. LDPE – Sagu 50%
Gambar 40 Bioplastik LDPE
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2012)
Gambar 41 Indeks Putih Bioplastik Terhadap Jenis Pati dan Konsentrasi Pati
Keterangan: Notasi huruf yang beda di belakang angka menunjukkan beda nyata (p<0.05)
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa rentang nilai indeks putih yang
dihasilkan berkisar antara 7.66 sampai 98.36 yang menunjukkan rentang warna
dari coklat hingga putih. Intensitas perubahan warna coklat bioplastik meningkat
51
seiring dengan bertambahnya pati dalam bioplastik. Bioplastik pati biji durian
memiliki warna yang lebih coklat dari bioplastik pati sagu. Hal ini disebabkan pati
biji durian yang digunakan belum mengalami proses bleaching dan pemurnian
yang ditunjukkan dengan adanya kandungan protein yang tinggi pada pati.
Adanya protein ini dapat memicu terjadinya reaksi maillard (Bourtom, 2007).
Pati sagu yang digunakan adalah pati sagu komersial yang telah
mengalami proses bleaching dan pemurnian, sehingga warna bioplastik yang
dihasilkan lebih cerah. Hal ini berkorelasi pada pembuatan kantong plastik
biodegradable (bioplastik), jika yang diinginkan warna putih maka perlu
dilakukan proses pemutihan (bleaching) terhadap pati dari biji durian.
Analisis mekanik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis uji
kekuatan tarik (tensile strength), analisis perpanjangan putus (elongation), dan
analisis modulus elastisitas (modulus young) dengan menggunakan Material
Testing Machine. Analisis kekerasan bioplastik juga diukur menggunakan Texture
Analyzer TAT/X2. Kekuatan tarik didefinisikan sebagai tegangan maksimun yang
dapat diterima oleh suatu sampel. Perpanjangan putus didefinisikan sebagai
pertambahan panjang pada plastik sampai pada titik maksimum ketika ditarik
sampai dengan putus. Perpanjangan putus merupakan indikator keelastisan dari
plastik (Surdia dan Saito, 1995).
Gambar 43 Kekuatan tarik vs jenis pati Gambar 44 Kekuatan tarik vs konsentrasi pati
Keterangan: Notasi huruf yang sama di belakang angka menunjukkan tidak beda nyata (p>0.05)
Kekerasan
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa jenis pati yang digunakan tidak
terlalu berpengaruh terhadap nilai kekerasan bioplastik. Nilai kekerasan bioplastik
pati biji durian juga tidak berbeda jauh dengan bioplastik pati sagu. Peningkatan
konsentrasi pati dalam matriks LDPE membuat tingkat kekerasan plastik menjadi
berkurang. Makin banyak pati yang ditambahkan membuat plastik menjadi rapuh.
Modulus Young
Young berkaitan dengan nilai elastisitas dari bioplastik (Askeland et al., 2010).
Berdasarkan Anova (Lampiran 5) perlakuan variasi konsentrasi pati berpengaruh
nyata (p<0.05) terhadap modulus young bioplastik. Perlakuan jenis pati tidak
berpengaruh nyata (p>0.05) terhadap modulus young. Interaksi tidak berpengaruh
nyata (p>0.05) terhadap modulus young dari bioplastik. Hasil uji lanjut dengan
metode Tukey HSD menunjukkan bahwa modulus young bioplastik pada
perlakuan konsentrasi pati 10% berbeda dengan perlakuan konsentrasi pati 50%.
Pengaruh perlakuan jenis pati dan konsentrasi pati dapat dilihat pada Gambar 48
dan Gambar 49.
Gambar 48 Modulus young vs jenis pati Gambar 49 Modulus young vs konsentrasi pati
Keterangan: Notasi huruf yang sama di belakang angka menunjukkan tidak beda nyata (p>0.05)
Dari gambar di atas dapat dilihat makin banyak pati yang ditambahkan akan
membuat modulus young bioplastik menjadi berkurang. Gambar 48 menunjukkan
bahwa modulus young bioplastik pati sagu lebih besar dari bioplastik pati durian.
Menurut Moura (2006) bioplastik pati sagu (memiliki granula pati besar) memiliki
kekuatan tarik dan nilai perpanjangan putus yang tinggi dari bioplastik pati biji
durian.
LDPE – Pati Durian 10% (perbesaran 2500x) LDPE – Pati Sagu 10 %(perbesaran 2500x)
LDPE – Pati Durian 50%(perbesaran 2500x) LDPE – Pati Sagu 50%(perbesaran 2500x)
Gambar 50 Morfologi Pati Biji Durian, LDPE, Bioplastik Pati Biji Durian dan Pati Sagu 10% dan 50%
(Sumber: Hasil Analisis di Lab STP, 2012)
Adanya lubang atau celah diantara molekul pati dengan biji menyebabkan
kekuatan mekanik bioplastik menjadi berkurang karena menjadi rapuh ketika
ditarik (Aht-Ong dan Charoenkungthum, 2002). Pati dengan warna putih tersebar
sebagai fasa kontinyu pada matriks yg berwarna gelap dan menimbulkan adanya
lubang warna hitam pada matriks. Adanya lubang ini kemungkinan disebabkan
kareana adanya udara dan air yang terkandung dalam pati yang dicampurkan.
Dengan bertambahnya jumlah pati yang ditambahkan sebagai campuran, maka
ukuran dan bentuk pati dan lubang hitam pada hasil SEM makin bertambah.
Makin besarnya ukuran bentuk pati yang ditambahkan, maka makin kecil luas
permukaan pati yang terikat oleh biji plastik seperti LDPE, oleh sebab itu dengan
bertambahnya pati yang dimasukkan ke dalam matriks, maka lubang yang
terbentuk makin besar dan banyak sehingga lebih mudah di degradasi.
7. PEMBAHASAN UMUM
Simpulan
Masyarakat selaku pengguna kantong plastik belanja sudah menyadari
dampak masalah lingkungan yang ditimbulkan akibat sampah kantong plastik
konvensional, dan tidak berkeberatan menggunakan kantong plastik belanja ramah
lingkungan. Jenis kantong plastik ramah lingkungan belum tersosialisasi dengan
benar, yaitu informasi tentang biodegradable ataupun oxodegradable. Umumnya
masyarakat hanya mengetahui dari pernyataan tertulis tentang slogan lingkungan
(go green) yang tercetak pada kantong plastik belanja. Belum adanya law
enforcement dan pengawasan Undang-Undang No 18 tahun 2008 pasal 15,
membuat beberapa pelaku bisnis kantong plastik belanja hanya mencantumkan
saja berbagai slogan tentang biodegradable atau yang bisa diurai alam.
58
Salah satu penyebabnya adalah kendala harga dari bahan tambahan (filler)
yang dicampurkan kedalam biji plastik, baik berupa pati ataupun aditif
prodegradant.
Teknologi pemrosesan kantong plastik biodegradable dan oxodegradable
sebenarnya sama dengan teknologi proses pembuatan kantong plastik
konvensional, sehingga tidak perlu menggunakan sarana peralatan produksi yang
baru atau investasi tambahan. Hal yang perlu dilakukan hanya memodifikasi atau
memformulasi bahan baku biji plastik yang dipakai, dan selanjutnya mengikuti
alur produksi yang sama dengan kantong plastik konvensional. Kemurnian
(purity) dari pati yang dipakai untuk bahan pengisi (filler) biji plastik, juga tidak
memerlukan kemurnian yang tinggi (high purity) seperti halnya untuk industri
makanan dan farmasi, sehingga masyarakat dapat melakukan ekstraksi berbagai
jenis sumberdaya pati yang banyak terdapat di Indonesia. Seperti dalam penelitian
ini dipakai pati dari limbah biji durian dan pati sagu yang pemanfaatannya selama
ini belum optimal. Oleh sebab itu, jika diatur tata niaga pati maka masyarakat
dapat terpacu (encourage) menjadi pengusaha (enterpreneur) di sektor pati,
sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mendapatkan
solusi masalah lingkungan yang diakibatkan oleh sampah kantong plastik belanja.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
International Trade Center. 1996. The Packaging Legislation of Austria and Its
Potential Impact on Export Packaging from Developing Countries. Pack
data Factsheet No.29.April. ITC. UNCTAD/WTO.
[IISD] International Institute for Sustainable Development. 2005. National
Strategies for Sustainable Development: Challenges, Approaches and
Innovations in Strategic and Co-ordinated Action. IISD-GTZ.
Unigraphics, Winnipeg, Manitoba.
Ishizaka Alessio, Labib Ashraf. 2009. Analytic Hierarchy Process and Expert
Choice: Benefits and Limitations, ORInsight, 22(4), p. 201–220
Janssen, L. P. B. M and Moscicki, L. 2009. Thermoplastic Starch: A Green
Material forVarious Industries. Weinheim: Wiley-VCH.
Jufri, M., R. Dewi, A. Ridwan, Firli. 2006. Studi Kemampuan Pati Biji Durian
Sebagai Bahan Pengikat dalam Tablet Ketoprofen Secara Granulasi
Basah. Majalah Ilmu Kefarmasian. 3 (2006): 78-86.
Kalambur S, Rizvi SSH. 2006. An overview of starch-based plastic blends from
reactive extrusion. J Plast Film Sheet 22: 39-58.
Kementerian Lingkungan Hidup. 2008. Makalah Seminar: Kebijakan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dalam Seminar Nasional . Meretas Langkah Menuju
Bumi Bebas Sampah Plastik dengan Bioplastik. Universitas Negeri
Jogjakarta: 6 November 2008.
Komunitas Save the Earth. 2008. Makalah Seminar: Selamatkan Bumi Kita dari
Kantong Plastik. Institut Pertanian Bogor: 17 Mei 2008.
Kementrian Pertanian Indonesia, 2010. Ubi Kayu.
http://www.deptan.go.id/ditjentan/admin /rb/Ubi %20 Kayu.pdf; Diakses
tanggal 27 Mei 2011.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2011. Industri
konsumsi plastik akan terus meningkat.
http://www.kemenperin.go.id/artikel/929/Suarakarya-
online.com,%2028%20Juni%202011. Diakses tanggal 1 September 2012.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2012. Pusat
Standarisasi Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri.
http://pustan.bpkimi.kemenperin.go.id/?pg=6&a=reset. Diakses tanggal 1
Juli 2012.
[Kemenperin] Kementerian Perindustrian Republik Indonesia. 2013. Konsumsi
Kantong Plastik Belanja. http://kemenperin.go.id/jawaban.php?id=9016-
92352. Diakses tanggal 9 Juli 2013.
Koswara, S., 2009. Teknologi Modifikasi Pati. http://ebookpangan.com. Diakses
tanggal 30 Agustus 2011.
Latief R. 2001. Teknologi kemasan plastik biodegradabel. http://www. hayati_ipb.
com/users/rudyct/individu 2001/rindam_latief.htm-87k. Diakses tanggal
23 Juni 2013.
Lerdy, Leonardus, Anityasari Maria. 2011. Pemodelan Consumer Acceptance
Terhadap Produk Pengganti Tas Plastik Dengan Metode SEM. Surabaya:
Institut Teknologi Surabaya.
Martaningtyas, D. 2004. Potensi Plastik Biodegradable.
http://www.pikiranrakyat.com/cetak/0904/02/cakrawala/lainnya06.htm.
Diakses tanggal 2 September 2011.
63
fr: (Fe)
| 1. I ms/kg I
fifr
fji
is;
L1lil' '-
lBesi
:, ' ,' lir??,'f-o'r:'-rl
21
*.-{;;
AAS
AAS
l:E
.Fv:
l
E*
-J.::\
,r l *"1,,i:r'ir'd:i;*l,f,E;
fiE
is BalC
{.s
IEffi
:s
>s
tQ
i
36
E &:C.t. arsip
i.t
| ]aponn hasit uji tidak dibenar*,an untuk dlpefuanyak, Terkecuali secan tengkap dan
[j.='Tnendapaf pers etujuan teftulis dari LUK BBKK
:6
lc
Ja
o3
B ctr
r€
+gl
LrL ,irr.ili;t'n
!-E t:,
,Ia li,i
llF f\f
j'
t!
o
'!-
.i
3
$
:€
H
c
ffi
----*-*ar*;i&
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
Kementerian BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
Perindustrian LABORAiTOhIUM UJI DAN KALIBRASE
R#pi?* t,1{ iyi"{i*ijs,y.f,ip, Jl. Balai Kimia No. 1, Pekayon Pasar Rebo, Jakarta 13069, Kotak pos 6916 JATPK
Telp. (021) 8717438 (Hunting),8720449 Fax. (021) 8714929
E-mail : bbkk@ cbn.net.id ; http : / lwww.bbkk-lirbang.go.id
HASIL METODA
tiO FARAMETER UJI SATUAN ':-: .--
: ;
:i;r i
:
.1;,];iti.i;.;i',,
"1,' ,., i::11,:::-ii t:
Ii ::
ffimr#c.-tr$e3w€reffiffi
.:.'ii.:j!l,
",tl+jl
l': : ji Kimia dan Kema san
;1
lC.l. Arsip
t'
,l^oonn hasil uji tidak dibenarkan untuk diperbanyalt Terkecuali secan lengkap dan
'iitndapat persetujuan tertulis dari LUK BBKK
il
Halaman I dari 1
,1r:11{i;;;:;t;,-
-iii ll','+,,iti::
.:ff,.,i,:
t;
..-r!rli+r,..
* ..'..:.. .rf,li''.:,. ;
.: -i.
.:=: i
d ii:iir',j']#if#tiiiif'
f,
#
il
&-
----
*i:*'
*gs
s
,*
?
'a
a
(D
!)
gt
n
3
lA, :"
(]I
=ar
!, (,
3=
5c*_i
(o
, 3='
o-,
t uep t uewepH ro c.
EA'
iir
r =3
dF
y)t1gynl e:
yep silnyat uen[rypstadredepuaw
os,rad
uep.de46ua1I etexos !, ' elueqadp 4n1un ualreuaqlp \epp th pseq uaodel d- !
[npeq ap,v.r.cc i. l
-'J
SF
rrp
oJ
;Io.
=st
f=
:'!,
E€
liiir;
:!.,-(DF
e 1-
'.,.1'' ./+';:. -_
. ii,i{. .=: tD
i.r | . ':lt ':r,;l-"til
=' =
i I
#%ArS
w
& d#q ;.1u"..4';= e
",r,:".:;;# i:. d ct
ffiffis# ffiFru tu€#Fdffi
F-
wiq
-----€
-{,.-14
i-:i*
i=r:,"
!_Lj;r;:ll
=
6 E
'ttin.Ftrur"^l
F H&
*ry1izu
p#Dr*
E trP4T z,I gg
4
:-+=*.Tffi]
Effi5
t0rfl#
ryarl l
ffi:z
"t,
,ii,i.r H) tsee l I I 3
g
;:ji-::-
.' : ,. '
5+
sq
qtr O
trn ltsvHTmie EV=i
tod- =.t,
ctlD
ilg
stps?U 9. *
sllns2a
:@s uo po loca|/ X
p-remn5EF
o psAracra tlz lunr /0
7,1 I ! :@I
ilEeT-6rEI (s) eldwes aq116 *
Iwes eq119
qo-lT65nqi
t; AUONnv-r N33rue vytrs\nd
spfieue 'al
:@3
rfuopnqe! pql saEyac peu'lslepun eql
q'
'sJapun aqt : nlrllJoleloqBl !p esllBue/uBllnDuoo eMqeq uelDuerauaul lul qe Aeqlp uEouel Bpuepaq ouEA
lelaq oue^ WWeA
't1t1 yodag ztlNr/6900 : EStt-W-6N
EEflEEY--oN
itrmYSiCEn 'ot
NVdVUVH Vlngd SVI|SUSA|Nn :epedeY
FTOO' t000'90trNr
-^
-n@Wifrd@,tiqq:t,ow-s
^. 8z6vtL8(tzo) 'xet 6woz/9. '(6unung) e*tt tb (izo) tler
,ogoeJ
vf'9t69 sod leloy eub)tbF:oqay'.resiijuolei;j1;:i,n'er-n ry teteg .lr
Yl$Xf,*##tdi Sil#i1ti,i I:
8l-tvx Nvq trn uunruo.tvuogvl uB!4snpuilod
NVSVl,tiliIy NVq VlUllly UVSitg tVTVg uelJolu0urey
Qna.,-
J INDUS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
AN BALAI BESAR KIMTA DAN KEMASAN
Kementerian
.lB Perindustrian I-ABORATORIUM UJI DAN KALIBRASI
s 6916 JA fi *iluff Lii{ ;$;**id# $ i/.1 petqyqllasar
Jl. Balai Kimia. No. I, Rebo, Jakarta 13069, Kotak pos 6916 JATPK
relp. (02 1 )
9!1i !39 (Huntins),'anoacs F;i. i qszs-'
aoi ij'8? -
E-mail : bbkk@ cbn.net.id ; nttp, t t_r_,OOW- ilffi
_-]
NO PARAMETER UJI SATUAN }IASIL METODA
-.,1
-t 1.
2.
Besi (Fe)
Kobal (Co) ;1'*,n,., ..
mg/kg
,, *mg/kg
29,94
<
AAS
;,: ', i,::r,o:... " 3,3* AAS
;.-".: - ffi msws# m&m w#.m **
I
!::.j' *rir - $
..:,
:iiri:1i
i;::.;;{l:,r: tr#$u4ffifl$H $ffi1F
ii b*++ qlAA,*t-4.e#s
'''
j:'.:i,t:!ii1:..{jr,:'
ltl ,r a:l
Kimia dan Kemasan
'-,lr.r-l-;
. il.:,:-, .
rik,
,.f
r.I
'l-
:
hasil uji tidak dibenarkan untuk diperhanyak, Te*ecuali secara lengl<ap dan
Noetuiuanleftulis dari LllK BBI{J(
Halaman 1 dari I
r,i:..l-:liI:n'r:;r.il'i jtir!!iir:+.
iii:+ ,:':-i
: '
€
6
', r,',''
...'.r-'l
-=l:'r:
'j.,;--
l:::. .,
,
.ii:,j''fii
fig ''+1.-i.:'
f:.:,i-l .i__-ri .
{F
I
"-:l.'.l:t:'
a
g
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU I
o:= Teknik, 4
&o 4r
I
oo
>t! !
go- 0- 4
rgc II
€tg
i
I
F
F SC.l.
U.6
Arsip
$C.1. Arsip
e
E -Taporan hasil uji tidak dihenarkan untuk diperbanyak, Terkecuali secara lengkap dan '{aponn hasil uit
'jn:,;dapat persetuiuan tedulis dari LUK BBKK
f 'nendapat perse;
:
e> ll
=G !
Halaman I dari 1 ?
=q)
t5
-(u
f,tc6
(,,ag
rE=
r6
Jci
s
(.
o
INDUS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
iN BALAI BESAR KIMIA DAN KEMASAN
Kementerian
IB Perindustrian LABORATORIUM UJI DAN KALIERASI
6916 JATPK R$ilijfii"lF ;n:i'1*:';r"1;inn Jl. BalaiKimia No. 1, PglqyqllgqarRebo,^/q!qr!g 13069, Kotak pos 6916
JATpK
retp- (021) 911-l!38 (Huntins), 872044s rax. (ozt1 aiiqsza
E-mail : bbkk@ cbn.net.id ; http : / ltytw.bbkk_litbang.eo.id
',PARAMEI ER,U{|I
Halaman I dari I
r1::i:t1:it-j:'L i:i
,i:ii;:::+:r;lr1:;i;;=
;.=:iril .::i:: l'
$
€
5
,-lf;i+.= :.r*t ,,t
:. l i+'i;1
.:.: I -+:..;l
_: ,,.,,;.:
e* :-:. - ti: ti-l,a-,
:':_.:1i:-'
. r'
, .
3 1-,1;i,.1, 1; :trirrrri::1J :!:t; :rl :
flg
. -1*R
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INT
-
&F* Kementerian BALAI BESAR KIMIA DAN xrunsau
qtu# Peri n{*ffi *.ft?.?,ffiTg5j"Ytr ff"j,:_p,tH ffi 1*
5G
9€ ,,,NO HASIL .M-ETODA
o=' SAT.T'AN
o
rC
c;
oif 1. mglkg 10,70
o!E AAS [*
O'-
-o
o=
FJ
2.
esT,g'$g*.-
*
,€,rEft
u'3'3,r=
B.i ,e"fi ss Fj iiir"ts s.1
AAS
l,
o;
.:d E
E,n
ffi*F.#g*Efl.ggog:i%
t
{
l1
_ie
(g_ r Kimia dan Kemasan I{
!
o:= i
,0c'
tEo I
>(g
ccL
ctc 4 x
!
-3.t' 3
3
i
€E ;
c CC.l- Arsio I
9F ji
i
i
E $aporan has il uji tidek dibenarkan untuk dipefuanyak, Terkecuali secan lengkp dan !
'lnendapat persetuiuan tedulis dari LUK BBKK
f $C. l. Arsip
!
rdc fuporan hasil uii
:'(9 Hala;nan I dari 1 $endapaf perseft
cc
:a';
G5
rt g,
-(,
SE
:ls6
O(l|
EO
jr.i
:..,r j,li'tl_.ll :
=i-. .-
.r5-::_ ;;:..'i:i tL:'::
!:i:: r_i:r tai
..rjn::'.:!: :ri::;;i:iij
t:i:::.{::i... - ..:i::,_i'tiia.
i
_.-:'j : '
,til'
INDU BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI
N BALAI BESAR KIMIA DAT{ KEIUIASAN
Kementerian
IB Perindustrian LABORATOHUM UJI DAN KALIERASI
6916 JA r ,{ r:'j.ll:ftj*rj;i. pefqyqllasar
I .jl. Balai Kimia, No. 1, Rebo, Jakarta 13069, Kotak pos 6916 JATPK
retp. (02 1 ) 9-l j! (H u ntins), 87 2044e rax- (oz il'ai i igza-
139 -
E-mail : bbkk@cbrr.net.iri; http : /lwww.bbkk_litbanp.so_id-
26 .luni 2012
Jakarta,
Kepada: UNIVERSITAS PELITAHARAPAN
To. LIPPO KARAWACI
No.Analisa : 0058/lN/12
Report Nr
Yanq bertanda tanqan dibawah ini meneranqkan bahwa penouiian/analisa di laboratorium :
The undersigned ceftifies that laboratory testing / analysis
Dari contoh ( contoh-contoh ): PLASTIK VENETA SYSTEM
Of the sample (s)
Yanq kami terima dari saudara tanoqal : 08 Februafi 2011
Received on
Hasilnva adalah sebaqai berikut :
Resuhs
---l
I
dan Kemasan
.
L Arsip
hasil uji tidak dibenarkan untuk diperbanyak, Te*ecuali secara lengkap dan
persetujuan terlulis dari LUK BBKK
Halaman I dari 1
.,,..;,;,.,,t?..,,-.,
,r .,..":.jL' "'-;;rt:r
r'::ili ,ii:f:::r:
t
....:+ , r;.
':
& ::1.-i I!
6 .r;iil rt: inr:-::
* tiu.,i;l'..1:iff'
s
I
t
$
BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU I
E.S
*,b
LAPORAN HASIL UJI
fl€)<
.g
gE
gSl*ol, . PARAMerenult l sArunru I HA
E.:
F*lr.z. lBesi (Fe) lms/kg | .,
:i I Ixouat 1co; i",r: ,r,,.i: lu*mo/ku I -=.:
E;
i;
E
EE
!S
E ,i'i
i'.+
,
.,ir;',
,, i:i. ffi .-.. .--.r -
it,
"'"1
..
rt
$
'"F.F1-e;rB{{sEF*EAru
"'i' *EF.#-'r.j:' i fl$ 14ffi
Es
e:F I ,.",t,:' l6th\jl
Kimia dan Kemasan
f$-' "tl:i!!:ta' /i'\.t"qLtn:
s S is)19
>$a.
>tF
ca.
c
,i
ii:9 r
i'-^1c
Gg
l!g
.c $ ; , i,i
: i; :'{l
|g:
Ei:
5 $C.1. Arsip .
iiw
E fl.aponn hasil uji tidak dihdna*m untuk diperbanya& Tertecuali secara lengkap dan
'lnendapat persetuiuan lerlulk dari LUK BBKK
i
e>
={6
JC
56, Halaman 1 dari 1
c-
.xF
.i5
:o gt
:1 tr
=S
o)6
-a :
* f.;
.E i
j3
G
.c
(u -d&L
;iiii.i;r,:
ft
: '. . ir,,'
,,.,*5;:'tl.;11*
-l i':...j
..,.' .,,,, 4...
SENTRATEKNOLOGI
No.Lap: 1367
LAMPIRAN
I
'1
Gambar L. Foto Morfologisampel Pati Biji Durian Pembesaran 1.500X (a) dan 2.500X (b)
Gambar 2. Foto Morfologi Sampel Pati Biji Durian Pembesaran 5.000X (a) dan 10'000X (b)
samPaikan
Laporan hasil pengujian ini hanya berlaku untuk sampel
ke Manajer Mutu STP; dilarang menggandakan lapora uan tertulis dari STP
iTP
r-*xorocr
Laporan Pengujian
No. Laporan: 1354170961 Order No. : l35363g6gl
Tanggal: 29-11-ZglZ
Pelanggan Universitas Pelita Harapan
Kampus UPH, Lippo KarawaciTangerang Banten 15g11
Kontak Person Bpk. Arief Tanjoyo
Jenis Sampel 1. Sampet No. 1
2. Sampel No.2
3. Sampel No.3
4. Sampel No.4
5. Sampel No.5
Penerimaan Sampel 22 Nopember 2012
Tanggal Pengujian 29 Nopember 2012
HASIL
Hasil analisa morfologi sampel No 1 s/d 5 menggunakan SEM terlihat pada gambar di
bawah ini :
I
l00x (b)
(d)
Gambar 2. Foto SEM Sampel No. 2 pada perbesaran 500 X (a); 1000 X (b); 2500 X (c) dan
5000 x (d)
Gambar3. Foto sEM sampel No. 3 pada perbesaran 500 x (a); 1000 x (b); 2500 x
5000 x (d)
1q-bg*
Laporanhasilpengujianinihanyaberlakuuntuksampelyangdiujiois@
dapat disampaikan ke Manajer Mutu STP; dilarang menggandakan laporan ini tanpa p-ersetujuan terl
J*-il ,
le{a::
!:r':i,' :
i.i:ii!r"
ir-r:i;-::
.l::!-.
(c)
Gambar 4. Foto sEM Sampel No. 4 pada perbesaran 500 x (a); 10oo x (b); 2s00 x (c) dan
5000 x (d)
Laporan hasil pengujian ini hanya berlaku untuk sampel yang diuji di STP, segala pengaduan sehubungan
dapat disampaikan ke Manajer Mutu STP; dilarang menggandakan laporan ini tanpa persetujuan tert
s-HF"ffi
No. Lap.: 1354170961
5/5
Gambar 5. Foto sEM Sampel No. 5 pada perbesaran 500 x (a); 1000 x (b); 2500 x (c) dan
5000 x (d)
Dependent Variable:Indeks_Putih
Interaksi N 1 2 3 4
LDPE-Durian 50% 3 7.6567
LDPE-Durian 30% 3 13.9933
LDPE-Sagu 50% 3 60.3333
LDPE-Durian 10% 3 61.2500
LDPE-Sagu 30% 3 73.6200 73.6200
LDPE-Sagu 10% 3 88.9400 88.9400
LDPE-Durian 0% 3 98.3600
LDPE-Sagu 0% 3 98.3600
Sig. .931 .287 .159 .670
Interaksi N 1 2 3 4
LDPE-Durian 50% 3 7.6567
LDPE-Durian 30% 3 13.9933
LDPE-Sagu 50% 3 60.3333
LDPE-Durian 10% 3 61.2500
LDPE-Sagu 30% 3 73.6200 73.6200
LDPE-Sagu 10% 3 88.9400 88.9400
LDPE-Durian 0% 3 98.3600
LDPE-Sagu 0% 3 98.3600
Sig. .931 .287 .159 .670
Dependent Variable:Hilang_Berat
Total 384.068 24
Dependent Variable:Kekuatan_Tarik
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 1048.853 7 149.836 27.326 .000
Intercept 8455.881 1 8455.881 1542.094 .000
Jenis_Plastik 33.486 1 33.486 6.107 .014
Konsentrasi_Pati 1000.994 3 333.665 60.850 .000
Jenis_Plastik * 14.373 3 4.791 .874 .455
Konsentrasi_Pati
Error 1403.744 256 5.483
Total 10908.479 264
Corrected Total 2452.598 263
Kekuatan_Tarik
a,,b
Tukey HSD
Subset
Konsentrasi_Pati N 1 2 3 4
50% 66 3.028460
30% 66 4.671729
10% 66 6.868587
0% 66 8.069193
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is
Mean Square(Error) = 5.483. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 66.000. b. Alpha = .05.
Dependent Variable:Kekerasan
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 546.745 7 78.106 164.383 .000
Intercept 17356.404 1 17356.404 36528.388 .000
Jenis_Plastik .662 1 .662 1.392 .239
Konsentrasi_Pati 543.957 3 181.319 381.605 .000
Jenis_Plastik * 2.127 3 .709 1.492 .217
Konsentrasi_Pati
Error 121.638 256 .475
Total 18024.786 264
Corrected Total 668.383 263
Kekuatan_Tarik
a,,b
Tukey HSD
Subset
Konsentrasi_Pati N 1 2 3 4
50% 66 3.028460
30% 66 4.671729
10% 66 6.868587
0% 66 8.069193
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is
Mean Square(Error) = 5.483. a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 66.000. b. Alpha = .05.
Dependent Variable:Kekerasan
Type III Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
a
Corrected Model 546.745 7 78.106 164.383 .000
Intercept 17356.404 1 17356.404 36528.388 .000
Jenis_Plastik .662 1 .662 1.392 .239
Konsentrasi_Pati 543.957 3 181.319 381.605 .000
Jenis_Plastik * 2.127 3 .709 1.492 .217
Konsentrasi_Pati
Error 121.638 256 .475
Total 18024.786 264
Corrected Total 668.383 263
Kekerasan
a,,b
Tukey HSD
Subset
Konsentrasi_Pati N 1 2 3 4
50% 66 6.273032
30% 66 7.318064
10% 66 8.787412
0% 66 10.054550
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
Means for groups in homogeneous subsets are displayed. Based on observed means. The error term is
Mean Square(Error) = .475.
Modulus_Young
a,,b
Tukey HSD
Subset
Konsentrasi_Pati N 1 2 3
50% 66 272.081041
30% 66 315.378889 315.378889
0% 66 359.256921 359.256921
10% 66 418.071000
Sig. .405 .393 .151
Means for groups in homogeneous subsets are displayed.
Based on observed means.
The error term is Mean Square(Error) = 25494.305.
a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 66.000.
b. Alpha = .05.
Lampiran 6. Data Indeks Putih Bioplastik
Chromameter Indeks Putih
L a b L-3b
LDPE 88.67 0.65 -3.11 98
89.03 0.64 -3.21 98.66
89.12 0.62 -3.1 98.42
LDPE-D10 84.88 1.03 5.42 68.62
81.77 1.65 8.43 56.48
82.74 1.41 7.67 58.65
LDPE-D30 78.81 3.94 22.34 11.79
78.5 4.59 25.56 1.82
81.23 2.57 17.62 52.86
LDPE-D50 84.15 3.91 23.11 14.82
78.4 7.64 28.47 -7.01
78.39 6.29 25.75 1.14
LDPE-S10 88.08 -0.03 -0.3 88.98
87.74 -0.03 -0.31 88.67
87.94 -0.04 -0.41 89.17
LDPE-S30 88.78 -0.19 4.85 74.23
89.87 -0.36 3.35 79.82
87.3 0.61 6.83 66.81
LDPE-S50 89.5 -0.41 7.58 66.76
87.36 0.29 11.28 53.52
88.35 -0.24 9.21 60.72
Lampiran 7. Data Kehilangan Berat dan Uji Mikrobiologi Bioplastik
Data Kehilangan Berat
M Ulangan Rata-
1 2 3 rata
LDPE Mo 0.3846 0.3543 0.3846
M1 0.3786 0.3514 0.3786
% Diff 1.5648 0.8056 1.5648 1.3117
Durian Mo 0.3846 0.3745 0.4150
10% M1 0.3767 0.3595 0.4108
% Diff 2.0588 4.0046 1.0080 2.3571
Durian Mo 0.4049 0.4150 0.4049
30% M1 0.3964 0.4061 0.3986
% Diff 2.0900 2.1406 1.5466 1.9257
Durian Mo 0.4555 0.4453
50% M1 0.4147 0.4136
% Diff 8.9572 7.1188 8.0380
Sagu Mo 0.4251 0.3644 0.3947
10% M1 0.4088 0.3500 0.3828
% Diff 3.8355 3.9452 3.0248 3.6018
Sagu Mo 0.4251 0.4150 0.3883
30% M1 0.4032 0.4033 0.3765
% Diff 5.5128 2.8185 3.0388 3.7900
Sagu Mo 0.4757 0.4656
50% M1 0.4522 0.4195
% Diff 4.9401 9.9012 7.4207
Keterangan: Mo adalah massa plastik sebelum dipendam
M1 adalah massa plastik setelah dipendam
%N 2= (0.3-0.2)x0.2x14
-------------------------- x 100%
0.5002
= 0.0559%
% Protein = 0.0559% x 6.25
= 0.35%
Rata-rata kadar protein = 0.35%
Kadar Karbohidrat: 100% - (0.258% + 0.35% + 10.34% + 0.11%)
= 88.94%
Pati Biji Durian
Kadar Abu
Sampel 1: 5.0001 gram
Sampel 2: 5.0006 gram
Cawan 1: 21.7989 gram
Cawan 2: 29.2706 gram
Cawan 1+abu 1: 21.8084 gram
Cawan 2 +abu 2: 29.2861gram
Kadar Protein
Sampel 1: 0.5003 gram
Sampel 2: 0.5005 gram
Vol. Blanko: 0.2 ml
Vol. Sampel 1: 1.56 ml
Vol. Sampel 2: 1.55 ml
%N1 = (1.56 – 0.2) x 0.2 x 14
--------------------------------- x 100%
0.5003
= 0.7611%
% protein: 0.7611% x 6.25
= 4.76%
%N2 = (1.55-0.2) x 0.2 x 14
------------------------------- x 100%
0.50005
= 0.7552%
% protein: 0.7574% x 6.25
= 4.72%
Rata-rata kadar protein: (4.76% + 4.72%)
----------------------
2
= 4.764%
Kadar Karbohidrat: 100% - (0.25% + 0.38% + 10.71% + 4.74%)
= 83.92%
Lampiran 10. Hasil Uji Kadar Pati dan Rasio Amilosa/Amilopektin
: KeasMr .*_.
9mdrl!dr*.imr+50!f p.lsoitr{ io* i
:
it fto.Slndr tbi..6.{r A}qrta5i i.:: i
&.. lfll (Evrn0 : os i
! 0.. 0.0lat lc=
--: I
2 0.6 0.1962 : i
3 L2 t2a?4
4 r.6 o.9ar1 i; aB i
s a o.9s5r c'' i
t-t
8..' :
ff.-i,
:i, :R6ruorr.;ro
Bryol, *.*. r:
#,,.*
RASIO PATI OA'I AI{LOAA
!
F
t
:i {n%'e
s
g
s
f
f
."&
Lampiran 11" contol' Data xsian Kuesiondn AFrp
Kantong plastik Belanja
(pelaku Industri)
TUK INDONESIA
KUESIONER PEI\TELITL{N
Yth. Bapat</Ibu
untuk memperoreh informasi guna
nmah lingkungan yang seperti apamengetahui jenis kantong prastik berania
yaig patin;-;;r"k';rtuk Indonesia
dapat diterima oE1
i1i[i'pensambit- din
peneriti dari Fakurtas 2eyQ *upiliir,
Teknotogi tiarltri1upn *e;;;';;;J"bnkan maka kami tim
untuk lebih memahami.pengitaiii, pertimbangui"a;i-'.inat peneritian
satah seonns pakar gtiry Anda sebaoai
6iig";'6i4, x"puiiiii' t"iiLiirt diatas.
hanva memakan waktu
kami nanrnva untuk
*iriig-iii'io suruei-ini
iunitiir-ztrJ sansat membantu
te-nruk kantong ptastik beranja ramah
,j:t:X:!E: seperti apa ^"rr^'itiJ,
/uiJ' ;,;b cocok nantinya basi masyarakat
Terima kasih atas kesediaan Bapak/Ibu
mengisi kuesioner ini.
Inge Sefiawati
PT Inter Aneka Lestaii Knlia
JlRayaSerang@
Vice General Manager
482 8213770
inae@interaneka.com
Keterangan
f . sama pentingnya dengan 7. jauh lebih penting daripada
3. agak lebih penting daripada 9. mutlak lebih penting daripada
€
KETERSEDIAAN Ketersediaan jenis kantong plastik belanja
dalam 10 minggu F
J
l
1
t
lj
t
,
ta
u
-",--",**.j&r
KANTONG' BELANJA RAltfiAH LINGKUNGAN UNTUK INDONESIA
DAFTAR PERTAI\TYAAN
l. Menurut pengalaman dan preferensi Andq seberapa kuat Perbandingan kepentingan
relative antar kriteria-kriteria berikut yang akan mempengaruhi keputusan
penggunaan kantong plastik belaqia ramah lingkungan di Indonesia?
s. felin *ntng dariFBda 2, 4, 6, 8. iika terdapai keterangan antara dua penilaian berdekatan
KANTONG BELANJA RAftNAH LINGKUNGAN UNTUK INDONESIA fi
I
't !
I
I K
1
2
2
3
3
4
4
F
5
6
6
7
7
8
I 9
o PELAKU RITEL
MASYARAI(AT
I
PELAKU INDUSTRI I J
8 7 6 5 4 3 2 E 2 3 4 t 6 7 I 9 PELAKU RITEL I
MASYARAKAT 9 I 7 6 5 4 3 2 1 2 q
4 6 6 7 I I PEI.AKU RITEL 1
Keterangan
1. sama pentingnya dengan 7. jauh lebih penting daripada t
3. agak lebih penting daripada 9. muflak lebih penting daripada
5- lebih pentingdaripada 2, 4, 6, 8. jika terdapat keterangan antara dua penilaian berdekatan
a:
KANTONG BELANJA RAITJIAH LINGKUNGAN UNTUK INDONESIA
Keterangan
1. sama disukai dengan 7. jauh lebih disukai daripada
3. agak lebih disukai daripada 9. mutlak lebih disukai daripada
l
KONVENSIONAL 7 6 H 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 I OXODEGRADABLE
KONVENSIONAL E I 7 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 I I BIODEGRADABLE
OXODEGRADABLE 9 8 E 6 5 4 3 2 1 2 3 4 5 6 7 8 I
BIODEGRADABLE
= Keterangan
= 1. sama disukaidengan 7. jauh lebih disukai daripada
3. agak lebih disukaidaripada g. muflak lebih disukaidaripada
5. lebih disukai daripada 2, 4, 6, 8. jika terdqpat keterangan antara dua penilaian berdekatan
TERIMA KASIH
I
**-1
;
I
**s"&
Lampiran 12. Pie Chart Hasil Survei Kantong Plastik Belanja
Ramah Lingkungan
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Cirebon pada tanggal 8 Nopember 1955 sebagai putri sulung dari Bpk
Tjitromulyo (alm) dan ibu Beti Kamadjaja (almh) dan telah dikaruniai 3 orang putra/i yang
semuanya sudah memiliki ijazah S1. Rinan, putri sulung yang lahir 5 Maret 1986 adalah
alumni Asia Pacific University - Japan dan saat ini bermukim di Hawaii. Danar,putra kedua
yang lahir 25 Oktober 1989 adalah Sarjana Kedokteran yang sedang menjalani masa Koas di
RS Polri Kramatjati dan Amy, putri bungsu yang lahir pada 7 Nopember 1991, baru saja
menyelesaikan pendidikan S1 nya dibidang Hubungan Internasional.
Tahun 1979 penulis menyelesaikan pendidikan S1 sebagai Insinyur Kimia di program
studi Teknologi Kimia ITB dan setelah hampir 20 tahun bekerja di berbagai industri, maka
pada tahun 2000 penulis menyelesaikan pendidikan S2 Magister Teknik, dalam program
studi Studi Pembangunan di ITB dengan tesis tentang Renewable Energy. Tahun 2010,
penulis mendapat kesempatan terakhir memperoleh BPPS dari Dikti (batasan usia beasiswa)
dan memilih Program Doktor pada Sekolah Pasca Sarjana IPB, program studi Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan (PSL).
Awal karir penulis adalah bekerja sebagai Process Engineer di perusahaan
multinasional di Bandung yaitu NS Electronics Indonesia selama 1,5 tahun , selanjutnya
bekerja sebagai Quality Assurance Officer di Nestle (PT Food Specialities Indonesia) di
Surabaya selama 3 tahun. Karir sebagai Kepala Laboratorium Kimia di BUMN di tanah
rencong, yaitu PT Pupuk Iskandar Muda Lhokseumawe NAD, dijalani penulis selama 8
tahun. Setelah kembali ke ibukota, maka penulis tertarik mengabdikan berbagai pengalaman
kerjanya dengan bekerja sebagai dosen di Universitas Pelita Harapan, Karawaci sejak 1994
sampai dengan saat ini di Fakultas Sains dan Teknologi. Sertifikasi dosen yang dimiliki
penulis adalah dalam mengajar mata kuliah Kimia Dasar, Kimia Analitik dan Teknologi
Lingkungan. Jabatan manajerial yang pernah dipercayakan kepada penulis selama bekerja di
Universitas Pelita Harapan adalah Kepala Laboratorium Kimia (1995-2001), Sekertaris
Jurusan Teknologi Pangan (2001-2004), Direktur Fakultas selama 8 tahun (2004-2012) dan
saat ini kembali menjabat sebagai Kepala Laboratorium Kimia.
Berbagai pelatihan di dalam dan di luar negeri sudah dijalani penulis, baik dalam
bidang keilmuan seperti Kimia, Teknologi Pangan, Teknologi Lingkungan dan Energi,
maupun sertifikasi manajemen seperti ISO, HACCP, Auditor dll. Penulis juga menjadi
member aktif dari berbagai organisasi keilmuan di dalam negeri seperti Patpi, BKK-PII dan
juga di luar negeri seperti Iseki Food Association, sehingga secara rutin mengirimkan
publikasi karya ilmiah dalam acara seminar nasional dan internasional, baik oral maupun
poster. Pengabdian masyarakat selalu dilakukan penulis secara berkala bersama rekan dosen
dan mahasiswa Universitas Pelita Harapan di beberapa organisasi masyarakat dan yang
berlokasi di propinsi Banten dan Jawa Barat.