Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Manajer mengelola kegiatan untuk mencapai hasil yang diinginkan atau


yang direncanakan.Keberhasilan atau kegagalan dinilai dari pencapaian sasaran-
sasaran yang ditetapkan. Penilaian mencakup usaha-usaha mengendalikan,
yakni mengevaluasi pelaksanaan kegiatan dan bila perlu memperbaiki kegiatan
yang telah dilaksanakan untuk mendapatkan kepastian mencapai hasil yang
direncanakan.
Mengendalikan adalah suatu usaha untuk meneliti kegiatan-kegiatan
yang telah dan akan dilaksanakan. Pengendalian berorientasi pada objek yang
dituju dan merupakan alat untuk menyuruh orang-orang bekerja menuju
sasaran yang ingin dicapai. Pengendalian merupakan suatu proses dasar untuk
mendapatkan sesuatu yang identik dan apa saja yang akan dikendalikan.
Pengendalian yang baik membantu memperlancar hubungan antar
manusia.Responsi manusianya terhadap langkah-langkah pengendalian
merupakan kunci dari sebuah pertimbangan. Usaha-usaha pengendalian dapat
dan harus digunakan untuk mendorong hubungan yang baik diantara para
anggota. Pengendalian harus merupakan kegiatan positif dan membantu.
Manajer-manajer yang efektif akanmenggunakan usaha pengendalian untuk
membantu mereka yang memerlukannya dan menentukan jenis kebutuhan
mereka.
Pengendalian dapat membantu mengidentifikasikan problema-problema
manajemen. Usaha-usaha untuk mgengidentifikasikan problema-problema
merupakan tantangan bagi para manajer. Seorang manajer akan menyadari
suatu problema apabila terjadi penyimpangan dari sasaran yang ingin dicapai.
Seringkali terjadi bahwa ada lebih dari satu penyimpangan yang berhubungan
dengan suatu problema dan menjadi tugas manajer yang bersangkutan untuk
membatasi penyimpangan tersebut dan menentukan relevansi masing-masing.
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pengendalian ?


2. Bagaimana proses pengendalian ?
3. Apa yang menjadi jenis – jenis pengendalian ?
4. Apa yang menjadi objek pengendalian ?
5. Bagamana kriteria pengendalian yang efektif ?

1.3 Tujuan penelitian

1. Mampu menjelaskan pengertian pengendalian


2. Mampu menjelaskan proses pengendalian
3. Mampu menjelaskan jenis – jenis pengendalian
4. Mampu menjelaskan objek pengendalian
5. Mampu menjelaskan kriteria pengendalian efektif
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pengendalian

Pengendalian (controlling) merupakan proses monitoring terhadap


berbagai aktivitas yang dilakukan sumber daya organisasi untuk memastikan
bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut akan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan tindakan koreksi dapat dilakukan untuk memperbaiki
penyimpangan yang terjadi (Robbins dan Coulter, 2003: 496). Pada saat
menjalankan fungsi pengendalian, para manajer berusaha untuk memengaruhi
dan mengarahka perilaku dan kinerja para bawahannya agar dapat mencapai
tujuan organisasi. Tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pengendalian
adalah tersedianya berbagai perangkat bagi manager untuk mengarahkan dan
memotivasi para bawahannya agar mereka dapat bekerja mencapai tujuan
organisasi serta menyediakan umpan balik (feedback) bagi para manajer
mengenai seberapa bagus kinerja para bawahannya.
Untuk melaksanakan kegiatan pengendalian secara efektif dan efisien,
perusahaan memerlukan sistem pengendalian. Menurut Lorange dkk. (1986)
yang dimaksud dengan sistem pengendalian (control system) adalah
seperangkat instrumen yang terdiri dari penetapan tujuan secara formal,
pemantauan kinerja, evaluasi kinerja dan sistem pemberian umpan balik yang
akan memberikan berbagai informasi kepada para manager mengenai apakah
strategi dan struktur organisasi yang saat ini ada dapat berjalan secara efektif
dan efisien. Tanpa adanya sistem pengendalian yang baik maka kemungkinan
untuk terjadinya penyimpangan kinerja perusahaan dari tujuan yang telah
ditetapkan akan semakin besar, karena manajemen tidak memperoleh
informasi yang memadai atau terlambat memperoleh informasi untuk
mengambil tindakan manajerial yang diperlukan.
2.2 Proses Pengendalian

Menurut Robbins dan Coulters (2003), proses pengendalian terdiri dari


empat aktivitas, yaitu penetapan tujuan (goal setting), pengukuran (measuring),
membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja (comparing actual
performance against standard) dan tindakan manajerial (managerial action).

1. Penetapan Tujuan
Proses pengendalian diawali dengan adanya penetapan terlebih dahulu
berbagai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, strategi untuk mencapai
tujuan tersebut sampai ke penetapan anggaran (budget) yang menunjukkan
rencana alokasi masing-masing sumber daya organisasi perusahaan untuk
menunjang pencapaian tujuan. Baik tujuan, strategi maupun anggaran
semuanya dapat dijadikan standard untuk menjadi pembanding terhadap
pelaksanaan kegiatan yang sesungguhnya dilakukan.

2. Pengukuran
Pengukuran (measuring) merupakan penetapan satuan numerik
terhadap suatu objek yang diukur. Aktivitas pengukuran menyangkut dua hal.
Pertama, pengukuran berkaitan dengan apa yang diukur (objek pengukuran).
Kedua, pengukuran berkaitan dengan bagaimana pengukuran dilakukan
(metode pengukuran). Objek yang diukur dalam suatu proses pengendalian
perusahaan merupakan kinerja aktual (actual performance) yang ditunjukkan
oleh sumber daya organisasi perusahaan. Objek pengukuran dalam suatu
perusahaan sangat bervariasi. Sebagai contoh, produktivitas departemen
produksi dapat diukur dengan menggunakan ukuran jumlah produksi barang per
hari yang lolos uji kualitas (quality passed). Sementara produktivitas
departemen pemasaran dapat diukur dari jumlah penjualan per bulan.
3. Membandingkan Kinerja Aktual dengan Standard yang Ditetapkan
Membandingan (comparing) merupakan proses membandingkan kinerja
aktual (actual performance) dengan standar kinerja dan berbagai tujuan yang
telah ditetapkan. Tujuan maupun standar ditetapkan pada tahap perencanaan
(plannnig). Kegagalan perusahaan untuk menetapkan standar pada tahap
perencanaan merupakan jalan menuju kegagalan itu sendiri atau dalam
pribahasa manajemen dikatakan “fail to plan is planning to fail”. Hal ini
disebabkan karena tanpa adanya standar, maka perusahaan akan sangat sulit
melakukan proses evaluasi, yakni membandingkan antara kinerja aktual dengan
standa.

4. Tindakan Manajerial
Langkah terakhir dari proses pengendalian adalah melakukan evaluasi
terhapad kinerja yang dicapai organisasi secara keseluruhan maupun kinerja
secara individu. Pada tahap ini manajer akan melakukan tindakan koreksi
dengan memperbaiki utilisasi sumber daya organisasi apabila kinerja aktual
mentimpang jauh dibandingkan standar. Berdasarkan hasil evaluasi yang
dilakukan, manajer memiliki tiga pilihan tindakan manajerial, yaitu tindakan
perbaikan (corrective acction), revisi standar (revise standard) dan tidak
melakukan tindakan apa-apa (do nothing).
2.3 Jenis-jenis Pengendalian

Bila pengendalian dikaitkan dengan proses produksi baik barang maupun


jasa, maka terdapat tiga jenis pengendalian yang dapat digunakan oleh para
manajer, ketiga jenis pengendalian tersebut adalah feedforward control,
concurrent control dan feedback control (Jones dan George, 2007).

1. Feedforward Control
Tipe pengendalian ini akan memungkinkan manajer melakukan antisipasi
terhadap masalah sebelum masalah itu timbul. Feedforward control sendiri
merupakan tipe pengendalian yang berada pada tahapan input (input stage) dari
suatu proses produksi. Para manajer dapat melakukan feedforward control
dengan cara memperketat spesifikasi bahan baku yang dipasok oleh para
pemasok. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari terjadi hasil produksi yang
tidak diinginkan akibat mutu bahan baku yang rendah. Sebagai contoh, PT
Unilever Indonesia mengharuskan para pemasok lada bubuk yang nantinya akan
digunakan untuk bahan baku Royco untuk memastikan bahwa lada bubuk yang
dipasok tidak mengandung bakteri coli (kadar bakteri coli 0%). Hal ini untuk
menghindari Royco terkontaminasi bakteri coli yang akan sangat merugikan
para pelanggan dan PT Unilever sendiri.

2. Current Control
Current control merupakan pengendalian yang dilakukan oleh para
manajer selama proses produksi (convension stage) berlangsung. Pengendalian
jenis ini akan memberikan kepada para manajer umpan balik (feedback) yang
cepat mengenai tingkat efisiensi penggunaan input yang diubah menjadi output
sehingga para manajer dapat malakukan tindakan perbaikan tarhadap masalah
yang timbul denga segera. Manajer melaksanakan current control dengan
dibantu aplikasi teknologi informasi yang akan memberikan para manager
peringatan lebih cepat mengenai sumber dari segala permasalahan yang terjadi
selama proses produksi seperti jumlah input yang tidak memenuhi standar,
mesin yang tidak berfungsi dengan baik, tenega kerja yang tidak terampil dll.
3. Feedback Control
Pada tahap output produksi telah dihasilkan, para manajer menerapkan
feedback control dengan tujuan memperoleh informasi mengenai reaksi dari
para konsumen setelah mereka menggunakan produk perusahaan. Hal ini
dilakukan agar manajer dapat mengambil berbagai tindakan manajerial yang
diperlukan berdasarkan informasi yang diperoleh dari konsumen. Sebagai
contoh, tingkat retur barang yang meningkat dapat dijadikan indikator oleh para
manajer bahwa produk yang dihasilkan oleh perusahaan tidak sesuai dengan
ekspektasi pelanggan. Padahal sebagaimana dinyatakan oleh Feigenbaum,
mutu/kualitas (quality) dari suatu produk dinilai berdasarkan kemampuan
produk tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Dengan demikian
tingginya retur barang menunjukkan bahwa barang yang diproduksi tidak
brkualitas dan harus dilakukan tindakan koreksi agar produk yang dihasilkan
dapat memuaskan pelanggan.
2.4 Objek Pengendalian

Berdasarkan apa yang harus dikendalikan, Jones dan George (2007)


membedakan berbagai objek yang harus dikendalikan ke dalam tiga kelompok:
pengendalian output (output control), pengendalian perilaku (behavioral
control), dan pengendalian budaya perusahaan (organizational culture control).
Perbedaan jenis kendali terhadap objek yang dikendalikan sekaligus akan
memberikan gambaran mengenai perangkat pangendalian yang harus
diterapkan.

1. Pengendalian Output
Setiap manajer mengembangkan suatu sistem pengendalian output bagi
perusahaan mereka. Pengembangan sistem ini dimulai dengan memilih tujuan
atau standar kinerja yang mereka perkirakan akan dapat mengukur efisiensi,
kualitas, inovasi dan tanggap tidaknya perusahaan terhadap kebutuhan
konsumen. Selanjutnya perusahaan akan mengukur kinerja yang dicapai dan
membandingkannya dengan berbagai standar untuk mengetahui apakah tujuan
atau standar yang telah ditetapkan dapat tercapai baik pada tingkat korporat,
divisional, fungsional, maupun pada tingkat individu-individu yang ada di
perusahaan. Perusahaan memiliki tiga perangkat pengendalian untuk
melakukan pengendalian output, yaitu: Pengukuran kinerja keuangan,
penetapan tujuan perusahaan dan penetapan anggaran operasional (operating
budget).

2. Pengendalian Perilaku
Untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, manajer tidak cukup hanya
membuat struktur organisasi dan membagi pekerjaan kepada para bawahan
sesuai dengan uraian jabatan dan persyaratan jabatan yang dimiliki. Dalam hal
ini agar tujuan dapat tercapai maka manajer pun harus mengendalikan pekerja
yang dilakukan oleh para bawahannya dengan cara melakukan pengawasan
secara langsung atas apa yang dilakukan oleh para bawahan langsung manajer
tersebut. Manajer dapat pula menggunakan pendekatan pengendalian secara
birokratis (bureucratic control) dengan cara menerapkan aturan dan standar
pelaksanaan operasi (standard operating prodecure- SOP) yang komprehensif
untuk pekerjaan yang dilakukan oleh para bawahan sehingga mengurangi
pertimbangan pribadi (discretion) dari masing-masing karyawan dalam
menjalankan tugas.

3. Pengendalian Budaya Perusahaan


Budaya perushaan merupakan nilai, kepercayaan, norma dan ekspektasi
yang dimili bersama oleh anggota organisasi yang akan memengaruhi
bagaimana anggota organisasi berhubungan satu dengan lainnya serta
mendorong anggota-anggota organisasi yang terlibat untuk mencapai tujuan
bersama. Agar perusahaan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan
lingkungan yang terjadi, maka budaya perusahaan yang diperlukan adalah
budaya perusahaan yang adaptif- yang memungkinkan perusahaan
mengembangkan nilai-nilai baru sesuai dengan tujuan dan strategi perusahaan.
2.5 Kriteria Pengendalian Efektif

Menurut Lewis, Goodman dan Fandt (2004), agar suatu sistem


pengendalian dapat berjalan secara efektif dalam mendeteksi dan melakukan
tindakan koreksi terhadap berbagai kinerja yang tidak sesuai dengan standar,
maka sistem pengendalia tersebut harus memenuhi beberapa kriteria sebagai
berikut: harus berhubungan denga strategi perusahaan, memaksimalkan
seluruh langkah di dalam proses pengendalian, mengandung ukuran yang
objektif dan subjektif, memiliki kerangka waktu feedback yang jelas, serta dapat
diterima oleh para pekerja.

1. Sistem Pengendalian Harus Berhubungan dengan Strategi Perusahaan


Sistem pengendalian yang baik merupakan sistem pengendalian yang
dapat mengukur sesuatu yang dianggap penting saat ini dan di masa yang akan
datang, tetapi bukan mengukur sesuatu yang penting di masa lalu. Seiring
dengan berubahnya fokus perusahaan, maka ukuran standar kinerja yang
dianggap penting oleh perusahaan juga akan mengalami pergeseran. Oleh sebab
itu sistem pengendalian yang baik harus dikaitkan dengan perubahan strategi
yang terjadi sehingga sistem pengendalian tersebut memiliki fleksibilitas yang
cukup untuk dapat mengukur perubahan kinerja standar seiring dengan
perubahan strategi.

2. Memaksimalkan Seluruh Langkah di Dalam Proses Pengendalian


Agar dapat diterapkan secara efektif, sistem pengendalian harus
menggukanan seluruh langkah yang ada di dalam proses pengendalian secara
maksimal. Dalam hal ini standar kinerja harus ditetapkan dengan cermat,
pengukuran terhadap kinerja harus dilakukan, proses membandingkan standar
kinerja dan kinerja aktual dilaksanakan dan bila perlu dilakukan tindakan koreksi
harus diambil untuk mengarahkan kembali seluruh kegiatan agar mengarah ke
pencapaian tujuan. Bila salah satu langkah tersebut tidak dilakukan maka dapat
dipastikan bahwa sistem pengendalian yang diterapkan tidak akan dapat
berjalan secara efektif.
3. Mengandung Ukuran yang Objektif dan Subjektif
Sebuah sistem pengendalian pada umumnya tidak hanya terdiri dari satu
ukuran kinerja tunggal, melainkan akan mencakup berbagai ukuran kinerja yang
diperlukan. Sebagian dari ukuran tersebut mudah untuk dikuantifikasi (bersifat
objektif) tetapi ukuran kinerja lainnya lebih bersifat kualitatif (besifat subjektif).
Oleh sebab itu sistem pengendalian yang baik harus memuat di dalamnya baik
ukuran kinerja yang bersifat kuantitatif maupun ukuran kinerja yang bersifat
kualitatif.

4. Memiliki Kerangka Waktu Feedback yang Jelas


Sistem pengendalian yang baik akan memberikan informasi yang
dibutuhkan tepat pada waktunya. Sistem pengendalian harus dapat
menyediakan informasi yang memadai bagi pihak manajemen untuk mengambil
tindakan manajerial segera setelah terjadinya penyimpangan agar
penyimpangan tersebut dapat segera dikoreksi sehingga tidak terjadi kesalahan
yang lebih fatal.

5. Dapat Diterima oleh Para Pekerja


Standar kinerja yang diterapkan sebagai bagian dari sistem pengendalian
harus dapat diterima oleh para keryawan dari berbagai unit kerja. Pada
hakikatnya standar kinerja ditetapkan sebagai alat untuk memotivasi karyawan
agar melakukan kinerja yang lebih baik karena setiap pencapaian standar kinerja
tersebut akan dikaitkan dengan outcome tertentu seperti kenaikan gaji, bonus,
promosi jabatan dll. Tetapi bila standar kinerja yang diterapkan tidak mungkin
dicapai oleh para karyawan sekalipun mereka telah mengeluarkan kemampuan
terbaiknya, maka standar kinerja tersebut bisa jadi menimbulkan penurunan
semangat kerja (moral) karyawan.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengendalian (controlling) merupakan proses monitoring terhadap


berbagai aktivitas yang dilakukan sumber daya organisasi untuk memastikan
bahwa aktivitas yang dilakukan tersebut akan dapat mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dan tindakan koreksi dapat dilakukan untuk memperbaiki
penyimpangan yang terjadi (Robbins dan Coulter, 2003: 496).
Menurut Robbins dan Coulters (2003), proses pengendalian terdiri dari
empat aktivitas, yaitu penetapan tujuan (goal setting), pengukuran (measuring),
membandingkan kinerja aktual dengan standar kinerja (comparing actual
performance against standard) dan tindakan manajerial (managerial action).
Bila pengendalian dikaitkan dengan proses produksi baik barang maupun
jasa, maka terdapat tiga jenis pengendalian yang dapat digunakan oleh para
manajer, ketiga jenis pengendalian tersebut adalah feedforward control,
concurrent control dan feedback control (Jones dan George, 2007).
Berdasarkan apa yang harus dikendalikan, Jones dan George (2007)
membedakan berbagai objek yang harus dikendalikan ke dalam tiga kelompok:
pengendalian output (output control), pengendalian perilaku (behavioral
control), dan pengendalian budaya perusahaan (organizational culture control).
Menurut Lewis, Goodman dan Fandt (2004), agar suatu sistem
pengendalian dapat berjalan secara efektif dalam mendeteksi dan melakukan
tindakan koreksi terhadap berbagai kinerja yang tidak sesuai dengan standar,
maka sistem pengendalia tersebut harus memenuhi beberapa kriteria sebagai
berikut: harus berhubungan denga strategi perusahaan, memaksimalkan
seluruh langkah di dalam proses pengendalian, mengandung ukuran yang
objektif dan subjektif, memiliki kerangka waktu feedback yang jelas, serta dapat
diterima oleh para pekerja.
3.2 Saran

Diharapkan, dengan diselesaikannya makalah ini, baik pembaca maupun


penyusun dapat melaksanakan fungsi pengendalian dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam menjalankan usaha/bisnisnya, seorang pengusaha haruslah
memiliki sikap pengendalian. Melalui kasus diatas diharapkan pula memberikan
kesadaran bahwa pentingnya fungsi pengendalian. Kita harus mampu
mengaplikasikan pengendalian dalam berbagai aspek kehidupan terutama
dalam lingkungan perusahaan agar baik bawahan maupun atasan mendapatkan
manfaat dari suatu bisnis.
DAFTAR PUSTAKA

Solihin, Ismail .2012 . Pengantar Bisnis. Bandung; Erlangga

http://chasrelchimastu.blogspot.co.id/2015/11/materi-pengendalian-manajemen-
proses.html
MAKALAH
FUNGSI PENGENDALIAN

Disusun Oleh :
Muh. Rijal Mumtaz
(02320150098)

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
2015
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat
yang tidak terhingga kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan makalah
fungsi pengendalian ini.

Makalah fungsi pengendalian ini disusun untuk memenuhi tugas. Selain itu,
makalah fungsi pengendalian ini juga merupakan sebagai output dari mata
kuliah pengantar yang telah dipelajari dalam proses belajar mengajar di kampus.

Saya menyadari bahwa makalah fungsi pengendalian ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, saya mengharapkan adanya kritik dan saran
dari pihak pembaca demi penyempurnaan makalah yang akan datang.

Makassar, 6 Desember 2015

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul .................................................................................................................
Kata Pengantar ................................................................................................................
Daftar Isi ...........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................
1.1. Latar Belakang ............................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................
1.3. Tujuan Penelitian .......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................
2.1. Pengertian Pengendalian ..........................................................................
2.2. Proses Pengendalian ..................................................................................
2.3. Jenis-jenis Pengendalian ............................................................................
2.4. Objek Pengendalian....................................................................................
2.5. Kriteia Pengendalian Efektif .......................................................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................................................
3.1. Kesimpulan .................................................................................................
3.2. Saran ..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai