Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN TUMOR COLLI

A. Definisi
Dalam pengertian umum tumor adalah benjolan atau pembengkakan dalam
tubuh. Dalam pengertian khusus tumor adalah benjolan yang disebabkan oleh
neoplasma.
Tumor Colli adalah pembesaran, pembengkakan atau pertumbuhan
abnormal diantara dasar tengkorak hingga klavikula. Massa leher pada pasien
dewasa harus dianggap ganas sampai terbukti sebaliknya. Massa leher yang
bersifat metastatis cenderung asimtomatik yang membesar perlahan-lahan.
Tumor pada colli (leher) bisa berupa tumor jinak atau tumor ganas, Tumor
jinak bisa berupa kista, hemangioma, Tumor ganas bisa berupa Limfoma Non
Hodgkin.
B. Etiologi
Adapun penyebab atau etiologinya adalah:
1. Karsinogen kimiawi dapat alami atau sintetik, misalnya Aflatoksin B1 pada
kacang, vinylklorida pada industri plastik, benzoapiran pada asap kendaraan
bermotor, kemoterapi dalam kesehatan.
2. Karsinogen fisik, misalnya sinoar ionisasi pada nuklir, sinar radioaktif, sinar
ultraviolet
3. Hormon, misalnya estrogen
4. Viral, misalnya TBL-I, HBV, HPV, EBV
5. Gaya hidup, misalnya diet, merokok, alcohol
6. Parasit, misalnya schistoma hematobium
7. Genetik
8. Penurunan imunitas
9. Klasifikasi Tumor
C. Klasifikasi Tumor
Neoplasma dapat bersifat ganas atau jinak. Neoplasma ganas atau kanker
terjadi karena timbul dan berkembang biaknya sel-sel secara tidak terkendali
sehingga sel-sel ini tumbuh terus merusak bentuk dan organ tempat tumbuh
kanker.
Neoplasma jinak tumbuh dengan batas tegas dan tidak menyusup, tidak
merusak tetapi membesar dan menekan jaringan sekitarnya (ekspansif) dan
umumnya tidak bermetastase
Klassifikasi patologik tumor dibuat berdasarkan hasil pemeriksaan
mikroskopis pada jaringan dan tumor
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinis dari tumor coli adalah adanya benjolan yang mudah
digerakan, pertumbuhan amat lambat dan tidak memberikan keluhan.Patofisiologi
Tumor.
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari
sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor tergantung
dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam
pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan menyebabkan metastase
Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat
(unisentrik), tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ
(multisentrik) atau dari beberapa organ (multiokuler) pada waktu bersamaan
(sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya
maka tumor dikatakan mencapai tahap local, namum bilatelah infiltrasi ke organ
sekitarnya dikatakan mencapai tahap invasive atau infiltratif .
Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama makin besar dan
mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup dan
merembes ke jaringan sekitarnya dan dapat meninggalkan sel induk masuk ke
pembuluh darah atau pembuluh limfe, sehingga terjadi penyebaran hematogen dan
limfatogen.
E. Patofisiologi Tumor
Sel tumor ialah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
autonom lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari
sel normal dalam bentuk dan strukturnya. Perbedaan sifat sel tumor tergantung
dari besarnya penyimpangan dalam bentuk dan fungsinya, autonominya dalam
pertumbuhan, kemampuan dalam berinfiltrasi dan menyebabkan metastase
Pada umumnya tumor mulai tumbuh dari satu sel di suatu tempat
(unisentrik), tetapi kadang tumor berasal dari beberapa sel dalam satu organ
(multisentrik) atau dari beberapa organ (multiokuler) pada waktu bersamaan
(sinkron) atau berbeda (metakron).
Selama pertumbuhan tumor masih terbatas pada organ tempat asalnya
maka tumor dikatakan mencapai tahap local, namum bilatelah infiltrasi ke organ
sekitarnya dikatakan mencapai tahap invasive atau infiltratif .
Sel tumor bersifat tumbuh terus sehingga makin lama makin besar dan
mendesak jaringan sekitarnya. Pada neoplasma sel tumbuh sambil menyusup dan
merembes ke jaringan sekitarnya dan dapat meninggalkan sel induk masuk ke
pembuluh darah atau pembuluh limfe, sehingga terjadi penyebaran hematogen dan
limfatogen.
F. Penatalaksanaan medis
Pemeriksaan:
a. Berbagai penyakit dapat tampil sebahgai tumor leher sering
membingungkan. Pada pemeriksaan khususnya diperhatikan letak tumor,
ukuran, bentuk dan sifat permukaan.
b. Diagnosis ditentukan dengan pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis
dari jaringan hasil eksisi atau biopsy
c. Pemeriksaan dengan CT Scan dapat pula dilakukan.
G. Pengkajian Keperawatan Fokus
1. Pengkajian sistem integumen
Pengkajian kulit melibatkan seluruh area kulit termasuk mukosa
membran, kulit kepala, rambut, dan kuku. Kulit seseorang merefleksikan
kesehatan seseorang secara keseluruhan. Penyakit pada kulit dapat terjadi
primer atau sekunder. Penyakit kulit primer seperti dermatitis dan luka
bakar. Penyakit pada kulit dapat pula terjadi sekunder seperti pada
pasien sindrom lupus eritemotosus, luka tekan, atau pruritus.
2. Prosedur Wawancara
a. Keluhan utama: umumnya pasien mengeluhkan ketidaknyamanan
pada kulit seperti gatal, rasa panas pada kulit, nyeri, atau ada
penonjolan pada kulit terkait etiologi masing-masing. Gangguan pada
kulit juga dipengaruhi kebersihan kulit. Selain itu trauma seperti luka
bakar juga menimbulkan keluhan seperti panas dan nyeri.Tak jarang
pasien juga mengeluhkan adanya penurunan sensasi pada kulit atau
munculnya luka yang sulit sembuh.
b. Riwayat sekarang dan atau dahulu: riwayat alergi, gangguan ginjal,
hipertensi, obesitas (adanya striae pada kulit), riwayat penyakit
imunitas seperti SLE, kebiasaaan personal hygiene, dan kebersihan
tempat tinggal. Riwayat diabetes melitus juga mempengaruhi
terjadinya luka akibat adanya neuropati sensorik dan otonom sehingga
pasien beresiko mengalami ulkus diabetik.
c. Riwayat Keluarga: penyakit keluarga yang dapat mempengaruhi
pasien umumnya berkaitan dengan genetik seperti riwayat alergi dan
imunitas. Selain itu kondisi lingkungan fisik tempat tinggal juga dapat
mempengaruhi kondisi penyakit pasien saat ini khususnya yang terkait
sistem integumen. Riwayat diabetes melitus pada keluarga juga dapat
menjadi predisposisi terjadinya diabetes melitus pada pasien yang
mempunyai resiko komplikasi ke sistem integumen.
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth’s. 2009. Textbook of Medical-Surgical Nursing. 10th Edition.


E-Book.

Dillon, P.M. 2014. Nursing Health Assessment: A Critical Thinking, Case Studies
Approach. Philadelphia: F.A Davis Company

NANDA. 2015-2017. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta: Prima Medika

NIC, 2013. Panduan Intervensi Edisi Keenam. Indonesia: Mocomedia

NOC, 2013. Panduan Interprestasi Hasil Edisi Keenam. Indonesia: Mocomedia

Potter & Perry. 2010. Fundamental Keperawatan Buku 3 Edisi 7. Jakarta:


Salemba Medika

Smeltzer, S.C., Bare, B.G. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner
& Suddarth. 12 TH Ed. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai