Tugas Baca Obes
Tugas Baca Obes
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan salah satu penyakit yang menjadi masalah global yang melanda
masyarakat dunia, baik di negara maju dan negara berkembang. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) telah mendeklarasikan obesitas sebagai epidemik global. Prevalensi obesitas
di negara maju dan berkembang telah meningkat tiga kali lipat. Prevalensi obesitas
populasi dewasa di seluruh dunia pada tahun 2005 mencapai 400 juta jiwa dan pada tahun
Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2013, prevalensi obesitas pada
penduduk berusia ≥18 tahun berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah 15,4%.
Prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen,
lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Pada tahun 2013, prevalensi
obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007
Obesitas adalah penumpukan massa jaringan lemak tubuh yang berlebihan ataupun
abnormal yang terjadi akibat asupan energi lebih besar dibandingkan keluaran energi dan
massa tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI), yaitu perbandingan berat badan (dalam
kilogram) dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Dalam kategori berdasarkan
distribusi lemak yang dapat terlihat pada bentuk tubuh, obesitas dibagi menjadi dua
kategori, yakni obesitas tipe buah apel (apple shaped) dan obesitas tipe buah pear (pear
shaped) .1
1
Obesitas tipe apple shaped lebih berhubungan dengan risiko kesehatan dibandingkan
hubungan yang kuat antara kelebihan jaringan adiposa abdomen dengan faktor risiko
metabolik untuk penyakit jantung koroner. Kondisi tersebut dapat berdampak lebih buruk
aterosklerosis, diabetes melitus tipe 2, batu empedu, dan gangguan fungsi pulmonal.3
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Obesitas
akumulasi lemak yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga
dapat mengganggu kesehatan (Sugondo, 2009). Obesitas terjadi jika dalam suatu
periode waktu, lebih banyak kilokalori yang masuk melalui makanan daripada yang
B. Epidemiologi Obesitas
mencapai 400 juta jiwa.1 Prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun
2013 sebanyak 19,7%, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%).
Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9%, naik
18,1% dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 % dari tahun 2010 (15,5%).
Prevalensi nasional obesitas tipe pear shaped (usia >15 tahun) di Indonesia
sebesar 19,1% (8,8% overweight dan 10,3% obesitas) dan prevalensi obesitas tipe
apple shaped sebesar 26,6%, lebih tinggi dari prevalensi pada tahun 2007 (18,8%).
berada dalam rentang umur 40-54 tahun sebanyak 27,4% (Riskesdas, 2013).
3
C. Etiologi Obesitas
Obesitas terjadi jika dalam suatu periode waktu, lebih banyak kilokalori
yang masuk melalui makanan daripada yang digunakan untuk menunjang kebutuhan
jaringan lemak. Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, antara lain genetik,
1. Genetik
genetik. Selain faktor genetik pada keluarga, gaya hidup dan kebiasaan
2. Lingkungan
3. Psikis
makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah persepsi diri yang negatif.5
Ada dua pola makan abnormal yang dapat menjadi penyebab obesitas, yaitu
4. Kesehatan
4
Cushing Syndrome, kelainan hipotalamus, hipotiroid, dan polycystic ovary
syndrome .6
5. Obat-obatan
6. Perkembangan
yang terjadi pada pada penderita di masa kanak-kanaknya dapat memiliki sel
lemak sampai lima kali lebih banyak dibandingkan orang yang berat badannya
normal.5
7. Aktivitas fisik
yang tidak aktif memerlukan lebih sedikit kalori. Seseorang yang cenderung
mengonsumsi makanan kaya lemak dan tidak melakukan aktivitas fisik yang
5
D. Patofisiologi Obesitas
tubuh serta penurunan aktifitas fisik (sedentary life style) yang menyebabkan
diatur oleh mekanisme neural dan humoral (neurohumoral) yang dipengaruhi oleh
lapar dan kenyang, mempengaruhi laju pengeluaran energi dan regulasi sekresi
hormon. Proses dalam pengaturan penyimpanan energi ini terjadi melalui sinyal-
sinyal eferen (yang berpusat di hipotalamus) setelah mendapatkan sinyal aferen dari
pendek dan sinyal panjang. Sinyal pendek mempengaruhi porsi makan dan waktu
dalam peningkatan rasa lapar. Sinyal panjang diperankan oleh fat-derived hormon
adiposa meningkat disertai dengan peningkatan kadar leptin dalam peredaran darah.
produksi Neuro Peptida Y (NPY) sehingga terjadi penurunan nafsu makan. Demikian
6
pula sebaliknya bila kebutuhan energi lebih besar dari asupan energi, maka jaringan
yang menyebabkan peningkatan nafsu makan. Pada sebagian besar penderita obesitas
E. Klasifikasi Obesitas
tersebar menyeluruh. Pada wanita 18% berat badan adalah lemak sedangkan pada
pria 16% berat badan adalah lemak. Pada tubuh manusia, lemak didistribusikan
menjadi 2 kategori yaitu disimpan pada area panggul dan kaki (“pear-shaped” –
obesitas sentral) .1
Rasio Lingkar Perut (LPe) dan Lingkar Panggul (LPa) merupakan cara
sederhana untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan bagian
atas tubuh (pinggang dan perut). Jika rasio antara lingkar pinggang dan lingkar
panggul untuk perempuan diatas 0.85 dan untuk laki-laki diatas 0.95 maka berkaitan
dengan obesitas sentral / apple-shaped obesity dan memiliki faktor resiko stroke,
DM, dan penyakit jantung koroner. Sebaliknya jika rasio lingkar pinggang dan
lingkar panggul untuk perempuan dibawah 0,85 dan untuk laki-laki dibawah 0,95
7
Gambar 2.1 Obesitas apple shaped dan pear shaped
Obesitas dapat dinilai dengan berbagai cara atau metode antara lain
pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), serta perbandingan lingkar pinggang dan
panggul.
1. IMT
tubuh, perimbangan antara berat badan dengan tinggi badan. Metode ini
dalam kilogram dan TB adalah tinggi badan dalam meter (Arora, 2008).
8
Tabel 2.1 Klasifikasi IMT menurut WHO Kriteria Asia Pasifik
lingkar pinggang dan panggul. Pinggang diukur pada titik yang tersempit,
sedangkan panggul diukur pada titik yang terlebar; lalu ukuran pinggang dibagi
cara sederhana untuk membedakan obesitas bagian bawah tubuh (panggul) dan
bagian atas tubuh (pinggang dan perut). Jika rasio antara lingkar pinggang dan
lingkar panggul untuk perempuan diatas 0.85 dan untuk laki-laki diatas 0.95
maka berkaitan dengan obesitas sentral / apple shapedd obesity dan memiliki
faktor resiko stroke, DM, dan penyakit jantung koroner. Sebaliknya jika rasio
lingkar pinggang dan lingkar panggul untuk perempuan dibawah 0,85 dan
untuk laki-laki dibawah 0,95 maka disebut obesitas perifer / pear shapedd
obesity.1
9
G. Komplikasi Obesitas
gangguan toleransi glukosa, abnormalitas lipid dan hemostasis, disfungsi endotel dan
metabolik ini dapat terjadi pada seseorang dengan obesitas apple shaped dan
H. Penatalaksanaan Obesitas
ngemil dan makan bukan karena lapar tetapi karena ingin menikmati makanan
2. Terapi diet
jumlah kalori yang berlebih, dapat dilakukan dengan diet yang terprogram
secara benar. Diet rendah kalori dapat dilakukan dengan mengurangi nasi dan
10
rasa kenyang tetapi tidak menggemukkan karena jumlah kalori sedikit,
misalnya dengan menu yang mengandung serat tinggi seperti sayur dan buah
3. Aktifitas fisik
berat badan lebih banyak dalam jangka waktu enam bulan. Untuk penderita
dengan berjalan selama 30 menit dengan jangka waktu 3 kali seminggu dan
4. Farmakoterapi
penurun berat badan yang telah disetujui untuk penggunaan jangka panjang.
Sirbutramine ditambah diet rendah kalori dan aktifitas fisik efektif menurunkan
5. Pembedahan
11
Tindakan pembedahan merupakan pilihan terakhir untuk mengatasi
≥40 atau ≥35 kg/m2 dengan kondisi komorbid. Bedah gastrointestinal (restriksi
gastrik/ banding vertical gastric) atau bypass gastric (Roux-en Y) adalah suatu
12
BAB III
PENUTUP
Secara fisiologis, obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak
yang tidak normal atau berlebihan di jaringan adiposa sehingga dapat mengganggu
kesehatan. Obesitas disebabkan oleh banyak faktor, antara lain genetik, lingkungan, psikis,
didistribusikan menjadi 2 kategori yaitu disimpan pada area panggul dan kaki (“pear-
obesitas sentral).
Dalam menentukan klasifikasi obesitas dapat melalui berbagai cara atau metode
antara lain pengukuran IMT (Index Massa Tubuh), serta perbandingan lingkar pinggang
dan panggul. Obesitas memiliki beberapa efek patologis yaitu resistensi insulin dan diabetes
melitus tipe 2, gangguan pada sistem reproduksi, penyakit kardiovaskular, penyakit pulmoner,
Gallstones (batu empedu), penyakit tulang, sendi dan kulit. Untuk mencegah terjadinya obesitas
dapat melalui berbagai cara yaitu merubah gaya hidup, terapi diet, aktivitas fisik, farmakoterapi
dan pembedahan.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. 2011. Obesity: Preventing and Managing the Global
Epidemic.Dalam : Report of a WHO Consultation. Geneva Switzerland.
2. Kemenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan.
14