Anda di halaman 1dari 11

Tahap Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa)

LAPORAN PRAKTIKUM
Untuk memenuhi tugas matakuliah Genetika 1
Yang dibimbing oleh Prof. Dr. Agr. H. Moh. Amin, S. Pd, M. Si dan
Andik Wijayanto, S.Si, M.Si

Oleh:
Kelompok 13
Dewi Amalina Fithry (160342606211)
Imroatun Nafiah (160342606231)

The Learning University

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
Maret 2018
A. JUDUL
Mitosis pada Akar Bawang Merah (Allium cepa)

B. TUJUAN
1. Mengetahui fase-fase pembelahan mitosis pada sel-sel akar bawang merah.
2. Membedakan ciri dari masing-masing fase pembelahan mitosis.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana proses pembelahan sel secara mitosis pada sel-sel ujung akar bawang
merah (Allium cepa )?
2. Bagaimana cara mebedakan ciri dari masing-masing fase pembelahan mitosis?

D. DASAR TEORI

Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung dari perbanyakan


(reproduksi atau pembelahan) sel-sel penyusunnya. Sebagai unit fungsional, sel memiliki
kemampuan memperbanyak diri atau dikenal dengan istilah reproduksi. Reproduksi sel
berlangsung melalui pembelahan. Pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik
meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis) melalui
tahapan seperti pada mitosis maupun meiosis. Tahapan pembelahan didasarkan pada perubahan
letak (tingkah laku) kromosom selama berlangsungnya proses pembelahan. Pembelahan sel di
diawali dengan adanya aktivitas pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan. Pada
setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya
melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut. Adapun
pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu mitosis dan meiosis (Pratiwi, 2004).

Pembelahan sel secara Mitosis dan Meiosis pada umumnya berlangsung pada organisme
eukariotik dan multiseluler yang meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian
sitoplasma (sitokinesis).Setiap kali pembelahan memiliki tahapan-tahapan yang didasarkan pada
perubahan letak kromosom selama berlangsungnya proses pembelahan. Setiap tahap pembelahan
mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik atau perlakuan
tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut (Jai,2011).
Mitosis yaitu pembelahan sel induk menjadi sel-sel anak yang mempunyai kariotipe
kromosom yang identik dengan kariotipe kromosomal sel induknya. Pada dasarnya pembelahan ini
terjadi duplikasi kromosom longitudinal dan dibagikan ke sel anak. Proses pembelahan ini terjadi
melalui beberapa fase yaitu Profase yang ditandai dengan pemendekan benang-benang kromatin
menjadi kromosom. Sentriol membelah menjadi dua dan masing-masing bergerak bersama
mikrotubul menuju kutub masing-masing. Metafase ditandai dengan hilangnya membran inti
(nukleus) dan anak inti (nukleolus). Kromosom-kromosom berpindah kebidang equator sel tersebut,
dimana masing-masing kromosom membelah diri secara longitudinal untuk membentuk dua
kromatid. Anafase ditandai dengan saling memisahnya kromatid anak dan berpindah ke kutub-
kutub sel yang berhadapan, mengikuti arah kumparan mikrotubulus yang ditaik oleh sentromer.
Telofase ditandai dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran inti mulai
muncul kembali yang diikuti dengan sitokinesis. Interfase, yaitu fase sintesis zat-zat, pengumpulan
energi, dan replikasi kromatin (Shelby). Mitosis berfungsi dalam mempertahankan kromosom sel
dimana kromosom anak identik dengan kromosom induk dengan jumlah sel anak berjumlah dua,
pembentukan jaringan baru, perbaikan sel-sel yang rusak.
Meiosis dilakukan untuk untuk membagi dua jumlah kromosom dalam gamet,
mengkompensasi penggandaan yang terjadi pada fertilisasi (Campbell,2004). Pembelahan meiosis
dilakukan sebanyak dua kali secara berurutan yang disebut meiosis I dan meiosis II. Pembelahan ini
menghasilkan 4 sel anak dan masing-masing hanya mempunyai setengah dari jumlah kromosom
induknya (Campbell,2004). Secara umum, tahapan pembelahan meiosis hampir sama dengan
mitosis. Pada profase I terjadi proses pindah silang (crossing over) pada tetrad (kompleks empat
kromatid). Proses ini merupakan ciri khas dari meiosis. Tahap profase I memakan lebih dari 90%
waktu untuk meiosis (Campbell,2004). Pada tahap proses Profase II tidak terjadi lagi proses pindah
silang tetapi sel akan membelah seperti mitosis yang diakhiri dengan proses Sitokinesis
(Campbell,2004).Peristiwa meiosis dapat ditemui pada pembentukan sel-sel kelamin/gonad.

E. ALAT & BAHAN


1. Alat :
a. Mikroskop cahaya
b. Kaca Benda
c. Kaca Penutup
d. Silet berkarat
e. Pipet tetes
f. Botol vial
g. Gelas arloji
h. Lampu spiritus
i. Korek api
j. Pinset
2. Bahan :
a. Ujung akar bawang merah (Allium cepa)
b. Alkohol 70%
c. HCl 1N
d. Asetocarmin
e. Larutan FAA
f. Kertas hisap
g. Tissue

F. PROSEDUR KERJA

Ditanam pada tanah

Diletakkan di freezer selama 24 jam

Ditanam di media akar sampai keluar akar

Disiapkan baskom berisi air

Disiapkan lidi, tusuk bawang dengan lidi secara horizontal lalu diletakkan di atas air, jangan
sampai bawang terendam semua

Dimasukkan ke botol vial berisi FAA

Diletakkan di arloji, diberi alcohol, dihisap dengan kertas hisap

Diberi HCl, ditunggu selama 7 menit, dihisap HCl dengan kertas hisap

Diletakkan di atas kaca benda, dan akan terlihat zona putih pada akar
Dipotong zona putih pada akar

Dicacah dengan silet berkarat, diberi asetokarmin, didiamkan 5 menit

Ditutup menggunakan kaca penutup lalu difiksasi

Diamati pada mikroskop cahaya

G. DATA PENGAMATAN
No. Fase Pembelahan Gambar Keterangan
1 Profase - Benang kromatin
mengalami
kondensasi
membentuk
kromosom
- Membran inti
melebur

Perbesaran 40X10
Sumber : Reece, 2014

2 Metafase - -

Sumber : Reece, 2014


3 Anafase - Kromosom tertarik
ke kutub yang
berlawanan

Perbesaran 40X10

Sumber : Reece, 2014


4 Telofase - Telah mengalami
kariokinesis
- Tidak ada benang
spindel

Sumber : Reece, 2014

A. DISKUSI
1. Berikut ini adalah larutan yang dipakai untuk praktikum mitosis akar bawang merah:
 Acetokarmin
 Alkohol 70%
 HCL 1N
 FAA
a. Jelaskan fungsi dari masing-masing larutan yang digunakan pada praktikum mitosis!
b. Bagaimana proses biologis kerja dari larutan diatas sehingga dapat menjelaskan fungsi
tersebut?
c. Mengapa konsentrasi alkohol yang dipakai adalah 70%? Jelaskan.

2. a. Mengapa pada praktikum mitosis akar bawang merah bagian akar yang dipakai adalah
tudung akar? Kemukakan pendapat saudara!
b. Apabila bagian akar yang dipakai adalah selain tudung akar, bagaimana hasilnya?

3. Jika ada permasalahan-permasalahan berikut, jelaskan kemungkinan penyebabnya dan


usulkan solusi yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut!
a. Pada pengamatan di bawah mikroskop, sel-sel penyebarannya banyak yang bertumpuk-
tumpuk.
b. Warna sel terlalu pekat setelah diwarnai dengan acetocarmin.
c. Warna sel terlalu pucat setelah diwarnai dengan acetocarmin.
d. Pada preparat hanya ditemukan beberapa fase saja dari keseluruhan fase mitosis.

4. Jelaskan alasan dilakukan pemotongan tudung akar pada pukul 00:00!

5. Bila anda harus memilih menggunakan silet baru dan silet berkarat untuk memecah preparat
akar bawang merah, silet manakah yang akan anda gunakan? Apa alasannya? Jelaskan!

6. Terkait dengan ilmu genetika, jelaskan tujuan peristiwa mitosis pada makhluk hidup!
Jawaban
1.

a.
- FAA digunakan untuk memfiksasi sel-sel ujung akar bawang merah sehingga dalam
proses pengamatan nanti masih terlihat utuh dan mencegah plasmolisis sel.

- Alkohol 70% digunakan sebagai penyegar sediaan sel serta pembersih sisa larutan FAA,

- HCl 1 N digunakan sebaggai faktor pelisis lamela tengah serta penyedia kondisi asam
bagi pewarnaan acetokarmin.

- Acetokarmin digunakan untuk pewarnaan kromosom pada ujung akar bawang merah
b.

- Larutan FAA akan menghambat atau menahan sel dan mencegah kondisi sel dari lisis,
plasmolisis, dan sebagainya.

- Alkohol 70% akan menetralkan kandungan FAA yang terdapat dalam akar serta
mengembalikan kesegaran sel, selain itu selama perendaman, alkohol juga mensterilkan
mikroba yang mungkin ada dalam akar bawang merah.

- HCl 1 N akan memperjelas bagian putih pada tudung akar dan akar bawang yang
direndam dengan HCl akan menjadi lunak. Selain itu, melisiskan lamela tengah.

- Acetocarmin, warna merah pada acetocarmin akan diserap oleh sel-sel akar bawang
merah sehingga sel-sel akar bawang merah yang semula putih akan menjadi berwarna.
c. karena alkohol 70% merupakan larutan desinfektan terbaik atau sebagai larutan yang
berfungsi membunuh bakteri/ mikroba yang mungkin ada di dalam akar bawang sehingga
nantinya didapatkan bahan amatan yang steril.

2.
a. Akar bawang digunakan untuk mempelajari mitosis dengan alasan karena akar bawang
memiliki kromosom yang besar, jumlah kromosomnya tidak terlalu banyak, sehingga lebih
memungkinkan untuk mendapatkan hasil percobaan yang lebih baik, mudah didapatkan, dan
mudah dilakukan (membuat preparat dan meneliti jaringannya) dan karena akar merupakan
salah satu jaringan yang sel-sel penyusunnya adalah sel-sel somatik, khusus pada ujung akar
terdiri dari sel-sel yang bersifat meristematik, yaitu sel-selnya selalu aktif membelah,
sehingga diharapkan fase-fase mitosis dapat diamati secara lengkap.
b. Apabila yang dipakai bukan bagian tudung akar melainkan bagian jaringan yang sudah
dewasa maka tidak akan nampak peristiwa mitosis terjadi.

5.Saya akan memilih silet berkarat, karena penggunaan silet berkarat untuk mencacah sel
bawang hingga tipis namun tidak sampai merusak bentuk sel. Selain itu juga mampu
mengefektifan proses penyerapan warna. Seperti kita ketahui dalam karat besi terdapat Fe Cl2
yang mampu mengoksidasi sehingga mampu menyerap air pada saat pencacahan dan
acetocarmin dapat akan mudah diserap oleh sel-sel akar bawang merah.

DAFTAR RUJUKAN

Campbell, Neil A.,Reece, Mitchell.2004.BIOLOGI Edisi Kelima Jilid 1.Jakarta:Erlangga.


Jai.2011. Analisis Mitosis pada Ujung Akar Bawang Merah Bawang Bombai dan
Aglonema. Bogor:IPB Press.
Pratiwi, D.A. 2004. Penuntun Biologi. Jakarta: Erlangga.

Reece et al. 2010.Campbell Biology Tenth Edition. USA : Pearson Education, Inc

Anda mungkin juga menyukai