Anda di halaman 1dari 10

PREPARASI FOTOELEKTRODA Fe-N-TiO2

NANOTUBES UNTUK DEGRADASI PESTISIDA


THIAMETHOXAM DI BAWAH IRADIASI SINAR
UV-VISIBEL

Andi Tenri Nurwahidah1, Muh. Nurdin, Maulidiyah3


Kampus Bumi Tridarma Anduonohu Kendari Sultra Telp. (0401)391929 Fax. (0401)390496
Jurusan Kimia, FMIPA UHO, Kendari
e-mail: 1anditenrylo07@gmail.com, 2mnurdin06@yahoo.com, 3maulid06@yahoo.co.id

Abstrak

Telah dilakukan preparasi titanium dioksida (TiO2) menggunakan metode anodizing yang
dilanjutkan doping nitrogen (N) dan besi (Fe) untuk memperoleh elektroda Fe-N-TiO2/Ti
melalui metode sol-gel. Sintesis Fe-N-TiO2/Ti dilakukan dengan menambahkan 2 mL NH4Cl 6
ppm sebagai sumber nitrogen dan 1 mL Fe(NO3)3 1 ppm sebagai sumber besi dengan teknik dip
coating. Karakterisasi dilakukan menggunakan X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron
Microscope (SEM), dan Fourier Transform Infra Red (FTIR). Hasil karakterisasi XRD dan
SEM terhadap Fe-N-TiO2/Ti menunjukkan terbentuknya Kristal anatase dan struktur nano
tubes. Hasil karakterisasi FTIR memperlihatkan munculnya serapan pada bilangan gelombang
580 cm-1 yang mengindikasikan ikatan Fe-O dan munculnya puncak pada bilangan gelombang
509 cm-1 yang mengindikasikan keberadaan ikatan Ti-N.

Kata kunci—Elektroda, thiamethoxam , anodizing, dip coating

Abstract
Preparation of Titanium dioxide (TiO2) using anodizing method followed by nitrogen (N) and
Iron (Fe) doping to obtain Fe-N-TiO2/Ti electrode using sol-gel method was carried out.
Synthesis of Fe-N-TiO2/Ti was done by adding 2 mL NH4Cl 6 ppm as nitrogen source and 1
mL Fe(NO3)3 1 ppm as iron source by dip coating technique. The Characterizations were
performed by using X-Ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope (SEM), and
Fourier Transform Infra Red (FTIR). XRD and SEM analysis of Fe-N-TiO2/Ti showed the
formation of anatase and nanotubes structure. FTIR characterization exhibited adsorption at
wavenumber 580 cm-1 that indicate Fe-O bond and at 509 cm-1 which indicate Ti-N bond.

Keywords—Electrode, thiamethoxam , anodizing, dip coating

1. PENDAHULUAN organik pestisida dalam air tanah, air


Kemajuan teknologi di bidang permukaan, air sisa buangan industri
pertanian telah membuka peluang yang pestisida, pengolahan limbah cair dan
sangat luas bagi penggunaan pestisida atau sumber-sumber air minum lainnya
[1]. Akan tetapi, keberadaan senyawa perlu dikendalikan karena pestisida

1
termasuk dalam kategori limbah B3 dikembangkan salah satunya adalah
(Bahan Beracun Barbahaya). doping dengan atom-atom logam
Pencemaran organik pestisida yang maupun non logam [7]
terakumulasi di alam dapat merugikan Doping TiO2 dengan non logam
makhluk hidup dan lingkungan [2]. seperti C, S, F, N dan B terbukti efektif
Dampak buruk dari pemakaian menggeser serapan optik TiO2 ke level
insektisida ini sangat membahayakan energi lebih rendah. Dari berbagai unsur
bagi lingkungan dan makhluk hidup di non logam tersebut, nitrogen adalah
sekitarnya, oleh karena itu dibutuhkan dopan yang paling efektif karena
suatu metode yang dapat mengolah ukurannya yang tidak jauh berbeda
limbah pestisida tersebut menjadi dengan oksigen dan energi ionisasinya
senyawa yang ramah lingkungan [3]. yang kecil. Selain itu, nitrogen juga
Saat ini telah banyak metode yang dapat memperbaiki sifat optik TiO2
digunakan untuk mengurangi sehingga dapat meningkatkan kualitas
pencemaran pestisida secara biologis lapis tipis [8].
dan kimiawi, salah satunya dengan Selain non logam, imobilisasi
menggunakan proses oksidasi tingkat logam transisi Cr, Cu, Fe, dan Ni juga
lanjut (Advance Oxidation Processes) berhasil mengaktifkan TiO2 pada
seperti penggunaan fotokatalis untuk cahaya tampak sekaligus meningkatkan
fotodegradasi [4]. kinerja sel fotoelektrokatalitik. Diantara
Fotokatalis (TiO2) merupakan logam-logam transisi, Fe baik
zat pengoksidasi yang sangat kuat bila digunakan karena jari-jari ion yang
disinari dengan cahaya Ultra Violet dimiliki hampir sama dengan jari-jari
(UV) dengan panjang gelombang (λ) ion Ti4+ sehingga dimungkinkan ion
365-385 nm. Fotokatalis TiO2 yang Fe3+ akan lebih mudah mensubstitusi
disinari dengan UV akan mengalami ion Ti4+ di dalam kisi kristal TiO2 [9].
pemisahan elektron pada pita konduksi Maka pada penelitian ini akan
dan membentuk hole (h+) pada pita dilakukan fabrikasi elektroda kerja
valensi. Interaksi hole dengan molekul double doped Fe-N-TiO2/Ti yang
air akan menghasilkan radikal hidroksil berperan untuk mendegradasi senyawa
(HO•). Radikal (HO•) merupakan zat thiamethoxam. Pembuatan lapisan TiO2
pengoksidasi untuk senyawa organik pada penelitian ini akan menggunakan
[5]. Teknik oksidasi yang sedang metode anodizing, dilanjutkan dengan
dikembangkan dalam satu dekade doping fotokatalis oleh Fe dan N secara
terakhir adalah oksidasi berbasis sol-gel. Kinerja elektroda Fe-N-TiO2/Ti
fotoelektrokatalisis menggunakan kemudian akan dibandingkan dengan
semikonduktor TiO2. elektroda undoped TiO2/Ti dalam
Fotoelektrokatalisis merupakan metode mempelajari tingkat efisiensi untuk
yang menggabungkan proses mendegradasi senyawa organik yang
elektrokimia dan proses fotokatalisis terdapat dalam air.
untuk meningkatkan kinerja fotokatalis
[6]. 2. METODE PENELITIAN
Optimasi penggunaan TiO2
dengan memanfaatkan cahaya matahari 2.1 Alat dan Bahan yang Digunakan
dapat dilakukan dengan memperkecil Alat-alat yang digunakan dalam
energy gap sehingga penyerapan cahaya penelitian ini yaitu labu ukur Iwaky
dapat bergeser ke daerah visibel. Pyrex ukuran 25 mL, 50 mL, dan 100
Metode yang tengah banyak mL, 500 mL, 1000 mL, gelas beaker

2
Iwaky Pyrex ukuran 50 mL, 100 mL, 1,5 jam dengan suhu 500ᵒC untuk
dan 250 mL, pipet ukur Iwaky Pyrex 10 menguapkan sisa larutan elektrolit yang
mL dan 1 mL, filler, batang pengaduk, masih terdapat di permukaan plat Ti
spatula, cawan porselen, kuvet, pinset, sekaligus untuk mendapatkan kristal
tissue, pipet tetes, botol semprot, anatase TiO2 yang memiliki aktivitas
gunting, stopwatch, 1 set alat refluks fotodegradasi lebih baik dibandingkan
(labu alas bulat, kondensor, selang jenis kristal lainnya [10].
penghubung), statif dan klem, pompa 2.3 Proses Doping TiO2/Ti dengan
akuarium, reaktor UV dan Visible, Besi (Fe) dan Nitrogen (N)
lampu UV, Lampu Visible Philips Menggunakan Metode Sol-Gel
Balon Halogen 150W, magnetic stirrer, Untuk mendoping TiO2 dengan
timbangan analitik, Oven Memmert, hot besi dan nitrogen, sol terbuat dari
plate stirrer Jlab Tech, desikator, larutan 1 berupa larutan koloid TiO2
aluminium foil, Power Supply, disiapkan dengan hidrolisis terkontrol
potentiostat portable (e-DY2100PN), dari titanium tetra isopropoksida (TTIP)
SEM, XRD (Inspect F50), furnice diambil sebanyak 4 mL dalam asetil
thermolyne, spektrofotometer UV- asetonat 0,5 mL dan 15 mL etanol 99%.
Visible. Larutan 2 berupa 15 mL etanol 99% dan
Bahan-bahan yang digunakan dalam
2 mL akuades dengan penambahan 1
penelitian ini yaitu plat Titanium dengan
mL asam asetat 0,1 M. Campuran
kemurnian 99% dan ketebalan 0,5 mm,
larutan 1 dan 2 direfluks selama 3 jam
amplas halus ukuran 1200 dan 220 CC,
titanium tetra isopropoksida (TTIP) 97%, dengan suhu 50˚C [11]. Kemudian
asetil asetonat, etanol 99%, asam asetat diaduk dengan menggunakan magnetic
(CH3COOH), Amonium Klorida (NH4Cl) stirrer selama 3 jam pada suhu 50˚C
5 M, plat Tembaga (Cu), HNO3 (p.a), HF yang diikuti dengan penambahan
(p.a), NH4F, NaNO3, Gliserol 98%, NH4Cl dan Fe(NO3)3 untuk
akuades, besi (III) nitrat Fe(NO3)3., menghasilkan sol TiO2 yang
Thiamethoxam. mengandung besi dan nitrogen. Sol
yang dihasilkan diuapkan pada suhu
2.2 Pembuatan Lapisan TiO2 dengan ruang selama 48 jam hingga
Metode Anodizing membentuk gel. Selanjutnya gel yang
Plat Titanium yang telah dihasilkan dipanaskan pada suhu 80˚C
dipreparasi dimasukkan dalam probe dalam oven selama 30 menit.
yang telah diisi dengan larutan elektrolit Proses pelapisan dengan proses
berupa NH4F 0,27 M dan akuades pencelupan pada daerah yang telah
dalam gliserol 98%. Dimana pembuatan ditumbuhi TiO2 pada plat titanium.
larutan elektrolit ditimbang 0,99 gram Teknik pencelupan dilakukan selama 10
NH4F dilarutkan menggunakan 4 mL menit dan diangkat dengan cara
akuades dan 96 mL gliserol 98%. perlahan-lahan. Kemudian di kalsinasi
Proses anodizing dilakukan dengan dalam tanur selama 15 menit dengan
menempatkan plat Ti sebagai anoda dan suhu 150˚C.
plat Cu sebagai katoda dengan
menggunakan magnetic stirrer, serta 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
memberikan beda potensial sebesar 25
Volt yang dihubungkan dengan power 3.1 Pembuatan Lapisan TiO2 dengan
supply. Proses anodizing ini dilakukan Metode Anodizing
selama 4 jam. Tahapan akhir yang Pembuatan TiO2/Ti nano tube
dilakukan yaitu kalsinasi plat Ti selama dengan metode oksidasi langsung
secara elektrokimia (anodizing)
3
dilakukan dengan menggunakan katoda gelombang cahaya UV dengan panjang
Tembaga (Cu) selama 4 jam dengan gelombang (λ<380nm) [16].
beda potensial 25,0 Volt [10]. Proses Dengan teknik ini dihasilkan
anodizing dalam penelitian ini TiO2/Ti yang terbentuk pada permukaan
dilakukan dengan menggunakan larutan plat Ti. Gambar 7 terlihat secara visual
NH4F dan gliserol sebagai elektrolit bahwa lapisan TiO2 yang dihasilkan
pendukung [12]. Penggunaan gliserol dengan metode anodizing cukup
akan mengurangi fluktuasi arus dan homogen dan ketebalan lapisan cukup
menghasilkan dinding elektroda yang baik.
lebih lembut.
Pemberian potensial akan Permukaan Ti
menyebabkan ion Ti4+ bermigrasi dari
logam Ti ke tubuh elektrolit dan Permukaan TiO2/Ti
bergabung dengan ion F- membentuk
kompleks titanium heksaflourida
[TiF6]2-. Keberadaan anion seperti O2- Gambar 7. Hasil proses anodizing plat
dan OH- hasil dari penguraian air akan Ti membentuk TiO2
bermigrasi bersama ion F- ke arah
anoda. Interaksi logam Ti dengan ion 3.2 Doping TiO2/Ti dengan Besi (Fe)
O2- dan OH- menyebabkan dan Nitrogen (N) menggunakan
pertumbuhan oksida di permukaan Metode Sol-Gel
logam. Ion F- yang bermigrasi ke arah Pembuatan elektroda kerja
anoda akan menghancurkan lapisan TiO2/Ti terdoping Besi (Fe) dan
oksida yang telah terbentuk sehingga Nitrogen (N) dalam penelitian ini
menghasilkan poros berbentuk tabung. menggunakan metode sol-gel. Ada
Reaksi elektrokimia yang dapat terjadi berbagai metode yang efektif pada
selama proses anodizing [13]. lapisan TiO2 atau modifikasi TiO2,
Plat TiO2 yang telah dianodizing misalnya elektrodeposisi, solvothermal,
kemudian disintering. Proses sintering sol-gel, mikroemulsi, elektrokimia,
bertujuan untuk menguapkan pelarut- MOCVD (Metal Organic Chemical
pelarut organik yang terjebak dalam plat Vapor Deposition), implantasi ion dan
titanium dan bertujuan untuk metode penggilingan bola [17]. Namun,
menumbuhkan kristal pada plat TiO2 metode sol-gel dipilih karena
[14]. Proses sintering dilakukan pada memberikan banyak keuntungan yaitu
suhu 500°C selama 1,5 jam akan dalam hal kemurnian, homogenesis,
menghasilkan struktur kristal anatase fleksibilitas, stoikiometri yang mudah
yang memiliki aktivitas fotokatalisis terkontrol, kemudian dari pengolahan
lebih baik dibandingkan dengan jenis dan komposisi terkontrol cepat,
kristal yang lain [15]. Hal ini ekonomis, sederhana dan akurat [18].
diakibatkan karena TiO2 jenis anatase Proses doping dilakukan dengan
lebih fotoaktif daripada jenis rutile cara dip coating (pencelupan). Dimana
karena luas permukaan anatase lebih plat titanium hasil anodizing (TiO2)
besar dibanding rutile sehingga sisi dicelupkan pada sol gel yang telah
aktif per unit anatase lebih besar berhasil dibuat. Secara visual hasil yang
dibanding yang dimiliki rutile. Struktur diperoleh dalam teknik doping Fe-N-
anatase memiliki bandgap sebesar 3,2 TiO2 terlihat pada Gambar 2.
eV yang setara dengan energi

4
berhasil dilakukan. Puncak
Permukaan Ti difraktogram ini juga memberi
informasi jenis kristal yang diperoleh
setelah pemanasan pada suhu 500oC
adalah jenis anatase dan tidak
Permukaan Fe-N-TiO2 diperolehnya jenis rutile. Kristal TiO2
jenis rutile akan mulai tampak ketika
kalsinasi dilakukan pada temperatur
Gambar 2. Permukaan TiO2/Ti yang
600o C. Munculnya difratogram pada
telah diimobilisasi Fe-N-TiO2
2θ= 32 o diduga pada puncak serapan
3.3 Karakterisai Elektroda Kerja tersebut merupakan puncak serapan
logam Fe [19]. Di sisi lain, jari-jari Ti4+
3.3.1 Penentuan Struktur Kristal (0.68 A˚) dan Fe3+ (0.64 A˚) hampir
TiO2 Anatase menggunakan X- sama, oleh karena itu, ion Fe3+ bisa
Ray Diffraction (XRD) masuk ke dalam struktur kristal titania
Pengukuran menggunakan alat X- dan terletak di celah atau menempati
Ray Diffraction (XRD) dimaksudkan beberapa sisi kisi kristal TiO2 [20].
untuk mendapatkan informasi struktur 3.4.2 Penentuan Ikatan Ti-O, Fe-O
kristal dari elektroda kerja TiO2/Ti dan dan Ti-N Menggunakan FTIR
Fe-N doped TiO2/Ti. Perbedaan puncak (Fourier Trannsform Infra Red)
serapan antara kristal plat Ti, TiO2/Ti, Analisis FTIR dilakukan
dan Fe-N-TiO2 ditunjukkan pada sebagai upaya menguatkan informasi
Gambar 3. keberhasilan doping Fe dan N pada
permukaan TiO2/Ti. Spektrum IR dari
TiO2/Ti dan Fe-N doped TiO2/Ti dapat
dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Spektrum FTIR Fe-N-TiO2

Hasil karakterisasi
Gambar 3. Spektrum Puncak XRD Plat menggunakan FTIR pada Gambar 12
Ti, TiO2/Ti, dan Fe-N-TiO2 menunjukkan beberapa ikatan yang
Berdasarkan Gambar 3 terbentuk yaitu Ti-O, Fe-O, N-O, N-Ti,
diperoleh hasil analisis XRD yang O-H, dan C-H alkana. Munculnya
menunjukkan puncak difraktogram pada serapan pada bilangan gelombang 3389
2θ = 25o, dan 48o dari elektroda kerja cm-1 diindikasikan keberadaan O-H
memberikan informasi bahwa fabrikasi stretching (vibrasi ulur) dengan signal
TiO2 pada permukaan plat Ti telah kuat. Keberadaan gugus O-H diduga
5
berasal dari gugus titanil sebagai Ti-OH menyatakan keberhasilan fabrikasi TiO2
terminal dari fasa kristal TiO2 maupun nanotube. Semakin besar luas
dari air yang terserap pada permukaan. permukaan plat Ti yang teroksidasi
Ikatan C-H alkana berasal dari asam maka semakin banyak permukaan yang
asetat dengan puncak serapan pada aktif sehingga dapat mempercepat atau
daerah 2981 cm-1 dan 2851 cm-1 [21]. mengarahkan terjadinya reaksi dan
Pada bilangan gelombang 400- meningkatkan laju reaksi. Maka
1250 cm-1 terbentuk ikatan Ti-O dengan semakin efisien pula kinerja
puncak serapan 1033 cm-1. Indikasi fotoelektrokatalisis yang dihasilkan.
keberadaan ikatan Fe-O diduga terjadi Dengan semakin kecilnya
pada puncak serapan 580 cm-1. ukuran partikel maka luas permukaan
Sementara itu munculnya serapan pada aktif dari katalis untuk bertumbukan
puncak 1453 cm-1 (vibrasi simetris) dengan zat yang akan dikatalis akan
yang mengindikasikan keberadaan semakin besar sehingga reaksi terjadi
gugus N-O. Diduga pada serapan ini lebih cepat. Komposisi yang terdapat
terjadi penyisipan nitrogen ke dalam dalam permukaan katalis tersebut dapat
matriks TiO2. Selain itu, indikasi diketahui dengan EDX (Energy
keberadaan ikatan Ti-N terdapat pada Dispensive Xray). Untuk memastikan
puncak 509 cm-1 dengan signal yang adanya unsur Fe-N pada plat TiO2 dapat
lemah [22]. Diduga jumlah nitrogen dilihat dengan dilakukan karakterisasi
terdapat pada katalis sangat sedikit. menggunakan EDX, seperti terlihat pada
3.4.3 Data Karakterisasi Scanning Gambar 6.
Electron Microscopy (SEM)

Untuk menguatkan hasil analisis


XRD, dan FTIR dalam menyatakan
keberhasilan fabrikasi TiO2/Ti dan Fe-N
doped TiO2/Ti, dilakukan analisis
menggunakan SEM. Hasil karakterisasi
dengan menggunakan SEM
memberikan informasi tentang bentuk
morfologi permukaan lapisan tipis
TiO2.Hasil pengukuran SEM dapat
dilihat pada Gambar 5. Gambar 6. EDX Fe-N-TiO2
a b
Gambar 6 menunjukkan
kandungan unsur yang terdapat pada
permukaan elektroda dengan
menggukan EDX. Sumbu X merupakan
energi dari tiap unsur, sedangkan sumbu
Y merupakan intensitasnya. Munculnya
puncak Fe dan N sebagai indikasi
Gambar 5. Hasil karakterisasi SEM keberadaan elemen nitrogen dan besi
lapisan tipis Fe-N-TiO2/Ti dengan pada elektroda TiO2/Ti dari hasil
perbesaran (a) 3000 kali dan (b) 10.000 preparasi yang menandakan
kali keberhasilan doping Fe-N dengan
Terbentuknya poros berupa metode sol-gel. Adapun data komposisi
tabung pada kedua permukaan elektroda
6
unsur penyusun elektroda Fe-N-TiO2/Ti 3 TM 0,7
dapat dilihat pada Tabel 2. 2.5
ppm UV
TM 0,7

Konsentrasi
Tabel 1. Kadar unsur penyusun 2
ppm VIS
TM 1,4
elektroda Fe-N-TiO2/Ti hasil 1.5
ppm UV
TM 1,4
pengukuran SEM-EDX ppm VIS
1 TM 2,1
ppm UV
0.5 TM 2,1
ppm VIS
Line KomposisiKeV 0
Unsur (%) -40 10 60
Waktu (menit)
N 0,392 2,15
Gambar 7. Grafik penurunan
O 0,525 35,62
konsentrasi pestisida thiamethoxam
Ti 0,452 57,94 dengan metode fotokatalisis dibawah
Fe 0,992 4,27 iradiasi sinar UV dan Visibel
3.4.4. Uji Degradasi Senyawa Thiamethoxam
3 0,7 ppm UV
Pestisida Thiamethoxam Thiamethoxam
2.5 0,7 ppm VIS

Konsentrasi
menggunakan Elektroda TiO2/Ti dan 2
Thiamethoxam
1,4 ppm UV
Fe-N-TiO2/Ti 1.5
Thiamethoxam
1,4 ppm VIS
Thiamethoxam
1 2,1 ppm UV
Pada penelitian ini difokuskan Thiamethoxam
0.5 2,1 ppm VIS
untuk menguji aktivitas elektroda TiO2 0 Thiamethoxam
2,8 ppm UV
dan Fe-N-TiO2/Ti di bawah iradiasi -40 10 60
sinar UV dan Visibel. Konsentrasi Waktu (menit)
thiamethoxam yang digunakan yaitu 0,7
ppm; 1,4 ppm; 2,1 ppm; dan 2,8 ppm. Gambar 8. Grafik penurunan
Dalam penelitian ini, proses degradasi konsentrasi pestisida thiamethoxam
dilakukan secara fotolisis, fotokatalisis, dengan metode fotoelektrokatalisis
dan fotoelektrokatalisis. TiO2/Ti dibawah iradiasi sinar UV dan
TM 0,7
Visibel
3 Thiamethoxam
ppm UV 3
TM 0,7 0,7 ppm UV
2.5 Thiamethoxam
ppm VIS
TM 1,4 2.5 0,7 ppm VIS
2
Konsentrasi

Thiamethoxam
Konsentrasi

ppm UV 1,4 ppm UV


TM 1,4 2 Thiamethoxam
1.5 ppm VIS 1,4 ppm VIS
TM 2,1 1.5 Thiamethoxam
1 ppm UV 2,1 ppm UV
TM 2,1 1 Thiamethoxam
0.5 ppm VIS 2,1 ppm VIS
TM 2,8 0.5 Thiamethoxam
2,8 ppm UV
0 ppm UV
0
-40 10 60
Waktu (menit) -40 10 60
Gambar 6. Grafik penurunan Waktu (menit)
konsentrasi pestisida thiamethoxam Gambar 8. Grafik penurunan
dengan metode fotolisis dibawah konsentrasi pestisida thiamethoxam
iradiasi sinar UV dan Visibel dengan metode fotoelektrokatalisis Fe-
N-TiO2/Ti dibawah iradiasi sinar UV
dan Visibel
Berdasarkan grafik diatas
dimana penurunan konsentrasi
pestisisda thiamethoxam dengan
menggunakan fotoelktrokatalisis Fe-N-
TiO2 memiliki aktivitas yang baik

7
dibawah sinar Visibel dan tidak jumlahnya, maka sisi aktif permukaan
mengurangi aktivitas pada sinar UV. juga akan berjumlah sama. Sehingga
3.4.5. Kinetika Reaksi Degradasi larutan pestisida thiamethoxam dengan
Fotoelektrokatalisis Thiamethoxam konsentrasi yang lebih rendah akan
menggunakan elektroda TiO2/Ti, dan teradsorpsi seluruhnya pada permukaan
Fe-N-TiO2/Ti elektroda mengakibatkan proses
Kinetika oksidasi fotokatalitik fotoelektrokatalitik akan berlangsung
dari senyawa organik sering lebih efisien. Sementara dengan
dimodelkan oleh persamaan Langmuir- konsentrasi tinggi dari thiamethoxam
Hinshelwood (L-H). Dengan kecenderungan tetapan laju degradasi
menggunakan persamaan ini dapat semakin menurun.
ditentukan tetapan laju reaksi dengan
4. KESIMPULAN
memplotkan antara ln terhadap
Dari hasil penelitian ini dapat
waktu iradiasi (t) menghasilkan kurva
diambil beberapa kesimpulan sebagai
garis lurus dengan slope k’. Kurva
berikut :
pengaluran konsentrasi terhadap waktu
1. Lapisan TiO2 nano tube pada
untuk kondisi fotoelektrokatalisis
permukaan plat Ti dapat diperoleh
TiO2/Ti dan Fe-N-TiO2/Ti pada
dengan menggunakan metode
berbagai konsentrasi dapat dilihat pada
anodizing selama 4 jam. Kemudian
Lampiran 3. Dari kurva tersebut
dilanjutkan dengan sintesis Fe-N-
diperoleh nilai tetapan laju degradasi
doped TiO2 dapat dilakukan dengan
(Kd) yang disajikan dalam Tabel 3.
menggunakn metode sol gel dengan
Tabel 2. Nilai tetapan laju degradasi menambahkan NH4Cl sebagai
Thiamethoxam untuk setiap variasi sumber nitrogen dan Fe(NO3)3
konsentrasi dan penyinaran lampu UV sebagai sumber Fe. Fe-N-TiO2
dan visibel dari TiO2/Ti, Fe-N-TiO2/Ti terbentuk dengan immobilisasi
secara fotoelektrokatalisis pada plat Ti dengan metode dip
coating.
Kd Vis Kd UV Kd Vis
Konse
Kd UV
Vis Fe-N- Fe-N-
2. Hasil uji aktivitas
TiO2/Ti fotoelektrokatalisis untuk
ntrasi TiO2/Ti TiO2/Ti TiO2/Ti
(M-1 mendegradasi senyawa pestisida
(ppm) (M-1 (M-1 (M-
menit-1) thiamethoxam menunjukkan
menit-1) menit-1) 1
menit-1)
tetapan laju degradasi untuk
0,7 0,0436 0,0317 0,0506 0,0580
elektroda TiO2/Ti saat diiradiasi
1,4 0,0310 0,0084 0,0218 0,0555
cahaya visibel sebesar 0,0317
2,1 0,0114 0,0080 0,0300 0,0194
menit-1 dan saat diiradiasi cahaya
2,8 0,0087 0,0074 0,0115 0,0165
UV sebesar 0,0436 menit-1.
Berdasarkan Tabel 2 dapat Sementara untuk Fe-N-TiO2/Ti
dilihat nila tetapan laju degradasi. memiliki aktivitas yang baik dalam
Dimana, tetapan laju degradasi akan mendegradasi senyawa pestisida
semakin kecil dengan meningkatnya thiamethoxam saat diiradiasi sinar
konsentrasi larutan senyawa pestisida visibel, dengan nilai tetapan laju
Thiamethoxam. Hal ini degradasi saat diradiasi sinar visibel
mengindikasikan bahwa proses sebesar 0,0580 menit-1 dan sinar
fotoelektrokatalisis berlangsung dengan UV sebesar 0,0596 menit-1.
baik pada larutan pestisida dengan
konsentrasi rendah. Hal ini disebabkan
dengan menggunakan katalis yang sama
8
5. SARAN [6] Nurdin, M., Wibowo, W.,
Supriyono, Febrian, M. B.,
Perlu dipertimbangkan lebih
Surahman, H., Krisnandi, Y. K.,
lanjut untuk mengetahui sinergitas
Gunlazuardi, J, 2009,
doping logam Fe dan non logam N pada
Pengembangan metode baru
TiO2 untuk aktivitas fotoelektrokatalisis
penentuan Chemical Oxygen
dalam mendegradasi pestisida
Demand (COD) berbasis sel
thiamethoxam.
fotoelektrokimia, Makara Sains,
UCAPAN TERIMA KASIH 13, 1-8.
Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Departemen Kimia, Fakultas [7] Li, R., Zhang, Y., Lee, C. C., Liu, .,
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Huang ,Y., 2011, Hydrophilic
Universitas Indonesia atas kesempatan Interaction Chromatography
melaksanakan penelitian ini. Separation Mechanisms of
Tetracyclines on Amino-Bonded
DAFTAR PUSTAKA Silica Column, Journal Separation
[1] Safni., Desmiati., Suyani. H., 2009, Science. 34, 1508–16.
Degradasi Senyawa Dikofol Dalam
Pestisida Kelthane 200 EC Secara [8] Hu, x., Taicheng, A., Maolin , Z.,
Fotolisi dengan Penambahan TiO2- Guoying, S., and Jaimo, F., 2007,
Anatase, Jurnal Riset Kimia, 2(2), Preparation and Photocatalytic
140-148. Activities of Fe3+ Doped
Nanometer TiO2 Composities, J.
[2]Ramadhan L.O.A.N., Amiruddin, Chem. Environ. Res., 11(4), 13-21.
2013, Fotodegradasi Pestisida
Diazinon dalam TiO2Tersuspensi, [9] Adisti, L.P., 2011, Sintesis dan
Jurnal Ilmu Dasar. 14(1), 23-28. Karakterisasi N-TiO2 Doping
Menggunakan Titanium Tetra Iso
[3] Sari K L., Safni., Zilfa, 2012, Propoksida (TTIP) yang
Degradasi senyawa sipermetri Termodifikasi Asetilasetonat
dalam intektisida ripcord 5 EC dengan Menggunakan Metode Sol-
secara fotolisis dengan penambahan Gel, Skripsi, Universitas Halu
TiO2/zeolite, 2(2), 76-81. Oleo, Kendari.

[4] Mills A. and S. Le Hunte., 1997, An [10]Marzuki, A. 2013, Pembuatan


overview of semiconductor Elektroda TiO2/Ti Nano Tube
photocatalysis, Journal of Dengan Metode Anodizing Dan
Photochemistry and Photobiology Aplikasinya Dalam Sistem
A: Chemistry, 108, 1-35. Fotoelektrokatalisis, Skripsi,
Universitas Halu Oleo, Kendari.
[5] Rilda Yetria., Dharma Abdi., Arief
Syukri., Alief Admin., Shaleh [11] Maulidiyah and Nurdin, M., 2014,
Baharuddin, 2010, Efek Doping Fabrication Of TiO2/Ti Nanotube
Ni(II) pada aktifitas fotokatalitik Electrode By Anodizing Methode
dari TiO2 untuk inhibisi bakteri And Its Application On
patogenik, Jurnal Makara, 14(1), Photoelectrocatalytic System,
7-14. International Journal Of Scientific

9
and Technology Research, 3(2), D., Zhao, W., Sui, Y., Li, M., Li,
ISSN 2277-8616. Y, 2009, Synthesis and
characterization of P-doped TiO2
[12] Arham Zul, 2015, Degradasi nanotubes, Thin Solid Films, 518
Fotoelektrokatalitik Rhodamin B (1), 99-103.
Menggunakan La2O3 doped
TiO2/Ti dan TiO2/Ti Nanotube [17] Burda and Clemens. 2003,
Sebagai Elektroda Kerja, Enhanced nitrogen doping in
Skripsi, Institut Teknologi TiO2 nanoparticles, Nano
Bandung, Bandung. Letters, 3 (8), 1049-1051.
[13] Regonini, D., Bowen, R, C.,
Jaroenworaluck, A., Stevens, R., [18] Dolat, D., Mozia, S., Ohtani, B.,
2013, A eview of growth dan Morawski, A.W., 2013,
mechanism, structure and Nitrogen Iron- Single Modified
crystallinity of anodized TiO2 (N-TiO2, Fe-TiO2) and co-
nanotubes, Materials Sciencce Modified (Fe,N-TiO2) Rutile
and Engineering, 74(12), 377- Titanium Dioxide as Visible
406. Light Active Photocatalysts,
Chem. Eng. J., 225, 358-364.
[14] Ou, H-H. & Lo, S-L., 2007,
Review of titania nanotubes [19] Jagadale, T. C., Takale, S. P.,
synthesized via the hydrothermal Sonawane, R. S, 2008, N-Doped
treatment: Fabrication, TiO2 nanoparticle based visible
modification, and application, light photocatalyst by modified
Separation and Purification peroxide sol-gel method, J.Phys.
Technology, 58, 179-191. Chem. C, 112(37), 14595-
14602.
[15] Nurdin, M., Natsir, M.,
Maulidiyah, Gunlazuardi, J, [20] Ikhsan, W, L, 2013, Studi
2010, Pengembangan Metode Preparasi N-Doped TiO2
Analisis Chemical Oxygen Nanotubes yang Didekorasi
Demand Model Baru. Jurnal Logam Transisi (Ag) Untuk
Teknologi Pengelolaan Limbah, Mendapatkan Aktifitas
13 (2), 45-54. Fotokatalitik pada Daerah Sinar
Tampak, Skripsi, Universitas
[16] Zhang, Y., Fu, W., Yang, H., Indonesia, Jakarta.
Liu, S., Sun, P., Yuan, M., Ma,

10

Anda mungkin juga menyukai