Anda di halaman 1dari 14

KELOMPOK 1

BAB I
PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Struktur organisasi adalah keseluruhan dari tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam fungsi-
fungsi yang ada sehingga merupakan suatu kesatuah harmonis, yakni diarahkan dan
dikembangkan secara terus menerus pada suatu tujuan tertentu menuju kondisi optimal, struktur
suatu organisasi di gambarkan dalam bentuk suatu skema organisasi atau organigram, yaitu suatu
lukisan grafis yang menjelaskan berbgai hubungan organisatoris, baik vetikal maupun horizontal,
antar bagian maupun antarin dividu. Dengan kata lain, oganigram memberikan gambaran tentang
struktur personalia, yakni penempatan individu-individu pada posisi-posisi yang dalam suatu
organisasi. Hal ini maksudkan untuk menentukan siapan-siapan yang memegang tampuk
pimpinan, apa dan kepada siapa tugas, wewenang, tanggung jawab, serta posisi diberikan.

Perlu diperhatikan di sini, bahwa penyusunan struktur organisasi perlu dilandasi oleh ide dan
imajinsi yang memungkinkan perkembangnya diri individu yang akan menangani permasalahan
organisasi, Tentunya dalam hal ini individu akan dituntut untuk memiliki “kemampuan
abstraksi” pada tinkat tertentu sehingga mampu menghayati dan menyederhanakan kenyataan-
kenyataan yang ada (dalam dimensi ruan dalam waktu)

I.2. Rumusan Masalah


1. Jelaskan struktur organisasi Proyek Kontraktor Pelaksana berdasarkan data yang
diperoleh di lapangan
2. Jelaskan juga fungsi tiap-tiap bagian struktur tersebut

I.3. Tujuan Penulisan


Dari rumusan masalah di atas diharapkan kita bisa lebih memahami tentang struktur organisasi
Proyek Kontraktor Pelaksana beserta bagian-penyusun dan fungsinya masing-masing

1|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Pengertian Struktur Organisasi

Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu wadah
berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan.

1. Struktur Organisasi adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara
posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin kegiatan operasional untuk
mencapai tujuan.
2. Struktur organisasi adalah bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan secara formal.
3. Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam
sebuah organisasi.

Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung pada perilaku atau kegiatan satuan-
satuan organisasi para pelaksananya yang dikoodinasikan dalam suatu sistem
manajemen. Untuk itu, dituntut untuk individu atau satuan-satuan organisai pelaksana
dapat bekerja sama secara terorganisasi dalam menentukan harapan-harapan
(objectives), jadwal kegiatan, angaran keuangan, kemudian memonitor dan
melaporkan kemajuan,serta mengambil langkah-langkah perbaikan bilaman
diperlukan. Konsep dan perangkat alat yang digunakan didalam Sistem Manajemen
Proyek memberikan tata cara kepada individu-individu yang berasal dari berbagai
instansi,suatu organisasi, dan bidang pekerjaan,agar mereka dapat bekerja sama secara
mangkus untuk mencapai harapan-harapan proyek.

II.2. Fungsi Struktur Organisasi

Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi kepada seluruh
manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang harus ia
kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga proses kerjasama menuju
pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan
sebelumnya. Kejelasan gambaran struktur organisasi akan memberikan kemudahan bagi

2|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

pimpinan untuk mendistribusikan jabatan kepada seseorang yang tepat, sehingga daya guna dan
hasil guna dapat terwujud.

Fungsi atau kegunaan struktur dalam sebuah organisasi dapat dijelaskan sebagai berikut :

Kejelasan Tanggung Jawab. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab dan apa yang
harus dipertanggung jawabkan. Setiap anggota organisasi harus bertanggung jawab kepada
pimpinan atau atasan yang memberikan kewenangan, karena pelaksanaan kewenangan itu yang
harus dipertanggungjawabkan.

Kejelasan kedudukan seseorang dalam struktur organsisasi sebenarnya mempermudah dalam


melakukan koordinasi maupun hubungan karena adanya keterkaitan penyelesaian suatu fungsi
yang dipercayakan kepada seseorang.

Kejelasan Uraian Tugas. Kejelasan uraian tugas dalam struktur organisasi sangat membantu
pihak pimpinan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian, dan bagi bawahan akan dapat
berkonsentrasi dalam melaksanakan suatu pekerjaan karena uraiannya yang jelas.

Kejelasan Jalur Hubungan. Dalam rangka pelaksaan tugas dan tanggung jawab setiap karyawan
atau pegawai dalam sebuah organisasi, maka dibutuhka kejelasan hubungan yang tergambar
dalam struktur, sehingga jalur penyelesaian pekerjaan akan semakin efektif dan dapat saling
menguntungkan.

Pola dasar struktur organisasi sebaiknya tersusun relative permanen, artinya tidak perlu
selamanya mengalami perubahan. Dalam aktivitas yang dilakukan harus ada jaminan
fleksibilitas, artinya aktivitas itu senantiasa dapat diperluas jangkauannya, namun pola dasar
struktur organisasi tidak perlu mengalami perubahan. Yang perlu mendapat perhatian dalam
mengisi struktur organisasi adalah manusia yang memiliki kompentensi yang sesuai dengan jenis
tugas dalam bagian-bagian tugas atau pekerjaan pada struktur tersebut. Penggolongan aktivitas
dalam struktur dapat kita bagi menjadi empat unsure : a)unsur pimpinan; b)unsur pembantu
pimpinan; c)unsur pelakasana tugas pokok; dan d)unsur pelaksana tugas-tugas fungsional.

II.3. Tipe Organisasi di dalam Proyek

Proyek merupakan suatu kegiatan usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki
keterbatasan terhadap waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri
atas produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam
mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk mengatur
sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas yang sinkron sehingga
tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga dibutuhkan untuk memastikan bahwa
pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas
yang diharapkan.

3|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

Secara umum, terdapat 4 jenis organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan
suatu proyek. Adapun jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara lain :

1. Organisasi Proyek Fungsional

Dalam organisasi proyek fungsional, susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-
fungsi yang terdapat dalam suatu organisasi. Organisasi ini biasanya digunakan ketika
suatu bagian fungsional memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian
suatu proyek. Top manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan wewenang
untuk mengkoordinir proyek. Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi
proyek ini antara lain proyek dapat diselesaikan dengan struktur dasar fungsional
organisasi induk, memiliki fleksibilitas maksimum dalam penggunaan staf, adanya
pembauran berbagai jenis keahlian bagi tiap-tiap fungsi serta peningkatan terhadap
profesionalisme pada sebuah divisi fungsional. Sedangkan beberapa kelemahan yang
ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain proyek biasanya kurang fokus,
terdapat kemungkinan terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap fungsi, biasanya
membutuhkan waktu yang lebih lama serta motivasi orang-orang yang terdapat dalam
organisasi menjadi lemah.

2. Organisasi Proyek Tim Khusus

Dalam organisasi proyek tim khusus, organisasi akan membentuk tim yang bersifat
independen. Tim ini bisa direkrut dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja
sebagai suatu unit yang terpisah dari organisasi induk. Seorang manajer proyek full time
akan ditunjuk dan diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang
terdapat dalam tim. Adapun beberapa kelebihan yang terdapat dalam organisasi proyek
tim khusus yakni tim akan terbentuk dengan bagian-bagian yang lengkap dan memiliki
susunan komando tunggal sehingga tim proyek memiliki wewenang penuh atas sumber
daya yang ada untuk mencapai sasaran proyek, sangat dimungkinkan ditanggapinya
perubahan serta dapat diambil sebuah keputusan dengan tepat dan cepat karena keputusan
tersebut dibuat oleh tim dan tidak menunda hierarki, status tim yang mandiri akan
menumbuhkan identitas dan komitmen anggotanya untuk menyelesaikan proyek dengan
baik, jalur komunikasi dan arus kegiatan menjadi lebih singkat, mempermudah
koordinasi maupun integrasi personel serta orientasi tim akan lebih kuat kepada
kepentingan penyelesaian proyek. Sedangkan beberapa kelemahan yang ditemukan
dalam organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi besar karena kurang efisien
dalam membagi dan memecahkan masalah dalam penggunaan sumber daya, terdapat
kecendrungan terjadinya perpecahan antara tim proyek dengan organisasi induk serta
proses transisi anggota tim proyek untuk kembali ke fungsi semula jika proyek telah
selesai akan terasa sulit karena telah meninggalkan departemen fungsionalnya dalam
waktu yang lama.

4|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

3. Organisasi Proyek Matriks

Organisasi proyek matriks merupakan suatu organisasi proyek yang melekat pada
divisi fungsional suatu organisasi induk. Pada dasarnya organisasi ini merupakan
penggabungan kelebihan yang terdapat dalam organisasi fungsional dan organisasi
proyek khusus. Beberapa kelebihan yang terdapat dalam bentuk organisasi ini yaitu
manajer proyek bertanggung jawab penuh kepada proyek, permasalahan yang terjadi
dapat segera ditindaklanjuti, lebih efisien karena menggunakan sumber daya maupun
tenaga ahli yang dimiliki pada beberapa proyek sekaligus serta para personel dapat
kembali ke organisasi induk semula apabila proyek telah selesai. Adapun beberapa
kekurangan yang terdapat dalam bentuk organisasi proyek ini antara lain manajer proyek
tidak dapat mengambil keputusan mengenai pelaksanaan pekerjaan dan kebutuhan
personel karena keputusan tersebut merupakan wewenang dari pada departemen lain,
terdapat tingkat ketergantungan yang tinggi antara proyek dan organisasi lain pendukung
proyek serta terdapat dua jalur pelaporan bagi personel proyek karena personel proyek
berada dibahwah komando pimpinan proyek dan departemen fungsional.

II.4. Jenis – Jenis Proyek

Proyek merupakan aktivitas yang bersifat temporer. Dalam pengerjaannya, selalu ada
batasan (time, scope dan budget) yang mempengaruhi kesuksesan pelaksanaan proyek.
Perubahan terhadap salah satu faktor akan mempengaruhi faktor yang lain. Seluruh aktivitas
yang terdapat pada proyek merupakan sebuah mata rantai yang dimulai sejak dituangkannya
ide, direncanakan, kemudian dilaksanakan, sampai benar-benar memberikan hasil yang sesuai
dengan perencanaannya semula.

Dalam kehidupan sehari-hari, dapat terlihat berbagai jenis kegiatan proyek. Jenis-jenis
kegiatan proyek tersebut secara garis besar terkait dengan pengkajian aspek ekonomi,
keuangan, permasalahan lingkungan, desain engineering, marketing, manufaktur, dan lain-lain.
Namun, pada kenyataannya, tidaklah dapat membagi-bagi proyek pada satu jenis tertentu saja,
kerena pada umumnya kegiatan proyek merupakan kombinasi dari beberapa jenis kegiatan
sekaligus. Akan tetapi, jika ditinjau dari aktivitas yang paling dominan yang dilakukan pada
sebuah proyek, maka kita dapat mengkategorikan proyek sebagai berikut :

1) Proyek Engineering Kontruksi


Dalam kegiatannya, aktivitas yang paling dominan yang dilakukan dalam proyek ini
adalah pengkajian kelayakan, desain engineering, pengadaan dan konstruksi.

5|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

2) Proyek engineering Manufacture


Secara garis besar, kegitan proyek ini meliputi seluruh kegitan yang bersifat untuk
menghasilkan produk baru.
3) Proyek Pelayanan Manajemen
Dalam pengerjaannya, aktivitas utama dalam proyek ini adalah merancang system
informasi manajemen, merancang program efisiensi dan penghematan, diversifikasi,
penggabungan dan pengambilalihan, memberikan bantuan emergency untuk daerah yang
terkena musibag, merancang strategi untuk mengurangi kriminalitas dan penggunaan
obat-obat terlarang dan lain-lain.
4) Proyek Penelitian dan Pengembangan
Adapun aktivitas utama yang dilakukan dalam pelaksanaan proyek ini meliputi melakukan
penelitian dan pengembangan suatu produk tertentu.
5) Proyek Kapital
Secara umum, kegiatan yang dilakukan dalam proyek ini biasanya digunakan oleh sebuah
badan usaha atau pemerintah, misalnya pembebasan tanah, penyiapan lahan dan
pembelian material.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat juga ditarik suatu kesimpulan yaitu bahwa dalam suatu
jenis proyek yang memiliki beberapa aktivitas sekaligus, maka pembagiannya merupakan
kombinasi. Proyek pembuatan sumur minyak dan gas, jika ditinjau dari segi pembangunannya
dapat dikategorikan sebagai proyek engineering konstruksi. Namun, dari seluruh tahapan dan
biaya yang dibutuhkan pada pelaksanaannya dapat dikategorikan sebagai proyek capital.

6|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

BAB III
PEMBAHASAN

III.1. Struktur Organisasi Proyek Kontraktor Pelaksana

Seperti halnya tugas kontraktor pelaksana yang menangani proyek baik dalam skala
besar maupun kecil dari sampel tugas yang kami dapatkan adalah kontraktor pelaksana dengan
skala kecil dimana organisasi strukturnya hanya terbagi atas site manager,administrator,
pelaksana 1 dan pelaksana 2 dan logistic, yang menanganai project Renovasi Ruang Prodi
Bahasa Inggris FKIP Universitas Pattimura Tahun 2017. Proyek berlokasi di Ambon, lebih
tepatnya di Universitas Pattimura dengan sumber dana dari APBN dan perusahaan yang
menaungi proyek ini adalah perusahaan CV. Detira. Dibawah ini adalah bagan struktur
organisasi proyek kontraktor berskala kecil :

7|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

III.2. Penjelasan Organisasi Proyek Kontraktor Pelaksana

1) Site Manager

Site Manager merupakan penanggung jawab bidang perencanaan teknis dan


pengendalian operasionalnya

Tugas Site Manager :

1. Membuat perencanaan kegiatan operasional pelaksanaan proyek

1) Bersama dengan Project Manager menyusun bahan / materi Rencana


Mutu Proyek sesuai bagiannya
2) Menyiapkan detail materi penyusunan Rencana Anggaran Proyek
3) Menyusun schedule bulanan dan mingguan berdasarkan master
schedule kontrak kerja
4) Merencanakan kebutuhan SDM dan teknologi
5) Merencanakan penggunaan material dan peralatan
6) Merencanakan metoda kerja / sistem pelaksanaan bersama dengan
Engineering, bagian Mechanical Electrical dan Nominaterd Sub
Contactor (NSC)
7) Mengusulkan pengembangan karyawan melalui pendidikan dan
pelatihan

2. Mengatur kegiatan operasional pelaksanaan proyek

1) Memimpin / mengarahkan secara langsung para Subkontraktor,


Mandor dan Pelaksana proyek untuk memenuhi persyaratan biaya,
mutu, waktu, dan safety yang telah disepakati
2) Melakukan koordinasi dengan bagian lain (internal) terkait untuk
kelancaran pelaksanaan proyek
3) Melakukan koordinasi dengan GA (General Affair) terkait dengan
urusan umum
4) Melakukan koordinasi dengan MR (Management Representatif)
terkait audit
5) Melakukan koordinasi dengan Cost Control terkait dengan
optimalisasi keuntungan proyek
6) Melakukan koordinasi dengan Safety terkait dengan K3
7) Melakukan koordinasi dengan Owner / Konsultan terkait
pelaksanaan proyek
8) Melakukan koordinasi dengan Suplier / Subkontraktor terkait
kelancaran pelaksanaan proyek
9) Melakukan koordinasi dengan Logistik dan Mekanik yang terkait
dengan material dan peralatan

8|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

10) Melakukan koordinasi dengan Quality Control terkait dengan mutu


pekerjaan

3. Melaksanakan kegiatan operasional pelaksanaan proyek

1) Memproses detail Berita Acara tagihan


2) Menyusun detail / materi progress claim untuk disetujui oleh Project
Manager dan Pemberi Tugas
3) Mendistribusikan shopdrawing ke setiap Supervisor
4) Memastikan pelaksanaan kerja sehari-hari di lapangan sesuai jadual
yang dibuat.
5) Mengendalikan pelaksanaan biaya proyek guna mencapai target
biaya, mutu, waktu dan safety,
6) Menyetujui nilai progres pekerjaan Mandor yang diajukan oleh
Chief Supervisor / Supervisor
7) Mengendalikan sumber daya dalam pelaksanaan proyek
8) Melakukan perbaikan sesuai dengan kebutuhan pelanggan (pemilik
proyek / konsultan)
9) Melaksanakan, mensosialisasikan, mengembangkan dan
mengendalikan penerapan
10) Peraturan tata tertib, sistem dan prosedur proyek
11) Memastikan bahwa aset yang ada di proyek terpelihara dengan baik,
termasuk memastikan alat ukur yang dipakai telah dikalibrasi, ditera
dan diverifikasi
12) Memfasilitasi kegiatan audit di proyek
13) Membuat laporan kegiatan proyek
14) Menyiapkan detail materi laporan bulanan bersama Project Manager
15) Memotivasi, mengarahkan dan membina bawahan untuk mencapai
sasaran
16) Melaksanakan pengembangan karyawan dan peningkatan disiplin
kerja bawahan
17) Mengusulkan perubahan status karyawan (rotasi, mutasi, promosi,
sanksi dan demosi) sejauh wewenang yang dimiliki
18) Melaksanakan tugas lain terkait pekerjaan yang diberikan oleh
atasan
19) Melaksanakan Prosedur sesuai SMM ISO 9001: 2008 & OHSAS
20) Memastikan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan kerja
selama pelaksanaan

4. Mengontrol pelaksanaan operasional pelaksanaan proyek

1) Memastikan tersedianya tenaga kerja, material dan alat yang


memadai
2) Memastikan tersedianya gambar kerja untuk dilaksanakan oleh
mandor / Subkontraktor
3) Memastikan tersedianya dana pembayaran upah / opname mandor

9|MANAJEMEN PROYEK
KELOMPOK 1

4) Memastikan pelaksanaan pekerjaan sesuai IK (Instruksi Kerja) yang


berlaku
5) Memastikan keselamatan kerja selama pelaksanaan proyek
6) Menganalisa hasil kegiatan pelaksanaan proyek untuk melihat
kesesuaian antara rencana dan realisasinya
7) Mengontrol penggunaan peralatan safety dan peralatan surveyor
8) Mengontrol pelaksanaan pekerjaan Subkontraktor / NSC
9) Bersama PM mengevaluasi kinerja Subkont berdasarkan hasil kerja
di lapangan untuk masukan kepada Dept. Logistic
10) Menganalisa kebutuhan dan pemakaian material maupun peralatan
11) Mengontrol personil / SDM proyek serta disiplin kerja bawahan

2) Administrator

Administrator atau pemilik proyek adalah pihak yang menginginkan suatu fasilitas
proyek, sekaligus yang menanggung pembiayaan proyek yang akan didirikan.

Tugas Pimpinan Proyek ( pinpro ) :

1. Mengambil keputusan terakhir yang berhubungan dengan


pembangunan proyek
2. Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat perjanjian
(kontrak) antara pinpro dan kontraktor.
3. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada kontraktor
4. Menyetujui atau menolak pekerjaan tambah kurang.
5. Memberikan instruksi kepada konsultan pengawas.

3) Pelaksana

Pelaksana proyek perlu mempunyai keahlian dalam bidang bangunan agar


mengetahui bagaimana mengatur jalannya setiap item pekerjaan sehngga
menghasilkan kualitas bangunan bagus dalam waktu yang cepat pada proyek skala
besar seperti gedung bertinggkat tinggi keberadaan pelaksana dikelompokan lebih
rinci lagi sehingga terdapat pelaksana spesialis yang ahli dalam bidang tertentu
diantaranya adalah :

1. Pelaksana besi
2. Pelasana cor beton
3. Pelaksana bekisting
4. Pelaksana finishing
5. Pelaksana mekanikal elektrikal

10 | M A N A J E M E N P R O Y E K
KELOMPOK 1

Tugas dan kewajibannya, antara lain:

1. Menyimpan gambar kerja dengan baik, tidak boleh merubah/mencoret tanpa seizin
atasan langsung,
2. Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu proyek
(instruksi kerja), speksifikasi teknis dari pelanggan, dan gambar kerja yang
diterimanya dengan mengarahkan tukang/sub kontraktor dan pekerjanya hingga
didapat pekerjaan yang bermutu, tepat waktu, dan biaya yang seefisien mungkin,
3. Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan
4. Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program
harian/mingguan/bulanan yang adan serta melaporkan prestasi kerja ke kepala
proyek,
5. Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan sub
kontraktor (bila ada) yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-lain,
6. Menyelenggarakan pencatatan-pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan baik
qualitatif maupun quantitatif untuk dapat membuat laporan mingguan mengenai:

1. Pemakaian bahan, mesin-mesin/alat-alat dalam pekerjaan yang sedang


dilaksanakan,
2. Penggunaan persekot karya yang dipercayakan kepadanya,
3. Ihktisar upah dan hari perkerjaan,
4. Kemajuan pekerjaan yang sedang dilaksanakan.
5. Mengumpulkan bukti-bukti penerimaan/pengeluaran tertulis akibat bahan/
material, alat, dan keperluan lainnya kepada kepala proyek sehingga
pertanggungjawaban akan terlihat di dalam cash flow perusahaan.

4) Logistic

Logistik merupakan seni dan ilmu mengatur dan mengontrol arus barang,
energi, informasi, dan sumber daya lainnya, seperti produk, jasa, dan manusia,
dari sumber produksi ke suatu tempat dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan
modal. Pembangunan akan sulit dilakukan tanpa dukungan bagian logistik.
Logistik juga mencakup integrasi informasi, transportasi, inventori, pergudangan,
reverse logistics dan pemaketan.

Tugas logistic proyek :

1. Menari dan mensurvei data jumlah materialbeserta harga bahan dari beberapa
supplier atau took material bangunan sebagai data untuk memilih harga bahan
termurah dan memenuhi standar kualitas yang telah ditetapkan.
2. Melakukan pembelian barang atau alat ke supplier atau took bahan bangunan
dengan melaksanakan seleksi sbelumnya sehingga bisa mendapatkan harga
material termurah pada supplier terpilih.

11 | M A N A J E M E N P R O Y E K
KELOMPOK 1

3. Menyediakan dan mengatur penyimpanan material yang sudah didatangkan ke


araea proyek sehingga dapat tertata rapid an terkontrol dengan baik jumlah
pendatangan dan pemakaiannya.
4. Membuat label keterangan pada barang yang disimpan untuk menghindari
kesalahan penggunaan akibat tertukar dengan barang lain.
5. Melakukan pencatatan keluar masuknya barang serta bertanggung jawab atas
pendatangan dan ketersediaan material yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
pembangunan.
6. Mengelola persediaan barang dalam jumlah yang cukup pada waktu material
tersebut diperlukan dnegn biaya termurah serta memenuhi persyaratan mutu
spesifikasi bahan dalam kontrak perusahaan kontraktor.
7. Membuat berita acara penerimaan atau penolakan material setelah melalui
control kualitas bahan oleh quality control.
8. Menyusun macam-macam laporann logistic yang diminta oleh perusahaan.
9. Berkoordinasi dengan pelaksana lapangan dan bagian Teknik proyek mengenai
jumlah dan schedule pendatangan bahan yang dibutuhkan pada masing-masing
waktu pelaksanaan pembangunan.

12 | M A N A J E M E N P R O Y E K
KELOMPOK 1

BAB IV
PENUTUP

IV.1. Kesimpulan
1. Fungsi struktur dalam sebuah organisasi adalah memberikan informasi kepada seluruh
manusia yang menjadi anggotanya untuk mengetahui kegiatan atau pekerjaan yang harus
ia kerjakan, berkonsultasi atau bertanggung jawab kepada siapa, sehingga proses
kerjasama menuju pencapaian tujuan organisasi dapat terwujud sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan sebelumnya.
2. Keberhasilan suatu proyek sangat tergantung pada perilaku atau kegiatan satuan-satuan
organisasi para pelaksananya yang dikoodinasikan dalam suatu sistem manajemen. Untuk
itu, dituntut untuk individu atau satuan-satuan organisai pelaksana dapat bekerja sama
secara terorganisasi dalam menentukan harapan-harapan (objectives), jadwal kegiatan,
angaran keuangan, kemudian memonitor dan melaporkan kemajuan,serta mengambil
langkah-langkah perbaikan bilaman diperlukan

13 | M A N A J E M E N P R O Y E K
KELOMPOK 1

DAFTAR PUSTAKA

 Dipohusodo,Istimawan.1996.Manajemen Proyek Dan Konstruksi-Jilid 1.Yogyakarta:


Penerbit Kanisius

 Wikipedia.,2017.Manajemen
Proyek,http/id.wikipedia.0rg/wiki/managemen_proyektipe_organisasi_di
dalam_proyek.Diakses pada tanggal 3 Oktober 2017

 Dblackswan.,2012,God is an Engineer,http/id/God in an
Engineer_struktur_organisasi_dan_uraian_tugasnya _dalam_proyek.htm. Diakses pada
tanggal 3 Oktober 2017

14 | M A N A J E M E N P R O Y E K

Anda mungkin juga menyukai