Oleh :
Anjelia Defani Muszagia 12314029
Daniel Maynard 12314038
M. Afif Alfaro A. 12314046
Abstrak
Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan perambatan gelombang
elastik yang dihasilkan oleh suatu sumber pada permukaan kemudian berpropagasi ke bawah permukaan dan
sebagian energinya direfleksikan dan direkam oleh penerima di permukaan. Secara umum, metode seismik
refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu akuisisi data seismik, pengolahan data dan interpretasi data
seismik. Salah satu tujuan dari pengolahan data seismik tersebut adalah untuk menghilangkan atau mengurangi
noise dalam bentuk reverberasi dan multiples. Dalam pengolahan data seismik, konsep dekonvolusi dengan tipe
predictive deconvolution memiliki peran yang sangat penting dan dapat dikembangkan lebih lanjut untuk
pengolahan data seismik lainnya, misalnya untuk inversi seismik dalam karakterisasi reservoir. “A Seismic Data
Processing Based Expert System for Predictive Deconvolution” merupakan suatu sistem dengan program
“Predictive Deconvolution Simulation” yang secara umum akan menunjukkan wavelet, reflektivitas dan sinyal
seimik.
Kata Kunci: Seismik refleksi, multiples, dekonvolusi, predictive deconvolution, wavelet, reflektivitas, sinyal.
A. Problem Definition
Dalam pengolahan data seismik, teori pengolahan sinyal merupakan hal yang harus
dipahami. Oleh karena itu dasar-dasar teori seperti teori konvolusi dan korelasi umumnya
digunakan dalam pengolahan data seismik.
Secara umum konvolusi didefinisikan sebagai cara untuk mengombinasikan dua buah
deret angka yang menghasilkan deret angka yang ketiga. Didalam dunia seismik deret-deret
angka tersebut adalah wavelet sumber gelombang, reflektivitas bumi dan rekaman
seismik. Secara matematis, konvolusi adalah integral yang mencerminkan jumlah lingkupan
dari sebuah fungsi a yang digeser atas fungsi b sehingga menghasilkan fungsi c. Konvolusi
dilambangkan dengan asterisk ( *). Sehingga, a*b = c , berarti fungsi a dikonvolusikan
dengan fungsi b menghasilkan fungsi c. Konvolusi dari dua fungsi a dan fungsi b dalan
rentang terbatas [0, t] diberikan oleh:
Contoh:
a = [1, 2, 3] dan b = [4,5,6] maka a*b :
mengestimasi x(t+𝛾) dapat dikomputasikan dengan menggunakan sebuah bentuk special dari
persamaan matriks (Robinson and Treitel, 1980). Sebagai output yang diinginkan, x(t+𝛾)
adalah versi waktu dari input x(t) sehingga bagian kanan persamaan harus di spesialisasi
untuk masalah prediksi. Persamaan 1:
The series a0,a1,a2,a3,a4sebagai filter prediksi dan seri (1,0,-a0,-a1,-a2,-a3,-a4) disebut prediksi
filter eror. Persamaan 3 :
START TIME
START
TIDAK
Start time (-)
– End time
(+) = 500
YA
Dekonvolusi
Konvolusi Dekonvolusi dengan Filter Formula
Formula Optimum
Formula Wiener
Konvolusi
Dekonvol
usi Filter +
Dekonvol
usi
FINISH
Pengguna dapat memasukkan parameter berupa waktu awal, waktu akhir dan
increment pada bagian berikut.
Selanjutnya, pengguna akan memilih proses yang akan dilakukan oleh program dan
menjalankan program dengan menekan “Kuy” sehingga output akan keluar.
Output yang dihasilkan bergantung pada input dan proses yang telah dipilih oleh
pengguna. Berikut merupakan output dari masing-masing proses yang dipilih.
E. Conclusion
Metode seismik refleksi terbagi atas tiga bagian penting yaitu akuisisi data seismik,
pengolahan data dan interpretasi data seismik. Dalam pengolahan data seismik, konsep
dekonvolusi dengan tipe predictive deconvolution memiliki peran yang sangat penting dan
dapat dikembangkan lebih lanjut untuk pengolahan data seismik lainnya, misalnya untuk
inversi seismik dalam karakterisasi reservoir.
“A Seismic Data Processing Based Expert System for Predictive Deconvolution”
merupakan suatu sistem dengan program “Predictive Deconvolution Simulation” yang secara
umum akan menunjukkan wavelet, reflektivitas dan sinyal seimik.
DAFTAR PUSTAKA
[1] Claerbout, J. F. (1976), Fundamentals of geophysical data processing. McGraw-Hill Book Co.
[2] Dobrin, M. B. (1976), Introduction to geophysical prospecting, 3rd Ed.
[3] Egbai, J. C. and Ekpekpo, A. (2003), Journal of NAMP. Vol. 7.
[4] Gibson, B and Learner, K. L. (1982), Comparison of spectral flattening techniques. Unpublished technical
document, Western Geophysical Company.
[5] Margrave , G.F and Lamoureux,M. 2001, Gabor deconvolution: the CREWES Project Research Report ,Vol.
13,241-276.
[6] Margrave ,G.F Gubson, P.C. , Grossman , J.P. , Henley, D.C. , lleiescu, V., and Lamoureux, M.P. , 2004, The
Gabor Transform, Pseudodiffrential operators, and seismic deconvolution, Integrated computer-Aided Engineering ,
vol. 19 pp1-13.
[7] Margrave,G.F and Lamoureux, M.P 2010, Nonstationary predictive deconvolution. GeoCanada 2010- working
with Earth , pp1-4
[8] Milton J. Porsan and Bjorn Ursin,2007, Geophysics, Vol. 72; No. 2 p. H11-H27.
[9] Perez , M.A; and Henley,D.C 2000, Multiple atteneuation via predictive deconvolution in the radial domain: in
the 12th Annual Research Report of the CREWES Project.
[10]Robinson , E.A 2006, European Association of Geophysicists, Vol. 23 pp779-797.
[11]Robinson, E. A. and Treitel, S. (1980), Geophysical signal analysis: Prentice – Hall, Inc.
[12]Taner, M.T 1980, Long-period sea-floor multiples and their suppression: Geophysical Prospecting , Vol. 28,
30-48.
[13]Wang R.J 2006, Geophysical prospecting Vol. 25 Issue 2, pp 342-381
[14]Yilmaz, O. (1988), Seismic data processing Investigations in Geophysics, SEG.
[15]Zhang Jun-hua, Miao,Zheng xu-gang,2005, China Journal of Geophysics 2005-01.