Anda di halaman 1dari 1

KAJIAN TEORITIS DARI PENERAPAN SNI 1726:2012 TERHADAP

BANGUNAN TINGGI EXISTING DAN BARU DI JAKARTA


Dradjat Hoedajanto

ABSTRAK
Dampak dan konsekuensi dari SNI 1726:2012 terhadap bangunan tinggi existing dan baru di Jakarta
yang didisain terhadap SNI 03-1726-2002 ditinjau secara teoritis. Kasus kajian pertama adalah
analisis respon spektra dan disain dari struktur portal terbuka beton bertulang 9 lantai di atas tanah
sedang menggunaan software MIDAS GEN 2014 v1.1. Kasus kedua adalah kajian gedung 38 lantai
di atas tanah lunak. Hasilnya menunjukkan perlunya upaya retrofit untuk menjamin dicapainya target
performance pasca gempa sesuai ketentuan keamanan publik dari IMB dan SLF yang diturunkan dari
UU No. 18 th. 1999 tentang Jasa Konstruksi dan UU No. 28 th. 2002 tentang Bangunan Gedung.
Mengingat makin banyak dan makin tingginya gedung yang akan dibangun, termasuk Jakarta
Signature Tower yang 638m di atas tanah, besarnya PGA Jakarta yang 32-36%G, dan informasi
terbaru bahwa lapisan batuan di Jakarta diperkirakan berada sekitar 700m di bawah permukaan,
seyogyanya proses disain gedung tinggi di atas 100m, disamping mengikuti Konsensus Lokal, SNI
1726:2012 (ASCE 7-10) dan SNI 2847-2013 (ACI 318M-2011) yang prescriptive, juga
memperhitungkan prinsip disain kapasitas yang dicakup oleh Alternative Analysis and Design
Procedure-nya LATBSDC-2014.

Kata-kata kunci: gedung tinggi, Jakarta, SNI 03-1726-2002, SNI 1726:2012, analisis respon spektra,
MIDAS GEN 2014 v1.1, tanah sedang, tanah lunak, target performance, retrofit, keamanan publik,
IMB, SLF, UU No. 18 th. 1999, UU No. 28 th. 2002, Jakarta Signature Tower, lapisan tanah batuan,
Konsensus Lokal, ASCE 7-10, SNI 2847-2013, ACI 318M-2011, prescriptive, LATBSDC-2014, disain
kapasitas.

Seminar dan Pameran HAKI 2014 - “Siaga Gempa Bersama HAKI Menuju Indonesia yang Lebih Baik dan Aman”

Anda mungkin juga menyukai