SUMUR
( Workover and Acidizing )
Workover sangat diperlukan karena berbagai
alasan:
1. Perbaikan pada sumur-sumur untuk meningkatkan
produksi,
2. Mengurangi produksi air atau gas yang berlebihan,
3. Memperbaiki kerusakan peralatan produksi.
Gas bebas, yaitu dari gas cap atau dari satu lapisan gas
tertentu di atasnya.
Termasuk kerusakan mekanis adalah:
Penyemenan kurang sempurna
Kebocoran pada selubung (casing)
Komunikasi dalam lubang bor pada multiple
completion
Peralatan rusak
a) Kebocoran tubing atau packer
b) Kerusakan casing
c) Kerusakan artificial lift terpasang.
Fluida workover biasanya dikategorikan sebagai
berikut:
Fluida yang diproduksikan (minyak atau air formasi)
Air garam
Air segar
Lumpur pemboran (bentonite gels)
Air asin dengan gels
Emulsi air
Emulsi minyak
Diesel
Foam
Pemilihan fluida workover didasarkan atas pertimbangan
seperti:
Kemudahan untuk didapat (availability)
Biaya
Kerusakan formasi
Stabilitas
Kemudahan untuk memperberat dan biayanya
Tekanan formasi
Tujuan workover
Lokasi sumur
JENIS JENIS KERJA ULANG
Matrix Acidizing
Tujuan : untuk mendapatkan penetrasi yang uniform
secara radial pada formasi.
Acid Fracturing
` Kemampuan asam memakan (etched) permukaan
rekahan batuan dan meningkatkan konduktivitas fluida
pada rekahan.
Acid Washing
Menghilangkan endapan yang dapat larut dalam asam
atau untuk membuka saluran-saluran pada lubang
perforasi.
Gambar 3 . Perbedaan antara sumur yang di fracturing dengan yang di asam
Tiga syarat agar asam bisa digunakan untuk
stimulasi:
1. Harus bisa bereaksi dengan karbonat
dan mineral lain untuk menghasilkan
produk yang bisa melarut.
Diverting Agents:
Membuat pengasaman terdistribusi lebih merata dengan
cara menutup sementara zona yang lebih permabel.
Pengasaman Batuan Pasir (Sandstone)
Tetapi endapan ini terjadi bila ada sentuhan dgn air garam.
Treatment dengan Asam HCl – HF
Preflush
Sebagai bahan preflush yang dipakai adalah hydro
chlorida yang berfungsi ganda.
Mud acid
Berfungsi untuk membersihkan Limestone dan
Sandstone dan biasanya adalah campuran (3% HF, 12% HCl)
dengan kandungan inhibitor yang cukup dan surfactant.
After flush
Terdiri dari diesel yang mengandung 10% mutual solvent
(EGMBE, ethylene glycol monobutyl ether).
Desain Fracturing.
Prosedur berikut disarankan untuk mendesain suatu
fracturing:
1) Kumpulkan semua data yang diperlukan oleh perusahaan jasa untuk
membuat suatu program komputer untuk desain.
2) Tentukan fluida apa yang akan dipakai sebagai pemula (pad)
3) Suatu program untuk memperkirakan rate injeksi diperlukan.
4) Pilih dan tentukan volume pemula untuk mendapatkan fracture
yang cukup panjang. Volume yang semakin besar adalah semakin
baik.
5) Gunakan kira-kira 50 gal asam/ft vertikal untuk tiap 25 – 50 ft
panjang fracture.
Keefeketipan daya penetrasi asam
membentuk “wormhole” ( saluran
aliran ) akan tergantung kepada :
Gambar : pengaruh
konsentrasi asam
terhadap rate reaksi
reaksi as asam pada berbagai
harga temperatur
3. Temperatur, semakin tinggi T maka rate reaksi
SANDSTONE
PERENCANAAN PENGASAMAN
MATRIX UNTUK LAPISAN
SANDSTONE
Perencanaan matrix acidizing ini disadur dari buku Acidizing Fundamental (monograph volume 6, Henry L. Doherty)
hal.82 – 83.
Diketahui:
Data yang diperlukan untuk perencanaan matrix acidizing pada batu pasir
Komponen Simbol Harga Satuan
Kedalaman D 5000 ft
Net thickness hn 10 ft
Permeabilitas formasi k 90 mD
Permeabilitas skin ks 10 mD
Permeabilitas rata-rata kav 50 mD
Radius sumur rw 0.25 ft
Radius pengurasan re 660 ft
Radius skin rs 0.5 ft
o
Temperatur T 150 F
Viskositas minyak µo 1 cp
Gradien rekahan @
tekanan awal 2000 psi FG 0.7 psi/ft
Tekanan reservoir PR 1000 psi
Gradien overburden go 1 psi/ft
b.
Di mana :
gambar berikut
Gambar Grafik Untuk menentukan overburden gradient
berikut : ( di halaman berikutnya )
, psi/ft
Gambar : Variasi Poisson Ratio terhadap kedalaman
2. Menentukan rate injeksi asam
(dapat dicari dr gb di
hal berikut )
Gambar :
untuk menentukan
friction pressure
pada berbagai harga
diameter tubing
dan injection rate
berikut
berikut
4. Menentukan volume HCl – HF acid
Gambar : Penentuan mud acid sebagai Gambar : Penentuan mud acid sebagai
fungsi permeabilitas pada fungsi permeabilitas pada
T = 100 0 F dan rw = 3 in T = 150 0 F dan rw = 3 in
Gambar : Penentuan mud acid sebagai
fungsi permeabilitas pada Gambar : Penentuan mud acid
T = 200 0 F dan rw = 3 in sebagai fungsi
permeabilitas pada
T = 250 0 F dan rw = 3 in
Penyelesaian :
•Menentukan α