Anda di halaman 1dari 16

1. Bagimana cara pencegahan gigi berlubang dan fissure yang dalam?

Pencegahan gigi berlubang= kurangi makanan dg kandungan gula dan makanan yg lengket,
menggosok gigi yg benar dan teratur
Fissure yg dalam=fissure sealan
Primer=lebih sebelum terkena karies
Sekunder=sudah terkena tetapi amsih sedikit untuk menghindari kerusakan lebih lanjut.
Fissure sealan
Tersier=menghindari kerusakan sistemik. Co: pencabutan, restorasi, crown,
Kurangnya edukasi memberi edukasi yg baik dengan cara peragakan kepada anak
Penggunaan fluor, fissure sealen(penambahan pada fissure)
Prosedur fissure sealen= lubang dibersihkan menggunakan air menggunakan
pumice/diirigasi, dikeringkan, aplikasikan etsa (10 detik), diirigasi lagi, dikeringkan lagi,
diaplikasikan komposit(dibentuk sesuai anatomis gigi biar oklusi nya enak), di light cure
selama 30 detik agar terpolimerisasi dg kuat
Menggunakan sikat gigi yang menjangkau fissure
Karies pada proximal dengan bantuan dental floss
Fluoride varnish: mencegah remineralisasi. Fluoride bersifat asam. Untuk anak-anak
0,2mg. Untuk anak 6 th ke atas. Untuk usia 2th 0,5mg, diatas 6th 1 mg
Pencegahan pra erupsi (edukasi ibu hamil dan janin) dan erupsi (termasuk semua yg sudah
dijelaskan tadi)
Semua diaplikasikan menurut umur anak terse but
PERBEDAAN ANTARA SURFACE PROTECTION DAN FISSURE SEALANT
Surface protection Fit and fissure sealant
Indikasi Molar yang Molar yang
belumerupsisempurna. sudaherupsisempurna,anak-
anak.remaja,dewasamuda.
Kontraindikasi Gigi dengankaries Gigi dengankaries
bahanpelapis GIC resin
Kandunganbahan Mengandung flour Tidakmengandung flour
Kekuatanbahan Tidakkuatterhadaptekanankunyah Kuatterhadaptekanankunyah

Sealentharusditempatkansecaraselektifpadapasien yang
berisikokariestinggi.Prioritastertinggidiberikanpada molar pertamapermanen di antarausia 6-8
tahun. Molar keduapermanenusia 11-12 tahun. Perioritasjuga di lakukanpadagigi premolar
permanen.

2. Apa saja kelebihan dan kekurangan dari masing-masing pencegahan?


Kelebihan : mencegah karies yg lebih parah, untuk estetis, menghilangkan rasa sakit
Kekurangan: diperhatikan umur(anak kecil belum bisa menggunakan tehnik cara sikat gigi
yg benar)
Keuntungan fluoride= bahannya murah, mudah melekat pada gigi, tidak sakit, disukai
karena banyak rasa, Setelah diaplikasikan akan meningkat dengan cepat
Kekurangan= fluoride yg berlebihan akan menyebabkan white spot, jika sampai tertelan,
3. Penggunaan fluor jika dosis berapa, mekanisme fluoride dalam mencegah gigi, aplikasi fluor
DOSIS
Toksisitas akut dan kematian akibat fluor mungkin terjadi karena ingesi dosis single 2,5 - 5,0
gram sodium fluorida. Pemberian fluor yang tidak tepat dalam jangka panjang dapat
mengakibatkan penibahan fisik sebagai berikut:
2 - 8 ppm Fluor → mottled tooth enamel
8 - 20 ppm Fluor → osteosklerosis
50 ppm Fluor → depresi pertumbuhan
5 - 10 gram Fluor → kematian
Pada mottled enamel secara klinis karakteristiknya adalah adanya diskolorasi dan kekasaran
permukaan enamel. Resiko mottled enamel hanya terjadi pada gigi yang sedang dalam tahap
formative (pembentukan) yaitu ketika metabolisme ameloblas dapat dipengaruhi. Jika gigi
yang sedang dalam tahap pembentukan ini terpapar fluor konsentrasi tinggi akan terjadi
opasitas enamel. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi antara kadar fluor yang tinggi
dalam air dengan endemik mottled enamel.

MEKANISME FLOUR
Fluor bekerja dengan cara menghambat metabolisma bakteri plak yang dapat memfermentasi
karbohidrat melalui perubahan hidroksil apatit pada enamel menjadi fluor apatit. Reaksi kimia:
Ca10(PO4)6.(OH)2 + F 􀃆 Ca10(PO4)6.(OHF) menghasilkan enamel yang lebih tahan terhadap asam
sehingga dapat menghambat proses demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi yang
merangsang perbaikan dan penghentian lesi karies.14 Pada anak yang berisiko karies tinggi
dilaporkan bahwa penggunaan fluor ini hampir tidak ada.

4. Apa saja hal-hal yang diperhatikan dan bagaiman cara menyikat gigi yang baik dan benar untuk
anak-anak?
1. Frekuensi menggosok gigi
Makanan yang menempel pada gigi, seperti permen memerlukan waktu
relatif lama untuk membersihkan. Selama waktu inilah, yaitu segera sesudah makan,
sebagian besar kerusakan gigi terjadi bakteri. Maka waktu yang ideal untuk
menggosok gigi segera setelah makan dan minum.
Para ahli berpendapat bahwa dalam menggosok gigi 2 kali sehari sudah cukup, karena
pembersihan sisa makanan kadang - kadang tidak sempurna, dan ada kemungkinan
bahwa bila ada yang terlewat pada pagi hari, pada waktu malam hari dapat
dibersihkan. Waktu terpenting menggosok gigi adalah yang terakhir malam hari
sebelum tidur, karena aliran ludah tidak seaktif siang hari dimana bakteri berkembang
biak dari sisa makanan, menggosok gigi pertama kali dilakukan pagi hari karena
bakteri berkumpul dalam mulut. Frekuensi menggosok gigi sebaiknya dibersihkan 3
kali dalam sehari, setiap sesudah makan, dan sebelum tidur malam. Dalam praktek
anjuran tersebut tidak selalu dapat dilakukan, terutama bila di siang hari seseorang
mempunyai kesibukan dalam pekerjaan.
2. Cara menggosok gigi
Sewaktu menggosok gigi harus diingat bahwa sebaiknya arah penyikatan adalah
dari gusi ke permukaan gigi, dengan tujuan selain membersihkan gigi, juga dapat
dilakukan suatu pengurutan yang baik terhadap gusi .
Sebelum dan pada waktu menggosok gigi terdapat beberapa hal yang
biasanya dilakukan. Hal ini dilakukan agar dapat lebih mudah dalam membersihkan
gigi, yaitu :
a. membasahi sikat gigi sebelum diberi pasta gigi
b. berkumur dan melaksanakan penyikatan sampai pasta gigi berbuih . Dalam
melaksanakan gosok gigi yang optimal perlu diperhatikan faktor-
faktor sebagai berikut :
a. teknik penyikatan harus dapat membersihkan gigi
a. Gerakan sikat gigi tidak boleh melukai jaringan lunak maupun jaringan
kerasterlewatkan
b. Teknik penyikatan harus sederhana dan mudah dipelajari
c. Teknik harus tersusun dengan baik, sehingga setiap bagian gigi dapat disikat
bergantian dan tidak ada daerah yang .
Berikut ini prinsip – prinsip dalam menggosok gigi :
a. Pegangan sikat harus dipegang dengan kuat tetapi jangan terlalu kuat karena
akan melelahkan tangan dan pergelangan tangan
b. Hindari pandangan ke bawah bidang
c. Metode menyikat gigi yang benar harus dianjurkan tergantung pertumbuhan
gigi dan keadaan gusi
d. Dianjurkan untuk menggunakan jenis sikat gigi yang lembut, pertengahan
atau keras (sikat gigi yang lembut bulunya berdiameter 0,2 mm, pertengahan
0,3 mm dan keras 0,4 mm), tergantung keadaan gusi
e. Keefektifan dalam menyikat gigi juga tergantung pada sikat. Ketika bulu tidak
efektif untuk membersihkan, sikat harus diganti. Warna penunjuk bulu sikat
gigi dianjurkan yang dapat berubah warna, jadi apabila bulu sikat sudah tidak

efektif lagi maka warna bulu sikat akan berubah warna 13 .


Menurut Depkes RI (1996), cara menggosok gigi adalah sebagai berikut :
a. Pada permukaan labial sikat gigi digerakkan dengan gerakan maju mundur
yang pendek. Artinya sikat gigi digerak – gerakkan di tempat. Gosok terlebih
dahulu gigi – gigi yang terletak di belakang.
b. Sesudah itu, barulah sikat gigi dipindahkan ke tempat berikutnya, kemudian
gosoklah gigi depan.
c. Pada gigi permukaan dekat lidah, gosok dahulu gigi - gigi yang terletak di
belakang, kemudian dilanjutkan bagian depan.
d. Pada permukaan dataran pengunyahan dari gigi - gigi
Rahang atas maupun rahang bawah digosok dengan gerakan maju mundur 14 . Cara ini
merupakan cara yang dianjurkan, karena menyikatgiginya dilakukan berulang - ulang pada satu

tempat dahulu sebelum pindah ke tempat lain 7 .


Sedangkan menurut Aziz (2004), cara menggosok gigi adalah sebagai
berikut :
a. Bersihkan permukaan dalam dan luar dari gigi bagian atas dengan gerakan
memutar ke bawah
b. Bersihkan permukaan dalam dan luar dari gigi bagian bawah dengan gerakan
memutar ke atas
c. Tekan dan putar sikat dengan lembut pada gusi guna melakukan pemijatan
pada gusi
d. Bersihkan permukaan gigi depan bagian dalam dengan gerakan dari dalam
keluar
e. Bersihkan permukaan gigi geraham bagian atas dan bawah yang digunakan
untuk mengunyah dengan gerakan dari belakang ke depan lalu dari dalam

keluar dan dari luar ke dalam 13 .


Beberapa cara menggosok gigi yang lain :
a. Teknik vertikal
Untuk menyikat bagian depan gigi kedua rahang tertutup lalu disikat dengan
gerakan ke atas dan ke bawah. Untuk permukaan gigi belakang, gerakan yang
dilakukan mulut dalam keadaan terbuka.
b. Teknik horizontal
Semua permukaan gigi disikat dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Kedua
cara tersebut cukup sederhana, tetapi tidak begitu baik digunakan karena
dapat mengakibatkan turunnya gusi.
c. Teknik bebas
Bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke arah gigi, sehingga sebagian
bulu sikat menekan gusi. Ujung bulu sikat digerakkan perlahan - lahan
sehingga kepala
lengkungan melalui permukaan gigi. Cara penyikatan ini terutama bertujuan
untuk pemijatan gusi, supaya kotoran dapat keluar, dan untuk pembersihan
daerah sela - sela gigi.
Setiap kali sesudah dipakai, sikat gigi harus dibersihkan di bawah air mengalir
supaya tidak ada sisa - sisa makanan atau pasta gigi yang tertinggal. Setelah
bersih sikat gigi di letakkan dalam posisi berdiri supaya lekas kering. Sikat gigi
yang kering lebih baik dalam membersihkan jaringan gusi daripada sikat gigi yang
lembab dan basah, selain itu sikat gigi yang kering lebih bersih dan lebih sedikit

bakteri yang dapat hidup 15 .


3. Bentuk sikat gigi
Alat - alat yang digunakan untuk membersihkan gigi adalah :
a. Sikat gigi
Sikat gigi terdiri dari gagang dan serabut yang disusun sedemikian rupa
sehingga mempunyai daya pembersih dengan keadaan mulut, tanpa

menimbulkan luka pada gusi 7 .


Pedoman yang dapat digunakan sebagai petunjuk bentuk sikat gigi yang
baik adalah :
1) Kepala sikat hendaknya jangan terlalu besar, untuk orang dewasa
maksimal 29 x 10 mm, sikat gigi anak maksimal 24 x 8 mm, bila gigi
molar kedua telah erupsi; maksimal 20 x 7 mm setelah gigi molar
muncul; sikat gigi anak balita maksimal 18 x 7 mm
2) Bulu-bulu sikat harus lurus horisontal
3) Ujung bulu-bulu sikat harus membulat
4) Panjang bulu sikat untuk orang dewasa maksimal 10 x 12 mm, sikat
gigi anak-anak 8 x 10 mm dan sikat anak balita 7 x 8 mm
5) Bulu sikat sebaiknya dengan berkas bulu yang banyak
6) Tangkai sikat seharusnya merupakan kepanjangan dari kepala sikat
7) Tangkai sikat seharusnya cukup kuat terletak baik dalam tangan
8) Pada sikat gigi anak-anak tangkai harus relatif agak panjang, sehingga
orang tua atau perawat juga dapat berpegang pada sikat gigi atau

minimal 14 cm 16 .
Sedangkan macam - macam bentuk permukaan bulu sikat gigi adalah :
1) Bulu sikat lurus yaitu bentuk permukaan bulu sikatnya lurus, rata,
atau datar. Sikat gigi ini baik karena mempunyai tekanan yang sama
saat digunakan.
2) Bulu sikat konkaf (cekung) yaitu bentuk permukaan bulu sikatnya
cekung pada bagian tengah. Sikat gigi ini pada waktu digunakan yang
dipinggir sudah menekan keras sedang yang tengah belum
3) Bulu sikat konveks (cembung) yaitu permukaan bulu sikatnya
cembung pada bagian tengah. Sikat gigi ini pada waktu digunakan

bagian tengah sudah menekan sedangkan yang pinggir belum 7 .


Ada beberapa jenis bahan bulu sikat gigi, antara lain :
1) Pandangan bulu sikat nilon
Pada awal penemuannya, pembuatan sikat nilon mengikuti
rumus tipe keras dan ekstra keras yang tampaknya disenangi oleh
sebagian masyarakat. Pada saat ini sikat nilon lebih unggul dalam
homogenitas, keseragaman ukuran bulu, elastisitas, tahan terhadap

kepatahan dan tahan air13 .


Bila kita mengamati metode penyikatan dari sejumlah masyarakat, terlihat
adanya fakta yang penting antara lain :
(a) Sebagian besar masyarakat membasahi sikat dengan air yang
mengalir sebelum memberi pasta gigi.
(b) Penyikatan berlangsung terus sampai pasta gigi telah membentuk
busa dalam mulut sehingga perlu dibuang dan dikumur – kumur.
2) Pandangan terhadap bulu sikat lembut
Bulu sikat yang lembut lebih dapat diterima karena lebih
fleksibel dan lebih efisien membersihkan lekukan dan dapat mencapai
daerah permukaan bagian tengah dan menghasilkan sedikit

peradangan pada gusi (resesi gingival) 13 . Jenis sikat dengan bulu


lembut ini dianjurkan untuk pasien yang mengeluh bahwa menggosok
gigi membuat gusi berdarah.
Adalah hal yang penting untuk mengganti sikat gigi secara teratur,
paling tidak setiap 3 bulan atau kurang, terutama bila rambut sikat gigi tersebut
sudah tidak lurus lagi. Sikat yang menunjukkan tanda - tanda aus sehingga bila
dipakai tidak dapat membersihkan permukaan gigi dengan baik. Efisiensi sebuah
sikat gigi dalam menghilangkan plak sebagian terbesar tergantung pada
kemampuan individu, dan sangat kecil sekali dipengaruhi oleh jenis sikat dan cara
10
penyikatan .
b. Pasta gigi
Pasta gigi adalah bahan yang digunakan dengan sikat gigi untuk

membersihkan tempat - tempat yang dapat dicapai 16 . Pada umumnya pasta


gigi mengandung bahan : bahan asah dan polis 20 – 40 %, bahan pengaktif
permukaan 1 – 2 %, bahan pengikat 1 – 5 %, zat rasa 1 – 5 %,

bahan terapi 0,1 – 0,4 % 17 .


Pasta gigi yang baik adalah pasta gigi yang mengandung flour, karena
dapat menguatkan gigi dari karies atau gigi berlubang. Penggunaan pasta gigi
akan membantu proses penyikatan, biasanya berbau enak dan sering
mendorong orang menggosok gigi, terutama di kalangan anak-anak.
c. Gelas kumur
Gelas kumur digunakan untuk kumur-kumur pada saat membersihkan
setelah penggunaan sikat gigi dan pasta gigi. Dianjurkan air yang digunakan
adalah air matang, tapi paling tidak air yang digunakan adalah air yang bersih
dan jernih.
d. Cermin
Cermin digunakan untuk melihat permukaan gigi yang tertutup plak
pada saat menggosok gigi. Dengan cermin kita dapat melihat bagian mana
yang belum bersih.

5. Metode cara menggosok gigi


a. Teknik Horizontal
Menyikat gigi dengan teknik horizontal merupakan gerakan menyikat gigi ke depan ke belakang
dari permukaan bukal dan lingual (Ginanjar, 2006). Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan
labial, bukal, palatinal, lingual, dan oklusal dikenal sebagai scrub brush. Caranya mudah dilakukan
dan sesuai dengan bentuk anatomi permukaan kunyah (Ginanjar, 2006). Abrasi yang disebabkan
oleh penyikatan gigi dengan arah horizontal dan dengan penekanan berlebih adalah bentuk yang
paling sering ditemukan .
b. Teknik vertical
Menyikat gigi dengan metode teknik vertical merupakan cara yang mudah dilakukan, sehingga
orang-orang yang belum diberi pendidikan bisa menyikat gigi dengan teknik ini (Nio, B.K., 1987).
Arah gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam keadaan rahang atas dan bawah tertutup.
Gerakan ini untuk permukaan gigi yang menghadap ke bukal/labial, sedangkan untuk permukaan
gigi yang menghadap lingual/palatal, gerakan menyikat gigi ke atas ke bawah dalam keadaan
mulut terbuka. Cara ini terdapat kekurangan yaitu bila menyikat gigi tidak benar dapat
menimbulkan resesi gusi sehingga akar gigi terlihat (Ginanjar, 2006).
c. Teknik Roll
Menyikat gigi dengan teknik roll merupakan gerakan sederhana, paling dianjurkan, efisien, dan
menjangkau semua bagian mulut. Bulu sikat ditempatkan pada permukaan gusi, jauh dari
permukaan oklusal. Ujung bulu sikat mengarah ke apex. Gerakan perlahan-lahan melalui
permukaan gigi sehingga permukaan bagian belakang kepala sikat bergerak dalam lengkungan.
Waktu bulu sikat melalui mahkota gigi, kedudukannya hampir tegak terhadap permukaan email.
Ulangi gerakan ini sampai ±12 kali sehingga tidak ada yang terlewat. Cara ini dapat menghasilkan
pemijatan gusi dan membersihkan sisa makanan di daerah interproksimal (Ginanjar, 2006).
Menyikat gigi dengan roll teknik untuk membersihkan kuman yang menempel pada gigi. Teknik
roll adalah menggerakan sikat seperti berputar (Rubianto, 2006).
d. Teknik Charter‘s
Teknik menyikat gigi ini dilakukan dengan meletakkan bulu sikat menekan pada gigi dengan arah
bulu sikat menghadap permukaan kunyah/oklusal gigi. Arahkan 45º pada daerah leher gigi. Tekan
pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi kemudian getarkan minimal 10 kali pada tiap-tiap area
dalam mulut. Gerak berputar dilakukan terlebih dulu untuk membersihkan daerah mahkota gigi.
Metode ini baik untuk membersihkan plak di daerah sela-sela gigi, pada pasien yang
memakai orthodontic cekat/kawat gigi dan pada pasien dengan gigi tiruan yang permanen (Donna
Pratiwi, 2009)
e. Teknik Bass
Teknik penyikatan ini ditujukan untuk membersihkan daerah leher gingival dan untuk ini, ujung
sikat dipegang sedemikian rupa sehingga bulu sikat terletak 45º terhadap sumbu gigi geligi. Ujung
bulu sikat mengarah ke leher gingival. Sikat kemudian ditekan kearah gingiva dan digerakkan
dengan gerakan memutar yang kecil sehingga bulu sikat masuk ke daerah leher gingival dan juga
terdorong masuk diantara gigi geligi. Teknik ini dapat menimbulkan rasa sakit bila jaringan
terinflamasi dan sensitive. Bila gingival dalam keadaan sehat, teknik bass merupakan metode
penyikatan yang baik, terbukti teknik ini merupakan metode yang paling efektif untuk
membersihkan plak (Depkes, 1991).
f. Teknik Stillman
Teknik ini mengaplikasikan dengan menekan bulu sikat dari arah gusi ke gigi secara berulang-
ulang. Setelah sampai di permukaan kunyah, bulu sikat digerakkan memutar. Bulu sikat diletakkan
pada area batas gusi dan gigi sambil membentuk sudut 45º dengan sumbu tegak gigi seperti pada
metode bass (Donna Pratiwi, 2009).
g. Teknik Fone’s / Teknik Sirkuler
Metode gerakkan sikat secara horizontal sementara gigi ditahan pada posisi menggigit atau oklusi.
Gerakan dilakukan memutar dan mengenai seluruh permukaan gigi atas dan bawah (Donna
Pratiwi, 2009).
h. Teknik Fisiologis
Teknik ini digunakan sikat gigi dengan bulu-bulu sikat yang lunak. Metode ini didasarkan pada
anggapan bahwa penyikatan gigi menyerupai jalannya makanan, yaitu dari mahkota kearah gusi.
Letak bulu sikat tegak lurus pada permukaan gigi, sedangkan tangkai sikat gigi dipegang horizontal
(Be Kie Nio., 1987).
i. Teknik Kombinasi
Teknik ini menggabungkan teknik menyikat gigi horizontal (kiri-kanan), vertical (atas-bawah) dan
sirkular (memutar), (Rini, 2007). Setelah itu dilakukan penyikatan pada lidah di seluruh
permukaannya, terutama bagian atas lidah. Gerakan pada lidah tidak ditentukan, namun
umumnya adalah dari pangkal belakanglidah sampai ujung lidah (Donna Pratiwi, 2009).
6. Bagaimana cara pengukuran ohis?
Pemeriksaan debris dan kalkulus dilakukan pada gigi tertentu dan pada permukaan tertentu dari
gigi tersebut, yaitu :
Untuk rahang atas yang diperiksa :
1) Gigi molar pertama kanan atas pada permukaan bukal.
2) Gigi insisivus pertama kanan atas pada permukaan labial.
3) Gigi molar pertama kiri atas pada permukaan bukal.
Untuk rahang bawah yang diperiksa :
1) Gigi molar pertama kiri bawah permukaan lingual.
2) Gigi insisivus pertama kiri bawah pada permukaan labial.
3) Gigi molar pertama kanan bawah pada permukaan lingual.
Bila ada kasus dimana salah satu gigi indeks tersebut tidak ada, maka penilaian dilakukan sebagai
berikut :
a. Bila molar pertama atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada molar kedua atas
atau bawah.
b. Bila molar pertama dan molar kedua atas atau bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada
molar ketiga atas atau bawah.
c. Bila molar pertama, kedua dan ketiga atas atau bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan
penilaian.
d. Bila insisivus pertama kanan atas tidak ada, penilaian dilakukan pada insisivus pertama kiri
atas.
e. Bila insisivus pertama kanan atau kiri atas tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
f. Bila insisivus pertama kiri bawah tidak ada, penilaian dilakukan pada insisivus pertama kanan
bawah.
g. Bila insisivus pertama kiri atau kanan bawah tidak ada, tidak dapat dilakukan penilaian.
Kriteria Penilaian Pemeriksaan Debris
No KRITERIA NILAI
1. Pada permukaan gigi yang terlihat, tidak ada debris atau 0
pewarnaan ekstrinsik.
2. a. Pada permukaan gigi yang terlihat, pada debris lunak yang 1
menutupi permukaan gigi seluas 1/3 permukaan atau kurang
dari 1/3 permukaan.
b. Pada permukaan gigi yang terlihat tidak ada debrislunak
tetapi ada pewarnaan ekstrinsik yang menutupi permukaan gigi
sebagian atau seluruhnya.
3. Pada permukaan gigi yang terlihat pada debris lunak yang 2
menutupi permukaan tersebut seluas lebih dari 1/3 permukaan
gigi, tetapi kurang dari 2/3 permukaan gigi.
4. Pada permukaan gigi yang terlihat ada debris yang menutupi 3
permukaan tersebut seluas lebih 2/3 permukaan atau seluruh
permukaan gigi.
Debris Index = Jumlah penilaian debris/Jumlah gigi yang diperiksa
Kriteria Penilaian Pemeriksaan Kalkulus
No KRITERIA NILAI
1. Tidak ada karang gigi 0
2. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang 1
gigisupragingival menutupi permukaan gigi kurang dari 1/3
permukaan gigi.
3. a. Pada permukaan gigi yang terlihat ada karang 2
gigi supragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 1/3
permukaan gigi.
b. Sekitar bagian cervikal gigi terdapat sedikitsubgingival.
4. a. Pada permukaan gigi yang terlihat adanya karang 3
gigisupragingival menutupi permukaan gigi lebih dari 2/3 nya
atau seluruh permukaan gigi.
b. Pada permukaan gigi ada karang gigi subgingival yang
menutupi dan melingkari seluruh cervikal (A. Continous Band of
Subgingival Calculus).

Calculus Index =
Jumlah penilaian calculus/Jumlah gigi yang diperiksa
Penilaian debris score dan calculus score adalah sebagai berikut :
a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-0,6.
b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 0,7-1,8.
c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 1,9-3,0.
Penilaian OHI-S adalah sebagai berikut :
a. Baik (good), apabila nilai berada diantara 0-1,2.
b. Sedang (fair), apabila nilai berada diantara 1,3-3,0.
c. Buruk (poor), apabila nilai berada diantara 3,1-6,0.
OHI-S atau Oral Hygiene Index Simplified merupakan hasil penjumlahan Debris Index (DI)
dan Calculus Index (CI).
Rumus OHI-S = Debris Index + Calculus Index
Atau
OHI-S = DI + CI
7. Apa perbedaan ohi dan ohis?
- ohi
Dihitung gigi yg kalkulus dan debrisnya banyak. Atas bawah dari caninus sampe
caninus. P1 sampe m3 kanan kiri atas bawah
Yg diperiksa permukaan labial lingual
Kriteria skor sampai 12. 0,0-2,4=baik; 2,5-6=sedang; 6-12=buruk

- Ohis
Yg ditentukan 6 gigi insisiv central dan m1 kanan kiri atas bawah
Yg diperiksa bukal untuk m1, lingulal m1 bawah
Max 6. 0,0-1,2=baik;1,3-3=sedang;3,1-6=buruk

8. Intervensi=dikasih obat klorheksidin


- pemakaian bahan antiseptik sesaat sebelum prosedur tindakan pada gigi akan mengurangi
insiden dan jumlah dari bakteri. Klorheksidin sering diaplikasikan pada gigi sebelum
tindakan penambalan, pemasangan crown dan perawatan endodonti. Dengan
pengaplikasian klorheksidin, maka akan mengurangi jumlah S. mutans.
1) Relief of pain (menghilangkan rasa sakit).
Tindakan yang dapat dilakukan pada kunjungan pertama adalah menghilangkan rasa sakit dan
melenyapkan peradangan. Untuk menghilangkan rasa sakit pada peradangan gigi yang masih vital
(pulpitis) dapat dilakukan pemberian zinc oksid eugenol (ZnO). Untuk gigi yang non vital (gangren
pulpa) lakukan trepanasi kemudian diberikan obat-obatan melalui oral (antibiotik, analgetik). Bila
dijumpai abses, berikan premedikasi terlebih dahulu, kemudian lakukan insisi.
2) Menghentikan proses karies.
Tiap kavitas meskipun kecil mempunyai jaringan nekrotik. Setelah rasa sakit hilang kavitas
dipreparasi untuk membuang semua jaringan yang nekrotik sehingga proses karies terhenti. Pada
beberapa kasus yang tidak dapat ditambal langsung, lakukan tambalan sementara lebih dahulu,
misal pada hiperemi pulpa, berikan pulp capping (Ca – hidroksid).
3) Diet.
Anjuran untuk melakukan diet kontrol dan jelaskan mengenai DHE dan oral hygiene. Lakukan oral
profilaksis pada gigi.
4) Perawatan dan restorasi.
Perawatan dan pembuatan restorasi tergantung pada diagnosa masing-masing gigi misalnya
pulpotomi, pulpektomi, pencabutan, pembuatan amalgam atau crown.
5) Topikal aplikasi .
Lakukan topikal aplikasi dengan larutan fluor pada gigi sebagai preventif. Pada evaluasi bila tidak
dijumpai karies baru, topikal aplikasi tidak dilakukan lagi, cukup dengan pemakaian pasta gigi yang
mengandung fluor.
6) Evaluasi
Evaluasi secara periodik setiap 3 bulan sampai diperoleh keadaan oral hygene yang baik dan diet
yang sesuai dengan anjuran. Koreksi faktor sistemik (bila ada), saliva (terutama bila berhubungan
dengan stres) bila perawatan yang telah dilakukan tidak berhasil.
9. Apa saja yang harus diperhatikan dalam indeks dmf dan def?
- Apbl ada gg yg ditambal sementara, maka gg tsb termasuk kriteria D/ d
- Apbl ada gg mempunyai 1 atau lebih tambalan, sedangkan permukaan lainnya berkaries,
maka gg tsb termasuk dlm kriteria D/ d
- Apbl ada gg yg telah ditambal dan timbul karies sekunder di sekelilingnya, maka gg tsb
termasuk dlm kriteria D/ d.
- Apbl ada tambalan preventif, misalnya penutupan pit & fisur, maka gg tsb tdk termasuk
kriteria F/ f
- Apbl ada gg yg telah ditambal dan timbul karies sekunder di sekelilingnya, maka gg tsb
termasuk dlm kriteria D/ d.
- Apbl ada tambalan preventif, misalnya penutupan pit & fisur, maka gg tsb tdk termasuk
kriteria F/ f
10. Factor yang mempengaruhi keparahan indeks karies?
Kategori dmf-t menurut WHO
sangat rendah =0,0-1; rendah=1,2-2,6; sedang 2,7-4,4; tinggi 4,5-6,5; sangat tinggi >6,6
untuk usia >12th
indeks def

11. Apa hubungan fissure yang dalam dengan skor ohis, def, dan dmf?
Fissure yg dalam bisa menyebabkan karies fissure semakin dalam kalkulus dan debris
mudah melekat pada oklusal fissure shg indeks ohis meningkat. Banyak kalkulus dan debri
menyebabkan gigi berlubang ,fissure juga menyebabkan gigi berlubang yang akan
termasuk dmf. Bisa dicabut dan ditambal shg skornya bisa meningkat
12. Mengapa anak sudah rajin gosok gigi 2kali tetapi masih banyak karies dan ohi-s yang sedang?
Dari fissure yg dalam, teknik menggosok gigi,
Kurang pengawasan orangtua kalau menggosok gigi perlu bantuan orangtua harus
diarahkan
Waktu menggosok gigi
Duraasi sikat gigi yang lama atu cepat, pasta gigi tidak mengandung fluor
13. Bagaimana penatalaksanaan dari fissure yang dalam?
- Fissure sealan:gigi sudah erupsi. Pake GIC tipe? RK tipe?
Gic tipe III, RK bis-gma yang flowable
- Surface protection:penambalan pada gigi permanen yg tumbuh sebagian. Sebagai retensi.
Menurut M. John Hick (dalam J.R Pinkham, 1994: 456), sejumlah pilihan perawatan bagi para
dokter gigi dalam merawat pit dan fisura, meliputi:
a. Melalui pengamatan (observasi), menjaga oral higiene, dan pemberian fluor
b. Pemberian sealant
Upaya pencegahan terjadinya karies permukaan gigi telah dilakukan melalui fluoridasi air
minum, aplikasi topikal fluor selama perkembangan enamel, dan program plak kontrol. Namun
tindakan ini tidak sepenuhnya efektif menurunkan insiden karies pada pit dan fisura, dikarenakan
adanya sisi anatomi gigi yang sempit (Robert G.Craig:1979: 29).
Pemberian fluor secara topikal dan sistemik, tidak banyak berpengaruh terhadap insidensi
karies pit dan fisura. Hal ini karena pit dan fisura merupakan daerah cekungan yang dalam dan
sempit. Fluor yang telah diberikan tidak cukup kuat untuk mencegah karies. (R.J Andlaw, 1992:
58). Pemberian fluor ini terbukti efektif bila diberikan pada permukaan gigi yang halus, dengan pit
dan fisura minimal (M. John Hick dalam J.R Pinkham, 1994: 455).
Upaya lain dalam pencegahan karies pit dan fisura telah dilakukan pada ujicoba klinis pada
tahun 1965 melalui penggunaan sealant pada pit dan fisura. Tujuan sealant pada pit dan fisura
adalah agar sealant berpenetrasi dan menutup semua celah, pit dan fisura pada permukaan
oklusal baik gigi sulung maupun permanent. Area tersebut diduga menjadi tempat awal terjadinya
karies dan sulit dilakukan pembersihan secara mekanis (Robert G.Craig :1979: 29).
- Silen
Silen harus ditempatkan secara selektif pada pasienyang berisiko karies tinggi. Prioritas tertinggi
diberikanpada molar pertama permanen di antara usia 6–8 tahun,molar kedua permanen di
antara usia 11–12 tahun, prioritasjuga dapat diberikan pada gigi premolar permanen danmolar
susu.17
Bahan silen yang digunakan dapat berupa resin maupunglass ionomer. Silen resin digunakan pada
gigi yang telaherupsi sempurna sedangkan silen glass ionomer digunakanpada gigi yang belum
erupsi sempurna sehingga silen inimerupakan pilihan yang tepat sebagai silen sementarasebelum
digunakannya silen resin. Keadaan dan kondisisilen harus terus menerus diperiksa pada setiap
kunjuganberkala. Bila dijumpai keadaan silen tidak baik lagi silendapat diaplikasikan kembali.5
- Penggunaan fluor
Fluor telah digunakan secara luas untuk mencegahkaries. Penggunaan fluor dapat dilakukan
dengan fluoridasi air minum, pasta gigi dan obat kumurmengandung fluor, pemberian tablet fluor,
topikal varnis.Fluoridasi air minum merupakan cara yang palingefektif untuk menurunkan masalah
karies pada masyarakatsecara umum. Konsentrasi optimum fluorida yangdianjurkan dalam air
minum adalah 0,7–1,2 ppm.18Menurut penelitian Murray and Rugg-gun cit. Linanof4bahwa
fluoridasi air minum dapat menurunkan karies40–50% pada gigi susu. Bila air minum masyarakat
tidakmengandung jumlah fluor yang optimal, maka dapatdilakukan pemberian tablet fluor pada
anak terutama yangmempunyai risiko karies tinggi.5,6Pemberian tablet fluor disarankan pada
anak yang berisiko karies tinggi dengan air minum yang tidakmempunyai konsentrasi fluor yang
optimal (2,2 mg NaF,yang akan menghasilkan fluor sebesar 1 mg per hari).5Jumlah fluor yang
dianjurkan untuk anak di bawah umur 6 bulan–3 tahun adalah 0,25 mg, 3–6 tahun sebanyak 0,5
mg dan untuk anak umur 6 tahun ke atas diberikandosis 0,5–1 mg.
Penyikatan gigi dua kali sehari dengan menggunakan pasta gigi yang mengandung fluor terbukti
dapat menurunkan karies. Obat kumur yang mengandung fluor dapat menurunkan karies
sebanyak 20–50%. Seminggusekali berkumur dengan 0,2% NaF dan setiap hariberkumur dengan
0,05% NaF dipertimbangkan menjadiukuran kesehatan masyarakat yang ideal. Penggunaan
obatkumur disarankan untuk anak yang berisiko karies tinggiatau selama terjadi kenaikan karies.
Obat kumur ini tidakdisarankan untuk anak berumur di bawah 6 tahun.5Pemberian varnis fluor
dianjurkan bila penggunaanpasta gigi mengandung fluor, tablet fluor dan obat kumurtidak cukup
untuk mencegah atau menghambatperkembangan karies. Pemberian varnis fluor diberikansetiap
empat atau enam bulan sekali pada anak yangmempunyai risiko karies tinggi. Salah satu varnis
fluoradalah Duraphat (colgate oral care) merupakan larutan alkohol varnis alami yang berisi 50 mg
NaF/ml (2,5%– kira-kira 25.000 ppm fluor). Varnis dilakukan pada anakumur 6 tahun ke atas
karena anak di bawah umur 6 tahunbelum dapat meludah dengan baik sehingga
dikhawatirkanvarnis dapat tertelan dan dapat menyebabkan fluorosisenamel.5,19 Sediaan fluor
lainnya adalah dalam bentuk geldan larutan seperti larutan 2.2% NaF, SnF2 , gel APF.
- Klorheksidin
Klorheksiden merupakan antimikroba yang digunakansebagai obat kumur, pasta gigi, permen
karet, varnis dandalam bentuk gel. Flossing empat kali setahun dengan gelklorheksidin yang
dilakukan oleh dokter gigi menunjukkanpenurunan karies approximal yang signifikan.
Demikianjuga pada anak berisiko karies tinggi hal ini dapatdigunakan untuk melengkapi
penggunaan silen di bagianoklusal gigi.5
PEMBAHASAN
Bila morfologi gigi lebih rentan terhadap karies,seperti pit dan fissure yang dalam, enamel
hipoplasia makaperlindungan terhadap gigi seperti penggunaan silen, fluordan flossing
klorheksidin lebih ditekankan. Untukmengevaluasi tingkat risiko anak dilakukan kunjunganberkala,
3 atau 4 bulan sekali untuk melihat keberhasilantindakan pencegahan yang dilakukan serta
penilaian tingkat risiko karies anak.
14. Bagaimana pandangan dalam islam dan medis mengenai perawatan karies dengan cara
tradisional?
- Sumbangan penting dokter Muslim di era kejayaan dalam pengembangan ilmu kedokteran
juga diungkapkan Salma Almahdi (2003) dalam tulisannya berjudul Muslim Scholar
Contribution in Restorative Dentistry yang dimuat dalam Journal of the International
Society for the History of Islamic Medicine. Menurut Almahdi, dokter gigi Muslim dari abad
ke-10 M lainnya yang mengembangkan dentistry adalah Abu Gaafar Amed ibnu Ibrahim
ibnu Abi Halid al-Gazzar.

Dokter gigi asal Afrika Utara itu memaparkan metode perbaikan gigi secara detail dalam
Kitab Zad al-Musafir wa qut al-Hadir. Kitab itu lalu diterjemahkan ke dalam bahasa Latin
sebagai Viaticum oleh Constantine the African di Universitas Salerno - yang berada di
Selatan Italia. "Kitab yang ditulis Al-Gazzar merupakan yang pertama yang mengupas
tentang perawatan gigi busuk/rusak," papar Almahdi.

Dalam kitabnya, Al-Gazzar menyatakan bahwa hal pertama yang perlu dilakukan untuk
mengobati gigi yang busuk adalah membersihkannya. Kemudian, papar dia, gigi itu diisi
dengan gallnut, madu, kemenyan, terbinth yang mengandung damar, pohon cedar yang
mengandung damar, pellitory atau pengasapan dengan akar colocynthis.

Al-Gazzar pun merekomendasikan senyawa arsenik untuk gigi yang berlubang. Campuran
ini juga mampu mengatasi pembusukan gigi serta mengendurkan dan meredakan
ketegangan syaraf. Dokter Muslim lainnya yang memberi sumbangan penting bagi ilmu
kedokteran gigi adalah Ibnu Sina lewat karyanya yang sangat fenomenal bertajuk he Canon
of Medicine. Menurut Almahdi, Ibnu Sina terpengaruh oleh Al-Gazzar dalam pengobatan
gigi.
‫َ ۡ ُ ُ ُ َ َ ِّ ُ ُ ا‬
ُ ُ‫ل َي ۡخ ُر ُج مِ ن ب‬ َّ ُ ُ ُ َّ َ َ َ ِّ ‫َ ا‬
َّ ِ ‫طونِ َها ش ََرابَّ ُّم ۡختَلِفَّ أ َ ۡل َوانُ َّهُ فِي َِّه ِشفَاء لِلن‬
َّ ‫اس ِإ‬
‫ن‬ ‫آلية لق ۡوم َيتفك ُرون ث َّم ك ِل من ك ِّل الث َم َرات فاسل ِك سبل ربك ذل‬
َ َ
‫ِف ذلك‬
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang
telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam
warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada
yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.“ (QS. An-Nahl: 69)
Manfaat madu diantaranya:
- Antibakteri, anti radang, dan antioksidan
- Madu menyehatkan gigi dan gusi, memutihkan gigi, mengobati sariawan dan gangguan
mulut lainnya.

Anda mungkin juga menyukai