Anda di halaman 1dari 35

SPEKTROSKOPI &

KOLORIMETRI

ANALISIS INSTRUMEN KELAS XII


SEKOLAH MENENGAH ANALIS KIMIA BOGOR
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN
2016

© elviera.chem04@gmail.com
SPEKTROSKOPI
 Cabang ilmu yang berhubungan dengan interaksi antara cahaya dengan
materi
 Interaksi  Absorpsi & Emisi
 Setiap atom, ion, atau molekul mempunyai hubungan khas dengan radiasi
elektromagnetik.
 Berkaitan dengan perubahan energi rotasi, energi vibrasi ataupun energi
elektronik  akibat penyerapan radiasi
 Berkaitan dengan perbedaan energi karena sampel ditempatkan dalam
medan magnet atau listrik  Contoh : Resonansi magnet inti (Nuclear
Magnetic Resonance/NMR) dan resonansi spin elektron (Electron Spin
Resonance/ESR)
 1. Spektroskopi molekuler : kolorimetri, spektrofometri UV, Vis, IR, fluorometri
 2. Spektroskopi atomik: flamefotometri, AAS, ICP-AES
RADIASI
ELEKTROMAGNETIK
 Foton  Cahaya yang dipandang sebagai partikel
berenergi
 Memiliki sifat partikel dengan energi tertentu sekaligus
sifat gelombang.
RADIASI
ELEKTROMAGNETIK
 Panjang gelombang () suatu radiasi adalah jarak dua titik
maksimum atau minimum pada suatu gelombang
elektromagnetik  satuan Angstrom ( 1Ao = 10-10 m ) atau
nanometer ( 1nm = 10-9 m ).
 Radiasi juga mempunyai frekuensi  jumlah gelombang
yang melintasi satu titik tertentu selama waktu tertentu.
 Hukum Planck : Panjang gelombang dan frekuensi
dihubungkan dengan energi foton, E :
E = hv = hc/λ
h = tetapan Planck ( 6,63 x 10 -34 J s )
c = kecepatan cahaya ( 3 x 108 m/s )
λ = panjang gelombang (m)
SPEKTRUM
ELEKTROMAGNETIK
Parameter Pengukuran
Analisis Optik/Spektroskopi
: Absorpsi cahaya

 Emisi cahaya
 Hamburan cahaya
 Rotasi cahaya yang terpolarisasi
 Indeks refraksi suatu zat
ABSORPSI CAHAYA

Tingkat energi elektron dalam


Bentuk tereksitasi dari atom Na
Atom Na dalam keadaan dasar

• Elektron valensi pada atom / ion dapat mengabsorpsi energi cahaya UV


dan sinar tampak sehingga menyebabkan transisi elektron / elektron
pindah ke tingkat energi yang lebih tinggi  Spektrofotometri UV-Vis
• Molekul dapat mengabsorpsi cahaya dengan cara meningkatkan tingkat
energi vibrasi dan rotasinya.
• Sinar infra merah menyebabkan transisi vibrasi  Spektrofotometri IR
• Sinar gelombang mikro dapat menyebabkan transisi tingkat energi rotasi.
EMISI CAHAYA

• Jika elektron pada keadaan tereksitasi


kembali ke tingkat energi yang lebih
rendah kembali (misalnya ke keadaan
dasar),  ENERGI EMISI dalam bentuk
Emisi cahaya terjadi bila elektron pada tingkat cahaya.
tereksitasi kembali ke tingkat dasar
• λ cahaya emisi tiap senyawa spesifik dan
unik sesuai dengan perbedaan tingkat
energi yang terlibat dalam proses emisi
• Karena λ emisi tertentu  cahaya
yang diemisikan akan memiliki warna
tertentu
Penghamburan cahaya

Penghamburan cahaya oleh partikel koloid

Partikel-partikel besar dalam suatu campuran dapat menghamburkan cahaya ke segala


arah  intensitas cahaya asal menjadi berkurang
Pengukuran hamburan cahaya  menentukan konsentrasi suatu suspensi padatan sesuai
dengan ukutan partikelnya  TURBIDIMETRI
Pemutaran bidang
polarisasi cahaya

Osilasi komponen listrik dari cahaya normal Bidang cahaya terpolarisasi

 Polarimetri
Sejarah Kolorimetri
 Kolorimetri visual  metode analisis tertua sejak zaman Yunani
dan Romawi
 Pierre Bouguer (1729) bila suatu kaca berwarna dengan lebar
(l) tertentu menyerap ½ cahaya dari sumbernya, maka 2 x l
kaca akan mereduksi cahaya ¼ jumlah cahaya awal
 Jean-Henri Lambert (1728–1777)  logaritma penurunan
intensitas cahaya sebanding dengan tebal media
 Auguste Beer (1850)  hubungan antara konsentrasi dan
serapan (Absorbansi)  Hukum Lambert-Beer atau Hukum
Bouguer-Lambert-Beer
Kolorimetri
• “metode analisis kimia untuk mperkirakan konsentrasi sampel larutan
berwarna dengan mengukur intensitas warna “
• Senyawa yang akan diukur secara kolorimetri harus berwarna atau
mampu membentuk kromogen (senyawa kompleks berwarna) lewat
penambahan reagen pengkompleks
• Intensitas warna berbanding lurus dengan konsentrasi sampel
• Warna sampel dibandingkan dengan warna standar yang sudah
diketahui
• Alat untuk mengukur sampel berwana menggunakan prinsip
kolorimetri  KOLORIMETER
PRINSIP DASAR
 Bila suatu berkas sinar monokromatis melewati
larutan sampel berwarna, maka larutan berwarna
dapat menyerap cahaya pada panjang gelombang
tertentu
 Jumlah cahaya yang diserap atau diteruskan oleh
larutan berwarna berdasarkan pada :

HUKUM HUKUM
LAMBERT BEER
HUBUNGAN ABSORBANSI DAN
TRANSMITANSI
Hubungan Absorbansi
dengan transmitansi

HUKUM LAMBERT-BEER

  Jumlah sinar yang diserap oleh suatu


senyawa sebanding dengan konsentrasi (C)
dan panjang lintasan cahaya yang melalui
sampel / tebal kuvet (b)
A=ε.t.C Atau A = a . b. c
A = Absorbansi
a = absorptivitas atau koefisien ekstingsi
b = panjang lintasan cahaya (cm)
c = konsentrasi

Syarat-syarat warna pada
kolorimetri
Warna yang terbentuk harus stabil dan
merupakan fungsi konsentrasi.

Reaksi pewarnaan harus selektif.

Larutan harus transparan.

Reproducibilty /ketepatan ulang tinggi


Jenis kolorimetri

Kolorimetri

Kolorimetri Visual Fotometri

Tinggi larutan Tinggi larutan


konstan berbeda
(Constant Depth (Variable Depth
Methods) Methods),
Kolorimeter Visual
Tinggi larutan Tinggi larutan
konstan berbeda
(Constant Depht (Variable Depth
Methods) Methods),

Tabung Tabung
Nessler Herner

Bajerum Kolorimeter
Comparator Du Bosq
Metode Nessler
 Prinsip : perbandingan warna
 Tabung reaksi silinder diisi larutan standar dengan
konsentrasi terukur dan bervariasi dengan tinggi larutan
yang sama.
 Disusun pada rak tabung bercat hitam yang tidak
mengkilat, agar tidak memantulkan sinar yang datang
pada tabung.
 Larutan sampel dengan tinggi yang sama diletakkan di
sela tabung-tabung tersebut dan bandingkan warna
larutan standar dan sampel dengan melihat dari atas
tabung (vertikal).
 Jika warna larutan standar yang sama dengan warna
sampel  C standar = C sampel
 Jika warnanya berada diantara 2 warna larutan standar
yang berdekatan,C sampel berada dalam range dari
konsentrasi kedua larutan tersebut.
Metode Bajerum
Comparator
 Untuk mencapai kesamaan warna antara larutan
sampel dengan larutan standar  menggeser larutan
sampel di sepanjang skala yang berada di atas
bajerum.
 Bajerum comparator : kotak transparan persegi panjang
yang dibagi dua menurut diagonal bidangnya.
 Bagian depan dimana skala tertera diisi dengan larutan
standar dan bagian lainnya diisi dengan blanko.
 Pengamatan dialakukan dari bagian depan (horizontal)
 Setelah didapat kesamaan warna, dibaca posisi skala
dan konsentrasi tugas dan dinyatakan sebagai berikut :
Cx = nilai skala/20 x C standar
1 1 2 2

Metode Hehner
 Sepasang silinder dengan keran untuk
mengeluarkan larutan dari dalam silinder yang
warna larutannya lebih pekat  tingginya
berubah  warna yang sama pada kedua
silinder.
 Jika telah tercapai kesamaan warna, maka
ukurlah ketinggian larutan standar.
 Konsentrasi sampel didapatkan dengan
persamaan :
t1 x C1 = t2 x C2
Kolorimeter Du Bosq
Kolorimetri DuBosq

 Penetapan Mangan (Mn) dalam Baja secara Kolorimetri


 Mangan dalam jumlah kecil dapat ditentukan secara
kolorimetri dengan mengoksidasikannya menjadi senyawa
KMnO4 yang berwarna ungu. Pengoksidasi yang
digunakan diantaranya adalah timbal oksida dan asam
nitrat, natrium bismutat, kalium atau amonium persulfat
dengan katalis AgNO3 dan kalium periodat. Kelebihan
pereaksi dipisahkan dengan penyaringan.
 Warna permanganat yang dihasilkan dibandingkan
dengan warna larutan standar permanganat yang
diketahui konsentrasinya.

 Reaksi :
 2Mn2+ + 5IO4- + 3H2O  2 MnO4- + 5 IO3- + 6 H+
Kolorimeter Fotometri
Bagan Instrumen
Kolorimeter
Komponen Kolorimeter
Sumber cahaya : Lampu Wolfram
Slit : dapat diubah-ubah, mengatur agar hanya satu berkas cahaya yang
bisa masuk untuk mencegah sinar sesatan
Lensa cembung : menguatkan berkas cahaya
Filter :
 Terbuat dari kaca berwarna
 Fungsi : memilih panjang gelombang
 Filter akan menyerap panjang gelombang yang tidak diinginkan dan
memperbolehkan sinar monokromatis masuk
 Filter yang digunakan selalu merupakan warna komplementer terhadap
warna larutan
Komponen Kolorimeter
Cuvette(sample holder) / Kuvet : Sinar monokromatis
dari filter akan melewati larutan berwarna yang
ditempatkan dalam kuvet
 Kuvet terbuat dari kaca khusus/plastik/kuarsa
 Bentuk : persegi/persegi panjang/bundar (diameter 1 cm),
permukaan seragam
 Larutan berwarna di kuvet menyerap sebagian cahaya dan
meneruskan sebagian cahaya lainnya ke detektor
Detektor (photocell):
 Detektor : elemen yang sensitif terhadap cahaya, mengubah
energi cahaya menjadi energi listrik
 Sinyal listrik yang timbul sebanding dengan intensitas cahaya
yang jatuh ke detektor
Output : Sinyal listrik yang timbul di fotosel, diukur oleh
galvanometer, yang menampilkan %transmitan dan absorbansi
APLIKASI KOLORIMETRI

 Penentuan kadar senyawa dalam darah, urin, saliva (air


liur), dll
 Contoh : penentuan glukosa darah, urea darah, serum
kreatinin, serum protein, serum kolesterol, serum fosfat
anorganik, kreatinin urin
Sampel Uji /Test (T), Standard (S) dan blanko (B)
Sampel uji (T): larutan disiapkan dengan mereaksikan
volum spesifik spesimen (darah, urin,dll) yang akan
diuji dengan reagen tertentu
 Standar : disiapkan dengan mereaksikan larutan
murni dari senyawa yang ingin diketahui dengan
pereaksi
 Standar primer : senyawa murni yang sama
dengan yang ingin diketahui, digunakan sebagai
standar. Misal : glukosa murni digunakan sebagai
standar pada penentuan kadar glukosa darah
 Standar sekunder:
Senyawa yang digunakan sebagai standar berbeda
dengan senyawa yang ingin diketahui, namun harus
memiliki warna yang sama dengan warna akhir
produk
Misal : metil merah digunakan sebagai standar pada
penentuan kadar serum bilirubin
• Blanko : hanya berisi pereaksi saja, sebagai kontrol
warna
2 jenis blanko :
A) Akuades sebagai blanko
B) Blanko pereaksi (reagen/pereaksi yang digunakan
dalam penentuan kadar digunkan sebagai blanko
Perhitungan :
 Konsentrasi senyawa dalam mg /100mg atau
g/100ml of sampel
 C sampel = A sampel- A blanko × C standar × 100
A standar–A blanko vol sampel

Anda mungkin juga menyukai