Waktu : 30 menit
Pengertian KB
Jenis KB
Keuntungan KB
Efek samping KB
Komplikasi KB
IV. Proses Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan Ket
Memperkenalkan diri
V. Metode
Ceramah
Tanya Jawab
Demonstrasi
VII. Evaluasi
Pertanyaan
Lampiran
A. Pengertian Kontrasepsi
Kontasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yaitu mencegah dan ‘konsepsi’ yang berarti
penemuaanantara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi
merupakan upaya mencegah ovulasi, melumpuhkan sperma atau mencegah penemuan sel
telur dan sel sperma .
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sel sperma laki-laki mencapai dan
membuahi sel telur wanita atau mencegah sel telur yang telah dibuahi untuk berimplantasi
dan berkembang didalam Rahim. Kontasepsi dapat bersifat reversible (kembali) atau
permanen (tetap).
Kontrasepsi yang bersifat reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan
setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan kembali untuk
memiliki anak. Sedangkan metode kontasepsi permanen atau sterilisasi adalah metode
kontasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan karena telah melibatkan
tindakan oprasi .
B. Tujuan Kontrasepsi
1. Untuk menunda kehamilan.
2. Untuk menjarakkan kehamilan.
3. Untuk mencegah kehamilan atau kesuburan.
Apabila konsepsi ingin dicegah koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama tiga
hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi. Metode ini hanya
digunakan pada wanita yang daur menstruasinya teratur.
A. Kondom
Prinsipnya yaitu menghalangi masuknya sperma kedalam vagina sehingga pertumbuhan
dapat dicegah. Ada 2 jenis kondom yaitu kondom yang terbuat dari karet dan usus domba.
Kondom karet lebih elastis dan murah sehingga banyak digunakan.
Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi jika kondom tersebut sobek karena
kurang hati-hati, pelumas kurang, atau karena tekanan pada waktu ejakulasi. Keuntungan dari
penggunaan kondom yaitu murah, mudah didapat, tidak memerlukan pengawasan, dan
mengurangi kemungkinan penyakit menular kelamin. Pada jumlah kecil kasus tersebut
terdapat alergi terhadap kondom karet.
B. IUD
IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD atau AKDR adalah
suatu alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini
merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan diseluruh dunia
dengan pemakai saat ini mencapai sekitar 100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas lebih
dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih (Anna, 2006).
Sejarah mula IUD/AKDR tidak begitu jelas. Akan tetapi terungkap bahwa pada zaman
dahulu orang arab memasukkan batu kedalam rahim unta mereka dan ternyata unta mereka
memang tidak hamil. IUD/AKDR mulai dikembangkan pada tahun 1909 di polandia, yaitu
ketika Richter membuat suatu alat kontrasepsi dari benang sutra tebal yang dimasukkan
kedalam rahim. Kemudian pada tahun 1930 berkembang dengan dibuatnya cincin perak yang
juga dimasukkan kedalam rahim dan hasilnya memuaskan. Pada tahun 1962 Dr.Lippes
membuat IUD/AKDR dari plastik yang disebut lippes loop (Niken, 2010).
2. Efektifitas IUD/AKDR
Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100
perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan) (Hidayati,
2009).Pada prinsipnya semua kontrasepsi efektif apabila digunakan dengan baik dan benar,
namun ada beberapa metode yang tingkat ketergantungannya cukup tinggi. Kontrasepsi ini
Jika tidak dibina dengan baik maka angka kegagalannya akan tinggi. Salah satu metode
tersebut adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau (IUD).
IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100% tergantung
pada jenis IUD/AKDR . IUD/AKDR terbaru seperti copper T380A memiliki efektifitas cukup
tinggi, bahkan selama 8 tahun pengguna tidak ditemukan adanya kehamilan. Pada penelitian
yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per 100
pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan (Niken, 2010).
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan.Pil KB disukai karena relative mudah didapat dan
digunakan, serta harganya murah.
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa
obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen
dan atau progesteron. Bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan
dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif
dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.
Pil KB mengandung versi sintetis dua hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh
wanita: estrogen dan progestin. Kedua hormon ini mengatur siklus menstruasi wanita, dan
tingkat naik-turun hormon ini memainkan peran penting dalam kehamilan. Pil kontrasepsi ini
tersedia dalam dua jenis, pil kombinasi (mengandung progestin dan estrogen) dan pil mini
(hanya progestin).
Hormon yang terkandung dalam pil bekerja dalam tiga cara untuk mencegah kehamilan
terjadi: Pertama, mencegah indung telur untuk melepas sel telur agar tidak terjadi proses
pembuahan. Kedua, mengubah ketebalan lender leher rahim guna menyulitkan sperma
bergerak masuk ke dalam rahim untuk mencari telur. Terakhir, mengubah lapisan dinding
rahim sehingga tidak mungkin untuk sel telur yang dibuahi tertanam di dalam rahim.
Kelebihan:
Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak
terputus.
Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.
Kekurangan:
Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.
Bisa merasakan sakit kepala ringan.
Walau sangat jarang, Wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun keatas
dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah
dalam pembuluh.
B. Suntikan KB
Jenis KB Suntik :
1. KB Suntik 3 bulan, adalah jenis suntikan KB yang mengandung hormon Depo
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan volume 150 mg. Alat
kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu. Suntikan pertama diberikan 7
hari pertama saat periode menstruasi ibu, atau 6 minggu setelah persalinan. Jenis
suntikan KB ini ada yang dikemas dalam cairan 1ml atau 3ml.
2. KB Suntik 1 bulan, adalah jenis suntikan KB yang diberikan 1 bulan sekali. Dengan
pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan, yaitu setelah 7 hari pertama
periode menstruasi, atau 6 minggu setelah melahirkan. Alat kontrasepsi ini
mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin)
dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen).
Keefektifan Suntikan KB :
Bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes,
hipertensi, thrombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok
buat wanita perokok.Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.
Dilansir dari dokter sehat, alat kontrasepsi dengan cara ini banyak dipilih oleh wanita di
Indonesia dikarenakan cara kerjanya yang efektif dan cara pemakaiannya yang praktis, selain
itu harganya juga lebih murah. Sebelum suntikan diberikan, terlebih dahulu ibu diperiksa
kondisi badannya untuk memastikan kesehatannya sendiri, dan memastikan kondisinya
sedang dalam kondisi tidak hamil.
Kelebihan :
Mudah digunakan.
Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan.
Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan
pembengkakan pinggul.
Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.
Kekurangan :
Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.
Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.
Cara Kerja :
4. Implan
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus
dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit. Banyak
alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara
KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain:
Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan
dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.
Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan kedalam vagina dan tidak
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual.
Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila menginkan anak lagi, kesuburannya
dapat langsung kembali setelah norplant diangkat.
Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak mau mempunyai anak
lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.
Kelebihan :
Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
Mengurangi/memperbaiki anemia.
Kekurangan :
Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita per tahun).
Cara Kerja :
Mengentalkan lender serviks.
Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
Menekan ovulasi.
Jenis Implan
Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun.
Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun.
Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun.
a. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan dan dimana saja
b. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan.
c. Hasil yang diperoleh (efektivitas) hampir 100%.
d. Biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat.
e. Bila pasangan suami istri ingin mendapatkan keturunan lagi, kedua ujung vasdeferens
disambung kembali (operasi rekanalisasi).
B. Tubektomi
1. Pengertian Kontrasepsi Mantab
Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang
mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.
Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi atau sterilisasi
(Handayani, 2010, hlm.182). Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan) seorang perempuan yang dilakukan dengan cara eksisi atau
menghambat tuba fallopi yang membawa ovum dari ovarium ke uterus. Tindakan ini
mencegah ovum dibuahi oleh sperma di tuba falopii (Everett,2008, hlm.252).
2. Jenis-jenis Tubektomi
a) Minilaporatomi.
Minilaporatomi adalah sterilisasi tuba yang dilakukan melalui suatu insisi suprapubik
kecil dengan panjang biasanya 3-5 cm. Minilaparotomi merupakan metode sterilisasi
wanita yang paling sering dilakukan di seluruh dunia karena keamananya,
kesederhanaannya, dan kemudahan adaptasinya terhadap lingkungan bedah (Speroff,
Darney, hlm.357). Keuntungan minilaparotomi dapat dikerjakan oleh setiap tenaga medis
yang memiliki dasar-dasar ilmu bedah dan keterampilan bedah, hanya memerlukan alat-
alat yang sederhana dan tidak mahal terutama alat-alat bedah standar, komplikasi
umumnya hanya komplikasi minor dan dapat dilakukan segera setelah melahirkan
(Hartanto, 2004, hlm.251). Kerugian minilaparotomi yaitu waktu operasi sedikit lebih
lama dibandingkan dengan laparoskopi yang rata-rata memerlukan 10-20 menit, sukar
pada wanita yang sangat gemuk bila ada perlekatan-perlekatan pelvis atau pernah
mengalami operasi pelvis, operasi ini meninggalkan bekas luka parut kecil yang masih
dapat terlihat, rasa sakit abdomen yang singkat karena luka insisi terjadi pada 50%
wanita, angka kejadian infeksi luka operasi lebih tinggi dibandingkan dengan laparoskopi.
b) Laparoskopi.
Laparoskopi adalah suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga
peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen
(Hartanto, 2004, hlm.252). Keuntungan laparoskopi yaitu komplikasi rendah dan
pelaksanaannya cepat (ratarata 5-15 menit), insisi kecil sehingga luka parut sedikit sekali,
dapat dipakai juga untuk diagnostik maupun terapi, kurang menyebabkan rasa sakit bila
dibandingkan dengan mini laparotomi, sangat berguna bila jumlah calon akseptor banyak.
Kerugian laparoskopi resiko komplikasi dapat serius (bila terjadi), lebih sukar dipelajari,
memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah abdomen, harga peralatanya mahal
dan memerlukan perawatan yang teliti, tidak dianjurkan untuk digunakan segera post-
partum (Hartanto, 2004, hlm.258)
Dengan sifatnya yang permanen, sterilisasi hanya cocok untuk pasangan yang tidak
menginginkan anak lagi. Secara lebih luas, indikasi sterilisasi dapat dibagi lima macam
yaitu :
1) Indikasi Medis
Yang termasuk indikasi medis adalah penyakit yang berat kronik seperti jantung,
ginjal, paru-paru, dan penyakit kronik lainnya. Tetapi tidak semua penyakit tersebut
merupakan indikasi, hanya yang membahayakan keselamatan Ibu kalau ia mengandung
merupakan indikasi untuk sterilisasi.
2) Indikasi Obstetris
3) Indikasi Genetik
4) Indikasi Kontrasepsi
5) Indikasi Ekonomis
Indikasi ekonomis artinya pasangan suami istri menginginkan sterilisasi karena
merasa beban ekonomi keluarga menjadi terlalu berat dengan bertambahnya anak dalam
keluarga tersebut (Siswosudarmo, 2007).
b. Kontaindikasi
Kontraindikasi kontrasepsi mantap pada wanita adalah masalah hubungan,
ketidaksetujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan, dan keadaan sakit atau disabilitas
yang dapat meningkatkan resiko pada operasi (Everett, 2008).
4. Keuntungan Tubektomi
Sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif dengan angka kegagalan
1-5 per 1000 kasus yang berarti efektifitasnya 99,4-99,8% per 100 wanita pertahun,
keefektifannya tercapai begitu operasi selesai dikerjakan. Tubektomi merupakan cara KB
jangka panjang yang tidak memerlukan tindakan ulang artinya cukup sekali dikerjakan,
meskipun kontap harus ditempuh melalui sebuah operasi metode ini merupakan cara yang
paling aman, bebas dari efek samping asal semua prosedur dan persyaratan operasi terpenuhi.
Sebagaimana cara KB lainnya kontap bersifat praktis artinya tidak membutuhkan kunjungan
ulang yang terjadwal, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Metode ini bebas dari efek
samping hormonal sebagaimana pil, KB suntik maupun susuk. Kontap tidak mengganggu
hubungan seksual, tidak pula menurunkan libido. Sekarang sterilisasi merupakan tindakan
operasi kecil di mana klien hanya memerlukan istirahat beberapa jam sebelum ia bisa
meninggalkan tempat pelayanan dan dapat dikerjakan di lapangan dengan memanfaatkan
kamar operasi di puskesmas (Siswosudarmo, Anwar, 2007, hlm.51-52).
5. Keterbatasan Tubektomi
a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi, maka sebelum tindakan perlu
pertimbangan matang dari pasangan sehingga klien (akseptor) tidak menyesal
dikemudian hari.
b. Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum).
c. Adanya rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
d. Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dIbutuhkan dokter spesialis bedah untuk proses
laparoskopi).
e. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HIV atau AIDS (Sujiyatini, Arum, 2009).
6. Yang Dapat Menjalani Tubektomi
1) Usia Ibu > 26 sampai 46 tahun, memiliki paritas >2.
2) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya sehingga
klien tidak menyesal dikemudian hari.
3) Pada kehamilanya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
4) Pada saat pasca persalinan dan pasca keguguran.
5) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini (Saifuddin, 2006, hlm.MK-83).
7. Yang Tidak Dapat Menjalani Tubektomi
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan melalui vagina yang belum terjelaskan penyebabnya.
3) Infeksi sistematik atau pelvic akut yang belum sembuh atau masih dikontrol.
4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
5) Belum mantap/kurang pasti dengan keinginanya untuk fertilitas dimasa mendatang.
6) Belum memberikan persetujuan tertulis (pinem, 2009, hlm.293).
8. Waktu Pelaksanaanya
1) Dapat dilakukan setiap saat selama klien tidak hamil, apabila ingin melakukan
prosedur ini klien disarankan memakai kondom pada siklus menstruasi sebelum
dilakukan prosedur untuk memastikan tidak ada sperma didalam tuba fallopii yang
dapat membuahi sebuah ovum yang dilepaskan sesaat setelah pembedahan yang
kemudian mengakibatkan kehamilan ektopik.
2) Hari ke 6 sampai ke 13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).
3) Pasca persalinan (48 jam pertama atau setelah 6 minggu, jika ingin dilakukan diluar
waktu tersebut, klien sudah di imunisasi (Tetanus Toxoid), dan mendapat lindungan
antibiotik maka tubektomi dapat dilaksanakan oleh operator yang berpengalaman.
4) Pasca keguguran segera atau dalam 7 hari pertama, selama tidak ditemukan
komplikasi infeksi pelvis.