Anda di halaman 1dari 23

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Keluarga Berencana (KB)

Pokok Bahasan : Keluarga Berencana

Sub Pokok Bahasan : Alat –alat Kontrasepsi

Sasaran : Masyarakat Desa

Waktu : 30 menit

Hari/Tanggal : Senin, 19 Februari 2018

Tempat : Di Desa Sukaraya

Pelaksana : Mahasiswi Poltekkes Kemenkes Medan D-IV Kebidanan

I. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan tentang penggunaan alat kontrasepsi, keluarga


diharapkan memahami tentang berbagai macam alat kontasepsi dan menerapkan dalam
kehidupannya.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, keluarga dapat:

 Mengetahui pengertian alat kontrasepsi


 Mempertimbangan pemakaian alat kontrasepsi
 Mengetahui macam-macam alat kontrasepsi

III. Garis Besar Materi

 Pengertian KB
 Jenis KB
 Keuntungan KB
 Efek samping KB
 Komplikasi KB
IV. Proses Kegiatan Penyuluhan
No Tahapan Waktu Kegiatan Ket

Memperkenalkan diri

Menjelaskan tujuan KIE Curah


1 Pembukaan 5 menit
Menyepakati waktu untuk KIE pendapat

Menggali pengetahuan WUS tentang KB


Menjelaskan tentang pengertian KB

Menjelaskan tentang manfaat KB

Menjelaskan tentang jenis-jenis, cara kerja,


efektivitas, keuntungan, indikasi,
kontraindikasi, efek samping, cara dan
2 Inti 20menit Ceramah
waktu pemberian/pemasangan dari
masing-masing alat kontrasepsi.

Menjelaskan tentang masalah yang


mungkin terjadi jika WUS tidak menjadi
akseptor KB
Memberikan kesempatan sasaran untuk
bertanya tentang hal yang belum
dimengerti Tanya
3 Penutup 5 menit
Melakukan evaluasi secara lisan tentang jawab
KB

Memberikan salam penutup

V. Metode
 Ceramah
 Tanya Jawab
 Demonstrasi

VI. Media dan Alat Peraga


 Leaflet
 Alat Alat Kontrasepsi

VII. Evaluasi
 Pertanyaan
Lampiran

ALAT KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA

A. Pengertian Kontrasepsi
Kontasepsi berasal dari kata ‘kontra’ yaitu mencegah dan ‘konsepsi’ yang berarti
penemuaanantara sel sperma dan sel telur yang mengakibatkan kehamilan. Kontrasepsi
merupakan upaya mencegah ovulasi, melumpuhkan sperma atau mencegah penemuan sel
telur dan sel sperma .

Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sel sperma laki-laki mencapai dan
membuahi sel telur wanita atau mencegah sel telur yang telah dibuahi untuk berimplantasi
dan berkembang didalam Rahim. Kontasepsi dapat bersifat reversible (kembali) atau
permanen (tetap).

Kontrasepsi yang bersifat reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan
setiap saat tanpa efek lama dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan kembali untuk
memiliki anak. Sedangkan metode kontasepsi permanen atau sterilisasi adalah metode
kontasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan karena telah melibatkan
tindakan oprasi .

Faktor yang mempengaruhi pemilihan alat kontrasepsi adalah efektifitas,keamanan, frekuensi


pemakaian, efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontasepsi
secara teratur dan benar. Selain itu pertimbangan kontasepsi juga didasarkan atas biaya serta
peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi berikut, factor lainnya adalah
frekuensi melakukan hubungan seksual.

B. Tujuan Kontrasepsi
1. Untuk menunda kehamilan.
2. Untuk menjarakkan kehamilan.
3. Untuk mencegah kehamilan atau kesuburan.

C. Bentuk- bentuk Pelayanan Kontrasepsi


1. Pelayanan Kontrasepsi dengan Metode Sederhana
Metode sederhan digunakan pada masa subur atau minggu subur yang dapat
diperhitungkan dan diajarkan. Metode KB sederhana adalah metode KB yang digunakan
tanpa bantuan dari orang lain .
A. Metode Kalender
Metode ini digunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak melakukan masa subur
istri. Untuk menentukan masa subur istri digunakan 3 patokan:
 Ovulasi terjadi 14 hari kurang lebih sebelum haid yang akan datang
 Sperma dapat hidup selama 48 jam setelah ejakulasi
 Ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi

Apabila konsepsi ingin dicegah koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama tiga
hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam setelah ovulasi. Metode ini hanya
digunakan pada wanita yang daur menstruasinya teratur.

B. Koitus Interuptus (Senggama Terputus)


Cara kerjanya adalah dengan cara mengeluarkan alat kelamin pria (penis) sebelum
ejakulasi sehingga sperma tidak masuk kedalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.
Manfaat dari metode ini yaitu tidak mengganggu produksi ASI, tidak ada efek samping,
dapat digunakan setiap waktu, tidak membutuhkan biaya, meningkatkan keterlibatan pria
dalam KB dan memungkinkan hubungan lebih dekat dan pengertian yang sangat dekat antar
pasangan. Indikasi dalam metode ini adalah :
 Pria yang ingin berpartisipasi dalam KB.
 Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk tidak
menggunkan metode-metode lain.
 Pasangan yang memerlukan metode sementara sambil menunggu metode yang lain.
 Pasangan yang menggunakan kontrasepsi segera.
 Pasangan yang menggunakan metode pendukung.
 Pasangan yang melakukan hubungan seksual tidak teratur.

Selain itu ada pula kontraindikasinya yaitu :


 Pria dengan pengalaman ejakulasi dini.
 Pria yang mengalami kelainan fisik dan psikologis.
 Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit untuk diajak bekarjasama.
 Pasangan yang kurang berkomunikasi dengan baik.
2. Pelayanan Kontrasepsi Sederhana dengan Alat Non Hormonal

A. Kondom
Prinsipnya yaitu menghalangi masuknya sperma kedalam vagina sehingga pertumbuhan
dapat dicegah. Ada 2 jenis kondom yaitu kondom yang terbuat dari karet dan usus domba.
Kondom karet lebih elastis dan murah sehingga banyak digunakan.
Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi jika kondom tersebut sobek karena
kurang hati-hati, pelumas kurang, atau karena tekanan pada waktu ejakulasi. Keuntungan dari
penggunaan kondom yaitu murah, mudah didapat, tidak memerlukan pengawasan, dan
mengurangi kemungkinan penyakit menular kelamin. Pada jumlah kecil kasus tersebut
terdapat alergi terhadap kondom karet.

Terdapat 2 model kondom :


1. Kondom untuk Pria
Kondom untuk pria merupakan bahan karet (lateks) polioretan (plastik) atau bahan yang
sejenis yang kuat, tipis dan elastis. Benda tersebut ditarik menutupi penis yang sedang ereksi
untuk menampung semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk kedalam vagina.
Selaput kondom yang tebuat dari bahan alami sebagai alat untuk mencegah kehamilan.

2. Kondom untuk Wanita (Diafragma)


Terbuat dari lapisan poliuretan tipis dengan cincin dalam yang fleksibel dandapat
digerakan pada ujung yang tertutup yang dimasukkan kedalam vagina, dan cincin yang kaku
lebih besar pada ujung yang lebih terbuka dibagian depan yang tetap berada didalam vagina
dan terlindungi intoitus.
Kondom wanita hanya memiliki satu ukuran dan tidak perlu dipasang oleh pemberi
pelayanan kesehatan professional. Kondom tersebut harus dilumasi terlebih dahulu dan
tersedia sekaligus pelumas tambahan. Pelumas dapat digunakan bersama dengan pemakaian
kondom.
Untuk memasukan kondom wanita, tekan cincin kondom yang berbeda di dalam ujung
tertutup kondom. Kemudiandi ujung berselubung yang tertutup dimasukan kedalam vagina
sedalam mungkin untuk memasukannya melewati tulang pubis. Setelah melakukan hubungan
seksual dan sebelum berdiri wanita tersebut harus menekan dan memutar cincin terluar untuk
menjaga semen yang masuk agar tetap berada didalam kondom, kemudian dengan perlahan
keluarkan kondom dan buang.
Kondom dapat dimasukan kedalam vagina selama 8 jam, terutama selama berhubungan
seksual, tetapi harus ditempatkan sebelum genetalia eksterna wanitajika tujuannya untuk
mencegah kehamilan dan infeksi.Keluhan yang sering muncul pada pengguna kondom
wanita dan pasangan suami istri, yaitu dapat merasakan cincin pada bagian dalam kondom.
Cincinbagian luar menekan kedalam vagina, selubung kondom terbawa dan bergerak-gerak
bersama penis selama berhubungan seksual. Mengecek penempatan kondom yang benar yaitu
dengan memberikan pelumas tambahan, merupakan sebagian penyelesaiaan masalah yang
muncul pada kondom pengguna wanita.

B. IUD

IUD (Intras Uterin Devices) atau nama lain adalah AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) disebut juga spiral, alat ini dipasang dalam rahim wanita. IUD atau AKDR adalah
suatu alat kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini
merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan diseluruh dunia
dengan pemakai saat ini mencapai sekitar 100 juta wanita. AKDR memiliki efektifitas lebih
dari 99% dalam mencegah kehamilan pada pemakaian 1 tahun atau lebih (Anna, 2006).

1. Mekanisme Kerja IUD


Mekanisme kerja IUD yaitu :
- Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba pallopi.
- Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
- IUD mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun IUD membuat sperma sulit
masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi kemampuan sperma
untuk pembuahan.
- Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus. (Hidayati, 2009).

Sejarah mula IUD/AKDR tidak begitu jelas. Akan tetapi terungkap bahwa pada zaman
dahulu orang arab memasukkan batu kedalam rahim unta mereka dan ternyata unta mereka
memang tidak hamil. IUD/AKDR mulai dikembangkan pada tahun 1909 di polandia, yaitu
ketika Richter membuat suatu alat kontrasepsi dari benang sutra tebal yang dimasukkan
kedalam rahim. Kemudian pada tahun 1930 berkembang dengan dibuatnya cincin perak yang
juga dimasukkan kedalam rahim dan hasilnya memuaskan. Pada tahun 1962 Dr.Lippes
membuat IUD/AKDR dari plastik yang disebut lippes loop (Niken, 2010).
2. Efektifitas IUD/AKDR
Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan/100
perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan) (Hidayati,
2009).Pada prinsipnya semua kontrasepsi efektif apabila digunakan dengan baik dan benar,
namun ada beberapa metode yang tingkat ketergantungannya cukup tinggi. Kontrasepsi ini
Jika tidak dibina dengan baik maka angka kegagalannya akan tinggi. Salah satu metode
tersebut adalah alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau (IUD).

IUD/AKDR juga dapat mencegah kehamilan mencapai 98% hingga 100% tergantung
pada jenis IUD/AKDR . IUD/AKDR terbaru seperti copper T380A memiliki efektifitas cukup
tinggi, bahkan selama 8 tahun pengguna tidak ditemukan adanya kehamilan. Pada penelitian
yang lain ditemukan setelah penggunaan 12 tahun ditemukan 2,2 kehamilan per 100
pengguna dan 0,4 diantaranya terjadi kehamilan (Niken, 2010).

3. Jenis IUD/AKDR yang Beredar


Jenis-jenis IUD/AKDR yang beredar atau dipakai di indonesia terdiri dari:
a. Inert, terbuat dari plastik (lippes loop) atau baja anti karat (the Chinese ring).
b. Mengandung tembaga, seperti Cu T380A, Cu T200C, Multiload (Cu ML250 dan
375), Nova T. Cu T380A berbentuk kerangka plastik, kecil, fleksibel, menyerupai
huruf T diselubungi oleh kawat tembaga halus, sangat efektif, reversible, dan
berjangka panjang (dapat sampai 10 tahun).
c. Mengandung hormon steroid, seperti progestasert (hormon progesterone), dan levonol
(levonolgestrel) (Hidayati, 2009).

4. Keuntungan Menggunakan IUD/AKDR


Penggunaan IUD mempunyai beberapa keuntungan yaitu :
1. Sebagai kontrasepsi yang efektifitasnya tinggi yaitu :
Sangat efektif —> 0,6 - 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 - 170 kehamilan).
2. IUD/AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan.
3. Metode jangka panjang (sampai 10 tahun dan tidak perlu diganti).
4. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat.
5. Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
6. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut hamil.
7. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (Cu T380A).
8. Tidak mempengaruhi produksi ASI (Niken, 2010).
9. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
10. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir).
11. Tidak ada interaksi dengan obat-obatan.
12. Membantu mencegah kehamilan ektopik (Sarwono, 2006).

5. Efek Samping yang Umum Terjadi :


- Perubahan siklus haid (umumnya terjadi pada 3 bulan pertama pemasangan dan akan
berkurang setelah 3 bulan).
- Haid lebih lama dan banyak.
- Perdarahan (spotting)
- Saat haid lebih sakit.
- Komplikasi lain :
- Merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5 hari setelah pemasangan.
- Perdarahan berat pada waktu haid.
- Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS.
- Tidak baik digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit IMS atau pada
perempuan yang sering berganti pasangan.
- Penyakit radang panggul.
- Klien tidak dapat melepas sendiri IUD nya.
- Perempuan juga harus rajin memeriksa benang IUD dari waktu kewaktu dengan cara
memasukkan jarinya kedalam vagina.

6. Yang dapat Menggunakan IUD


- Usia reproduktif
- Keadaan nulipara
- Menginginkan menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang
- Menyusui yang menginginkan menggunakan alat kontrasepsi
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
- Setelah mengalami abortus yang tidak terlihat adanya infeksi
- Tidak menyukai mengingat-ingat seperti Pil dan Suntik
- Tidak menghendaki kehamilansetelah 1-5 hari senggama yang tidak dilindungi.

7. Tidak di Perkenankan Menggunakan IUD


- Diketahui hamil atau dicurigai hamil.
- Perdarahan yang tidak diketahui sebabnya.
- Dicurigai mengidap keganasan saluran genital,(Anna, 2006)
- Infeksi panggul, erosi serviks, perdarahan pervaginam yang tidak diketahui
penyebabnya, alergi logam dan kelainan pada rahim (Hidayati, 2009).
- Menoragia dan anemia, memiliki banyak pasangan seksual, usia dan nuliparitas,
(Anna, 2006).
- Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri (dinding uterus) .
- Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm (Sarwono, 2006)

8. Waktu Pemasangan IUD


- Setiap waktu dalam siklus haid, yang dipastikan klien tidak hamil
- Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
- Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4 minggu pasca
persalinan.
- Setelah menderita abortus (segera atau dalam waktu 7 hari) apabila tidak ada gejala
infeksi
- Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi, (Sarwono, 2006).

3. Pelayanan Kontrasepsi Hormonal


A. Pil

Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan.Pil KB disukai karena relative mudah didapat dan
digunakan, serta harganya murah.

Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa
obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen
dan atau progesteron. Bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan
dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif
dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten.

 Cara kerja pil KB :

Pil KB mengandung versi sintetis dua hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh
wanita: estrogen dan progestin. Kedua hormon ini mengatur siklus menstruasi wanita, dan
tingkat naik-turun hormon ini memainkan peran penting dalam kehamilan. Pil kontrasepsi ini
tersedia dalam dua jenis, pil kombinasi (mengandung progestin dan estrogen) dan pil mini
(hanya progestin).
Hormon yang terkandung dalam pil bekerja dalam tiga cara untuk mencegah kehamilan
terjadi: Pertama, mencegah indung telur untuk melepas sel telur agar tidak terjadi proses
pembuahan. Kedua, mengubah ketebalan lender leher rahim guna menyulitkan sperma
bergerak masuk ke dalam rahim untuk mencari telur. Terakhir, mengubah lapisan dinding
rahim sehingga tidak mungkin untuk sel telur yang dibuahi tertanam di dalam rahim.

 Kelebihan:
 Sangat ampuh sebagai alat kontrasepsi apabila digunakan dengan benar dan tidak
terputus.
 Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.

 Bisa digunakan wanita segala usia.

 Kesuburan segera kembali setelah dihentikan.

 Mengatur siklus haid.

 Kekurangan:
 Pada tiga bulan pertama bisa merasakan mual.
 Pendarahan atau bercak darah, terutama jika lupa atau terlambat minum pil.
 Bisa merasakan sakit kepala ringan.

 Berat badan naik.

 Biasanya haid akan terhenti.

 Walau sangat jarang, Wanita yang memiliki darah tinggi atau berusia 35 tahun keatas
dan merokok, berisiko terserang stroke, serangan jantung atau penggumpalan darah
dalam pembuluh.

B. Suntikan KB
 Jenis KB Suntik :
1. KB Suntik 3 bulan, adalah jenis suntikan KB yang mengandung hormon Depo
Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin) dengan volume 150 mg. Alat
kontrasepsi ini diberikan setiap 3 bulan atau 12 minggu. Suntikan pertama diberikan 7
hari pertama saat periode menstruasi ibu, atau 6 minggu setelah persalinan. Jenis
suntikan KB ini ada yang dikemas dalam cairan 1ml atau 3ml.
2. KB Suntik 1 bulan, adalah jenis suntikan KB yang diberikan 1 bulan sekali. Dengan
pemberian suntikan pertama sama dengan suntik 3 bulan, yaitu setelah 7 hari pertama
periode menstruasi, atau 6 minggu setelah melahirkan. Alat kontrasepsi ini
mengandung kombinasi hormon Medroxyprogesterone Acetate (hormon progestin)
dan Estradiol Cypionate (hormon estrogen).

 Keefektifan Suntikan KB :
Bagi wanita yang tidak mempunyai masalah penyakit metabolik seperti diabetes,
hipertensi, thrombosis atau gangguan pembekuan darah serta riwayat stroke. Tidak cocok
buat wanita perokok.Karena rokok dapat menyebabkan peyumbatan pembuluh darah.

Dilansir dari dokter sehat, alat kontrasepsi dengan cara ini banyak dipilih oleh wanita di
Indonesia dikarenakan cara kerjanya yang efektif dan cara pemakaiannya yang praktis, selain
itu harganya juga lebih murah. Sebelum suntikan diberikan, terlebih dahulu ibu diperiksa
kondisi badannya untuk memastikan kesehatannya sendiri, dan memastikan kondisinya
sedang dalam kondisi tidak hamil.

 Kelebihan :
 Mudah digunakan.
 Hanya sekali suntik setiap tiga bulan dan bisa kembali subur saat ingin dihentikan.
 Memberi perlindungan terhadap kanker rahim, kanker indung telur dan
pembengkakan pinggul.

 Memperkecil kemungkinan kurang darah dan nyeri haid.

 Tidak mengganggu hubungan intim dengan pasangan.

 Bisa digunakan wanita yang sudah punya anak ataupun baru menikah.

 Untuk kunjungan ulang tidak perlu terlalu tepat waktu.


 Jika digunakan ibu menyusui enam minggu setelah melahirkan, tidak mempengaruhi
ASI.

 Kekurangan :
 Awal pemakaian bisa terjadi bercak darah.
 Bisa menyebabkan kenaikan berat badan.
 Setelah setahun menggunakan dan berhenti haid belum teratur.

 Kesuburan lambat kembali, membutuhkan waktu empat bulan atau lebih.

 Cara Kerja :

 Mencegah pelepasan sel telur.


 Mengentalkan lender sehingga sperma sulit bertemu dengan sel telur.

4. Implan
Implant adalah suatu alat kontrasepsi yang mengandung levonogestrel yang dibungkus
dalam kapsul silasticsilikon (polidemetsilixane) dan di susukkan dibawah kulit. Banyak
alasan dapat dikemukakan mengapa implant dikembangkan dan diperkenalkan sebagai cara
KB yang baru. Alasan-alasan tersebut antara lain:
 Implant merupakan cara KB yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan
dapat mengembalikan kesuburan secara sempurna.
 Implant tidak merepotkan. Setelah pemasangan, tidak perlu melakukan atau
memikirkan apa-apa misalnya pada penggunaan pil.

 Sekali pasang, ibu akan mendapatkan perlindungan selama 5 tahun.

 Implant cukup memuaskan. Tidak ada yang dimasukkan kedalam vagina dan tidak
mengganggu kebahagiaan dalam hubungan seksual.

 Implant sangat mudah diangkat kembali. Bila menginkan anak lagi, kesuburannya
dapat langsung kembali setelah norplant diangkat.

 Implant merupakan cara KB yang ideal bagi ibu yang tidak mau mempunyai anak
lagi, akan tetapi belum siap untuk melakukan sterilisasi.

 Kelebihan :
 Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.

 Tidak melakukan pemeriksaan dalam.

 Bebas dari pengaruh estrogen.

 Tidak mengganggu ASI.

 Klien hanya perlu kembali ke klinik jika ada keluhan.

 Perdarahan lebih ringan.

 Tidak menaikkan tekanan darah.

 Mengurangi nyeri haid.

 Mengurangi/memperbaiki anemia.

 Melindungi terjadinya kanker endometrium.

 Menurunkan angka kejadian kelainan jinak payudara.


 Melindungi diri dari beberapa penyakit radang panggul

 Kekurangan :

 Timbul beberapa keluhan nyeri kepala, peningkatan/penurunan berat badan, nyeri


payudara, perasaan mual, pusing kepala, perubahan mood atau kegelisahan.

 Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.

 Tidak memberikan efek protektif terhadap infeksi menular seksual, termasuk


HIV/AIDS.

 Efektifitasnya menurun jika menggunakan obat-obat tuberculosis atau obate pilepsi.

 Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 wanita per tahun).

 Cara Kerja :
 Mengentalkan lender serviks.
 Mengurangi proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi.
 Menekan ovulasi.
 Jenis Implan
 Norplant : terdiri dari 6 batang dan lama kerja 5 tahun.
 Implanont : terdiri dari 1 batang lama kerja 3 tahun.
 Indoplant dan Jadena : terdiri dari 2 batang dengan lama kerja 3 tahun.

4. Kontraspsi dengan Metode Operasi


A. Vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan
jalan melakukan oklusi vas deferens sehingga alur transportasi sperma terhambat dan proses
fertilisasi (penyatuan dengan ovum) tidak terjadi (Saifuddin, 2003). Menurut Mochtar (1998)
vasektomi (sterilisasi pria) adalah tindakan memotong dan menutup saluran mani
(vasdeferens) yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya di testis.
Vasektomi merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor pada pria yang sangat aman,
sederhana dan sangat efektif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada efek buruk pada
pria terhadap kegairahan seksual, kemampuan ereksi atau ejakulasi setelah menjalani operasi
(Hartanto, 2004).

1. Indikasi Kontrasepsi Medis Operasi Pria (MOP)


Vasektomi merupakan upaya untuk menghentikan fertilitas dimana fungsi reproduksi
merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria dan pasangannya serta
melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga (Saifuddin, 2003). Pada dasarnya indikasi
untuk melakukan vasektomi ialah bahwa pasangan suami-istri tidak menghendaki kehamilan
lagi dan pihak suami bersedia bahwa tindakan kontrasepsi dilakukan pada dirinya
(Prawirohardjo, 1999). Adapun indikasi pemakaian kontrasepsi vasektomi antara lain :
a. Pasangan yang sudah tidak ingin menambah jumlah anak.
b. Istri yang tergolong sebagai kelompok yang beresiko tinggi untuk hamil atau untuk
suami yang istrinya tidak dapat dilakukan minilaparotomi atau laparoskopi.
c. Akibat usia atau kesehatan, pihak istri termasuk resiko untuk hamil.
d. Pasangan yang telah gagal dengan kontrasespi lain (Saifuddin, 1996).

2. Kontra Indikasi Kontrasepsi Medis Operasi Pria (MOP)


Menurut Hartanto (2004) ada beberapa kontra indikasi dari kontrasepsi mantap
pria/vasektomi yaitu :
a. Infeksi kulit lokal, misalnya Scabies.
b. Infeksi traktus genitalia.
c. Kelainan skrotum dan sekitarnya seperti varicocele, hydrocele besar, filariasis, hernia
inguinalis, luka parut bekas operasi hernia, skrotum yang sangat tebal.
d. Penyakit sistemik seperti penyakit-penyakit perdarahan, diabetes mellitus, dan
penyakit jantung koroner yang baru.
e. Riwayat perkawinan, psikologis atau seksual yang tidak stabil.

3. Keuntungan Kontrasepsi Medis Operasi Pria (MOP)


a. Efektif.
b. Aman, morbiditas rendah dan hampir tidak ada mortalitas.
c. Sederhana.
d. Cepat, hanya memerlukan waktu 5-10 menit.
e. Menyenangkan bagi akseptor karena memerlukan anestesi lokal saja.
f. Biaya rendah.
g. Secara kultural, sangat dianjurkan di negara-negara dimana wanita merasa malu untuk
ditangani oleh dokter pria atau kurang tersedia dokter wanita dan paramedis wanita
(Hanafi, 2004).

Menurut Mochtar (1998), keuntungan vasektomi ada beberapa anatara lain :

a. Teknik operasi kecil yang sederhana dapat dikerjakan kapan dan dimana saja
b. Komplikasi yang dijumpai sedikit dan ringan.
c. Hasil yang diperoleh (efektivitas) hampir 100%.
d. Biaya murah dan terjangkau oleh masyarakat.
e. Bila pasangan suami istri ingin mendapatkan keturunan lagi, kedua ujung vasdeferens
disambung kembali (operasi rekanalisasi).

4. Kerugian Kontrasepsi Medis Operasi Pria (MOP)


a. Diperlukan suatu tindakan operatif.
b. Kadang-kadang menyebabkan komplikasi seperti perdarahan atau infeksi.
c. Kontap-pria belum memberikan perlindungan total sampai semua spermatozoa, yang
sudah ada didalam sistem reproduksi distal dari tempat oklusi vas deferens
dikeluarkan.
d. Problem psikologis yang berhubungan dengan perilaku seksual mungkin bertambah
parah setelah tindakan operatif yang menyangkut sistem reproduksi pria (Hanafi,
2004).
5. Efek Samping/Komplikasi Vasektomi (MOP)
a. Reaksi Alergi Anastesi Reaksi ini terjadi karena adanya reaksi hipersensitif/alergi
karena masuknya larutan anastesi lokal ke dalam sirkulasi darah atau pemberian
anastesi lokal yang melebihi dosis. Penanggulangan dan pengobatannya adalah
dengan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) untuk menjelaskan sebab terjadinya.
Reaksi ini dapat terjadi pada saat dilakukan anastesi dan pada setiap tindakan operasi
baik operasi besar atau kecil. Oleh karena itu perlu diterangkan sebelum
dilakukan operasi dan klien harus mengerti semua resiko operasi tersebut. Setelah itu
klien diwajibkan untuk menandatangani informed consent.
b. Perdarahan Biasanya terjadi perdarahan pada luka insisi di tempat operasi, dan
perdarahan dalam skrotum. Penyebab terjadinya perdarahan tersebut karena
terpotongnya pembuluh darah di daerah saluran mani dan atau daerah insisi.
Penanggulangannya perdarahan dihentikan dengan penekanan pada pembuluh darah
yang luka apabila terjadi pada saat operasi.
c. Hematoma ditandai dengan adanya bengkak kebiruan pada luka insisi kulit skrotum.
Hal ini disebabkan karena pecahnya pembuluh darah kapiler. Penanggulangannya
dilakukan dengan tindakan medis yaitu memberikan kompres hangat, beri penyangga
skrotum. Bila perlu dapat diberikan salep anti hematoma.
d. Infeksi Gejala/keluhan apabila terjadi infeksi yaitu adanya tanda-tanda infeksi seperti
panas, nyeri, bengkak, merah dan bernanah pada luka insisi pada kulit skrotum.
Penyebab infeksi ini karena tidak dipenuhinya standar sterilisasi peralatan, standar
pencegahan infeksi dan kurang sempurnanya teknik perawatan pasca operasi.
e. Granuloma Sperma Granuloma sperma yaitu adanya benjolan kenyal yang kadang
disertai rasa nyeri di dalam skrotum. Penyebabnya adalah keluarnya spermatozoa dari
saluran dan masuk ke dalam jaringan sebagai akibat tidak sempurnanya ikatan vas
deferens. Apabila granuloma sperma kecil akan di absorpsi spontan secara sempurna.
Bila granuloma besar rujuk ke RS untuk dilakukan eksisi sperma granuloma dan
mengikat kembali vas deferens, namun biasanya akan sembuh sendiri. Rasa nyeri
dapat diatasi dengan pemberian analgetik.
f. Gangguan Psikis Meningkatnya gairah seksual (libido) dan menurunnya kemampuan
ereksi (impotensi) merupakan keluhan yang sering dialami oleh pria setelah operasi.
Kemungkinan besar disebabkan oleh gangguan psikologis (baik yang meningkat
libidonya ataupun yang impotensi), karena secara biologis pada vasektomi produksi
testoteron tidak terganggu sehingga libido (nafsu seksual) tetap ada. Penanggulangan
dari efek samping ini tidak perlu dilakukan tindakan medis, namun perlu dilakukan
psikoterapi. Pada penelitian di Jakarta terhadap 400 pria yang telah dilakukan
vasektomi, dilaporkan 50% gairah seksualnya bertambah, 40% tidak merasakan
perubahan, 7% tidak memperhatikan dan hanya 3% yang menurun gairah seksualnya
(DEPKES RI, 2000).

B. Tubektomi
1. Pengertian Kontrasepsi Mantab
Kontrasepsi mantap pada wanita adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur yang
mengakibatkan orang atau pasangan yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.
Kontrasepsi ini untuk jangka panjang dan sering disebut tubektomi atau sterilisasi
(Handayani, 2010, hlm.182). Tubektomi adalah prosedur bedah sukarela untuk menghentikan
fertilitas (kesuburan) seorang perempuan yang dilakukan dengan cara eksisi atau
menghambat tuba fallopi yang membawa ovum dari ovarium ke uterus. Tindakan ini
mencegah ovum dibuahi oleh sperma di tuba falopii (Everett,2008, hlm.252).

2. Jenis-jenis Tubektomi
a) Minilaporatomi.
Minilaporatomi adalah sterilisasi tuba yang dilakukan melalui suatu insisi suprapubik
kecil dengan panjang biasanya 3-5 cm. Minilaparotomi merupakan metode sterilisasi
wanita yang paling sering dilakukan di seluruh dunia karena keamananya,
kesederhanaannya, dan kemudahan adaptasinya terhadap lingkungan bedah (Speroff,
Darney, hlm.357). Keuntungan minilaparotomi dapat dikerjakan oleh setiap tenaga medis
yang memiliki dasar-dasar ilmu bedah dan keterampilan bedah, hanya memerlukan alat-
alat yang sederhana dan tidak mahal terutama alat-alat bedah standar, komplikasi
umumnya hanya komplikasi minor dan dapat dilakukan segera setelah melahirkan
(Hartanto, 2004, hlm.251). Kerugian minilaparotomi yaitu waktu operasi sedikit lebih
lama dibandingkan dengan laparoskopi yang rata-rata memerlukan 10-20 menit, sukar
pada wanita yang sangat gemuk bila ada perlekatan-perlekatan pelvis atau pernah
mengalami operasi pelvis, operasi ini meninggalkan bekas luka parut kecil yang masih
dapat terlihat, rasa sakit abdomen yang singkat karena luka insisi terjadi pada 50%
wanita, angka kejadian infeksi luka operasi lebih tinggi dibandingkan dengan laparoskopi.

b) Laparoskopi.
Laparoskopi adalah suatu pemeriksaan endoskopik dari bagian dalam rongga
peritoneum dengan alat laparoskop yang dimasukkan melalui dinding anterior abdomen
(Hartanto, 2004, hlm.252). Keuntungan laparoskopi yaitu komplikasi rendah dan
pelaksanaannya cepat (ratarata 5-15 menit), insisi kecil sehingga luka parut sedikit sekali,
dapat dipakai juga untuk diagnostik maupun terapi, kurang menyebabkan rasa sakit bila
dibandingkan dengan mini laparotomi, sangat berguna bila jumlah calon akseptor banyak.
Kerugian laparoskopi resiko komplikasi dapat serius (bila terjadi), lebih sukar dipelajari,
memerlukan keahlian dan keterampilan dalam bedah abdomen, harga peralatanya mahal
dan memerlukan perawatan yang teliti, tidak dianjurkan untuk digunakan segera post-
partum (Hartanto, 2004, hlm.258)

3. Indikasi dan Kontraindikasi Tubektomi


a. Indikasi

Dengan sifatnya yang permanen, sterilisasi hanya cocok untuk pasangan yang tidak
menginginkan anak lagi. Secara lebih luas, indikasi sterilisasi dapat dibagi lima macam
yaitu :

1) Indikasi Medis

Yang termasuk indikasi medis adalah penyakit yang berat kronik seperti jantung,
ginjal, paru-paru, dan penyakit kronik lainnya. Tetapi tidak semua penyakit tersebut
merupakan indikasi, hanya yang membahayakan keselamatan Ibu kalau ia mengandung
merupakan indikasi untuk sterilisasi.

2) Indikasi Obstetris

Indikasi obstetris adalah keadaan di mana resiko kehamilan berikutnya meningkat


meskipun secara medis tidak menunjukkan kelainan apa-apa, termasuk kedalam indikasi
obstetric adalah multiparitas (banyak anak), apalagi dengan usia yang relatif lanjut (misal
grandemultigravida, yakni paritas lima atau lebih dengan umur 35 tahun atau lebih), sesio
sesarea dua kali atau lebih dan lain-lain.

3) Indikasi Genetik

Indikasi genetik adalah penyakit herediter yang membahayakan kesehatan dan


keselamatan anak, seperti hemophilia.

4) Indikasi Kontrasepsi

Indikasi kontrasepsi adalah indikasi yang murni ingin menghentikan (mengakhiri)


kesuburan, artinya pasangan tersebut tidak menginginkan anak lagi meskipun tidak
terdapat keadaan lain yng membahayakan keselamatan Ibu seandainya ia hamil.

5) Indikasi Ekonomis
Indikasi ekonomis artinya pasangan suami istri menginginkan sterilisasi karena
merasa beban ekonomi keluarga menjadi terlalu berat dengan bertambahnya anak dalam
keluarga tersebut (Siswosudarmo, 2007).

b. Kontaindikasi
Kontraindikasi kontrasepsi mantap pada wanita adalah masalah hubungan,
ketidaksetujuan terhadap operasi dari salah satu pasangan, dan keadaan sakit atau disabilitas
yang dapat meningkatkan resiko pada operasi (Everett, 2008).

4. Keuntungan Tubektomi

Sterilisasi wanita adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif dengan angka kegagalan
1-5 per 1000 kasus yang berarti efektifitasnya 99,4-99,8% per 100 wanita pertahun,
keefektifannya tercapai begitu operasi selesai dikerjakan. Tubektomi merupakan cara KB
jangka panjang yang tidak memerlukan tindakan ulang artinya cukup sekali dikerjakan,
meskipun kontap harus ditempuh melalui sebuah operasi metode ini merupakan cara yang
paling aman, bebas dari efek samping asal semua prosedur dan persyaratan operasi terpenuhi.
Sebagaimana cara KB lainnya kontap bersifat praktis artinya tidak membutuhkan kunjungan
ulang yang terjadwal, dan tidak mengganggu hubungan seksual. Metode ini bebas dari efek
samping hormonal sebagaimana pil, KB suntik maupun susuk. Kontap tidak mengganggu
hubungan seksual, tidak pula menurunkan libido. Sekarang sterilisasi merupakan tindakan
operasi kecil di mana klien hanya memerlukan istirahat beberapa jam sebelum ia bisa
meninggalkan tempat pelayanan dan dapat dikerjakan di lapangan dengan memanfaatkan
kamar operasi di puskesmas (Siswosudarmo, Anwar, 2007, hlm.51-52).

5. Keterbatasan Tubektomi
a. Harus dipertimbangkan sifat permanen metode kontrasepsi ini (tidak dapat dipulihkan
kembali), kecuali dengan operasi rekanalisasi, maka sebelum tindakan perlu
pertimbangan matang dari pasangan sehingga klien (akseptor) tidak menyesal
dikemudian hari.
b. Resiko komplikasi kecil (meningkat apabila digunakan anestesi umum).
c. Adanya rasa sakit atau ketidaknyamanan dalam jangka pendek setelah tindakan.
d. Dilakukan oleh dokter yang terlatih (dIbutuhkan dokter spesialis bedah untuk proses
laparoskopi).
e. Tidak melindungi diri dari IMS, termasuk HIV atau AIDS (Sujiyatini, Arum, 2009).
6. Yang Dapat Menjalani Tubektomi
1) Usia Ibu > 26 sampai 46 tahun, memiliki paritas >2.
2) Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya sehingga
klien tidak menyesal dikemudian hari.
3) Pada kehamilanya akan menimbulkan resiko kesehatan yang serius.
4) Pada saat pasca persalinan dan pasca keguguran.
5) Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini (Saifuddin, 2006, hlm.MK-83).
7. Yang Tidak Dapat Menjalani Tubektomi
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan melalui vagina yang belum terjelaskan penyebabnya.
3) Infeksi sistematik atau pelvic akut yang belum sembuh atau masih dikontrol.
4) Tidak boleh menjalani proses pembedahan.
5) Belum mantap/kurang pasti dengan keinginanya untuk fertilitas dimasa mendatang.
6) Belum memberikan persetujuan tertulis (pinem, 2009, hlm.293).

8. Waktu Pelaksanaanya
1) Dapat dilakukan setiap saat selama klien tidak hamil, apabila ingin melakukan
prosedur ini klien disarankan memakai kondom pada siklus menstruasi sebelum
dilakukan prosedur untuk memastikan tidak ada sperma didalam tuba fallopii yang
dapat membuahi sebuah ovum yang dilepaskan sesaat setelah pembedahan yang
kemudian mengakibatkan kehamilan ektopik.
2) Hari ke 6 sampai ke 13 dari siklus menstruasi (fase proliferasi).
3) Pasca persalinan (48 jam pertama atau setelah 6 minggu, jika ingin dilakukan diluar
waktu tersebut, klien sudah di imunisasi (Tetanus Toxoid), dan mendapat lindungan
antibiotik maka tubektomi dapat dilaksanakan oleh operator yang berpengalaman.
4) Pasca keguguran segera atau dalam 7 hari pertama, selama tidak ditemukan
komplikasi infeksi pelvis.

9. Persiapan Pre-operatif Tubektomi


1) Konseling perihal kontrasepsi dan jelaskan kepada klien bahwa ia mempunyai hak
untuk berubah pikiran setiap waktu sebelum prosedur dilakukan.
2) Menanyakan riwayat medis yang mempengaruhi keputusan pelaksanaan operasi
atau anestesi antara lain meliputi penyakit-penyakit pelvis, pernah
mengalami operasi abdominal atau pelvis, riwayat diabetes mellitus, riwayat
penyakit paru-paru seperti asthma, bronchitis, pernah mengalami problem dengan
anestesi, penyakit-penyakit perdarahan, alergi dan pengobatan yang dijalani saat ini.
3) Pemeriksaan fisik : meliputi kondisi-kondisi yang mungkin mempengaruhi
keputusan pelaksanaan operasi atau anestesi.
4) Pemeriksaan laboratorium meliputi pemerisaan darah lengkap, pemeriksaan urin
dan pap smear.
5) Informed consent harus diperoleh. Standard consent form harus ditandatangani oleh
suami atau istri yang dari calon akseptor kontrasepsi mantap sebelum dilakukan.
Umumnya penandatanganan dokumen Informed consent dilakukan setelah calon
akseptor dan pasangannya mendapatkan konseling (Pinem, 2009, hlm.294).

10. Komplikasi Yang Mungkin Terjadi dan Penanganannya


1) Infeksi luka, apabila terlihat infeksi luka obati dengan antibiotik.
2) Demam pasca operasi (> 38 c), obati infeksi berdasarkan apa yang ditemukan.
A. Pertanyaan dan Jawaban
1. Apa saja bentuk pelayanan kontrasepsi dengan metode sederhana?
Jawab : Kalender dan Koitus Interuptus (Senggama Terputus)
2. Apa saja bentuk pelayanan kontrasepsi sederhana dengan alat non hormonal?
Jawab : Kondom dan IUD
3. Apa saja bentuk pelayanan kontrasepsi hormonal?
Jawab : Pil, Suntik, Implan
4. Apa saja bentuk kontraspsi dengan metode operasi?
Jawab : Vasektomi dan Tubektomi
5. Ada berapa macam jenis KB pasang?
Jawab : ada 2, yaitu spiral dan yang berbentuk T
6. Apa keuntungan dan kerugian dari KB pasang?
Jawab : keuntungannya dapat digunakan dalam jangka waktu yang panjang
dan tidak mempengaruhi produksi ASI, sedangakan kerugiannya adalah
menstruasi yang lebih banyak dan lebih lama
7. Apa KB yang sesuai untuk ibu menyusui?
Jawab : KB yang sesuai untuk ibu menyusui adalah KB suntik 3 bulan, pil,
IUD, dan KB Implan
8. Jenis KB apa saja yang ada untuk laki-laki?
Jawab : kondom dan vasektomi yaitu pemotongan saluran keluarnya sperma

Anda mungkin juga menyukai