PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pedoman ini secaca garis besar meliputi :
SPO Pemeriksaan Laboratorium
SPO pemeriksaan laboratorium yang dimaksud adalah proses
pemeriksaan specimen untuk kepentingan penegakan diagnosa suatu
penyakit oleh tenaga medis berdasarkan permintaan medis
SPO yang bersifat protektif
SPO protektif yang dimaksud adalah pelaksanaan kegiatan
pemeriksaan untuk mencegah/ mengurangi resiko terjadinya bahaya
pada pelaksana laboratorium baik secara langsung maupun tidak
langsung
SPO pengelolaan alat dan bahan
SPO pengelolaan alat dan bahan adalah SPO yang bersifat manajerial pada kebutuhan
bahan untuk menjaga ketersediaan bahan dan manajerial alat yang digunakan yang
bertujuan menjaga validitas alat
yang digunakan
SPO mekanisme pelayanan
SPO mekanisme pelayanan yang dimaksud adalah SPO yang disusun untuk menjaga
keteraturan pelayanan baik pada jam kerja maupun setelah jam kerja
D. Batasan Operasional
Pemeriksaan laboratorium adalah proses yang dapat dimulai dari
pengambilan specimen sampai pada pembacaan hasil pemeriksaan
Laboran : tenaga pelaksana laboratorium yang telah melalui
pendidikan analis kesehatan dan diberi tanggung jawab untuk
melakukan pemeriksaan laboratorium
Specimen : sampel baku yang akan dilakukan pengolahan untuk
dijadikan sediaan bahan pemeriksaan
Mekanisme pelayanan laboratorium : alur dan syarat untuk
mendapatkan pelayanan laboratorium termasuk rujukan specimen
Alat, peralatan dan bahan laboratorium : suatu perangkat yang
digunakan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium
Upaya protektif adalah tindakan untuk mencegah, mengurangi risiko atau dampak
negative baik pada laboran maupun pada pasien
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
x 3 m2 , di dalamnya terdapat meja kerja lab yang permanen, dengan ventilasi yang cukup
dan 3 buah jendela. Di dalam ruangan tersebut juga terdapat 1 lemari, 3 buah kursi, sebuah
meja tulis menulis dan wastafel tempat mencuci.
BAB III
TATA LAKSANA PELAYANAN
B. Pengelolaan Specimen
1. Specimen Infeksius
2. Specimen Non Infeksius
C. Pemeriksaan Laboratorium
Dalam dunia kerja laboratorium tidak hanya satu jenis saja melainkan banyak jenisnya.
Contohnya laboratorium klinik dan kesehatan. Adanya perbedaan jenis laboratorium maka
sumber daya manusia pun memilki klasifikasi masing-masing. Laboratorium kesehatan
adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pengukuran, penetapan dan pengujian
terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan bukan berasal dari manusia untuk
penentuan jenis penyakit, penyebab penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat
berpengaruh pada kesehatan perorangan dan kesehatan
masyarakat.
Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan
pemeriksaan di bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik,
imunologi klinik atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan
terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan
pemulihan kesehatan. Selain itu, laboratorium klinik dan kesehatan pun memilki klasifikasi
tertentu sesuai dengan kebutuhan masing-masing laboratorium (metode total
Architecture Syntsis ,2009)
Di Puskesmas Bukuan juga terdapat unit Laboratorium yang melayani pemeriksaan –
pemeriksaan
laboratorium sederhana, seperti :
a. Pemeriksaan Hematologi : Hemoglobin, Eritrosit, Lekosit, Trombosit, LED
b. Pemeriksaan Urinalisa : Protein Urin, Sedimen Urin
c. Pemeriksaan Parasitologi : Malaria, Kecacingan
d. Pemeriksaan Imunologi : Goldar, DBD, Widal Tes
e. Pemeriksaan Kimia Darah : Gula Darah, Kolesterol, Asam Urat
D. Penanganan Limbah
Limbah laboratorium adalah bahan bekas pakai dalam pekerjaan di laboratorium yang
dapat berupa limbah cair, padat dan gas.Limbah laboratorium dapat dibagi menjadi dua,
yaitu: limbah umum dan limbah khusus.
Limbah laboratorium umum adalah limbah yang berasal dari sampah umum ( domestik )
misalnya: kertas.
Limbah khusus terdiri dari:
1. Limbah khusus padat yaitu peralatan habis pakai seperti alat suntik, sarung
tangan, kapas, botol spesimen, kemasan reagen,
sisa spesimen dan medium pembiakan.
2. Limbah khusus cair yaitu: pelarut organik, bahan kimia untuk pengujian, air
bekas pencucian alat, sisa spesimen.
Penanganan limbah umum, yaitu :
Sampah dikumpulkan pada tempat sampah dengan tutup rapat, yang dialasi dengan
satu kantong plastik berwarna hitam.
Sampah-sampah ini dikumpulkan satu hari dalam sehari oleh petugas kebersihan,
dengan membungkus sampah tersebut dengan satu kantong plastik dan memindahkan
ke dalam satu tempat
sampah besar.
Sampah ini kemudian dibawa ke tempat penghancuran sampah rumah sakit atau ke
tempat pengumpulan sampah rumah sakit.
Penanganan limbah khusus, yaitu :
a. Limbah khusus padat dimasukkan ke dalam tempat khusus, kemudian dimasukkan ke
dalam kantong berwarna merah.
b. Kantong yang berwarna merah tersebut akan ditangani lebih lanjut (di bawa ke
incenerator).
Penanganan limbah khusus cair dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a. Limbah Cair Infeksius.
Ditambahkan desinfektan dan dibuang langsung ke wastafel khusus
pembuangan limbah laboratorium yang disalurkan ke septik tank
b. Limbah cair non infeksius
Langsung dibuang ke wastafel yang disalurkan ke septik tank.
Tata cara penyimpanan catatan atau hasil pemeriksaan laboratorium secara sistematis
sehingga mudah dicari apabila diperlukan.
Prosedur :
1. Arsip hasil pemeriksaan umum dibuat sesuai dengan aslinya dalam sistem komputerisasi.
2. Buku-buku besar catatan hasil pemeriksaan disimpak dalam lemari sesuai dengan
kelompok jenis pemeriksaan (kelompok hematologi, kimia klinik, Immunologi,
mikrobiologi, parasitologi)
3. Penyusunan buku-buku besar catatan hasil pemeriksaan berdasarkan bulan, triwulan dan
tahun.
4. Blanko permintaan tes dibendel setiap hari dan disimpan dalam box, disusun berdasarkan
tanggal, bulan dan tahun.
5. Lama waktu penyimpanan arsip sesuai dengan ketentuan menurut subbagian-
subbagiannya:
a. Kimia klinik : 1 tahun
b. Hematologi : Umun : 1 tahun
Khusus : Selamanya
c. Mikrobiologi : Umum : 1 tahun
d. Immunologi Umum : 1 tahun
e. Cairan tubuh : 1 tahun
f. Parasit : Umum : 1 tahun
6. Evaluasi penyimpanan arsip dilakukan setiap 1 tahun dengan memeberikan kesimpulan.
7. Pemusnahan arsip laboratorium dilakukan berdasarkan protap pemusnahan arsip.
Penanggung jawab penyimpanan arsip adalah masing-masing kepala ruangan.
BAB IV
PENUTUP