Anda di halaman 1dari 20

PANDUAN PERAWATAN INSTALASI

LISTRIK GEDUNG

IPSRS RUMAH SAKIT UNRI

D
I
S
U
S
U
N

TEAM IPSRS RSUR


BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di era globalisasi ini, listrik menjadi salah satu kebutuhan pokok bagi seluruh umat
manusia yang ada dibumi ini. Pembangunan yang semakin merajalela membuat listrik
semakin menjadikannya sebagai kebutuhan yang wajib terpenuhi. Kita bisa bayangkan
bagaimana jika dalam sehari saja kita tidak menikmati layanan listrik ini. Mungkin roda
perekonomian juga tidak akan berputar, dikarenakan industri tidak beroprasi.
Dibalik semua itu, pernahkah kita berpikir bagaimana cara merawat dan memperbaiki
instalasi listrik dirumah tinggal kita maupun diindustri. Sebagian orang mungkin peduli
dengan instalasi listrik dirumahnya maupun di industrinya. Tetapi ada juga orang yang
tidak mempedulikan akan kepentingan dalam menjaga dan merawat instalasi listrik
dirumah maupun di industri.
Banyak hal terjadi akibat tidak pedulinya kita akan pentingnya merawat instalasi
listrik kita. Misalnya kebakaran akibat konsleting listrik, listrik dirumah menjadi tidak
stabil, penurunan tegangan dirumah kita,dll.
Untuk menghindari semua masalah itu, instalasi ada baiknya dirawat secara berkala.
Umumnya instalasi listrik hanya bertahan 10-15 tahun saja, setelah itu kita wajib
memperbaiki maupun memperbarui instalasi listrik kita. Hal ini juga sudah dicantumkan
dalam PUIL 2000.
Didalam PUIL juga sudah dijalaskan bagaimana cara memasang, merawat, dan
memperbaiki instalasi listrik dirumah maupun diindustri. Sebagai orang listrik yang
bergerak dibidang instalasi, kita wajib mematuhi segala hal yang sudah tercantum dalam
PUIL 2000.
Didalam hal perawatan, hal perlu diperhatikan misalnya sambungan kabel,
memastikan kabel tidak ada yang rusak dimakan tikus, memperbarui isolasi, dll.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana cara perbaikan dan perawatan instalasi listrik yang baik dan benar sesuai dengan
PUIL 2000 ?

1.3 Tujuan
Diharapkan setelah laporan ini selesai dibuat, mahasiswa dapat mengerti cara perawatan dan
perbaikan instalasi listrik sesuai dengan ketentuan yang berlaku ( PUIL 2000).
BAB II

ISI

2.1 Peraturan Instalasi Listrik

PUIL 2000 mempunyai maksud dan tujuan utama agar pengoperasian instalasi
listrik dapat terselenggara dengan baik terutama untuk mencegah bahaya listrik. Instalasi
listrik harus direncanakan, dipasang, diperiksa, dioperasikan dan dikelola/dipelihara secara
berkala dengan baik sesuai ketentuan PUIL 2000. Para ahli dan teknisi yang mengerjakan
tahap-tahap pekerjaan instalasi tersebut harus memiliki kompetensi sesuai dengan
bidangnya. Peralatan dan material instalasi yang digunakan harus memenuhi persyaratan
standar SNI atau standar lain yang diberlakukan dan harus pula memenuhi persyaratan
PUIL antara lain sesuai penggunaan dan kemampuannya.

2.2 Instalasi Listrik


Pada dasarnya rangkaian listrik itu seperti dijelaskan di atas, tetapi penerapan di
lapangan disesuaikan dengan tempat dan kebutuhan, maka instalasi listrik dibedakan
menjadi:
1. Instalasi Listrik Penerangan
2. Instalasi Listrik Tenaga/Industri
3. Instalasi Listrik pada mesin.
Sistim instalasi listrik ada dua macam, yaitu sebagai berikut: :
1. Sistim fasa satu 220 Volt hanya menggunakan dua kawat yaitu 1 nol dan 1 fasa,
biasanya digunakan pada instalasi listrik penerangan dan alat rumah tangga.
2. Sistim fasa tiga 380 Volt Sistem delta Ñ menggunakan 3 kawat fasa dan Ground
(pertanahan), sistim bintang Y menggunakan 3 kawat fasa, 1 nol. Biasanya digunakan
padainstalasi listrik tenaga/industri untuk mensuplai kebutuhan motor listrik sebagai
penggerak mesin (tenaga). Pada suatu unit proses ketiga bagian ini digunakan, karena
unit proses memerlukan ruangan yang terang, tenaga, dan mesin. Selain menguasai
peraturan dan memiliki pengetahuan tentang peralatan instalasi, seorang ahli listrik
harus juga mahir membaca gambar instalasi. Denah ruangan yang akan dilengkapai
dengan instalasi, pada umumnya digambar dengan skala 1:100 atau 1:50. pada denah
ini gambar instalasi yang akan dipasang, dengan menggunakan lambang-lambang
yang berlaku.
Gambar di bawah ini memperlihatkan lambang-lambang yang penting untuk
instalasi listrik arus kuat. Ukuran-ukuran yang diberikan dalam beberapa gambar
tersebut dimaksudkan sebagai petunjuk untuk pembuatan gambar instalasi.
Gambar 2.1
2.3 Gambar dan Diagram dalam Instalasi Listrik
Dalam Instalasi Listrik terdapat beberapa jenis dan aturan gambar serta diagram,
antara lain:

2.3.1 Diagram Dasar


Diagram dasar dimaksudkan untuk menjelaskan cara kerja suatu instalasi
secara elementer. Gambar 2.2 mempelihatkan diagram dasar suatu
perlengkapan hubung bagi (PHB), digambar dengan cara disederhanakan, dan
gambar 2.3. memperlihatkan diagram yang sama digambar secara terperinci.

Gambar 2.2 Gambar 2.3

2.3.2 Diagram Lingkaran Arus


Diagram lingkaran arus dimaksudkan untuk menjelaskan rangkaian
secara terperinci. Diagram ini digunakan untuk merencanakan rangkaian-
rangkaian yang rumit dan untuk mengatasi kerusakan-kerusakan yang terjadi
padanya. Tanpa diagram ini sering kali tidak mungkin untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang cara kerja suatu rangkaian. Gambar 2.4.
memperlihatkan diagram lingkaran arus suatu rangkaian kutub satu. Dalam
diagram arus, saklar-saklar selalu digambar demikian sehingga selalu bergerak
dari kiri ke kanan atau dari bawah ke atas. (gambar 2.5 dan gambar 2.6)
Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 2.6

2.3.3 Diagram Pengawatan


Diagram pengawatan memperlihatkan cara pelaksanaan pengawatan
dalam suatu alat listrik. Gambar dibawah menunjukkan diagram pengawatan
suatu kotak bagi.

Gambar 2.7

2.3.4 Diagram Saluran Instalasi


Diagram saluran memperlihatkan hubungan antara bagian-bagian suatu
instalasi. Gambar 2.8 memperlihatkan suatu diagram saluran topografis. Dalam
topografis, saluran-salurannya sedapat mungkin digambar sesuai dengan
keadaan sebenarnya. Gambar 2.9 memperlihatkan diagram saluran yang sama
dalam bentuk yang lebih sederhana.

Gambar 2.8 Gambar 2.9

2.3.5 Gambar Instalasi dan Diagram Instalasi


Dari keterangan-keteranga yang tercantum dari gambar instalasi harus
dapat diambil kesimpulan, apakah instalasi itu dapat membahayakan orang atau
tidak. Dan apakah dia dapat menimbulkan bahaya kebakaran atau gangguan
bagi konsumen lain atau tidak. Gambar 2.10 memperlihatkan gambar instalasi
untuk suatu ruangan. Saluransalurannya tidak sigambar. Dalam praktek gfambar
ini juga dipergunakan sebagai gambar pelaksanaan. Mereka yang bertugas
memasang instalasinya, menentukan sendiri letak saluran-salurannya ditempat
pekerjaan.

Gambar 2.10 Gambar 2.11


Dalam praktek tidak selalu mungkin memberi nama yang tepat bagi
suatu gambar. Beberapa gambar sering digabungkan dalam satu gambar.
Gambar instalasi sering dilengkapi dengan diagram instalasi. Gambar 2.11
menunjukkan suatu diagram instalasi sederhana. Dari keteranganketerangan
yang tercantum pada diagram instalasi, dapat ditentukan apakah instalasinya
sesuai dengan peraturan atau tidak.

2.3.6 Diagram garis ganda dan diagram garis tunggal


Pada cara menggambar dengan garis ganda setiap hantaran digambar
dengan garis tesendiri. Gambar 2.10. memperlihatkan diagram garis ganda
untuk sebuah saklar kutub datu dengan satu titik lampu. Gambar 2.11
memperlihatkan rangkaian yang sama dalam bentuk diagram garis tunggal.
Dalam diagram garis tunggal hantaran-hantaran yang sejenis digambar dengan
satu garis dengan beberapa garis lintang kecil. Jumlah garis lintang menyatakan
jumlah hantaran sejenis yang ada.

Gambar 2.12 Gambar 2.13

Gambar 2.14 Gambar 2.15


2.4 Perencanaan Instalasi Listrik Penerangan
Gambar 2.16 memperlihatkan perencanaan pemasangan satu saklar tunggal satu kutub
yang mengendalikan satu lampu pijar. gambar 2.17 memperlihatkan cara kerja saklar
tunggal satu kutub.

Gambar 2.16 Gambar 2.17


Gambar 2.18 memperlihatkan gambar perencanaan pemasangan sebuah saklar
tunggal satu kutub yang mengendalikan dau lampu dan pemasangan daua buah kotak
kontak pada tempat yang berbeda. Gambar 2.19 memperlihatkan perncanaan
pemasangan satu buah saklar seri yang masing-masing mengendalikan satu buah lampu
pijar L1 dan L2.

Gambar 2.18 Gambar 2.19


Gambar 2.20 menunjukan instalasi saklar tukar menggunakan diagram garis ganda,
biasanya saklar tukar digunakan pada ruang garasi, kamar, tangga, dll. Saklar tukar ini
juga disebut saklar hotel. Gambar 2.21 memperlihatkan cara kerja saklar tukar dengan
mengguanakan gambar diagram lingkaran arus.

Gambar 2.20 Gambar 2.21

Gambar 2.22 memperlihatkan cara lain dari insatalasi saklar tukar.

Gambar 2.22
2.5 Bahan Listrik
Bahan listrik untuk instalasi penerangan, Tenaga/Industri dan mesin pada dasarnya
sama, yang membedakannya hanyalah bentuknya dan sistim yang digunakan apakah 3
fasa atau 1 fasa. Bahan listrik antara lain :
2.5.1. Kabel
Adalah bahan penghantar listrik biasanya digunakan kawat tembaga. Ada 5
jenis kabel yang digunakan :
a. Kabel NGA
Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari karet
yang dilasisi oleh kain. Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang
terlindung.
b. Kabel NYA
Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC.
Digunakan pada instalasi listrik pada tempat yang terlindung. NYA
merupakan penggati dari NGA.
c. Kabel NYM
Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC
yang digabung dalam satu kemasan yang terdiri dari beberapa kabel NYA.
Yang dilapisi oleh karet dan dilapisi oleh lapisan luar PVC. Digunakan
pada tempat yang terlindung, dapat ditanam dalam tembok atau beton.
d. Kabel NYY
Merupakan kabel tunggal yang bahan isolatornya terbuat dari PVC
yang digabung dalam satu kemasan yang terdiri dari beberapa kabel NYA.
Yang dilapisi oleh karet dan dilapisi oleh lapisan luar PVC dan lapisan
paling luar yang terdiri dari campuran beberapa bahan yang tahan terhadap
oksigen. Digunakan pada tempat yang terlindung, dapat ditanam dalam
tembok atau beton, dibentangkan diudara, dan ditanam dalam tanah.
e. Kabel Snur
Kabel serabut yaitu terdiri dari beberapa kabel yang tipis dan halus
yang dibungkus oleh bahan PVC yang lentur. Digunakan untuk
menghubungkan antara alat-alat listrik yang portable dengan sumber listrik
Gambar 2.23
2.5.2 Saklar
Fungsinya untuk memutus dan menghubungkan hubungan listrik. Macamnya :
a. Saklar tunggal
b. Saklar ganda/ seri
c. Saklar komplek
d. Saklar putar
e. Saklar tekan
f. Saklar tarik
g. Saklar 1 fasa / saklar 3 fasa.
2.5.3 Stop kontak / kotak kontak
Alat untuk menghubungkan instalasi listrik antara sumber listrik (PLN)
dengan alat-alat / mesin listrik. Macamnya :
a. Stop kontak 1 fasa dengan ground atau tanpa ground.
b. stop kontak 3 fasa, dengan ground atau tanpa ground
2.5.4 Steker / Kontak tusuk
Merupakan pasangan dari stop kontak biasanya terdapat pada ujung kabel
alat-alat / mesin listrik. Macamnya :
a. Steker 1 fasa, dengan ground atau tanpa ground
b. Steker 3 fasa, dengan ground atau tanpa ground
2.5.5 Fitting
Tempat memasang / menempatkan bola lampu. Sistim fitting ada dua yaitu
a. sistim bayonet. contoh fitting lampu pada mobil / sepeda motor
b. sistim ulir. Contoh fitting lampu pada penerangan di rumah.
Macamnya fitting gantung, fitting plafon, fitting dinding, fitting kedap air, dll

2.5.6 Lampu
Bahan listrik yang termasuk bahan jadi yang berfungsi sebagai alat
penerangan, alat penunjuk/ isyarat tertentu. Macamnya :
1. lampu pijar
2. lampu TL
3. lampu Halogen
4. lampu Neon
2.5.7 Isolator
Adalah bahan penyekat listrik, fungsinya untuk memisahkan, melindungi,
kawat kabel listrik terhadap benda / kabel yang lainya yang dianggap
membahayakan.

Gambar 2.24

2.5.8 Pengaman (sekering)


Untuk mengamankan hantaran dan aparatur digunakan pengaman lebur dan
sakelar arus maksimal (kotak sikering). Alat-alat ini umumnya digunakan
untuk:
a. mengamankan hantaran, aparatur dan motor listrik terhadap bebannlebih.
b. mengamankan terhadap hubungan singkat antar fasa atau fasa dan netral dan
terhadap hubungan singkat aparatur dan motor listrik.
c. pengamanan terhadap hubungan singkat dengan badan mesin atau aparat.
Pengaman lebur (sikering) harus memutuskan rangkaian yang diamankan
kalau arusnya menjadi terlalu besar. Bagian pengaman yang memutuskan arus
tersebut adalah patron lebur. Untuk arus nominal 25 A atau kurang harus
digunakan patron lebur jenis D. patron ini jenis ulir yang biasanya digunakan
sampai dengan 63 A.
Sebuah kotak sikering terdiri dari :
1. rumah sikering
2. tudung sikering
3. pengepas patron lebur
4. sakelar arus maksimal.

2.6 Potensi Bahaya Listrik Pada InstalasiALASI


Instalasi listrik memiliki potensi bahaya bagi manusia maupun bagi instalasi itu
sendiri. Potensi bahaya ini bisa menjadi sumber penyebab terjadinya kecelakaan listrik.
Terdapat 4 macam bahaya listrik yaitu :

1. Bahaya kejut listrik karena tersentuh tegangan


2. Bahaya kebakaran
3. Bahaya panas yang dapat merusak isolasi
4. Bahaya ledakan atau percikan metal panas

2.7 Kondisi Yang Dapat Menunjang Terjadinya Kerusakan / Kecelakaan / Kebakaran

Ada beberapa macam sebab – sebab terjadinya kerusakan pada instalasi listrik.
Sebab-sebab tersebut antara lain:

1. Hubung pendek terjadi tanpa pengaman atau dengan pengaman yang salah.
2. Beban lebih tanpa pengaman atau dengan pengaman yang tidak sesuai.
3. Ledakan, percikan api atau pemanasan lokal yang timbul karena salah pemilihan
dan penggunaan perlengkapan listrik.
4. Peralatan tidak memenuhi persyaratan keamanan baik yang disyaratkan dalam
standar maupun dalam PUIL.
5. Pelaksanaan pemasangan sistem proteksi termasuk di dalamnya sistem
pembumian instalasi yang tidak benar.
6. Penggunaan identifikasi warna atau tanda lain yang tidak benar.
7. Kontak pada peralatan pemutus, terminal, sambungan, dan pada klem buruk
kondisinya.
8. Hilang kontak atau netral putus yang menimbulkan tegangatidak berimbang.
9. Keadaan lingkungan instalasi yang buruk.

2.8 Lingkup Pemeriksaan dan Pengujian

Instalasi yang telah diperiksa dan diuji dengan hasil baik, sesuai ketentuan PUIL, jika
dipandang perlu harus diuji coba dengan tegangan dan arus kerja menurut batas yang
ditentukan dan dalam waktu yang disyaratkan. Pada waktu uji coba, semua peranti yang
terpasang dan akan digunakan harus dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun
serempak sesuai dengan rencana dan tujuan penggunaannya. Hasil pemeriksaan dan
pengujian, termasuk hasil uji coba, harus dilaporkan dalam bentuk berita acara. Jika uji
coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba itu harus dihentikan dan
hanya dapat diulangi setelah instalasi diperbaiki.
Sebelum Instalasi dengan suplay hendaknya memriksa beberapa hal di bawah ini:
1. Kontinuitas penghantar proteksi
2. Kontinuitas penghantar pengikat
3. Resistans isolasi
4. Isolasi yang dilaksanakan setempat
5. Proteksi dengan pemisahan
6. Proteksi dengan penghalang
7. Dan penyelungkupan
8. Resistans isolasi lantai dan dinding
9. Polaritas
10. Resistans elektrode bumi
Sesudah instalasi dihubungkan dengan suplai:
1. Meyakini polaritas yang benar
2. Impedans lingkar gangguan bumi
3. Bekerjanya GPAS
4. Bekerjanya semua sakelar, pemutus sirkit dan pemisah
2.9 Perawatan
Karena instalsi mengalami aus, penuaan atau kerusakan yang akan mengganggu
instalasi jika dibiarkan, secara berkala instalasi harus diperiksa dan diperbaiki, dan
bagian yang aus, rusak atau mengalami penuaan diganti. Perlengkapan tertentu seperti
relai, kontaktor yang bagiannya lebih cepat terganggu bekerjanya karena mengalami aus,
penuaan atau kerusakan, harus secara berkala diperiksa dan dicoba, baik segi mekanis
maupun listriknya.

Gambar 2.1
Semua bagian instalasi listrik harus diperiksa dan dibersihkan secara berkala dan
teratur berdasarkan petunjuk, metode, dan program yang telah ditentukan. Hasil
pemeriksaan berkala suatu instalasi harus dimuat dalam laporan tertulis pemeriksaan.
Instalasi listrik yang disiapkan untuk melayani keadaan darurat, harus diperiksa dan
dicoba secara berkala agar keamanan dan keandalannya terjamin. Pemeliharaan semua
instalasi listrik sementara di lapangan pembangunan harus diawasi oleh orang yang
berwenang dan memikul tanggung jawab penuh atas keamanan menggunakan,
mengubah, dan menambah instalasi. Instalasi sementara tersebut harus diperiksa dan
diuji secara berkala sesuai ketentuan mengenai instalasi sementara, paling lama tiga
bulan sekali sesuai dengan keadaan dan tempat instalasi.

2.10 Perbaikan

Sebelum melaksanakan perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan instalasi


listrik, sakelar pemutus daya dan MCB harus dibuka terlebih dahulu serta sekering
dilepaskan. Pekerjaan-pekerjaan dalam perawatan dan perbaikan hubungan kelistrikan
instalasi listrik salah satu diantaranya adalah Kotak sekering / PHB.

Langkah-langkah yang harus dikerjakan adalah sebagai berikut :


(1) Kotak sekering dibuka tutupnya dengan obeng, tetapi sebelumnya sakelar pemutus
daya dilepaskan dahulu. Sambungan kawat pada terminal-terminal dilepaskan dengan
membuka sekerup-sekerup terminal menggunakan obeng. Karena panas dan lambat pada
terminal-terminal tersebut sering terbentuk kotoran atau kerak-kerak yang dapat menghambat
aliran arus listrik, maka harus dibersihkan dengan menggunakan amplas (kertas gosok) yang
halus dengan cara menggosoknya sampai bersih. Setelah bersih pasang kembali ujung-ujung
kawat pada terminal-terminalnya, agar tidak terjadi kesalahan dalam penyambungan, maka
sebelummelepaskan terminal jika perlu diberi tanda.

(2) Sakelar-sakelar dibuka tutupnya, sambungan-sambungan kawat pada terminal


dilepaskan dan dibersihkan dari kotoran, setelah itu dipasang kembali dengan kuat. Jika
kontak geser pada sakelar sudah rusak atau aus, sakelar tersebut harus diganti.

(3) Tutup kotak kontak–kotak kontak dibuka, sambungan pada terminal dibuka dan
dibersihkan, setelah bersih dipasang kembali dengan kuat, lubang-lubang kontak pada kotak
kontak dibersihkan.

(4) Kabel-kabel di atas plafon bila ada yang rusak misalnya digigit tikus, bila
memungkinkan kabel tersebut diganti, bila tidak memungkinkan bagian yang rusak isolasinya
dibungkus dengan isolasi yang baik. Sambungan-sambungan kawat pada kotak sambung
dibersihkan dari kotoran, bila ada yang kendor ikuatkan kembali dengan dipuntir
menggunakan tang. Bila tutup sambungan (las dop) ada yang kendor atau lepas dan tutup
kotak sambungan ada yang lepas, maka dipasang kembali dengan kuat.

(5) Tahanan isolasi antara fase dan nol, fase dan fase, fase dan bumi (ground), nol dan
bumi diukur. Bila hasilnya lebih kecil dari 1000 tiap volt maka diadakan pemeriksaan
bagian instalasi yang mengalami kerusakan isolasi dan harus diganti kabelnya.
BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan

1. Instalasi Listrik harus sesuai dengan PUIL 2000


2. Instalasi Listrik dibedakan menjadi 3, yaitu Instalasi listrik penerangan, Instalasi
listrik Tenaga / Industri, dan Instalasi Listrik pada Mesin
3. Ada bebrapa macam Gambar dan diagram pada Instalasi Listrik. Gambar Instalasi,
Diagram Garis tunggal, Diagran lingkaran, Diagram pengawatan dsb
4. Potensi bahasa listrik pada instalasi antara lain potensi bahaya untuk manusia dan
potensi bahaya instalasi itu sendiri.
5. Pengecekan alat sebelum memriksa dan memperbaiki instalasi sangat diperlukan
guna memperkecil kecelakaan kerja.
6. Pastikan keadaan sekitar aman dan matikan sumber sebelum melakukan pemeriksaan
dan perbaikan

Anda mungkin juga menyukai