DISUSUN OLEH :
i
DAFTAR ISI
BAB I .................................................................................................................................. 3
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 3
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 3
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 3
BAB II..................................................................................................................................4
2.1 Hakikat Kepemimpinan ............................................................................................ 4
2.2 Teori Kepemimpinan ................................................................................................ 5
2.3 Visi dan Misi Strategis .............................................................................................. 9
BAB III...............................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
3.2 Saran........................................................................................................................10
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia adalah makhluk social yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam
hidup, manusia selalau berinteraksi dengan sesame serta dengan lingkungan.
Manusia hidup berkelompok baik dalam kelompok besar maupun dalam
kelompok kecil. Hidup dalam kelompok tentulah tidak mudah. Untuk
menciptakan kondisi kehidupan yang harmonis anggota kelompok haruslah
saling menghormati & menghargai. Keteraturan hidup perlu selalu dijaga.
Hidup yang teratur adalah impian setiap insan. Menciptakan & menjaga
kehidupan yang harmonis adalah tugas manusia. Manusia adalah makhluk
Tuhan yang paling tinggi disbanding makhluk Tuhan lainnya. Manusia di
anugerahi kemampuan untuk berpikir, kemampuan untuk memilah & memilih
mana yang baik & mana yang buruk. Dengan kelebihan itulah manusia
seharusnya mampu mengelola lingkungan dengan baik. Tidak hanya
lingkungan yang perlu dikelola dengan baik, kehidupan social manusiapun
perlu dikelola dengan baik. Untuk itulah dibutuhkan sumber daya manusia
yang berkualitas. Sumber daya yang berjiwa pemimpin, paling tidak untuk
memimpin dirinya sendiri. Dengan berjiwa pemimpin manusia akan dapat
mengelola diri, kelompok & lingkungan dengan baik. Khususnya dalam
penanggulangan masalah yang relatif pelik & sulit. Disinilah dituntut kearifan
seorang pemimpin dalam mengambil keputusan agar masalah dapat
terselesaikan dengan baik.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Lao Tzu, Pemimpin yang baik adalah seorang yang membantu
mengembangkan orang lain, sehingga akhirnya mereka tidak lagi memerlukan
pemimpinnya itu.
Menurut Davis and Filley, Pemimpin adalah seseorang yang menduduki suatu
posisi manajemen atau seseorang yang melakukan suatu pekerjaan memimpin
Jadi kesimpulanya, Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang
mempengaruhi dan memotivasi orang lain untuk melakukan sesuatu sesuai tujuan
bersama
Para pemimpin dan orang yang dipimpin haruslah memahami hakikat
memimpin, berikutini dikemukan beberapa pandangan yang mendalam tentang
hakikat memimpin sebagaiberikut:
1.Tanggung jawab Bukan Keistimewaan.
Ketika seorang diangkat atau ditunjuk untuk memimpin suatu lembaga
atau institusi, maka ia sebenarnya ia mengembantanggungjawab yang besar
sebagai seorang pemimpin dan harus mampumempertanggungjawabkannya.
Bukan hanya dihadapan manusia, tapi juga jugadihadapan Tuhan.
4
2. Melayani bukan dilayani dan sewenang-wenang
Menjadi pemimpin atau pejabat berarti mendapatkan kewenangan yang
besar untuk bisa melayani masyarakat dengan pelayanan yang lebih baik dari
pemimpin sebelumnya. Maka untuk meningkatkan kesejahteraan hidup, setiap
pemimpin harus memiliki visi dan misi pelayanan terhadap orang-orang yang .
3. Pengorbanan bukan Fasilitas.
Menjadi pemimpin bukan untuk menikmati kemewahan atau kesenangan
hidup dengan berbagai fasilitas duniawi yang menyenangkan, tapi justru ia harus
mau berkorban dan menunjukkan pengorbanannya ketika masyarakat yang
dipimpinnya berada dalam kondisi sulit.
4. Keteladanan dan kepoloporan, bukan pengekor
Dalam segala hal baik itu dalam kebaikan, seorang pemimpin seharusnya
menjadi teladan dan pelopor bagi anak buahnya, bukan malah menjadi pengekor
yang tidak memiliki sikap terhadap nilai-nilai kebenaran dan kebaikan. Ketikas
eorang pemimpin menyerukan kejujuran kepada rakyat yang dipimpinnya, maka
ia telahmenunjukkan kejujuran itu.
5
Pemimpin dan kepemimpinan selalu diperlukan dalam setiap masa. Sebab-
sebab munculnya pemimpin Ada beberapa sebab seseorang menjadi pemimpin,
antara lain:
a. Seseorang ditakdirkan lahir untuk menjadi pemimpin. Seseorang menjadi
pemimpin melalui usaha penyiapan dan pendidikan serta didorong oleh kemauan
sendiri.
b. Seseorang menjadi pemimpin bila sejak lahir ia memiliki bakat kepemimpinan
kemudian dikembangkan melalui pendidikan dan pengalaman serta sesuai dengan
tuntutan lingkungan. Untuk mengenai persyaratan kepemimpinan selalu dikaitkan
dengan kekuasaan, kewibawaan, dan kemampuan.
6
Perilaku seorang pemimpin yang cenderung mementingkan bawahan memiliki ciri
ramah tamah, mau berkonsultasi, mendukung, membela, mendengarkan,
menerima usul dan memikirkan kesejahteraan bawahan serta memperlakukannya
setingkat dirinya. Berorientasi kepada bawahan dengan perhatian pribadi
pemimpin pada pemuasan kebutuhan bawahan serta menerima perbedaan
kepribadian, kemampuan dan perilaku bawahan serta produksi perilaku pemimpin
yang berorientasi.
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin ditentukan oleh ciri kepemimpinan
dengan perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan situasi kepemimpinan
dan situasi organisasional yang dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu
dan ruang. Faktor situasional yang berpengaruh terhadap gaya kepemimpinan
tertentu menurut Sondang P. Siagian (1994:129) adalah :
* Jenis pekerjaan dan kompleksitas tugas
* Bentuk dan sifat teknologi yang digunakan
* Persepsi, sikap dan gaya kepemimpinan
* Norma yang dianut kelompok
* Rentang kendali
* Ancaman dari luar organisasi
* Tingkat stress
* Iklim yang terdapat dalam organisasi.
7
2. Jangan jadikan kerajaan.
Pemimpin yang bijaksana berarti (seakan-akan) Anda telah mempunyai
bakat untuk menduduki posisi tersebut. Tapi ingat, jangan ciptakan sebuah
kerajaan. Pemimpin yang secara kebetulan jadi bos, sering juga secara kebetulan
membentuk suatu sistem aturan yang tidak perlu dan terlalu mengekang. Aturan
bagi karyawan memang perlu, tapi tak perlu berlebihan.
3. Selalu terbuka mencari bentuk baru.
Salah satu kunci keberhasilan dari menjalankan bisnis adalah mengulang-
ulang sesuatu yang terbukti berhasil. Masalahnya, seorang pemimpin yang secara
kebetulan jadi pemimpin, cenderung terus saja mengulang metode tadi dan tak
berani melakukan terobosan baru. Sebaliknya, pemimpin sejati mengakui
keberhasilannya tetapi juga menyadari bahwa selalu ada jalan lain untuk membuat
sesuatu lebih baik lagi.
4. Kepribadian kuat & tanggung jawab.
Memang benar Anda yang memegang kekuasaan. Tapi itu tak berarti
Anda boleh melakukan apa saja tanpa memikirkan tanggung jawabnya. Jangan
hanya menuntut bawahan untuk menyelesaikan tugas dengan baik, tapi Anda pun
harus memberi contoh yang baik. Jangan lupa, Anda adalah panutan mereka.
5. Menuntaskan pekerjaan.
Banyak pemimpin berkata, “permainannya” telah selesai. Padahal, seorang
pemimpin sejati, tidak akan pernah merasa selesai bekerja. Tiap hari pasti ada
masalah baru yang harus segera dituntaskan. Entah komplain dari klien atau
bawahan yang membuat ulah.
6. Beri penghargaan selayaknya.
Pemimpin sejati harus mempunyai tangan yang kuat sepertisi Popeye
setiap kali habis makan bayam. Prestasi yang baik menuntut timbal baik yang riil.
Pemimpin yang mempunyai mata jauh ke depan sangat dikagumi dan dihargai,
tetapi haruslah dengan sesuatu tindakan yang nyata pula, misalnya memberi
promosi, bonus, dan bentuk penghargaan yang nyata atas prestasi karyawan
8
2.3 Visi dan Misi Strategis
Konsep Manajemen strategi adalah untuk mencapai dan mempertahankan
keunggulan kompetitif. Manajemen Strategis dapat didifinisikan sebagai seni dan
ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas
fungsi yang memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya. Manajemen
Strategis berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran,
keuangan/akuntasi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem
informasi komputer untuk mencapai keberhasilan organisasi (David, 2006).
Penyususnan strategi perusahaan dimulai dari mengembangkan pernyataan
Visi & Misi, malkukan audit internal dan eksternal, menetapkan tujuan jangka
panjang, merumuskan, mengevaluasi dan memilih strategi, implementasi strategi
dan dilanjutkan dengan mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan (Lihat
Gambar pada halaman sampul buku David, 2006).
Sebelum menyusun pernyataan visi dan misi, perlu dipahami adanya 2
unsur yang harus dimiliki perusahaan agar sukses, ialah:
1. Sasaran bersama
Setiap karyawan dalam perusahaan biasanya akan bekerja spesialis
pada bidangnya, perhatian tertuju pada rincian pekerjaan sendiri, tetapi
setiap karyawan harus bekerja bersama-sama, dan mempunyai komitmen
terhadap sasaran –misi- perusahaan. Tanpa ada sasaran bersama dan
komitmen untuk mensukseskan sasaran tersebut, perusahaan tidak akan
mampu bertahan.
2. Nilai-nilai bersama
Hal yang sangat penting walaupun seringkali sulit ditentukan.
Dalam mencapai sasaran bersama, karyawan memerlukan nilai-nilai yang
menuntun mereka dalam memperlakukan pekerjaannya dan
memperlakukan karyawan satu dengan yang lain. Perusahaan yang mau
maju perlu menegakkan budaya dalam perusahaan yang didasarkan pada
kepercayaan dan partisipasi. Budaya perusahaan akan membantu
tumbuhnya kreativitas dan produktivitas, serta meningkatkan karya
karyawan maupun kehidupan mereka
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kata pemimpin, kepemimpinan serta kekuasaan memiliki keterikatan yang
tak dapat dipisahkan. Karena untuk menjadi pemimpin bukan hanya berdasarkan
suka satu sama lainnya, tetapi banyak faktor. Pemimpin yang berhasil hendaknya
memiliki beberapa kriteria yang tergantung pada sudut pandang atau pendekatan
yang digunakan, apakah itu kepribadiannya, keterampilan, bakat, sifat – sifatnya,
atau kewenangannya yang dimiliki yang mana nantinya sangat berpengaruh
terhadap teori maupun gaya kepemimpinan yang akan diterapkan.
Rahasia utama kepemimpinan adalah kekuatan terbesar seorang pemimpin
bukan dari kekuasaanya, bukan kecerdasannya, tapi dari kekuatan pribadinya.
Seorang pemimpin sejati selalu bekerja keras memperbaiki dirinya sebelum sibuk
memperbaiki orang lain.
Pemimpin bukan sekedar gelar atau jabatan yang diberikan dari luar
melainkan sesuatu yang tumbuh dan berkembang dari dalam diri seseorang.
3.2 Saran
Sangat diperlukan sekali jiwa kepemimpinan pada setiap pribadi manusia.
Jiwa kepemimpinan itu perlu selalu dipupuk dan dikembangkan. Paling tidak
untuk memimpin diri sendiri.
Jika saja Indonesia memiliki pemimpin yang sangat tangguh tentu akan
menjadi luar biasa. Karena jatuh bangun kita tergantung pada pemimpin.
Pemimpin memimpin, pengikut mengikuti. Jika pemimpin sudah tidak bisa
memimpin dengan baik, cirinya adalah pengikut tidak mau lagi mengikuti. Oleh
karena itu kualitas kita tergantung kualitas pemimpin kita. Makin kuat yang
memimpin maka makin kuat pula yang dipimpin.
10
DAFTAR PUSTAKA
Keraf, Groys. Tata Bahasa Indonesia. Jakarta Nusa Indah, 1997 Pratiwi, Yuni.
Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Erlangga,2004.
http://mahmud09-kumpulanmakalah.blogspot.com/.../pengertian-manfaat-dan-
fungsi-kerangka.html
11