ENERGI TERBARUKAN
Oleh:
Sania Mazaya
NIM A1C015043
A. Latar Belakang
fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu, dapat
dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui, relatif tidak
mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara juga dapat
Situasi energi di Indonesia tidak lepas dari situasi energi dunia. Konsumsi
energi dunia hanya makin meningkat membuka kesempatan bagi Indonesia untuk
energi minyak dengan sumber daya energi lainnya, karena minyak merupakan
sumber daya energi yang menghasilkan devisa selain gas alam oleh karena itu,
menggantikannya dengan sumber daya lain seperti gas alam, batubara, panas
bumi, tenaga air dan biomassa yang tersedia dalam jumlah besar.
minyak bumi. Bentuk alternatif ini ada berbagai macam antara lain gasohol bahan
bahan organik, biobriket yang bisa digunakan untuk kebutuhan rumah tangga dan
bentuk bentuk energi alternatif yang lain, energi alternatif yang dihasilkan
diharapkan memiliki kualitas dan terbuat dari bahan baku yang diperbaharui dan
murah.
B. Tujuan
1. Mengetahui proses pembuatan biobriket dari kernel sawit dan sekam padi.
fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu, dapat
dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui, relatif tidak
mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara juga dapat
bakar fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu
sumber daya hutan dan pertanian (Ndraha, 2009). Biomassa merupakan campuran
material organik yang kompleks, terdiri atas karbohidrat, lemak, protein, dan
sedikit mineral lain seperti sodium, fosfor, kalsium, dan besi. Komponen utama
Biobriket merupakan batangan arang yang terbuat dari arang limbah organik
yang telah dicetak sedemikian rupa yang memiliki nilai kalor yang tinggi.
untuk menarik air dan membentuk tekstur yang padat atau mengikat dua substrat
semakin baik, teratur dan lebih padat sehingga dalam proses pencetakan
keteguhan tekan dan arang briket akan semakin baik. Bioarang ini memberikan
keuntungan yaitu biayanya amat murah. Alat yang digunakan untuk pembuatan
briket bioarang cukup sederhana dan bahan bakunya pun sangat murah, bahkan
tidak perlu membeli karena berasal dari sampah, limbah pertanian yang tidak
digunakan lagi. Bahan baku untuk pembuatan arang umumnya telah tersedia
1. Timbangan digital.
3. Alat tulis.
4. Pengaduk.
7. Air.
8. Tepung tapioka.
9. Gelas ukur.
B. Prosedur Praktikum
a. Kernel Sawit.
4. Menimbang arang yang sudah menjadi serbuk (150 gram) dan timbang
dalam briket.
11. Mencatat hasil pengamatan, menghitung volume, susut bobot dan densitas
briket.
b. Sekam padi
2. Menimbang bahan (150 gram) dan timbang tepung tapioka (15% dan
dalam briket.
briket.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Drum Kiln
pengarangan pada suatu bahan yang akan dijadikan arang. Drum kiln ini
2. Alat Pengempa
A B
suatu briket.
3. Tungku Biomassa
5. Perhitungan
a. Susut bobot
b. Volume
Volume = ¼ . π . d2 . t
c. Densitas
B. Pembahasan
fosil (minyak bumi) karena beberapa sifatnya yang menguntungkan yaitu dapat
dimanfaatkan secara lestari karena sifatnya yang dapat diperbaharui, relatif tidak
mengandung unsur sulfur sehingga tidak menyebabkan polusi udara juga dapat
bahan organik yang ada di permukaan bumi seperti halnya kayu, rumput laut,
limbah dari kotoran hewan dan lain-lain yang dapat digunakan sebagai energi.
Biomassa bersifat ramah lingkungan, bersih, murah dan berguna sebagai bahan
Briket adalah perubahan bentuk produk dari serbuk yang dicampur dengan
digunakan sebagai bahan bakar dan dicetak dengan menggunakan perekat. Briket
dari biomassa memiliki nilai kalor yang tinggi. Faktor yang mempengaruhi
kualitas briket adalah komposisi bahan baku dan waktu karbonisasi. Proses
karbonisasi dalam pembuatan briket dapat menambah nilai kalor dan mengurangi
Biobriket merupakan batangan arang yang terbuat dari arang limbah organik
yang telah dicetak sedemikian rupa yang memiliki nilai kalor yang tinggi.
(Iriany, 2016).
yang terbuat dari aneka macam bahan hayati atau biomassa. Briket adalah salah
satu cara yang digunakan untuk mengkonversi sumber energi biomassa kebentuk
biomassa lain dengan cara dimampatkan sehingga bentuknya menjadi lebih teratur
Bioarang merupakan arang (salah satu jenis bahan bakar) yang dibuat dari
aneka macam bahan hayati atau biomassa, misalnya kayu, ranting, daun-daunan,
rumput, jerami, ataupun limbah pertanian lainnya. Bioarang ini dapat digunakan
dengan melalui proses pengolahan, salah satunya adalah menjadi briket bioarang
karbon pada suhu berkisar 275oC. Dengan proses karbonisasi, nilai kalor yang
Pembuatan briket mempunyai dua bahan penyusun yang penting yaitu bahan baku
dan bahan perekat. Pemilihan bahan baku dan bahan perekat sangat menentukan
mutu suatu briket. Bahan baku dan bahan perekat yang banyak digunakan saat ini
merupakan faktor yang paling penting, karena hal ini akan mempengaruhi kualitas
a. Pirolisis
Merupakan suatu proses termal dengan kondisi sedikit atau tanpa adanya
termokimia, dimana terjadi destruksi bahan organik dengan panas yang terjadi
tanpa oksigen. Proses pirolisis dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1) Fast Pyrolisis, yaitu pirolisis yang dilakukan pada suhu tinggi (±5000C),
laju transfer panas cepat, mempunyai vapuor residence time yang pendek
(<2 detik), menghasilkan 75% cairan (25% air), arang 12%, dan gas 13%.
2) Medium Pyrolisis, yaitu pirolisis yang dilakukan pada suhu moderat (<
yang moderat (±2 detik), menghasilkan 50% cairan, (50% air), arang 25%,
3) Slow Pyrolisis, yaitu pirolisis yang dilakukan pada suhu rendah (50-
yang panjang (>2 detik), menghasilkan 30% cair (70% air), arang 35%,
Selain itu perekat ini juga memiliki daya lekat yang kuat dibandingkan
perekat organik, akan tetapi biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dan
Standar kualitas briket bioarang dari TKKS pada saat ini masih belum ada,
akan tetapi briket bioarang yang memenuhi syarat sebagai bahan bakar dapat
dilihat dari nilai kalor, kadar karbon terikat dan kerapatannya yang tinggi. Saat ini
bahan baku utamanya kayu, yaitu dimana syarat briket yang baik memiliki :
Syarat briket yang baik adalah briket yang permukaannya halus dan tidak
meninggalkan bekas hitam di tangan. Selain itu, sebagai bahan bakar, briket juga
a. Mudah dinyalakan.
d. Kedap air dan hasil pembakaran tidak berjamur bila disimpan pada waktu
lama.
Menurut hasil praktikum pembuatan briket dari kernel sawit, saat dilakukan
pengujian briket mudah terbakar, hasil api dari pembakaran terbilang cukup baik,
asap yang dihasilkann terbilang kecil bahkan tidak ada asap yang keluar dan lama
1. Perekat organik, merupakan perekat yang efektif, tidak terlalu mahal dan
menghasilkan abu yang relatif sedikit. Contoh perekat organik adalah kanji,
dan tar.
dalam proses pembakaran, sehingga briket menjadi tahan lama. Selain itu
perekat ini juga memiliki daya lekat yang kuat dibandingkan perekat organik,
akan tetapi biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dan menghasilkan abu yang
Menurut Reta Ria Purnama (2012), secara umum proses pembuatan briket
pengepakan.
a. Penggerusan adalah menggerus bahan baku briket untuk mendapatkan ukuran
Machine.
Menurut hasil praktikum pembuatan briket dari kernel sawit, saat dilakukan
pengujian briket mudah terbakar, hasil api dari pembakaran terbilang cukup baik,
asap yang dihasilkan terbilang kecil bahkan tidak ada asap yang keluar dan lama
pembakaran 16.02 menit merupakan waktu yang baik. Rata-rata susut bobot yang
dihasilkan dalam pembuatan briket dari kernel sawit adalah 16.64 gr. Rata-rata
1. Dalam proses penghancuran kernel sawit dan sekam padi yang sangat keras
3. Sekam padi yang tidak dapat ditumbuk sehingga menyebabkan briket gagal.
4. Alat pres atau alat pengempa yang tidak dapat digunakan sehingga harus
secara manual.
5. Proses pembakaran yang terlalu banyak dalam menghasilkan asap pada briket
dari bekatul.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
2. Briket karbonisasi adalah jenis briket yang terlebih dahulu mengalami proses
B. Saran
Asisten sudah melakukan tugasnya dengan baik alangkah lebih baik lagi
apabila asisten lebih tegas lagi terhadap praktikan, agar praktikum dapat berjalan
kedepannya, ketersediaan alat untuk praktikum juga harus lebih ditingkatkan lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Iriany dkk. 2016. Pembuatan Biobriket Dari Pelepah Dan Cangkang Kelapa
Sawit: Pengaruh Variasi Komposisi Bahan Baku Dan Waktu Karbonisasi
Terhadap Kualitas Briket. Jurnal Teknik Kimia USU, Vol. 5, No. 3.
Maryono., dkk. 2013. Pembuatan dan Analisis Mutu Briket Arang Tempurung
Kelapa Ditinjau dari Kadar Kanji. Jurusan Kimia FMIPA. Universitas
Negeri Makasar : Makasar.
Munthe, Muhammad Ginta dkk. 2015. Pemanfaatan Cangkang Kelapa Sawit Dan
Limbah Kelapa Sawit (Sludge) Sebagai Bahan Baku Pembuatan Biobriket
Arang. Jurnal Rekayasa Pangan dan Pert., Vol.3 No. 4.
Ndraha N. 2009. Uji komposisi bahan pembuat briket bioarang tempurung kelapa
dan serbuk kayu terhadap mutu yang dihasilkan. Sumatera Utara:
Universitas Sumatera Utara.
Purnama, Retta Ria., dkk. 2012. Pemanfaatan Limbah Cair Cpo Sebagai Perekat
Pada Pembuatan Briket Dari Arang Tandan Kosong Kelapa Sawit. Jurnal
Teknik Kimia No. 3, Vol. 18.
Purwanto, Djoko. 2010. Briket Bahan Bakar Dari Limbah Tempurung Kelapa
Sawit (Elaeis Guineensis Jacq) The Fuel Briquettes From Oil Palm Shell
Waste. Jurnal Riset Industri Hasil Hutan Vol.2, No.1.
Putra, Hijrah Purnama dkk. 2013. Studi Kualitas Briket Dari Tandan Kosong
Kelapa Sawit Dengan Perekat Limbah Nasi. Jrnal Sains dan Teknologi
lingkungan Vol. 5 No.1.
Ramadiah. 2016. Uji Kualitas Briket Dari Limbah Kelapa Sawit . Skripsi.
Fakultas Sains Dan Teknologi Uin Alauddin Makassar.
Silalahi. 2000. Penelitian Pembuatan Briket Kayu dari Serbuk Gergajian Kayu.
Bogor: Hasil Penelitian Industri DEPERINDAG.
Widardo dan Suryanta, 1995. Membuat Bioarang dari Kotoran Lembu. Kansius,
Bogor.
Wijaya, Beni Krisman. 2013. Uji Kualitas Briket Arang Dari Tandan Kosong Dan
Limbah Kernel Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq). Karya Ilmiah.
Program Studi Teknologi Hasil Hutan Jurusan Teknologi Pertanian
Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Samarinda.