Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MAKALAH

HUKUM BISNIS
STUDI KASUS PADA NIKE INDONESIA

Disusun Oleh:
Nama : Adi Putra Pratama Nugraha
No. Mahasiswa : 14312506

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2017
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Nike
Nike adalah salah satu perusahaan sepatu, pakaian dan alat-alat olahraga yang
berasal dari Amerika Serikat dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia.
Nama Nike sendiri diambil dari nama dewi Yunani yang berarti “Kemenangan”.
Nike didirikan tahun 1964 ketika atlet sekaligus pengusaha asal Oregon bernama
Phillip Knight, mengagas impor sepatu lari dari Jepang untuk bersaing dengan
merek Jerman seperti Adidas dan Puma yang kemudian mendominasi pasar
Amerika Serikat. Keuntungannya adalah bahwa sepatu Jepang lebih murah karena
tenaga kerja di Jepang sangat murah. Dia mulai menjual sepatu keliling dengan
tujuan di stadion atletik, dimana pertumbuhan penjualan secara pelan tapi pasti
meningkat. Pada 1970-an, Knight dan perusahaannya melihat awal revolusi jogging
dan mulai memasaran produk untuk pelari non-profesional juga. Ia pun lantas
tertarik untuk membuka pasar yang lebih luas dan mengubah image sepatu lari
menjadi sepatu fashion agar dapat menarik pasar dari segala kalangan baik dari
anak-anak hingga orang dewasa dapat memakainya. Berikut adalah revolusi logo
Nike dari awal dibentuk hingga saat ini :

Pada tahun 1990-an Nike dapat mempertahankan posisinya sebagai pemimpin


pasar dalam sepatu olahraga, dan juga merupakan pemain penting dalam pakaian
dan aksesoris olahraga. Majalah Fortune melaporkan penjualan sebesar US $ 3,7
miliar pada tahun 1994 dan laba mencapai US $ 299 juta.
2. Nike Merambah Pasar Asia (Termasuk Indonesia)
Nike memulai produksi di Korea Selatan dan Taiwan pada tahun 1972, karena
tertarik oleh murahnya biaya tenaga kerja yang ada di sana. Nike berusaha
melebarkan usahanya dengan membuat produksi di China dan menjalin kemitraan
dengan perusahaan milik negara yang ada berada di sana, tapi hal ini malah
mendatangkan bencana. Nike lantas memindahkan usahanya ke Taiwan dan dapat
mengambil keuntungan dari ongkos tenaga kerja dan biaya bahan baku yang lebih
murah di sana.
Pada akhir tahun 1980-an dengan adanya pergolakan buruh yang ada di Korea
Selatan yang para buruhnya meminta untuk adanya kenaikan gaji serta hilangnya
kontrol dari tempat kerja oleh otoritas-otoritas Korea telah membuat negara tersebut
kurang menarik bagi para investor. Nike lantas memindahkan operasi mereka ke
Thailand dan Indonesia, dalam mencari tenaga kerja yang lebih murah dan tidak
merepotkan. Upah di kedua negara ini disebut-sebut sebagai salah satu yang
termurah karena hanya menelan seperempat tarif dari yang dibayarkan di Korea
Selatan.
Nike di Indonesia telah beroperasi sejak 1988 dan hampir sepertiga dari sepatu
yang dipasarkan oleh Nike berasal dari Indonesia. Dalam sebuah wawancara pers
pada tahun 1994, koordinator perusahaan Nike di Indonesia, Tony Band,
mengatakan perusahaan yang digunakan untuk produksi di Indonesia berjumlah 11
kontraktor. Di antaranya merupakan bekas-bekas basis perusahaan asosiasi Nike di
Korea Selatan dan Taiwan yang juga pada saat yang sama menghasilkan produk
untuk merek lain seperti Reebok, Adidas dan Puma.

B. Analisis SWOT
Mengamati perkembangan Nike dari tahun ke tahun sebagaimana yang telah
penulis paparkan pada tulisan diatas, maka dapat diperoleh beberapa informasi
yang bisa dianalisa menggunakan metode analisis SWOT.
1. Strengths (Kekuatan)
Kekuatan meliputi kemampuan internal, sumber daya, dan faktor
situasional positif yang dapat membantu perusahaan melayani
pelanggannya dan mencapai tujuannya. Kekuatan dari Nike Indonesia yang
pertama yaitu terletak pada kelengkapan produk yang tersedia, dengan
menyediakan produk yang beragam dan berkualitas maka Nike Indonesia
dapat memenuhi seluruh kebutuhan para konsumen. Sehingga diharapkan
kebutuhan konsumen yang beragam dapat terpenuhi ketika mereka
berbelanja di Nike Indonesia, apalagi sekarang dengan hadirnya pembelian
online yang menggunakan bantuan internet dapat mempermudah konsumen
untuk mendapatkan produk yang diinginkan. Selain itu Nike Indonesia juga
berusaha menawarkan harga yang bersaing demi kepuasan para konsumen,
frekuensi pemberian diskon juga menjadi salah satu kekuatan lain dari Nike
Indonesia, sebab tidak dapat dipungkiri bahwa diskon menjadi daya tarik
tersendiri.
Lokasi outlet Nike Indonesia yang tersebar di berbagai kota di seluruh
Indonesia juga merupakan kekuatan yang membuat produk Nike dapat
dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia. Dengan banyaknya jumlah
outlet yang tersebar, maka diharapkan Nike Indonesia mampu memenuhi
kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia pada khususnya dan masyarakat
dari luar Indonesia pada umumnya.
Kekuatan Nike Indonesia yang lainnya adalah strategi pemasaran yang
baik. Hal ini terbukti dengan bagaimana menciptakan kenyamanan bagi
konsumen selama berada di dalam toko, sehingga ketika konsumen datang
ke toko tidak hanya sekedar membeli barang, tapi mereka juga mendapatkan
experience tersendiri di dalam toko tersebut, itulah yang diciptakan oleh
Nike Indonesia. Experience yang diperoleh para konsumen antara lain
karena kenyamanan toko, pelayanan yang baik, juga dari segi desain dan
interior yang menarik. Selanjutnya yang menjadi kekuatan utama bagi Nike
Indonesia adalah terdapat pada merek dan intellectual property rights,
dengan menguasai jaringan penjualan wordwide, dan senantiasa “leading”
dalam teknologi berupa produk yang lebih bagus, lebih baik dan lebih
nyaman untuk digunakan.

2. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan meliputi keterbatasan internal dan faktor situasional negatif
yang dapat menghalangi performa perusahaan. Salah satu kelemahan dari
Nike Indonesia adalah harga yang agak mahal dalam jangkauan masyarakat
golongan bawah terutama untuk produk sepatu dan produk lainnya. Nike
Indonesia juga memiliki kelemahan dalam harga sepatu impor yang masih
bergantung pada nilai kurs. Ketika nilai kurs Rupiah terhadap mata uang
asing melemah, maka hal tersebut akan berdampak pada harga sepatu impor
yang ditawarkan. Semakin lemah nilai kurs Rupiah, maka semakin mahal
harga sepatu impor tersebut. Alangkah baiknya jika Nike Indonesia
memiliki kendali terhadap harga sepatu impor yang dijual, sehingga harga
yang dibandrol dapat disesuaikan dengan daya beli konsumen.
3. Opportunities (Peluang)
Peluang adalah faktor atau tren yang menguntungkan pada lingkungan
eksternal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh keuntungan.
Nike Indonesia yang memberikan pusat perhatian pada inovasi produk,
melihat peluang pasar baru secara metodis, mengembangkan produk yang
sudah ada dan memperbaiki kembali sistem informasi serta distribusi yang
terdapat di dalamnya, selain itu juga semakin banyak orang di Indonesia
yang sadar akan pentingnya olah raga tanpa mengesampingkan sisi fashion.
Sehingga dengan cara tersebut Nike Indonesia dapat terus bertahan dan
menjadi market leader.

4. Threats (Ancaman)
Ancaman adalah faktor pada lingkungan eksternal yang tidak
menguntungkan dan menghadirkan tantangan bagi performa perusahaan.
Ancaman bagi Nike Indonesia yaitu adanya toko-toko dari produk lain yang
juga hadir di lingkungan sekitar masyarakat, seperti misalnya Adidas,
Reebok, Puma, dll. Selain toko-toko yang disebutkan di atas, keberadaan
took-toko kecil juga menjadi ancaman bagi Nike Indonesia, apalagi toko
tersebut menjual sepatu yang kualitasnya bajakan atau palsu dengan harga
yang jauh lebih murah. Seperti yang ada di sekeliling kita, banyak sepatu
yang mengatasnamakan merk Nike, Adidas, dll. Padahal produk tersebut
bukan produk asli dari merk itu sendiri, mereka hanya memanfaatkan brand
yang sudah terkenal agar produk mereka gampang diminati oleh pasar dan
mereka dapat meraup keuntungan dari penjualan yang dilakukan.
C. Dampak Nike Indonesia terhadap Lingkungan Sekitar
Kepemilikan modal dari Nike Indonesia dimiliki oleh para investor yang
membeli sahamnya dari pasar saham Amerika Serikat, sebab pihak pusat Nike tidak
memperdagangkan sahamnya pada pasar saham Indonesia. Meskipun Nike tidak
memperdagangkan sahamnya, tetapi Nike membuat pabrik di Indonesia yang
memproduksi segala sesuatu hal yang berkaitan dengan produk olahraga. Sehingga dari
penanaman modal yang dilakukan oleh Nike, tentunya dapat membuka lapangan kerja
baru dan lapangan kerja ini sangat penting bagi Indonesia mengingat terbatasnya
kemampuan pemerintah dalam menyediakan lapangan kerja baru untuk warganya.
Selain itu, hal ini dapat membantu pertumbuhan ekonomi masyarakat Indonesia baik
melalui pembentukan kapital dan transfer teknologi juga dalam peningkatan tingkat
pengetahuan keterampilan tenaga kerja pada khususnya. Secara garis besar, penanaman
modal asing yang dilakukan oleh Nike memiliki dampak positif, di antaranya yaitu :
1. Sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh Indonesia
untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan ekonomi.
2. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat harus diikuti dengan perpindahan
struktur produksi dan perdagangan.
3. Modal asing dapat berperan penting dalam memobilisasi dana maupun
perubahan struktural.

Anda mungkin juga menyukai