Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Masalah kesehatan merupakan masalah penting yang tengah dihadapi oleh

masyarakat saat ini, apalagi yang tengah menimpa kaum wanita. Kesehatan

reproduksi wanita adalah hal yang sangat perlu diperhatikan menimbang bahwa

wanita adalah makhluk yang unik. Wanitadalam siklus hidupnya mengalami

tahap-tahap kehidupan, diantaranya dapat hamil dan melahirkan. Abortus

merupakan masalah kesehatan masyarakat karena memberikan dampak

padakesakitan dan kematian ibu. Salah satu penyebabutama kematian ibu adalah

perdarahan berupa komplikasi yang disebabkan oleh abortus.

Abortus inkomplit merupakan salah satu perdarahan pada kehamilan muda

yang merupakan salah satu penyebab kematian Neonatal dan Maternal di

Indonesia. Risiko terjadinya abortus spontan meningkat bersamaan dengan

peningkatan jumlah paritas, usia ibu. Abortus meningkat sebesar 12% pada wanita

usia kurang dari 20 tahun dan meningkat sebesar 26% pada usia lebih dari 40

tahun (Cunningham,2015).

Lima penyebab kematian ibu terbesar adalah perdarahan, hipertensi dalam

kehamilan,infeksi, partus macet, dan abortus.Faktor risiko terjadinya abortus

meliputi; usia, paritas ibu, riwayat abortus, infeksi selama kehamilan, merokok,

pengonsumsian alkohol, kafein, diabetes mellitus, hipertensi, rendahnya sosial

ekonomi, toksin seperti arsen dan karbon disulfida, kelainan pada uterus dan lain-

lain. Ada 1%-10% malformasi janin diakibatkan oleh paparan obat, bahan kimia,
radiasi dan umumnya berakhir dengan abortus. Faktor usia merupakan salah satu

faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya abortus. Abeysena et al

menyebutkan bahwa usia ibu yang lebih dari 35 tahun merupakan salah satu

faktor risiko dari terjadinya abortus spontan (OR= 2,98).9 Menurut penelitian

yang dilakukan Ashikin, dari 230 kasus abortus yang terjadi pada tahun 2014,

sebanyak 37,8% penderita abortus mayoritas berusia 30-34 tahun. Abortus adalah

pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan yang

batasannya adalah kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat badan janin

kurang dari 500 gram.

Abortus merupakan pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup

diluar kandungan yang menurut para ahli ada sebelum usia 16 minggu dan 28

minggu dan memiliki BB 400-1000 gram,tetapi jika terdapat fetus hidup dibawah

400 gram itu dianggap keajaiban karena semakin tinggi BB anak waktu lahir

makin besar kemungkinan untuk dapat hidup terus (Amru sofian,2014).

Abortus inkompletus hanya sebagian dari hasil konsepsi yang

dikeluarkan,yang tertinggal adalah desidua atau plasenta. Gejala: amenorea, sakit

perut, mulas-mulas, perdarahan sedikit atau banyak, dan bisa berupa stolsel(darah

beku), sudah ada fetus atau jaringan yang keluar, tetapi jika perdarahan belum

berenti karena konsepsi belum keluar semua akan menyebabkan syok. Ini terjadi

sebelum kehamilan 20 minggu.(Amin Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma,2015).

Menurut World Health Organzation (WHO), sebanyak 4,2 juta abortus

terjadi di Asia Tenggara, yang mempunyai angka kematian paling tinggi terjadi

pada tahun 2015 yaitu 248 per 100.000 kelahiran hidup, bisa diartikan 50 Ibu
meninggal setiap hari, disebabkan oleh: perdarahan, infeksi, ekslamsi, partus

lama, dan komplikasi abortus. Angka kematian Ibu hamil di Jawa Barat sebanyak

11% akibat abortus tercatat sebesar 141 pada tahun 2014 (Dinkes Pemprov

Jateng,2014).

Menurut (World Health Organization) WHO 2015, melaporkan bahwa

setiap tahun terdapat 42 juta wanita mengalami kehamilan yang tidak diinginkan

unintended pregnancy yang menyebabkan abortus. Badan Kesehatan Dunia atau

World Health Organization (WHO) 2016, menyatakan bahwa sekitar 800 wanita

meninggal selama kehamilan akibat abortus ataupun komplikasi pada saat

melahirkan setiap harinya.

Pada tahun 2014, lebih dari 287.000 ibu meninggal saat hamil ataupun

bersalin. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2014

seperti yang dikutip oleh Gustina (2013), angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia

sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup dan akibat abortus. Sedangkan angka

kejadian Abortus di Indonesia sebanyak 20 juta wanita merupakan unsafe

abortion, yang paling sering terjadi pada negar-anegara dimana abortus itu illegal.

(Kemenkes RI,2015). Proses aborsi banyak menimbulkan akibat negatif yang dapat

menimbulkan komplikasi atau kematian dan anemia akibat pendarahan yang terjadi

saat proses aborsi berlangsung dimana hal tersebut dilakukan oleh bukan dari tenaga

medis dan tidak memenuhi persyaratan medis.

Secara umum, ada dua cara yang dapat dilakukan untuk mencegah

terjadinya praktek aborsi. Pertama, melalui upaya hukum (tindakan

konstitusional).Cara ini dapat dilaksanakan dengan mengeluarkan Undang-undang


mengenai aborsi.Mengingat di Indonesia aborsi sudah diatur dalam KUHP, maka

upaya yang perlu dilakukan adalah menyadarkan masyarakat Indonesia untuk

menjadi masyarakat yang sadar hukum.Ini dapat diusahakan dengan memberi

bimbingan dan penyuluhan hukum kepada masyarakat luas, yang dilakukan oleh

badan penegak hukum atau instansi terkait lainnya. Kedua, melalui gerakan sosial

keagamaan. Dalam hal ini peran para ulama dan para da’i sangat berpengaruh,

terutama bagi umat Islam. Mereka dapat menyadarkan umat untuk tidak

melakukan perbuatan keji dan tindak kejahatan yang kejam, karena tindakan itu

tidak hanya mendapat sanksi hukum di dunia, tetapi di akhirat kelak akan

mendapat ganjaran dari yang Kuasa.

B. Tujuan penulisan

1. Tujuan umum

Untuk memberikan gambaran secara umum tentang penerapan asuhan

keperawatan pada klien dengan penyakit anemia secara teoritis.

2. Tujuan khusus

a. Mampu melaksanakan pengkajian pada klien dengan abortus dan

membandingkan secara teoritis

b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada klien dengan

abortus dan membandingkan secara teoritis

c. Mampu membuat rencana tindakan keperawatan pada klien dengan

abortus dan membandingkan secara teoritis


d. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada klien dengan

abortus dan membandingkan secara teoritis

e. Mampu mengevaluasi hasil asuhan keperawatan yang telah diberikan

pada klien dengan abortus dan membandingkan secara teoritis

MANFAAT PENULISAN

a. Manfat Teoritik

Karya tulis ilmiah ini dapat membantu dalam pengembangan ilmu

keperawatan sehingga asuhan keperawatan lebih baik lagi

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan memperoleh pengalaman

khususnya di bidang keperawatan maternitas , dan bagi peneliti

selanjutnya dapat mengembangkan penatalaksanaan asuhan

keperawatan seperti komperhensif

2) Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai dalam kegiatan proses belajar dan bahan pustaka tentang

asuhan keperawatan maternitas

3) Bagi Rumah Sakit

Diharafkan karya tulis ilmiah ini bisa menambah pengalaman data

asuhan keperawatan yang secara konperhensif

A. Sistematika Penulisan

Dalam menyusun karya tulis ini, penulis menggunakan sistematika


penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN Meliputi Latar Belakang, rumusan masalah,
tujuan, sistematika penulisan dan manfaat.
BAB II : TINJAUAN TEORI Meliputi Konsep Dasar yang terdiri dari
pengertian BBLR, anatomi fisiologi sistem pencernaan, etiologi,
patofisiologi, manifestasi klinis, penatalaksanaan, komplikasi.
BAB III : TINJAUAN KASUS Terdiri dari Pengkajian Keperawatan,
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, implementasi
keperawatan, evaluasi keperawatan.
BAB IV : PENUTUP Meliputi tentang simpulan kasus secara teori dan
yang terjadi dilapangan serta saran yang penulis berikan kepada berbagai
pihak.

Anda mungkin juga menyukai