Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

“ menentukan asam daan basa”


Dengan indikator alami
Kelas XI MIA 4

Oleh:

1. I gusti ayu diah anggraeni


2. Citra amalia rusdianti
3. Maulyda aura laylan
4. Adinda mawahda
5. Anggun puspita
6. Fadillah
SMAN 2 PALU
Tahun ajaran 2017-2018
I Judul
Menentukan asam dan basa dengan indikator alami

II Tujuan percobaan
Membedakan larutan asam, larutan basa, dan larutan netral dengan kertas
lakmus.

III Alat dan bahan


Alat jumlah Bahan

Pelat tetes 1 buah Air suling


Rak tabung reaksi 1 buah Larutan cuka
Gelas kimia 1 buah Air kapur
Pipet tetes 2 buah Larutan gula
Air jeruk
Ekstrak kunyit
Ekstrak bogenfil
Ekstrak kamboja merah
Ekstrak terompet kuning

IV Cara kerja
a. Letakkan potongan kecil kertas lakmus merah pada salah satu lekukan pelat tetes dan kertas lakmus
biru pada lekukan yang lain. Kemudian, teteskan air kapur pada kedua kertas lakmus tersebut dengan
menggunakan pipet tetes. Amati yang terjadi
b. Ulangi langkah di atas, menggunakan larutan lain yang sudah disediakan. Amati yang terjadi
c. Tumbulah bunga kamboja merah sampai halus, kemudian tambahkan beberapa tetes air. Ambillah
airnya.
d. Letakkan air bunga kamboja tersebut ke dalam dua lekukan pelat tetes. Teteskan air kapur pada
lekukan pertama dan larutan cuka pada lekukan kedua . amati yang terjadi
e. Lakukan langkah (C) dan (D) dengan menggunakan bahan lain yang sudah disediakan.
V Hasil pengamatan
Kertas lakmus Sifat larutan

No Bahan Merah Biru Asam Netral Basa

1 Air suling Tetap Tetap

2 Larutan cuka Merah Merah

3 Air kapur Biru Biru

4 Air jeruk Merah Merah

5 Air sabun biru biru

Indikator bahan alami

No. Ekstrak bahan Warna ekstrak bahan Warna ekstrak ditetesi


alami alami
cuka Air kapur

1 kunyit Kuning kuning muda Coklat tua

2 bogenfil Merah merah cerah Merah maron

3 kamboja merah Coklat coklat muda Coklat

4 terompet kuning Coklat tua coklat muda Coklat tua

VI Landasan teori
1. Teori Asam Basa Arrhenius

Pada tahun 1884, Svante August Arrhenius, seorang ahli kimia dari Swedia mengemukakan mnjnkonsep asam
dan basa. Dia menjelaskan bagaimana kekuatan asam dalam air tergantung pada konsentrasi ion-ion hidrogen
di dalamnya.
Asam

Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion hidrogen (H+).Contoh-contoh reaksi
asam ketika dilarutkan dalam air sebagai yaitu sebagai berikut.
Sebenarnya ion-ion hidrogen yang dihasilkan oleh asam ketika dilarutkan dalam air terikat pada molekul-
molekul air (H2O) dalam bentuk ion hidronium, yaitu ion positif yang dibentuk oleh penambahan sebuah
proton (ion hidrogen) pada sebuah molekul air. Ion ini dinyatakan dengan rumus kimia H3O+. Akan tetapi,
seringkali kita hanya menulis dengan H+.
Tidak semua senyawa hidrogen adalah asam, misalnya etanol yang mempunyai rumus kimia C2H5OH.
Walaupun ada unsur H-ya, etanol bukan asam. Begitu juga tidak semua hidrogen pada rumus kimia suatu asam
dapat dilepaskan sebagai ion H+ dalam larutan.
Contohnya, dalam rumus kimia asam asetat terdapat empat atom hidrogen, tetapi satu atom H saja yang
dapat dilepaskan sebagai ion H+.

Asam asetat merupakan asam lemah karena yang terisonisasi sangat sedikit.
Berdasarkan kekuatannya, asam terdiri atas asam kuat dan asam lemah yang ditentukan oleh besarnya derajat
ionisasi di dalam larutan air.

[1] Asam Kuat

Asam kuat adalah asam yang derajat ionisasinya mendekati satu asam yang mengalami ionisasi
sempurna.Contohnya HCI (asam klorida), HBr (asam bromida), HI (asam iodida), HNO3 (asam nitrat), H2SO3
(asam sulfit), H3PO4 (asam fosfat) dan H2CO3 (asam karbonat).

[2] Asam Lemah

Asam lemah adalah asam yang derajat ionisasinya lebih kecil atau asam yang mengalami ionisasi sebagian.
Contoh HF (assam fluorida), CH3COOH (asam asetat), HCN (asam sianida), HNO2 (asam nitrit), H2SO3 (asam
sulfit), H3PO4 (asam fosfat), dan H2CO3 (asam karbonat).
Berdasarkan jumlah ion H+ yang dilepaskan, asam dibedakan sebagai berikut:
[1] Asam Monoprotik
Asam monoprotik adalah asam yang melepaskan satu ion H+ dalam pelarut air.

Contoh:

[2] Asam Diprotik

Asam diprotik adalah asam yang melepaskan dua ion H+ dalam pelarut air.

Contoh:

[3] Asam Triprotik

Asam triprotik adalah asam yang melepaskan tiga ion H+ dalam pelarut air.

Contoh:
Ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepas ion H+ disebut ion sisa asam.
Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Contoh-contoh reaksi basa ketika dilarutkan dalam air sebagai berikut.

Basa berdasarkan pada ion OH- yang dilepaskan pada reaksi ionisasi basa dibedakan menjadi sebagai berikut:
[1] Basa Monohidroksi
Basa monohidroksi adalah basa yang pada reaksi ionisasi melepaskan satu ion OH-.
Contoh:

[2] Basa Polihidroksi

Basa polihidroksi adalah basa yang ada pada reaksi ionisasi melepaskan ion OH- lebih dari satu.
Contoh:
2. Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry
Teori asam-basa Bronsted-Lowry adalah teori yang melengkapi kelemahan teori asam-basa Arrhenius karena
tidak semua senyawa bersifat asam/basa dapat menghasilkan ion H+/OH- jika dilarutkan dalam air.

Menurut Bronsted-Lowry asam adalah senyawa yang dapat menyumbang proton, yaitu ion H+ ke senyawa/zat
lain. Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu ion H+ dari senyawa/zat lain. Teori ini juga
memiliki kelemahan, yaitu tidak dapat memperlihatkan sifat asam/basa suatu senyawa jika tidak ada proton
yang terlibat dalam reaksi.

Berdasarkan teori di atas, reaksi antara gas HCI dan NH3 dapat dijelaskan sebagai reaksi asam-basa
yaitu:
Simbol (g) dan (s) menyatakan zat berwujud gas dan padat. Hidrogen klorida mendonorkan proton pada
amonia dan berperan sebagai asam.

Menurut teori Bronsted dan Lowry, zat dapat berperan baik sebagai asam maupun basa. Jika zat tertentu lebih
mudah melepas proton, zat ini akan berperan sebagai asam dan lawannya sebagai basa. Sebaliknya, jika suatu
zat lebih mudah menerima proton, zat ini akan berperan sebagai basa. Dalam suatu larutan asam dalam air, air
berperan sebagai basa.

Dalam reaksi diatas, perbedaan HCI dan CI- adalah sebuah proton, dan perubahan antarkeduanya adalah
reversibel. Hubungan seperti ini disebut hubungan konjugat, serta pasangan HCI dan CI- juga disebut pasangan
asam-basa konjugat.

Larutan dalam air ion CO32 bersifat basa. Dalam reaksi antara ion CO32- dan H2O, yang pertama berperan
sebagai basa dan yang kedua sebagai asam dan keduanya membentuk pasangan asam-basa konjugat.

Zat disebut sebagai amfoter bila zat ini dapat berperan sebagai asam atau basa. Air adalah zat atmosfer yang
khas. Reaksi antara dua molekul air menghasilkan ion hidronium dan ion hidroksida adalah contoh khas reaksi
zat atmosfer.
3. Teori Asam Basa Menurut Lewis
Di tahun 1923 ketika Bronsted dan Lowry mengusulkan teori asam-basanya, Lewis mengusulkan teori asam-
basa baru juga. Lewis yang juga mengusulkan teori oktet, memikirkan bahwa teori asam-basa sebagai masalah
dasar yang harus diselesaikan berlandaskan teori struktur atom, bukan berdasarkan hasil percobaan.
Menurut Lewis, asam adalah zat yang dapat menerima elektron. Basa adalah zat yang dapat mendonorkan
pasangan elektron.Semua zat yang didefinisikan sebagai asam dalam teori Arrhenius juga merupakan asam
dalam kerangka teori Lewis, karena proton adalah aksepator pasangan elektron. Dalam reaksi netralis proton
membentuk ikatan koordinat dengan ion hidroksida.

Situasi ini sama dengan reaksi fase gas yang pertama diterima sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori
Bronsted-Lowry.

Dalam reaksi ini proton dan HCI membentuk ikatan koordinat dengan pasangan elektron bebas atom nitrogen.
Keuntungan utama teori asam-basa Lewis terletak pada fakta bahwa beberapa reaksi yang tidak dianggap
sebagai reaksi asam-basa dalam kerangka teori Arrhenius dan Bronstred-Lowry terbukti sebagai reaksi asam-
basa dalam teori Lewis. Sebagai contoh reaksi antara boron trifluorida BF3 dan ion fluorida F-.

Reaksi ini melibatkan koordinasi boron trifluorida pada pasangan elektron bebas ion fluorida. Menurut teori
asam-basa Lewis, BF3 adalah asam. Untuk membedakan asam semacam BF3 dari asam protik (yang melepas
proton dengan kata lain, asam adalah kerangka teori Arrhenius dan Bronsted-Lowry), asam ini disebut asam
Lewis.Boron membentuk senyawa yang tidak memenuhi aturan oktet, dan dengan demikian adalah contoh
khas unsur yang membentuk asam Lewis. Karena semua basa bronsted-Lowry mendonasikan pasangan
elektronnya pada proton, basa ini juga merupakan basa Lewis. Namun, tidak semua asam Lewis adalah asam
Bronsted-Lowry sebagaimana dinyatakan dalam contoh diatas.

VII Pembahasan
Pada percobaan pertama yaitu perubahan warna pada kertas lakmus, dapat kita lihat bahwa saat air suling
dimasukkan kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru warna dari kertas lakmus tetap yang menandakan
bahwa air suling tersebut bersifat netral, pada larutan cuka kertas lakmus yang berwarna merah tetap merah
dan warna biru menjadi merah yang menandakan larutan cuka bersifat asam. Pada air kapur kertas lakmus
merah berwarna biru dan kertas lakmus biru tetap biru yang menandakan air kapur bersifat basa. Pada larutan
jeruk kertas lakmus merah berwarna merah dan kertas lakmus biru berwarna merah yang menandakan bahwa
larutan tersebut bersifat asam, dan pada larutan air cuka kertas lakmus merah berwarna biru dan lakmus biru
berwarna biru yang menandakan bahwa larutan itu bersifat basa.
ASAM KUAT
Nama Asam Kuat Nama Asam Lemah
Asam klorida HCl Asam asetat CH3COOH
Asam nitrat HNO3 Asam askorbat H2C6H6O6
Asam sulfat H2SO4 Asam benzoat C7H5O2H
Asam bromida HBr Asam borat H3BO3
Asam iodida HI Asam karbonat H2CO3
Asam klorat HClO3 Asam sitrat H3C6H5O7
Asam perklorat HClO4 Asam format CHCOOH
Asam klorit HClO3 Asam hidrazida HN3
Asam bromit HBrO3 Asam sianida HCN
Asam perbromat HBrO4 Asam fluorida HF
Asam iodit HIO3 Hidrogen peroksida H2O2
Asam periodat HIO4 Asam hipoklorit HClO
Asam laktat HC3H5O3
ASAM LEMAH Asam nitrit HNO2
Asam oksalat C2H2O4
Fenol C6H5OH C6H5OH
BASA KUAT Asam propanoat CH3CH2COOH
Nama Basa Kuat Asam sulfit H2SO3
Asam urat C5H3N4O3H
Litium hidroksida LiOH
Asam fosfat H3PO4
Atrium hidroksida NaOH
Asam sulfida H2S
Kalium hidroksida KOH
Asam arsenat H3AsO4
Kalsium hidroksida Ca(OH)2
Asam butanoat C3H7COOH
Rubidium hidroksida RbOH
Asam heptanoat C4H9COOH
Stronsium hidroksida Sr(OH)2
Asam heksanoat C5H11COOH
Secium hidroksida CsOH
Asam oktanoat C7H15COOH
Barium hidroksida Ba(OH)2
Asam pentanoat C6H13COOH

BASA LEMAH
Nama Basa Lemah
gas amoniak NH3
besi(II) hidroksida Fe(OH)2
Hydroxylamine NH2OH
Aluminium hydroxide Al(OH)3
Iron (III) hydroxide Fe(OH)3
Ammonium hydroxide NH4OH
Metilamin hydroxide CH3NH3OH
Etilamin hydroxide C2H5NH3OH
VIII Kesimpulan
Berdasarkan percobaan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa cara menentukan asam, basa dan netral
suatu larutan menggunakan kertas lakmus , yaitu dengam melihat perubahan warna yang terjadi pada kertas
lakmus yang telah dicelupkan.Apabila kertas lakmus merah berubah menjadi biru, maka sifat larutan tersebut
adalah basa.Apabila kertas lakmus biru berubah menjadi merah, maka sifat larutan tersebut adalah asam
Apabila kertas lakmus tidak mengalami perubahan warna, maka sifat larutan tersebut adalah netral.

Anda mungkin juga menyukai